DISUSUN OLEH :
Novia Heriani, Ns.,M.Kep
Mira, Ns., M.Kep
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya, Buku Modul Keperawatan Gawat Darurat I tahun akademik 2021-2022
dapat diselesaikan sesuai pada waktunya. Buku ini merupakan pedoman pembelajaran
bagi mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Banjarmasin, juga untuk staf pengajar yang bertindak sebagai dosen pengampu dan
fasilitator.
Buku Modul Keperawatan Gawat Darurat I ini dibuat berdasarkan kompetensi dari
ilmu dasar keperawatan gawatdarurat. Strategi pembelajaran yang diterapkan dalam mata
kuliah ini adalah pembelajaran berdasar masalah dengan Kurikulum Berbasis KKNI.
Atas terselesaikannya buku modul ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada
tim sejawat dan semua pihak yang telah terlibat, baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam penyusunan modul ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam modul ini. Kami
mengharapkan masukan yang membangun agar modul ini bisa menjadi lebih baik.
Semoga modul ini bermanfaat bagi mahasiswa, staf pengajar serta seluruh komponen
terkait dalam proses pendidikan Sarjana Keperawatan di Program Studi S1
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
v
BAB 1
VISI, MISI DAN TUJUAN
1
1.2 Visi, Misi dan Tujuan Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan UM
Banjarmasin
1.2.1 Visi
1.2.3 Tujuan
Penyelenggaraan pendidikan di FKIK adalah:
1.2.2.1 Menghasilkan lulusan lulusan profesi, sarjana, dan vokasi yang
beriman, bertaqwa, menguasai IPTEKS dalam bidang keperawatan
dan kesehatan, profesional, kreatif, inovatif, bertanggung-jawab, dan
mandiri menuju terwujudnya masyarakat utama.
1.2.2.2 Meningkatkankegiatan dan suasana akademik sebagai landasan
penyelenggaraan pendidikan dan pengembangan IPTEKS dalam
bidang keperawatan dan kesehatan.
1.2.2.3 Menghasilkan, mengamalkan, mengembangkan dan menyebarluaskan
IPTEKS dalam bidang keperawatan dan kesehatan pada skala
regional, nasional dan internasional melalui penelitian dan pengabdian
masyarakat.
1.2.2.4 Mewujudkan pengelolaan profesional yang terencana, terorganisasi,
produktif, efektif, efesien dan terpercaya untuk menjamin
keberlanjutan fakultas.
2
1.2.2.5 Mewujudkansivitas akademika yang mampu menjadi teladan dalam
kehidupan masyarakat.
1.2.2.6 Terjalinnya kerjasama dengan pihak lain dalam lingkup regional,
nasional dan internasional untuk pengembangan akademik.
3
1.3.3.3 Terlaksananya pengabdian masyarakat di bidang keperawatan
klinis terutama keperawatan gawat darurat, keperawatan dasar,
dan keperawatan medikal bedah yang Islami pada aspek
promotif, preventif dan rehabilitatif.
1.3.3.4 Terwujudnya jejaring kerjasama dengan berbagai pihak
khususnya bidang keperawatan baik dalam negeri maupun luar
negeri.
4
d. Keluasan Ilmu.
e. Kematangan professional, dan kepribadian yang responsif
terhadap kemajuan dan perkembangan peradaban.
5
BAB 2
PROFIL LULUSAN DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN
8
Aspek Kode Rumusan LO Program Studi sesuai KKNI
Kompetensi CP
pengelolaan asuhan keperawatan kepada klien
di berbagai tatanan pelayanan kesehatan;
P10 Menguasai pengetahuan faktual tentang sistem
informasi asuhan keperawatan dan kesehatan
P11 Menguasai prinsip-prinsip K3, hak dan
perlindungan kerja ners, keselamatan pasien
dan perawatan berpusat atau berfokus pada
pasien
P12 Menguasai metode penelitian ilmiah
P13 Menguasai konsep iman dan Islam sesuai Al
Qur’an dan Sunnah
P14 Menguasai konsep ibadah, akhlak dan
muamalah sesuai Al Qur’an dan Sunnah
P15 Menguasai konsep pengetahuan tentang
kemuhammadiyahan
P16 Menguasai konsep Islam dan IPTEK dalam
pelayanan keperawatan
P17 Menguasai keterampilan berbahasa Inggris
dalam keperawatan
P18 Menguasai konsep teori dan istilah
kegawatdaruratan trauma
P19 Menguasai konsep pengetahuan tentang
interprofesional education dan colaboration
(IPE dan IPC)
P20 Menguasai konsep teknologi informasi dan
konsep Evidance Based Nursing Practice
Keterangan:
Semua Font yang di bold pada ranah sikap, pengetahuan dan keteramapilan khusus
merupakan CP penciri program studi.
12
2.3 Capaian pembelajaran terkait mata kuliah (cantumkan sesuai MK saja)
Capaian Kode Bahan Kajian Kode Mata Kuliah Kode MK
Pembelajaran (CP) CP (BK) BK (MK)
Menguasai teknik, P4 Konsep holistik Keperawatan SKP6233
prinsip dan prosedur proses Gawat
pelaksanaan asuhan/ keperawatan Darurat I
BK 118
praktik keperawatan gawat darurat
yang dilakukan berdasarkan
secara mandiri atau aspek legal etik
berkelompok , pada Asuhan
bidang keilmuan keperawatan
keperawatan dasar, kegawatdaruratan BK 119
keperawatan pada berbagai
medikal bedah, sistem
keperawatan anak,
keperawatan
maternitas,
keperawatan jiwa,
keperawatan
Evidence based
keluarga,
practice dalam
keperawatan
penatalaksanaan
gerontik, dan
masalah pada BK 120
keperawatan
kasus
komunitas,
kegawatdaruratan
keperawatan gawat
berbagai system
darurat dan kritis,
manajemen
keperawatan, serta
keperawatan
bencana;
Menguasai prinsip P8 Konsep holistik
dan prosedur proses
bantuan hidup lanjut keperawatan
BK 118
(advance life gawat darurat
support) dan berdasarkan
penanganan trauma aspek legal etik
(basic trauma Asuhan
cardiac life keperawatan
support/BTCLS) kegawatdaruratan BK 119
pada kondisi pada berbagai
kegawatdaruratan sistem
dan bencana; Evidence based
practice dalam
penatalaksanaan
masalah pada BK 120
kasus
kegawatdaruratan
berbagai system
Menguasai konsep P18 Evidence based
teori dan istilah practice dalam BK 120
kegawatdaruratan penatalaksanaan
13
Capaian Kode Bahan Kajian Kode Mata Kuliah Kode MK
Pembelajaran (CP) CP (BK) BK (MK)
trauma masalah pada
kasus
kegawatdaruratan
berbagai system
Menguasai konsep P20 Asuhan
teknologi informasi keperawatan
dan konsep kegawatdaruratan BK 119
Evidance Based pada berbagai
Nursing Practice sistem
Mampu memberikan KK1 Konsep holistik
asuhan keperawatan proses
yang lengkap dan keperawatan
BK 118
berkesinambungan gawat darurat
yang menjamin berdasarkan
keselamatan klien aspek legal etik
(patient safety) Asuhan
sesuai standar keperawatan
asuhan keperawatan kegawatdaruratan BK 119
dan berdasarkan pada berbagai
perencanaan sistem
keperawatan yang Evidence based
telah atau belum practice dalam
tersedia; penatalaksanaan
masalah pada BK 120
kasus
kegawatdaruratan
berbagai system
Mampu memberikan KK2 Konsep holistik
asuhan keperawatan proses
pada area keperawatan
BK 118
spesialisasi gawat darurat
(keperawatan berdasarkan
medikal bedah, aspek legal etik
keperawatan anak, Asuhan
keperawatan keperawatan
maternitas, kegawatdaruratan BK 119
keperawatan jiwa, pada berbagai
atau keperawatan sistem
komunitas (termasuk Evidence based
keperawatan practice dalam
keluarga dan penatalaksanaan
keperawatan masalah pada BK 120
gerontik)sesuai kasus
dengan delegasi dari kegawatdaruratan
ners spesialis; berbagai system
Mampu KK3 Konsep holistik
melaksanakan proses
prosedur keperawatan BK 118
penanganan trauma gawat darurat
dasar dan jantung berdasarkan
14
Capaian Kode Bahan Kajian Kode Mata Kuliah Kode MK
Pembelajaran (CP) CP (BK) BK (MK)
(basic trauma and aspek legal etik
cardiac life
support/BTCLS)
pada situasi gawat
darurat/bencana
sesuai standar dan
kewenangannya;
Mampu mengelola KK19 Konsep holistik
asuhan keperawatan proses
kegawatdaruratan keperawatan
BK 118
trauma secara gawat darurat
komprehensif berdasarkan
aspek legal etik
Evidence based
practice dalam
penatalaksanaan
masalah pada BK 120
kasus
kegawatdaruratan
berbagai system
15
BAB 3
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
17
mengaplikasikan keterampilan tertentu, biasanya keterampilan
psikomotor dan afektif. Pencapaikan keterampilan terdiri dari
keterampilan kognitif yang tinggi seperti berlatih agar memahami
teori dan menginterpretasikannya. Keterampilan afektif mahasiswa
belajar merencanakan kegiatan secara mandiri, kerja sama dan
bertukar informasi. Keterampilan psikomotor memasang peralatan,
memakai
18
3.3 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
20
1.3 JADWAL PEMBELAJARAN
Kemampuan Akhir Bahan Kajian Dosen Pengampu Metode Waktu Indikator Pengalaman
Pertemuan
1. Menerapkan filosofi, 1. Konsep keperawatan gawat darurat Julianto, Ns., Mini lecture TM = 2 x 50’ Resume Berdiskusi
konsep 2. Peran dan fungsi perawat gawat perkuliahan tentang model
M.Kep
holistik dan proses darurat perawatan yang
keperawatan kegawat 3. Proses keperawatan pada area UTS digunakan
daruratan. keperawatan gawat darurat dalam rumah
4. Efek kondisi kegawatdaruratan sakit dan gawat
terhadap pasien dan keluarga darurat.
