Anda di halaman 1dari 5

Nama: Erwin Hidayat

Prodi: Perbankan Syariah

Semester: IV (Karyawan)

Mata Kuliah: Fiqh Muamalah 2

1. JELASKAN PENGERTIAN JUAL BELI MUDHARABAH DAN BAGAIMANA SITEM


IMPILAKASINYA DALAM LEMBAGA KEUANGAN SYARIH?

- Mudharabah adalah akad kerjasama antara bank selaku pemilik dana (shahibul maal) dengan
nasabah selaku (mudharib) yang mempunyai keahlian atau ketrampilan untuk mengelola suatu
usaha yang produktif dan halal. Hasil keuntungan dari penggunaan dana tersebut dibagi bersama
berdasarkan nisbah yang disepakati.

- Implementasi Jual Beli Mudharabah dalam Lembaga Keuangan Syariah :

a. Tabungan, baik tabungan biasa maupun tabungan berjangka waktu, seperti tabungan haji dan
kurban. Produk penghimpunan dana ini didsarkan kepada Fatwa Dewan Syariah Nasional No :
02/DSN -- MUI/IV/2000 tentang tabungan. Dalam fatwa ini , yang dimaksud dengan tabungan
adalah simpanan dana yang penarikannya hanya dapar dilakukan menurut syarat-syarat tertentu
yang telah disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu.

b. Deposito, baik deposito biasa maupun deposito spesial (special investment) dimana dana yang
dititipkan pada bank khusus untuk bisnis tertentu. Produk ini didasarkan kepada Fatwa Dewan
Syariah Nasional No : 03/DSN-MUI/IV/2000 tentang deposito. Pada Fatwa ini, yang dimaksud
dengan deposito adalah simpanan dana berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada
waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.

c. Akad mudharabah pada sisi funding ini, yang bertindak sbagai shahibul mal adalah nasabah
yang menyalurkan dananya kepada bank. Sementara itu, yang bertindak sebagai mudharib atau
pengelola dana adalah bank syariah. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan
berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya,
termasuk didalamnya mudharabah dengan pihak lain.

d. Sementara itu, pada sisi financing, mudharabah pada perbankan syariah diterapkan untuk
pembiayaan mudharabah, baik pembiayaan modal kerja, maupun investasi khusus (mudharabah
muqqayah). Produk pembiayaan mudharabah ini didasarkan kepada Fatwa Dewan Syariah
Nasional No : 07/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan mudharabah (Qiradh). Berdasarkan
fatwa ini pihak LKS dapat menyalurkan dananya kepada pihak lain dengan cara mudharabah ,
yaitu akad kerjasama suatu usaha antara suatu usaha antara dua belah pihak lain dengan pihak
pertama ( Shahib-mal/bank) menyediakan seluruh modal, sedang pihak kedua (mudharib/nasabah)
bertindak selaku pengelola dan keuntungan usaha dibagi antara mereka sesuai kesepakatan yang
dituangkan dalam kontrak.

2. APA YANG SAUDARA KETAHUI TENTANG JUAL QORD DAN TERANGKANLAH


BAGAIMANA IMPIKASINYA DALAM LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH?

- Qardh adalah akad pinjaman yang wajib dikembalikan dengan jumlah yang sama pada waktu
yang disepakati. Secara teknis, pinjaman ini diberikan oleh seseorang atau lembaga keuangan
syariah pada orang lain yang kemudian digunakan untuk kebutuhan yang mendesak.
Pembayarannya bisa dilakukan dengan diangsur atau lunas sekaligus.

- Implementasi Qardh dalam perbankan merupakan pinjaman uang. Pinjaman qardh diberikan
oleh bank kepada nasabahnya sebagai fasilitas talangan bagi nasabah yang overdraft. Fasilitas ini
biasanya satu paket dengan pembiayaan lain, tujuanya untuk memudahkan nasabah bertransaksi.
Aplikasi qardh dalam perbankan biasanya dalam empat hal:

a. Sebagai pinjaman talangan haji, di mana nasabah calon haji diberikan pinjaman talangan untuk
memenuhi syarat penyetoran biaya perjalanan haji. Nasabah akan melunasinya sebelum
keberangkatan haji.

b. Sebagai pinjaman tunai (cash advanced) dari produk kartu kredit syariah, di mana nasabah
diberi keleluasaan untuk menarik uang tunai milik Bank melalui ATM. Nasabah akan
mengembalikan sesuai waktu yang ditentukan.
c. Sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil di mana menurut perhitungan Bank akan
memberatkan si pengusaha bila diberi pembiayaan dengan skema jual-beli Ijarah atau bagi hasil.

d. Sebagai pinjman kepada pengurus Bank, di mana Bank menyediakan fasilitas ini untuk
memastikan terpenuhinya kebutuhan pengurus Bank. Pengurus Bank akan mengembaliaknnya
secara cicilan melalui pemotongan gajinya. Berdasarkan definisi di atas kita dapat menyimpulakan
bahwa qardh dipandang dalam berbagai perspektif, mulai dari istilah secara bahasa sampai pada
hukum syara‟nya adalah kontradiksi dengan Bank yang notabenenya bergerak dibidang jasa yang
senantiasa menginginkan laba atau secara implisit dapat dikatakan bergerak dibidang
komersialisasi jasa.

3. JELASKAN PENGERTIAN WADIAH DAN BAGAIMANA IMPLIKASINYA PADA


LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH?

- Wadiah adalah titipan nasabah yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat nasabah yang
bersangkutan menghenadaki. bank bertanggungjawab atas pengembalian titipan tersebut.

- Implementasi wadi’ah berarti titipan murni yang tidak boleh digunakan oleh penerima titipan.
Sementara perbankan syariah memanfaatkan dana titipan sebagai dana produktif yang disalurkan
kepada nasabah untuk investasi dengan tujuan mendapat keuntungan. Bank mendapat keuntungan
secara maksimal, sementara nasabah mendapat jaminan keamanan titipan serta pemberian bonus.
Operasional prinsip wadi’ah ini dinilai mendekati pada prinsip qardh, bahwa peminjam berhak
menguasai dengan menggunakan dana secara maksimal, dan memberi jaminan keutuhan kepada
pemberi pinjaman. Setidaknya ada dua implrmrntasi wadiah dalam dunia perbankan :

a. Giro wadiah Yang dimaksud dengan giro wadiah adalah giro yang dijalankan berdasarkan akad
wadiah, yakni titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya menghendaki. Dalam
konsep wadiah, yad al dhommanoh, pihak yang menerima titipan boleh menggunakan atau
memanfaatkan uang atau barang yang dititipkan. Hal ini berarti bahwa wadi‟ah yad al dhomanoh,
mempunyai implikasi hukum yang sama dengan qardh, yakni nasabah bertindak sebagai pihak
yang meminjamkan uang dan bank bertindak sebagai pihak yang dipinjami. Dengan demikian,
pemilik dana dan bank tidak boleh saling menjanjikan untuk memberikan imbalan atas
penggunaan atau pemanfaatan dana atau barang titipan tersebut.
b. Tabungan Wadi‟ah Di samping giro, produk perbankan syariah lainnya termasuk produk
penghimpunan dana (funding) ada tabungan. Berdasarkan UU NO. 10 Tahun 1998 tentang
perubahan atas UU NO.7 Tahun 1992 tentang perbankan, yang dimaksud dengan tabungan adalah
simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi
tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.

4. APA YANG SAUDARA KETAHUI TENTANG RAHN DAN BAGAIMAAN


IMPLIKASINYA DALAM LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH?

- Ar-rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam atas pinjaman yang diterimanya atau
dapat juga kita sebut sebagai gadai. Objek barang yang di tahan tersebut memiliki nilai ekonomis.
Dengan demikian pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali
seluruh atau sebagian piutangnya. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah semacam
jaminan hutang atau gadai. Pemilik barang gadai disebut rahin dan orang yang mengutangkan yaitu
orang yang mengambil barang tersebut serta menahannya disebut murtahin.

- Implementasi akad Rahn merupakan salah satu akad yang diberlakukan dalam usaha pegadaian
syariah di Indonesia, selain sebagai akad konsep rahn juga merupakan nama produk di Pegadaian
Syariah. Pegadaian syariah adalah pegadaian yang dalam menjalankan operasionalnya berpegang
teguh kepada prinsip syariah. Gadai syariah dalam hal pemenuhan prinsip-pripsip syariah
berpegang pada Fatwa DSN MUI No. 25/DSN-MUI/III/2002 tentang rahn, Fatwa DSN MUI No.
26/DSN-MUI/III/2002 tentang gadai emas, Fatwa DSN MUI No. 68/DSN-MUI/III/2008 tentang
Rahn Tasjily, Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2000. Pembentukan Pegadaian Syariah
selain karena tuntutan idealisme juga disebabkan oleh keberhasilan terlembaganya bank, BMT,
BPR dan asuransi syariah, maka pegadaian mendapat perhatian untuk dibentuk di bawah naungan
suatu lembaga tersendiri. Aspek syariah tidak hanya menyentuh bagian operasionalnya saja,
pembiayaan kegiatan dan pendanaan bagi nasabah, harus diperoleh dari sumber yang benar-benar
terbebas dari unsur riba. Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia menerapkan berbagai macam
produk dan akad dalam menjalankan kegiatan usahanya, salah satu produknya adalah akad rahn
yang ada di Pegadaian Syariah, adanya kebebasan untuk mendesain bentuk akad akan memberikan
keberagaman produk, Namun demikian analisis fiqh dilakukan untuk menghindari hal-hal yang
dilarang, mrngingat salah satu kaidah dalam ushul fiqh adalah pada dasarnya semua transaksi
diperbolehkan kecuali ada dalil yang jelas melarangnya. Berdasarkan rukun akad rahn secara
praktik mulai dari marhun, marhun bih, shighah, dan ‘aqidaini sudah sesuai dengan dengan teori
syariah, tetapi masih ada beberapa hal yang harus diperjelas untuk mendapatkan praktik yang
benar secara teori syariah. Yaitu tentang pemanfaatan barang gadai yang belum dijelaskan secara
rinci tentang pemanfaatan dari pihak rahin maupun dari pihak murtahin.

5. APA YANG SAUDARA KETAHUI TENTANG WAKALAH DAN BAGAIMAAN


IMPLIKASINYA DALAM LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH?

- Wakalah adalah suatu tindakan menyerahkan atau mewakilkan kuasa dirinya (almuwakkil)
kepada orang lain (al-wakil) untuk melaksanakan sesuatu atau melakukan tindakan-tindakan yang
merupakan haknya dari jenis pekerjaan yang bisa digantikan (an-naqbalu anniyabah) dan dapat
dilakukan oleh pemberi kuasa, dengan ketentuan pekerjaan tersebut dilaksanakan pada saat
pemberi kuasa masih hidup.

- Implementasi wakalah Dalam transaksi jasa perbankan syariah diperlukan suatu akad pelengkap.
Akad pelengkap ini merupakan prasyarat bagi suatu produk perbankan syariah terutama produk
jasa dapat dikatakan sah menurut syariat. Salah satu akad pelengkap dalam praktik di perbankan
syariah yakni akad wakalah yang telah terealisasi dalam berbagai produk perbankan.Dalam artikel
ini penulis mencoba mengelaborasi secara mendalam bagaimana akad ini seharusnya diterapkan
dan diaplikasikan dan produk jasa bank syariah. Dalam artikel ini juga dibahas tentang kaidah fiqh
terhadap akad–akad tersebut, dan bagaimana seharusnya akad wakalah dapat diaplikasikan dalam
produk-produk jasa perbankan syariah agar sesuai dengan tuntunan syariat.Wakalah dalam
aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya
melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti pembukuan L/C (Letter Of Credit Import Syariah &
Letter Of Credit Eksport Syariah),Inkaso dan Transfer uang, Penitipan, Anjak Piutang (Factoring),
Wali Amanat, Investasi Reksadana Syariah, Pembiayaan Rekening Koran Syariah, Asuransi
Syariah.

Anda mungkin juga menyukai