Anda di halaman 1dari 11

SOP TANAM BUAH TIN METODE HAYATI

PER PER 100 POHON

@metodehayati

SPESIFIKASI BUAH TIN :

 pH :
o Stabil : 5,00 – 6,00
o Optimum : 6,00 – 6,50
 Suhu :
o Siang : 21°C - 28°C
o Malam : 13°C - 16°C
o Kecambah : 25°C - 30°C
o Tumbuh : 22°C - 30°C
o Tidak Buah : 17°C & 32C
 Sinar : NOR- NOR NOR+
 Kelembaban : NOR

TOTAL KEBUTUHAN BAHAN PUPUK DASAR :

 BT1 4 LITER
 Dolomit 250kg
 Petroganik 300kg
 5 debog pisang ukuran masing-masing 2 meter
 Pupuk Dasar Hayati
o 20 sak (50kg) kotoran Hewan (Kohe)
 Untuk lahan normal dianjurkan 15 sak kambing : 5 sak ayam (3 : 1)
 Untuk lahan pasir / musim kemarau dianjurkan 15 sak sapi : 5 sak ayam (3 : 1)
METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 1 of 11
o 10 sak (50kg) Hijauan
 Hijauan bisa menggunakan debog pisang, gulma, serbuk kayu, dll
 Tidak dianjurkan menggunakan abu / bahan bekas bakaran
 Dianjurkan menggunakan bahan segar / sehat

TOTAL KEBUTUHAN PUPUK UTAMA HINGGA USIA 12 BULAN (360 HARI)

 BT2 : 5 liter
 BT3 : 4 liter
 Urea : 82,5kg
 SP36/46, Rock Phospate Peru (rekemondasi) atau pupuk phospate tunggal diatas 30% : 120kg
 Kcl Canada : 125kg

PRODUK KAMI

METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 2 of 11
TOTAL KEBUTUHAN BAHAN ORGANIK HINGGA USIA 6 BULAN (180 HARI)

 Pupuk Daun + Mikro Organisme Lokal (MOL)


o Urin 40 liter
o 10 liter air kelapa
o Gula pasir 40 sdm
o 3 macam bahan hijauan, dianjurkan :
 6kg daun kelor (Moringa oleifera)
 4kg daun kedoya (Dysoxylum gaudichaudianum)
 6kg kipahit (Tithonia diversifolia)
 Intinya total bahan 16kg, bisa 2 atau 3 macam bahan diatas.
o BT1 250 ml

 Insektisida + Fungisida + ZPT Nabati


o Urin 40 liter
o 10 liter air kelapa
o Gula pasir 30 sdm
o Bahan bumbu :
 Kencur 1,5kg
 Lengkuas 2,5kg
 Bawang Putih 2kg
 Bawang Merah 1,5kg
 Daun Sirih 2kg
 Daun dan Biji Mimba 4kg
 Daun dan Biji Mindi 4kg
o BT1 350 ml

METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 3 of 11
PEMBUATAN BAHAN ORGANIK DAN PUPUK DASAR

BAHAN ORGANIK
1. Pada tahap awal, kita membuat Semua bahan organik terlebih dahulu. Bahan padat dihaluskan terlebih dahulu (di
selep / ditumbuk) lalu campurkan dengan bahan cair, simpan ditempat tertutup.
 Pada proses ini membutuhkan 600ml BT1.
2. Agar fermentasi sempurna, usahakan tiap wadah ditutup dan dibuatkan seal seperti gambar disamping. Biarkan
selama minimal 20 hari.

Contoh wadah fermentasi Cara kerja seal pada botol kecil

PUPUK DASAR
1. Untuk pembuatan pupuk dasar, campurkan semua bahan jadi satu yaitu : 20 sak kohe, 10 sak hijauan, 300 kg
petroganik, 250 kg dolomit.
 Pada proses ini membutuhkan 2,5 liter BT1.
2. Bahan pupuk dasar sebaiknya dihaluskan / dicacah terlebih dahulu, lalu ditumpuk secara beraturan. Selanjutnya
tiap ketebalan tertentu (25-30cm) disemprot BT1 lalu tumpuk bahan lagi, begitu seterusnya kemudian ditutup.
3. Lalu bahan diberi air hingga mencapai kandungan sekitar 30-40%. Kandungan air yang ingin diuji dengan
menggenggam bahan, ditandai dengan tidak menetesnya air bila bahan digenggam. Bila bahan kekurangan air,
maka pengomposan akan berjalan lebih lama.
4. Setelah pencampuran selesai, tutup bahan dengan terpal / mulsa bekas, lalu biarkan minimal 20 hari.
5. Proses produksi pupuk dasar hayati tidak memerlukan tempat khusus, akan tetapi untuk menghasilkan kompos
yang bermutu sebaiknya dasar bangunan diberi alas dengan semen atau diberi ubin, tetapi bukanlah hal yang
mutlak, yang utama tidak tergenang air. Bila pengomposan dilakukan diatas tanah, sebaiknya diberi alas, misalnya
plastik, karung bekas, terpal, atau dedaunan.

