@metodehayati
pH :
o Stabil : 5,00 – 6,00
o Optimum : 6,00 – 6,50
Suhu :
o Siang : 21°C - 28°C
o Malam : 13°C - 16°C
o Kecambah : 25°C - 30°C
o Tumbuh : 22°C - 30°C
o Tidak Buah : 17°C & 32C
Sinar : NOR- NOR NOR+
Kelembaban : NOR
BT1 4 LITER
Dolomit 250kg
Petroganik 300kg
5 debog pisang ukuran masing-masing 2 meter
Pupuk Dasar Hayati
o 20 sak (50kg) kotoran Hewan (Kohe)
Untuk lahan normal dianjurkan 15 sak kambing : 5 sak ayam (3 : 1)
Untuk lahan pasir / musim kemarau dianjurkan 15 sak sapi : 5 sak ayam (3 : 1)
METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 1 of 11
o 10 sak (50kg) Hijauan
Hijauan bisa menggunakan debog pisang, gulma, serbuk kayu, dll
Tidak dianjurkan menggunakan abu / bahan bekas bakaran
Dianjurkan menggunakan bahan segar / sehat
BT2 : 5 liter
BT3 : 4 liter
Urea : 82,5kg
SP36/46, Rock Phospate Peru (rekemondasi) atau pupuk phospate tunggal diatas 30% : 120kg
Kcl Canada : 125kg
PRODUK KAMI
METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 2 of 11
TOTAL KEBUTUHAN BAHAN ORGANIK HINGGA USIA 6 BULAN (180 HARI)
METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 3 of 11
PEMBUATAN BAHAN ORGANIK DAN PUPUK DASAR
BAHAN ORGANIK
1. Pada tahap awal, kita membuat Semua bahan organik terlebih dahulu. Bahan padat dihaluskan terlebih dahulu (di
selep / ditumbuk) lalu campurkan dengan bahan cair, simpan ditempat tertutup.
Pada proses ini membutuhkan 600ml BT1.
2. Agar fermentasi sempurna, usahakan tiap wadah ditutup dan dibuatkan seal seperti gambar disamping. Biarkan
selama minimal 20 hari.
PUPUK DASAR
1. Untuk pembuatan pupuk dasar, campurkan semua bahan jadi satu yaitu : 20 sak kohe, 10 sak hijauan, 300 kg
petroganik, 250 kg dolomit.
Pada proses ini membutuhkan 2,5 liter BT1.
2. Bahan pupuk dasar sebaiknya dihaluskan / dicacah terlebih dahulu, lalu ditumpuk secara beraturan. Selanjutnya
tiap ketebalan tertentu (25-30cm) disemprot BT1 lalu tumpuk bahan lagi, begitu seterusnya kemudian ditutup.
3. Lalu bahan diberi air hingga mencapai kandungan sekitar 30-40%. Kandungan air yang ingin diuji dengan
menggenggam bahan, ditandai dengan tidak menetesnya air bila bahan digenggam. Bila bahan kekurangan air,
maka pengomposan akan berjalan lebih lama.
4. Setelah pencampuran selesai, tutup bahan dengan terpal / mulsa bekas, lalu biarkan minimal 20 hari.
5. Proses produksi pupuk dasar hayati tidak memerlukan tempat khusus, akan tetapi untuk menghasilkan kompos
yang bermutu sebaiknya dasar bangunan diberi alas dengan semen atau diberi ubin, tetapi bukanlah hal yang
mutlak, yang utama tidak tergenang air. Bila pengomposan dilakukan diatas tanah, sebaiknya diberi alas, misalnya
plastik, karung bekas, terpal, atau dedaunan.
@metodehayati
METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 4 of 11
PENGOLAHAN TANAH
1. Penyiapan lahan bertujuan untuk memperbaiki drainase dan aerasi tanah, meratakan permukaan tanah dan
menghilangkan gulma. Pengolahan tanah berupa pembajakan/pencangkulan, pembersihan gulma, perataan
permukaan tanah, dan pembuatan bedengan, guludan, garitan, lubang tanam.
2. Untuk lahan kering/tegalan : lahan diolah sedalam 30-40 cm sampai gembur, dibuat bedengan dengan lebar dasar
100cm, tinggi 60 cm, jarak antar bedeng 150 cm.
3. Untuk lahan sawah : lahan dibuat bedengan dengan lebar 100cm. Antara bedengan dibuat parit sedalam 50 cm
dan lebar 150 cm. Tanah di atas bedengan diolah sampai gembur.
