KEL 2 Pengembangan Pembangunan Pendidikan - Nurul - Josua

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 33

Makalah

PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN


(MASTER PLAN EDUCATION)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan Mata Kuliah

Perencanaan Pendidikan dan Pelatihan

Dosen: Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd

Disusun Oleh

1. Nurul Aprilia Yusri 8206122004


2. Josua Fransisko Munthe 8206122006

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena karuniaNya telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini.

Makalah dengan judul Pengembangan Pembangunan Pendidikan (Master Plan

Education) disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Perencanaan

Pendidikan dan Pelatihan di program studi Teknologi Pendidikan Universitas

Negeri Medan. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat

menambah wawasan bagi para pembaca mengenai rencana pembangunan

pendidikan di daerah.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Prof. Dr. Sahat Siagian,

M.Pd atas tugas yang diberikan sehingga dapat menambah pengetahuan dan

wawasan terkait materi yang dibahas pada makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi

kesempurnaan makalah ini.

Medan, September 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Fungsi pendidikan ditengah-tengah masyarakat saat ini merupakan salah
satu tiang fondasi bagi pembangunan bangsa Indonesia.Undang-Undang Dasar
1945 telah memaktubkan bahwa negara mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
pendidikan.Amanah dasar negara Indonesia dilakukan dengan membangun
pendidikan yang bermutu dan berakhlak mulia.Perjalanan pembangunan di
Indonesia telah menciptakan berbagai pembaharuan demi menuju kesejahteraan
masyarakat.Setiap tindakan pembangunan yang dilakukan, dilaksanakan untuk
mendukung kecerdasan dan kemakmuran rakyat banyak.Salah satunya melalui
pendidikan.Hal ini dapat dilihat pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
yang jelas tertulis bahwa tujuan negara salah satunya adalah mencerdaskan
kehidupan berbangsa. Di Indonesia, metode pembangunannya kita kenal dengan
istilah pembangunan nasional. Pada Pembangunan Nasional, terdapat lima aspek
komponen yang menjadi tujuan akhir, yaitu (1) kemakmuran di bidang material,
(2), kesejahteraan fisik dan rohaniah, (3) kebahagian, (4) masyarakat, bangsa yang
berkeadilan sosial dan (5) kesejahteraan mental, yaitu kaitannya dengan
peningkatan pendidikan melalui penambahan pengetahuan dan keterampilan.
Pendidikan dalam hal ini menentukan arah pembangunan nasional.Jika tingkat
pendidikan bangsa Indonesia masih rendah, maka hal ini menjadi salah satu faktor
penghambat pembangunan nasional.
Kemajuan suatu bangsa terletak pada kualitas dari sumber daya manusia
yang dimiliki negara tersebut.Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia
berkaitan erat dengan pengembangan pembangunan pendidikan. Ada tiga strategi
yang perlu dikembangkan, yakni: strategi pertama, pengembangan guru. Ini hal
utama yang perlu dilakukan. Bila guru hebat, maka sekolah, siswa, dan
lingkungan pun juga akan hebat. Seorang guru dapat berperan penting dalam
membuat suasana belajar di sekolah menjadi menyenangkan. seorang siswa akan
menyukai satu mata pelajaran bukan karena buku teks mata pelajaran, melainkan
sosok seorang guru yang dapat membawakan suasana menyenangkan dalam
proses belajar mengajar. Untuk itu, para guru lakukanlah hal yang mulia, jadilah
guru yang inspiratif. Dengan begitu siswa dan masyarakat akan
menghormati gurunya.
Strategi kedua dalam mengembangkan pendidikan adalah memperkuat
peran orang tua siswa.Orang tua itu adalah pendidik terpenting yang paling tak
tersiapkan.Hal ini tidak boleh terjadi dalam dunia pendidikan, karena orang tua
adalah yang utama dalam pembentukan karakter seorang anak. Oleh sebab itu
orang tua harus diperkuat perannya, dan dapat terlibat dalam proses pendidikan.
Strategi terakhir adalah melibatkan para siswa sebagai upaya menciptakan
suasana yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar. Mendikbud
mengajak para pemangku kepentingan di bidang pendidikan untuk bertanya
kepada para siswa mengenai proses belajar seperti apa yang diinginkan. Hal
tersebut perlu dilakukan, karena siswa yang menjalankan proses belajar. Proses
belajar yang baik bukan menginstalasi materi kepada siswa, melainkan
menumbuhkan seluruh potensi yang ada pada siswa.
Pembangunan tentunya telah menjadi hal paling sentral pada hampir
semua negara. Konsep dan tujuan negara berkembang dalam mencapai apa yang
disebut pembangunan pun menjadi wacana utama bagi negara-negara maju.
Secara global, pembangunan telah menjadi standard moral untuk melihat
majunya suatu negara, dan biasanya penanda utamanya terletak pada bidang
ekonomi.Padahal dasar sebuah pembangunan sejatinya tidak hanya melihat dari
aspek ekonomi, namun juga aspek sosial termasuk pendidikan di dalamnya. Istilah
pembangunan seharusnya disadari sebagai suatu proses perbaikan yang
berkelanjutan atas sistem sosial secara keseluruhan menuju kehidupan yang lebih
baik dan manusiawi. Jadi pengertian pembangunan lebih mencerminkan total
suatu masyarakat atau penyesuaian sistem sosial secara keseluruhan tanpa
mengabaikan keragaman kebutuhan dasar dan kepentingan individu atau
kelompok sosial yang ada di dalamnya, untuk melangkah lebih maju kepada suatu
kondisi kehidupan yang serba lebih baik secara materiil maupun spiritual.
Pembangunan pendidikan di Indonesia dimulai dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dalam waktu 5 tahun oleh
Kepala Negara.Kemudian, masing-masing dari kementerian menyusun rencana
strategis (Renstra) sebagai terjemahan dari RPJMN.Dari Rencana Strategis selama
5 tahun diturunkan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga dan dituangkan ke
dalam Rencana Aksi masing-masing.Dari perencanaan tersebutlah dilakukan
penyusunan kerangka kerja dari masing-masing departemen, kementerian dan
lembaga serta naungan unit kerja di bawahnya. Untuk masing-masing dari baik
Provinsi maupun Kabupaten/Kota, dimulai dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) yang diterjemahkan dari RPJMN diikuti dengan
Rencana Strategis Perangkat Daerah masing-masing, kemudian diturunkan
menjadi Rencana Kerja Pemerintah Daerah hasil dari terjemahan RPJMD per 5
tahunan oleh kepala daerah dan disusul dengan Renja (Renja Kerja) per tahunan
berdasarkan RPJMD diikuti dengan Rencana Aksi Perangkat Daerah dan akhirnya
disusun dalam bentuk penganggaran pada Daftar Isian Pengadaan Anggaran
(DIPA) atau Dokumen Pengadaan Anggaran (DPA).

