Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PEMERINTAHAN GLOBALISASI

DOSEN PENGAMPU
Prasnanda Bunga Rafiza, SPd.I, MPd
NAMA KELOMPOK
Lailah a'bidah (12010827185)
Tiara Trirahmayati (12010826875)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
1443 H/2021 M

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillahhirabbbil’alamin, puji syukur kehadrat Allah SWT, Atas segala rahmat

dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurah pada junjungan Nabi Agung

Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafa’atnya di Akhir kelak nanti. Amin.

Penulis mengucapkan Syukur kepada Allah atas limpahan Nikmat-Nya, baik

kesehatan fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis berhasil menyelesaikan pembuatan

makalah, sebagai tugas dari mata kuliah psikologi umum.

Tentunya makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan.Untuk itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik

lagi.Sekian dan terimakasih, jika terdapat banyak kesalahan penulis mohon maaf sebesar-

besarnya.

Wassalamua’alaikum Wr.Wb

Yogyakarta, 01 Maret 2016

Penulis

  

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. I

DAFTAR ISI .................................................................................................. II

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1


A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
D. . Manfaat Penelitian.............................................................................. 6

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 8

A. Pengertian globasisasi terhadap budaya .............................................. 8


B. Globalisai bidang ekonomi 13
C. Globalisasi tata negara 14

BAB III KESIMPULAN 17

A. Kesimpulan 17
B. Saran 17

DAFTAR PUSTAKA

ii
 

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era globalisasi yang terjadi sejak tahun 1980 an, telah mempunyai
dampak yang sangat besar dalam berbagai aspek kehidupan, baik sosial,
politik, ekonomi, budaya dan lain sebagainya termasuk aspek hukum.
Pengaruh globalisasi di bidang hukum akan berdampak pada penguatan
hukum dan pembuatan Undang Undang yang berpihak pada kepentingan
bersama terutama pada rakyat kecil.
Sebagaimana negara-negara berkembang lainnya, Indonesia juga belum
mampu menutup diri dari perkembangan yang terjadi. Perbaikan kinerja
aparat pelayanan publik merupakan suatu keharusan jika dikaitkan dengan
perkembangan dan tuntutan kontemporer seperti globalisasi. Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan merupakan salah
satu jawaban atas tuntutan arus global dan mendorong terciptanya good
governance.
Tata Kepemerintahan yang baik merupakan isu sentral yang paling
mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini, sesuai
pandangan yang mengemukakan bahwa tuntutan akan good governance
timbul karena adanya penyimpangan dalam penyelenggaraan negara dari nilai
demokratis sehingga mendorong kesadaran warga negara untuk menciptakan
sistem atau paradigma baru untuk mengawasi jalannya pemerintahan agar
tidak melenceng dari tujuan semula. Tuntutan untuk mewujudkan administrasi
negara yang mampu mendukung kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan
tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan negara dan pembangunan
dapat diwujudkan dengan mempraktekkan good governance1. Sedang LAN
mengemukakan bahwa good governance berorientasi pada dua hal yaitu,
Pertama orientasi ideal negara yang diarahkan pada pencapaian tujuan
nasional dan Kedua aspek-aspek fungsional dari pemerintahan yang efektif
dan efisien dalam pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan- tujuan
tersebut.
Dalam konteks Negara Indonesia, Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 alinea keempat menyebutkan bahwa tujuan Negara antara lain
melindungi segenap bangsa dan seluruh tanah tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta
melaksanakan perdamaian dunia. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui
pembangunan nasional. Pelaksanaan pembangunan nasional membutuhkan
sumber daya baik sumber daya berupa benda, uang maupun manusia. Sumber
Daya berupa manusia dalam pelaksanaan pembangunan dan pemerintahan
dikenal dengan istilah Aparatur Negara.
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi
bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai Aparatur Sipil Negara .
sebagai “(1) sesuatu yang dicapai; (2) prestasi yang diperlihatkan; (3)
kemampuan kerja”. Menurut Dimyati 4 “Kinerja yang tinggi yang ada pada
individu dalam organisasi menunjukkan bahwa apa yang telah dilakukan oleh
individu telah sesuai dengan apa yang diprogramkan oleh organisasi. Dengan
demikian, kinerja yang tinggi tentunya ada pada budaya organisasi yang baik
”. Cushway 5 menyatakan bahwa “ pengelolaan kinerja karyawan (prestasi
kerja) dilakukan dengan cara memberikan dukungan yang diperlukan
karyawan dan menciptakan kondisi yang memadai bagi mereka sehingga
dapat menghasilkan sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya”. Menurut Kumorotomo tanggung jawab, haruslah dipahami
sebagai pertanggungjawaban hierarkis. Pemahaman tersebut berkaitan dengan
proses pertanggungjawaban kinerja secara berjenjang dalam berbagai
kedudukan yang ada pada organisasi.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah
penampilan yang melakukan, menggambarkan dan menghasilkan sesuatu hal,
baik yang bersifat fisik dan non fisik yang sesuai dengan petunjuk, fungsi dan
tugasnya yang didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan, dan motivasi.
Setiap individu atau organisasi tentu memiliki tujuan yang akan dicapai
dengan menetapkan target atau sasaran. Keberhasilan individu atau organisasi
dalam mencapai target atau sasaran tersebut mestinya sesuai hukum, moral
dan etika.
Kinerja Aparatur Sipil Negara merupakan suatu isu yang sangat
aktual yang terjadi pada masa sekarang ini. Masyarakat masih memandang
kinerja dari Aparatur Sipil Negara pada belum bisa memberikan rasa kepuasan
yang tinggi, sehingga menyebabkan penyelenggaraan pemerintahan menjadi
2
sorotan yang tajam, terutama dalam aspek transparansi, akuntabilitas, efisiensi
dan efektifitas. Hal tersebut disebabkan masyarakat mulai kritis dalam
memonitor dan mengevaluasi manfaat serta nilai yang diperoleh atas
pelayanan dari instansi pemerintah.
Berkaitan dengan pelayanan yang diberikan oleh instansi pemerintah
kepada masyarakat, pelayanan untuk masyarakat tidak terlepas dari masalah
kepentingan umum, yang menjadi asal usul timbulnya pelayanan umum
tersebut. Dengan kata lain, terdapat korelasi antara kepentingan umum dengan
pelayanan umum.
Dalam hubungannya dengan pemerintahan, kata umum merupakan
singkatan dari sebutan “masyarakat umum” yang memiliki pengertian sama
dengan pelayanan umum tersebut. Sedang menurut Thoha 7 adalah “suatu
usaha yang dilakukan oleh seseorang/sekelompok orang/institusi tertentu
untuk memberikan bantuan kemudahan kepada masyarakat dalam rangka
mencapai tujuan tertentu”.
Dalam melaksanakan pelayanan publik, perlu diatur dalam suatu tata
laksana yang mengandung unsur-unsur antara lain: kesederhanaan prosedur,
tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan, keamanan,
kenyamanan, kepastian hukum, keterbukaan, keadilan yang merata, dan
ketepatan waktu. Pelaksanaan pelayanan umum sesuai dengan tata laksana
pelayanan yang ditetapkan dan mencerminkan pemberian pelayanan secara
baik. Penyelenggaraan pelayanan secara baik akan dapat menimbulkan
kepuasan dari pengguna jasa pelayanan.
Dengan demikian, dalam realita di masyarakat, penyelenggaraan
pelayanan publik yang dilaksanakan oleh aparatur pemerintah dalam berbagai
sektor pelayanan terutama yang menyangkut pemenuhan kebutuhan hak-hak
sipil dan kebutuhan dasar masih dirasakan belum memuaskan atau sesuai
dengan tuntutan dan harapan masyarakat8. Rendahnya kualitas pelayanan
publik dapat memberikan dampak yang buruk terhadap citra pemerintah. Bagi
masyarakat yang pernah berurusan dengan pemerintah sering kali mengalami
berbagai kesulitan-kesulitan dari aparatur Negara sehingga mereka
mengeluhkan, dan kecewa terhadap tidak layaknya apatur dalam memberi
pelayanan. Semua jenis pelayanan yang disediakan dan diberikan kepada

