Full
Full
TUGAS AKHIR
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat sarjana S-1
Diajukan oleh :
GREGORIUS IBNU PAMUNGKAS
NIM: 045214031
i
THE CORROTION OF 304 STAINLESS STEEL FOR HNO3 CHEMERY
WITH pH 0,2 AND pH 0,5
FINAL PROJECT
By :
Gregorius Ibnu Pamungkas
Student Number : 045214031
ii
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya
Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Gregorius Ibnu Pamungkas
Nomor Mahasiswa : 045214031
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kapada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma Karya ilmiah saya yang berjudul :
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 14 Mei 2009
Yang menyatakan
vi
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya,
Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai derajat
Sarjana S-1 pada Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Sanata Dharma. Isi Tugas Akhir ini adalah mengenai korosi stainless
Program Studi Teknik Mesin, sejak awal studi sampai berakhirnya studi
melibatkan banyak hal. Atas segala saran, bimbingan, dukungan dan bantuan,
Dharma.
Teknologi.
6. Seluruh dosen dan staff Jurusan Teknik Mesin Fakultas Sains dan
9. Bapak alm dan Ibu saya, serta semua kakak-kakak saya yang selalu
memberikan doa dan dukungan secara moril dan materiil pula sehingga
Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari
sempurna. Meskipun demikian penulis berharap bahwa penulisan Tugas Akhir ini
perancangan turbin aliran silang. Atas kritik dan saran yang bersifat membangun
Penulis
viii
INTISARI
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui laju korosi Stainless Steel
304 dalam lingkungan HNO3 dengan pH 0,2 dan pada pH 0,5. Pada penelitian ini
bahan yang digunakan adalah baja tahan karat (Stainless Steel) 304, dengan
komposisi : Cr = 18,358 %, Ni = 8,408 %, C = 0,047 %, Fe = 70,47 %.
Stainless Steel 304 direndam larutan HNO3 pada pH 0,5 dengan suhu 700C
selama 6jam, lalu suhu diturunkan menjadi 290C selama 18 jam. Hal ini dilakukan
secara periodik selama 12 minggu. Pada tiap minggu dilakukan pengamatan
terhadap berat benda uji dengan cara ditimbang. Penelitian yang sama juga
dilakukan pada Stainless Steel 304 dengan larutan HNO3 yang memiliki pH 0,2.
Dari hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terjadi korosi
pada SS 304 baik yang telah mengalami pengelasan maupun yang tidak
mengalami pengelasan. Untuk pH 0,2 laju korosi rata-rata tertinggi diprediksikan
sebesar 0,139 gram/dm2/tahun, sedangkan untuk pH 0,5 laju korosi rata-rata
diprediksikan sebesar 0,113 gram/dm2/tahun.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................................. vi
KATA PENGANTAR............................................................................................ vii
INTISARI ...................................................................................................... ix
DAFTAR ISI................................................................................................... x
DAFTAR PUSTAKA
xii
BAB I
PENDAHULUAN
banyak keunggulan oleh adanya sifat radiasi yang mudah dideteksi sampai
kadar yang sangat rendah, berdaya tembus besar dan dapat dikendalikan
baik arah, luas berkas maupun energi partikelnya. Hampir semua peralatan
Hal ini membutuhkan waktu penelitian dan juga ketelitian yang tinggi.
Larutan HNO3 dengan pH 0,2 dan pH 0,5 terhadap laju korosi Stainless
Steel 304.
1
2
Steel 304 yang telah mengalami pengelasan dan yang tidak mengalami
pengelasan dalam lingkungan HNO3 dengan pH 0,2 dan juga pada pH 0,5
Judul dari Tugas Akhir yang penulis susun ini sebenarnya bisa
1. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah Stainless Steel tipe 304
yaitu :
dan data yang ada, serta saran-saran yang diajukan oleh penulis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang mudah dideteksi sampai kadar yang sangat rendah, berdaya tembus
besar dan dapat dikendalikan baik arah, luas berkas maupun energi
partikelnya.