2
5. Prinsip Perawatan Gawat Darurat
5.1 Pengkajian Primer
5.1.1 Airway Resume Mengidentifika
5.1.2 Breathing Mini lecture TM = 2 x 50’ perkuliahan si masing-
5.1.3 Circulation masing
5.1.4 Disability ‘ UTS parameter yang
5.2 Pengkajian Sekunder membentuk
5.2.1 Exposure/Environment kriteria ini, dan
al Control membahas
5.2.2 Full Set of Vital salah satu
Signs/Five indikator klinis
Interventions/Facilitate urgensi.
Family Presence.
5.2.3 Give Comfort
Measures.
5.2.4 History and head-to-
toe assessment
3 5.2.5 Inspect the posterior
surface
5.3 Intervensi dan Evaluasi
TRAUMA
5 Melakukan simulasi 1. Mekanisme trauma Hanura Aprilia, Mini lecture TM = 2 x 50’ Resume Penatalaksanaa
asuhan keperawatan 2. Penilaian dan Stabilisasi perkuliahan n pada pasien
Ns., M.Kep
dengan kasus kegawatan, Pasien Trauma trauma
kedaruratan dan kegawat 3. Trauma Sistem UTS
daruratan terkait 4. Pendekatan Perawatan Pasien
gangguan berbagai sistem Trauma
5. Inspeksi pemeriksaan
pada individu dengan
posterior
memperhatikan aspek 6. Reevaluasi dan Penilaian
legal dan etis.
24
8.1.5 Penilaian umum
8.1.6 Penilaian
neurologi
a. Penilaian fungsi
motorik
b. Penilaian fungsi
sensori
c. Penilaian Tendon
dan Refleks
Patologis
8.1.7 Prosedur
diagnostic
8.1.8 Intervensi
terapeutik
8 10. Trauma Abdomen (Tanda dan Hanura Aprilia, Mini lecture TM = 2 x 50’ Resume Penatalaksanaa
gejala, prosedur diagnostic, dan perkuliahan n pada kasus
Ns., M.Kep
intervensi terapeutik). kegawatdarurat
10.1 Trauma tumpul UTS an pasien
10.2 Trauma tembus trauma
10.3 Pengkajian fisik trauma Abdomen
abdomen
10.4 Prosedur diagnostic
10.4.1 Lab test
10.4.2 CT Abdomen
10.4.3 Sonography untuk
trauma
10.4.4 Diagnostic
Peritoneal Lavage
10.4.5 Cidera spesifik
organ
26
10.4.6 Abdominal trauma
pada pasien hamil.
9 11. Trauma Muskuluskeletal Izma daud, Ns., Mini lecture TM = 2 x 50’ Resume Penatalaksanaa
11.1 Perawatan luka ekstrim M.Kep perkuliahan n pada kasus
11.2 Cedera Musculoskeletal kegawatdarurat
Akut UTS an pasien
11.2.1 Fraktur trauma
11.2.2 Sindrom Muskuluskeleta
l
Kompartmen
11.2.3 Trauma Amputasi
10 13. Luka Bakar Izma daud, Ns., Mini lecture TM = 2 x 50’ Resume Penatalaksanaa
13.1 Etilogi perkuliahan n pada kasus
M.Kep
13.2 Patofisiologi kegawatdarurat
13.3 Penilaian Primer UTS an pasien
13.3.1 Airway and trauma luka
Breathing bakar.
a. Cidera
Inhalasi
▪ Mekanis
me cidera
▪ Penilaian
data
▪ Elevasi
Carboxyh
emoglobi
n
b. Keracunan
Carbon
monoxida
▪ Manajem
27
en Cidera
Inhalasi
dan
Carbon
monoxida
13.3.2 Circulation
13.3.3 Disabilty
13.3.4 Exposure
13.4 Penilaian Sekunder
13.5 Manajemen Nyeri
13.6 Perawatan Luka
13.7 Intervensi tambahan
13.8 Menilai Maltreatment
13.9 Interaksi dengan pasien dan
Keluarga
11 14. Trauma Obstetri Hanura Aprilia, Mini lecture TM = 2 x 50’ Resume Penatalaksanaa
perkuliahan n pada kasus
14.1 Epidemiologi dan prioritas Ns., M.Kep
kegawatdarurat
Keperawatan UTS an pasien
14.2 Penilaian pasien trauma
trauma obsteri obstetric,
14.2.1 Penilaian primer pediatric, dan
14.2.2 Penilaian sekunder Geriatric
14.2.3 Penilaian dan
manajemen Fetal
a. Indikator
stress dan
distress janin
b. Intervensi
distress janin
14.2.4 Manajemen
Maternal
14.3 Spesifik Kegawatan
Obsteri (Tanda dan
Gejala, Intervensi
terapeutik).
14.3.1 Placenta
28
Abruption
14.3.2 Persalinan
prematur
14.3.3 Ruptur Uteri
14.3.4 Cidera Janin
14.3.5 Perimortem
Cesarean Deliver
15. Trauma Pediatrik Hanura Aprilia,
15.1 Penilaian dan Ns., M.Kep
Penatalaksanaan trauma
pada pasien pediatric
Penilaian primer
Penilaian sekunder
Prosedur diagnostic
12 1. Kegawatan Respirasi (Tanda Novia heriani, Ns., Mini lecture TM = 2 x 50’ Resume Penatalaksanaa
dan gejala, prosedur perkuliahan n pada kasus
M.Kep Toturial TM = 2 x 50’
diagnostic, dan intervensi kegawatdarurat
terapeutik). UTS an respirasi
1.1 Penilaian respirasi Laporan
1.1.1 Penilaian fisik Diskusi
1.1.2 Riwayat
1.1.3 Prosedur
diagnostic
a. Pulse
Oximetry
b. Capnography
c. Pengukuran
Peak Flow
d. AGD
1.2 Asthma Exacerbations
1.3 Bronkitis akut
1.4 COPD akut ekserbasi
1.5 Community-Acquired
Pneumonia
1.6 Efusi pleura
1.7 Pneumothorax spontan
1.8 Pulmonari Emboli
1.9 Edema Pulmonari
Noncardiogenic
1.10 Sindrom distress respirasi
akut
1.11 Cidera submerse
1.12 Keracunan karbon
monoksida
1.13 Mekanik Ventilasi di
emergensi departemen
1.13.1 Keperawatan
ventilasi
mekanik
30
1.14 Pencegahan kontaminasi
respirasi
13 2. Kegawatan Kardiovaskular Izma daud, Ns., Mini lecture TM = 2 x 50’ Resume Penatalaksanaa
(Tanda dan gejala, prosedur perkuliahan n pada kasus
M.Kep
diagnostic, dan intervensi kegawatdarurat
terapeutik). UTS an
2.1 Penilaian Nyeri dada kardiovaskuler
2.2 Prosedur diagnostik
2.3 Spesifik Kegawatan
Jantung
2.3.1 Sindrom Koroner
Akut Menyelesaikan
2.3.2 Dekompensasi rancangan
gagal jantung akut penugasan I
2.3.3 Diseksi Aorta (kelompok):
Laporan
Akut Toturial 2 TM = 2 x 50’ Membuat
Diskusi laporan diskusi
2.3.4 Hipertensi
emergency tentang kasus
2.3.5 Perikarditis pada scenario 2
2.3.6 Arterial Oklusi
Akut
2.3.7 Takikardi
Supraventrikular
2.3.8 Bradikardi
Simptomatik
2.3.9 Firing of an
Implanted
Cardioverter
Defibrillator
31
dan Enam Jam Pertama
3.4 Capaian terapi
berkelanjutan
3.5 On going evaluasi
3.6 Pertimbangan Pediatrik
3.7 Dukungan pasien dan
keluarga
3.8 Pertimbangan dukungan
terbatas
1 5. Kegawatan Hematologi dan Izma daud, Ns., Mini lecture TM = 2 x 50’ Resume Penatalaksanaa
Imunologi (Tanda gejala, M.Kep perkuliahan n pada kasus
prosedur diagnostic, dan kegawatdarurat
Intervensi terapeutik). UTS an hematologi
5.1 Kegawatan hematologi
(Tanda gejala, prosedur
diagnostic, dan Intervensi
terapeutik).
5.1.1 Anemia
5.1.2 Sickle Cell
Disease
5.1.3 Hemophilia
5.2 Keganasan hematologi
5.2.1 Leukimia
5.2.2 Lymphoma
5.3 Kegawatan imunulogi
5.3.1 Transplanted
Organ Rejection
5.3.2 HIV
5.4 Kegawatan Onkologi
17 6. Kegawatan Neurologi Izma daud, Ns., Mini lecture TM = 2 x 50’ Resume Penatalaksanaa
6.1 Penilaian neurologi M.Kep perkuliahan n pada kasus
6.1.1 Level of Consciousness kegawatdarurat
6.1.2 Responsif UTS an neurologi
6.1.3 Pengkajian Status
Mental
6.1.4 Penilaian Saraf Kranial
6.2 Macam-macam kegawatan
neurologi
33
6.2.1 Ketidaksadaran
6.2.2 Kejang
6.2.3 Sakit kepala
6.2.4 Gangguan
neuromuskular
18 7. Kegawatdaruratan Wajah, THT Novia heriani, Ns., Mini lecture TM = 2 x 50’ Resume Penatalaksanaa
dan Gigi perkuliahan n pada kasus
M.Kep
7.1 Kegawatdaruratan Wajah kegawatdarurat
7.1.1 Bell’s Palsy UTS an Wajah,
7.1.2 Trigeminal Neuralgia THT, dan Gigi
7.1.3 Periorbital (Preseptal)
dan Selulitis Orbital
7.1.4 Trombosis Sinus
Cavernous
20 9. Abdominal Pain Mira, Ns., M.Kep Mini lecture TM = 2 x 50’ Resume Penatalaksanaa
9.1 Initial Evaluation perkuliahan n pada kasus
9.1.1 History kegawatdarurat
9.1.2 Penilaian fisik UTS an abdominal
a. Tanda Vital pain
b. Penilaian respirasi
dan
kardiovaskuler
c. Penilaian
Abdomen
d. Posisi
9.1.3 Prosedur diagnostik
9.2 Spesifik kegawatdaruratan
Abdomen (Tanda dan Gejala,
Prosedur diagnostic dan
Intervensi terapeutik)
9.2.1 Peritonitis
9.2.2 GE Akut
9.2.3 Apendiksitis
9.2.4 GERD dan
Esophagitis
9.2.5 Pendarahan GI atas
9.2.6 Ulkus Peptikum
9.2.7 Sindrom Mallory-
Weiss
9.2.8 Pendarahan Varises
Esphageal
9.2.9 Cholecystitis
35
9.2.10 Obstruksi usus
9.2.11 Incarcerated Hernia
9.2.12 Pendarahan GI Bawah
9.2.13 Sindrom iritasi usus
9.2.14 Penyakit peradangan
usus
9.2.15 Diverticulitis
9.2.16 Obstruksi Esophageal
21 10. Kegawatdaruratan metabolic Novia Heriani, Mini lecture TM = 2 x 50’ Resume Penatalaksanaa
10.1 Kegawatdaruratan Diabetis perkuliahan n pada kasus
Ns., M.Kep
10.1.1 Kegawatdaruratan kegawatdarurat
hipoglekimia UTS an metabolik
a. Etiologi
b. Presentasi
▪ Ringan
▪ Sedang
▪ Berat
c. Penatalaksanaan
▪ Penatalaksana
an
hipoglikemi
pada pasien
sadar
▪ Penatalaksana
an
hipoglikemi
pada pasien
setengah
sadar
▪ Penatalaksana
an
hipoglikemi
pada pasien
setengah
sadar atau
tidak sadar
36
▪ Ketika Akses
Intravena
tidak bisa
digunakan
10.1.2 Kegawatdaruratan
Hiperglekimia
a. Diabetik
ketoasidosis
b. Sindrom
hiperosmolar
hiperglikemi
10.2 Kegawatdaruratan Pituitary
(Tanda dan Gejala, Prosedur
diagnostic dan Intervensi
terapeutik)
10.2.1 Diabetes Insipidus
10.2.2 Sindrom Sekresi
Hormon Antidiuretik
yang Tidak sesuai
22 11. Kegawatdaruratan toksilogi Novia Heriani, Mini lecture TM = 2 x 50’ Resume Penatalaksanaa
11.1 Prioritas umum untuk pasien Ns., M.Kep perkuliahan n pada kasus
keracunan kegawatdarurat
11.2 Identifikasi keracunan UTS an toksikologi
11.3 Intervensi terapeutik
keracunan dan overdosis
11.4 Spesifik kegawatdaruratan
toksilogi
11.5 Antidot yang tersedia saat ini
11.6 Pendidikan dan pencegahan
25 Melakukan simulasi 1. Upaya-upaya pencegahan primer, Novia Heriani, Role Play TM = 2 x 50’ Presentasi Mahasiswa
pendidikan kesehatan sekunder, dan tersier pada masalah Ns., M.Kep dapat :
dengan kasus kegawatan, pada kasus kegawatdaruratan Pendidikan Melakukan
kedaruratan dan kegawat berbagai system Kesehatan penkes dengan
daruratan terkait multi Makalah kasus
sistem pada individu a. Kegawatan Trauma kegawatdarurat
b. Kegawatan Non Trauma
dengan berbagai tingkat an terkait multi
usia dengan sistem
memperhatikan aspek
legal dan etis
26 Melakukan simulasi Manajemen pada kasus Mira, Ns., M.Kep Case Study TM = 2 x 50’ Laporan Case Menyelesaikan
pengelolaan asuhan kegawatdaruratan Study rancangan
keperawatan pada berbagai sistem. penugasan IV
individu 1. Cardiac Arrest UTS (kelompok):
dengan kegawatan, 2. Ashtma Membuat
kedaruratan dan kegawat 3. Trauma Kepala laporan diskusi
daruratan terkait berbagai 4. Keracunan
sistem dengan 5. Gigitan dan sengatan
memperhatikan aspek 6. Submersion Injury
legal
dan etis
39
27 Melaksanakan fungsi 1. Peran dan fungsi perawat Mira, Ns., M.Kep Mini lecture TM = 2 x 50’ Resume Penatalaksanaa
advokasi dan komunikasi 2. Fungsi advokasi pada kasus perkuliahan n pada kasus
pada kasus kegawatan, kegawatdaruratan berbagai kegawatdarurat
kedaruratan dan kegawat sistem UTS an toksikologi
daruratan terkait berbagai
sistem
28-32 Mendemonstrasikan Prosedur Keperawatan pada Tim dosen Labskill BM = 3 x 50’ Ketepatan Self Direct
intervensi keperawatan kegawatan, kedaruratan dan dalam Learning
pada kegawat daruratan kegawat-daruratan BM = 3 x 50’ melakukan
sesuai 1. Hemlich Manuver (Dewasa) tindakan sesuai
dengan standar yang BM = 3 x 50’ dengan SPO
berlaku dengan berfikir 2. Abdominal Thrust
kreatif dan inovatif OSCE
3. Back Slap & Chest Trust (Bayi) BM = 3 x 50’
sehingga menghasilkan
pelayanan yang efisien 4. Bantuan Hidup Dasar (Pre
dan efektif. BM = 3 x 50’
Hospital)
5. Pemasangan Oropharingeal Airway
(OPA)
6. Pemasangan Nasopharingeal
Airway
7. Pemasangan BVM (Bag Valve
Mask)
8. Pemasangan Endo Trakeal Tube
(ETT)
9. Pemasangan Cervical Collar)
10. Suctioning
11. Pemasangan Bidai (Splint)
40
BAB 4
METODE EVALUASI
53
4.1.8 Penilaian hasil belajar mahasiswa berdasarkan sistem PAP dinyatakan
sebagai berikut
Nilai Nilai Bobot Predikat
Angka Huruf Nilai
80 – 100 A 4,0 Istimewa
75 – 79 A- 3,7 Hampir Istimewa
70 – 74 B+ 3,4 Baik Sekali
65 – 69 B 3,0 Baik
60 – 64 B- 2,7 Cukup Baik
55 – 59 C+ 2,4 Lebih dari Cukup
50 – 54 C 2,0 Cukup
31 – 49 D 1,0 Kurang
0-30 E 0,0 Gagal
4.1.9 Nilai mata kuliah yang dinyatakan dengan huruf A, A-, B+, B, B-,C+
dan C adalah Lulus
4.1.10 Nilai mata kuliah yang dinyatakan dengan huruf D, dan E adalah Tidak
Lulus, dan mahasiswa bersangkutan harus menempuh kembali mata
kuliah yang tidak lulus tersebut sesuai prosedur yang berlaku.
4.1.11 Perbaikan nilai ditujukan untuk memperbaiki nilai akhir suatu mata
kuliah dengan memprogramkan kembali mata kuliah tersebut pada
semester berikutnya secara regular.
4.1.12 Nilai akhir suatu mata kuliah mata kuliah yang dicantumkan merupakan
nilai terakhir yang dicapai oleh mahasiswa setelah menempuh perbaikan
melalui perkuliahan regular.
54
4.2 Rubrik Penilaian
Isi Isi mampu Isi akurat dan Isi secara Isinya Isinya tidak
mengunggah lengkap. Para umum kurang akurat atau
pendengar pendengar akurat, akurat terlalu
untuk menambah tetapi tidak karena tidak umum.
mengembang wawasan lengkap. ada data Pendengar
kan pikiran. baru tentang Para actual, tidak tidak
Sesuai topic tersebut pendengar menambah belajar
konsep bias pemahaman apapun atau
mempelajari pendengar kadang
beberapa menyesatka
fakta yang n.
tersirat,
tetapi
mereka
tidak
menambah
wawasan
baru tentang
topic
55
DIMENSI Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat
kurang
tersebut
1 Tata tulis 20
56
Komponen yang dinilai Nilai Nilai Ket
maksimum
2 Isi 70
3.1 Komprehensif 15
3.2 Kebenaran 15
JUMLAH 100
57
No Nama Npm Unsur penilaian Total
Skor 81 – 100 71 – 80 61 - 70
58
ASPEK KRITERIA SKOR
59
ASPEK KRITERIA SKOR
TotalNilai 100
2 Jurnal berkaitan
dengan tema
falsafah paradigm
keperawatan
3 Jumlah jurnal
sekurang-
kurangnya
membahas tentang
teori falsafah dan
paradigm
4 Ketepatan
meringkas isi
bagia-bagian
penting dari abstrak
60
No Aspek penilaian Artikel 1 Artikel 2 Artikel 3
jurnal
5 Ketepatan
meringkas konsep
pemikiran penting
dalam jurnal
6 Ketepatan
meringkas
metodologi yang
digunakan dalam
jurnal
7 Ketepatan
meringkas hasil
penelitian dari
jurnal
8 Ketepatan
meringkas
pembahasan hasil
dalam jurnal
9 Ketepatan
meringkas simpulan
dalam jurnal
10 Ketepatan
memberikan
komentar pada
jurnal yang dipilih
61
Unsur penilaian total
62
DAFTAR PUSTAKA
AIPNI (2016). Kurikulum Inti Pendidikan Ners Indonesia 2015. Jakarta: AIPNI
Corwin, E.J (2008). Handbook of Pathophysiology, 3rd Edition.
Lippincott Williams & Wilkins.
Hopper D.P & William S.L. (2007). Understanding Medical Surgical
Nursing third edition. Philadelphia : F.A Davis Company.
Jacob, annamma, Rekha R, jadhav sonali tarachnand. 2014. Buku ajar
Clinical Nursing procedures jilid 1. Jakarta: Bina rupa aksara.
Kartika, N.Dewi (2014). Buku Ajar Dasar-Dasar Keperawatan Gawat Darurat.
Jakarta: Salemba medika.
Keogh J, Jackson D & DiGiulio M. (2007). Medical Surgical Nursing
Demystified: a self- teaching guide. McGraw-Hill.
Mohn-Brown L.E, LeMone P & Burke K.M. (2007). Medical-Surgical
Nursing Care second edition. New Jersey : Pearson Prentice Hall.
NIAID & NCI. (2003) Understanding the Immune System : How It Works.
U.S.Departement of health and Human Services National Institutes of
Health Pedoman kerja Perawat IGD di RS tahun 1999.
Penanggulangan Penderita Gawat Darurat, Pusat Pendidikan dan Pelatihan
PMI Daerah Istimewa Yogyakarta, tahun 2012.
Penanggulangan Penderita Gawat Darurat, Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Penaganan Gawat Darurat Basic 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung,
tahun 2016.
Perry, Potter Peterson. (2005). Keterampilan dan Prosedur dasar. Jakarta: EGC.
Smeltzer C.S & Bare Brenda.(2003). Brunner & Suddarth’s Textbook of
Medical.
Surgical Nursing. 10th Edition. Philadelphia: Lippincot
63
Suplemen
64
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
HEMLICH MANUEVER (DEWASA)
PRODI S1 KEPERAWATAN FKIK UM BANJARMASIN
NAMA MAHASISWA :
NPM :
SEMESTER :
HARI &TANGGAL :
PENGERTIAN :
Teknik yang digunakan untuk mengatasi sumbatan jalan nafas karena benda asing pada orang dewasa
TUJUAN :
1. Manuver hentakan pada perut dapat membuat korban batuk yang diharapkan cukup kuat untuk
menghilangkan sumbatan pada saluran nafas
2. Manuver hentakan pada perut dapat membuat tekanan (penekanan pada paru-paru dan
memaksakan udara keluar
Indikasi:
Korban tidak mampu berbicara, jatuh pingsan, atau mengeluarkan suara-suara aneh dengan usaha
keras
Kontra indikasi
1. Hanya boleh dilakukan untuk anak berusia diatas 1 tahun dan dewasa
2. Ibu hamil
3. Klien dengan fraktur costae
SUMBER:
Berg CRA, Hemphill R, Abella BS et al. 2010 American Heart Association Guidelines for
cardiopulmonary Resuciation and Emergency Cardiovascular care science part 5: Adult
Basic Life Support. 2010:122:S685-S705.
ECC Guidelines. Part 3: Adult Basic Life support. Circulation. 2000:102 (suplement 1):1-22-1-59.
CRITICAL Nilai
NO TINDAKAN
POINT 0 1 2 3
1 PRA INTERAKSI
1. Verikasi order: cek nama
pasien dan no RMK 1
2. Persiapan alat : Hand scrub
dan sarung tangan bersih
3. Siapkan lingkungan : jaga
Privasi (Bila perlu)
2 ORIENTASI
a. Beri salam, memperkenalkan
diri, memanggil nama klien
yang disukai 1
b. Kontrak waktu prosedur 65
c. Jelaskan tujuan dan prosedur
CRITICAL Nilai
NO TINDAKAN
POINT 0 1 2 3
tindakan yang akan dilakukan
kepada pasien dan keluarga
d. Memberikan keluarga
kesempatan untuk bertanya
e. Meminta persetujuan
kilien/keluarga
3 TAHAP KERJA
1. Baca basmalah
2. Mencucitangan dengan 6
langkah, pakai sarung tangan 6
3. Mengatur posisi klien: pasien
berdiri dengan posisi kaki
terbuka
4. Perawat berada dibelakang
pasien
5. Kepalkan satu tangan dan
genggam kepalan dengan
tangan lain
- Ibu jari yang mengepal
menghadap perut pasien
- Kepalan harus diposisikan
di garis tengah, dibawah
prosesus xiphoideus dan
tepi bawah kubah iga serta
diatas pusar.
6. Lingkarkan lengan
mengelilingi pinggang pasien
7. Lakukan tekanan dan hentakan
ke atas pada perut pasien
tekanan dengan dorongan kuat
ketas
- Ulangi sampai 6-10x
sampai pasien
mengeluarkan benda
asingnya atau pasien tidak
ada respon
8. Berikan setiap dorongan baru
dengan gerakan berbeda untuk
menghilangkan sumbatan
9. Periksa adanya sumbatan dan
lakukan finger swab atau
reflek batuk
4 TAHAP TERMINASI
1. Evaluasi Respon Klien 1
(Subjektif & Objektif)
2. Simpulkan Kegiatan
3. Penkes Singkat 66
4. Kontrak waktu selanjutnya
CRITICAL Nilai
NO TINDAKAN
POINT 0 1 2 3
5. Mengucapkan Hamdalah dan
mendoakan kesembuhan klien
dengan mengucapkan
Syafakillah
5 DOKUMENTASI
a. Mencatat respon klien 1
6 SIKAP
a. Sopan
b. Teliti 1
c. MemperhatikanKeamanan
d. Empati
TOTAL NILAI
67
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
ABDOMINAL THRUST
PRODI S1 KEPERAWATAN FKIK UM BANJARMASIN
NAMA MAHASISWA :
NPM :
SEMESTER :
HARI &TANGGAL :
PENGERTIAN :
Suatu tindakan untuk membersihkan jalan nafas yang tersumbat pada pasien tidak sadar.
TUJUAN :
1. Membersihkan jalan nafas dari benda asing.
2. Memberikan bantuan hidup dasar pada pasien dengan jalan nafas yang tersumbat.
Kontra indikasi
1. Hanya boleh dilakukan untuk anak berusia diatas 1 tahun dan dewasa
2. Ibu hamil
SUMBER:
Berg CRA, Hemphill R, Abella BS et al. 2010 American Heart Association Guidelines for
cardiopulmonary Resuciation and Emergency Cardiovascular care science part 5: Adult
Basic Life Support. 2010:122:S685-S705.
ECC Guidelines. Part 3: Adult Basic Life support. Circulation. 2000:102 (suplement 1):1-22-1-59.
CRITICAL Nilai
NO TINDAKAN
POINT 0 1 2 3
1 PRA INTERAKSI= 1
a. Verikasi order: cek nama pasien
dan no RMK
b. Persiapan alat : Handa scrub dan
sarung tangan bersih
c. Siapkan lingkungan : jaga Privasi
(Bila perlu)
2 ORIENTASI= 1
a. Beri salam, memperkenalkan diri,
memanggil nama klien yang disukai
b. Kontrak waktu prosedur
c. Jelaskan tujuan dan prosedur
tindakan yang akan dilakukan
kepada pasien dan keluarga
d. Memberikan keluarga kesempatan
untuk bertanya
e. Meminta persetujuan
kilien/keluarga
68
3 TAHAP KERJA= 6
CRITICAL Nilai
NO TINDAKAN
POINT 0 1 2 3
a. Baca basmalah
b. Mencucitangan dengan 6 langkah, *
pakai sarung tangan
c. Periksa kepatenan jalan nafas
d. Observasi prosedur pengendalian
infeksi sesuai semaksimal mungkin.
e. Beri privasi klien. Bila ada orang
lain yang dapat bekerjasama, minta
orang itu untuk mencari bantuan.
Bila ada anggota keluarganya,
perawat dapat meminta mereka
untuk meninggalkan tempat
sementara waktu.
Buka Jalan Nafas: *
f. Dorong kepala korban kebelakang,
angkat dagu, dan jepit hidung
korban. Pasang pelindung mulut
bila tersedia.
g. Berikan dua kali napas lambat.
h. Bila tidak mampu memberikan
ventilasi, dorong kembali kepala
klien dan ulangi pemberian napas.
Lakukan Abdominal thrust: *
i. Atur posisi klien berada di antara
tungkai perawat.
j. Letakkan tumit satu tangan di atas
pusar dan di bawah prosesus
xifoideus korban.
k. Letakkan tangan yang lain di atas
tangan yang pertama. Bahu anda
harus berada di atas abdomen klien
dan siku anda harus lurus.
l. Arahkan jari-jari kedua tangan
kearah kepala klien dan lakukan
dorongan kearah atas dan ke dalam
abdomen sebanyak lima kali.
Lakukan dorongan ketengah
abdomen, tidak kekiri atau kekanan.
Cek Bila ada benda asing *
m. Bila benda asing terlihat di dalam
mulut, benda tersebut harus
dikeluarkan dengan hati-hati,
maneuver sapuan jari digunakan
hanya kepada klien yang tidak sadar
dan dengan kehati-hatian yang
sangat tinggi karena benda asing
tersebut dapat terdorong kebelakang
kejalan napas, sehingga
menyebabkan peningkatan
sumbatan. 69
n. Buka mulut klien dengan
memegang lidah dan rahang bawah
CRITICAL Nilai
NO TINDAKAN
POINT 0 1 2 3
di antara ibu jari dan jari serta
mengangkat rahang keatas.
Tindakan ini menjauhkan lidah dari
bagian belakang tenggorokan.
o. Untuk mengeluarkan benda asing
yang padat, masukkan jari telunjuk
tangan anda yang bebas sepanjang
bagian dalam pipi klien dan masuk
hingga kearah tenggorokan. Dengan
jari tangan anda yang
dibengkokkan, lekukan gerakan
menyapu untuk mencoba
membebaskan dan mengeluarkan
benda asing.
p. Setelah mengeluarkan benda asing,
keluarkan benda cair, seperti
mucus, darah, atau muntahan,
dengan gerakan menyekop,
menggunakan dua jari yang
dibungkus oleh kasa, tisu, atau
sepotong kain.
4 TAHAP TERMINASI= 2
1. Evaluasi Respon Klien (Subjektif &
Objektif)
2. Simpulkan Kegiatan
3. Penkes Singkat
4. Kontrak waktu selanjutnya
5. Mengucapkan Hamdalah dan
mendoakan kesembuhan klien
dengan mengucapkan Syafakillah
5 DOKUMENTASI= 1
a. Mencatat respon klien
6 SIKAP = 1
a. Sopan
b. Teliti
c. MemperhatikanKeamanan
d. Empati
TOTAL NILAI
70
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Back Slap & Chest Trust ( BAYI )
PRODI S1 KEPERAWATAN FKIK UM BANJARMASIN
NAMA MAHASISWA :
NPM :
SEMESTER :
HARI &TANGGAL :
PENGERTIAN :
Teknik yang digunakan untuk mengatasi sumbatan jalan nafas karena benda asing padabayi
TUJUAN :
1. Membersihkan jalan nafas dari benda asing.
2. Memberikan bantuan hidup dasar pada pasien dengan jalan nafas yang tersumbat.
Kontra indikasi
Hanya boleh dilakukan untuk bayi
SUMBER:
Berg CRA, Hemphill R, Abella BS et al. 2010 American Heart Association Guidelines for
cardiopulmonary Resuciation and Emergency Cardiovascular care science part 5: Adult
Basic Life Support. 2010:122:S685-S705.
ECC Guidelines. Part 3: Adult Basic Life support. Circulation. 2000:102 (suplement 1):1-22-1-59.
:
Critical NILAI
No Aspek Yang Dinilai Ket
Point 1 2 3 4
1 Tahap Pre Interaksi 1
1. Siapkan Alat
• Sarung tangan
2 Orentasi 1
1. Berikan salam, panggil klien dengan
namanya dan memperkenalkan diri
2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
yang akan dilakukan kepada pasien dan
keluarga
3. Teruji tanggap terhadap reaksi pasien
3 Tahap Kerja 6
1. Cuci tangan *
2. Periksa kepatenan jalan nafas
3. Lepaskan pakaian bayi
4. Pegang bagian bawah wajah bayi, *
posisikan bagian kepala lebih rendah dari
dada, letakan bayi pada lengan, sangga
kepala dan tahan dengan tangan. Hindari
menekan jaringan lunak pada
tenggorokan, kemudian letakan bayi 71
diatas paha dominan dengan disangga
lengan penolong.
