Anda di halaman 1dari 24

TUGAS TEORI AKUNTANSI

PERTEMUAN KE-7
LAPORAN POSISI KEUANGAN DAN ARUS KAS

Kelompok 1 :

Kelompok 1

Dwi Pratiwi (20181220022)


Gadis Dwitiya P M (20181220147)
Indah Nur Kholidah (20181220148)
Yudha Indra Perkasa (20201220040)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2021
LAPORAN POSISI KEUANGAN DAN ARUS KAS

A. Laporan Posisi Keuangan


Laporan keuangan merupakan output dan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan
keuangan sebagai bahan informasi bagi para pemangku laporan keuangan.
Secara lazim laporan posisi keuangan (statement of financial position) lebih dikenal
sebagai neraca (balance sheet) adalah suatu daftar yang menunjukkan posisi keuangan,
yaitu komposisi dan jumlah aset, liabilitas, dan ekuitas dari suatu entitas tertentu pada
suatu tanggal tertentu. Tapi istilah neraca sering kali menimbulkan kerancuan pengertian.
Pengertian umum dapat diartikan keseimbangan. Pengertian utama neraca dan paling
sering diartikan sebagai laporan posisi keuangan. Secara majemuk neraca lajur diartikan
sebagai kertas kerja yang berlajur-lajur yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan
Menurut (Harahap: 2011) “ Neraca atau disebut juga posisi keuangan
menggambarkan posisi keuangan perusahaan dalam suatu tanggal tertentu atau a moment
of time sering disebut per tanggal tertentu misalnya per tanggal 31 Desember 2005”
Laporan posisi keuangan berisi informasi tentang komposisi dan susunan aset,
liabilitas, dan ekuitas dari suatu entitas ekonomi atau perusahaan atau entitas yang
diperlukan untuk pemahaman dan menganalisis keadaan keuangannya. Untuk menilai
dan mengelola suatu entitas dengan baik
Secara teori laporan posisi keuangan merupakan laporan residual akhir dari laporan
laba rugi. Seringkali hanya memberikan sedikit informasi karena tidak memiliki
interpretasibilitas, karena neraca hanya sebagai awal mula dari adanya proses akuntansi,
artinya tanpa ada jenjang dari laporan laba rugi maka laporan posisi keuangan hanyalah
gambar diam dari entitas ekonomi pada titik waktu tertentu.
Agar laporan posisi keuangan ini tidak hanya sekedar gambar diam dari suatu entitas
maka perlu adanya analisa-analisa dari gambaran tersebut yang dapat digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan oleh pemangku dari laporan keuangan.
Perlu diketahui dalam menganalisa laporan posisi keuangaan maka akan diketahui
keadaan likuiditas, solvabilitas entitas pada suatu waktu, sehingga dapat dipahami
dengan baik fleksibilitas keuangan dalam menentukan kebijakan keuangan khususnya
dalam menghadapi kesulitan arus kas.
 Likuiditas
Likuiditas adalah tersedianya dana kas dan saldo yang ada di rekening bank yang
tidak terikat dengan sesuatu pembatasan penggunaan baik peraturan ataupun suatu
perjanjian, dan aset setara kas yang diperlukan untuk membayar liabilitas secara tepat
waktu.
Dalam laporan posisi keuangan pentingnya suatu entitas untuk dapat mengukur
tingkat likuiditas dengan maksud untuk menjaga kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban dalam membayar utang-utang jangka pendek yang harus segera
dibayar dan digunakan dalam proses operasional. Sehingga dapatnya seorang akuntan
dalam membaca laporan posisi keuangan merupakan hal penting demi dapatnya
keberlangsungan hidup suatu entitas. Jangan sampai laporan posisi keuangan justru
mengancam posisi entitas dari para pemangku kebijakan internal maupun eksternal.

