Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH ULUMUL QURAN

MUKJIZAT ILMU TENTANG BINATANG & ANJING

DOSEN PENGAMPU : Drs. TAS’AN, M.Ag

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK III

1. DESI SUGANTRI YENI ( NIM : 1215210154 )


2. DESTIRA SYAFITRI ( NIM : 1215210029 )
3. EKI FUTRA ( NIM : 1215210159 )

PROGRAM STUDI EKONOMI


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI ) NATUNA
TAHUN 2021
1. PENDAHULUAN

Sudah tidak menjadi rahasia lagi bahwa mukjizat ilmiah dalam al-Qur’an laksana mata air yang tidak
pernah kering. Setiap waktu, muncul penemuan-penemuan baru dan ketetapan-ketetapan ilmiah
yang sebenarnya telah ditegaskan oleh Al-Qur’an sebelumnya sejak empat belas abad yang lalu.
Oleh karenanya, pantas kajian mukjizat ilmiah bersifat berkembang selama-lamanya. Observasi dan
pembahasan ilmiah selalu menambahkan yang baru dari hakikat dan rahasia alam. Namun,
semuanya telah terkandung dalam ayat-ayat yang senantiasa mengajak kita untuk meneruskan
pembahasan dan pemurnian. Sehingga, kita bisa menemukan kisi-kisi mukjizat ilmiah di dalamnya.
Dalam makalah ini, akan dibahas sedikit dari sekian banyak mukjizat ilmiah yang ada dalam al-
Qur’an, yaitu tentang ilmu hewan. Banyak penemuan-penemuan ilmiah tentang hewan yang telah
ditemukan oleh para ilmuwan abad ini. Seperti anjing yang tidak memiliki kelenjar keringat
melainkan hanya sedikit saja. Sehingga untuk menstabilkan suhu tubuhnya anjing selalu menjulurkan
lidahnya. Ternyata hal ini telah diinformasikan oleh al-Qur’an 14 abad yang lalu. Untuk lebih jelasnya
kami telah menguraikan masalah tersebut dalam makalah ini.

II. POKOK PEMBAHASAN


a. Tanda-Tanda Kebesaran Allah Pada Hewan
b. Pembentukan Susu Dari Antara Kotoran Dan Darah
c. Kekaguman Orientalis
d. Unta
e. Fakta Ilmiah Tentang Unta
f. Anjing

III. PEMBAHASAN
1. Tanda-Tanda Kebesaran Allah Pada Hewan
Allah SWT berfirman dalam surat Al-An’am ayat 38:
“Dan Tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua
sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab,
kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.”
Semua hewan dan prilaku mereka telah diteliti dengan metode yang paling canggih. Bahkan, para
ilmuan juga menggunakan satelit-satelit buatan untuk meneliti kehidupan hewan ini. Mereka pun
telah sampai pada kesimpulan bahwa hewan-hewan tersebut terdapat pada tiga habitat kehidupan;
udara permukaan bumi, dan perairan. Penelitian-penelitian itu senantiasa menemukan hal-hal baru
setiap kali peralatan dan pengetahuan manusia bertambah maju. Di samping itu, penelitian-
penelitian itu juga menemukan adanya suatu keteraturan yang sangat tinggi dalam kehidupan para
penghuninya, yaitu keteraturan dalam hal migrasi, pertumbuhan, perlindungan diri, pencarian
makanan, dan lain sebagainya.
Hewan-hewan merupakan lapangan yang terbuka bagi setiap orang yang ingin mempelajari
keajaiban kehidupan di alam. Para ilmuwan memperkirakan jumlah hewan lebih dari dua juta famili.
Dari jumlah itu, hanya sedikit saja yang sudah diteliti hingga sekarang. Dan dari penelitian yang
sedikit ini didapat kesimpulan bahwa ada Allah yang telah menciptakan semua itu dan membuat
teratur.
B. Pembentukan Susu Dari Antara Kotoran Dan Darah

Allah SWT berfirman dalam surat An-Nahl ayat 66:


