Anda di halaman 1dari 10

Analisis Minat Investor di Jabodetabek Untuk Menggunakan Aplikasi IPOT

dengan Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM)

Analysis of Investors in Jabodetabek Intention for Using the IPOT Application using
the Technology Acceptance Model (TAM) Approach

¹⁾Rindah Febriana Suryawati, ²⁾Satrio Ponco Sushadi


¹⁾IPBiUniversity,iJl.iAgatisiKampusiIPBiDramaga,iBogor, Babakan, Dramaga, West Java 16680
²⁾IPBiUniversity,iJl.iAgatisiKampusiIPBiDramaga,iBogor, Babakan, Dramaga, West Java 16680
e-mail: ¹⁾rindah.sujatmoko@gmail.com, ²⁾ponco_itk@apps.ipb.ac.id

ABSTRACT
The development of information technology is revolutionizing business activities towards digital. The
capital market is one of the businesses that revolutionizes its business model towards digital. IPOT is a service
provider platform for conducting transactions on the Indonesia Stock Exchange (IDX). Currently IPOT is the most
popular application in Indonesia to perform transactions in the capital market. This study aims to analyze the effect
of perceived usefulness, perceived ease of use, and perceived trust on investors intention in using the IPOT
application in Jabodetabek. This research uses IBM SPSS Statistics 26 and SmartPLS 3.0 software for data
processing. The results of this study indicate that there is a significant positive effect of perceived usefulness and
perceived ease of use in investors intention to use the IPOT application, and it is found that the perceived trust does
not affect investor intention to use the IPOT application.

Keywords : IPOT, perceivediusefulness,iperceivedieaseiofiuse,iperceiveditrust,iintentionitoiuse

ABSTRAK
Perkembangan teknologi informasi turut merevolusi kegiatan bisnis menuju ke arah digital. Pasar modal
merupakan salah satu usaha yang merevolusi model bisnisnya ke arah digital. IPOT merupakan salah satu platform
penyedia layanan untuk melakukan transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saat ini, IPOT merupakan aplikasi
paling digemari di Indonesia untuk bertransaksi di pasar modal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
persepsi manfaat, persepsi kemudahan, dan persepsi kepercayaan terhadap minat penggunaan aplikasi IPOT pada
investor di Jabodetabek. Penelitian ini memanfaatkan perangkat lunak IBM SPSS Statistics 26 dan SmartPLS 3.0
untuk pengolahan data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh positif signifikan dari persepsi
manfaat dan persepsi kemudahan dalam minat investor untuk menggunakan aplikasi IPOT, serta ditemukan persepsi
kepercayaan tidak mempengaruhi minat investor untuk menggunakan aplikasi IPOT.

Kata kunci : IPOT, persepsiimanfaat,ipersepsiikemudahan,ipersepsiikepercayaan,iminatipenggunaan