3
masyarakat oleh apatur pemerintah, baik aparatur yang berada dipusat maupun
di daerah, secara umum belum banyak memuaskan masyarakat.
Sejalan dengan meningkatnya kesadaran berbangsa, bernegara dan
bermasyarakat serta adanya tuntutan penyelenggaraan pemerintah dan
pembangunan, maka pemenuhan untuk mendapatkan pelayanan yang baik
merupakan hak masyarakat dan sebaliknya bagi instansi berkewajiban
memberikan pelayanan dan pengayoman kepada masyarakat. Artinya setiap
pegawai Aparatur Sipil Negara dalam semua level dituntut untuk memiliki
kinerja tinggi dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
Ditengah kekecewaan masyarakat atas kinerja pemerintah tersebut,
Pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat memberlakukan Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan. Undang-
Undang ini merupakan pengaturan di bidang hukum administrasi negara
mengenai penyelenggaraan pemerintahan. Undang-Undang ini merupakan hal
baru di bidang hukum Administrasi Negara yang menjadi dasar
penatalaksanaan dalam pengambilan keputusan oleh Badan dan atau Pejabat
Tata Usaha Negara.
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 ini dimaksudkan tidak hanya
sebagai payung hukum bagi penyelenggaraan pemerintahan, tetapi juga
sebagai instrumen untuk meningkatkan kualitas pelayanan pemerintahan
kepada masyarakat sehingga keberadaan Undang-Undang ini benar-benar
dapat mewujudkan pemerintahan yang baik bagi semua Badan atau Pejabat
Pemerintahan di Pusat dan Daerah. Undang-Undang ini merupakan
keseluruhan upaya untuk mengatur kembali keputusan dan/atau tindakan
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan Azas-Azas Umum Pemerintahan yang Baik
(AUPB).
Undang-Undang ini juga merupakan salah satu penunjuk arah dan
pedoman Aparatur Sipil Negara dalam pelaksanaan fungsi dan tugas sesuai
pencapaian kerja yang diharapkan. Undang-Undang ini tidak hanya
menyangkut petugas administrasi pemerintahan tetapi juga semua pihak
terkait, sebagaimana disebutkan dalam pasal 2 yang menyatakan sebagai
berikut:

4
“Undang-Undang tentang Administrasi Pemerintahan dimaksudkan
sebagai salah satu dasar hukum bagi Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan, Warga Masyarakat, dan pihak-pihak lain yang terkait
dengan Administrasi Pemerintahan dalam upaya meningkatkan
kualitas penyelenggaraan pemerintahan”.
Tujuan yang ingin dicapai dari keberadaan Undang-Undang Nomor
30 Tahun 2014 ini, disebutkan dalam pasal 3, meliputi: menciptakan tertib
penyelenggaraan Administrasi Pemerintahan; menciptakan kepastian hukum;
mencegah terjadinya penyalahgunaan Wewenang; menjamin akuntabilitas
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan; memberikan pelindungan hukum
kepada Warga Masyarakat dan aparatur pemerintahan; melaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan menerapkan Azas-Azas Umum
Pemerintahan yang Baik (AUPB); dan memberikan pelayanan yang sebaik-
baiknya kepada Warga Masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dinyatakan bahwa Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2014 merupakan landasan hukum, arah atau acuan untuk
mewujudkan pemerintahan yang baik, khususnya bagi pejabat pemerintahan
atau menjadi landasan hukum yang dibutuhkan guna mendasari keputusan dan/atau tindakan
pejabat pemerintahan untuk memenuhi kebutuhan hukum
masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Kinerja Aparatur Sipil Negara yang dituntut dari Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2014 antara lain dapat dirujuk dalam Pasal 9, ayat (1)
bahwa “ Setiap Keputusan dan/atau Tindakan wajib berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan AUPB (Azas-Azas Umum Pemerintahan
yang Baik)”. Azas-Azas seperti yang disebutkan dalam pasal 10 ayat (1)
meliputi: kepastian hukum; kemanfaatan; ketidakberpihakan; kecermatan;
tidak menyalahgunakan kewenangan; keterbukaan; kepentingan umum; dan
pelayanan yang baik, dan Pasal 7, ayat (1) Pejabat Pemerintahan berkewajiban
untuk menyelenggarakan Administrasi Pemerintahan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, kebijakan pemerintahan, dan Azas-Azas
Umum Pemerintahan yang Baik.

5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diajukan rumusan
masalah :
Bagaimana Peningkatan Kinerja Aparatur Sipil Negara Berbasis
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi
Pemerintahan Di Lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi. Jawa Tengah
Kendala apakah yang dihadapi dalam menjalankan Peningkatan Kinerja
Berbasis Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi
Pemerintahan.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan
1. Untuk mengetahui Peningkatan Kinerja Aparatur Sipil Negara Berbasis
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi
Pemerintahan Di Lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi. Jawa Tengah.
2. Untuk mengetahui Kendala apakah yang dihadapi dalam menjalankan
Peningkatan Kinerja Berbasis Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014
Tentang Administrasi Pemerintahan
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya kasanah teori tentang model
peningkatan kinerja. E-Government merupakan solusi paling rasional untuk
memperbaiki kinerja pelayanan publik. Dalam Pelayanan Publik di Indonesia, kajian ini
memperoleh
kesimpulan bahwa dengan diperkenalkannya suatu pendekatan dalam
manajemen pelayanan baru yang berupa kontrak pelayanan ini, penyedia
layanan menjadi lebih terbuka wawasannya akan arti pentingnya
memperhatikan secara serius aspirasi pelayanan dari masyarakat. Pelembagaan
kontrak pelayanan yang melibatkan multi stakeholders dapat menghasilkan
suatu proses perubahan minset atau konstruksi budaya birokrasi dalam
membarikan pelayanan, dari budaya kekuasaan berubah kearah budaya
6
melayani (culture for serving). Kegiatan survey pengguna layanan dapat
menjadi wahana bagi terjadinya komunikasi yang lebih baik lagi dengan para
pengguna layanan maupun stakeholders pelayan lainnya. Namun syarat
terpenting dalam melakukan pelembagaan kontrak pelayanan ini adalah
dibutuhkannya komitmen yang tinggi dari pimpinan birokrasi, dalam hal ini
adalah Bupati/Walikota/Pemimpin sebuah institusi birokrasi untuk melakukan
reformasi pelayanan publik. Tanpa adanya dukungan dan komitmen dari
pimpinan daerah yang tinggi, reformasi pelayanan publik melalui kontrak
pelayanan hanyalah sebuah keniscayaan.
Selanjutnya adalah sebuah kajian yang dilakukan oleh AG. Subarsono
yang menyoroti kebijakan dan administrasi publik. Kajian ini terutama
mendiskusikan implikasi perubahan tata hubungan antara pemerintah pusat dan
daerah di era reformasi, yaitu semenjak diberlakukannya Undang-Undang .
Nomor 32 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 (yang
kemudian direvisi menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004). Perubahan tata hubungan tersebut
menurutnya akan berimplikasi pada system administrasi pada pemerintahan
pusat mauoun daerah. Pada level pemerintahan pusat perubahan tersebut akan
tercermin pada aspek kebijakan di bidang administrasi pembangunan dan
politik. Dua aspek yang pertama disebutkan menurutnya akan banyak
mengalami perubahan karena adanya pergeseran pola hubungan antara
eksekutif dan legislative yang lebih dicirikan dengan apa yang ia sebut sebagai
diadopsinya system semi parlementer di Indonesia, dimana karena menguatnya
peran partai politik, maka parlemen menpunyai kemampuan untuk
mengintervensi bidang-bidang yang seharusnya menjadi kewenangan eksekutif
pada sistem presidensial. Pada level pemerintahan daerah, bahwa reformasi
telah merubah pola hubungan antara pemerintah dan masyarakat dimana
keterlibatan civil society dalam penyelenggaraan pemerintah semakin
signifikan untuk diperhatikan di masa-masa yang akan datang.