@metodehayati

METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 4 of 11
PENGOLAHAN TANAH

1. Penyiapan lahan bertujuan untuk memperbaiki drainase dan aerasi tanah, meratakan permukaan tanah dan
menghilangkan gulma. Pengolahan tanah berupa pembajakan/pencangkulan, pembersihan gulma, perataan
permukaan tanah, dan pembuatan bedengan, guludan, garitan, lubang tanam.
2. Untuk lahan kering/tegalan : lahan diolah sedalam 30-40 cm sampai gembur, dibuat bedengan dengan lebar dasar
100cm, tinggi 60 cm, jarak antar bedeng 150 cm.
3. Untuk lahan sawah : lahan dibuat bedengan dengan lebar 100cm. Antara bedengan dibuat parit sedalam 50 cm
dan lebar 150 cm. Tanah di atas bedengan diolah sampai gembur.
4. Selanjutnya sebar pupuk dasar hayati yang telah difermentasi selama 20 hari ke seluruh bedengan secara merata.
5. Siram bedengan dengan air hingga cukup basah secara merata
6. Setelah disiram air, encerkan sisa 900ml BT1 dengan dosis 10 ml / liter, lalu semprot bedengan dengan BT1 secara
merata, lalu biarkan semalam.
7. Besoknya tutup bedengan dengan mulsa dan jangan dilubangi dahulu, lalu biarkan minimal 10 hari.
8. Setelah 10 hari, mulsa dilubangi. Jarak tanam 60 x 60 x 60cm pola zig-zag.
9. Untuk sistem guludan, jarak tanam 50 cm

Manfaat dari Pupuk Dasar Hayati ini adalah :


 Meningkatkan ketersediaan hara dan senyawa organic
 Menyuburkan tanah
 Meningkatkan aktivitas mikroorganisme/ jasad renik dalam tanah
 Menekan pertumbuhan pathogen/ hama penyakit dan gulma
 Mengendalikan serangan nematode parasit
 Meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman
 Kuantitas dan kualitas buah meningkat lebih baik dan lebih sehat.

MENYIAPKAN BENIH YANG BERMUTU DAN PERSEMAIAN

CARA CANGKOK
 Sebelum melakukan cangkok, sediakan media sekam bakar, cocopiet dan pupuk dasar hayati (2 : 1 : 1).
 Siram media dengan dengan air cukup basah, lalu semprot dengan BT2 dosis 10ml / liter. Tutup rapat media agar
terhindar dari kontaminasi udara luar dan biarkan fermentasi minimal 3 hari.
 Yang perlu diperhatikan adalah akar Tin tumbuh subur pada ruas batangnya, bukan diantara ruasnya.

METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 5 of 11
 Untuk memulai mencangkok Tin, cukup kerat batangnya sekitar 1 cm tepat dibawah ruas.
 Balut batang tin dengan plastik tranparan dan media yang sudah kita fermentasi sebelumnya.
 Panjang area cangkokan cukup 10-15cm saja.
 Siram media cangkok setiap hari lewat celah-celah yang telah disiapkan sebelumnya untuk menjaga kelembaban.
 Pada umur 30-45 hari cangkokan sudah siap di pindahkan ke media tanam normal setelah muncul banyak akar.

CARA STEK
 Sebelum melakukan stek, sediakan media sekam bakar, cocopiet dan pupuk dasar hayati (2 : 1 : 1).
 Siram media dengan dengan air cukup basah, lalu semprot dengan BT2 dosis 10ml / liter. Tutup rapat media agar
terhindar dari kontaminasi udara luar dan biarkan fermentasi minimal 3 hari.
 Yang perlu diperhatikan adalah akar Tin tumbuh subur pada ruas batangnya, bukan diantara ruasnya.
 Potong batang buah tin yang sudah cukup tua (kulit berwarna kecoklatan atau agak ungu) dengan ukuran 10-15cm
 Hindari pemotongan tepat di ruas batang tin
 Batang stek buah tin dipotong miring
 Setelah stek siap, semai di gelas plastik ukuran sedang + media yang sudah kita fermentasi sebelumnya
 Bekas potongan stek bagian atas beri lapisan lilin untuk mencegak pembusukan
 Siram media stek setiap hari untuk menjaga kelembaban
 Pada umur 30-45 hari stekan sudah siap di pindahkan ke media tanam normal setelah muncul banyak akar

METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 6 of 11
CARA MEMAKAI BIJI
Benih yang digunakan adalah benih yang sudah direkomendasikan oleh Kementerian Pertanian yang sudah tersedia
dipasar/toko pertaniaan

1. Untuk mendapatkan benih buah Tin, ambil buah tin yang sudah tua atau yang sudah mulai mengering. Belah
buahnya dan pisahkan biji-biji yang ada didalam buahnya. Jemur biji buah tin sampai kering, lalu angkat biji yang
dijemur dan pindahkan ke tempat yang kering dan teduh.
2. Perlakuan Basah :
 Benih yang digunakan dicuci dengan air bersih kemudian direndam
larutan BT2 selama 20 -30 menit, yang telah diencerkan dengan air aqua
yang biasa diminum. Jangan menggunakan air keran atau sumur. Pakai
air mineral, alkali atau RO. (25 ml BT2 + 250 ml aqua kemudiaan
dibiarkan 2 jam sebelum dipakai).
 Setelah benih ditiriskan habis pencelupan, selanjutnnya dibungkus
dengan kertas koran basah atau handuk basah. Kemudiaan dimasukkan
ke dalam kaleng pemeraman bisa dari bekas kaleng biskuit didalamnya
Lampu 15 W
diberi penerang lampu 15 w. Pemeraman dapat dilakukan selama 3– 4
hari tergantung keadaan bibit
 Benih yang selesai diperam telah tumbuh calon akar (radikel) 0,5 – 1,0
mm. Apabila terlalu panjang ada kemungkinan calon akar patah. Benih
yang sudah muncul calon akarnya harus segera disemaikan di polibag.

Kain dalam keadaan lembab Lalu dilipat dengan benih didalam

3. Perlakuan Kering :
 Perlakuan ini untuk memudahkan penanaman. Benih kering masukkan ke dalam gelas kecil dan beri dua
sendok makan BT2, kemudiaan diaduk sampai seluruh benih terselimuti, setelah itu benih siap ditanam di
polibag.
4. Media tumbuh dalam polibag adalah campuran pupuk dasar hayati + tanah (1 : 3) . Sebelum benih dimasukkan
kedalam polibag terlebih dahulu lubang dibuat dengan pensil atau jari tangan sedalam 1,5 cm. Benih dimasukkan
kedalam polibag, kemudiaan disimpan dalam sungkup. Benih cukup ditaruh di polibag dan tidak perlu ditutup
tanah. Yang penting adalah setelah itu polibag dalam keadaan gelap, agar pertumbuhan kecambah menjadi cepat.
5. Selama 3-5 minggu permukaan persemaian dalam sungkup ditutup dengan karung goni, kemudiian diperiksa
apabila benih telah tumbuh kecambah, karung goni dibuka.
6. Agar pertumbuhan bibit baik sungkup dibuka pada pagi hari sampai pukul 10.00. Bila hujan agar sungkup ditutup
agar tidak rusak terkena terpaan air hujan. Setelah tunas Tin mencapai 15cm, bibit siap ditanaman dilapangan.
7. Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari untuk menjaga kelembaban.

PENANAMAN

1. Pilih bibit seragam, sehat, kuat dan tumbuh mulus


2. Bibit memiliki panjang tunas 15cm.
3. Cara Tanam : Waktu tanam pagi atau sore hari, bila panas terik ditunda. Plastik polibag dilepas Setelah penanaman
selesai, tanaman besoknya langsung disemprot dengan BT2 10 ml/lt (langsung mengikuti tahapan selanjutnya)

METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 7 of 11
PEMUPUKAN UTAMA SETELAH TANAM

Dalam SOP Buah Tin Metode Hayati, disini kita menggunakan pupuk tunggal yang kita kombinasikan sendiri. Adapun pupuk
yang dibutuhkan adalah Urea, SP36/46, dan KCL Canada. Kenapa kita menggunakan pupuk tunggal? Agar kita bisa fokus
pada takaran unsur yang diperlukan, sehingga kedepannya akan efektif ke biaya dan tepat guna.

TAKARAN KOMPOSISI PER PAKET :


 SABLENG : UREA 2kg, Phospahate 1kg, KCL 2kg
 KOCOR BUAH : UREA 0,5kg, Phosphate 3kg, KCL 2kg

Dari komposisi diatas artinya bahwa 1 paket SABLENG berisi 2kg urea, 1kg Phosphate dan 2kg KCL Canada. Begitu juga
berlaku pada Kocor Buah. Komposisi ini jangan ditambah atan dikurangi, dan ini sudah paten. Jadi jika intruksi tertulis ½
paket SABLENG, berarti berisi 1kg urea, 0,5kg Phosphate, dan 1kg KCL Canada. Begitu seterusnya...

Adapun cara aplikasinya adalah dengan cara mengocor pada waktu pagi hari, dan selesai 2 jam setelah matahari terbit.
Jadi misal matahari terbit (waktu habis subuh) adalah jam 5 pagi, maka selesai pengocoran adalah jam 7 pagi. Kenapa
waktu pagi? Karena ketika inframerah dari sinar matahari muncul, semua nutrisi dari tanah terserap paling cepat ke daun
pada waktu ini (analoginya seperti sumbu kompor). Berbeda dengan pemberian pupuk Bio Triba 2 & 3 yang kita sarankan
pada sore hari. Apabila cuaca akan / hujan, maka pemberian Bio Triba 2 & 3 bisa dilakukan sebelum atau sesudah hujan.

Persiapan kocoran kita sarankan disiapkan sehari sebelumnya dengan cara direndam agar pupuk tiap paketnya muda
hancur, terutama pupuk SP36 yang sulit hancur. Lalu bagaimana solusi agar SP36 cepat hancur? Pertama Anda bisa
menggunakan SP46 yang lebih mudah hancur daripada SP36. Yang kedua, rendam sehari semalam dan besoknya diaduk
dan sedikit ditumbuh dengan kayu. Walau SP36 tidak hancur sepenuhnya tidak masalah, yang penting 1 paket sudah
tercampur lalu bertemu air, dan pengocoran tetap bisa dilakukan.
Rahasia dari tanaman agar kita bisa panen rutin maksimal adalah dengan memberi “makan” secara rutin. Jadi walaupun
kondisinya bagaimanapun, pemberian “makan” tetap harus rutin dilakukan. Karena apa yang Anda berikan minggu ini,
akan berdampak pada 3 minggu berikutnya. Jadi jika ada halangan Anda tidak memberikan “makan” ke tanaman Anda,
maka bisa dipastikan 3 minggu berikutnya hasil panen Anda menurun.

Dibawah ini kami intruksikan pemberian “makan” pada tanaman sesuai usia tanaman. Awal hari dalam intruksi ini bebas
terserah Anda. Misal Hari ke 1 adalah hari senin, maka hari ke 3 adalah rabu, hari ke 6 adalah sabtu. Semua aplikasi
dibawah ini fokus pada pangkal batang, tidak yang lain. Jika pupuk kocoran terkena pangkal batang tidak masalah...

INTRUKSI DIBAWAH INI UNTUK PER 100 POHON.

USIA TIN MINGGU KE 1 - 4


 Hari ke 1 (sore) : BT2 200ml + 20 liter air, semprot / kocor ke pangkal batang
 Hari ke 4 (pagi) : Sableng 0,5 paket + 25 liter, kocor ke pangkal batang

USIA TIN MINGGU KE 5 - 8


 Hari ke 1 (sore) : BT2 100ml + 20 liter air, semprot / kocor ke pangkal batang
 Hari ke 4 (pagi) : Sableng 0,75 paket + 35 liter, kocor ke pangkal batang

USIA TIN MINGGU KE 9 - 12


 Dalam 1 bulan bergantian Sableng dan Kocor Buah 1 paket + 50 liter air tiap minggunya, kocor ke pangkal batang
 Dalam 1 bulan bergantian semprot BT2 dan BT3 @100ml + 20 liter air tiap minggunya, kocor ke pangkal batang

USIA TIN MINGGU KE 13 – dan seterusnya


 Dalam 1 bulan bergantian Sableng dan Kocor Buah 1,25 paket + 50 liter air tiap minggunya, kocor ke pangkal
batang
 Dalam 1 bulan bergantian semprot BT2 dan BT3 @125ml + 20 liter air tiap minggunya, kocor ke pangkal batang

Selanjutnya Anda tinggal memperhatikan kelembaban tanah. Pengairan dapat dilakukan tiap 5-7 hari sekali.

METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 8 of 11
PEMBERIAN BAHAN NABATI SETELAH TANAM

Pemberian bahan nabati / organik disini berfungsi sebagai sumber utama unsur mikro pada tanaman dan juga pencegahan
terhadap hama penyakit. Disini kita memberikan pupuk organik cair yang telah kita buat sebelumnya, yaitu Pupuk Daun +
MOL, Fungisida + ZPT Nabati dan Insektisida Nabati.

Pemberian bahan nabati disini waktunya adalah silang dengan aplikasi Pupuk Utama, yaitu pada pagi hari (sama seperti
pemberian kocor sableng / kocor buah) dan selesai 2 jam sebelum matahari terbit. Sedangkan Insektisida Nabati diberikan
sore hari (sama seperti pemberian Bio Triba).

Awal hari dalam intruksi ini kita samakan dengan pemberian pupuk utama diatas. Misal Hari ke 1 adalah hari senin, makan
hari ke 3 adalah rabu, hari ke 6 adalah sabtu. Jadi misal hari ke 1 adalah senin, maka senin paginya pemberian Pupuk Daun
+ MOL, lalu sorenya pemberian Bio Triba. Begitu seterusnya....

Kode :
 Pupuk Daun + MOL = P1
 Insektisida + Fungisida + ZPT Nabati = IN1

INTRUKSI DIBAWAH INI UNTUK PER 100 POHON.

USIA TIN MINGGU KE 1 - 4


 Hari ke 1 (pagi) : P1 200ml / 20 liter air, semprot ke rata ke daun, ranting dan batang.
 Hari ke 3 (sore) : IN1 200ml / 20 liter, semprot ke rata ke daun, ranting dan batang.

USIA TIN MINGGU KE 5 - 8


 Hari ke 1 (pagi) : P1 200ml / 20 liter air, semprot ke rata ke daun, ranting dan batang.
 Hari ke 3 (sore) : IN1 250ml / 20 liter, semprot ke rata ke daun, ranting dan batang.

USIA TIN MINGGU KE 9 - 12


 Hari ke 1 (pagi) : P1 200ml / 20 liter air, semprot ke rata ke daun, ranting dan batang.
 Hari ke 3 (sore) : IN1 3000ml / 20 liter, semprot ke rata ke daun, ranting dan batang.

USIA TIN MINGGU KE 13 – dan seterusnya


 Hari ke 1 (pagi) : P1 300ml / 20 liter air, semprot ke rata ke daun, ranting dan batang.
 Hari ke 3 (sore) : IN1 400ml / 20 liter, semprot ke rata ke daun, ranting dan batang.

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

Pada penghendalian hama dan penyakit Metode Hayati, disini kita memakai produk nabati yang bahan dan cara
pembuatannya sudah kita jelaskan diatas. Pada bab ini kami akan menjelaskan manfaat dari setiap item bahan yang
digunakan pada setiap olahan tersebut.

SPESIFIKASI PUPUK DAUN + MOL METODE HAYATI


MANFAAT PER ITEM :
 Urin : Sebagai sumber pupuk makro dan mikro lengkap kadar rendah dan siap serap.
 Air kelapa : Sebagai sumber mineral, vitamin dan hormon. Berfungsi sebagai perangsang akar, bunga dan daun.
 Gula : Sumber karbohidrat tambahan sebagai makanan mikroorganisme untuk mempercepat dekomposisi
(penguraian).
 Kelor (Moringa oleifera) : Akar, daun dan kulit batang mengandung saponin dan polifenol, sedangkan kulit
batangnya mengandung alkaloida dan daunnya mengandung minyak atisiri. Semua kandungan ini memiliki fungsi
sebagai pupuk daun, insektisida dan nematisida nabati.
 Kedoya (Dysoxylum gaudichaudianum) : Sumber bakteri positif seperti pengikat nitrogen, pengurasi phosphate,
bakteri Hemiselulolitik, microba Selulolitik, microba Amilolitik, dan microba Ureolitik. Semua kandungan tersebut
menjadikan pupuk daun ini menjadi pupuk hayati (pupuk hidup).
 Kipahit (Tithonia diversifolia) : Daun, kulit batang dan akar mengandung saponin, polifenol dan flavonoida. Semua
kandungan ini memiliki fungsi sebagai pupuk daun, insektisida dan nematisida nabati.
 BT1 : Sumber bacteri bacillus dan trichoderma sebagai sumber BioDekomposer utama dan menjadikan bahan
terekstrasi sempurna. Dan juga menjadikan pupuk daun ini menjadi pupuk daun hayati (pupuk daun hidup).

METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 9 of 11
Kipahit (Tithonia diversifolia)

Kedoya (Dysoxylum
gaudichaudianum)
Kelor (Moringa oleifera)

SPESIFIKASI FUNGISIDA NABATI METODE HAYATI


MANFAAT PER ITEM :
 Urin : Sebagai sumber pupuk makro dan mikro lengkap kadar rendah dan siap serap.
 Air kelapa : Sebagai sumber mineral, vitamin dan hormon. Berfungsi sebagai perangsang akar, bunga dan daun.
 Gula : Sumber karbohidrat tambahan sebagai makanan mikroorganisme untuk mempercepat dekomposisi
(penguraian).
 Kencur : Rimpang kencur mengandung saponin, flavoinoida, polifenol, dan minyak atsiri. Semua kandungan ini
memiliki fungsi sebagai insektisida, fungisida dan antibiotik bagi tanaman.
 Lengkuas : Rimpang lengkuas mengandung sekitar 1% minyak essensial yang terdiri atas metil-sinamat 48%, sineol
20-30%, euganol, kamfer 1%, seskuiterpen, alpha-pinene, galangin, galanganol, dan beberapa senyawa flavonoid.
Semua kandungan ini memiliki fungsi sebagai antijamur. OPT sasaran ektrasi lengkuas ini dapat menghambat
pertumbuhan F. Oxysporum, R. Solanacearum, E. Coli, Neurospora, Candida Albicans. Sebagai insektisida nabati
memiliki fungsi untuk mengendalikan belalang, kutu daun, dan trips. Ektrasi lengkuas sangat efektif untuk
mengendalikan hama lalat buah dan penyakit antranokse pada cabai.
 Bawang Putih : Umbi bawang putih mengandung tanin, minyak atsiri, dialilsulfida, alilin, alisin, enzim alilinase.
Semua kandungan ini memiliki fungsi sebagai penolak hama (repellent), insektisida, nematisida, fungisida dan
antibiotik bagi tanaman.
 Bawang Merah : Umbi bawang merah mengandung minyak atsiri, sikloalilin, metilalilin, dihidroalililn,
flavonglikosida, saponin, peptida, fitohormon, kuersetin. Semua kandungan ini memiliki fungsi sebagai penolak
hama (repellent), insektisida, zpt alami, dan antibiotik bagi tanaman.
 Daun Sirih : Daun sirih mengandung minyak atsiri (eugenol, methyil eugenol, karvakrol, kavikol, alil katekol,
kavibetol, sineol, estragol), karoten, tiamin, riboflavin, asam nikotinat, vitamin C, tanin, gula, pati, dan asam
amino. Semua kandungan ini memiliki fungsi sebagai insektisida dan antibiotik bagi tanaman.
 Mimba : Mimba mengandung azadirachtin, meliantriol, salannin, dan nimbin, dimana kandungan bahan aktif
tertinggi terdapat pada bagian biji. Semua kandungan ini memiliki fungsi sebagai pestisida yang dapat
mempengaruhi reproduksi dan perilaku, dapat berperan sebagai penolak, penarik, antifeedant, dan menghambat
perkembangan serangga, baik sebagai racun perut maupun racun kontak. Selain itu mimba efektif untuk
mengendalikan penyakit antranokse pada cabai krna mengandung antibiotik bagi tanaman.
 Daun Mindi : Daun, buah dan biji mengandung saponin, flavoinoida. Selain itu daun dan buahnya mengandung
alkaloida. Semua kandungan ini memiliki fungsi sebagai pupuk daun sekaligus pengusir dan pembunuh hama
umum (terutama jenis ulat api (Setothosea Asigna)
 BT1 : Sumber bacteri bacillus dan trichoderma sebagai sumber BioDekomposer utama dan menjadikan bahan
terekstrasi sempurna. Dan juga menjadikan fungisida + zpt ini menjadi fungisida hayati (fungisida hidup).

METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 10 of 11
Daun Sirih
Kencur Lengkuas

Bawang Putih Bawang Merah

Pohon Mindi

Buah Mimba
Daun Mimba

METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 11 of 11

Anda mungkin juga menyukai