Stainless Steel adalah tabung Reaktor SAMOP (Sub Critical Assembly for
Baja tahan karat (Stainless Steel) adalah paduan antara besi (Fe)
4
5
mampu bentuk dan mampu las. Jenis ini sering digunakan pada
baja tahan karat ferit adalah tanpa kandungan Ni sulit untuk terjadi
tahan karat jenis ini digunakan untuk alat potong dan perkakas.
adanya sifat ferit. Dan keuletan rendah dari sifat ferit diperbaiki
Stainless Steel.
seperti halnya emas (Au) & Platina (Pt) yang hampir tidak mengalami
lapisan yang tidak terlihat (invisible layer) yang terjadi akibat oksidasi
protective layer tidak dapat lagi terbentuk, maka korosi akan terjadi.
(misalnya gas asap hasil buangan ruang bakar atau reaksi kimia
sebagainya.
sebagainya.
produksi makanan.
1. Uniform Corrosion
2. Pitting Corrosion
3. Crevice Corrosion
5. Intergranular Corrosion
6. Galvanic Corrosion
B.1 Uniform Corrosion
cukup tinggi (misal NaCl atau garam di air laut). Pada konsentrasi
tinggi.
formulasikan sbb :
bahwa ketika lubang kecil terbentuk, maka lubang ini akan terus
komposisi : < 0,020 C, 20 Cr, 25 Ni, 4,3 Mo, dan 0,13 N. Dengan
terlemah.
Gambar 2.6 Skema proses kimia yang terjadi saat pitting corrosion menyerang dan terus
(celah, sudut, takik dsb) seperti disajikan pada gambar 2.7. Crevice
semua aplikasi.
Gambar 2.7 Ilustrasi crevice corrosion yang menyerang saat 2 material bertemu dan membentuk
celah sempit, sehingga terjadi perbedaan kandungan oksigen yang menyebabkan korosi.
B.4 Stress Corrosion Cracking
sebagainya. Ilustrasi dari korosi ini dapat dilihat pada gambar 2.8.
aplikasi 150oC dan super duplex akan lebih tahan lagi terhadap
logam.
Gambar 2.8 Ilustrasi stress-cracking-corrosion akibat adanya tegangan sisa dan lingkungan
korosif.
pada SS 321) dan Niobium (misal pada SS 347). Cara lain adalah
indeks 'L' -low carbon steel- (misal 316L atau 304L). SS dengan
kadar karbon tinggi akan tahan terhadap korosi jenis ini asalkan
347H).
Gambar 2.9 Ilustrasi korosi pada butir akibat terjadinya sensitasi krom (Cr).
Gambar 2.10 Ilustrasi terjadinya korosi antara dua logam yang berbeda jenis keaktifannya (logam
A dan B).
tungsen yang bukan mampu habis yang pada hakekatnya berdiri sendiri,
dalam suatu atmosfer argon murni, dengan atau tanpa tambahan kecil gas-
gas berfaedah lain. Perisai gas mencegah kontaminasi logam las oleh
api bertitik lebur tinggi yang harus dihilangkan sebelum suatu las yang
pada tepi depan genangan cairan untuk membentuk las. Ini merupakan
salah satu sifat busur api arus bolak-balik sehingga menghilangkan oksida
dalam sambungan pipa dengan atau tanpa sisipan yang mampu lebur
METODE PENELITIAN
Pengambilan Data
(ditimbang)
Analisis &
Perhitungan
Kesimpulan &
Saran
19
20
A. Bahan
%, Fe = 70,47 %
B. Peralatan
3.3 Proses Pembuatan Larutan HNO3 pH 0,2 dan 0,5 Dan Proses
Perendaman
Proses pembuatan larutan HNO3 pH 0,2 dan 0,5 dari larutan HNO3
Tabung reaksi
Larutan HNO3 65 %
Pipet
Aquades
2. Dalam keadaan normal kadar 1 N HNO3 = 63 gr/ltr HNO3 murni.
pH 0,2 = 10 0,2 N
= 0,631 N
100
Maka, 0,631
1
63 = 34,23 ml/ltr
1,3
65
9
pH 0,5 = 10 0,5 N
= 0,3162 N
100
Maka, 0,3162
1
63 = 22,05 ml/ltr.
