Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PELAKSANAAN RUJUKAN KESEHATAN

Oleh

HILDAGARDIS NABU

MARIA IMAKULATA IMELDA

DIANA WENIGATY

KELAS : PPN TINGKAT 3


MATA KULIAH : KEPERAWATAN KOMUNITAS

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI PPN
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan peyusuan makalah yang berjudul yang berjudul
“Pelaksanaan Rujukan Kesehatan” dengan tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas.
Penyusun sangat menyadari, bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan maupun
kesalahan. Untuk itu kepada para pembaca harap memaklumi adanya mengingat keberadaan
penyusunlah yang masih banyak kekurangannya. Dalam kesempatan ini pula penyusun
mengharapakan kesediaan pembaca untuk memberikan saran yang bersifat perbaikan, yang dapat
menyempurnakan isi makalah ini dan dapat bermanfaat di masa yang akan datang.

Ucapan terima kasih penyusun haturkan kepada dosen mata kuliah Keperawatan
Komunitas. Dalam Keperawatan sekaligus sebagai pembimbing dalam pembuatan makalah ini,
semoga atas kebesaran hati dan kebaikan beliau mendapat rahmat dari Allah yang Maha Kuasa.

Akhir kata semoga makalah ini dapat membawa wawasan, khususnya bagi penyusun dan
umumnya bagi para pembaca. Terimakasih

Kupang, 11 oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Cover.................................................................................................................................................
Kata Pengantar................................................................................................................................
Daftar Isi...........................................................................................................................................
Bab I Pendahuluan..........................................................................................................................
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................
1.3 Tujuan .................................................................................................................................
Bab II Tinjauan Pustaka.................................................................................................................
2.1 Defenisi Sistem Rujukan Kesehatan.....................................................................................
2.2 Tujuan Sistem Rujukan Kesehatan.......................................................................................
2.3 Bagaimana Jalur Sistem Rujukan Kesehatan.......................................................................
2.4 Bagaimana langkah-langkah dalam meningkatkan rujukan.................................................
Bab III Penutup...............................................................................................................................
3.1 kesimpulan............................................................................................................................
3.2 saran......................................................................................................................................
Daftar Pustaka.................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sistem rujukan pelayanan kesehatan merupakan penyelenggaraan pelayanan kesehatan
yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab timbal balik pelayanan kesehatan secara
timbal balik baik vertikal maupun horiontal. Sederhananya, sistem rujukan mengatur darimana
dan harus kemana seseorang dengan gangguan kesehatan tertentu memeriksakan keadaan
sakitnya.
Pelaksanaan sistem rujukan di indonesia telah diatur dengan bentuk bertingkat atau
berjenjang, yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedua dan ketiga, dimana dalam
pelaksanaannya tidak berdiri sendiri-sendiri namun berada di suatu sistem dan saling
berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan primer tidak dapat melakukan tindakan medis tingkat
primer maka ia menyerahkan tanggung jawab tersebut ke tingkat pelayanan di atasnya, demikian
seterusnya. Apabila seluruh faktor pendukung (pemerintah, teknologi, transportasi) terpenuhi
maka proses ini akan berjalan dengan baik dan masyarakat awam akan segera tertangani dengan
tepat.
Manfaat sistem rujukan dari sudut pemerintah sebagai penentu kebijakan (policy maker),
manfaat sistem rujukan adalah membantu penghematan dana, karena tidak perlu menyediakan
berbagai macam peralatan kedokteran pada setiap sarana kesehatan; memperjelas sistem
pelayanan kesehatan, karena terdapat hubungan kerja antara berbagai sarana kesehatan yang
tersedia; memudahkan pekerjaan administrasi, terutama pada aspek perencanaan.
Dari sudut masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan (health consumer), manfaat sistem
rujukan adalah meringankan biaya pengobatan, karena dapat dihindari pemeriksaan yang sama
secara berulang-ulang; mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan, karena telah
diketahui dengan jelas fungsi dan wewenang setiap sarana pelayanan kesehatan.
Dari sudut kalangan kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan keseahatan (health
provider), manfaat sistem rujukan adalah memperjelas jenjang karier tenaga kesehatan dengan
berbagai akibat positif lainnya seperti semangat kerja, ketekunan, dan dedikasi; membantu
peningkatan pengetahuan dan ketrampilan, yaitu: kerja sama yang terjalin; memudahkan atau
meringankan beban tugas, karena setiap sarana kesehatan mempunyai tugas dan kewajiban
tertentu.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun beberpa rumusan masalah pada makalah ini, adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari sistem rujukan?
2. Apa tujuan dari sistem rujukan?
3. Bagaimana alur sistem rujukan?
4. Apa syarat-syarat dalam melakukan rujukan?
5. Bagaimana persiapan yang dilakukan sebelum melakukan rujukan?
6. Apa keuntungan dari sistem rujukan?
7. Bagaimana menentukan tingkat rujukan?
8. Bagaimana menentukan tempat tujuan rujukan?