Dari latar belakang di atas, kelompok 2 ingin menyajikan informasi


bagaimana Pengembangan Pembangunan Pendidikan (Master Plan Education)
yang ada di Indonesia dilihat dari Rencana Strategis Pemerintah Daerah.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah bagaimana
pengembangan pembangunan pendidikan di Indonesia?

1.3.Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari makalah ini adalah untuk menjelaskan bagaimana
pengembangan pembangunan pendidikan pada pemerintah daerah.
Manfaat dari makalah ini adalah untuk menambah khazanah dan
pengembangan materi pendidikan dan pelatihan pada Program Studi Teknologi
Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Perencanaan Pembangunan


Pemerintah Negara Indonesia dibentuk untuk melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial. Untuk mewujudkan tujuan Pemerintah Negara Indonesia tersebut
dilaksanakan pembangunan nasional secara bertahap dan
berkesinambungan.Sebelum adanya perubahan atau amandemen Undang-Undang
Dasar 1945 (UUD 1945), arah pembangunan nasional itu ditetapkan melalui
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN). GBHN ini merupakan haluan Negara
tentang pembangunan nasional dalam garis-garis besar sebagai pernyataan
kehendak rakyat yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
setiap lima tahun.
Setelah adanya Perubahan Ketiga UUD 1945, MPR tidak lagi menetapkan
garis-garis besar daripada Haluan Negara (GBHN). Seiring dengan
dihapuskannya GBHN, agar dapat disusun perencanaan pembangunan Nasional
yang dapat menjamin tercapainya tujuan negara diatur adanya sistem perencanaan
pembangunan Nasional melalui keluarnya UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (disebut: UU SPPN). Dalam UU SPPN
diatur mengenai Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP
Nasional) yaitu dokumen perencanaan untuk periode 20 (dua puluh) tahun;
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM Nasional), yaitu
dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun; dan Rencana Pembangunan
Tahunan Nasional yang disebut Rencana Kerja Pemerintah (RKP), adalah
dokumen perencanaan Nasional untuk periode 1 (satu) tahun. Sedangkan pada
tingkat daerah, UU SPPN ini mengatur adanya RPJP Daerah, RPJM Daerah, dan
RKP Daerah.
Dibentuknya UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (UU SPPN) dalam rangka memberikan pengaturan dalam
menyusun perencanaan pembangunan Nasional.UU SPPN ini lahir untuk
menjamin agar kegiatan pembangunan berjalan efektif, efisien, dan bersasaran.
Dan agar dapat menjamin tercapainya tujuan negara, sebagaimana dimaksudkan
dalam Pembukaan UUD 1945. Pasal 13 ayat (1) Undang-Undang Nomor 25
Tahun2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (UU SPPN)
mengamanatkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional yang
ditetapkan dengan Undang-undang. Maka sebagai tindaklanjut dari ketentuan UU
SPPN itu dikeluarkan UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (disebut: UU RPJP Nasional). RPJP
Nasional merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya pemerintahan Negara
Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, dalam bentuk visi, misi, dan arah pembangunan
Nasional.9 RPJP Nasional Tahun 2005-2025 ini menjadi landasan bagi Program
Pembangunan Nasional Tahun 2005-2025.UU SPPN mengatur proses penyusunan
dan penetapan RPJP Nasional sebagai berikut: Menteri menyiapkan rancangan
RPJP Nasional, dan menjadi bahan utama bagi Musrenbang Jangka Panjang.
Musrenbang Jangka Panjang ini diselenggarakan oleh Menteri dan diikuti oleh
unsur-unsur penyelenggara Negara dengan mengikutsertakan masyarakat.Setelah
itu Menteri menyusun rancangan akhir RPJP Nasional berdasarkan hasil
Musrenbang Jangka Panjang tersebut.Kemudian, RPJP Nasional ini ditetapkan
dengan Undang-Undang.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM Nasional)
merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden yang penyusunannya
berpedoman pada RPJP Nasional, yang memuat strategi pembangunan Nasional,
kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga dan lintas
Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka
ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh
termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi
dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
RPJM Nasional yaitu dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk
periode 5 (lima) tahunan, yaitu RPJM Nasional I Tahun 2005–2009, RPJM
Nasional II Tahun 2010– 2014, RPJM Nasional III Tahun 2015–2019, dan RPJM
Nasional IV Tahun 2020–2024.14 Sesuai ketentuan UU SPPN, RPJM Nasional
disusun dan ditetapkan melalui proses: Menteri menyiapkan rancangan awal
RPJM Nasional sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden ke
dalam strategi pembangunan Nasional, kebijakan umum, program prioritas
Presiden, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian
secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal. Pimpinan
Kementerian/Lembaga menyiapkan rancangan Rencana Strategis Kementerian/
lembaga (Renstra-KL) sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dengan
berpedoman kepada rancangan awal RPJM Nasional.
Selanjutnya, Menteri menyusun rancangan RPJM Nasional dengan
menggunakan rancangan Renstra-KL dan berpedoman pada RPJP
Nasional.Rancangan RPJM Nasional ini menjadi bahan bagi Musrenbang Jangka
Menengah.Musrenbang Jangka Menengah diselenggarakan oleh Menteri dan
diikuti oleh unsur-unsur penyelenggara Negara dan mengikutsertakan
masyarakat.Kemudian, Menteri menyusun rancangan akhir RPJM Nasional
berdasarkan hasil Musrenbang Jangka Menengah ini.Dan pada akhirnya, RPJM
Nasional ditetapkan dengan Peraturan Presiden.15 Sebagai catatan perlu
dikemukakan bahwa RPJM Nasional meskipun memedomani RPJP Nasional,
tetapi merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden pada saat
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden sebelumnya.
2.2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan
dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk jangka periode selama 5
(lima) tahunan yang berisi penjabaran dari visi , misi , dan program kepala
daerah dengan berpedoman pada RPJP Daerah serta memperhatikan RPJM
Nasional ( Pasal 1 Angka 4 UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang ”Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 ”).

RPJMD menekankan tentang pentingnya menterjemahkan secara arif


tentang visi, misi, dan agenda Kepala Daerah terpilih dalam tujuan, sasaran,
strategi dan kebijakan pembangunan yang merespon kebutuhan dan aspirasi
masyarakat serta kesepakatan tentang tolok ukur kinerja untuk mengukur
keberhasilan pembangunan daerah dalam 5 tahun ke depan.