1,3
65
9
700 C. Untuk suhu 290 C tabung dimasukkan pada water bath yang
tidak dipanaskan sehingga air pada water bath pada suhu kamar.
selama 6 jam dan juga pada suhu 29 0C selama 18 jam. Hal ini untuk
volume sama yaitu 1 liter. Karena adanya penguapan maka setiap hari
korosi Stainless Steel 304 yang telah mengalami pengelasan TIG dalam
larutan HNO3 pH 0,2 dan yang tidak mengalami pengelasan pada pH 0,5,
pada suhu 700C selama 6 jam kemudian suhu diturunkan sampai pada
26
Tabel 4.1 Data perubahan berat Stainless Steel 304 yang telah mengalami pengelasan pada larutan
HNO3 dengan pH 0,5
1 0 18,238
2 I 18,237
3 II 18,235
4 III 18,235
5 IV 18,234
6 V 18,234
7 VI 18,234
8 VII 18,234
9 VIII 18,234
10 IX 18,234
11 X 18,234
12 XI 18,234
13 XII 18,234
14 XIII 18,233
Analisis Perhitungan
dengan :
t = Waktu (minggu)
6 jam dilanjutkan pada suhu 290C selama 18 jam setiap harinya. Hal
Luas I = Luas II
Luas III
Luas I = 30 mm x 26,5 mm
= 795 mm2
Luas II = 30 mm x 26,5 mm
= 795 mm2
= 310,75 mm2
Maka diperoleh,
0,003
Laju korosi minggu II = = 0,0079 gram/dm2/minggu
0,190075
2
Tabel 4.2 Laju korosi SS 304 setelah mengalami pengelasan dalam larutan HNO3 dengan pH0,5
Total
Berat Berat Penurunan Laju Korosi
minggu Luas penurun
No Awal Akhir Berat (gram/dm²/m
ke- (dm²) an berat
(gram) (gram) (gram) inggu)
(gram)
1 1 18.238 18.237 0.001 0.190075 0 0.0000
2 2 18.237 18.235 0.002 0.190075 0.003 0.0079
3 3 18.235 18.235 0 0.190075 0.003 0.0053
4 4 18.234 18.234 0 0.190075 0.003 0.0039
5 5 18.234 18.234 0 0.190075 0.003 0.0032
6 6 18.234 18.234 0 0.190075 0.003 0.0026
7 7 18.234 18.234 0 0.190075 0.003 0.0023
8 8 18.234 18.234 0 0.190075 0.003 0.0020
9 9 18.234 18.234 0 0.190075 0.003 0.0018
10 10 18.234 18.234 0 0.190075 0.003 0.0016
11 11 18.234 18.234 0 0.190075 0.003 0.0014
12 12 18.234 18.233 0.001 0.190075 0.004 0.0018
B. Benda Uji II
mengalami pengelasan.