7
BAB II
PEMBAHASAN

D. Pengertian globasisasi terhadap budaya

Globalisasi budaya adalah penyebaran gagasan, makna, dan nilai ke seluruh dunia
dengan cara tertentu untuk memperluas dan mempererat hubungan sosial. ... Konsumsi
budaya bersama turut mendorong pertukaran barang dan kolonisasi yang menyebarkan
budaya ke seluruh dunia.
1. Pengaruh globalisasi di bidang sosial budaya
memunculkan pelbagai sikap buruk manusia, seperti sikap individualisme, konsumtif
dan matrealis. Perkembangan zaman memicu manusia untuk bekerja keras agar bisa
mendapatkan uang untuk bertahan hidup, hal ini memicu munculnya sikap
individualisme bagi setiap orang.
2. Dampak Negatif

 Menjamurnya produksi film dan musik dalam bentuk kepingan CD.

 Rasa kekeluargaan yang akan berkurang dengan adanya jiwa individualis.

 Kesenjangan sosial semakin tajam.

 Budaya-budaya tradisional kita akan tergeser oleh budaya negara lain.

 Erosi nilai-nilai budaya

3. pengaruh globalisasi terhadap bidang ekonomi .


Dampak globalisasi mengarah pada meningkatnya ketergantungan ekonomi antar
Negara melalui peningkatan volume dan keragaman transaksi antar Negara (cross-
border capital flows),pergerakan tenaga kerja (human movement), dan penyebaran
teknologi informasi yang cepat sehingga secara sederhana dapat dikemukakan bahwa.

8
Dampak globalisasi di bidang sosial budaya dapat terlihat dari fenomena pengalaman
hidup sehari-hari. Proses globalisasi budaya melibatkan penyebaran dan difusi ideologi (nilai,
gagasan, norma, keyakinan, dan harapan), dan produk budaya lain melampaui batas negara.
Ini merujuk secara khusus pada gagasan bahwa sekarang ada budaya tunggal yang global dan
umum, yang ditransmisikan dan diperkuat oleh internet. Sejarah menunjukkan bahwa proses
ini bukanlah proses yang netral. Ideologi dari negara-negara dominanlah yang mendorong
dan membingkai globalisasi ekonomi dan politik. Secara umum, inilah yang tersebar di
seluruh dunia, menjadi normal dan diterima begitu saja. Berikut ini pengaruh globalisasi pada
sosial budaya masyarakat yang terjadi melalui distribusi dan konsumsi media, barang, dan
gaya hidup dari negara lain. Baca juga: Apa Itu Globalisasi? Definisi, Efek, dan Contohnya
Migrasi Migrasi merupakan aspek penting dari globalisasi budaya. Proses ini telah
berlangsung selama beberapa abad, dengan bercampurnya bahasa, kepercayaan agama, dan
nilai-nilai penduduk asing dan lokal. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email Proses ini disebarkan melalui penaklukan militer, pekerjaan misionaris, dan
perdagangan. Namun, dalam 30 tahun terakhir, proses globalisasi budaya semakin intensif
karena kemajuan teknologi baik teknologi transportasi maupun komunikasi. Makanan
Globalisasi makanan adalah salah satu contoh globalisasi budaya yang paling jelas ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari. Konsumsi makanan merupakan aspek penting dari budaya dan
sebagian besar masyarakat di seluruh dunia memiliki pola makan yang unik bagi mereka,
namun globalisasi budaya makanan telah dipromosikan oleh raksasa makanan cepat saji,
seperti McDonald's, Coca-Cola, dan Starbucks.

Penyebaran perusahaan makanan global ini bisa dibilang menyebabkan penurunan


pola makan dan tradisi makan lokal. Globalisasi budaya dari makanan telah dipromosikan
oleh raksasa makanan cepat saji, seperti McDonald's, Coca-Cola, dan Starbucks. Lihat Foto
Globalisasi budaya dari makanan telah dipromosikan oleh raksasa makanan cepat saji, seperti
McDonald's, Coca-Cola, dan Starbucks. (SHUTTERSTOCK/JENIFOTO) Baca juga:
Globalisasi: Pengertian dan Sejarah Awal Olahraga dan hiburan lainnya Globalisasi olahraga
contohnya jelas dari berbagai acara olahraga internasional yang dinikmati saat ini. Mulai dari
laga sepak bola liga dunia, Piala Dunia dan Olimpiade, dan Formula 1. Kompetisi olahraga
dunia nyatanya berhasil mengikat jutaan orang bersama-sama, dalam pengalaman ditengah
waktu luang yang benar-benar dilakukan secara global. Selain itu, perkembangan media yang
ekspansinya didukung oleh jaringan internet telah telah mengglobalkan dampak konten
hiburan dari berbagai belahan dunia, salah satunya yang terjadi pada industri K-Pop. Pola

9
konsumsi global Hari ini di hampir semua kota besar di dunia, masyarakat berbagi
'pengalaman konsumsi' yang serupa.