 Solvabilitas
Sebagai akuntan juga perlu mengetahui tingkat solvabilitas suatu entitas, dimana
solvabilitas ini untuk mengukur kemampuan entitas untuk melunasi liabilitasnya.
Dengan kata lain yang berarti menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi
seluruh utang yang ada dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya.
B. Elemen Dalam Laporan Posisi Keuangan
Awal dari teori akuntansi adalah adanya konsep double entry accounting system yang
sudah tidak terpisahkan dari akuntansi keuangan dimana dalam sistem terdapat elemen-
elemen dalam laporan keuangan. Terkait sub bahasan kali ini terkait elemen dalam
laporan posisi keuangan yang secara induk elemennya terdiri dari Aset, Liabilitas dan
Ekuitas.
 Aset
Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa
lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh
perusahaan. Aset diakui dalam laporan posisi keuangan kalau besar kemungkinan
(probable) bahwa manfaat ekonominya di masa depan diperoleh perusahaan dan aset
tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
Menurut FASB, suatu aktiva mempunyai tiga karakteristik dasar, yaitu:
a. Aktiva menyimpan kemungkinan manfaat masa depan yang menyangkut
kapasitas, secara sendiri-sendiri atau dalam kombinasi dengan aktiva lain,
untuk secara langsung atau tidak langsung memberi sumbangan pada arus
masuk kas bersih di masa depan.
b. Satuan usaha tertentu dapat memperoleh manfaat itu dan mengendalikan akses
pihak lain pada aktiva itu.
c. Transaksi atau peristiwa lain yang menimbulkan hak atau kendali satuan usaha
atas manfaat tersebut sudah terjadi.
Penurut PSAK 1 menyebutkan informasi minimum yang harus dicakup dalam laporan
posisi keuangan dalam elemen Aset terdiri dari:
1. Aset Lancar
Diklasifikasikan sebagai aset lancar jika:
o Entitas mengharapkan akan merealisasikan aset atau mengharapkan akan
merealisasikan aset, atau bermaksud bermaksud untuk menjual atau
menggunakannya, dalam siklus operasi normal;
o Entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan;
o Entitas mengharapkan akan merealisasi aset dalam mengharapkan akan
merealisasi aset dalam jangka waktu 12 bulan setelah pelaporan; atau
o Kas atau setara kas (PSAK 2: Laporan Arus Kas) kecuali aset tersebut tersebut
dibatasi dibatasi pertukarannya pertukarannya atau penggunaannya
penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya 12 bulan
setelah periode pelaporan.
Contoh sub elemen dari aset lancar

Nama Akun Pengertian


Aset Lancar

Kas Aset yang disetarakan dengan uang tunai. Kas ini adalah
uang yang dimiliki oleh perusahaan. Contoh: kas di tangan/
kas di perusahaan, kas di bank.

Piutang usaha/dagang Aset yang berbentuk janji dari pelanggan untuk


menyerahkan aset (bisa berupa uang, barang, ataupun jasa)
ke perusahaan di masa yang akan datang. Akun ini muncul
akibat transaksi penjualan kredit.

Persediaan/inventory Aset yang tersedia: 1) Untuk dijual dalam kegiatan normal;


2) Dalam proses produksi untuk kemudian dijual; atau 3)
Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan
dalam proses produksi atau pemberian jasa.

Perlengkapan Aset yang digunakan untuk mendukung kegiatan


operasional perusahaan yang memiliki masa manfaat
kurang dari satu tahun, seperti pensil, tinta, kertas, dll.

Sewa dibayar di Pembayaran di muka untuk sewa. Biasanya selama jangka


muka waktu tertentu ke depan. Karena perusahaan belum
menggunakan (misal: kendaraan) maka dianggap sebagai
aset. Setelah digunakan baru diakui sebagai biaya sewa
kendaraan.

2. Aset Tidak Lancar


Entitas akan mengklasifikasikan aset sebagai aset tidak lancar jika dalam
kategori sebagai aset lancar yang disebutkan diatas tidak terpenuhi, maka
diperbolehkan menggunakan istilah dengan aset tidak lancar.

Contoh sub elemen dari aset tidak lancar

Nama Akun Pengertian


Aset Tidak Lancar

Tanah Aset tetap (lazimnya tidak mengalami penyusutan) yang


digunakan untuk kegiatan perusahaan dan tidak untuk
dijual.

Bangunan Aset tetap yang mengalami penyusutan yang digunakan


untuk kegiatan perusahaan dan tidak untuk dijual.

Mesin Aset tetap yang mengalami penyusutan yang digunakan


untuk kegiatan produksi dan tidak untuk dijual.

Peralatan Aset yang digunakan untuk mendukung kegiatan


operasional perusahaan yang memiliki masa manfaat lebih
dari satu tahun, seperti alat tulis kantor.

Merk, Hak Paten, Aset tidak berwujud yang merupakan citra produk dan
Goodwill, Hak Cipta memiliki kekuatan hukum.

 Liabilitas
Liabilitas merupakan utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,
penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang
mengandung masa manfaat.
Liabilitas diakui dalam laporan posisi keuangan kalau besar kemungkinan bahwa
pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi, akan dilakukan untuk
menyelesaiakan kewajiban sekarang dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur
dengan andal.
Menurut FASB, suatu kewajiban mempunyai tiga karakteristik esensial berikut ini,
yaitu:
a. Kewajiban mengandung tugas atau tanggung jawab saat ini bagi satu atau
lebih satuan usaha, yang memerlukan penyelesaian berupa kemungkinan
penyerahan ata penggunaan aktiva di masa depan pada tanggal tertentu atau
yang dapat ditentukan, bila terjadi suatu peristiwa tertentu, atau berdasarkan
permintaan.
b. Tugas atau tanggung jawab itu menimbulkan kewajiban bagi satuan usaha
tertentu, dengan tidak atau sedikit menyisakan kebebasan untuk menghindari
pengorbanan masa depan itu.
c. Transaksi atau peristiwa lain yang menimbulkan kewajiban satuan usaha itu
sudah terjadi.
Menurut PSAK 1 menyebutkan informasi minimum yang harus dicakup dalam
laporan posisi keuangan dalam elemen Liabilitas terdiri dari:
1. Liabilitas Jangka Pendek (Lancar)
Diklasifikasikan sebagai liabilitas lancar jika:
o Mengharapkan akan menyelesaikan laibilitas mengharapkan akan
menyelesaikan laibilitas tersebut tersebut dalam siklus operasi normalnya;
o Memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan;
o Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu 12
bulan setelah periode pelaporan; atau
o Tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama
sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.
Contoh sub elemen dari liabilitas lancar

