Anda di halaman 1dari 4

Kapsul 

dan lapisan lendir berfungsi sebagai lapisan pelindung, menjaga sel dari
kekeringan, membantu melekatkan diri pada substrat, dan menunjukkan virulensi
suatu bakteri. Kapsul pada bakteri patogen juga berfungsi untuk perlindungan diri
dari sistem imun sel inang. 
Kapsul adalah bagian asesori dari bakteri yang berbentuk padat dan tebal, berfungsi melindungi
bakteri dari suhu atau kondisi lingkungan yang ekstrim.

Fimbria adalah tabung protein yang menonjol dari membran pada banyak spesies
dari Proteobacteria. Fimbria umumnya pendek dan terdapat banyak di seluruh permukaan
sel bakteri. Struktur pili mirip dengan fimbria dan ada di permukaan sel bakteri namun tidak
banyak. Pili berperan dalam konjugasi bakteri. Fimbria hanya ditemukan pada bakteri
gram negatif, dimana bakteri tersebut memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis pada
dinding selnya.

Fimbriaenberfungsi Pada bakteri patogen yang menyebabkan infeksi, fimbria dan komponen
permukaan lainnya dapat berperan sebagai faktor pelekat spesifik,

Fungsi fimbria dianggap membantu bakteri untuk bertahan hidup dan berinteraksi dengan inang

Endospora

sebagai survival structure (struktur dorman) yang memungkinkan bakteri bertahan pada keadaan
yang tidak menguntungkan seperti kondisi lingkungan yang ekstrim (kekeringan, temperatur sangat
rendah atau sangat tinggi) atau kekurangan nutrisi

Beberapa genus bakteri Gram-positif,


seperti Bacillus, Clostridium, Sporohalobacter, Anaerobacter, dan Heliobacterium, dapat
membentuk struktur yang sangat resistan yang
disebut endosporaseperti Bacillus dan Clostridium Endospora ini tahan terhadap kondisi
lingkungan ekstrem seperti suhu yang tinggi, kekeringan, senyawa kimia beracun
(disinfektan, antibiotik) dan radiasi sinar UV.

Mekanisme terjadinya sporulasi adalah sebagai berikut:

1. Pada tahap pertama bakteri membentuk filamen aksial. Pembentukan filamen


aksial tidak berlangsung lama.
2. Pembentukan septum asimetris, menghasilkan sel induk dan calon sel pra-
spora. Masing-masing sel menerima DNA anakan.
3. Selanjutnya terjadi fagositosis sel pra-spora oleh sel induk, sehingga sel pra-
spora menjadi bentukan yang disebut protoplas.
4. Tahap ketiga adalah perkembangan protoplas yang disebut perkembangan
spora-awal (forespore). Pada perkembangan spora-awal belum terbentuk
peptidoglikan, sehingga bentuk spora-awal tidak beraturan (amorf).
5. Pembentukan korteks (peptidoglikan). Spora-awal menyintesis peptidoglikan
sehingga spora-awal mempunyai bentuk pasti. Pembentukan peptidoglikan oleh
spora-awal disebut juga pembentukan korteks.
6. Pembentukan pembungkus (coat). Spora-awal menyintesis berlapis-lapis
pembungkus spora. Pembungkus spora disintesis baik secara terus-menerus
maupun terputus-putus, sehingga tampak seperti penebalan korteks. Material
korteks dan pembungkus spora berbeda.
7. Pematangan spora. Spora bakteri menyintesis asam dipokolinat dan melakukan
pengambilan kalsium. Dua komponen ini merupakan karakteristik resistensi dan
dormansi endospora.
8. Tahap terakhir adalah pelepasan spora. Terjadi lisis sel induk, sehingga spora
yang telah matang keluar. Tidak ada aktivitas metabolik yang terjadi sampai
spora siap untuk melakukan germinasi. Proses sporulasi ini biasanya
berlangsung sekitar 15 jam
9. Endospora
10. Endospora adalah struktur spesifik yang ditemukan pada
beberapa jenis bakteri. Karena kandungan air endospora sangat
rendah bila dibandingkan dengan sel vegetatifnya, maka endospora
berbentuk sangat padat dan sangat refraktil bila dilihat di bawah
mikroskop.
11. Bakteri pembentuk spora lebih tahan terhadap desinfektan,
sinar, kekeringan, panas, dan kedinginan. Kebanyakan bakteri
pembentuk spora tinggal di tanah, namun spora bakteri dapat
tersebar di mana saja
12. Struktur Endospora
13. Ketika dilakukan pengamatan menggunakan mikroskop
cahaya, struktur ini sangat refraktif karena impermeabel terhadap
pewarna yang umumnya digunakan untuk pengamatan bakteri.
Pengamatan menggunakan mikroskop elektron menunjukkan
perbedaan yang sangat besar antara sel vegetatif dan endospora.
Endospora memiliki lapisan terluar, yaitu eksosporium. Di dalamnya
terdapat beberapa lapisan protein. Di bawah eksosporium terdapat
korteks, yang terdiri atas peptidoglikan yang terhubung silang secara
longgar. Di dalam korteks, terdapat sebuah inti, yang mengandung
dinding inti, membran sitoplasma, sitoplasma, nukleoid, ribosom, dan
beberapa seluler yang esensial.
14. Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik,
dan ribosom. Dinding endospora yang tebal tersusun atas protein
dan menyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi
cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan
menguntungkan endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru.
15. Contoh bakteri yang membentuk endospora
16. Jenis bakteri yang dapat membentuk spora adalah Clostridium
dan Bacillus. Clostridium adalah bakteri yang bersifat anaerobik,
sedangkan Bacillus pada umumnya bersifat aerobik.  Struktur
endospora dapat bervariasi untuk setiap jenis spesies, tetapi
umumnya hampir sama.
17. Pelajari lebih lanjut:
18. Materi tentang kandungan endospora brainly.co.id/tugas/24597893
19. Detail Jawaban:
20. Kelas: VII
21. Mapel: Biologi  
22. Bab: Klasifikasi Makhluk Hidup
Beberapa bakteri yang dapat membentuk endospora adalah bakteri
yang hidup di lingkungan ekstrem atau tidak menguntungkan

Plasmid  

 Adalah DNA diluar nukloid yang dapat menduplikasi diri.  


 Plasmid dapat dipindahkan ke bakteri lain melalui proses konjugasi.
 Terdiri atas beberapa gen dengan informasi genetik seperti sifat
bakteri tahan antibiotik tertentu dan logam berat.  

Plasmid berfungsi dalam rekayasa genetika sebagai vektor yang membawa gen asing yang
ingin disisipkan pada bakteri

Eksotoksin: protein yg disekresikan oleh bakteri + dan -

Endotoksin: komponen lipopolisakarida dr membrane luar bakteri gram negative,


dilepaskan jika bakteri mati dan dinding selnya hancur

Ciri ciri protista mirip jamur secara umum adalah protista ini


mempunyai struktur tubuh dan cara reproduksi yang mirip dengan
kelompok jamur (Fungi). Contohnya cara reproduksi jamur lendir
yang hampir sama dengan jamur, tetapi tidak dapat dikelompokkan
dalam kingdom jamur (Fungi) karena gerakan pada fase
aseksualnya lebih mirip dengan Amoeba. Sementara itu, jamur air
lebih menyerupai ganggang pada struktur molekulnya, hanya saja
tidak mengandung klorofil. Oleh karena itu, jamur lendir dan jamur
air di masukkan ke dalam kelompok protista mirip jamur.Protista
mirip jamur secara umum dibedakan menjadi 2 filum yaitu Filum
Jamur Lendir (Mycomycota) dan filum Jamur Air (Oomycota)

Anda mungkin juga menyukai