Semakin banyak orang di Asia dan Amerika Selatan yang datang untuk menikmati
gaya hidup konsumsi tinggi seperti di Barat. Termasuk penggunaan barang-barang bermerek
mulai dari pakaian, kendaraan dan ponsel dan teknologi yang banyak dipengaruhi negara
maju yang industrinya lebih unggul. Pengaruh globalisasi pada pola konsumsi masyarakat
dapat terlihat dari gaya pusat perbelanjaan yang serupa, dan taman rekreasi yang memberikan
pengalaman budaya yang homogen di berbagai wilayah di seluruh dunia. Ini juga
menciptakan adanya konsumerisme globalisasi. Pengaruh globalisasi pada pola konsumsi
masyarakat dapat terlihat dari gaya pusat perbelanjaan yang serupa, gambar Mall Festival
CityLink Bandung, Jawa Barat. Lihat Foto Pengaruh globalisasi pada pola konsumsi
masyarakat dapat terlihat dari gaya pusat perbelanjaan yang serupa, gambar Mall Festival
CityLink Bandung, Jawa Barat.(Dok. Mall Festival CityLink Bandung) Baca juga: Dampak
Positif dan Negatif Globalisasi Kesadaran masyarakat global Individu dan keluarga sekarang
lebih terhubung langsung ke berita dari dunia luar.

Berbagai peristiwa dari berbagai belahan dunia dengan mudah diterima secara real
time untuk khalayak global. Menurut sosiolog Inggris Anthony Giddens, ini berarti bahwa
semakin banyak orang yang memiliki 'pandangan global' dan semakin mengidentifikasikan
diri dengan masyarakat global. Misalnya, laporan televisi tentang bencana alam atau perang
di belahan dunia lain, dapat dengan mudah menarik simpati maupun kelompok solidaritas di
seluruh dunia. Giddens mengembangkan konsep 'Kosmopolitanisme' untuk menggambarkan
proses munculnya identitas global ini. Sementara itu kritik atas pandangan ini menilai bahwa
peningkatan globalisasi bisa memberi ancaman terhadap cara hidup lokal dan memunculkan
kemunduran bagi nilai fundamental nasional atau lokalnya. Sejumlah pelajar saat beraksi
dengan isu global Friday For Future di depan Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (15/3/2019).
Aksi ini protes terhadap lambannya penanganan krisis pemanasan global di seluruh dunia.
Lihat Foto Sejumlah pelajar saat beraksi dengan isu global Friday For Future di depan Balai
Kota, Jakarta Pusat, Jumat (15/3/2019). Aksi ini protes terhadap lambannya penanganan
krisis pemanasan global di seluruh dunia.(KOMPAS.com/Garry Lotulung) Baca juga:
Karakteristik atau Ciri-ciri Globalisasi Detradisionalisasi Dalam teks klasiknya tahun 1999,
Runaway World, Anthony Giddens berpendapat bahwa salah satu konsekuensi globalisasi
adalah detradisionalisasi. Yakni ketika, masyarakat mempertanyakan kepercayaan tradisional
mereka tentang agama, pernikahan, peran gender, dan sebagainya.

10
Dia menggunakan konsep 'detradisionalisasi' daripada 'penurunan tradisi' untuk
mencerminkan fakta bahwa dalam banyak kasus, orang melanjutkan cara hidup tradisional
mereka, daripada benar-benar mengubahnya. Tetapi fakta bahwa masyarakat secara aktif
mempertanyakan berbagai aspek dalam kehidupannya, membuat masyarakat menjadi jauh
lebih tidak stabil utau kurang dapat diprediksi daripada sebelum globalisasi. Pasalnya,
pengaruh globalisasi ini membuat lebih banyak orang menyadari fakta bahwa ada cara
alternatif dalam melakukan sesuatu, dan bahwa mereka dapat mengubah tradisi jika mereka
mau. Proses-proses di atas terkait dengan pertumbuhan urbanisasi, terutama pertumbuhan
kota-kota global yang memiliki kelas menengah yang berpendidikan tinggi dan terlibat secara
politik. Perempuan dan guru berdemonstrasi di dalam sekolah swasta untuk menuntut hak
dan kesetaraan pendidikan bagi perempuan dan anak perempuan, dalam pertemuan Hari Guru
Nasional, di sebuah sekolah swasta di Kabul, Afghanistan, Selasa, 5 Oktober 2021. Lihat
Foto Perempuan dan guru berdemonstrasi di dalam sekolah swasta untuk menuntut hak dan
kesetaraan pendidikan bagi perempuan dan anak perempuan, dalam pertemuan Hari Guru
Nasional, di sebuah sekolah swasta di Kabul, Afghanistan, Selasa, 5 Oktober 2021.(AP
PHOTO/AHMAD HALABISAZ) Kesadaran risiko global Selain itu menurut sosiolog
Jerman Ulrich Beck (1992), fitur mendasar dari globalisasi adalah pengembangan kesadaran
risiko global. Dampak globalisasi itu muncul karena adanya masalah global bersama yang
mengancam orang-orang di banyak negara. Contohnya termasuk ancaman terorisme, perang
nuklir internasional, munculnya kejahatan terorganisir yang didanai terutama melalui
perdagangan narkoba internasional, dan ancaman kehancuran bumi akibat pemanasan global,
hingga ancaman pandemi global. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap
hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update",
caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi
Telegram terlebih dulu di ponsel.