“Dan Sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami
memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara
tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.”
Kita sering melihat kambing, biri-biri, dan sapi sedang merumput, tetapi sangat jarang memikirkan
hubungan antara proses merumput ini dengan susu dan produk susu yang kita konsumsi. Allah
membuat mereka makan rumput, yang perubahan akhirnya adalah susu, salah satu sumber nutrisi
pokok. William Harvey menemukan sirkulasi darah hampir satu millennium setelah Rasulullah SAW.
Pada masa Rasulullah, belum ditemukan fakta bahwa darah membawa zat gizi dari makanan yang
telah dicerna menjadi unsure-unsur dasar ke kelenjar susu untuk dijadikan air susu. Bahan baru ini –
yang asalnya dari rumput lalu menjadi makanan tercerna dan darah.
Al-Qur’an tidak hanya menggambarkan kebenaran yang belum diketahui pada saat itu, tetapi juga
memperlihatkan fakta agar kita mendapat pelajaran darinya. Darah mengumpulkan dan membawa
substansi yang terbentuk oleh makanan tercerna menuju berbagai organ; di antaranya ke kelenjar
susu. Proses ini dimulai ketika darah bersinggungan dengan isi usus halus pada dindingnya. Sebelum
melanjutkan perjalanannya dibawa oleh darah, sebagian makanan yang telah tercerna diserap oleh
usus halus. Informasi ini adalah hasil penelitian modern dalam bidang biologi, kimi, dan fisiologi
saluran pencernaan.

C. Kekaguman Orientalis

Ketika membahas ayat di atas tadi (QS. An-Nahl ayat 66), Morris B, dalam buku Kajian Kitab-Kitab
Suci dari Perspektif Ilmu Pengetahuan Modern mengatakan, agar kita dapat memahami ayat ini
secara mendalam, kita harus merujuk kepada Ilmu Fisiologi atau Ilmu Faal (ilmu yang berkaitan
dengan fungsi organ tubuh). Dalam Ilmu Faal dikatakan bahwa secara global, zat-zat penting yang
dibutuhkan sebagai nutrisi tubuh berasal dari berbagai unsur yang terdapat dalam usus. Ketika zat-
zat ini telah mencapai tahapan reaksi kimiawi tertentu, zat-zat ini menembus dinding usus kemudian
masuk ke dalam sirkulasi sistemik tubuh.
Proses pengangkutan nutrisi ke dalam darah ini dapat berlangsung dengan dua cara. Pertama, secara
langsung melalui pembuluh limfa. Kedua, secara tidak langsung, yaitu melalui sirkulasi enturo
hepatis yang mengarahkan zat-zat ini ke liver (hati). Di dalam liver, zat-zat ini dimodifikasi. Setelah
itu baru zat-zat ini masuk ke dalam sirkulasi sistemik.
Kelenjar susu memegang peranan kunci dalam menyediakan komposisi susu. Kelenjar ini ‘mengambil
makanannya’ dari zat-zat hasil proses pencernaan yang dibawa oleh darah. Oleh karena itu, darah
sebenarnya memiliki peran ganda. Di samping sebagai pengumpul, ia juga sekaligus distributor
nutrisi makanan yang mensuplai kebutuhan kelenjar susu dan kelenjar serta organ tubuh lainnya.
Fakta-fakta ilmiah sedetail ini, oleh ilmu pengetahuan modern dianggap sebagai hasil penemuan
ilmu kimia modern dan Ilmu Fisiologi Pencernaan. Tetapi, Morris B, berkeyakinan bahwa keberadaan
ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang proses terbentuknya susu ini tidak mungkin dapat
dijelaskan dan diinterpretasikan secara objektif oleh orang-orang pada saat itu. Ini membuktikan
bahwa Al-Qur’an adalah wahyu dari Allah.
A. Unta

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Ghasyiyah ayat 17:


“Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia diciptakan,”
Ketika Allah mengajak kita untuk memperhatikan unta, pasti terdapat rahasia dan keajaiban dalam
makhluk Allah yang satu ini. Salah satu indikasinya adalah bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi
manusia yang telah berkembang dengan sangat pesat, hingga saat ini belum berhasil menyingkap
semua misteri binatang ini.
Sangat disayangkan, ulama-ulama dan para ahli hadits kita yang terdahulu, kurang memperhatikan
dan meneliti hewan ini. Padahal dalam surat Al-Ghasyiyah ayat 17-21 mendahulukan perintah untuk
mengamati penciptaan unta dari perintah untuk mengamati penciptaan langit, gunung dan bumi.
Allah berfirman dalam surat Al-Ghasyiyah ayat 17-21:

17. Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia diciptakan,
18. dan langit, bagaimana ia ditinggikan?
19. dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?
20. dan bumi bagaimana ia dihamparkan?
21. Maka berilah peringatan, karena Sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan.
Ya, unta memang belum mendapatkan perhatian yang semestinya, belum ada penelitian
ilmiah yang serius. Ini dapat dibuktikan dengan jumlah literatur mengenai unta yang masih sedikit.
Unta masih menjadi misteri, terutama mengenai kemampuannya bertahan tanpa air untuk waktu
lama yang sempat membingungkan para ilmuwan dan membuat mereka bertanya-tanya. Apa faktor
penyebabnya? Apakah tubuh unta hanya membutuhkan sedikit air? Apakah unta menyimpan air
dalam selnya untuk mengantisipasi kekurangan air di kemudian hari? Atau, apakah tubuhnya
mampu memproduksi air ketika dibutuhkan?
Saat ini, pakar di bidang fisiologi dan biologi telah berhasil mengungkap misteri ini. Para
ilmuwan ini, saying semuanya berasal dari Barat, menemukan bahwa unta memiliki kemampuan
untuk memproduksi air dari lemak yang terdapat di dalam punuknya melalui suatu proses kimia yang
tidak dapat ditandingi oleh industri manapun di dunia ini. Pada akhirnya, semua ini kembali
membuktikan kekuasaan Allah dalam menciptakan makhluk-makhluk-Nya.
Para pakar Fisiologi dan Kimia berpendapat bahwa bahan baku yang paling baik dan mudah
didapatkan untuk membuat air adalah lemak dan karbohidrat. Alasannya, karena dari proses
pembakaran kedua zat ini, tidak dihasilkan zat-zat lain kecuali air, CO2 (gas karbondioksida yang
dikeluarkan dalam proses respirasi) serta energy dalam jumlah besar yang digunakan tubuh unta
untuk melakukan berbagai aktifitasnya.
Unta menyimpan cadangan lemaknya bukan di bawah lapisan kulit seperti manusia. Sebab, jika unta
menyimpannya di bawah kulit, suhu tubuhnya akan meningkat drastis dan hal ini dapat berakibat
fatal. Akan tetapi, dengan kekuasaan Allah, lemak tersebut disimpan di punuk. Akibatnya, suhu
tubuh unta tetap stabil dan terhindar dari dehidrasi karena keluarnya keringat secara berlebihan. Di
samping itu, unta pun dapat menjaga kestabilan jumlah cairan di dalam tubuhnya.
Bukti kekuasaan Allah yang lainnya adalah jumlah cadangan lemak pada unta ternyata jauh melebihi
jumlah cadangan lemak pada hewan-hewan lainnya. Sebagai perbandingan, Kharouf (sejenis domba
dengan ekor berukuran besar) menyimpan cadangan lemak di ekornya seberat 11 kg. Sedangkan,
unta menyimpan sekitar 120 kg lemak di punuknya, atau 10 kali jumlah cadangan lemak Kharouf .
Dengan jumlah cadangan lemak sebanyak ini, unta dapat bertahan tanpa air selama satu setengah
bulan.

B. Fakta Ilmiah Tentang Unta

Ilmu pengetahuan modern menemukan bahwa unta memiliki kelebihan dibanding hewan-hewan
lainnya dalam hal kemampuan menjaga kestabilan suhu tubuh. Unta termasuk hewan berdarah
hangat. Ia memiliki cara tersendiri untuk menghindari suhu dingin. Ketika suhu udara dingin,
pembuluh-pembuluh yang terdapat dalam kulitnya berkontraksi dan menciut sehingga kulitnya
menjadi dingin. Dalam kondisi seperti ini, kulit unta berfungsi sebagai isolator agar hawa panas
dalam tubuh tidak keluar. Sehingga, menghindari menurunnya suhu di dalam tubuh unta. Akan
tetapi, jika setelah itu ia tetap kedinginan, maka tubuhnya akan menggigil hingga suhu tubuhnya
kembali hangat.
Dibandingkan dengan hewan-hewan lain, unta memiliki daya tahan tubuh dan kemampuan adaptasi
yang sangat tinggi terhadap perubahan suhu yang ekstrem seperti di lingkungan padang pasir.
Akibatnya, unta mampu mengantisipasi perubahan suhu yang cukup drastis yang terjadi di dalam
tubuhnya. Pada siang hari, tubuh unta mengantisispasi temperatur udara yang cenderung panas
dengan meningkatkan suhu tubuhnya hingga mencapai 40,5 derajat celcius. Sedangkan, ketika cuaca
dingin, unta mengantisipasinya dengan mentransfer panas tubuhnya keluar. Tubuh unta dapat
bertahan terhadap perubahan suhu yang berkisar antara 35 hingga 40,5 derajat celcius.
Jika kita bandingkan dengan tubuh manusia, maka suhu tubuh manusia dalam kondisi normal adalah
37 derajat celcius. Penurunan atau peningkatan suhu tubuhnya walaupun sedikit, dapat menjadi
indikasi bahwa orang tersebut sakit. Manusia mungkin akan mati jika suhu tubuhnya berfluktuasi
seperti suhu tubuh unta, yang dapat berubah-ubah antara 35 hingga 40,5 derajat celcius tergantung
temperatur udara sekitar.
Di samping itu semua, tubuh unta masih banyak menyisakan misteri hingga saat ini belum dapat
diungkapkan oleh ilmu pengetahuan modern. Ada beberapa rahasia yang telah terungkap tetapi
belum dapat dijelaskan. Misalnya, mengapa sel-sel darah merah unta dan lama berbentuk
sembarang, tidak berbentuk bulat seperti yang dimiliki hewan-hewan lainnya? Hingga saat ini belum
ada seorang pun yang mengetahui jawabannya. Ini semua menunjukkan mukjizat ilmiah dalam ayat-
ayat Al-Qur’an.