Mengacu pada UU 25/2004, penyusunan RPJMD perlu untuk memenuhi


prinsip-prinsip sebagai berikut:

(1) Strategis
RPJMD harus erat kaitannya dengan proses penetapan kearah mana
daerah akan diarahkan pengembangannya dan apa yang hendak dicapai
dalam 5 tahun mendatang , bagaimana mencapainya , dan langkah-
langkah strategis apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan.
(2) Demokratis dan Partisipatif
Penyusunan RPJMD perlu dilaksanakan secara transparan, akuntabel,
dan melibatkan masyarakat (dan seluruh stakeholder) dalam
pengambilan keputusan perencanaan di semua tahapan perencanaan.
(3) Politis
Bahwa penyusunan RPJMD perlu melibatkan proses konsultasi
dengan kekuatan politik, terutama Kepala Daerah Terpilih dengan
DPRD.
(4) Perencanaan Bottom-up
Aspirasi dan kebutuhan masyarakat perlu untuk diperhatikan dalam
penyusunan RPJMD.
(5) Perencanaan Top Down
Bahwa proses penyusunan RPJMD perlu adanya sinergi dengan
rencana strategis di atasnya yaitu RPJPD dan RPJM Nasional.

2.2.1. Kerangka Analisis RPJMD

Untuk memperoleh konsistensi dan keterpaduan antara perencanaan


jangka menengah , perencanaan dan penganggaran tahunan, RPJMD perlu
menggunakan kerangka analisis dan program yang serupa dengan kerangka
program RKPD, Renja SKPD, Kebijakan Umum Anggaran, dan APBD. Kerangka
analisis yang diusulkan untuk RPJMD adalah menggunakan pembagian fungsi,
urusan wajib, dan urusan pilihan pemerintah daerah. Adapun fungsi Pemda
meliputi: pelayanan umum, ketertiban dan keamanan, ekonomi, lingkungan hidup,
perumahan dan fasilitas umum, kesehatan, pariwisata dan budaya, pendidikan,
dan perlindungan sosial.

2.2.2. Proses Penyusunan RPJMD

Terdapat 3 alur spesifik dalam penyusunan RPJMD, yaitu alur proses


teknokratis strategis, alur partisipatif, dan alur proses legislasi dan politik. Ke 3
alur proses tersebut menghendaki pendekatan yang berbeda, namun saling
berinteraksi satu sama lain untuk menghasilkan RPJMD yang terpadu.

Alur Proses Strategis merupakan dominasi para perencana daerah dan


pakar perencanaan daerah. Alur ini ditujukan untuk menghasilkan informasi
,analisis , proyeksi , alternatif-alternatif tujuan , strategi, kebijakan , dan program
sesuai kaidah teknis perencanaan yang diharapkan dapat memberikan masukan
bagi alur proses partisipatif.

Alur proses partisipatif merupakan alur bagi keterlibatan


masyarakatdalam proses perencanaan daerah . Alur ini merupakan serangkaian
public participatory atau participatory planning event untuk menghasilkan
konsensus dan kesepakatan atas tahap-tahap penting dalam pengambilan
keputusan perencanaan. Alur ini merupakan wahana bagi stakeholder LSM, CSO,
atau CBO untuk memberikan kontribusi yang afektif pada setiap kesempatan
even perencanaan partisipatif, kemudian mengkaji ulang dan mengevaluasi hasil-
hasil proses alur strategis.

Alur Legislasi dan Politis merupakan alur proses konsultasi dengan


DPRD untuk menghasilkan Perda RPJMD. Pada alur ini diharapkan DPRD dapat
memberikan kontribusi poemikirannya, review dan evaluasi atas hasil-hasil dari
proses alur strategis maupun proses alur partisipatif.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH

KABUPATEN TOBA

Sebagai bagian dari sistem perencanaan pembangunan, Perubahan RPJMD


Kabupaten Toba Tahun 2021-2026 mempunyai hubungan dan konsisten dengan
dokumen perencanaan pembangunan lainnya sesuai dengan pasal 5 Udang-
undang Nomor 25 Tahun 2004. Untuk menjaga keselarasan dan kesinambungan
pelaksanaan pembangunan daerah, penyusunan RPJMD Kabupaten Toba Tahun
2021-2026 berpedoman pada RPJPD Kabupaten Toba Tahun 2006-2026 dan
mengacu pada RPJMD Propinsi Sumatera Utara serta RPJM Nasional Tahun
2020- 2024 yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan di Kabupaten Toba
serta dokumen lainna yang relevan diantaranya RPJMD daerah lain yang
berbatasan, RTRW Nasional, RTRW Propinsi Sumatera Utara, RKPD, Renstra
Perangkat Daerah, KLHS RPJMD, dan Rencana Pembangunan Sektoral lainnya.

Penyusunan RPJMD Kabupaten Toba Tahun 2021-2026 memperhatikan


RPJMN, dalam perumusan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan dan
program diselaraskan dengan prioritas pembangunan RPJMN 2020 - 2024 yang
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan daerah.

Visi Pembangunan Nasional adalah : “Terwujudnya Indonesia Maju


yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong
Royong”. Visi tersebut akan diwujudkan melalui sembilan Misi yang dikenal
sebagai Nawacita Kedua, meliputi:

1) Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia:


2) Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri, dan Berdaya Saing;
3) Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan;
4) Mencapai Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan;
5) Kemajuan Budaya yang Mencerminkan Kepribadian Bangsa;
6) Penegakan Sistem Hukum yang Bebas Korupsi, Bermartabat, dan
Terpercaya;
7) Perlindungan bagi Segenap Bangsa dan Memberikan Rasa Aman pada
Seluruh Warga;
8) Pengelolaan Pemerintahan yang Bersih, Efektif, dan Terpercaya;
9) Sinergi Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan.
RPJMD Tahun 2021-2026 merupakan RPJMD penjabaran dari tahap
keempat RPJPD Kabupaten Toba Tahun 2006-2026 dengan Visi Pembangunan
Jangka Panjang daerah adalah TOBA SAMOSIR YANG MAKMUR, ADIL,
DAMAI, UNGGUL, MANDIRI DAN ASRI, dimana dalam tahap ini, sasaran
pokok untuk perencanaan pembangunan periode keempat untuk perencanaan
Tahun 2021 – 2026 terutama memantapkan pencapaian prioritas pembangunan
daerah, terutama:
(a) Pembangunan Ekonomi kerakyatan yang berdaya saing dalam sumber
daya alam dan sumber daya manusia.
(b) Pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan yang diarahkan pada
terciptanya peningkaan pendapatan perkapita dan konsumsi rumah
tangga.
(c) Pelayanan umum yang berkualitas, transparan dan akuntabel, efisien
dan efektif.
RPJMD Kabupaten Toba Tahun 2021-2026 nantinya dijabarkan ke dalam
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), sebagai suatu dokumen perencanaan
tahunan. Selain berpedoman pada dokumen RPJMD, penyusunan RKPD juga
berpedoman pada RKP, program strategis nasional, dan pedoman penyusunan
RKPD.