Data Spesimen II :
= 888,35 mm2
= 888,35 mm2
= 389,4 mm2
1 0 17,992
2 I 17,992
3 II 17,991
4 III 17,989
5 IV 17,989
6 V 17,989
7 VI 17,989
8 VII 17,989
9 VIII 17,989
10 IX 17,989
11 X 17,989
12 XI 17,989
13 XII 17,987
Tabel 4.4 Laju korosi benda uji II pada larutan HNO3 dengan pH 0,5
Total
Berat Berat Penurunan Laju Korosi
minggu Luas penurunan
No Awal Akhir Berat (gram/dm²/
ke- (dm²) berat
(gram) (gram) (gram) minggu)
(gram)
1 1 17.992 17.992 0 0.217 0 0.0000
2 2 17.992 17.991 0.001 0.217 0.001 0.0023
3 3 17.991 17.989 0.002 0.217 0.003 0.0046
4 4 17.991 17.989 0.002 0.217 0.005 0.0058
5 5 17.989 17.989 0 0.217 0.005 0.0046
6 6 17.989 17.989 0 0.217 0.005 0.0038
7 7 17.989 17.989 0 0.217 0.005 0.0033
8 8 17.989 17.989 0 0.217 0.005 0.0029
9 9 17.989 17.989 0 0.217 0.005 0.0026
10 10 17.989 17.989 0 0.217 0.005 0.0023
11 11 17.989 17.989 0 0.217 0.005 0.0021
12 12 17.989 17.989 0 0.217 0.005 0.0019
C. Benda Uji III
Luas I = 41 mm x 16,45 mm
= 674,45 mm2
Luas II = 41 mm x 16,45 mm
= 674,45 mm2
Luas III = (2p + 2l) x tebal
= 315,975 mm2
Tabel 4.5 Data perubahan berat benda uji III pada larutan HNO3 dengan pH 0,5
1 0 13,845
2 I 13,845
3 II 13,844
4 III 13,844
5 IV 13,842
6 V 13,842
7 VI 13,842
8 VII 13,842
9 VIII 13,842
10 IX 13,842
11 X 13,842
12 XI 13,842
13 XII 13,841
0,001
Laju korosi minggu II = = 0,0030 gram/dm2/jam.
0,166
2
Tabel 4.6 Laju korosi benda uji III pada larutan HNO3 dengan pH 0,5
Total
Berat Berat Penurunan Laju Korosi
minggu Luas penurunan
No Awal Akhir Berat (gram/dm²/
ke- (dm²) berat
(gram) (gram) (gram) minggu)
(gram)
1 1 13.845 13.845 0 0.166 0 0.0000
2 2 13.845 13.844 0.001 0.166 0.001 0.0030
3 3 13.844 13.844 0 0.166 0.001 0.0020
4 4 13.844 13.842 0.002 0.166 0.003 0.0045
5 5 13.842 13.842 0 0.166 0.003 0.0036
6 6 13.842 13.842 0 0.166 0.003 0.0030
7 7 13.842 13.842 0 0.166 0.003 0.0026
8 8 13.842 13.842 0 0.166 0.003 0.0023
9 9 13.842 13.842 0 0.166 0.003 0.0020
10 10 13.842 13.842 0 0.166 0.003 0.0018
11 11 13.842 13.842 0 0.166 0.003 0.0016
12 12 13.842 13.841 0.001 0.166 0.004 0.0020
A. Benda Uji IV
Luas I = 54,25 mm x 16 mm
= 868 mm2
= 386,38 mm2
Tabel 4.7 Data perubahan berat benda uji IV pada larutan HNO3 dengan pH 0,2
1 0 19,428
2 I 19,428
3 II 19,428
4 III 19,424
5 IV 19,424
6 V 19,424
7 VI 19,423
8 VII 19,423
9 VIII 19,423
10 IX 19,423
11 X 19,423
12 XI 19,422
13 XII 19,422
Tabel 4.8 Laju korosi benda uji IV pada larutan HNO3 dengan pH 0,2
Total
Berat Berat Penurunan Laju Korosi
minggu Luas penurunan
No Awal Akhir Berat (gram/dm²/
ke- (dm²) berat
(gram) (gram) (gram) minggu)
(gram)
1 1 19.428 19.428 0 0.212 0 0.0000
2 2 19.428 19.424 0.004 0.212 0.004 0.0094
3 3 19.424 19.424 0 0.212 0.004 0.0063
4 4 19.424 19.424 0 0.212 0.004 0.0047