Nama Akun Pengertian


Liabilitas Lancar

Utang usaha Pinjaman yang berasal dari transaksi pembelian secara


kredit.

Utang wesel Pinjaman dari pihak luar dengan menggunakan perjanjian


tertulis.
Utang gaji Pinjaman pada karyawan karena perusahaan telah
menggunakan jasa mereka namun belum membayar upah.

Utang Pajak pajak yang sifatnya harus dibayar, termasuk didalamnya


sanksi administrasi berbentuk denda, bunga ataupun
peningkatan yang tertulis di dalam surat ketetapan pajak
ataupun surat sejenisnya dengan berdasarkan peraturan
perundang-undangan perpajakan.

Pendapatan diterima Penerimaan di muka berupa kas (uang tunai) atau barang
di muka untuk penyediaan barang dan atau jasa di masa yang akan
datang. Contoh: belum melakukan pekerjaan, tetapi sudah
dapat uang (uang muka) berarti masih punya utang.

2. Liabilitas Jangka Panjang (Tidak Lancar)


Entitas mengklasifikasikan liabilitas yang tidak termasuk kategori liabilitas
jangka pendek sebagai mana disebutkan diatas maka akan masuk ketegori
sebagai liabilitas jangka panjang.
Contoh sub elemen dari liabilitas tidak lancar

Nama Akun Pengertian


Liabilitas Tidak Lancar

Utang bank Pinjaman yang didapatkan dari bank yang memiliki jatuh
tempo lebih dari 1 (satu) tahun.

Utang hipotek Pinjaman dari pihak luar dengan jaminan aset tetap dan
masa jatuh tempo lebih dari 1 (satu) tahun.

 Ekuitas
Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua liabilitas.ekuitas
merupakan bagian pemilik atas suatu entitas. Jenis dan pengklasifikasian ekuitas
tergantung pada bentuk badan hukum entitas sebagai perusahaan perseorangan, firma,
perseroan komanditer (CV), perseoran terbatas (PT), perusahaan umum (Perum),
perusahaan jawatan (Perjan), koperasi, yayasan, lembaga sosial dan entitas lainnya
yang sejalan dalam PSAK.
Komponen ekuitas yang lazim dipakai sebagai berikut
EKUITAS
Modal Saham xxx
Tambahan modal disetor xxx
Uang muka setoran modal xxx
Komponen ekuitas lainnya xxx
Saldo Laba xxx
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk xxx
Kepentingan non pengendali xxx
Jumlah Ekuitas xxx

Komponen ekuitas lainnya yaitu pos-pos pendapatan dan beban yang tidak diakui
dalam laba rugi, namun menjadi bagian dari penghasilan komprehensif entitas.
Pendapatan komprehensif lain ini disajikan dalam bentuk 3 (tiga) laporan keuangan
yaitu:
1. Laporan Posisi Keuangan, pada bagian ekuitas dengan menyajikan saldo
komponen pendapatan komprehensif lain pada akhir periode pelaporan.
2. Laporan Penghasilan Komprehensif, dengan menyajikan penambahan dan
pengurangan komponen penghasilan komprehensif lain selama periode pelaporan.
3. Laporan Perubahan Ekuitas, sebagai komponen dari ekutias, dengan menyajikan
rekonsiliasi komponen penghasilan komprehesif lain antara jumlah tercatat awal
periode dan akhir periode penyajian.

C. Usulan Format Laporan Posisi Keuangan


Format laporan posisi keuangan dapat dibagi menjadi tiga, antara lain:
1. Format Staffel atau Report Form,
laporan posisi keuangan yang disajikan dengan bentuk vertikal.
PT. Elang Persada
Laporan Posisi Keuangan
31 Desember 20X5 da 20X4
Catatan 31 Desember 20X5 31 Desember 20X4
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas x xxx xxx
Piutang usaha x xxx xxx
Uang muka x xxx xxx
Persediaan x xxx xxx
Aset lancar lainnya x xxx xxx
Jumlah Aset Lancar x xxx xxx

ASET TIDAK LANCAR


Aset tetap bersih x xxx xxx
Investasi saham x xxx xxx
Aset tidak lancar lainnya x xxx xxx
Jumlah Aset Tidak Lancar x xxx xxx
JUMLAH ASET x xxx xxx