RKPD berpedoman pada RPJMD terkait dengan penyelarasan sasaran dan


prioritas pembangunan Daerah serta program perangkat daerah dengan sasaran,
arah kebijakan, program Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah yang
ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang RPJMD.

RPJMD Kabupaten Toba Tahun 2021-2026 nantinya akan menjadi


pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra-PD)
dalam rentang waktu 5 (lima) tahun. Renstra-PD merupakan penjabaran teknis
RPJMD yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis operasional dalam
menentukan arah kebijakan serta indikasi program dan kegiatan setiap urusan
bidang dan/atau fungsi pemerintahan untuk jangka waktu 5 (lima) tahunan, yang
disusun oleh setiap Perangkat Daerah.

Renstra PD sebagaimana dimuat dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun


2014 pada Pasal 272 memuat tujuan, sasaran, program, dan kegiatan
pembangunan dalam rangka pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib dan/atau
Urusan Pemerintahan Pilihan sesuai dengan tugas dan fungsi setiap Perangkat
Daerah. Gambaran singkat keterkaitan antara dokumen RPJMD Kabupaten Toba
dengan dokumen-dokumen perencanaan lainnya dapat dilihat pada gambar
berikut:

Penyusunan RPJMD juga memperhatikan berbagai kesepakatan


internasional dan dokumen perencanaan multi sektor, antara lain RAD Sustainable
Development Goals (SDG’s), Standar Pelayanan Minimal (SPM), Strategi
Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD). dan juga dokumen perencanaan
sektoral lainnya yang terkait.
2.3. Turunan Rencana Pembangunan pada Dinas Pendidikan, Pemuda
dan Olahraga Kabupaten Toba
Dalam kerangka otonomi pemerintah daerah, pemenuhan amanah
konstitusi tersebut membutuhkan keterpaduan dan keselarasan kebijakan, program
maupun kegiatan pembangunan pendidikan antara Pemerintah, Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten. Pemerintah Kabupaten Toba melalui
Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Toba memiliki tugas pokok melaksanakan urusan rumah tangga
daerah dan tugas pembantuan yang diberikan Pemerintah Pusat maupun
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara di bidang pendidikan.
Hal ini sebagai bentuk komitmen pemerintah daerah Kabupaten Toba untuk
mewujudkan masyarakat Toba yang berkualitas. Oleh karena itu, pembangunan
pendidikan di Kabupaten Toba harus terprogram dan terencana secara
berkelanjutan serta terintegrasi dengan pembangunan dalam skala nasional.
Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Toba Tahun 2016-2020 merupakan penjabaran Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Toba Tahun 2021-2026. Sebagai
dokumen lima tahunan, penyusunan Renstra ini harus mampu mengakomodir
Rencana Strategis di bidang pendidikan, secara nasional serta mampu melanjutkan
hasil yang sudah dicapai dalam pembangunan tahun 2016-2021, sehingga dapat
sejalan dengan Rencana Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Toba.
Tahapan dan prioritas pembangunan daerah yang dituangkan dalam dokumen
RPJPD Kabupaten Toba Tahun 2006-2026 telah dijabarkan ke dalam empat
tahapan pembangunan pendidikan yang menjadi tema dalam pembagian RPJMD
Kabupaten Toba.Adapun empat tahapan pembangunan bidang pendidikan, yaitu
pada tahapan RPJMD IV (2021-2026).Dengan fokus pada peningkatan yang
signifikan terhadap kualitas sumber daya manusia Kabupaten Toba menjadi
masyarakat yang beriman dan bertaqwa, berilmu, sehat jasmani dan rohani,
beretos kerja tinggi sehingga dapat berperan aktif dalam pembangunan.
Pada tahapan RPJMD IV (2021-2026) dengan fokus terhadap peningkatan
sumber daya manusia yang semakin berkualitas dan tumbuh berkembang secara
dinamis serta dapat mampu ikut menjaga tegaknya supermasi hukum menuju
masyarakat Kabupaten Toba yang sejahtera.Tahapan RPJMD IV (2021-2026)
menekankan pada pencapaian derajat kualitas sumber daya manusia yang semakin
maju, ditopang dengan kecerdasan, kesehatan, budi pekerti luhur dan beriman
serta bertaqwa kepada TuhanYang Maha Esa.Sedangkan tahapan RPJMD IV
(2021-2026) diarahkan dalam memantapkan sumber daya manusia Kabupaten
Toba yang semakin sejahtera. Renstra Dinas Pendidikan Kabupaten Toba Tahun
2016-2020 ini merupakan penjabaran strategis dan rinci dari RPJMD IV (2016-
2021) serta keberlanjutan dari hasil pembangunan di bidang pendidikan, yang
dicapai pada periode sebelumnya.
Oleh karena itu fokus pembangunan pendidikan, diarahkan pada
peningkatan sumber daya manusia yang semakin berkualitas dan tumbuh
berkembang secara dinamis serta dapat mampu ikut menjaga tegaknya supermasi
hukum menuju Toba Unggul dan Bersinar Tahun 2021. Dinas Pendidikan,
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Toba yang membidangi urusan dan tugas pokok
yaitu di bidang pendidikan, tidak terlepas dari arah pembangunan bidang
pendidikan, secara nasional. Oleh karena itu, fokus dan arah pembangunan
tersebut diharapkan dapat sejalan dan sesuai dengan arah pembangunan
pendidikan, secara nasional.
Pembangunan di bidang pendidikan dengan fokus dalam peningkatan
kualitas sumber daya manusia sejalan dengan lima pilar pembangunan pendidikan
nasional tahun 2011-2015 yaitu: (1) ketersediaan, (2) keterjangkauan, (3) kualitas
(4) kesetaraan dan (5) kepastian mendapatkan layanan pendidikan serta isu
strategis pembangunan pendidikan yang berkembang termasuk komitmen
Sustainable Development Goals (SGDs) maupun komitmen daerah untuk
menyelenggarakan Pendidikan untuk Semua (Education for All).
Isu strategis yang memiliki keterkaitan kuat dengan permasalahan
pembangunan pendidikan di Kabupaten Toba merupakan bahan kajian dalam
perumusan kebijakan, strategi sampai dengan program dan kegiatan. Tujuannya
adalah agar rencana strategis yang dibangun mampu menggambarkan berbagai
upaya dalam mengatasi, maupun menuntaskan permasalahan pendidikan dalam
kurun waktu lima tahun yang akan datang. Sedangkan capaian tujuan akan
bermakna apabila rencana strategis ini mampu berkontribusi mewujudkan cita-cita
nasional, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.
Rencana strategis pembangunan pendidikan di Kabupaten Toba berfungsi
sebagai pedoman perencanaan jangka menengah sekaligus indikator pengukuran
kinerja lima tahunan bagi Pemerintah Kabupaten Toba melalui Perangkat Daerah
Dinas Pendidikan Kabupaten Toba, semua jajaran, stakeholder, maupun
masyarakat Kabupaten Toba pada umumnya.
Dalam rangka optimalisasi pembangunan pendidikan, di Kabupaten Toba
sekaligus sebagai penjabaran rencana jangka menengah, maka Dinas Pendidikan
mengembangkan berbagai arah kebijakan dari pasca Pandemi COVID 19 dalam
penataan pendidikan yang berbasis teknologi sebagai jawaban dari keresahan yang
dialami oleh masyarakat pendidikan saat ini.

