Anda di halaman 1dari 20

Makalah Peraturan Operasional Baku (POB) Laboratorium

Kimia

Disusun Oleh :

Nama : Annisa Novalia


Nim : 1906103040003
Unit : 01
Mata Kuliah : Pengelolaan Laboratorium
Dosen Pengampu : Dra. Erlidawati, M.Si

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM, BANDA ACEH

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laboratorium dapat digunakan untuk melakukan penelitian dan pengembangan keilmuan


dalam berbagai bidang. Salah satu diantaranya yakni dalam bidang pendidikan. Laboratorium
dalam pendidikan berfungsi untuk meningkatkan serta mendukung proses belajar mengajar
yang lebih efektif dan efisien. contohnya pada pembelajaran Kimia yang merupakan dasar
dari disiplin ilmu eksakta yang didasarkan atas eksperimen sehingga hubungan antara praktek
dan teori sangat erat. Belakangan ini tidak efisiennya penggunaan laboratorium disebabkan
oleh berbagai hal seperti tidak teraturnya administrasi laboratorium. Penyebab lainnya yaitu
operasional laboratorium yang tidak memenuhi standar. Kurangnya mutu dan kinerja
laboratorium ini menjadi dasar permasalahan untuk dibuatnya Prosedur Operasional Baku
(POB).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Peraturan Operasional Baku (POB) di Laboratorium Kimia ?
2. Apa tujuan penyusunan Peraturan Operasional Baku (POB) di Laboratorium Kimia ?
3. Bagaimana fungsi dan struktur Laboratorium Kimia ?
4. Apa saja tata tertib yang ada di laboratorium Kimia ?
5. Apa saja Peraturan Operasional Baku (POB) di Laboratorium Kimia ?
6. Bagaimana prosedur Pelayanan di Laboratorium Kimia ?
7. Bagaimana Peraturan Operasional Baku (POB) prosedur peminjaman
alat/barang/sarana dan prasarana di laboratorium Kimia ?
8. Bagaimana panduan menjaga keselamatan dalam penggunaan peralatan
laboratorium?

1.3 Tujuan Penulisan

Tercapainya pengelolaan laboratorium yang efektif dan efisien dan terciptanya suasana
laboratorium yang kondusif sehingga dapat membangkitkan minat untuk melakukan
penelitian baik bagi dosen maupun mahasiswa.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Peraturan Operasional Baku (POB) di Laboratorium Kimia

Peraturan Operasional Baku (POB) atau dikenal juga dengan istilah standar operasional
prosedur (SOP) juga dapat didefinisikan sebagai aturan, pedoman dan tata cara tertulis yang
membantu untuk mengontrol perilaku anggota suatu organisasi, dapat dikatakan bahwa
Peraturan Opeasional Baku (POB) mengatur segala aktivitas yang ada dalam organisasi
tersebut termasuk bagaimana proses pekerjaan dilakukan, siapa yang harus mengerjakan,
siapa yang harus bertanggung jawab, kapan dilakukan dan keterangan-keterangan pendukung
lainnya.

Menurut Silaban : 2013, standar operasional prosedur kerja di laboratorium adalah petunjuk
atau pedoman yang menunjukkan bagaimana laboran harus bersikap dengan benar dalam
melakukan tindakan di laboratorium. Standar operasional prosedur atau disingkat SOP dalam
sebuah laboratorium sangat diperlukan dalam upaya membentuk sistem pelayanan dan
pengelolaan laboratorium yang ideal.

Laboratorium harus beroperasi dalam pedoman yang ditentukan sehingga semua operasi
dipandu oleh aturan dan peraturan yang memastikan keselamatan laboratorium dan
personelnya, data yang dapat diandalkan, praktik laboratorium yang baik, dan penanganan
yang tepat dari semua bahan termasuk bahan berbahaya. Secara umum, mengikuti pedoman
keselamatan tidak hanya menciptakan lingkungan kerja yang aman tetapi juga lingkungan
kerja yang cepat setelah semua karyawan memahami persyaratan keselamatan.

B. Tujuan Penyusunan Peraturan Operasional Baku (POB) Laboratorium Kimia

Tujuan disusunnya peraturan operasional baku (POB) laboratorium komputasi adalah untuk
membantu memperlancar pengelolaan laboratorium komputasi guna memaksimalkan
kegunaan dari laboratorium komputasi beserta semua sumber daya yang ada didalamnya,
sehingga dapat membantu mewujudkan visi dan misi dari ilmu Kimia untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada
masyarakat, dan manajemen yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
C. Fungsi dan Struktur Laboratorium Kimia

1. Fungsi utama dari laboratorium kimia

sebagai sarana untuk melakukan praktik atau penerapan atas teori, penelitian dan
pengembangan keilmuan sehingga menjadi unsur penting dalam kegiatan pendidikan dan
penelitian, khususnya di bidang pembelajaran ilmu Kimia.

Secara terperinci fungsi laboratorium Kimia sebagai berikut :

▪ Pusat praktik, latihan, penelitian, tugas akhir dan sumber pembelajaran bagi dosen dan
mahasiswa Kimia
▪ Pusat penelitian, pengabdian masyrakat dan pengembangan bagi dosen dan
mahasiswa kimia
▪ Pusat pengembangan ilmu kimia serta penerapan konsep
▪ Pusat Workshop, pengembangan SDM serta pusat layanan terhadap sivitas akademik
dan masyarakat dalam meningkatkan mutu pembelajaran bidang Kimia

2. Struktur Laboratorium Kimia


o Kepala Laboratorium adalah pengelola laboratorium dengan mendayagunakan seluruh
sumber daya secara terencana, terawasi, dan terevaluasi.
o Laboran adalah staff administrasi yang ditunjuk dan ditugaskan dalam pengelolaan,
pengembangan, serta kelancaran pelaksanaan praktikum.
o Dosen Anggota bertugas membantu kepala laboratorium untuk pelaksanaan tugas
dalam pengelolaan laboratorium.
o Asisten praktikum adalah mahasiswa yang ditunjuk oleh Kepala Laboratorium untuk
memberikan penjelasan materi praktikum bagi mahasiswa untuk matakuliah tertentu.
o Peserta praktikum adalah mahasiswa yang telah terdaftar untuk matakuliah yang
bersangkutan pada semester berjalan yang ditunjukkan dengan Kartu Rencana Studi
(KRS) dan telah mendaftarkan diri untuk untuk kegiatan praktikum pada semester
berjalan.

Langkah langkah penguyusan POB meliputi :


➢ Menentukan tujuan yang ingin dicapai
➢ Membuat rancangan awal
➢ Melakukan evaluasi internal
➢ Melakukan evaluasi eksternal
➢ Melakukan uji coba
➢ Menempatkan prosedur pada unit terkait
➢ Menjalankan prosedur yang dibuat.

D. Tata Tertib yang berlaku di Laboratorium Kimia

1. Tata Tertib Penggunaan Laboratorium Kimia


• Mahasiswa atau Dosen yang meminjam peralatan laboratorium harus memenuhi
ketentuan peminjaman dan pengembalian,
• Mahasiswa dilarang membuat gaduh di dalam laboratorium.
• Dilarang makan, minum dan merokok di dalam laboratorium.
• Membuang sampah harus pada tempat sampah yang sudah ditentukan.
• Semua pengunjung laboratorium wajib menjaga kebersihan laboratorium.
• Semua mahasiswa yang mengunjungi atau praktek di laboratorium, wajib merapikan
kembali semua peralatan laboratorium yang di gunakan.
• Dilarang membawa peralatan laboratorium keluar ruang laboratorium tanpa izin dari
Laboran (staff lab) dan Ketua Lab.
• Dilarang membawa pulang peralatan dan bahan laboratorium
• Jika terjadi kerusakan dan kehilangan peralatan laboratorium, maka pengunjung yang
merusakkan atau menghilangkan alat tersebut wajib melapor ke petugas laboratorium
dan mengganti alat tersebut.
• Jika tidak ada yang melapor telah menghilangkan atau merusakkan alat laboratorium,
maka semua mahasiswa yang mengunjungi laboratorium wajib mengganti 2 kali
lipatnya.

2. Tata Tertib Praktek Laboratorium

Setiap kegiatan yang dilaksanakan di laboratorium kimia diwajibkan :

➢ Menggunakan alat perlindungan diri (APD) berupa jas Praktikum, memakai sepatu
tertutup, memakai sarung tangan, masker dan kacamata pelindung (untuk kegiatan
yang memerlukannya) Setiap mahasiswa wajib mengikuti praktek laboratorium.
➢ Berpakaian sopan dan rapi serta menggunakan sepatu yang sesuai standar saat masuk
ke dalam laboratorium
➢ Menjaga Ketertiban, keamanan dan kebersihan Laboratorium Kimia
➢ Saling menghormati dan menghargai dengan sesama pengguna laboratorium
➢ Tidak gaduh, ramai, bercanda dan atau melakukan kegiatan yang tidak ada kaitannya
dengan penelitian seperti pada permohonan izin akses Laboratorium
➢ Mahasiswa harus hadir di ruang praktek laboratorium 5 menit sebelum praktikum
dimulai.
➢ Sebelum masuk ruang laboratorium, setiap mahasiswa harus sudah mempelajari
materi praktikum dan membuat persiapan praktikum sebelumnya.
➢ Selama praktek di laboratorium dilarang makan, minum dan merokok didalam
laboratorium.
➢ Selesai praktikum tempat kerja harus dibersihkan dan dirapikan kembali, serta alat-
alat dikembalikan pada tempatnya.
➢ Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti praktikum harus melapor kepada asisten
praktikum mata kuliah yang bersangkutan.
➢ Peralatan laboratorium yang dipakai dalam praktikum, menjadi tanggung jawab
mahasiswa, oleh karenanya harus berhati-hati dalam mempergunakannya.
➢ Mahasiswa yang datang terlambat lebih dari 15 menit tidak diperkenankan mengikuti
praktikum.
➢ Setiap pengguna laboratorium DILARANG membuat keributan ataupun memainkan
apapun di dalam laboratorium selama perkuliahan berlangsung.
➢ Setiap pengguna laboratorium DILARANG Melakukan perusakan dalam bentuk
apapun terhadap fasilitas di laboratorium.
➢ Penggunaan Lab Komputasi disesuaikan dengan jadwal yang telah ditentukan. Bila
hendak menggunakan ruang lab. dengan waktu yang lebih lama melebihi dari jadwal,
maka praktikan harus meminta ijin kepada petugas laboratorium Kimia dan
tergantung dari kondisi saat itu yang akan ditentukan oleh pihak lab. Computer
➢ Permohonan harus diajukan paling lambat 1 minggu sebelum jadwal perubahan yang
dimaksud.

3. Penelitian Di Luar Jam Dan Hari Libur

Penelitian diluar jam kerja, sabtu, minggu, dan hari libur nasional diizinkan dengan syarat :
▪ Mengajukan surat permohonan penelitian diluar jam kerja kepada Ketua
Laboratorium Kimia yang diketahui pembimbing
▪ Kepala Laboratorium Kimia dapat menolak permohonan penelitian diluar jam kerja
dengan pertimbangan tertentu
▪ Surat permohonan akses penelitian diluar jam kerja dibuat rangkap 3 (untuk: arsip lab,
satpam, pemohon) dan diajukan selambatnya 2 hari sebelum pelaksanaan penelitian
diluar jam kerja
▪ Pembimbing dan Pemohon penelitian diluar jam kerja, sabtu, minggu, dan hari libur
nasional bertanggung jawab sepenuhnya terhadap keamanan dan ketertiban
Laboratorium yang digunakan

4. Prosedur Pemakaian Laboratorium Pelaksanaan Penelitian dan Tugas Akhir


Mahasiswa

Jika seorang dosen akan melaksanakan penelitian yang dalam pelaksanaannya akan
menggunakan sarana prasarana Laboratorium dan melibatkan mahasiswa, maka tahap-tahap
yang harus dilakukan adalah:

▪ Dosen yang bersangkutan mendaftarkan rencana pelaksanaan penelitian kepada


Kepala Laboratorium, sesuai dengan yang dicantumkan dalam proposal penelitian.
Permintaan ini dilengkapi dengan:
a. Jadwal pelaksanaan
b. Alat dan bahan yang digunakan
c. Dosen dan mahasiswa Tugas Akhir yang terlibat dalam penelitian
▪ Laboran/Teknisi menyiapkan jadwal pelaksanaan, alat dan bahan yang diperlukan dan
berkoordinasi dengan Kepala Laboratorium/Dosen yang bersangkutan

Pelaksanaan
o Laboran/asisten laboratorium mempersiapkan sarana prasarana Laboratorium Kimia
bagi dosen/mahasiswa peneliti.
o Asisten lab/dosen peneliti memastikan bahwa sarana/prasarana pendukung siap
digunakan
o Pada saat pelaksanaan penelitian, dosen/mahasiswa harus mematuhi aturan-aturan
E. Peraturan Operasional Baku (POB) di Laboratorium Kimia

1. Perlengkapan Praktikan di Laboratorium Kimia

Perlengkapan di bawah ini harus disediakan dan dibawa setiap kali akan melakukan
praktikum antara lain :

❖ Laporan Sementara Paktikum (lihat di petunjuk format sementara praktikum)


❖ Memakai jas lab, warna putih, terbuat dari bahan sederhana, dan disarankan yang
berlengan panjang.
❖ Berpakaian rapi, sopan dan bersepatu (tidak boleh pakai sandal) dan disarankan
memakai kacamata untuk keselamatan mata Anda.
❖ Perlengkapan lainnya yang akan banyak membantu kelancaran kerja anda, antara lain:
alat tulis, korek api, lap kain, tissue, sabun/detergen, pisau lipat, gunting kecil
❖ Pereaksi dan peralatan yang diperlukan. Pereaksi di kiri, peralatan di kanan, dengan
cara diurut dari atas ke bawah. Bila perlu, sertai dengan gambar rangkaian peralatan.
❖ Diagram percobaan, untuk mempermudah urutan kerja yang akan dilakukan, dan
gambaran percobaan keseluruhannya.
❖ Cara kerja dan pengamatan merupakan singkatan prosedur kerja yang berbentuk
kalimat pendek berupa poin-poin pengerjaan.

2. Tata Aliran Kerja dan Pengaturan Laboratorium Kimia


▪ Semua praktikan pada hari pelaksanaan praktikum, menunggu waktu masuk lab,
kemudian masuk laboratorium dengan tertib
▪ Praktikan langsung masuk kedalam laboratorium 5 menit sebelum praktikum dan
mengumpulkan laporan praktikum sebelumnya dan mengisi daftar hadir/absensi,
kemudian menuju meja masing-masing.
▪ Diwajibkan mengikuti penjelasan dari pemimpin kelompok atau asisten yang ditunjuk
(sekitar 15 menit)
▪ Mengajukan bon peminjaman peralatan yang diperlukan, misalnya termometer, buret,
dll., kepada petugas di lab.
▪ Asisten Laboratorium akan membantu untuk mengatur permintaan keperluan
zat/pereaksi yang diperlukan untuk percobaan pada hari tersebut.
▪ Selesai menerima penjelasan praktikum, praktikan kembali ke meja masing-masing,
dilanjutkan dengan peminjaman alat dan pengambilan bahan-bahan kimia yang
diperlukan di tempat yang disediakan secara bergiliran. Kemudian pemasangan
peralatan, yang terlebih dahulu dibersihkan atau dikeringkan.
▪ Bekerjalah dengan tenang, cepat dan tanpa ragu-ragu.
▪ Apabila menghadapi kesulitan atau keraguan, janganlah segan-segan untuk
menanyakan kepada asisten kelompoknya
▪ Peralatan yang dipakai bersama dan akan diletakkan oleh petugas pada tempat-tempat
yang telah ditentukan.
▪ Baca dan pahami prosedur percobaan ketika bekerja di lab. Jika Anda tidak mengerti,
bertanyalah pada asisten atau dosen pemimpin praktikum. Bekerja tanpa memahami
akan mengakibatkan kecelakaan fatal!!
▪ Setelah selesai percobaan laporkan dan seerahkan hasil percobaan (sintesis), yang
ditempatkan dalam botol kecil yang bersih dan diberi label yang berisi nama, NIM,
kelompok, nama zat, beratnya dan data fisik.
▪ Buatlah laporan sementara yang di acc oleh asisen laboratorium
▪ Kembalikan semua alat yang dipinjam pada hari tersebut dalam keadaan bersih dan
kering, diperiksa petugas mengenai keutuhan dan jumlahnya. Laporkan juga semua
kerusakan alat yang anda lakukan kepada petugas
▪ Campuran reaksi/zat supaya dipindahkan ke tempat/labu kepunyaan sendiri, tutup
dengan baik dan diberi tulisan/peringatan. Jagalah dari kemungkinan tertumpah atau
terbakar.
▪ Bersihkanlah meja dan lantai tempat anda bekerja sebelum anda pulang. Apabila ada
percobaan yang belum selesai dan perlu dilanjutkan hari berikutnya harus mendapat
persetujuan dosen.
▪ Selesai pratikum, praktikan harus sudah mengecek:
o Apakah alat-alat yang dipinjam pada hari itu sudah dikembalikan?
o Apakah tempat/meja kerja Anda (dan lantai) sudah bersih kembali?
o Apakah laporan sementara Anda sudah di-acc/ditandatangani oleh asisten?
o Apakah kran air dan listrik di meja Anda sudah dimatikan?
3. Laporan Praktikum
• Ditulis dengan rapih dan terbaca, didalam buku folio bergaris
• Isi laporan, seperti urutan catatan praktikum, meliputi semua catatan pratikum
termasuk yang telah diperbaiki asisten,ditambah dengan sedikit lebih banyak
pembahasan teorinya (lebih lengkap), diskusi, dan kesimpulan
• Titik berat penilaian laporan adalah pada bagian pembahasan diskusi Anda.
• Yang dibahas pada diskusi, adalah berupa bahasan sendiri mengenai hasil percobaan
sendiri, misalnya mengenai hasil data percobaan yang dilakukan dibandingkan dengan
hasil data pada literatur. Bila mengalami kegagalan, dibahas faktor-faktor apa yang
menyebabkan kegagalan tersebut
• Laporan diserahkan paling lambat satu minggu atau sebelum percobaan berikutnya
dimulai dilakukan. Keterlambatan menyerahkan laporan akan menyebabkan anda
tidak mendapat nilai atau anda tidak bisa mengikuti praktikum berikutnya!
• Setiap penyerahan laporan harus disertai bukti penerimaan oleh asisten

4. Prosedur Keselamatan Umum

➢ Mengetahui potensi bahaya dari bahan yang digunakan di laboratorium. Tinjau


Lembar Data Keselamatan untuk bahan kimia apa pun yang digunakan di
laboratorium. Manual operasi harus dibaca dan dipahami dan prosedur keselamatan
harus diikuti saat mengoperasikan instrumentasi benchtop.
➢ Ketahui lokasi peralatan keselamatan seperti pancuran darurat, pencuci mata, alat
pemadam kebakaran, alarm kebakaran, kotak P3K, dan kit tumpahan.
➢ Baca dan pahami semua prosedur keselamatan terkait laboratorium dan bahan yang
digunakan di laboratorium.
➢ Minimalkan kondisi kerja yang tidak aman dengan memastikan pintu keluar dan
peralatan keselamatan tidak terhalang, bangku kerja rapi, dan akumulasi limbah
diasingkan dengan tepat.
➢ Baik pakaian kasual bisnis maupun pakaian kasual diizinkan di lab. Pakaian harus
dipilih untuk meminimalkan area terbuka di bawah leher. Jika ada area kulit yang
terbuka, jas lab panjang penuh harus dipakai untuk melindungi pekerja. Pakaian yang
terbuat dari kain sintetis seperti nilon tidak boleh dipakai di area yang memiliki
potensi bahaya seperti api terbuka atau bahan kimia reaktif.
➢ Lensa kontak diizinkan, tetapi tidak disarankan untuk digunakan di dalam lab.
Bekerja dengan bahan kimia organik yang mudah menguap bermasalah bagi pemakai
lensa kontak.
➢ Menahan atau membatasi rambut panjang dan pakaian longgar. Pakaian atau rambut
yang dikekang tidak boleh memperlihatkan ekor yang longgar yang dapat
meningkatkan bahaya kebakaran atau tersangkut di bagian yang bergerak.
➢ Menyimpan makanan di laboratorium atau di lemari es laboratorium tidak
diperbolehkan.
➢ Semua kegiatan eksperimen atau kegiatan laboratorium umum harus diselesaikan.
Eksperimen yang berpotensi berbahaya tidak boleh dibiarkan tanpa pengawasan oleh
teknisi lab. Eksperimen yang sedang berlangsung harus diberitahukan kepada

5. Keamanan Instrumen

Laboratorium Reliance Specialty Products menggunakan instrumentasi bench top dan


instrument yang lebih berat dan berdiri sendiri. Pekerja di lab harus menyadari bahaya
bekerja dengan instrumen ini dan dilatih dengan benar tentang cara mengoperasikan
instrumen dengan aman. Beberapa instrumen memiliki permukaan yang sangat panas dan
tegangan tinggi yang terkait dengannya dan pekerja harus mengambil tindakan pencegahan
untuk menghindari interaksi yang tidak aman dengan instrumen tersebut dan kemungkinan
terluka atau terbunuh. Regimen pelatihan yang tepat dan perawatan dasar harian seperti
kalibrasi sangat penting untuk penggunaan yang aman dan pembuatan data yang andal.

6. Keamanan Kimia

Tinjau semua Lembar Data Keselamatan yang berkaitan dengan setiap bahan kimia yang
digunakan di laboratorium. Pelabelan dan penyimpanan bahan kimia yang tepat sangat
penting untuk lingkungan kerja laboratorium yang aman. Penyimpanan yang tidak tepat dari
bahan kimia yang tidak sesuai atau tidak diketahui dapat menyebabkan kebakaran dan
ledakan spontan dengan pelepasan gas beracun yang terkait. Untuk meminimalkan bahaya
ini, bahan kimia di laboratorium harus dipisahkan dengan benar. Prosedur penyimpanan dan
penanganan yang tercantum di bawah ini tidak dimaksudkan untuk mencakup semua tetapi
harus berfungsi untuk melengkapi prosedur dan rekomendasi yang lebih spesifik yang
diperoleh dari label wadah, Lembar Data Keselamatan (SDS), dan bahan referensi kimia
lainnya.
7. Identifikasi Kimia

Label kimia pabrikan tidak boleh dilepas atau dirusak sampai bahan kimia tersebut benar-
benar digunakan. Setelah bahan kimia digunakan, spidol permanen kemudian dapat
digunakan untuk sepenuhnya mengaburkan label pabrikan. Semua wadah kimia sekunder
seperti botol, gelas kimia, labu Erlenmeyer, labu volumetrik, dan vial harus diberi label.
Wadah yang lebih besar harus memiliki nama kimia lengkap, tanggal hari, dan inisial
pengguna wadah. Wadah kecil harus memiliki penunjukan angka atau huruf/karakter dengan
log terkait yang direferensikan yang menjelaskan isi wadah yang lebih kecil. Kelompok
wadah yang lebih kecil dapat diberi label sebagai kelompok dan disimpan bersama.

8. Lembar Data Keselamatan Material

Material Safety Data Sheets (MSDS) untuk semua bahan kimia laboratorium wajib disimpan
di laboratorium atau online. Lembar Data Keselamatan tersedia dari situs web produsen
bahan kimia. Ini dapat diakses secara gratis dengan memasukkan kode produk dan/atau
nomor Lot pabrikan. MSDS untuk bahan kimia atau campuran yang tepat yang disediakan
oleh produsen produk harus tersedia. Identitas bahan kimia dan pabrikan yang terdapat pada
label harus sesuai dengan identitas bahan kimia dan pabrikan yang terdapat pada MSDS.
Semua personel harus tahu cara membaca dan memahami MSDS.

9. Penyimpanan kimia

Tempat penyimpanan yang ditentukan harus disediakan untuk setiap kelompok bahan
kimia/kimia dan bahan kimia tersebut harus dikembalikan ke tempat yang ditentukan setelah
setiap penggunaan. Wadah bahan kimia harus dalam kondisi baik sebelum disimpan.
Pemeriksaan wadah bahan kimia yang sering dapat menghambat kebocoran atau tumpahan
yang tidak diinginkan. Daftar Kelompok Bahaya untuk pengelompokan kimia membedakan
setiap kelompok kimia yang akan disimpan dengan sifat spesifik yang mirip dengan bahan
kimia individu dalam setiap kelompok.

10. Klarifikasi Simbol Bahan Kimia

Jika membahas tentang logo bahan bakar gas mudah terbakar, secara umum logonya
terdiri atas sembilan klasifikasi bahan atau material B3. Klasifikasi bahan atau material
mudah terbakar yang termasuk ke dalam kategori padatan mudah menyala diantaranya :
Simbol B3 mudah meledak merupakan simbol kelas 1 yang terdiri atas :

1. Simbol bahaya peledakan besar yang berkaitan dengan seluruh muatan


2. Bahaya serpihan ledakan
3. Bahaya api ledakan
4. Bahaya ledakan ringan
5. Sensitivitas ledakan ringan
6. Sensitivitas ledakan sangat kecil
Kelas 2 merupakan logo cairan mudah menyala yang terdiri atas :

1. Gas yang mudah terbakar


2. Gas dengan tekanan tinggi yang tidak mudah terbakar
3. Gas mengandung zat – zat beracun
4. Gas mengandung bahan bersifat korosif
Kelas 3, cairan atau uap yang mudah terbakar

Kelas 4, padatan yang mudah terbakar terdiri atas simbol :

1. Padatan yang mudah terbakar


2. Spontan yang mudah terbakar
3. Zat atau bahan berbahaya jika terkena air

Kelas 5, oksidator yang terdiri dari simbol oksidator dan oksidator organic

Kelas 6, simbol B3 beracun yang terdiri atas simbol :

1. Bahan mengandung racun


2. Bahan yang menyebabkan terjadinya infeksi ketika terpapar manusia atau
benda
Kelas 7, simbol radioaktif
Kelas 8, simbol bahan yang bersifat korosif
Kelas 9, bahaya lain yang terdiri dari berbagai macam simbol bahan berbahaya
dan simbol mudah meledak selain simbol yang sudah termasuk dalam kedelapan
kategori simbol yang sudah disebutkan di atas.
❖ 15 Simbol Bahan Kimia Berbahaya
a. Dangerous for Enviromental (Bahan Berbahaya bagi Lingkungan)

b. Toxic (Beracun)

c. Harmful Irritant (Bahaya Iritasi)

d. Corrosive (Korosif)

e. Explosive (Mudah Meledak)

f. Flammable (Mudah Terbakar)

g. Oxidizing (Mudah Teroksidasi)


❖ Klasifikasi bahan berbahaya dan beracun yang terdiri atas :

▪ Explosive atau mudah meledak. Jenis bahan berbahaya dan beracun yang pertama
adalah bahan – bahan yang mudah meledak atau bersifat explosive. Bahan – bahan
yang masuk ke dalam jenis ini adalah bahan yang dapat meledak baik melalui reaksi
kimia atau melalui reaksi fisika dan dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan
tinggi sehingga dapat dengan cepat merusak lingkungan yang ada di sekitarnya.
▪ Oxidizing atau mengoksidasi. Bahan – bahan yang termasuk kategori ini adalah bahan
yang memiliki waktu pembakaran sama atau lebih pendek dibandingkan waktu
pembakaran senyawa standar.
▪ Extremely flammable atau bahan B3 yang mudah menyala. Bahan yang satu ini
memiliki titik nyala di bawah 0 derajad celcius dan memiliki titik didih yang jauh
lebih rendah atau sama dengan 35 derajad celcius.
▪ Bahan bersifat highly flammable atau bahan yang memiliki tingkat titik nyala antara 0
sampai dengan 21 derajad celcius.
▪ Bahan bersifat beracun atau extremely toxic
▪ Sangat beracun atau highly toxic
▪ Beracun atau moderately toxic yaitu bahan yang bersifat racun untuk manusia dan
akan menyebabkan terjadinya kematian atau sakit yang serius jika masuk ke dalam
tubuh melalui sistem pernapasan, mulut atau kulit.
▪ Bahan yang berbahaya atau harmfull yang merupakan bahan baik padatan atau cairan
serta gas yang jika terjadi kontak atau melalui inhalasi serta oral dapat menyebabkan
terjadinya bahaya terhadap kesehatan sampai dengan tingkat tertentu.
▪ Bahan yang bersifat korosif yaitu bahan – bahan yang menyebabkan iritasi pada kulit.
▪ Bahan yang dapat menyebabkan proses pengkaratan pada bahan seperti baja dengan
laju korosi lebih besar dari 6,35 mm per tahun atau memiliki pH sama atau kurang
dari 2 untuk bahan bersifat asam dan lebih besar dari 12,5 untuk bahan bersifat basa.
▪ Bahan yang bersifat iritasi yaitu bahan padat atau pun cair yang jika terjadi kontak
secara langsung dengan kulit atau selaput lendir dapat menimbulkan terjadinya
peradangan.
▪ Bahan yang bersifat berbahaya bagi lingkungan yaitu bahan berbahaya yang
ditimbulkan oleh suatu bahan seperti menimbulkan kerusakan ozon, persisten di
lingkungan, atau bahan yang dapat merusak lingkungan.
▪ Bahan yang bersifat karsinogenik atau bahan yang dapat menyebabkan sel kanker jika
terkontaminasi dengan manusia.
▪ Bahan yang bersifat teratogenik atau bahan yang dapat berpengaruh terhadap
pembentukan dan pertumbuhan embrio
▪ Bahan yang bersifat mutagenic atau bahan yang dapat menyebabkan terjadinya
perubahan kromosom.

11. Peraturan Operasional Baku (POB) Dalam Pelayanan Alat dan Bahan di
Laboratorium Kimia

a. POB Alat dan Bahan Secara Umum


o Jumlah dan lamanya peminjaman alat laboratorium diatur dan disesuaikan dengan
jumlah alat yang ada dan banyaknya pengguna laboratorium.
o Peminjam alat laboratorium bertanggung jawab terhadap alat yang dipinjamnya
o Setiap penggunaan bahan chemikalia harus dikoordinasikan dengan petugas
Laboratorium
o Petugas Laboratorium dapat menolak penggunaan bahan chemikalia dengan
pertimbangan tertentu.
o Setiap peminjaman alat dan penggunaan bahan chemikalia wajib dicatat di kartu alat
bahan dengan spesifikasi dan jumlah

b. POB Alat Secara Khusus

❖ Penggunaan Oven
Setiap pengguna/Pemakai Oven wajib lapor dan meminta izin kepada
petugas/laboran, sebelum dan sesudah pemakaian.
Setiap pengguna/Pemakai Oven bertanggung jawab terhadap kebersihan dan atau
kerusakan Oven yang diakibatkan oleh kesalahan pemakaian.
Petugas/laboran dapat menolak penggunaan Oven (dengan pertimbangan tertentu).
Lamanya waktu penggunaan Oven dibatasi pada jangka waktu tertentu.
Setiap bahan/zat yang disimpan dalam Oven wajib dicantumkan. - Nama
bahan/zat/reagent. - Nama pemilik bahan/zat/reagent tersebut. - Keterangan lain yang
diperlukan.
Oven hanya digunakan untuk mengoven bahan/zat praktikum/penelitian yang tidak
bersifat korosif (tidak untuk menguapkan).

❖ Peraturan Pemakaian Vacuum Pump


Setiap pengguna/Pemakai Vaccum Pump wajib lapor dan meminta izin kepada
petugas/laboran, sebelum dan sesudah pemakaian.
Setiap pengguna/Pemakai Vaccum Pump bertanggung jawab terhadap kebersihan dan
atau kerusakan Vaccum Pump yang diakibatkan oleh kesalahan pemakaian.
Petugas/laboran dapat menolak penggunaan Vaccum Pump (dengan pertimbangan
tertentu).
Lamanya waktu penggunaan Vaccum Pump dibatasi pada jangka waktu tertentu.

❖ Peraturan Penggunaan Kulkas


Kulkas Lab. Kimia hanya digunakan untuk menyimpan bahan/zat/reagent yang rusak
bila disimpan pada suhu kamar atau lebih (≥250C)
Setiap pengguna Kulkas Lab. Kimia wajib lapor dan meminta ijin kepada
petugas/laboran, sebelum dan sesudah pemakaian.
Petugas/laboran dapat menolak penggunaan Kulkas (dengan pertimbangan tertentu).
Lamanya waktu penggunaan Kulkas dibatasi pada jangka waktu tertentu.
Setiap bahan/zat/reagent yang disimpan dalam Kulkas wajib dimasukkan/dibungkus
dalam wadah tertutup rapat dan dicantumkan nama bahan/zat/reagent, nama pemilik
bahan/zat/reagent tersebut, dan keterangan lain yang diperlukan.

❖ Peraturan Penggunaan Desicator


Desicator Lab. Kimia hanya digunakan untuk menyimpan bahan/zat praktikum
ataupun penelitian yang bersifat higroskopis.
Setiap pengguna Desicator wajib lapor dan meminta izin kepada petugas/laboran.
Petugas/laboran dapat menolak penggunaan Desiccator (dengan pertimbangan
tertentu).
Lamanya waktu penggunaan Desicator dibatasi pada jangka waktu tertentu.
Setiap bahan/zat yang disimpan dalam Desicator wajib dicantumkan nama
bahan/zat/reagent, nama pemilik bahan/zat/reagent tersebut, dan keterangan lain yang
diperlukan.
❖ Peraturan Penggunaan Timbangan
Setiap pengguna/Pemakai Timbangan wajib lapor dan meminta izin kepada
petugas/laboran, sebelum dan sesudah pemakaian.
Setiap pengguna/Pemakai Timbangan bertanggung jawab terhadap kebersihan dan
atau kerusakan Timbangan yang diakibatkan oleh kesalahan pemakaian.
Petugas/laboran dapat menolak penggunaan Timbangan (dengan pertimbangan
tertentu).
Setiap penimbangan wajib menggunakan wadah/alas untuk menimbang
Berat maksimal bahan + wadah/alas yang diperbolehkan disesuaikan dengan
spesifikasi Timbangan yang digunakan.
Pelanggaran terhadap peraturan ini akan dikenakan sanksi.

12. Kegunaan Adanya Peraturan Operasional Baku (POB) di Laboratorium Kimia

❖ Personil mengetahui prosedur yang benar


❖ Dapat digunakan sebagai bagian dari program pelatihan
❖ Memudahkan rekonstruksi percobaan
❖ Meningkatkan kualitas dan komparabilitas data
❖ Meminimalkan miskomunikasi
❖ Memasukkan aspek keamanan kerja dalam langkah kerja
❖ Meminimalkan keraguan pekerja
❖ Karena merupakan instruksi tertulis, pekerja lebih patuh
❖ Membantu perencanaan

13. Pengelolaan Limbah Hasil Praktikum di Laboratorium Kimia

Dalam pengolahan limbah B3, terdapat beberapa metode pengolahan limbah yang dapat
dimanfaatkan diantaranya :

Chemical method atau metode kimia


Metode pengolahan limbah B3 yang pertama adalah pengolahan limbah secara kimia.
Pertukaran ion, pengendapan, oksidasi, serta pengurangan berbagai macam metode
yang masuk dalam kategori ini bertujuan untuk mengubah bentuk limbah menjadi gas
tidak beracun atau untuk mengubah sifat limbah menjadi netral atau tidak berbahaya.
Thermal method atau metode termis
Metode yang satu ini merupakan salah satu metode yang paling banyak digunakan
untuk mengatasi limbah berbahaya. Penggunaan mesin insenerator diperlukan dan
pada mesin tersebut, limbah di bakar sampai menjadi karbondioksida, uap air atau pun
butiran debu.
Biological method atau metode biologis
Metode biologis ini merupakan metode pengolahan limbah yang dilakukan
menggunakan sistem natural atau buatan bersama dengan penggunaan organism hidup
dalam penanganan limbah B3.
Physical method atau metode fisik
Metode fisik dalam pengolahan limbah merupakan metode paling sederhana yang
dilakukan untuk mengolah limbah B3. Metode fisik ini meliputi berbagai rangkaian
proses pemisahan komponen atau wujud limbah tanpa mengubah bentuk fisik dari
limbah yang bersangkutan.

BAB III
PENUTUP

2.1 Kesimpulan

Peraturan Operasional Baku merupakan seperangkat aturan atau tata cara untuk menunjukkan
tahapan secara jelas, yang mengatur kegiatan dan sikap laboran/praktikan agar dapat
menjalankan kegiatan di dalam laboratorium dengan baik. Peraturan Operasional Baku saat
bekerja di laboratorium mengatur kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebelum praktikum,
selama praktikum, selesai praktikum dan peraturan-peraturan lain. Peraturan Operasional
Baku juga meliputi panduan umum keselamatan terhadap berbagai bahaya di laboratorium,
pengenalan tanda – tanda bahaya dalam Laboratorium Kimia, prosedur peminjaman dan
pengembalian alat, dan pengelolaan limbah dari laboratorium Kimia agar tidak berbahaya
bagi lingkungan sekitar.

2.2 Saran

Setelah membaca makalah ini, pembaca diharapkan dapat menyadari pentingnya keberadaan
peraturan operasional baku sekaligus menerapkannya dalam pelaksanaan kegiatan di
laboratorium.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

George Arthur Mantiri, 2014. Pembuatan Prosedur Operasional Baku (Standard Operating
Procedure, SOP). Workshop Pemantapan Mutu & Seminar Ilmiah Harris Hotel &
Conventions : Bandung.

Program Studi Kimia.2015. Prosedur Mutu.UNS. no 003A/POB-LAB/JMP/2015

https://keselamatankerja.com/simbol-bahan-kimia/

Anda mungkin juga menyukai