LIABILITAS DAN EKUITAS


LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha x xxx xxx
Utang pajak x xxx xxx
Utang lain-lain x xxx xxx
Jumlah liabilitas- x xxx xxx
jangka pendek

LIABILITAS JANGKA PANJANG


Utang bank x xxx xxx
Imbalan Kerja x xxx xxx
Jumlah liabilitas- x xxx xxx
jangka panjang

EKUITAS
Modal Saham x xxx xxx
Saldo Lana x xxx xxx
Jumlah Ekuitas x xxx xxx
JUMLAH LIABILITAS
DAN EKUITAS x xxx xxx
2. Format Skontro atau T-Account Form
Format laporan neraca yang mana pos aset, kewajiban dan juga ekuitas pemilik saham
akan disajikan secara berdampingan.

PT. Elang Persada


Laporan Posisi Keuangan
31 Desember 20X5 da 20X4
ASET LIABILITAS DAN EKUITAS
ASET LANCAR LIABILITAS JANGKA PENDEK
Kas dan setara kas xxx Utang usaha xxx
Piutang usaha xxx Utang pajak xxx
Uang muka xxx Utang lain-lain xxx
Persediaan xxx Jumlah liabilitas
Aset lancar lainnya xxx jangka pendek xxx
Jumlah Aset Lancar xxx

ASET TIDAK LANCAR LIABILITAS JANGKA PANJANG


Aset tetap bersih xxx Utang bank xxx
Investasi saham xxx Imbalan kerja xxx
Aset tidak lancar lainnya xxx Jumlah liabilitas
Jumlah Aset Tidak Lancar xxx jangka panjang xxx

EKUITAS
Modal saham xxx
Saldo Laba xxx
Jumlah ekuitas xxx
JUMLAH ASET xxx JUMLAH LIABILITAS & xxx
EKUITAS

D. Mengevaluasi Posisi Keuangan Perusahaan


Evaluasi posisi keuangan perusahaan dengan mengukur dari segi kinerja keuangan suatu
entitas. Dalam PSAK No. 1 “ laporan keuangan adalah penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”
Sehingga diperlukannya evaluasi laporan posisi keuangan dari sudut kinerja keuangan
suatu entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam
pembuatan keputasan ekonomi.
Kinerja keuangan dapat diukur dengan menggunakan rasio-rasio keuangan semisal:
o Current Ratio = Current Assets : Current Liabilities
o Cash Ratio = Cash and cash equivalents : Current Liabilities
o Quick Ratio = (Current Assets – Inventory) : Current Liabilities
o Debt to Equity Ratio = Liability : Equity
E. Laporan Arus Kas
1. Pengertian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menyajikan arus kas masuk dan arus kas keluar dari kas dan setara
kas dengan kategori aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama waktu periode
tertentu. Kas dapat didefinisikan sebagai jumlah kas yang ada ditangan (cash on
hand), treasury bills, commercial paper,money market fund dan rekening giro pada
bank (cash in bank) termasuk overdraft pada bank. Kas harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
a. Setiap saat dapat ditukar menjadi kas
b. Tanggal jatuh tempo sangat dekat
c. Kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan oleh perubahan tingkat bunga
(investasi yang jatuh tempo maksimal tiga bulan)

Setara kas (cash equivalent) dapat diartikan sebagai investasi yang bersifat jangka
pendek, sangat likuid dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah
tertentu, tanpa menghadapi resiko perubahan nlai yang signifikan. Definiisi dari setara
kas menandakan bahwa investasi tersebt hanya untuk memenuhi komitmen jangka
pendek dan bukan untuk tujuan investasi.

Laporan arus kas disyaratkan sebagai bagian dari kelengkapan dalam laporan
keuangan. Hal ni sesuai dengan PSAK 2, yang direvisi bulan Desember 2009 dan
sesuai dengan kebijakan konvergensi IFRS (International Financial Reporting
Standart) yang mensyaratkan bahwa laporan arus kas disajikan sebagai bagian tidak
terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan.

2. Tujuan Laporan Arus Kas


Tujuan utama dari laporan aruskas ini adalah untuk memberikan informasi yang
relevan tentang penerimaan dan pembayaran kas dari suatu perusahaan selama dari
suatu periode. Untuk mencapai tujuan ini, laporan arus kas melaporkan sebagai
berikut :
a. Pengaruh kas dari operasi selama suatu periode
b. Transaksi investasi
c. Transaksi pendanaan
d. Kenaikan atau penurunan neto kas selama suatu periode

Pelaporan sumber, penggunaan, dan kenaikan atau penurunan neto kas membantu
investor, kreditor, dan pihak lain mengetahui apa yang terjadi pada sumber daya yang
paling likuid dalam perusahaan. Oleh karena sebagian besar individu mengelola buku
cek dan mempersiapkan pengembalian pajak dengan basis kas, mereka dapat
mengetahui informsi yang dilaporkan dalam laporan arus kas.
3. Arus Kas Dari Aktivitas Operasi

Aktivitas operasi dapat didefinisikan sebagai aktivitas utama penghasil pendapatan


perusahaan (principal revenue-producing activities). Arus kas dari aktivitas operasi
terkait dengan aktivitas menghasilkan pendapatan dari entitas.

Contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah :

a. Penerimaan kas dari penjualan barang

b. Penerimaan kas dari penjualan jasa

c. Penerimaan kas dari royalti, komisi dan pendapatan lainnya yang diterimatunai

d. Pembayaran kas kepada pemasok barang

e. Pembayaran kas kepada karyawan

f. Pembayaran kas kepada pemasok jasa lainnya

g. Pembayaran atau restitusi pajak penghasilan kecuali secara khususmerupakan


bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi

h. Penerimaan dan pembayaran kontrak yang dimiliki untuk tujuandiperdagangkan


atau diperjualbelikan.

4. Arus Kas Dari Aktivitas Investasi (Investing Activities)

Aktivitas investasi adalah perolehan (acquisition) dan pelepasan (disposal)aset jangka


panjang dan investasi non setara kas. Aktivitas investasimencerminkan penerimaan
dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumberdaya yang diperoleh perusahaan yang
ditujukan untuk menghasilkan pendapatandan arus kas masa depan.Contoh arus kas
dari aktivitas investasi adalah :

a. Arus kas yang diterima, misalnya

1. Penjualan aset tetap

2. Penjualan surat berharga yang berupa investasi

3. Penagihan pinjaman pokok jangka panjang/pinjaman (tidak termasuk bunga


jika merupakan kegiatan investasi)
4. Penjualan aset lainnya yang digunakan dalam kegiatan produksi(tidak
termasuk persediaan)

b. Arus kas yang keluar, misalnya :

1. Pembayaran untuk mendapatkan aset tetap

2. Aktiva tak berwujud dan aktiva jangka panjang lain, termasuk pengembangan
yang dikapitalisasikan

3. Pembelian investasi jangka panjang

4. Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain

5. Pemberian pinjaman pada pihak lain

6. Pembayaran untuk aset lain yang digunakan dalam kegiatan produktif seperti
hak paten (tidak termasuk persediaan yangmerupakan persediaan operasional)

5. Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan (financing activities)

Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan besaran dan


komposisi modal ekuitas dan pinjaman perusahaan.Contoh arus kas dari aktivitas
pendanaan :

a. Arus kas masuk misalnya :

1. Pengeluaran saham atau instrumen modal lainnya

2. Pengeluaran wesel

3. Penjualan obligasi

4. Pengeluaran surat hutang hipotik

5. Serta pinjaman lainnya

b. Arus kas keluar misalnya :

1. Pembayaran deviden dan pembagian lainnya yang diberikan kepada pemilik

2. Pembelian saham perusahaan (treasury stock )

3. Pelunasan pokok pinjaman


4. Pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi kewajiban yang berkaitan
dengan sewa gedung usaha pembiayaan.

Dalam hal pelunasan pinjaman meliputi pinjaman pokok dan bunga, pelunasan yang
dilakukan mengarah pada jumlah pokok pinjaman yang diklasifikasikan sebagai aktivitas
pendanaan (financing activity) dan dibayarkan mengarah kebunga, harus diklasifikasikan
sebagai aktivitas operasi (operating activity). Demikian juga dengan arus kas dari penjualan
dan pembelian surat berharga yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan oleh suatu
perusahaaninvestasi, diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi. Sedangkan arus kas dari
penjualan dan pembelian surat berharga yang dimiliki untuk tujuan investasioleh perusahan
pabrikasi, diklasifikasikan sebagai aktivitas investasi.

6. Metode Pelaporan Arus kas

a. Metode Langsung

Metode langsung pada hakikatnya adalah menguji kembali setiap itemlaporan laba
rugi dengan tujuan untuk melaporkan seberapa besar kas yangditerima atau
dibayarkan terkait dengan setiap komponen laba rugi tersebut.Metode langsung
lebih dianjurkan oleh PSAK karena lebih memfokuskan pada arus kas daripada
laba bersih akrual oleh karena itu dianggap lebihinformatif dan terperinci.
Selanjutnya oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia)dalam PSAK No.2 menyatakan
dengan metode langsung, informasi mengenaikelompok utama penerimaan kas
bruto dan pengeluaran kas bruto dapatdiperoleh dengan baik :

1) Dari catatan akuntansi perusahaan.

2) Dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan, dan pos-pos


laindalam laporan laba rugi untuk perubahan persediaan, piutang usaha
danhutang usaha dalam periode berjalan, pos bukan kas lainnya, dan pos
lainyang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan

b. Metode Tidak Langsung

Dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh
dari transaksi bukan kas, akrual dari penerimaan atau pembayaran kasuntuk
operasi masa lalu dan masa depan dan unsur penghasilan atau beban yang
berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan. Metode tidak langsung
inimerupakan rekonsiliasi laba bersih yang diperoleh perusahaan
denganmelakukan penyesuaian sebagai berikut :

1) Pendapatan dan beban yang tidak melibatkan arus kas masuk dan kaskeluar,
contohnya adalalah amortitasi premium/diskonto investasi obligasi, beban
penyisihan piutang ragu-ragu, beban penyusutan aktiva tetap, bebanamortisasi
aktiva tidak berwujud dan beban amortisasi premium/diskontoutang obligasi.

2) Keuntungan dan kerugian yang terkai dengan aktivitas investasi atau


pembiayaan, contohnya adalah keuntungan dan kerugian penjualan
aktivatetap, keuntungan dan kerugian penjualan investasi dalam saham,
dankeuntungan serta kerugian atas penebusan kembali utang
obligasi.Perubahan dalam aktiva lancar (selain kas) dan kewajiban lancar
sebagaihasil dari transaksi pendapatan dan beban yang tidak mempengaruhi
aruskas, contohnya adalah perubahan dalam saldo piutang usaha, persediaan
barang dagang, biaya dibayar dimuka, utang usaha, utang gaji/upah, utang
bunga dan utang pajak penghasilan.

Format Dasar Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas


Arus kas dari aktivitas operasi $xxxx

Arus kas dari aktivitas investasi xxx

Arus kas dari aktivitas pendanaan xxx

Kenaikan (penurunan) neto atas kas xxx

Kas pada awal tahun xxx

Kas pada akhir tahun $xxx

7. Gambaran Penyusunan Laporan Arus Kas

a. sumber informasiPerusahaan memperoleh informasi untuk mempersiapkan


laporan arus kasdari beberapa sumber:

1. Laporan posisi keuangan komparatif


2. Laporan laba rugi tahun berjalan, dan

3. Data transaksi yang dipilih.

Contoh sederhana berikut ini menunjukan bagaimana


perusahaanmenggunakan sumber informasi tersebut dalam menyusun laporan
aruskas.

Pada tanggal 1 januari 2011, ditahun pertama


operasinya,Telemarketing Inc, menerbitkan 50.000 saham biasa dengan nilai
pari $1,sebesar $50.000 secara tunai. Perusahaan menyewa ruang kantor,
furnitur,dan peralatan tekomunikasi dan melalukan jasa pemasaran
sepanjangtahun pertama. Pada bulan juni 2011, perusahaan membeli tanah
seharga$15.000, ilustrasi menunjukan laporan posisi keuangan komparatif
padaawal dan akhir tahun 2011.

F. Usulan Format Laporan Arus Kas


Informasi untuk membuat laporan arus kas biasanya berasal dari (a) neraca komparatif,
(b) laporan laba rugi periode berjalan dan (c) data transaksi terpilih. Pembuatan laporan
arus kas dar sumber – sumber ini melibatkan langkah-langkah :
1. Penentuan kas yang disediakan oleh operasi
2. Penentuan kas yang disediakan oleh atau digunakan dalam aktivitas investasi atau
pembiayaan
3. Penentuan perubahan (kenaikan atau penurunan) selama periode berjalan
4. Rekonsiliasi perubahan kas dengan saldo kas awal dan saldo kas akhir pada umunya
informasi yang digunakan untuk menyusun laporan arus kas menurut Efraim
Ferdinand Giri (1994) diperoleh dari :
a. Neraca Kompratif, statement ini memberikan informasi tentang jumlah
perubahan dalam aktiva, kewajiban, dan modal dari awal sampai dengan akhir
tahun
b. Laporan Laba Rugi periode kini. Statement ini memberikan informasi tentang
jumlah kas yang diperoleh dan digunakan dalam operasi selama periode tertentu
c. Data transaksi terseleksi. Data ini diperoleh dari buku besar, data tersebut
digunakan sebagai informasi tambahan untuk menentukan kas yang diperoleh
atau digunakan selama periode tertentu. (Hery S.E, 2009)
G. Analisis Keuangan Dari Informasi Akuntansi
Analisis laporan keuangan merupaka proses penguraian catatan akuntansi perusahaan
untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan oleh perusahaan.
Dalam APB Statement No 4 terdapat elemen dasar dari akuntansi (keuangan) yaitu:
1. Entitas
Yang menjadi fokus perhatian akuntansi adalah entitas (lembaga) tertentu yang
harus jelas terpisah dari badan ataupun entity yang lain.
2. Kontinuitas Usaha
Dalam menyusun laporan keuangan harus dianggap bahwa perusahaan yang
dilpaorkan akan terus beroperasi di masa-masa yang akan datang. Sehingga nilai
yang dilaporkan tidak akan sama dengan nilai pasar atau nilai sekarang atau nilai
likuiditas.
3. Pengukuran
Akuntansi adalah sebagai media pengukuran sumber-sumber ekonomi (economic
resources) dan kewajiban (liability) beserta perubahannya.
4. Periode Laporan
Laporan keuangan menyajikan informasi untuk suatu waktu atau periode tertentu
dan harus memilik batas waktu.
5. Unit Moneter
Pengukuran dalam bentuk uang, bukan ukuran kuantitatif lainnya seperti luas,
berat, dsb.
6. Accrual Basis
Penentuan pendapatan dan biaya sari posisi harta dan kewajiban ditetapkan
berdasarkan kejadian dan posisi hak dan kewaiban tanpa melihat apakah transaksi
kas telah dilakukan atau tidak, seperti yang dianut dalam cash basis.
7. Harga Pertukaran
Nilai yang terdapat dalam laporan keuangan umumnya didasarkan pada harga
pertukaran pada saat terjadinya transaksi bukan hrga taksiran. Kecuali pada saat
tertentu, maka dapat dilakukan dengan catatan yang harus diungkapkan cara
poenentuan harganya.
8. Penaksiran
Dalam akuntansi tidak dapat dihindari adanya taksiran seperti taksiran umur,
harga, pemilihan prinsip, dsb.
9. Pertimbangan
Dalam menyusun laporan keuangan banyak diperlukan pertimabngan berdasarkan
keahlian akuntan, baik pertimbangan alternatif prinsip atau penyajian lainnya.
10. Tujuan Umum
Informasi dalam laporan keuangan ditujukan untuk kepentingan pemakai secara
umum, bukan khusus.
11. Laporan Terkait
Semua laporan keuangan memiliki angka-angka yang saling terkait.
12. Hakikat di atas Legal (Substance Over Form)
Akuntansi lebih meyakinkan kenyataan ekonomis suatu kejadian daripada bukti
legal.
13. Materalitas
Laporan keuangan hanya memuat informasi yang dianggap penting (material).