2.3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi


Pelayanan Organisasi Perangkat Daerah
Dari analisis permasalahan kualitas sumber daya manusia belum mampu
berdaya saing yang berdampak pada kualitas sumber daya manusia belum mampu
berdaya saing. Kualitas sumber daya manusia yang belum mampu berdaya saing
itu akan menimbulkan permasalahan dimana belum optimalnya kualitas pelayanan
pendidikan.
Akar permasalahan dari hal di atas, antara lain:
a. Masih rendahnya Cakupan PAUD
b. Belum optimalnya penyelenggaraan dasar sembilan tahun
c. Masih perlunya peningkatan pendidikan pembentukan karakter
Urusan Pemerintah wajib berkaitan dengan Pelayanan Dasar pada Bidang
Pendidikan, permasalahan yang dapat dikemukakan selain dari di atas, antara lain:
1. Belum optimalnya pelaksanaan SPM bidang pendidikan sebagaimana
Permendikbud Nomor 32 Tahun 2018.
2. Belum optimalnya akses dan kualitas layanan pendidikan anak usia dinas
pendidikan dasar, dan pendidikan kesetaraan.
Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar
pada Bidang Kepemudaan dan Olahraga, permasalahan yang dapat dikemukakan
antara lain:
1. Masih minimnya ketersediaan fasilitas dan event olahraga;
2. Masih rendahnya partisipasi pemuda dalam kegiatan kemasyarakatan
dan pembangunan;
3. Belum optimalnya prestasi Pemuda dan olah raga.
Analisis Permasalahan dimana belum optimalnya penyelenggaraan
pemerintahan yang baik (good governance) berdampak pada belum optimalnya
penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance). Inti
permasalahannya adalah belum optimalnya penyelenggaraan pelayanan publik,
dimana akar permasalahannya antara lain:
a. Belum optimalnya penyusunan dan penerapan SOP, dan SPM.
b. Belum optimalnya sarana dan prasarana pelayanan publik sesuai
standart.
Dari analisis belum optimalnya penyelenggaraan sistem pemerintahan
berbasis elektronik terdapat permasalahan dari:
a. Belum optimalnya penggunaan teknologi informasi dalam pelayanan
publik.
b. Belum optimalnya pengembangan e-Government.
Permasalahan-permasalahan pelayanan Dinas Pendidikan, Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Toba beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu:
1. Terbatasnya prasarana dan sarana keolahragaan dalam membina dan
melaksanakan berbagai kegiatan olahraga dan atlit berprestasi guna
dalam mencapai visi, misi, dan tujuan pembangunan nasional bidang
kepemudaan dan olahraga di Kabupaten Toba.
2. Masih tingginya angka kerja produktif yang belum bekerja
(pengangguran) yang belum mendapatkan vokasi untuk bekal
kewirausahaannya.
3. Masih rendahnya pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola
hidup sehat jasmani dan rohani.
4. Sarana dan Prasarana. Sarana dan prasarana adalah merupakan unsur
yang sangat menunjang dalam melaksanakan kegiatan, untuk
mengaplikasikan tugas pokok dan fungsi di setiap instansi baik
pemerintah maupun swasta. Sarana dan prasarana diperlukan untuk
memudahkan suksesnya program yang sudah direncanakan
sebelumya. Dan untuk membantu memudahkan pelaksanaan kegiatan,
termasuk pelaksanaan pemberian pelayanan pada Dinas Pendidikan
Kabupaten Toba yang mempunyai kendala dan persoalan sarana dan
prasarana tersebut. Sehingga dalam proses pemberian pelayanan,
seperti pegawai yang akan mengurus kenaikan pangkatnya dan guru
yang akan di sertifikasi yang mempunyai kendala dan persoalan
sarana dan prasarana seperti ruang tunggu. Juga tidak kalah
pentingnya adalah gedung untuk melaksanakan kegiatan yang begitu
kelihatan sempit. Fenomena ini terjadi karena sarana dan prasarana
gedung yang begitu sempit dan padat dengan berbagai dukumen,
sehingga pegawai dalam melaksanakan aktivitas masih terganggu.
5. Pembiayaan. Biaya untuk mendukung pelayanan yang memuaskan,
memang tidaklah mudah atau memberikan pelayanan secara
memuaskan terhadap masyarakat terutama masyarakat yang
berkepentingan dengan pendidikan ataupun pegawai yang terkait. Hal
ini karena untuk memenuhi keinginan masyarakat perlu didukung
biaya pemerintah Kabupaten Toba yang memadai, mengingat biaya
yang belum memadai sehingga untuk memberikan pelayanan yang
sangat baik atau sangat memuaskan belum dapat terpenuhi.
Mencermati ketiga aspek sebagai temuan tersebut bahwa efektivitas
kerja pegawai memberi pelayanan di Dinas Pendidikan Kabupaten
Toba yang berpengaruh adalah sumber daya manusia, peralatan dan
pembiayaan, hal ini didukung pendapat The Liang Gie (1991:53)
mengatakan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi efektivitas dan
efisiensi kerja pegawai adalah (1) motivasi, (2) kemampuan, (3)
suasana kerja, (4) lingkungan kerja, (5) perlengkapan dan fasilitas, (6)
produktivitas
6. Faktor Pendukung. Pegawai pada Dinas Pendidikan Kabupaten Toba
Samosir memiliki motivasi kerja yang baik dan dalam menjalankan
tugas dan fungsi secara efektif dan efisien. Hal ini dapat dilihat dari
hasil penelitian bahwa pegawai memiliki motivasi disebabkan karena
pegawai pada umumnya memiliki tingkat motivasi dan prestasi yang
baik, dengan tujuan untuk mendapatkan kekuasaan, penghargaan.
Salah satu faktor yang mendukung pegawai untuk meningkatkan
efektivitas kerja adalah unsur pimpinan yang begitu antusias untuk
memberi dorongan pada pegawainya agar mau mengikuti pendidikan
dan pelatihan melalui pendidikan formal maupun non formal. Namun
informasi dari salah satu responden mengatakan bentuk motivasi yang
ada di Dinas Pendidikan Kabupaten Toba adalah bentuk motivasi
sebatas pemberian dorongan dan pujian bagi pegawai yang memiliki
inovasi dan kreatif dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