C. ANJING

Allah SWT berfirman dalam surat al-A’raf ayat 176:


“…. Tetapi Dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Maka
perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu
membiarkannya Dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian Itulah perumpamaan orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka
berfikir.”
Setelah empat belas abad sejak Al-Qur’an diturunkan, ilmu pengetahuan modern sampai pada
sebuah kesimpulan yang menyatakan bahwa anjing tidak memiliki kelenjar keringat kecuali dalam
jumlah yang sangat sedikit di bagian dalam telapak kakinya. Kelenjar-kelenjar ini tidak cukup
membantu menjaga kestabilan suhu tubuh anjing. Karena, fungsi dasar dari kelenjar ini adalah untuk
menstabilkan dan menurunkan temperatur di tubuh dan di sekitar tubuh anjing.
Kekurangan jumlah kelenjar ini, membuat anjing berusaha menurunkan temperatur tubuhnya
dengan cara menjulurkan lidah. Karena pada saat itu lidah dan rongga mulut dapat melakukan
kontak langsung dengan udara. Anjing melakukan hal ini dalam keadaan letih atau tidak.
Fakta ilmiah ini membuktikan tingkat keilmiahan ayat-ayat Al-Qur’an.
Al-Qur’an dan hadist menganjurkan setiap muslim mencintai binatang karena merupakan aspek
kedudukan manusia sebagai Khalifah dibumi. Karena itu, tidak sedikit umat Islam yang memelihara
binatang, seperti kucing, dan lain lain.
Namun, bagaimana dengan memelihara anjing? Apakah diperbolehkan dalam Islam? Khususnya
menyangkut anjing, dapat ditemukan didalam Al-Qur’an surah Al-kahfi ayat 9-19. Dalam surah
tersebut, dikisahkan bagaimana sekelompok pemuda yang amat taat beragama mengungsi ke satu
gua untuk mempertahankan akidah agamanya dengan ditemani oleh seekor anjing.
Karena itu, Al-Qur’an membolehkan menggunakan anjing dan binatang buas lainnya yang telah di
ajarkan untuk berburu. Hasil buruannya juga halal dimakan, dengan syarat tidak di makan oleh
anjing tersebut. Hal ini telah di jelaskan dalam surah Al-Maidah ayat 4.
Ahli tafsir Indonesia M.Quraish Shihab menjelaskan dalam buku “M.Quraish Shihab menjawab,”
bahwa ulama berbagai Mazhab membolehkan seseorang untuk memelihara anjing, antara lain untuk
menjaga diri dari berbagai bahaya yang dapat mengancam. Namun, yang menjadi persoalan adalah
jika anjing yang di pelihara tersebut masuk dan keluar rumah, najis atau tidak? Menurut Mazhab Abu
Hanifah, anjing pada dasarnya tidaklah najis. Alasannya antara lain karena agama membolehkan
memelihara nya dalam rangka berburu atau penjagaan. Yang najis, menurut Mazhab ini adalah
hanya air liur dan kotoran nya saja.

IV. KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. Allah memperlihatkan tanda-tanda kebesaran-Nya pada Hewan seperti firman-Nya dalam surat
al-An’am ayat 38: “Dan Tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang
terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan
sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.”
b. Allah memperlihatkan bagaimana keajaiban pembentukan susu dari antara darah dan kotoran
sebagaimana firman-Nya dalam surat An-Nahl ayat 66: “Dan Sesungguhnya pada binatang ternak itu
benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada
dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-
orang yang meminumnya.”
c. Allah memerintahkan manusia untuk meneliti bagaimana unta diciptakan, karena unta
memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh hewan-hewan lainnya. Seperti dalam firman-Nya surat al-
Ghasyiyah ayat 17: “Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia diciptakan,”
d. Allah memperlihatkan kepada manusia bagaimana seekor anjing menstabilkan suhu dalam
tubuhnya dengan menjulurkan lidahnya, dimana hal tersebut diketahui oleh manusia setelah 14
abad al-Qur’an diturunkan, seprti dalam firman Allah SWT dalam surat al-A’raf ayat 176: “…. Tetapi
Dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Maka perumpamaannya
seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya Dia
mengulurkan lidahnya (juga). Demikian Itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-
ayat kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.”

Anda mungkin juga menyukai