5 5 19.424 19.424 0 0.212 0.004 0.0038
6 6 19.424 19.423 0.001 0.212 0.005 0.0039
7 7 19.423 19.423 0 0.212 0.005 0.0034
8 8 19.423 19.423 0 0.212 0.005 0.0029
9 9 19.423 19.423 0 0.212 0.005 0.0026
10 10 19.423 19.423 0 0.212 0.005 0.0024
11 11 19.423 19.422 0.001 0.212 0.006 0.0026
12 12 19.422 19.422 0 0.212 0.006 0.0024
B. Benda Uji V
Tabel 4.9 Data perubahan berat benda uji V pada larutan HNO3 dengan pH 0,2
1 0 14,403
2 I 14,402
3 II 14,4
4 III 14,4
5 IV 14,399
6 V 14,399
7 VI 14,399
8 VII 14,399
9 VIII 14,399
10 IX 14,399
11 X 14,399
12 XI 14,398
13 XII 14,398
Luas I = 41,3 mm x 15 mm
= 619,5 mm2
Luas II = 41,3 mm x 15 mm
= 619,5 mm2
= 309,65 mm2
Tabel 4.10 Laju korosi benda uji V pada larutan HNO3 dengan pH 0,2
Total
Berat Berat Penurunan Laju Korosi
minggu Luas penurunan
No Awal Akhir Berat (gram/dm²/
ke- (dm²) berat
(gram) (gram) (gram) minggu)
(gram)
1 1 14.403 14.402 0.001 0.155 0 0.0000
2 2 14.402 14.4 0.002 0.155 0.003 0.0097
3 3 14.4 14.4 0 0.155 0.003 0.0065
4 4 14.4 14.399 0.001 0.155 0.004 0.0065
5 5 14.399 14.399 0 0.155 0.004 0.0052
6 6 14.399 14.399 0 0.155 0.004 0.0043
7 7 14.399 14.399 0 0.155 0.004 0.0037
8 8 14.399 14.399 0 0.155 0.004 0.0032
9 9 14.399 14.399 0 0.155 0.004 0.0029
10 10 14.399 14.399 0 0.155 0.004 0.0026
11 11 14.399 14.398 0.001 0.155 0.005 0.0029
12 12 14.398 14.398 0 0.155 0.005 0.0027
4.3. Pembahasan
larutan HNO3 pH 0,5 dan juga pada pH 0,2 . Korosi yang terjadi secara
protective layer yang melindungi Stainless Steel dari korosi. Antara benda
uji yang mengalami pengelasan dengan benda uji yang tidak mengalami
dikarenakan hasil dari pengelasan yang cukup baik. Pada saat terjadi
pengurangan berat benda uji maka benda uji mengalami korosi karena ada
sebagian dari lapisan protective layer yang rusak. Pada saat benda uji
yang telah rusak kembali terbentuk setelah terjadi reaksi oksidasi antara
Cr yang ada pada Stainless Steel dengan oksigen yang ada di lingkungan
penampilan visual benda uji tidak ada perubahan warna dari sebelum
Grafik 4.3 Grafik laju korosi stainless steel 304 dalam larutan HNO3 dengan pH 0,2
Grafik 4.3 Grafik laju korosi stainless steel 304 dalam larutan HNO3 dengan pH 0,2
C. Larutan HNO3 pH 0,2 dan pH 0,5
Grafik 4.4 Grafik laju korosi stainless steel 304 pada larutan HNO3 dengan pH 0,2 dan pH 0,5
Grafik 4.1 Grafik laju korosi stainless steel 304 dalam larutan HNO3 dengan pH 0,2 dan pH 0,5
BAB V
5.1. Kesimpulan
berikut :
benda uji yang tidak mengalami pengelasan tidak ada perbedaan yang
uji karena rusaknya sebagian dari lapisan protective layer. Laju korosi
5.2 Saran
1. Gunakanlah alat penimbang berat benda uji yang akurat dan jangan
ganti-ganti timbangan.
hilang.
44
DAFTAR PUSTAKA