2.3.2. Telahaan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah Terpilih
Visi dan misi bupati dan wakil bupati terpilih periode 2021-2026 yang
tertuangdalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) adalah
“MEWUJUDKAN TOBA YANG UNGGUL DAN BERSINAR”, adapun misinya
adalah:
(1) Mewujudkan infrastruktur yag bagus dan merata;
(2) Membangun sumber daya manusia yang unggul dan andal
(3) Membangun pertanian dan peternakan makmur dan sejahtera
(4) Kesehatan yang prima dan terjangkau
(5) Pariwisata berkat dan meriah
(6) Membangun iman yang terpelihara
(7) Menciptakan stabilitas keamanan dan ketertiban
Dari tujuh misi tersebut di atas, yang terkait dengan kebijakan
pembangunan sektor pendidikan terdapat pada misi kedua. Dari misi tersebut
tujuan yang ingin dicapai antara lain adalah:
(1) Mewujudkan pendidikan yang unggul dan merata disetiap satuan
pendidikan;
(2) Meningkatkan pembinaan pemuda dan olahraga yang unggul.

2.3.3. Telahaan Renstra Kementerian dan Dinas Provinsi Sumatera


Utara
Arah kebijakan dan strategi pendidikan dan kebudayaan pada kurun waktu
2020-2024 dalam rangka mendukung pencapaian 9 (sembilan) Agenda Prioritas
Pembangunan (Nawacita Kedua) dan tujuan Kemendikbud melalui Kebijakan
Merdeka Belajar yang bercita-cita menghadirkan pendidikan bermutu tinggi bagi
semua rakyat Indonesia, yang dicirikan oleh angka partisipasi yang tinggi
diseluruh jenjang pendidikan, hasil pembelajaran berkualitas, dan mutu
pendidikan yang merata baik secara geografis maupun status sosial ekonomi.
Selain itu, fokus pembangunan pendidikan dan pemajuan kebudayaan diarahkan
pada pemantapan budaya dan karakter bangsa melalui perbaikan pada kebijakan,
prosedur, dan pendanaan pendidikan serta pengembangan kesadaran akan
pentingnya pelestarian nilai-nilai luhur budaya bangsa dan penyerapan nilai baru
dari kebudayaan global secara positif dan produktif.
Kebijakan Merdeka Belajar dapat terwujud secara optimal, dengan:
(1) peningkatan kompetensi kepemimpinan, kolaborasi antar elemen
masyarakat, dan budaya;
(2) peningkatan infrastruktur serta pemanfaatan teknologi di seluruh
satuan pendidikan;
(3) perbaikan pada kebijakan, prosedur, dan pendanaan pendidikan; dan
(4) penyempurnaan kurikulum, pedagogi, dan asesmen.
Perubahan yang diusung oleh Kebijakan Merdeka Belajar akan terjadi
pada kategori:
(1) ekosistem pendidikan;
(2) guru;
(3) pedagogi;
(4) kurikulum; dan
(5) sistem penilaian.
Memedomani tema pembangunan pendidikan tersebut maka layanan
prima bidang pendidikan menjadi perhatian utama pembangunan pendidikan
tahun 2019 -2024 dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Tersedia secara merata di seluruh pelosok nusantara
2. Terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
3. Berkualitas dan relevan dengan kebutuhan kehidupan bermasyarakat,
dunia usaha dan dunia industri,
4. Setara bagi warga Negara Indonesia dalam memperoleh pendidikan
berkualitas dengan memperhatikan keberagaman latar belakang sosial
budaya, ekonomi geografi dan sebagainya,
5. Memberikan kepastian bagi warga negara Indonesia mengenyam
pendidikan dan menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat, dunia
usaha dan dunia industri.

