Anda di halaman 1dari 4

Msds standarisasi

1. Klorofom

 Penyimpanan : simpan ditepat berventilasi baik, jaga wadah tertutup rapat.


 Paparan jangka pendek
 Klasifikasi bahan campuran : bahaya jika tertelan
 Pernyataa kehati-hatian : hindari menghirup debu atau asap atau gas
atau kabut atau uap atau semprotan. Gunakan alat pelindung diri sesuai
kebutuhan.
 Jika terkena kulit : cuci dengan sabun yang banyak dengan air.
 Jika terkena mata : bilas dengan seksam dengan dengan air untuk
bebrapa menit lepas kontak lens ajika memakainnya dan mudah
melakukannya
 Jika terhirup : pindahkan korban ketempat berudara segar dan jaga tetap
relaks pad posisi yang nyaman untuk bernafas
 Jika terpapr atau dikuatirkan : segera hubungi dokter atau tenaga medis.
 Penggunaan : sebagai pelarut nonpolar dilaboratorium.
 Tindakan pertolongan pertana pada kecelakaan
 Setelah terbirup : hirup udara segar jika napas berhenti, berikan nafas
buatan mulut ke mulut atau secara mekanik. Berikan masker oksigen jika
mungkin segera hubungi dokter
 Setelah kontak dengan kulit : cuci dengan air yang baik. Lepaskan pakaian
yang terkontaminasi.
 Setelah kontak dengan mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera
hubungi dokter mata
 Bila tertelan : hati-hati bahaya penghirupan jaga saluran pernapasan tetap
terbuka. Segera panggil dokter . sesudah itu : arang (20-40g dalam 10%
slury). Dalam kasus muntah secara spontan resiko aspirasi, kemungkinan
terjadi kerusakan paru-paru. Panggil dokter.
2. Alumunium klorida (alcl3)

 Sifat bahaya : Aluminum chloride sangat iritatif atau luka bakar  bila kontak
dengan kulit, dan kerusakan mata, jangan menghirup debu atau kabut.
 Akibat terhadap Kesehatan :
 Mata  : Menyebabkan iritasi dan korosif terhadap mata
 Kulit  : Menyebabkan iritasi kulit dan korosif pada kulit, serta menyebabkan
kulit terbakar setelah beberapa menit kontak dengan kulit basah atau
lembab.   
 Tertelan    : Menyebabkan gangguan pencernaan, menyebabkan luka bakar
pada mulut.
 Terhirup    : Menyebabkan gangguan pernafasan     Karsinogenik: Tidak ada
efek
 Kebakaran : Sifat bahan tidak mudah terbakar. Jangan menyemprotkan air pada
tumpahan aluminium klorida. Air berekasi dengan Aluminium klorida membentuk
HCl yang beracun dan korosif. Petugas pemadam kebakaran harus melakukan
segala kemungkinan untuk menjaga air atau kelembaban dari AlCl3. Karena uap
berkonsentrasi tinggi menyebabkan iritasi pada kulit.
 Reaktifitas :
 Sifat Reaktifitas : Reaktif terhadap logam dan saat ditambahkan air akan
melepaskan HCl beracun dan korosif.  
   Sifat Stabilitas : Stabil pada tekanan dengan temperatur yang normal atau
stabil jika tetap kering dan dilindungi dari kelembaban atmosfer
 Keselamatan dan penyimpanan
 Penanganan bahan :simpan ditempat yang kering dan tertutup rapat
dengan ventilasi yang cukup. Jauhkan dari air. Beri label pada wadah.
Hindari kontak dengan kulit dan mata.
 Penyimpanan suhu : Ambient
 Rekomendasi pengunaan: 90 hari
   Pencegahan terhadap pemaparan :Gunakan alat pelindung diri
 Pertolongan pertama
 Penghirupan : segera pindahkan korban k tempat yang cukup udara berikan
pernafasan buatan atau oksigen orban segera bawa ke dokter
 Terekena kulit : cuci dengan air sebanyak-banyakan segera lepaskan
pakaian yang terkontaminasi jika iritasi atau luka bakar segera bawa ke
dokter
 Terkena mata : cuci dengan air bersih alirkan air mineral selama 15 menit
bawa ke dokterbila terjadi iritasi
 Tertelan : bila sadar beri 1-2 gelas gelas air. Bawa ke dokter.
Perhatian alumunium klorida bereaksi dengan air membentuk asam klorida
yang dapat korosif ke tenggorokan dan paru-paru mungkin terjadi luka
bakar dimulut, tenggorokan dan perut.

3. ETANOL/ETHANOL

 Penyimpanan P403 + P233 Simpan di tempat berventilasi baik. Jaga wadah tertutup
kedap/rapat.
 Paparan jangka pendek
 Saran Umum: Konsultasikan dengan dokter. Tunjukan lembar data keselamatan
ini ke dokter
 Jika terhirup: Jika dihirup, pindah orang ke udara segar. Jika tidak bernapas,
berikan pernapasan buatan. Konsultasikan dengan dokter.
 Dalam kasus kontak dengan kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air yang banyak. Hubungi
dokter jika terjadi iritasi.
 Dalam kasus kontak pada mata: Bilas dengan air yang banyak selama minimal
15 menit , angkat kelopak mata bagian atas dan bawah sesekali. Segera dapatkan
bantuan medis / periksakan ke Dokter mata.
 Jika tertelan: segera beri korban minum air putih (dua gelas paling banyak).
Periksakan ke dokter.
 Pertolongan pertama pada korban keracunan
 Terhirup: Segera pindahkan korban dari area paparan. Bila perlu gunakan
kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Segera bawa ke rumah
sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
 Kontak dengan Kulit: Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang
terkontaminasi. Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah
yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama
15-20 menit). Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan
terdekat.
 Kontak dengan Mata: Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan
larutan garam normal (NaCl 0,9%) selama 15-20 menit, atau sekurangnya 1 liter
untuk setiap mata dan dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah
sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke
rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
 Tertelan: Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter setempat.
Jangan sekali-kali merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien yang
tidak sadar/ pingsan. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada
panggul untuk mencegah aspirasi. Bila korban dalam keadaan sadar dan terjaga,
miringkan kepala ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas
kesehatan terdekat.

Anda mungkin juga menyukai