*Corresponding author
Alamat e-mail: rindah.sujatmoko@gmail.com
PENDAHULUAN
Teknologi informasi telah membantu manusia untuk melakukan segala kegiatan secara
efektif dan efisien. Melalui teknologi informasi, manusia dapat melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan pengolahan data dan proses penyaluran data tersebut menjadi informasi
yang dapat dipahami oleh manusia dengan waktu singkat (Indrajit 2001). Salah satu contoh
produk yang dihasilkan dari perkembangan teknologi informasi adalah internet.
Manfaat internet sendiri dapat dirasakan pada kehidupan sehari-hari, seperti pada saat
seseorang mengakses aplikasi sosial/media, melakukan pembayaran elektronik, membeli produk
digital maupun fisik hingga melakukan perkuliahan online. Pada tahun 2019, Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat penetrasi pengguna internet telah
mencapai jumlah 73,7% dari total 266 juta penduduk Indonesia. Artinya, sekitar 196,7 juta
penduduk Indonesia telah mendapatkan akses internet (APJII 2012) salah satu manfaat adanya
teknologi internet adalah menjadi media untuk melakukan kegiatan bisnis.
Dalam menjalankan kegiatan bisnis, perusahaan memerlukan modal kerja. Salah satu
bentuk modal kerja yang bisa didapatkan oleh perusahaan adalah dengan menerbitkan surat-
surat berharga. Kegiatan membeli surat berharga ini biasa disebut dengan investasi.
Pasar modal di Indonesia secara resmi telah ada sejak tahun 1912. Pada tahun tersebut,
Amserdamse Effectenbeurs mendirikan cabang bursa efek di Batavia (sekarang Jakarta) (Muklis
2016). Di kala itu, kegiatan investasi di bursa efek masih dilakukan dengan menggunakan buku
catatan. Berdasarkan data yang dimiliki Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) (2021),
jumlah investor pasar modal di Indonesia hingga Februari 2021 telah mencapai jumlah 4,5 juta
jiwa.
Pemanfaatan internet telah turut serta mentransformasi cara transaksi di pasar modal.
Internet telah memangkas tiga penyebab dari kurangnya partisipasi di pasar saham yaitu
transaction costs, information costs, dan limited access (Bogan 2008). Saat ini, terdapat banyak
layanan digital dimana calon investor dapat dengan mudah mengakses dan mengetahui
informasi mengenai jenis-jenis surat berharga yang ditawarkan oleh perusahaan. PT Indo
Premier Sekuritas merupakan salah satu penyedia layanan digital untuk dapat mengakses pasar
modal. Platform ini disebut dengan Indo Premier Online Technology (IPOT).
IPOT adalah platform digital untuk melakukan transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI).
IPOT menawarkan layanan untuk melakukan transaksi saham, reksadana, dan obligasi. PT Indo
Premier Sekuritas pertama kali meluncurkan IPOT pada Oktober 2007 lewat aplikasi desktop
dengan tujuan untuk mengimplementasikan Remote Trading System (Antaranews 2007). Hingga
saat ini, IPOT telahidiunduhilebihidarii1,000,000ikaliidiiGoogleiPlayiStore.
Pada survei yang dilakukan Siregar (2021), didapatkan bahwa IPOT merupakan aplikasi
investasi paling populer di Indonesia. Menurut data dari hasil survei tersebut, sebanyak 37.1%
responden memilih IPOT sebagai aplikasi untuk bertransaksi di pasar modal. Persentase IPOT
sebagai aplikasi yang paling populer untuk bertransaksi di pasar modal dapat dilihat pada
Gambar 1.
Lainnya
RHB Trade
Smart
E-Smart
IPOT
HOTS

POEMS

MOST
Stockbit
Bibit Bareksa

Gambar 1. Persentase aplikasi investasi terpopuler Februari – Maret 2020


Sumber: Siregar 2021 (Diolah)
Menurut PT. BEI dalam Kencana (2017), Jabodetabek menjadi pusat transaksi pasar
modal dengan persentase mencapai 95% dari seluruh investor yang ada di Indonesia. Alasannya
terkait dengan tingkat literasi dan inklusi masyarakat perkotaan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan rataan seluruh Indonesia. Berdasarkan strata wilayah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
(2019) mencatat indeks literasi keuangan untuk wilayah perkotaan mencapai 41,41% dan indeks
inklusi keuangan sebesar 83,60%, sedangkan persentase indeks literasi dan inklusi keuangan
untuk masyarakat perdesaan berurut sebesar 34,53% dan 68,49%. Sementara itu, Survei
Nasional Literasi Keuangan OJK 2019 mencatat indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia
memiliki persentase 38,03% dan indeks inklusi keuangan 76,19%.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui intention to use dari investor di Jabodetabek
menggunakan aplikasi IPOT untuk melakukan transaksi di pasar modal, sebagai bentuk dari
evaluasi dan pemutakhiran layanan dari aplikasi investasi. Penelitian ini mengangkat topik
Analisis Minat Investor di Jabodetabek Untuk Menggunakan Aplikasi IPOT dengan Pendekatan
Technology Acceptance Model (TAM). Model TAM merupakan analisis yang acap digunakan
dalam menentukan penerimaan masyarakat terhadap suatu sistem teknologi baru. Banyak
penelitian sebelumnya telah dapat merumuskan variabel apa saja yang dipertimbangkan oleh
pengguna dalam menerima teknologi baru, contohnya Najib (2020), Chong (2021) dan Kholid
(2020). Analisis ini bertujuan untuk mengkaji investor yang memilih menggunakan aplikasi
IPOT sebagai alat transaksi di pasar modal, sehingga dapat menjadi masukan bagi perusahaan
untuk mengambil keputusan manajerial.