Critical NILAI
No Aspek Yang Dinilai Ket
Point 1 2 3 4
5. Berikan tepukan ke arah atas pada *
punggung bayi sebanyak 5x
menggunakan tumit tangan. Berikan
tepukan dengan kekuatan cukup untuk
mengeluarkan benda asing.
6. Setelah memberikan 5x tepukan letakan *
tangan yang lain pada punggung bayi,
sambil menyangga bagian belakang
kepala bayi dengan telapak tangan, dekap
bayi diantara ke2 lengan dengan telapak
tangan menyangga wajah dan rahang, dan
telapak tangan lainnya menyangga bagian
belakang kepala bayi.
7. Posiskan bayi telentang secara hati-hati *
tetap jaga kepala dan leher, pegang bagian
atas wajah bayi dengan tangan yang
diletakan diatas paha, posisikan kepala
bayi lebih rendah dari bagian tubuh.
8. Berikan tekanan menurun dengan cepat *
ditengah dada lebih rendah1/2 dari
sternum (seperti lokasi CPR). Berikan
tekanan pada dada dengan 2 jari tangan
dengan kecepatan 1 derik,
9. Ulang tahapan hingga benda asing keluar/
bayi tidak ada respon
4 Tahap Terminasi 2
1. Evaluasi hasil yang dicapai (subyektif dan
obyektif)
2. Beri reinforcement positif pada klien serta
penkes singkat
3. Mengakhiri pertemuan dengan baik dan
mendoakan pasien
4. Cuci tangan
5. Mengucapkan salam
5. Dokumentasi 1
Dokumentasikan tindakan yang sudah
dilakukan beserta respon klien
6. Sikap 1
1. Berkomunikasi dengan pendekatan yang
tepat sesuai dengan kondisi klien.
2. Bekerja dengan pencegahan infeksi
3. Bekerja dengan hati – hati dan cermat
4. Menghargai privasi atau budaya klien
5. Bekerja secara sistematis
TOTAL NILAI
72
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMASANGAN OROPHARYNGEAL AIRWAY (OPA)
PRODI S1 KEPERAWATAN FKIK UM BANJARMASIN
NAMA MAHASISWA :
NPM :
SEMESTER :
HARI &TANGGAL :
PENGERTIAN :
Oropharingeal tube adalah sebuah tabung/pipa yang dipasang antara mulut dan pharynx pada orang
yang tidak sadar yang berfungsi untuk membebaskan jalan nafas. (Medical Dictionary).
TUJUAN :
Alat yang dipasang lewat mulut ke faring sehingga menahan lidah tidak jatuh ke hipofaring untuk
menjaga kepatenan jalan nafas pasien
Kontra Indikasi:
Tidak boleh diberikan pada pasien dengan keadaan sadar ataupun semi sadar karena dapat
merangsang muntah, spasme laring. Harus berhati-hati bila terdapat trauma oral.
SUMBER :
American Hearth Association. 2015. Guidelines: Fokus Utama Pembaharuan Pedoman America
Hearth Association 2015 untuk CPR dan ECG. Diakses dari www. Hearth.org
CRITICA Nilai
NO TINDAKAN
L POINT 0 1 2 3
1 PRA INTERAKSI = 1
a. Verikasi order: cek nama pasien dan
no RMK
b. Persiapan alat :
- Handa scrub dan sarung tangan
bersih
- Mayo/guidel/oropharyngeal tube
berbagai ukuran
- Bengkok
- Tounge spatel
- Kasa
- Suction
- Selang penghisap
c. Siapkan lingkungan : jaga Privasi
(Bila perlu)
d. Persiapan Pasien:
- Informasikan keluarga tentang
tindakan yang akan dilakukan 73
- Posisikan klien terlentang,
upayakan sedekat mungkin
CRITICA Nilai
NO TINDAKAN
L POINT 0 1 2 3
dengan bagian atas tempat tidur
- Pastikan pasien dalam keadaan
aman untuk dilakukan tindakan
(GCS dibawah ≤ 8
- Pastikan tidak terdapat reflek
faring
2 ORIENTASI = 1
a. Beri sallam, memperkenalkan diri
b. Menjelaskan prosedur
c. Meminta persetujuan keluarga
d. Mendekatkan alat kepasien
3 TAHAP KERJA = 6
a. Baca basmalah
b. Mencuci tangan dengan 6 langkah, *
pakai sarung tangan
c. Mengatur posisi klien
d. Pilih ukuran airway yang sesuai *
dengan pasien. Hal ini mungkin
dilakukan dengan menempatkan
jalan nafas dipipi pasien dengan
bagian datar di bibir. Ujung dari
jalan nafas harus ada di dagu pasien
e. Masukkan jalan nafas dengan *
mengikuti salah satu cara dibawah
ini
- Balik jalan nafas sehingga
bagian atasnya menghadap ke
muka. Mulai untuk memasukkan
jalan nafas ke mulut.
Sebagaimana jalan nafas
mendekati dinding posterior
faring dekat lidah belakang. Atur
jalan nafas pada posisi yang
seharusnya. Gunakan penekan
lidah, gerakan lidah keluar untuk
menghindari terdorong ke
belakang masuk faring posterior.
Masukkan jalan nafas oral ke
dalam posisi yang seharusnya
dengan bagian atas masuk
kebawah dan tidak perlu diputar
- Balik jalan nafas sehingga
bagian atasnya menghadap ke
muka. Mulai untuk memasukkan
jalan nafas ke mulut.
Sebagaimana jalan nafas
mendekati dinding posterior
faring dekat lidah belakang, atur 74
jalan nafas pada posisi yang
seharusnya. Gunakan penekan
CRITICA Nilai
NO TINDAKAN
L POINT 0 1 2 3
lidah, gerakan lidah keluar untuk
menghindari terdorong ke
belakang untuk faring posterior.
Masukkan jalan nafas oral ke
dalam posisi yang seharusnya
dengan bagian atas masuk
kebawah dan tidak perlu diputar
f. Jika reflek cegukkan pasien
terangsang, cabut jalan nafas dan
segera masukkan kembali.
4 TAHAP TERMINASI = 2
a. Evaluasi Respon Klien (Subjektif &
Objektif)
b. Simpulkan Kegiatan
c. MengucapkanHamdalah dan
mendoakankesembuhankliendengan
mengucapkanSyafakillah
5 DOKUMENTASI= 1
a. Mencatat respon klien
6 SIKAP = 1
e. Sopan
f. Teliti
g. MemperhatikanKeamanan
h. Empati
TOTAL NILAI
75
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMASANGAN NASO PARINGEAL AIRWAY
PRODI S1 KEPERAWATAN FKIK UM BANJARMASIN
NAMA MAHASISWA :
NPM :
SEMESTER :
HARI &TANGGAL :
PENGERTIAN
TUJUAN :
Alat yang dipasang lewat salah satu lubang hidung sampai ke faring yang akan menahan jatuhnya
pangkal lidah
Kontraindikasi:
Fraktur basis cranii, yang ditandai dengan brill hematoma (racon eyes) bloody otorhea, dan battle
sign.
SUMBER:
American Hearth Association. 2015. Guidelines: Fokus Utama Pembaharuan Pedoman America
Hearth Association 2015 untuk CPR dan ECG. Diakses dari www. Hearth.org
CRITICA Nilai
NO TINDAKAN L POINT
2 3
0 1
1 PRA INTERAKSI = 1
a. Verikasi order: cek nama pasien dan
no RMK
b. Persiapan alat :
- Handa scrub dan sarung tangan
bersih
- Nasofaringeal airway sesuai
ukuran
- Plester dan gunting
- suction
- kateter suction berbagai ukuran
- kasa
- jelly
c. Siapkan lingkungan : jaga Privasi
d. Persiapan Pasien
- Informasikan keluarga tentang
tindakan yang akan dilakukan
- Pastikan pasien dalam keadaan 76
aman untuk dilakukan tindakan
CRITICA Nilai
NO TINDAKAN L POINT
2 3
0 1
2 ORIENTASI = 1
a. Beri sallam, memperkenalkan diri
b. Menjelaskan prosedur
c. Meminta persetujuan keluarga
d. Mendekatkan alat kepasien
3 TAHAP KERJA = 6
a. Baca basmalah
b. Mencucitangan dengan 6 langkah, *
pakai sarung tangan
c. Mengatur posisi klien
d. Pilih ukuran NPA yang tepat *
- Bandingkan diameter luar NPA
dengan lubang dalam hidung.