1.3. Tujuan

a. Tujuan umum
Agar mahasiswa/I dapat mengetahui Pelaksanaan Rujukan Kesehatan
b. Tujuan khusus
 Agar mahasiswa dapat mengetahui defenisi Pelaksanaan Rujukan Kesehatan
 Agar mahasiswa dapat mengetahui tujuan Pelaksanaan Rujukan Kesehatan
 Agar mahasiswa dapat mengetahui Bagaimana Jalur Sistem Rujukan Kesehatan
 Agar mahasiswa dapat mengetahui Bagaimana langkah-langkah dalam
meningkatkan rujukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Defenisi
Rujukan adalah penyerahan tanggung jawab dari suatu pelayanan kesehatan kepelayanan
kesehatan yang lain.
Pengertian sistem rujukan menurut sistem kesehatan Nasional Depkes RI 2009,merupakan
suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksananakan pelimpahan tanggung
jawab timbal balik terhadap satu atau lebih kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal
dari unit berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal antar unit-
unit yang setingkat kemampuannnya.sistem rujukan upaya keselamatan adalah suatu sistem
jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung
jawab secara timbal balik atas maslah yang timbul baik secaravertikal (komunikasi anatara unit
yang sederajat ) maupun horizontal (komunikasi inti yang lebih tinggi ke unit yang lebih rendah)
ke fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, rasional dan tidak dibatasi oleh wilayah
administrasi.

Syarat-syarat tertentu harus dipenuhi sebelum system rujukan dapat berfungsi secara tepat
seperti:

1. Kesadaran masyarakat dalam masalah kesehatan


2. Petugaskesehatan harus memiliki pengetahuan yang adekuat dalam strategi
pendekatan resiko dan system rujukan.
3. Setiap unit obstetric harus memiliki peralatan yang tepat
4. Komunikasi dan transportasi yang mudah harus tersedia.

2.2. Tujuan Rujukan


a. Tujuan umum sistem rujukan adalah Untuk meningkatkan mutu, cakupan dan
efisiensi pelayanan kesehatan secara terpadu
b. Tujuan khusus sistem rujukan adalah:
 Meningkatkan kemampuan puskesmas dan peningkatannya dalam rangka
menangani rujukan kasus “resiko tinggi” dan gawat darurat yang terkait dengan
kematian ibu maternal dan bayi.
 Menyeragamkan dan menyederhanakan prosedur rujukan di wilayah kerja
puskesmas
2.3. Alur Sistem Rujukan
Alur rujukan ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam alur rujukan yaitu :

a. Klasifikasi fasilitas kesehatan


b. Lokasi/wilayah kabupaten/kota
c. Koordinasi unsur-unsur pelaksana teknis

Alur rujukan kasus gawat darurat:

1. Dari kader dapat langsung merujuk ke:


a. Puskesmas Pembantu
b. Piondok Bersalin Atau Bidan Di Desa
c. Puskesmas Rawat Inap
d. Rumah Sakit Swasta / Rs Pemerintah
2. Dari posyandu dapat langsung merujuk ke:
a. Puskesmas pembantu
b. Pondok berslin atau bidan di desa

2.4. Syarat Rujukan


a. rujuklan harus dibuat oleh orang yang mempunyai kompetensi dan wewenang untuk
merujuk, mengetahui kompetensi sasran/tujuan rujukan dan mengetahui kondisi serta
kebutuhan objek yang dirujuk.
b. Rujukan dan rujukan balik mengacu pada standar rujukan pelayanan medis Daerah
c. Agar rujukan dapat diselenggarakan tepat dan memadai
d. untuk menjamin keadaan umum pasien agar dalam kondisi stabil selama menuju
tempat rujukan
e. rujukan pasien/specimen ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi dn atau
lengakap
f. Fasiliatas Pelayanan Kesehatan/tenaga kesehatan dilarang merujuk dan menentukan
tujuan rujukan atas dasar kompensasi/imbalan dari fasilitas pelayanan kesehatan.