Tinjauan Pustaka
Davis (1989) merumuskan TAM dengan tujuan memberikan penjelasan teoritis yang
valid tentang motivasi seseorang dalam menggunakan sistem komputer. Teori ini merupakan
pengembangan “Theory of Reasoned Action” yang dirumuskan oleh Fishbein & Ajzen (1975).
Menurut Loanata dan Tileng (2016) TAM merupakan sistem model yang digunakan untuk
menganalisis dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan
teknologi.
TAM percaya bahwa minat individu dalam menggunakan sistem teknologi ditentukan
oleh dua keyakinan: (1) persepsi manfaat, yang didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang
percaya bahwa menggunakan sistem akan meningkatkan kinerja pekerjaan mereka (2) persepsi
kemudahan, didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem
akan memfasilitasi pekerjaan mereka (Venkatesh & Davis 2000). Hubungan antar konstruk
pada modeliTAM yang dijelaskan olehiDavisi(1989)idapatidilihatipadaiGambar 2.
Perceived
Usefulness

External Attitude Intention Actual


Variables Towards toiUse Usage
Use

Perceived
EaseiofiUse

Gambar 2. Theory Acceptance Models


Sumber: Davis (1989)

Di dalam perkembangannya, Bryant (2017) menjelaskan pentingnya variabel kepercayaan


(trust) dalam model TAM untuk penerimaan sistem teknologi sebagaimana pentingnya layanan
dan pengiriman informasi serta penggunaan data pribadi pengguna (user). Faktor kepercayaan
menawarkan penjelasan tambahan yang penting untuk mengadopsi layanan atas transaksi
keuangan seluler (mobile) (Dahlberg et al. 2003). Selain itu, kepercayaan muncul ketika
seseorang merasa bahwa pihak penyedia layanan memiliki faktor yang berguna selain
profitabilitas (Dehghan et al. 2011).