A. Dampak globasisasi di bidang ekonomi

Dampak globalisasi ekonomi terhadap ekonomi nasional imanuelhelsen Globalisasi di bidang


ekonomi tidak bisa ditolak oleh negara mana pun, termasuk Indonesia. Globalisasi menyeret
semua negara untuk menjadi pemain (tidak hanya menjadi penonton), sehingga semua
penduduk atau warga negara dituntut untuk menerima kehadiran globalisasi ekonomi, baik
secara sukarela maupun terpaksa. Oleh karena itu, semua pihak harus siap menerima

11
pengaruh globalisasi ekonomi sebagai bagian dari kehidupannya. Globalisasi ekonomi dapat
memberikan dampak positif dan dampak negatif terhadap ekonomi nasional. Dampak positif
globalisasi ekonomi adalah sebagai berikut: 1. mendorong Indonesia untuk memproduksi
barang dengan mutu (kualitas) yang baik sehingga dapat meningkatkan daya saing produksi
dalam negeri di pasaran internasional 2. mendorong para pengusaha untuk meningkatkan
efisiensi dan menghilangkan biaya tinggi 3. meningkatkan kesempatan kerja 4. meningkatkan
devisa negara Dampak negatifnya adalah sebagai berikut: 1. mengakibatkan kesenjangan
sosial yang semakin besar antara yang kaya dengan yang miskin 2. meningkatkan barang-
barang impor masuk ke pasaran dalam negeri secara besar-besaran A. Pengertian Globalisasi
Ekonomi Pada zaman sekarang ini orang sering menyebut dengan era atau zaman globalisasi.
Istilah globalisasi berkaitan erat dengan globe. Globe adalah tiruan bola bumi. Sehubungan
dengan hal tersebut akhirnya muncul istilah globalisasi. Globalisasi berasal dari kata global
yang artinya meliputi seluruh dunia atau secara keseluruhan. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia globalisasi adalah proses masuknya keruang lingkup dunia. Dalam globalisasi,
peristiwa di satu negara akan mempengaruhi seluruh penjuru dunia. Penyebab munculnya
globalisasi adalah kemajuan di bidang komunikasi, transportasi, dan teknologi informasi.
Kemajuan itu mempermudah hubungan antarmanusia. Contohnya setiap orang sekarang tidak
perlu pergi ke Eropa untuk menyaksikan sepak bola Piala Eropa, Karena dapat menyaksikan
siaran langsung dari televisi di rumah. Demikian juga jika ingin berbicara dengan temanmu di
luar negeri, dapat menggunakan telepon tanpa harus jauh-jauh menemuinya.
Dahulu orang berkomunikasi melalui telegram dan surat biasa yang memerlukan
waktu lama. Sekarang dapat menggunakan internet yang lebih mudah dan cepat. Globalisasi
juga ditandai dengan munculnya perusahaan asing yang  beroperasi di dalam negeri.
Perusahaan tersebut dikenal dengan perusahaan multinasional. Contoh perusahaan
multinasional adalah Freeport dari Amerika Serikat dan British Petroleum dari Inggris, yakni
perusahaan asing yang bergerak di bidang  perminyakan. Ada pula Mc. Donalds dan Pizza
Hut yang bergerak dibidang makanan cepat saji. Berkembangnya globalisasi sampai saat ini
sangat didukung oleh kemajuan dan perkembangan teknologi dan informasi. Tanda-tanda
globalisasi dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Batas antarnegara semakin menipis Di dunia ini terdapat lebih dari dua ratus negara. Tiap-
tiap negara memiliki wilayah dan batas negara tertentu. Oleh karena pengaruh globalisasi,
batas wilayah antarnegara menjadi hal yang tidak penting lagi. Setiap orang  pada zaman
sekarang bisa mendapatkan informasi di luar batas negaranya. Perkembangan teknologi dan
komunikasi menjadi penyebab hilangnya batas-batas negara tersebut. Sekarang orang dengan
12
mudah dapat menghubungi kerabat atau temannya yang berada di negara lain dengan
menggunakan telepon, bahkan dengan mudah melihat kondisi suatu negara melalui media
televisi. Ditambah lagi adanya internet yang menyebabkan beragam informasi dapat diterima
oleh siapa pun dengan mudah.
2. Informasi mudah menyebar Proses mendunia memungkinkan penyebaran informasi
menjadi lebih mudah dan cepat.
Berbagai peristiwa sekecil apa pun sekarang dapat diterima di semua tempat dan oleh
semua orang. Penindasan, peperangan, perkembangan ekonomi, penemuan teknologi baru,
bahkan pertunjukan musik pun dapat langsung disaksikan di seluruh dunia. Berbagai
kemudahan tersebut ternyata tidak hanya dalam hal informasi. Kebebasan untuk
mengungkapkan pikiran dan pendapat semakin mudah. Globalisasi memudahkan setiap
negara dan setiap orang menunjukkan diri  pada seluruh dunia. Prestasi yang dimiliki
seseorang dapat dengan mudah disebarluaskan di seluruh penjuru dunia. Media yang
digunakan antara lain internet dan televisi. 3.Kegiatan perdagangan semakin luas Kegiatan
perdagangan terus berkembang akibat pengaruh globalisasi di  bidang ekonomi. Kegiatan
ekonomi dan perdagangan di dunia menjadi semakin terbuka melintasi batas-batas wilayah
sebuah negara. Contohnya barang-barang yang di pakai sekarang ini, seperti Pensil mungkin
diproduksi oleh negara Cina. Televisi dan radio dirumah mungkin diproduksi oleh Negara
Jepang atau Korea. Bahkan, sekarang dapat menjumpai restoran cepat saji milik perusahaan
asing seperi Mc Donalds, Dunkin Donuts, dan Pizza Hut. Tidak hanya itu, kegiatan ekonomi
sekarang ini juga menyangkut masalah perpindahan tenaga kerja. Pada era global tenaga
kerja dapat memilih bekerja di negara mana pun sesuai dengan keinginan dan
kemampuannya. Membahas tentang globalisasi ekonomi. Globalisasi perekonomian
merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di
seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan
batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh
batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa. Ketika globalisasi ekonomi
terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional
dengan perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu
pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara
kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam
pasar domestik.