NPA tidak boleh terlalu besar
sehingga menyebabkan lubang
hidung memucat
- Panjang NPA haruslah sama
dengan jarak antara ujung
hidung pasien dengan cuping
telinga
e. Basahi saluran nafas dengan pelumas *
larut air atau jelly
f. Masukkan NPA melalui lubang *
hidung dengan arah posterior
membentuk garis tegak lurus dengan
permukaan wajah. Masukkan dengan
lembut sampai dasar nasofaring. Bila
mengalami hambatan
- Putar sedikit pipa untuk
memfasilitasi pemasangan pada
sudut antara rongga hidung dan
nasofaring
- Cobalah tempatkan melalui
lubang hidung yang satunya
karena pasien memiliki rongga
hidung dengan ukuran yang
berbeda
g. Fiksasi jalan nafas. Jangan menutupi
bagian terbuka dari jalan nafas.
Harus berhati-hati untuk menjamin
pasien tidak cegukkan terhadap jalan
nafas ketika direkatkan pada
tempatnya. Perekatan dapat
mencegah pasien dari dislokasi jalan
nafas dan karena itu pasien muntah
segera setelah ia sadar kembali
77
4 TAHAP TERMINASI = 2
CRITICA Nilai
NO TINDAKAN L POINT
2 3
0 1
a. Evaluasi Respon Klien (Subjektif &
Objektif)
b. Simpulkan Kegiatan
c. Penkes Singkat
d. Mengucapkan Hamdalah d an
mendoakan kesembuhan klien
dengan mengucapkan Syafakillah
5 DOKUMENTASI = 1
a. Mencatat respon klien
6 SIKAP = 1
a. Sopan
b. Teliti
c. MemperhatikanKeamanan
d. Empati
TOTAL NILAI
78
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMASANGAN ENDO TRAKEAL TUBE (ETT)
PRODI S1 KEPERAWATAN FKIK UM BANJARMASIN
NAMA MAHASISWA :
NPM :
SEMESTER :
HARI &TANGGAL :
PENGERTIAN :
Adalah suatu tindakan memasukan pipa khusus ke dalam saluran pernafasan melalui Trachea.
TUJUAN :
Untuk menegakkan patensi jalan napas
Kontraindikasi
Tidak ada kontraindikasi yang absolut; namun demikian edema jalan napas bagian atas yang
buruk/fraktur dari wajah dan leher dapat memungkinkan dilakukannya intubasi.
SUMBER:
American Hearth Association. 2015. Guidelines: Fokus Utama Pembaharuan Pedoman America
Hearth Association 2015 untuk CPR dan ECG. Diakses dari www. Hearth.org
CRITICA Nilai
NO TINDAKAN L POINT
2 3
0 1
1 PRA INTERAKSI = 1
a. Verikasi order: cek nama pasien dan no
RMK
b. Persiapan alat :
- Endotrakeal Tube (ETT)sesuai ukuran
(pria no 7: 7,5 atau 8) (wanita no 6; 5
atau 7)
- Mandrin/stylet
- Xylocain jelly/spray
- Sarung tangan steril
- Spuit 10 cc
- OPA
- Stetoscope
- Ambubag
- Plester
- gunting 79
c. Siapkan lingkungan : jaga Privasi
CRITICA Nilai
NO TINDAKAN L POINT
2 3
0 1
d. Persiapan Pasien
- Informasikan keluarga tentang
tindakan yang akan dilakukan
- Pastikan pasien dalam keadaan aman
untuk dilakukan tindakan
2 ORIENTASI = 1
a. Beri sallam, memperkenalkan diri
b. Menjelaskan prosedur
c. Meminta persetujuan keluarga
d. Mendekatkan alat kepasien
3 TAHAP KERJA = 6
a. Baca basmalah
b. Mencucitangan dengan 6 langkah, pakai *
sarung tangan
c. Beritahukan pada penderita atau keluarga
mengenai prosedur tindakan yang akan
dilakukan, indikasi, komplikasinya, dan
mintalah persetujuan (informed consent)
d. Cek alat yang diperlukan, pastikan semua *
berfungsi dengan baik (cek balon, pilih pipa
ET sesuai ukuran, masukan mandrin/stylet ke
dalam pipa ET).
e. Beri pelumas pada ujung pipa ET sampai *
daerah cuff.
f. Pertahankan kepala ekstensi (jika tidak ada *
kontraindikasi)
g. Lakukan hiperventilasi minimal 30 detik *
melalui bag masker dengan Fi O2 100 %.
h. Buka mulut dengan cara cross finger dan *
tangan kiri (nondominan) memegang
laringoskop.
i. Masukkan blade laringoskop sedikit demi *
sedikit sampai ujung laringoskop mencapai
dasar lidah.
j. Angkat laringoskop ke atas dan ke depan *
(jangan sampai menggunakan gigi sebagai titik
tumpu).
k. Masukkan pipa ET dari sebelah kanan mulut *
ke faring sampai bagian proksimal dari cuff ET
melewati pita suara ± 1 – 2 cm atau pada orang
dewasa atau kedalaman pipa ET ±19 -23 cm.
l. Angkat laringoskop dan stilet pipa ET dan isi *
balon dengan udara 5 – 10 ml.
m. Hubungkan pipa ET dengan ambubag dan *
lakukan ventilasi sambil melakukan auskultasi,
pertama pada lambung, kemudian pada paru
kanan dan kiri sambil memperhatikan
pengembangan dada.
n. Bila terdengar gurgling pada lambung dan dada * 80
tidak mengembang, berarti pipa ET masuk ke
esofagus dan pemasangan pipa harus diulangi.
CRITICA Nilai
NO TINDAKAN L POINT
2 3
0 1
o. Bila pipa ET tepat masuk ke trachea, lakukan *
fiksasi pipa dengan plester.
p. Pasang orofaring untuk mencegah pasien *
menggigit pipa ET.
4 TAHAP TERMINASI = 2
a. Evaluasi Respon Klien (Subjektif &
Objektif)
b. Simpulkan Kegiatan
c. Penkes Singkat
d. Mengucapkan Hamdalah d an mendoakan
kesembuhan klien dengan mengucapkan
Syafakillah
5 DOKUMENTASI = 1
a. Mencatat respon klien
6 SIKAP = 1
a. Sopan
b. Teliti
c. MemperhatikanKeamanan
d. Empati
TOTAL NILAI
Nama Penguji :
TTD :
Catatan Penguji :
81
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMASANGAN BVM (Bag Valve Mask)
PRODI S1 KEPERAWATAN FKIK UM BANJARMASIN
NAMA MAHASISWA :
NPM :
SEMESTER :
HARI &TANGGAL :
PENGERTIAN
Suatu kegiatan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernapasan buatan
dengan ambubag atau bag valve mask untuk menjamin kebutuhan oksigen dan pengeluaran gas CO2.
TUJUAN : Untuk menjamin pertukaran antara oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) yang terjadi
di paru-paru secara normal.
INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI:
Indikasi:
Pasien dengan gangguan sistem pernapasan dan memerlukan bantuan pernapasan.
Kontraindikasi
• Pasien yang bernapas spontan dengan volume tidal yang memadai dan laju pernafasan yang
tepat (RR ≥10).
REFERENSI:
American Hearth Association. 2015. Guidelines: Fokus Utama Pembaharuan Pedoman America
Hearth Association 2015 untuk CPR dan ECG. Diakses dari www. Hearth.org
CRITICA Nilai
NO TINDAKAN L POINT
2 3
0 1
1 PRA INTERAKSI = 1
a. Verikasi order: cek nama pasien dan
no RMK
b. Persiapan alat : BVM
c. Siapkan lingkungan : Tempat yang
aman, datar, dan keras.
d. Persiapan Pasien
- Informasikan keluarga tentang
tindakan yang akan dilakukan
- Pastikan pasien dalam keadaan
aman untuk dilakukan tindakan
- Menyiapkan posisi pasien
terlentang di tempat yang aman,
datar dan keras.
2 ORIENTASI = 1
a. Beri sallam, memperkenalkan diri
b. Menjelaskan prosedur
c. Meminta persetujuan keluarga
d. Mendekatkan alat kepasien
3 TAHAP KERJA = 6 82
a. Baca basmalah
CRITICA Nilai
NO TINDAKAN L POINT
2 3
0 1
b. Mencucitangan dengan 6 langkah, *
pakai sarung tangan
c. Mengatur posisi klien
d. Perawat memeriksa pernapasan *
dengan cara :
Look (Lihat): Gerak dada, gerak
cuping hidung (flaring nostril),
retraksi sela iga
Listen (Dengar) : Suara nafas, suara
tambahan
Feel Rasakan: Udara nafas keluar
hidung-mulut
e. Perawat menilai pernapasan.