METODEiPENELITIAN
WaktuidaniTempat
Penelitian ini dilakukan dengan metode penyebaran kuisioner pada responden investor di
Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) yang menggunakan aplikasi IPOT untuk
melakukanitransaksiidi dalam pasar modal. Pengumpulan data dilakukan pada April-Mei 2021.
JenisidaniSumberiData
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Jenis
sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling
merupakan teknik non-probability sampling dimana melibatkan pemilihan individu atau elemen
yang disengaja oleh peneliti berdasarkan kriteria yang telah ditentukan (DePoy & Gitlin 2015).
Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah data primer berupa pengumpulan data melalui
kuisoner dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria responden sebagai
berikut:
1. Investor pasar modal yang berdomisili di Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi
(Jabodetabek).
2. Mengunduh aplikasi IPOT dari PT. Indo Premier Sekuritas melalui Google Play Store
atau Apple Store.
3. Investor tersebut telah bertransaksi atau melakukan perputaran dana pribadi menggunakan
aplikasi IPOT.
Penelitian ini menggunakan instrumen survei dengan melakukan penyebaran kuisioner.
Sampel penelitian didapatkan dari sosial media seperti Facebook, Twitter, Telegram dan sosial
media lain. Peneliti melakukan pendekatan terlebih dahulu seperti pesan langsung kepada
responden untuk mengetahui apakah responden telah memenuhi kriteria untuk melakukan
pengisian kuisioner. Total sampel yang diteliti berjumlah 100 kuisioner yang diisi oleh
responden valid.
Pengukuran
TAM pertama kali dikembangkan oleh Davis (1989) dengan tujuan untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi diterimanya suatu teknologi baru. Model TAM diadaptasi
dari penelitian-penelitian sebelumnya (Chong et al., 2021; Najib & Fahma, 2020; Kholid et al.,
2020; Rahayu & Purbandari, 2019; Yani et al., 2018). Penelitian ini melibatkan faktor persepsi
manfaat (PU), persepsi kemudahan (PEOU), persepsi kepercayaan (PT) dan minat penggunaan
(BITU).
Persepsi Manfaat (Perceived usefulness)
Dari penelitian yang dilakukan Chong et al. (2021) dengan menggunakan TAM Davis
(1989), ditemukan bahwa faktor persepsi manfaat berpengaruh positif terhadap minat
penggunaan aplikasi mobile stock trading di Malaysia.
H1: persepsi manfaat berpengaruh positif terhadap minat penggunaan aplikasi IPOT untuk
transaksi di pasar modal.
Persepsi Kemudahan (Perceivedieaseiofiuse)
Dari penelitian yang dilakukan Roca et al. (2009) dengan menggunakan model TAM
Davis (1989), ditemukan bahwa faktor persepsi kemudahan berpengaruh positif terhadap minat
penggunaan online trading (pasar bebas).
H2: persepsi kemudahan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan aplikasi IPOT untuk
transaksi di pasar modal.
Persepsi Kepercayaan (Perceived trust)
Dari penelitian yang dilakukan Abroud et al. (2013) dengan menggunakan model Adela
et al. (2001), ditemukan bahwa faktor persepsi kepercayaan berpengaruh positif terhadap minat
penggunaanitrading pasar saham secara online.
H3: persepsi kepercayaan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan aplikasi IPOT untuk
transaksi di pasar modal.
Penelitian ini menggunakan teknik analisis SEM Partial Least Square (PLS) dengan
mempertimbangkan indikator-indikator pada persepsi manfaat, persepsi kemudahan dan
kepercayaan dalam menggunakan IPOT. Kerangka pemikiran dari penelitian ini ditunjukkan
pada Gambar 3.

Online Trading sebagai


bentuk digitalisasi transaksi
dalam pasar modal

Aplikasi Mobile Trading:


IPOT

Persepsi Manfaat Persepsi Kemudahan Kepercayaan (Trust)

H1 H2 H3

Minat Dalam Menggunakan


Aplikasi IPOT
TAM

Informasi Penerimaan
Pengguna IPOT

Gambar 3. Model penelitian

Tabeli1.iVariabelidaniindikatoripenelitian
Variabel Indikator Kode Sumber
Persepsi IPOT memungkinkan saya untuk melakukan PU1 Priyono (2017),
Manfaat (PU) kegiatan trading Gardner dan
Amoroso (2004)
IPOT meningkatkan performa saya dalam melakukan PU2
kegiatan trading

IPOT memudahkan saya dalam melakukan kegiatan PU3


trading
IPOT meningkatkan keefektifan kegiatan trading PU4
saya
IPOT mempercepat aktivitas saya dalam melakukan PU5
kegiatan trading
Secara keseluruhan, saya merasa IPOT bermanfaat PU6
dalam kegiatan trading saya