2.3.4. Penentuan Isu-Isu Strategis


Berdasarkan telaahan terhadap beberapa hal sebagaimana tersebut di atas,
yang antara lain adalah: (1) telaahan pencapaian terhadap layanan pendidikan
pada tingkat kabupaten dalam kurun waktu lima tahun terakhir; (2) telaahan
terhadap sasaran perencanaan pembangunan nasional periode tahun 2019-2024;
(3) implikasi dari rencana tata ruang wilayah di wilayah Kabupaten Toba terhadap
layanan pendidikan; (4) permasalahan aktual dalam kurun lima tahun terakhir juga
salah satu yang menjadi faktor dalam penentuan isu-isu strategis dengan rumusan
antara lain adalah:
1) Masih rendahnya rata-rata lama sekolah (RLS);
2) Penyebaran sasaran pendidikan yang belum merata;
3) Masih tingginya jumlah ruang kelas dalam kondisi rusak;
4) Kebutuhan tenaga pendidik dan kependidikan yang belum seimbang;
5) Rendahnya mutu lulusan;
6) Belum meratanya jumlah tenaga pendidik yang berkualitas (memiliki
kompetensi);
7) Implementasi kurikulum 2013
8) Pendidikan berbasis Batak Naraja
Setelah melakukan indentifikasi terhadap isu-isu strategis sebagaimana
terdapat dalam rumusan di atas, maka Dinas Pendidikan melakukan langkah-
langkah yang dapat menjawabnya, yang dirumuskan dalam program prioritas,
antara lain yaitu:
1) Peningkatan Rata-Rata Lama Sekolah (RRLS);
2) Peningkatan akses pendidikan (sarana dan prasarana);
3) Peningkatan Angka Melek Huruf;
4) Bantuan beasiswa bagi siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu;
5) Pembentukan Kelas Sekolah Unggulan di Kabupaten Toba;
6) Peningkatan kompetensi tenaga pendidik dan kependidkan.
7) Pelatihan Keprofesian yang berkelanjutan (PKB) bagi tenaga pendidik;
8) Masih rendahnya rata-rata lama sekolah (RLS);
9) Penyebaran sasaran pendidikan yang belum merata;
10) Masih tingginya jumlah ruang kelas dalam kondisi rusak;
11) Kebutuhan tenaga pendidik dan kependidikan yang belum seimbang;
12) Rendahnya mutu lulusan;
13) Belum meratanya jumlah tenaga pendidik yang berkualitas (memiliki
kompetensi);
14) Implementasi kurikulum 2013
15) Pendidikan berbasis Batak Naraja yang masih dikembangkan
Kualitas pendidikan dan Sumber Daya Manusia merupakan hal yang
terpenting dalam pembangunan masa depan Kabupaten Toba. Harus diakui bahwa
mutu pendidikan di Kabupaten Toba perlu ditingkatkan yang berimplikasi pada
pengelolaan pendidikan.
Sesuai dengan amanat Undang-undang Dasar 45 pasal 31: (1) Setiap warga
negara berhak mendapat pendidikan. (2) Setiap warga negara wajib mengikuti
pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. (3) Pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan Undang-Undang. (4) Negara
memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari
anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan
belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
(5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung
tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia.
Makna dari Pasal 31 UUD 1945 tersebut adalah setiap warga negara
berhak mendapatkan pendidikan tanpa kecuali.Pada kenyataannya, dengan
kondisi negara Indonesia yang sangat luas dan terdiri dari ribuan pulau, mulai
Sabang sampai Merauke, kita dihadapkan dengan berbagai permasalahan
pelayanan pendidikan bagi masyarakat.
Padahal pendidikan adalah faktor utama dalam menentukan kemajuan
sebuah bangsa. Dengan tingginya taraf pendidikan, maka akan semakin baik
sumber daya manusia yang ada, dan pada akhirnya akan semakin tinggi juga daya
kreatifitas pemuda di Indonesia untuk mengisi pembangunan bangsa. Namun di
Indonesia, untuk mewujudkan pendidikan yang baik dan berkualitas sesuai
dengan standar nasional saja masih sangat sulit.
Terkait dengan masalah pemenuhan tenaga pendidik, pemerintah kita
(melalui dinas pendidikan) sebenarnya secara khusus telah berusaha melakukan
pemenuhan melalui penempatan guru-guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) baru yang
ditempatkan di daerah tertinggal atau terpencil. Akan tetapi, fakta di lapangan
menunjukkan hal yang mengejutkan, bahwasanya banyak guru yang enggan untuk
mengajar di daerah pedalaman dengan berbagai macam alasan.
Tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs) terhadap pendidikan
yang diseleraskan pada Rencana Strategis Dinas Pendidikan, Pemuda dan
Olahraga 2021-2026, dapat dilihat dari:
4.1 Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-
laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah tanpa dipungut biaya, setara,
dan berkualitas, yang mengarah pada capaian pembelajaran yang relevan dan
efektif.
Program yang dilakukan adalah pengembangan beasiswa, dana sharing
dari pihak swasta dan kerja sama lainnya. Pembangunan strukturisasi pinjaman
atau pun proyek pendidikan berkelanjutan bagi peserta didik.
4.2 Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-
laki memiliki akses terhadap perkembangan dan pengasuhan anak usia dini,
pengasuhan, pendidikan pra-sekolah dasar yang berkualitas, sehingga mereka siap
untuk menempuh pendidikan dasar.
Program Pendidikan Anak Usia Dini yang sesuai dengan topologi atau
pemetaan pemerataan akses layanan pendidikan.
4.3 Pada tahun 2030, menjamin akses yang sama bagi semua perempuan
dan laki-laki, terhadap pendidikan teknik, kejuruan dan pendidikan tinggi,
termasuk universitas, yang terjangkau dan berkualitas.
Tugas pembantuan sekolah menengah dan perguruan tinggi di Pemerintah
Daerah untuk mewujudkan pembagian Urusan Pemerintahan yang koordinatif dan
saling membantu dalam program prioritas pembangunan pendidikan.
4.4 Pada tahun 2030, meningkatkan secara signifikan jumlah pemuda dan
orang dewasa yang memiliki keterampilan yang relevan, termasuk keterampilan
teknik dan kejuruan, untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak dan kewirausahaan.
Program dasar pelatihan dan pengembangan kewirausahaan yang berkaitan
dengan pendidikan maupun non pendidikan untuk pemuda desa atau kelurahan
yang menunjukkan pembangunan daerah.
4.5 Pada tahun 2030, menghilangkan disparitas gender dalam pendidikan,
dan menjamin akses yang sama untuk semua tingkat pendidikan dan pelatihan
kejuruan, bagi masyarakat rentan termasuk penyandang cacat, masyarakat
penduduk asli, dan anak-anak dalam kondisi rentan.
Pendidikan inklusif dan ramah anak serta disabilitas mendorong proyeksi
akses layanan pendidikan yang merata.Dukungan sarana dan prasarana
pembangunan pendidikan akan memacu laju perkembangan pendidikan di daerah.
4.6 Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua remaja dan proporsi
kelompok dewasa tertentu, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki
kemampuan literasi dan numerasi.
Tanpa adanya pengelompokkan, program dan kegiatan penunjang literasi
dan numerasi yang berbasis kedaerahan digerakkan dalam Konsep Batak Naraja
yakni: Marugamo (Beragama), Maruhum (Memiliki Hukum), Maradat (Beradat),
dan Marparbinotoan (Bijaksana).
4.7 Pada tahun 2030, menjamin semua peserta didik memperoleh
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan
pembangunan berkelanjutan, termasuk antara lain, melalui pendidikan untuk
pembangunan berkelanjutan dan gaya hidup yang berkelanjutan, hak asasi
manusia, kesetaraan gender, promosi budaya damai dan non kekerasan,
kewarganegaraan global dan penghargaan terhadap keanekaragaman budaya dan
kontribusi budaya terhadap pembangunan berkelanjutan.
4.a Membangun dan meningkatkan fasilitas pendidikan yang ramah anak,
ramah penyandang cacat dan gender, serta menyediakan lingkungan belajar yang
aman, anti kekerasan, inklusif dan efektif bagi semua.
4.b Pada tahun 2020, secara signifikan memperluas secara global, jumlah
beasiswa bagi negara berkembang, khususnya negara kurang berkembang, negara
berkembang pulau kecil, dan negara-negara Afrika, untuk mendaftar di
pendidikan tinggi, termasuk pelatihan kejuruan, teknologi informasi dan
komunikasi, program teknik, program rekayasa dan ilmiah, di negara maju dan
negara berkembang lainnya.
4.c Pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan pasokan guru yang
berkualitas, termasuk melalui kerjasama internasional dalam pelatihan guru di
negara berkembang, terutama negara kurang berkembang, dan negara berkembang
kepulauan kecil.