B. Globalisai bidang ekonomi


13
Salah satu contoh globalisasi di bidang ekonomi adalah terjadinya praktik ekspor dan
impor. Ekspor-impor dapat meningkatkan devisa suatu negara dan memenuhi kebutuhan di
dalam negeri. Globalisasi yang terjadi di bidang ekonomi ini sangat berpengaruh terhadap
perdagangan antar beberapa negara yang sifatnya bebas.

Globalisasi ekonomi juga berkaitan erat dengan fenomena perdagangan bebas yang
berupaya menghapus beragam hambatan pada proses perdagangan di kancah internasional.
Serangkaian hambatan itu biasanya disebabkan oleh tarif ekspor dan atau impor yang
terlampau tinggi sehingga menyebabkan harga barang tak lagi bersaing dengan sehat.

Hambatan lainnya dapat pula berwujud politik dalam perdagangan yang dianut oleh suatu
negara. Tujuan politik tersebut tak lain tak bukan adalah untuk melakukan proteksi terhadap
proses produksi di dalam negara itu. Berdasarkan teori, perdagangan bebas menolak beragam
hambatan tersebut.

Banyak orang mungkin kebingungan dan bertanya-tanya, sudahkah globalisasi ekonomi


terjadi di dunia khususnya di Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada beberapa
ciri khas dari globalisasi ekonomi, yaitu:

 Teknologi berkembang demikian pesat, bahkan melintas ruang dan waktu. Eksistensi
dari produk teknologi seperti satelit, televisi, handphone, dan terutama internet,
berhasil menciptakan proses komunikasi dalam lingkup global mampu berlangsung
sangat cepat
 Masalah global yang menyedot perhatian seluruh dunia pun meningkat intensitasnya,
sebagai contoh, krisis yang bersifat multinasional, regulasi wilayah, serta yang paling
banyak diperhatikan saat ini adalah mengenai lingkungan hidup
 Munculnya ketergantungan pada produksi ekonomi dan pasar di negara-negara dunia
yang diakibatkan oleh perdagangan global
 Terjadinya interaksi yang bersifat kultural dan melintasi budaya antarwarga dunia
yang menyoal beragam hal baru.

Di  Indonesia sendiri, konstitusi yang ada sejak awal lebih menekankan pada perekonomian
terencana yang secara jelas tercatat pada Pembukaan UUD 1945. Pelajari sistem ekonomi
nasional, globalisasi, ekonomi konstitusi dan nobel ekonomi pada buku Globalisasi, Ekonomi
Konstitusi, Dan Nobel Ekonomi.

14
C. Globalisasi tata negara
Pengaruh globalisasi bagi bangsa dan negara Globalisasi bisa menjadi peluang
dan tantangan bagi sebuah negara, salah satunya Indonesia. Globalisasi juga memiliki
dampak positif maupun negatif bagi bangsa dan negara. Dapatkan informasi, inspirasi
dan insight di email kamu. Daftarkan email Dengan globalisasi maka peluang untuk
mendapatkan hasil produksi semakin luas, perkembangan ilmu pengetahuan yang
semakin cepat. Kemudian lapangan kerja menjadi luas. Itu sebagai tantangan bagi bangsa
untuk meningkatkan kualitas. Dalam buku Globalisasi: peluang atau ancaman bagi
Indonesia (2009) karya Budi Winarno, bagi ekonomi nasional suatu bangsa, dampak
perubahannya cukup jelas. Ketika perekonomian nasioanl suatu negara telah terintegrasi
ke dalam pasar-pasar global maka perekonomian ini tidak dapat lagi terbebas dari
pengaruh kekuatan-kekuatan ekonomi dan politik eksternal.
Terdapat tiga mekanisme bagaimana perubahan-perubahan tersebut berdampak
terhadap ekonomi nasional, yakni: Tekanan perdagangan yang semakin kompetitif
Multinasionalisasi produksi Integrasi pasar keuangan. Baca juga: Globalisasi Menurun,
Era Digital Menguat, Bagaimana Bank Sentral Menyikapinya? Dampak positif dan
negatif Globalisasi memiliki dampak positif dan negatif bagai kehidupan bangsa dan
negara. Berikut dampak positif, yakni: Perubahan tata nilai dan sikap Dikutip situs
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud), globalisasi menyebabkan
perubahan tata nilai sosial budaya, cara hidup, pola pikir, maupun ilmu pengetahuan dan
teknologi dari bangsa lain yang telah maju. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak bagi kehidupan sosial
ekonomi yang lebih produktif, efektif, dan efisien. Dengan kemajuan di bidang
teknologi, komunikasi, informasi dan transportasi akan memudahkan manusia.
Tingkat kehidupan menjadi lebih baik Globalisasi membantu memperkenalkans
kehidupan sosial dan budaya Indonesia. Sehingga turisme dan pariwisata berkembang.
Globalisasi juga membantu meluaskan pasar produk dalam negeri. Sehingga produksi
dalam negeri mampu bersaing di pasar internasional. Kehidupan masyarakat menjadi
lebih baik dan pembangunan negara meningkat. Baca juga: Globalisasi, Pisau Bermata
Dua untuk Ekonomi Indonesia Berikut dampak negatif, yakni: Lunturnya nilai budaya
asli Ada beberapa dampak negatif dalam lunturnya nilai budaya asli: Arus globalisasi
yang sangat deras dapat menggerus nilai-nilai budaya asli. Contohnya itu, semakin luntur
semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian, atau kesetiakawanan. Cara berpakaian,
cara berpakaian bangsa Barat pun perlahan masuk dalam budaya kita Meniru perilaku
15
yang buruk dan gaya hidup kebarat-baratan, Misalnya, perkelahian antar pelajar dan
adegan-adegan kekerasan Memberi salam atau mencium tangan orang tua sudah
tergantikan oleh "cipika-cipiki" yang diperkenalkan budaya Barat.
Padahal itu tidak sesuai dengan Bangsa Timur yang lebih mengedepankan etika
dalam bermasyarakat. Meniru idola Cara berpakaian para aktris atau penyanyi dari barat
sangat bertentangan dengan cara berpakaian di Indonesia. Perubahan gaya hidup
Individualistis, sikap mementingkan diri sendiri Pragmatis, melakukan suatu kegiatan
yang menguntungkan saja Materialistis, sikap mengukur sesuatu dengan materi
Hedonism, sikap bergaya hidup mewah dan boros Konsumtif, pola konsumsi yang sudah
melebihi batas Sekuler, sikap yang lebih mementingkan kehidupan duniawi Terjadinya
eksploitasi sumber daya alam yang mengakibatkan kerusakan linggkungan dan polusi
limbah industri.