Persepsi Menurut saya IPOT mudah untuk digunakan PEOU1 Pousttchi dan
Kemudahan Goeke
(PEOU) Menurut saya mudah untuk menggunkan IPOT PEOU2
(2011), Gardner
seperti yang saya inginkan
dan Amoroso
Mudah bagi saya untuk memahami bagaimana PEOU3 (2004)
menggunakan IPOT
Variabel Indikator Kode Sumber
Menurut saya transaksi trading dengan IPOT terasa PEOU4
lebih fleksibel
Proses transaksi di IPOT terasa cepat PEOU5
Proses registrasi IPOT terasa mudah PEOU6
Kepercayaan IPOT dapat dipercaya sebagai layanan untuk PT1 Najib (2020),
(PT) transaksi trading di pasar modal Priyono (2017
IPOT merupakan aplikasi trading yang menjaga PT2
komitmen dan layanan
Saya percaya bahwa IPOT berupaya menjaga selalu PT3
kepentingan saya dalam bertransaksi
Saya percaya bahwa IPOT akan menjaga data pribadi PT4
saya dari ancaman retas
IPOT merupakan aplikasi trading yang menjaga PT2
komitmen dan layanan
Saya percaya bahwa IPOT berupaya menjaga selalu PT3
kepentingan saya dalam bertransaksi
Saya percaya bahwa IPOT akan menjaga data pribadi PT4
saya dari ancaman retas
Minat Untuk Saya akan dengan senang hati menggunakan IPOT BITU1 Priyono (2017),
Menggunaka Pousttchi dan
n Sistem Saya lebih memilih untuk melakukan trading lewat
Goeke
(BITU) aplikasi mobile dibanding desktop maupun transaksi BITU2
(2011), Chau
langsung
(1996)
Saya selalu menggunakan IPOT untuk kepentingan
transaksi trading BITU3
Saya berharap untuk terus menggunakan IPOT di
masa depan BITU4
Saya bermaksud menggunakan IPOT untuk
kepentingan transaksi trading di masa depan BITU5
Sumber: Data primer diolah (2021)
UjiiValiditasidaniReliabilitas
Terdapat dua jenis uji validitas yang dilakukan yaitu uji validitas konvergen (uji AVE)
dan uji validitas diskriminan (loadings). Vinzi et al. (2010) menjelaskan bahwa indikator dapat
dikatakan valid apabila memiliki nilai Average Variance Extracted (AVE) > 0.50. Pengujian
validitas diskriminan menjelaskan bahwa indikator dinyatakan valid apabila nilai loading dari
suatu indikator bernilai > 0.70 dan nilai loading masing-masing indikator terhadap variabel laten
lebih besar dibandingkan dengan nilai loading terhadap variabel lain. Reliabilitas dari variabel
penelitian dapat dinyatakan baik apabila nilai cronbach’s alpha dan composite reliability
masing-masing bernilai > 0.70.
Tabel 2. Hasil uji validitas dan reliabilitas
Konstruk Loadings AVE CR CA
PerceivediUsefulnessi(PU)
PU1i 0.543
0.605 0.900 0.865
PU2i 0.825
PU3i 0.791
Konstruk Loadings AVE CR CA
PU4i 0.877
PU5i 0.779
PU6i 0.808
PerceivediEaseiofiUsei(PEOU)
PEOU1i 0.661
PEOU2i 0.756
PEOU3i 0.703 0.504 0.858 0.803
PEOU4i 0.723
PEOU5i 0.785
PEOU6i 0.616
Perceived Trust (PT)
PT1 0.621
PT2 0.910 0.670 0.888 0.833
PT3 0.874
PT4 0.838
BehavioraliIntentionitoiUsei(BITU)
BITU1i 0.750
BITU2i 0.555
0.563 0.864 0.805
BITU3i 0.780
BITU4i 0.816
BITU5i 0.819
Sumber:iDataiprimeridiolahi(2021)
Berdasarkan Tabel 2, masih terdapat 5 indikator yang tidak valid. Indikator tersebut
diantaranya PU1 dengan nilai loading factor sebesar 0.543, PEOU1 dengan nilai 0.661, PEOU6
dengan nilai 0.616, PT1 dengan nilai 0.621 dan BITU2 dengan nilai 0.555, yang mengharuskan
kelima indikator tersebut dikeluarkan dari prosedur penelitian SEM-PLS.
Uji Nilai R2
Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan nilai variabel independen
terhadap variabel dependen (Abdillah dan Jogiyanto 2015). Variabel dependen dari penelitian
ini merupakan minat menggunakan aplikasi IPOT. Hasil perhitungan R 2 pada penelitian ini
ditunjukkanipadaiTabeli3.
Tabeli3.iNilai R2