2.3.5. Program dan Kegiatan


Untuk mempermudah mencapai tujuan pendidikan disusun arah kebijakan
sebagai berikut:
a. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan Standar
Nasional Pendidikan;
b. Penetapan Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan;
c. Peningkatan Pemerataan Kuantitas dan Kualitas Pendidik dan Tenaga
Kependidikan bagi Satuan Pendidikan Dasar, PAUD, dan Pendidikan
Nonformal/Kesetaraan;
d. Peningkatan Pembinaan, Pengembangan dan Perlindungan Bahasa
dan Sastra yang Penuturannya dalam Daerah;
e. Penilaian kelayakan usul izin sekolah dan lembaga;
f. Peningkatan Penyadaran, Pemberdayaan, dan Pengembangan Pemuda
dan Kepemudaan Terhadap Pemuda Pelopor, Wirausaha Muda
Pemula, dan Pemuda Kader;
g. Peningkatan Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Pendidikan
pada Jenjang Pendidikan.

2.3.6. Indikator Pembangunan Pendidikan

Pembangunan dalam pendidikan dari Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Daerah Kabupaten Toba diterjemahkan dalam tujuan dan sasaran
menengah pelayanan dengan melihat indikator tujuan dan sasaran sebagai berikut:

Tujuan dan sasaran jangka menengah Pelayanan Dinas Pendidikan


INDIKATOR TUJUAN/ Satuan Data Awal INDIKATOR TUJUAN/ SASARAN
No TUJUAN SASARAN
SASARAN Indikator (2020) 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Mewujudkan pendidikan yang
Harapan Lama
unggul dan merata disetiap Tahun 13,45 13,5 14 14,5 15 15,5 15,5
Sekolah
satuan pendidikan
Meningkatnya partisipasi Angka Partisipasi
% 96,18 97 97,5 98 98,5 99 99,5
sekolah Sekolah
Meningkatnya mutu
Angka Kelulusan % 98,28 99 99,2 99,4 99,6 99,7 99,8
pendidikan
Meningkatkan pembinaan
Cakupan Prestasi
pemuda dan olahraga yang % 30 40 45 50 55 60 65
Generasi Muda
unggul
Meningkatnya organisasi Presentase organisasi
% 80 85 85,5 87 88 90 92
kepemudaan yang aktif kepemudaan yang aktif
Meningkatnya pembinaan Presentase pembinaan
% 32 40 45 50 55 60 65
olahraga olahraga berprestasi

Dan, dapat dijelaskan pada setiap tujuan dan sasaran memiliki arah
kebijakan masing-masing yang dapat menopang pembangunan, dilihat dari:

TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI Mewujudkan Toba yang Unggul dan Bersinar

MISI Membangun sumber daya manusia yang unggul dan andal

TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH


KEBIJAKAN

Mewujudkan Meningkatnya Meningkatkan Peningkatan sarana


pendidikan yang partisipasi sekolah pengelolaan dan prasarana
unggul dan merata pendidikan sesuai
disetiap satuan pendidikan dengan Standar
pendidikan Nasional Pendidikan

Meningkatnya Meningkatkan Penetapan Kurikulum


mutu pendidikan tenaga Muatan Lokal
pendidikan Pendidikan
dan
kependidikan,
pengembangan
kurikulum,
bahasa dan
sastra

Peningkatan
Pemerataan Kuantitas
dan Kualitas Pendidik
dan Tenaga
Kependidikan bagi
Satuan Pendidikan
Dasar, PAUD, dan
Pendidikan
Nonformal/Kesetaraan

Peningkatan
Pembinaan,
Pengembangan dan
Perlindungan Bahasa
dan Sastra yang
Penuturannya dalam
Daerah

Penilaian kelayakan
usul izin sekolah dan
lembaga

Meningkatkan Meningkatnya Meningkatkan Peningkatan


pembinaan organisasi pembinaan Penyadaran,
pemuda dan kepemudaan yang kapasitas daya Pemberdayaan, dan
olahraga yang aktif saing Pengembangan
unggul kepemudaan Pemuda dan
Kepemudaan
Terhadap Pemuda
Pelopor, Wirausaha
Muda Pemula, dan
Pemuda Kader
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembangunan pendidikan nasional dilandasi oleh paradigma membangun
Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang memiliki kapasitas untuk
mengaktualisasikan potensi dan dimensi kemanusiaan secara optimal. Upaya
membangun manusia Indonesia seutuhnya melalui pemerataan pendidikan dan
menempatkan guru pendidik professional yang memiliki tugas utama yaitu
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih dan mengevaluasi
peserta didik pada tingkatan-tingkatan tertentu.
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur,
pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan memiliki
dua fungsi, yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan
merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.
Apabila pengelolaan dan perencanaan baik tetapi di dalam kondisi serba
kekurangan, akan mengakibatkan hasil yang tidak optimal. Untuk itu perlu
diperhatikan setiap komponen-komponen yang mendukung terhadap proses
pencapaian pendidikan yang seutuhnya seperti keberadaan peserta didik, tenaga
pendidik, lingkungan sekolah dan pembangunan fasilitas yang memadai yang
akan menyokong tercapainya tujuan pendidikan.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka disarankan kepada pembaca untuk
lebih memahami materi mengenai Pengembangan Pembangunan Pendidikan
(Master Plan Education).
DAFTAR PUSTAKA

Handayaningrat, Soewarno. (1995) Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan


Manajemen. Jakarta, PT. Gunung Agung.

KPPN/Bappenas RI. 2017. Pedoman Evaluasi Pembangunan Nasional. Jakarta,


Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-3708 tahun 2020 tentang Hasil
Verifikasi dan Validasi Pemutakhiran Klasifikasi, Kodefikasi dan
Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah. Jakarta,
Kementerian Dalam Negeri.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian, dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata
Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah. Jakarta,
Kementerian Dalam Negeri.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2019 tentang Sistem Sistem
Informasi Pemerintah Daerah. Jakarta, Kementerian Dalam Negeri.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi,


Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan
Daerah. Jakarta, Kementerian Dalam Negeri.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Toba


2021-2026. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Toba,
2021.

Riyadi dan Bratakusumah, Deddy Supriyadi. (2005) Perencanaan Pembangunan


Daerah. Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.
Soekartawi. 1990. Prinsip-prinsip Perencanaan Pembangunan. Jakarta, Rajawali
Press.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional. Jakarta, Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional.

Anda mungkin juga menyukai