16
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Kesimpulan Era globalisasi saat ini menimbulkan persaingan yang kompettitif.
Persaingan yang ketat ini muncul karena banyaknya produsen dari dalam maupun
luar negeri yang memberi kesempatan pelanggan untuk memilih produk yang
diperlukan. Perusahaan berusaha mempertahankan pangsa pasar dengan
menghasilkan produk yang sesuai harapan atau bahkan melampui harapan
pelanggan. kualitas menjadi kunci sukses untuk memenangkan daya saing pada
era globalisasi.
Era globalisasi saat ini menimbulkan persaingan yang kompettitif.
Persaingan yang ketat ini muncul karena banyaknya produsen dari dalam maupun
luar negeri yang memberi kesempatan pelanggan untuk memilih produk yang
diperlukan. Perusahaan berusaha mempertahankan pangsa pasar dengan
menghasilkan produk yang sesuai harapan atau bahkan melampui harapan
pelanggan. kualitas menjadi kunci sukses untuk memenangkan daya saing pada
era globalisasi.

B. Saran
 . Perlu dikembangkan langkah-langkah yang selaras dan komprehensif guna
membentuk lembaga setingkat Kementerian guna pengelolaan hidup komunitas ada,
seni
budaya tradisional dan warisan leluhur dan seniman tradisional, serta perlindungan
karya kreatif bangsa. Kementerian tersebut terlepas dari kementerian Pendidikan.
b. Perlu dikembangkan langkah-langkah yang selaras dan komprehensif membangun
sinergisme kebijakan antar lembaga pemerintahan yang saling mempercayai, terbuka,
dan memiliki tujuan bersama sehingga akan terbentuk sistem pemberdayaan seniman
17
tradisional yang kokoh.
c. Perlu dikembangkan langkah-langkah yang selaras dan komprehensif membangun
hukum perlindungan HAKI atas EBT di kalangan masyarakat tradisional yang
mandiri dan
lebih mendahulukan kepentingan nasional daripada kepentingan asing.
d. Perlu dikembangkan langkah-langkah yang selaras dan komprehensif guna
menumbuh kembangkan kesadaran hukum atas perlindungan HAKI atas hak cipta dan
atas
EBT kepada masyarakat luas. Hal ini berguna agar masyarakat melek dan sadar/tertib,

perangkat hukum tersedia sesuai kebutuhan, serta penegak hukum menjalankan


penegakan hukum dan keadilan dirasakan oleh semua pihak.

18
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, 2012. Dakwah Kultural dan Struktural. Bandung: Citapustaka Media Perintis.

Abdullah, Oekan Soekotjo, 1997. “Pemahaman Adaptasi Masyarakat


Transmigran” dalam Prisma No. 7, Jakarta: LP3ES.

Ahmad, Amrullah, 2008, “Dakwah Islam Sebagai Ilmu: Sebuah Kajian


Epistemologi dan Struktur Keilmuan Dakwah”, Makalah Semiloka
Nasional Semarang, 19-21 Desember 2008.

Al-Maududi, Abul A’la. 1984. Tadzkiratud Du’atil (Beberapa Petunjuk untuk


Juru Dakwah). Terj., Aswadi Syukur. Bandung: Al-Ma’arif.

Amaliyah, Sholekhatul. 2010. Peran Kyai Asy’ari (Kyai Guru) dalam Berdakwah
di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal. Semarang: Skripsi Fakultas
Dakwah IAIN Walisongo.

Dhofier, Zamakhsyari, 1994. Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup


Kyai, Jakarta: LP3ES.

Enjang dan Aliyudin.2009. Dasar-Dasar Ilmu Dakwah. Bandung: Widya


Padjajaran

19

Anda mungkin juga menyukai