Variabel Dependen R2
MinatiPenggunaan 0.548
Sumber:iDataiprimeridiolahi(2021)
Berdasarkan Tabel 3, nilai R2 untuk variabel laten yaitu minat penggunaan adalah 0.548.
Hal tersebut dapat diartikan bahwa variabel persepsi manfaat, persepsi kemudahan dan persepsi
kepercayaan dapat menjelaskan variabel laten minat penggunaan sebesar 54.8%. Persentase sisa
sebesar 45.2%idijelaskaniolehivariabelilainidiiluaripenelitianiini.
HASILiDANiPEMBAHASAN
KarakteristikiResponden
Persentase jenis kelamin responden penelitian didominasi laki-laki sejumlah 64% dan
36% sisanya merupakan perempuan. Berdasarkan rentang usia, responden berusia 21-30 tahun
mendominasi dengan persentase 80%, dengan sisa 9% berusia 31-40 tahun, 8% berusia dibawah
20 tahun dan sisanya berumur 40-50 tahun. Berdasarkan status, 50% responden didominasi oleh
pelajar atau mahasiswa dan karyawan swasta atau BUMN sebesar 28%. Sementara itu
karakteristik pendidikan responden didominasi oleh tingkat Sarjana dengan persentase sebesar
70% dan tingkat SMA dengan persentase 25%. Berdasarkan domisili, responden terbesar berada
di wilayah Jakarta dengan persentase 36% dengan sisa lainnya cukup merata yaitu Bogor
dengan persentase 24%, Bekasi dengan persentase 19%, Tangerang dengan persentase 16% dan
yang paling kecil Depok dengan persentase 5%.
Beberapa dari investor dalam penelitian ini memiliki lebih dari satu jenis investasi. Dari
100 responden yang menggunakan IPOT terdapat 95 orang responden (95%) yang melakukan
investasi pada instrumen saham. Investor yang melakukan investasi pada instrumen Obligasi
terdapat 2% responden, instrumen Forex terdapat 5%, instrumen Reksadana terdapat 32% dan
pada instrumen mata uang kripto/Cryptocurrency sebesar 22%. Aplikasi IPOT sendiri memiliki
3 jenis instrumen investasi yang dapat dimasuki diantaranya Saham, Reksadana dan Reksadana
ETF.
Berdasarkan karakteristik pengalaman berinvestasi, penelitian ini didominasi oleh
investor yang berinvestasi dalam rentang waktu kurang dari satu tahun dengan proporsi 53%
dan responden yang berinvestasi dalam rentang waktu 1-3 tahun dengan proporsi 35%.
Responden dalam penelitian ini memiliki karakteristik pendapatan yang didominasi dalam
rentang kurang dari 50 juta per tahun dengan proporsi 71%, kemudian disusul oleh rentang
pendapatan 50-100 juta per tahun dengan proporsi 19%, rentang 101-150 juta per tahun dengan
proporsi 5%, rentang 151-200 juta per tahun dengan proporsi 3% dan rentang diatas 200 juta per
tahun dengan proporsi 2%.
Uji Path Coefficient
Abdillah dan Jogiyanto (2015) menjelaskan bahwa nilai koefisien path atau inner model
menunjukkan tingkat signifikansi dalam pengujian hipotesis. Sebuah variabel dikatakan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel latennya apabila memiliki nilai t-
statistic > t-tabel dengan nilai t-tabel sebesar 1.96 untuk hipotesis two-tailed pada nilai
pengujian α = 5% dan nilai p-values < 0.05. Nilai original sample menggambarkan sifat
hubungan antarvariabel yang digambarkan dari nilai -1 sampai 1. Nilai original sample, t-
statistic dan p-value didapatkan dari proses bootstrapping model path penelitian. Hasil
pengujian hipotesis melalui path coefficient disajikan padaiTabeli4.
Tabel 4. Nilai pathicoefficient
Hipotesis T-statistic P-value T-table Keterangan
Persepsi Manfaat → Minat
3,239 0,001 1,660 Diterima
Penggunaan
Persepsi Kemudahan → Minat
3,337 0,001 1,660 Diterima
Penggunaan
Persepsi Kepercayaan → Minat
1,571 0,117 1,660 Ditolak
Penggunaan
Sumber:iDataiprimeridiolahi(2021)

Berdasarkan Tabel 4, terdapat dua hipotesis yang diterima (H1 dan H2) dan satu hipotesis yang
ditolaki(H3). Melalui hasil uji tersebut maka didapatkan analisis hipotesisisebagaiiberikut.
H1 : Persepsi manfaat berpengaruh positif terhadap minat penggunaan aplikasi IPOT
untuk transaksi di pasar modal.
Hasil uji hipotesis memperlihatkan nilai t-statistic sebesar 3,239 dan p-value sebesar
0,001 yang mengindikasikan adanya pengaruh positif dari hubungan variabel persepsi manfaat
terhadap minat penggunaan. Persepsi manfaat memberikan minat untuk menggunakan aplikasi
IPOT terhadap investor di Jabodetabek. Dengan demikian dapat disimpulkan H1 diterima.
H2 : Persepsi kemudahan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan aplikasi
IPOT untuk transaksi di pasar modal.
Hasil uji hipotesis memperlihatkan nilai t-statistic sebesar 3,337 dan p-value sebesar
0,001 yang mengindikasikan adanya pengaruh signifikan dari hubungan variabel persepsi
kemudahan terhadap minat penggunaan. Persepsi kemudahan memberikan minat untuk
menggunakan aplikasi IPOT terhadap investor di Jabodetabek. Dengan demikian dapat
disimpulkan H2 diterima.
H3 : Persepsi kepercayaan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan aplikasi
IPOT untuk transaksi di pasar modal.
Hasil uji hipotesis juga memperlihatkan nilai t-statistic sebesar 1,571 dan p-value sebesar
0,117 yang mengindikasikan tidak terdapat pengaruh positif dari hubungan variabel persepsi
kepercayaan terhadap minat penggunaan. Persepsi kepercayaan tidak memberikan pengaruh
positif terhadap minat untuk menggunakan aplikasi IPOT terhadap investor di Jabodetabek.
Dengan demikian dapat disimpulkan H3 ditolak.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa
karakteristik investor yang menggunakan aplikasi IPOT di Jabodetabek didominasi oleh kaum
pria dengan usia antara 21-30 tahun, status pekerjaan mahasiswa, status pendidikan yang
ditempuh hingga tingkat sarjana, berdomisili di Jakarta, memiliki pengalaman berinvestasi
kurang dari satu tahun dan penerimaan per tahun di bawah 50 juta. Investor paling sering
melakukan investasi pada pasar saham. Variabel persepsi manfaat dan persepsi kemudahan
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel laten minat menggunakan
aplikasi IPOT. Hal tersebut menandakan bahwa ragam manfaat dan kemudahan dalam
menggunakan aplikasi IPOT menjadi faktor yang mendorong investor untuk menggunakan
aplikasi IPOT. Variabel persepsi kepercayaan memiliki pengaruh yang negatif terhadap variabel
laten minat menggunakan aplikasi IPOT. Dapat disimpulkan bahwa variabel persepsi
kepercayaan tidak mempengaruhiiminat investor untuk menggunakan aplikasi IPOT.

Anda mungkin juga menyukai