Menilai tanda-tanda distress nafas,
jika tanda-tanda muncul lakukan
pemberian nafas buatan menggunakan
ambubag.
4 TAHAP TERMINASI = 2
a. Evaluasi Respon Klien (Subjektif &
Objektif)
b. Simpulkan Kegiatan
c. Penkes Singkat
d. Mengucapkan Hamdalah d an
83
mendoakan kesembuhan klien dengan
mengucapkan Syafakillah
CRITICA Nilai
NO TINDAKAN L POINT
2 3
0 1
5 DOKUMENTASI = 1
a. Mencatat respon klien
6 SIKAP = 1
a. Sopan
b. Teliti
c. MemperhatikanKeamanan
d. Empati
TOTAL NILAI
84
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
DEFIBRILASI (DC SHOCK)
PRODI S1 KEPERAWATAN FKIK UM BANJARMASIN
NAMA MAHASISWA :
NPM :
SEMESTER :
HARI & TANGGAL :
PENGERTIAN :
Defibrilasi (DC Shock) adalah suatu tindakan terapi dengan cara memberikan aliran listrik yang kuat ke jantung
pasien melalui elektroda (pedal) yang ditempatkan di permukaan dinding dada pasien.
TUJUAN
1. Mencegah terjadinya kematian karena fibrilasi ventrikel
2. Mengembalikan irama jantung dan curah jantung yang hilang karena VF/VT non-pulse dan
mengembalikan oksigenasi dan perfusi ke jaringan.
INDIKASI
1. Pasien dengan Ventrikel fibrilasi (VF)
2. Pasien dengan Ventrikel Takikardi (VT) non-pulse.
3. Asystole
KONTRA INDIKASI
1. Pasien yang masih sadar
2. Pasien yang mempunyai defibrillator yang ditanam
3. Pasien yang masih dalam kondisi basah
SUMBER
• Buku Praktik Laboratorium Keperawatan Jilid2
CRITICAL NILAI
NO TINDAKAN POINT 0 1 2 3
1 PRA INTERAKSI
1. Verifikasi Order
2. Persiapan Alat:
• Mesin DC Shock (Mono/Bifasik)
• Padel
• Jeli Elektroda
• Obat-obat sedasi bila perlu (dormikum, atau
analgesic lainnya.
• Oksigen
• Monitor EKG
3. Siapkan Lingkungan: Jaga Privasi B/P
4. Persiapan Pasien
2 ORIENTASI
1. Menjelaskan tujuan tindakan pada keluarga pasien
2. Meminta persetujuan klien / keluarga (Informed
consent).
3. Mendekatkan alat kepasien
3 TAHAP KERJA
1. Baca basmalah
2. Mencuci tangan 6 langkah *
3. Posisikan pasien supinasi 85
4. Kaji keadaan pasien ventrikel takikardi (VT) pada pasien *
tidak sadar, ventrikel fibrilasi (VF) dan asystole
5. Pastikan pasien tidak memakai perhiasan dari logam (emas,
perak) dan gigi palsu yang berlogam atau kawat gigi.
6. Pastikan pasien tidak memakai pace maker
7. Siapkan mesin DC Shock *
8. Oles padel dengan jeli kemudian ratakan *
9. Posisikan padel di bagian apex dan parasternum *
10. Atur saklar DC shock pada posisi 360 joule (monofasik), *
200 joule (bifasik)
11. Sebelum kontak dengan listrik, pastikan tidak ada seseorang *
yang bersentuhan dengan pasien maupun penolong. Satu
orang sebagai instruktur yang memegang padel.
4 TAHAP TERMINASI
1. Observasi keadaan pasien:
• Tanda-tanda vital
• Gambaran EKG
• Status Kesadaran
2. Mengucapkan Hamdalah dan mendoakan kesembuhan klien
dengan mengucapkan Syafakallah/ Syafakillah
5 DOKUMENTASI
1. Jelaskan hasil yang didapatkan ke keluarga pasien (jika ada)
2. Rapikan pasien dan alat.
3. Dokumentasi hasil
6 SIKAP
1. Sopan
2. Teliti
3. Memperhatikan Keamanan
4. Empati
TOTAL
GLOBAL RATING * (Centang Salah 1)
FAIL
BORDELINE
PASS
EXCELLENT
NAMA PENGUJI :
TTD :
CATATAN PENGUJI :
86
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGISAPAN SEKRESI (SUCTIONING) OROFARING
PRODI S1 KEPERAWATAN FKIK UM BANJARMASIN
NAMA MAHASISWA :
NPM :
SEMESTER :
HARI & TANGGAL :
PENGERTIAN :
Suctioning adalah suatu metode untuk mengeluarkn lender atau sekret dari jalan nafas. Pengisapan ini biasanya
dilakukan melalui mulut, nasofasing, aatau trakea.
TUJUAN :
1. Membebaskan jalan nafas
2. Memudahkan ventilasi
3. Mengambil sampel sekret untuk tujuan diagnostic
4. Mencegah infeksi akibat penumpukan sekret
INDIKASI:
Pasien tidak mampu mengeluarkan sputum, dilakukan setiap 1-2 jam sesuai kebutuhan.
SUMBER :
Hidayati, Ratna. Dkk. 2017. Praktik Laboratorium Keperawatan. Jakarta: Erlangga
2. PERSIAPAN ALAT
Perawat mempersiapkan alat yang diperlukan:
1. Set pengisapan sekresi siap pakai
2. Kateter penghisap steril dengan ukuran:
▪ No. 10-12 (dewasa)
▪ No. 6-8 (anak)
• No. 4-5 (bayi)
3. Sarung tangan bersih
4. Alas dada/handuk
5. Kom berisi NaCl/aquades steril untuk membilas kateter
6. Cairan desinfektan dalam tempatnya untuk merendam
kateter suction yang sudah di pakai
7. Alat pembuka jalan nafas atau gudel bila diperlukan
3. TAHAP KERJA
1. Baca basmalah
2. Mencuci tangan dengan 6 langkah *
3. Menggunakan sarung tangan bersih
4. Atur posisi pasien, pasien yang tidak sadar harus *
dimiringkan
5. Letakan handuk di atas dada pasien 87
6. Menghidupkan mesin suction dan atur tekanan yang *
sesuai
• Penghisap dinding (dewasa: 100-120 mmHg,
anak: 95‒110 mmHg, bayi: 50‒95 mmHg).
• Penghisap portabel (dewasa: 10‒15 mmHg, anak:
5‒10 mmHg, bayi: 2‒5 mmHg).
7. Menyambung selang suction dengan suction kateter *
steril
8. Isap sedikit air aquades
9. Beri pelumas pada ujung kateter
10. Lepaskan sungkup oksigen (apabila terpasang)
11. Pada saat keadaan tidak mengisap, masukan kateter *
kedalam mulut/nasofaring/trakea pasien, kemudian tutup
lubang untuk menghisap pada kateter, gerakan kateter
memutar sampai semua sekret terisap (pengisapan
dilakukan selama 10‒15 detik, beri jarak 20‒50 detik
dalam setiap pengisapan).
12. Mengobservasi tanda-tanda vital selama dilakukan
penghisapan
13. Pasang kembali sungkup oksigen
14. Cuci kateter dengan sisa aquades, kemudian matikan
mesin penghisap
15. Periksa kembali status pernafasan pasien
16. Lepaskan anduk dari dada pasien
17. Reposisi pasien (dianjurkan posisi sim pada pasien
dengan penurunan kesadaran)
4. TAHAP TERMINASI
3. Observasi respon pasien:
• Tanda-tanda vital
• Hipoksia
• Perdarahan
• Aritmia
• Sputum: warna, jumlah, konsistensi, bau
4. Mengucapkan Hamdalah dan mendoakan kesembuhan
pasien
5. Rapikan alat dan desinfektan kateter yang telah
digunakan
5. DOKUMENTASI
• Catat waktu pelaksanaan dan respon klien:
• Catat tanda-tanda vital
• Catat jika ada tanda-tanda hipoksia
• Catat jika ada perdarahan
• Catat jika ada aritmia
• Sputum: catat warna, jumlah, konsistensi, bau
6. SIKAP
a. Sopan
b. Teliti
c. Memperhatikan Keamanan
NILAI
NAMA PENGUJI :
TTD :
88
CATATAN PENGUJI :