2.5. Persiapan Rujukan


persiapan yang harus diperhatikan dalam melakukan rujukan, disingkat “BAKSOKU” yang
dijabarkan sebagai beriut :
B (Bidang) : ibu/bayi/klien didampingi oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan memiliki
kemampuan untuk melaksanankan kegawatdaruratan.
A (Alat) : bawa perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan, seperti spuit, infus set,
tensimeter, dan stetoskop.
K (Keluarga) : beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu (klien) dan alasan mengapa ia
dirujuk. suami dan anggota lain harus menerima ibu (klien) ketempat rujukan.

S (Surat) : beri surat ketempat rujukan yang berisi identifikasi ibu (klien), alasan rujukan uraian
hasil rujukan, asuhan atau obat-obat yang telah diteria ibu (klien)

O (Obat) : bawa obat-obat esensial diperlukan selama perjalanan merujuk.

K (Kendaraan) : siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan ibu (klien) dalam
kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukandala waktu cepat.

U (Uang) : ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli
obat dan bahan kesehatan yang diperlukan ditempat rujukan.

2.6. Keuntungan Sistem Rujukan


Pelayanan yang diberikan sedekat mungkin ke tempat pasien, berarti bahwa pertolongan
dapat diberikan lebih cepat, murah dan secara psikologis memberi rasa aman pada pasien dan
keluarga dengan adanya penataran yang tetratur diharapkan pengetahuan dan ketrampilan
petugas daerah makin meningkat sehingga makin banyak kasus yang dapat dikelola di daerahnya
masing-masing.

2.7. Tingkat Rujukan


Menentukan kegawat daruratan pada tingkat kader, bidan desa, pustu dan puskesmas :
1. Pada tingkat kader

bila ditemukan penderita yang tidak dapat ditangani sendiri maka segera dirujuk ke
fasilitas pelayanan kesehatan terdekat karena mereka belum dapat menetapkan tingkat
kegawatdaruratan

2. Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembantu dan puskesmas

Tenaga kesehatan dapat menentukan tingkat kegawatdaruratan kasus yang ditemui.


Sesuai wewenang dan tanggung jawabnya mereka harus menentukan kasus yang boleh
ditangani sendiri dan kasus mana yang harus dirujuk.

2.8. Menentukan Tempat Tujuan Rujukan


Prinsip dalam menetukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang mempunyai
kewenangan terdekat, termasuk fasilitas pelayanan swasta dengan tidak mengabaikan kesediaan
dan kemampuan penderita.

1. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarganya perlu diberikan informasi


tentang perlunya penderita segera dirujuk mendapatkan pertolongan pada fasilitas
pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
2. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan ynag ditinjau melalui telepon atau radio
komunikasi pelayanan kesehatan yang lebih mampu.

a. Persiapan penderita

Sebelum dikirim keadaan umum penderita harus diperbaiki terlebih dahulu. Keadaan
umum ini perlu dipertahankan selama dalam perjalanan, surat rujukan harus
dipersiapkan sesuai dengan format rujukan dan seorang bidan harus mendampingi
penderiota dalamperjalanan sampai ke tempat rujukan.

b. Pengiriman Penderita

untuk mempercepat sampai ketempat rujukan, perlu diupayakan kendaraan/sarana


transportasi yang tersedia untuk mengangkut penderita. Tindak lanjut penderita:
 untuk pendeerita yang telah dikembalikan dan memerlukan tindak lanjut,
dilakukan tindakan sesuai dengan saran yang diberikan.
 bagi penderita yang memerlukan tindak lanjut tapi tidak melapor, maka
dilakukan kujungan rumah.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu system jaringan fasilitas pelayanan kesehatan
yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbale-balik atas masalah
yang timbul, baik secara vertical maupun horizontal ke fasilitas pelayanan yang lebih kompeten,
terjangkau, rasional, dan tidak dibatasi oleh wilayah administrasi. Yang bertujuan agar pasien
mendapatkan pertolongan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu sehingga
jiwanya dapat terselamatkan, dengan demikian dapat menurunkan AKI dan AKB. Jenis system
rujukan ada 2 macam yaitu rujukan medis dan rujukan kesehatan. Hal – hal yang harus
dipersiapkan dalam rujukan yaitu “BAKSOKUDA”.

3.2. Saran
Dengan penulisan makalah ini, penulis berharap agar dapat menambah ilmu pengetahuan
kepada pembaca. Oleh karena itu, harapan penulis kepada pembaca semua agar memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangu
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas


Kesehatan Dasar dan Rujukan, Edisi 1. Jakarta: Pedoman Bagi Tenaga Kesehatan

Meilani Niken dkk,2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Fitramaya Putrikusumawardhani's

Anda mungkin juga menyukai