Anda di halaman 1dari 44

KONSEP KEPERAWATAN PADA

PASIEN GANGGUAN SISTEM


RESPIRASI & PEMERIKSAAN FISIK
PENGKAJIAN
Tujuan Melakukan pengkajian
• Mengkaji fungsi
• Mengenal secara dini adanya gangguan
nyata maupun potensial
• Mengidentifikasikan penyebab gangguan
• Merencanakan cara mengatasi
permasalahan dan menghindari masalah yg
akan terjadi
Cara pengkajian meliputi :
• Wawancara
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan diagnostik
Wawancara
1. Keluhan utama : gangguan terpenting yg dirasakan klien
shg perlu pertolongan
2. Riwayat penyakit sekarang
- Provokatif / Palliatif
- Quality / Quantity
- Region / Radiation
- Severity Scala
- Timing
3. Riwayat penyakit terdahulu
4. Riwayat keluarga
5. Riwayat pekerjaan
6. Riwayat geografi
7. Riwayat allergi
8. Kebiasaan sosial
9. Kebiasaan merokok
Pemeriksaan Fisik
1.Pemeriksaan Kepala dan Leher
a. Raut muka
- Bentuk muka: bulat, lonjong dll
- Ekspresi tampak sesak, gelisah, kesakitan
- Tes saraf
b. Bibir
- Biru (sianosis) pd penyakit jtg bawaan mis: TF
- Pucat (anemia)
c. Mata
- Konjunktiva - Gerakan bola mata
- Sklera - Reflek kornea
- Kornea
- Eksopthalmus
d. Tekanan Vena Jugularis
e. Arteri karotis
f. Kelenjar tiroid
g. Trakhea
2. Pemeriksaan Toraks dan Sistem Respirasi
Inspeksi

• Keadaan umum :
• Frekuensi napas.
• Tipe pernapasan.
• Pemeriksaan ekstremitas
• Tanda sianosis.
• Jari tabuh (Kanker paru, bronkiektasis)
Jenis- jenis sputum
Tipe – tipe pernapasan
Gerakan pernafasan :
Takhipnoe - pernafasan cepat (pd demam, pykt paru/jantung)
Bradipnoe - pernafasan lambat (pd keracunan barbiturat, uremia,
koma diabetes, proses dlm otak)
Cheyne stokes - berulang2 pernafasan sgt dlm, berangsur2 dangkal,
berhenti sm skl (apnoe) beberapa detik, kemudian dlm lg (pd
keracunan obat bius, pyk jtg, paru, ginjal, perdarahan otak)
Biot - pernafasan dlm & dangkal disertai apnoe yg tdk teratur (pd
meningitis)
Kusmaul - Inspirasi & ekspirasi sm pjgnya & sm dlmnya, shg
keseluruhan pernafasan mjd lambat & dlm. (pd keracunan alkohol,
obat bius, koma diabetes, uremia)
Asimetri - pneumonia, tbc paru, efusi perikard/pleura, tumor paru
Dangkal - emfisema, tumor paru/mediastinum, cairan di
pleura/perikard, konsolidari paru
Hiperpnoea - pernafasan lbh dlm, tp kecepatannya normal
Apneustik - inspirasi megap2 (gasping) diikuti ekspirasi yg sgt
pendek & efisien. (pd lesi di pusat pernafasan)
Jari tabuh
Inspeksi
• Dinding dada :
– Parut bekas operasi.
– Venektasi (Kolateral).
– Fistel
Pectus carinatum
Pectus excavatum
Sindrom Vena Kava Superior
• Pembengkakan pada muka, leher,
ekstremitas atas dan dada.
• Pelebaran vena-vena leher.
• Kolateral pada dinding dada.
Sindrom Vena Cava Superior
Gambaran kolateral vena-vena pada SVCS
Penyebab SVCS .
♦ Malignansi : - Tumor paru >>
- Tumor mediastinum :
* Limfoma
* Timoma.
* Germ cell tumor.
♦ Non Malignansi : - Mediastinitis
- Fibrosis mediastinum.
- Trombosis vena cava.
Gejala klinik :

• Sesak napas.
• Kepala rasa penuh, pingsan tiap kali
batuk.
• Pembengkakan pada muka, leher,
lengan dan dada.
• Pelebaran vena-vena leher, kolateral
dinding dada.
• Gejala penyakit dasar.
Empiema torasis
 Empiema thorasis ialah suatu keadaan yang
ditandai terkumpulnya nanah/pus di dalam
rongga pleura.
 Rongga pleura ialah suatu rongga potensial
yang dibatasi oleh dua membran yaitu pleura
parietalis dan pleura viseralis.
 Pleura parietalis menutupi permukaan dalam
dinding dada dan diagfragma. Pleura viseralis
menempel ketat pada permukaan paru dan
fisura interlobaris.
Pemasangan WSD pada
Empiema
Tanda sikatriks bekas operasi pada dinding dada.
Pemeriksaan palpasi.
1. Palpasi trakhea
2. Palpasi dinding toraks
Menggunakan seluruh telapak
tangan
Menilai getaran suara : Vocal
Fremitus
Tujuan : membandingkan
bagian mana yg lbh bergetar/
kurang bergetar
Bergetar : tjd pemadatan
jar, paru spt pnemoni.
keganasan pd pleura/
pnemotorak terasa kurang
bergetar.
Cara : merasakan getaran
dinding dada sewaktu klien
mengucapkan “Tujuh Puluh
Tujuh”.
Pemeriksaan perkusi