Elemen yang umum dipakai dalam setiap pengolaha data digambarkan sebagai berikut:
1. Transaksi disetujui (tertulis/lisan)
2. Transaksi dilaksanakan
3. Transaksi dicatat (Manual/Mekanis EDP)
4. Catat transaksi secara kronologis
5. Catatan diklasifikasikan
6. Informasi dilaporkan.

Siklus akuntansi atau disebut juga proses akuntansi digambarkan sebagai berikut:
 Transaksi / Bukti
Transaksi adalah setiap kejadian yang mengubah posisi keuangan (harta, uang, dan modal)
dan hasil usaha perusahaan/lembaga. Kejadian yang terjadi dalam perusahaan yang tidak
memengaruhi posisi harta /utang/modal dan hasil usaha perusahaan bukan merupakan
transaksi yang dicatat dalm akuntansi. setiap transaksi harus mempunyai bukti (evidence).

 Buku harian jurnal


Dalam sistem akuntansi Amerika pencatatan transaksi dilakukan ke buku yang disebut jurnal
dan terdapat penggolongannya mana yang memengaruhi sisi debet dan mana yang
memengaruhi sisi kredit. Dalam menggunakan juranla ini perusahaan dapat menggunakan
cara berikut:
1. Perusahaan hanya memiliki satu jurnal yang disebut Jurnal Umum.
2. Perusahaan menggunakan dua jenis jurnal yaitu jurnal khusus dan jurnal umum (serba-
serbi).

Jurnal khusus berfungsi sebagai jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi sejenis yang
ditemukan dalam perusahaan. Jurnal khusus biasanya digunakan untuk mencatat transaksi:

1. Transaksi penjualan secara kredit yang dicatat dalam jurnal penjualan (Sales Journal)
2. Transaksi pemnbelian kredit yang dicatat dalam jurnal pembelian (Purchases Journal)
3. Transaksi penerimaan kas yang dicatat dalam Jurnal Penerimaan Kas (Cash Receipts
Journal)
4. Transaksi pengeluaran kas yang dicatat dalam Jurnal Pengeluaran Kas (Cash
Disbursment Journal)
5. Transaksi di luar jurnal khusu yang tersedia, seperti return pembelian atau return
penjualan dicatat dalam Jurnal Umum (jurnal serba-serbi).
 Buku Besar (Ledger)

Buku besar adalah tempat menampung seluruh transaksi yang telah diklasifikasikan melalui
jurnal. Klasisfikasi perkiraan untuk memposting ke buku besar adalah sebagai berikut:

I. Klasifikasi menurut laporan keuangan:


1. Perkiraan aktiva yaitu semua perkiraan yang mencatat aktiva (asset accounts)
2. Perkiraan utang/kewajiban (liabilities accounts)
3. Perkiraan modal (capital accounts)
4. Perkiraan biaya (expense accounts)
5. Perkiraan penghasilan (revenue accounts)
II. Klasifikasi menurut perlakuan jurnal
Perkiraan kativa dan perkiraan biaya dapat dikelompokkan dalam suatu golongan apabila
ditinjau dari segi perlakuan jurnal. Apabila bertambah maka dibukukan pada bagian
debet dan sebaliknya berkurang dibukukan dibagian kredit. Perkiraan utang, modal, dan
penghasilan diperlakukan sebaliknya dari perkiraan aktiva.
III. Dilihat dari segi pemecahannya perkiraan dibagi dua yaitu:
1. Perkiraan Kontrol (Controlling/General Ledger Account)
Merupakan perkiraan induk yang dapat dibagi atau dipecah ke beberapa perkiraan
pembantu artinya perkiraan ini dapat mengontrol perkiraan pembantu.
2. Perkiraan Pembantu (Subsidiary Account)
IV. Lain-lain
Pekiraan netral (Neutral Account) merupakan perkiraaan yang tidak sampai disajikan ke
laporan keuangan, hanya dipakai sewaktu proses akuntansi sebagai perkiraan yang
dipakai dalam proses penyusunan laporan keuangan. Nominal account adalah adalah
perkiraan yang terdapat dalam daftar laba/rugi seperti penjualan dan biaya. Sedangkan
real account adalah perkiraan yang terdapat dalm neraca seperti aktiva, utang, dan
modal. Mixed account yaitu perkiraan yang terdapat di laba rugi dan juga neraca.
 Neraca Lajur (Worksheet)
Neraca lajur berguna untuk memudahkan penyusunan lporan keuangan yang terdiri dari
beberpa lajur ada yang 8, 10, dan 12 lajur yang masing-masing berisi 2 lajur.
1. Neraca Percobaan (Trial Balance)
Merupakan neraca yang menggabungkan seluruh perkiraan dengan memasukkan jumlah
debet, kredit setiap buku besar. Disebut sebagai neraca percobaan karena merupakan
tempat pertama untuk mencoba apakah pemindahbukuan benar atau salah.
2. Neraca Saldo
Merupakan neraca yang memuat semua perkiraan tapi yang dimasukkan hanya saldo
akhirnya saja, bersaldo debet atau kredit yang berasal dari neraca saldo atau buku besar.
3. Jurnal Penyesuaian
Merupakan jurnal yang digunakan untuk menyesuaikan atau meng-up to date kan posisi
masing-masing perkiraan sehingga sesuai dengan posisi pada tanggal laporan
4. Lajur Laba/Rugi
Semua perkiraan yang memengaruhi perhitungan laba/rugi perusahaan yaitu semua pos
hasil dan pos biaya ditempatkan di lajur ini.
5. Lajur laba ditahan
Semua perkiraan dan angka yang memengaruhi laba ditahan, atau dapat langsung dioper
ke neraca.
6. Lajur neraca
Semua perkiraan neraca dioper ke lajur ini.

 Laporan Keuangan
Menurut SAK terdapat 3 laporan keuangan yaitu:
1. Daftar neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada satu tanggal
tertentu. Neraca menggambarkan posisi harta, utang dan modal. Modal pemilik berasal
dari:
a) Modal setor
b) Laba ditahan
c) Selisih penilaian kembali
d) Modal donasi
2. Laporan Laba/Rugi yang menggambarkan jumlah hasil dan biaya pada periode tertentu.
3. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana yang memuat sumber dana dan pengeluaran
dana perusahaan selama satu periode dan terdiri atas kegiatan operasi, investasi, dan
pembiayaan. Laporan arus kas dapat disusun dengan dua cara yaitu direct method dan
indirect method. Dalam SAK dijelaskan 2 konsep dana yaitu:
a) Dana dalam arti kas (cash basis fund statement)
b) Dana dalam arti modal kerja (working capital basis fund statement)

 Menurut SAK sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah:


1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah
lewat.
2. Laporan keuangan bersifat umum, disajikan untuk semua pemakai dan bukan
dimaksudkjan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu saja.
3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagain
pertimbangan.
4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang metrial.
5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian, bila terdapat
beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka
lazimnya dipilih alternative yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling
kecil.
6. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa atau
transaksi daripada bentuk hukumnya (formalitas), (substance over form).
7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan pemakai
diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat informasi yang dilaporkan.
8. Adanya berbagai alternative metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan
berbagai variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan
antarperusahaan.
9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan umumnya
diabaikan.
REFERENSI
Hans Kartikahadi., dkk. 2020. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis SAK Berbasis IFRS
Edisi Ketiga Buku 1. Jakarta : Ikatan Akuntan Indonesia
IAI : “Modul Chartered Accountant, Manajemen Keuangan Lanjutan”,
http://iaiglobal.or.id/v03/files/modul/mkl/index.html#p=19
IAI : “Modul Chartered Accountant, Pelaporan Korporat”,
http://iaiglobal.or.id/v03/files/modul/pk_19/index.html#p=263
Harahap Sofyan Syafri (2011), Teori Akuntansi Edisi Revisi 2011. Jakarta: Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai