Kimia
Disusun Oleh :
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Tercapainya pengelolaan laboratorium yang efektif dan efisien dan terciptanya suasana
laboratorium yang kondusif sehingga dapat membangkitkan minat untuk melakukan
penelitian baik bagi dosen maupun mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
Peraturan Operasional Baku (POB) atau dikenal juga dengan istilah standar operasional
prosedur (SOP) juga dapat didefinisikan sebagai aturan, pedoman dan tata cara tertulis yang
membantu untuk mengontrol perilaku anggota suatu organisasi, dapat dikatakan bahwa
Peraturan Opeasional Baku (POB) mengatur segala aktivitas yang ada dalam organisasi
tersebut termasuk bagaimana proses pekerjaan dilakukan, siapa yang harus mengerjakan,
siapa yang harus bertanggung jawab, kapan dilakukan dan keterangan-keterangan pendukung
lainnya.
Menurut Silaban : 2013, standar operasional prosedur kerja di laboratorium adalah petunjuk
atau pedoman yang menunjukkan bagaimana laboran harus bersikap dengan benar dalam
melakukan tindakan di laboratorium. Standar operasional prosedur atau disingkat SOP dalam
sebuah laboratorium sangat diperlukan dalam upaya membentuk sistem pelayanan dan
pengelolaan laboratorium yang ideal.
Laboratorium harus beroperasi dalam pedoman yang ditentukan sehingga semua operasi
dipandu oleh aturan dan peraturan yang memastikan keselamatan laboratorium dan
personelnya, data yang dapat diandalkan, praktik laboratorium yang baik, dan penanganan
yang tepat dari semua bahan termasuk bahan berbahaya. Secara umum, mengikuti pedoman
keselamatan tidak hanya menciptakan lingkungan kerja yang aman tetapi juga lingkungan
kerja yang cepat setelah semua karyawan memahami persyaratan keselamatan.
Tujuan disusunnya peraturan operasional baku (POB) laboratorium komputasi adalah untuk
membantu memperlancar pengelolaan laboratorium komputasi guna memaksimalkan
kegunaan dari laboratorium komputasi beserta semua sumber daya yang ada didalamnya,
sehingga dapat membantu mewujudkan visi dan misi dari ilmu Kimia untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada
masyarakat, dan manajemen yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
C. Fungsi dan Struktur Laboratorium Kimia
sebagai sarana untuk melakukan praktik atau penerapan atas teori, penelitian dan
pengembangan keilmuan sehingga menjadi unsur penting dalam kegiatan pendidikan dan
penelitian, khususnya di bidang pembelajaran ilmu Kimia.
▪ Pusat praktik, latihan, penelitian, tugas akhir dan sumber pembelajaran bagi dosen dan
mahasiswa Kimia
▪ Pusat penelitian, pengabdian masyrakat dan pengembangan bagi dosen dan
mahasiswa kimia
▪ Pusat pengembangan ilmu kimia serta penerapan konsep
▪ Pusat Workshop, pengembangan SDM serta pusat layanan terhadap sivitas akademik
dan masyarakat dalam meningkatkan mutu pembelajaran bidang Kimia
➢ Menggunakan alat perlindungan diri (APD) berupa jas Praktikum, memakai sepatu
tertutup, memakai sarung tangan, masker dan kacamata pelindung (untuk kegiatan
yang memerlukannya) Setiap mahasiswa wajib mengikuti praktek laboratorium.
➢ Berpakaian sopan dan rapi serta menggunakan sepatu yang sesuai standar saat masuk
ke dalam laboratorium
➢ Menjaga Ketertiban, keamanan dan kebersihan Laboratorium Kimia
➢ Saling menghormati dan menghargai dengan sesama pengguna laboratorium
➢ Tidak gaduh, ramai, bercanda dan atau melakukan kegiatan yang tidak ada kaitannya
dengan penelitian seperti pada permohonan izin akses Laboratorium
➢ Mahasiswa harus hadir di ruang praktek laboratorium 5 menit sebelum praktikum
dimulai.
➢ Sebelum masuk ruang laboratorium, setiap mahasiswa harus sudah mempelajari
materi praktikum dan membuat persiapan praktikum sebelumnya.
➢ Selama praktek di laboratorium dilarang makan, minum dan merokok didalam
laboratorium.
➢ Selesai praktikum tempat kerja harus dibersihkan dan dirapikan kembali, serta alat-
alat dikembalikan pada tempatnya.
➢ Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti praktikum harus melapor kepada asisten
praktikum mata kuliah yang bersangkutan.
➢ Peralatan laboratorium yang dipakai dalam praktikum, menjadi tanggung jawab
mahasiswa, oleh karenanya harus berhati-hati dalam mempergunakannya.
➢ Mahasiswa yang datang terlambat lebih dari 15 menit tidak diperkenankan mengikuti
praktikum.
➢ Setiap pengguna laboratorium DILARANG membuat keributan ataupun memainkan
apapun di dalam laboratorium selama perkuliahan berlangsung.
➢ Setiap pengguna laboratorium DILARANG Melakukan perusakan dalam bentuk
apapun terhadap fasilitas di laboratorium.
➢ Penggunaan Lab Komputasi disesuaikan dengan jadwal yang telah ditentukan. Bila
hendak menggunakan ruang lab. dengan waktu yang lebih lama melebihi dari jadwal,
maka praktikan harus meminta ijin kepada petugas laboratorium Kimia dan
tergantung dari kondisi saat itu yang akan ditentukan oleh pihak lab. Computer
➢ Permohonan harus diajukan paling lambat 1 minggu sebelum jadwal perubahan yang
dimaksud.
Penelitian diluar jam kerja, sabtu, minggu, dan hari libur nasional diizinkan dengan syarat :
▪ Mengajukan surat permohonan penelitian diluar jam kerja kepada Ketua
Laboratorium Kimia yang diketahui pembimbing
▪ Kepala Laboratorium Kimia dapat menolak permohonan penelitian diluar jam kerja
dengan pertimbangan tertentu
▪ Surat permohonan akses penelitian diluar jam kerja dibuat rangkap 3 (untuk: arsip lab,
satpam, pemohon) dan diajukan selambatnya 2 hari sebelum pelaksanaan penelitian
diluar jam kerja
▪ Pembimbing dan Pemohon penelitian diluar jam kerja, sabtu, minggu, dan hari libur
nasional bertanggung jawab sepenuhnya terhadap keamanan dan ketertiban
Laboratorium yang digunakan
Jika seorang dosen akan melaksanakan penelitian yang dalam pelaksanaannya akan
menggunakan sarana prasarana Laboratorium dan melibatkan mahasiswa, maka tahap-tahap
yang harus dilakukan adalah:
Pelaksanaan
o Laboran/asisten laboratorium mempersiapkan sarana prasarana Laboratorium Kimia
bagi dosen/mahasiswa peneliti.
o Asisten lab/dosen peneliti memastikan bahwa sarana/prasarana pendukung siap
digunakan
o Pada saat pelaksanaan penelitian, dosen/mahasiswa harus mematuhi aturan-aturan
E. Peraturan Operasional Baku (POB) di Laboratorium Kimia
Perlengkapan di bawah ini harus disediakan dan dibawa setiap kali akan melakukan
praktikum antara lain :
5. Keamanan Instrumen
6. Keamanan Kimia
Tinjau semua Lembar Data Keselamatan yang berkaitan dengan setiap bahan kimia yang
digunakan di laboratorium. Pelabelan dan penyimpanan bahan kimia yang tepat sangat
penting untuk lingkungan kerja laboratorium yang aman. Penyimpanan yang tidak tepat dari
bahan kimia yang tidak sesuai atau tidak diketahui dapat menyebabkan kebakaran dan
ledakan spontan dengan pelepasan gas beracun yang terkait. Untuk meminimalkan bahaya
ini, bahan kimia di laboratorium harus dipisahkan dengan benar. Prosedur penyimpanan dan
penanganan yang tercantum di bawah ini tidak dimaksudkan untuk mencakup semua tetapi
harus berfungsi untuk melengkapi prosedur dan rekomendasi yang lebih spesifik yang
diperoleh dari label wadah, Lembar Data Keselamatan (SDS), dan bahan referensi kimia
lainnya.
7. Identifikasi Kimia
Label kimia pabrikan tidak boleh dilepas atau dirusak sampai bahan kimia tersebut benar-
benar digunakan. Setelah bahan kimia digunakan, spidol permanen kemudian dapat
digunakan untuk sepenuhnya mengaburkan label pabrikan. Semua wadah kimia sekunder
seperti botol, gelas kimia, labu Erlenmeyer, labu volumetrik, dan vial harus diberi label.
Wadah yang lebih besar harus memiliki nama kimia lengkap, tanggal hari, dan inisial
pengguna wadah. Wadah kecil harus memiliki penunjukan angka atau huruf/karakter dengan
log terkait yang direferensikan yang menjelaskan isi wadah yang lebih kecil. Kelompok
wadah yang lebih kecil dapat diberi label sebagai kelompok dan disimpan bersama.
Material Safety Data Sheets (MSDS) untuk semua bahan kimia laboratorium wajib disimpan
di laboratorium atau online. Lembar Data Keselamatan tersedia dari situs web produsen
bahan kimia. Ini dapat diakses secara gratis dengan memasukkan kode produk dan/atau
nomor Lot pabrikan. MSDS untuk bahan kimia atau campuran yang tepat yang disediakan
oleh produsen produk harus tersedia. Identitas bahan kimia dan pabrikan yang terdapat pada
label harus sesuai dengan identitas bahan kimia dan pabrikan yang terdapat pada MSDS.
Semua personel harus tahu cara membaca dan memahami MSDS.
9. Penyimpanan kimia
Tempat penyimpanan yang ditentukan harus disediakan untuk setiap kelompok bahan
kimia/kimia dan bahan kimia tersebut harus dikembalikan ke tempat yang ditentukan setelah
setiap penggunaan. Wadah bahan kimia harus dalam kondisi baik sebelum disimpan.
Pemeriksaan wadah bahan kimia yang sering dapat menghambat kebocoran atau tumpahan
yang tidak diinginkan. Daftar Kelompok Bahaya untuk pengelompokan kimia membedakan
setiap kelompok kimia yang akan disimpan dengan sifat spesifik yang mirip dengan bahan
kimia individu dalam setiap kelompok.
Jika membahas tentang logo bahan bakar gas mudah terbakar, secara umum logonya
terdiri atas sembilan klasifikasi bahan atau material B3. Klasifikasi bahan atau material
mudah terbakar yang termasuk ke dalam kategori padatan mudah menyala diantaranya :
Simbol B3 mudah meledak merupakan simbol kelas 1 yang terdiri atas :
Kelas 5, oksidator yang terdiri dari simbol oksidator dan oksidator organic
b. Toxic (Beracun)
d. Corrosive (Korosif)
▪ Explosive atau mudah meledak. Jenis bahan berbahaya dan beracun yang pertama
adalah bahan – bahan yang mudah meledak atau bersifat explosive. Bahan – bahan
yang masuk ke dalam jenis ini adalah bahan yang dapat meledak baik melalui reaksi
kimia atau melalui reaksi fisika dan dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan
tinggi sehingga dapat dengan cepat merusak lingkungan yang ada di sekitarnya.
▪ Oxidizing atau mengoksidasi. Bahan – bahan yang termasuk kategori ini adalah bahan
yang memiliki waktu pembakaran sama atau lebih pendek dibandingkan waktu
pembakaran senyawa standar.
▪ Extremely flammable atau bahan B3 yang mudah menyala. Bahan yang satu ini
memiliki titik nyala di bawah 0 derajad celcius dan memiliki titik didih yang jauh
lebih rendah atau sama dengan 35 derajad celcius.
▪ Bahan bersifat highly flammable atau bahan yang memiliki tingkat titik nyala antara 0
sampai dengan 21 derajad celcius.
▪ Bahan bersifat beracun atau extremely toxic
▪ Sangat beracun atau highly toxic
▪ Beracun atau moderately toxic yaitu bahan yang bersifat racun untuk manusia dan
akan menyebabkan terjadinya kematian atau sakit yang serius jika masuk ke dalam
tubuh melalui sistem pernapasan, mulut atau kulit.
▪ Bahan yang berbahaya atau harmfull yang merupakan bahan baik padatan atau cairan
serta gas yang jika terjadi kontak atau melalui inhalasi serta oral dapat menyebabkan
terjadinya bahaya terhadap kesehatan sampai dengan tingkat tertentu.
▪ Bahan yang bersifat korosif yaitu bahan – bahan yang menyebabkan iritasi pada kulit.
▪ Bahan yang dapat menyebabkan proses pengkaratan pada bahan seperti baja dengan
laju korosi lebih besar dari 6,35 mm per tahun atau memiliki pH sama atau kurang
dari 2 untuk bahan bersifat asam dan lebih besar dari 12,5 untuk bahan bersifat basa.
▪ Bahan yang bersifat iritasi yaitu bahan padat atau pun cair yang jika terjadi kontak
secara langsung dengan kulit atau selaput lendir dapat menimbulkan terjadinya
peradangan.
▪ Bahan yang bersifat berbahaya bagi lingkungan yaitu bahan berbahaya yang
ditimbulkan oleh suatu bahan seperti menimbulkan kerusakan ozon, persisten di
lingkungan, atau bahan yang dapat merusak lingkungan.
▪ Bahan yang bersifat karsinogenik atau bahan yang dapat menyebabkan sel kanker jika
terkontaminasi dengan manusia.
▪ Bahan yang bersifat teratogenik atau bahan yang dapat berpengaruh terhadap
pembentukan dan pertumbuhan embrio
▪ Bahan yang bersifat mutagenic atau bahan yang dapat menyebabkan terjadinya
perubahan kromosom.
11. Peraturan Operasional Baku (POB) Dalam Pelayanan Alat dan Bahan di
Laboratorium Kimia
❖ Penggunaan Oven
Setiap pengguna/Pemakai Oven wajib lapor dan meminta izin kepada
petugas/laboran, sebelum dan sesudah pemakaian.
Setiap pengguna/Pemakai Oven bertanggung jawab terhadap kebersihan dan atau
kerusakan Oven yang diakibatkan oleh kesalahan pemakaian.
Petugas/laboran dapat menolak penggunaan Oven (dengan pertimbangan tertentu).
Lamanya waktu penggunaan Oven dibatasi pada jangka waktu tertentu.
Setiap bahan/zat yang disimpan dalam Oven wajib dicantumkan. - Nama
bahan/zat/reagent. - Nama pemilik bahan/zat/reagent tersebut. - Keterangan lain yang
diperlukan.
Oven hanya digunakan untuk mengoven bahan/zat praktikum/penelitian yang tidak
bersifat korosif (tidak untuk menguapkan).
Dalam pengolahan limbah B3, terdapat beberapa metode pengolahan limbah yang dapat
dimanfaatkan diantaranya :
BAB III
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Peraturan Operasional Baku merupakan seperangkat aturan atau tata cara untuk menunjukkan
tahapan secara jelas, yang mengatur kegiatan dan sikap laboran/praktikan agar dapat
menjalankan kegiatan di dalam laboratorium dengan baik. Peraturan Operasional Baku saat
bekerja di laboratorium mengatur kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebelum praktikum,
selama praktikum, selesai praktikum dan peraturan-peraturan lain. Peraturan Operasional
Baku juga meliputi panduan umum keselamatan terhadap berbagai bahaya di laboratorium,
pengenalan tanda – tanda bahaya dalam Laboratorium Kimia, prosedur peminjaman dan
pengembalian alat, dan pengelolaan limbah dari laboratorium Kimia agar tidak berbahaya
bagi lingkungan sekitar.
2.2 Saran
Setelah membaca makalah ini, pembaca diharapkan dapat menyadari pentingnya keberadaan
peraturan operasional baku sekaligus menerapkannya dalam pelaksanaan kegiatan di
laboratorium.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
George Arthur Mantiri, 2014. Pembuatan Prosedur Operasional Baku (Standard Operating
Procedure, SOP). Workshop Pemantapan Mutu & Seminar Ilmiah Harris Hotel &
Conventions : Bandung.
https://keselamatankerja.com/simbol-bahan-kimia/