Cara : tangan kiri menempel pd


celah intercosta, jari tangan
kanan mengetuk jari tengan
kiri. Perkusi dilakukan dengan
cara membandingkan kiri dan
kanan pada permukaan thorax.
Arah tangan pemeriksa dalam
melakukan perkusi, sama
dengan dalam melakukan
palpasi. Dengarkan : apakah
terjadi suara resonan (sonor),
dullnes (pekak), timpani, hiper
resonan
Lokasi perkusi dan auskultasi pada dinding toraks anterior
dan posterior
Pemeriksaan auskultasi
Cara : Anjurkan klien bernafas
cukup dalam, periksa dengan
stetoskop dari atas ke bawah,
bandingkan antara paru-paru
kiri dan kanan.
Dengarkan :
Suara nafas
Bronkial/tubular : pada
trakea/leher
Bronko vesikular : pada
daerah percabangan
bronkus trakea (sekitar
sternum)
Vesikuler : pada semua
lapangan paru
Kelainan pada suara ucapan :
 Bronkhoponi : Suara terdengar jelas, ucapannya &
lbh keras dibandingkan daerah sisi lain.
 Pectoryloquy : Suara terdengar jauh, dan tdk jelas
 Egophony : Suara bergema spt org yg hidungnya
tersumbat (bindeng), suara terdengar “dekat”
 Suara tambahan:
◦ Suara nafas tambahan
◦ Rales
◦ Rochi
PROSEDUR
DIAGNOSTIK PARU
Foto Toraks
• Foto toraks PA dan lateral perlu dilakukan untuk
memperlihatkan adanya infiltrat pada parenkim paru,
masa tumor, efusi pleuran.
Pemeriksaan penunjang diagnosis di bidang paru.

Sarana diagnosis yang saat ini tersedia terdiri dari


dua jenis yaitu :
– Metode non invasif.
– Metode invasif
Metode non-invasif

Metode ini terdiri dari bermacam-macam


pemeriksaan yaitu pewarnaan sputum gram
dan sputum kultur, sputum sitologi, sputum
jamur, darah kultur, pemeriksaan serologis,
pemeriksaan untuk mendeteksi antigen dan
polymerase chain reaction (PCR)
Metode Invasif
 Dilakukan pada pasien dengan infeksi berat yang
tidak menunjukkan respons dengan terapi inisial
serta pasien dengan imunokompromais.

 Prosedir invasif yang biasanya dilakukan pada CAP


adalah thoracentesis, fiberoptic bronchoscopy,
transtracheal aspiration (TTA), Transthoracic Needle
Aspiration (TTNA), open-lung biopsy dan
Thoracoscopic lung biopsy.
Kesimpulan
1. Diagnosis penyakit paru umumnya sudah dapat
ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan
fisis yang baik serta pemeriksaan foto toraks

2.Dalam upaya mengidentifikasi etiologi kelainan


paru kadang-kadang diperlukan tindakan yang
bersifat invasif misalnya pada pneumonia yang
tidak menunjukkan perbaikan dengan terapi yang
diberikan, Ca paru, dll.
Masalah Pertama

Menjelaskan terjadinya masalah


keperawatan : bersihan jalan nafas yang
tidak efektif dan identiifikasi tanda dan
gejala.
Tanda dan Gejala
• Data Subjektif
– Dyspneu
• Data Objektif
– Terdengar bunyi Nafas tambahan
– Perubahan pada Irama dan fungsi pernapasan
– Batuk tidak ada atau efektif
– Sinosis
– Kesulitan untuk bersuara
– Penurunan bunyi nafas
– Orthopneu
– Kegelisahan
– Sputum +
Masalah Kedua
Menjelaskan Masalah Keperawatan :
Gangguan Pertukaran Gas dan Identifikasi
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala
• Data Subjektif
– Dyspneu
– Sakit kepala pada saat bangun
– Gangguan penglihatan
• Data Objektif
– Gas darah arteri yang tidak normal
– pH arteri yang tidak normal
– Ketidaknormalan frekuensi, irama, dan kedalaman
pernapasan.
– Warna kulit tidak normal (misalnya, pucat dan
kehitaman)
– Hiperkapnia
– Hipoksia
– Hipoksemia
– Somnolen
– Takikardia
Masalah Ketiga

Menjelaskan Masalah Keperawatan :


Intoleransi Aktifitas dan Identifikasi Tanda
dan Gejala
Tanda dan Gejala
• Data Subjektif
– Ketidaknyamanan atau dyspnue
– Melaporkan keletihan dan kelemahan secara
verbal
• Data Objektif
– Denyut jantung atau tekanan darah tidak
normal sebagai respons terhadap aktivitas.
– Perubahan EKG selama aktivitas yang
menunjukkan aritmia atau iskemik.
Masalah Keempat

• Menjelaskan Masalah Keperawatan :


Ketidakseimbangan Nutrisi
Tanda dan Gejala

• Penurunan BB
• Nafsu makan Menurun
• Klien tampak lemah
• Kadar albumin dapat kurang
• Tugor kulit menurun
• Lingkar perut menurun
• Lingkar lengan atas tidak normal
Masalah Kelima

• Menjelaskan Kurangnya Pengetahuan


Yang Sering Terjadi Pada Pasien
Sekian

Anda mungkin juga menyukai