4. Selanjutnya sebar pupuk dasar hayati yang telah difermentasi selama 20 hari ke seluruh bedengan secara merata.
5. Siram bedengan dengan air hingga cukup basah secara merata
6. Setelah disiram air, encerkan sisa 900ml BT1 dengan dosis 10 ml / liter, lalu semprot bedengan dengan BT1 secara
merata, lalu biarkan semalam.
7. Besoknya tutup bedengan dengan mulsa dan jangan dilubangi dahulu, lalu biarkan minimal 10 hari.
8. Setelah 10 hari, mulsa dilubangi. Jarak tanam 60 x 60 x 60cm pola zig-zag.
9. Untuk sistem guludan, jarak tanam 50 cm
CARA CANGKOK
Sebelum melakukan cangkok, sediakan media sekam bakar, cocopiet dan pupuk dasar hayati (2 : 1 : 1).
Siram media dengan dengan air cukup basah, lalu semprot dengan BT2 dosis 10ml / liter. Tutup rapat media agar
terhindar dari kontaminasi udara luar dan biarkan fermentasi minimal 3 hari.
Yang perlu diperhatikan adalah akar Tin tumbuh subur pada ruas batangnya, bukan diantara ruasnya.
METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 5 of 11
Untuk memulai mencangkok Tin, cukup kerat batangnya sekitar 1 cm tepat dibawah ruas.
Balut batang tin dengan plastik tranparan dan media yang sudah kita fermentasi sebelumnya.
Panjang area cangkokan cukup 10-15cm saja.
Siram media cangkok setiap hari lewat celah-celah yang telah disiapkan sebelumnya untuk menjaga kelembaban.
Pada umur 30-45 hari cangkokan sudah siap di pindahkan ke media tanam normal setelah muncul banyak akar.
CARA STEK
Sebelum melakukan stek, sediakan media sekam bakar, cocopiet dan pupuk dasar hayati (2 : 1 : 1).
Siram media dengan dengan air cukup basah, lalu semprot dengan BT2 dosis 10ml / liter. Tutup rapat media agar
terhindar dari kontaminasi udara luar dan biarkan fermentasi minimal 3 hari.
Yang perlu diperhatikan adalah akar Tin tumbuh subur pada ruas batangnya, bukan diantara ruasnya.
Potong batang buah tin yang sudah cukup tua (kulit berwarna kecoklatan atau agak ungu) dengan ukuran 10-15cm
Hindari pemotongan tepat di ruas batang tin
Batang stek buah tin dipotong miring
Setelah stek siap, semai di gelas plastik ukuran sedang + media yang sudah kita fermentasi sebelumnya
Bekas potongan stek bagian atas beri lapisan lilin untuk mencegak pembusukan
Siram media stek setiap hari untuk menjaga kelembaban
Pada umur 30-45 hari stekan sudah siap di pindahkan ke media tanam normal setelah muncul banyak akar
METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 6 of 11
CARA MEMAKAI BIJI
Benih yang digunakan adalah benih yang sudah direkomendasikan oleh Kementerian Pertanian yang sudah tersedia
dipasar/toko pertaniaan
1. Untuk mendapatkan benih buah Tin, ambil buah tin yang sudah tua atau yang sudah mulai mengering. Belah
buahnya dan pisahkan biji-biji yang ada didalam buahnya. Jemur biji buah tin sampai kering, lalu angkat biji yang
dijemur dan pindahkan ke tempat yang kering dan teduh.
2. Perlakuan Basah :
Benih yang digunakan dicuci dengan air bersih kemudian direndam
larutan BT2 selama 20 -30 menit, yang telah diencerkan dengan air aqua
yang biasa diminum. Jangan menggunakan air keran atau sumur. Pakai
air mineral, alkali atau RO. (25 ml BT2 + 250 ml aqua kemudiaan
dibiarkan 2 jam sebelum dipakai).
Setelah benih ditiriskan habis pencelupan, selanjutnnya dibungkus
dengan kertas koran basah atau handuk basah. Kemudiaan dimasukkan
ke dalam kaleng pemeraman bisa dari bekas kaleng biskuit didalamnya
Lampu 15 W
diberi penerang lampu 15 w. Pemeraman dapat dilakukan selama 3– 4
hari tergantung keadaan bibit
Benih yang selesai diperam telah tumbuh calon akar (radikel) 0,5 – 1,0
mm. Apabila terlalu panjang ada kemungkinan calon akar patah. Benih
yang sudah muncul calon akarnya harus segera disemaikan di polibag.
3. Perlakuan Kering :
Perlakuan ini untuk memudahkan penanaman. Benih kering masukkan ke dalam gelas kecil dan beri dua
sendok makan BT2, kemudiaan diaduk sampai seluruh benih terselimuti, setelah itu benih siap ditanam di
polibag.
4. Media tumbuh dalam polibag adalah campuran pupuk dasar hayati + tanah (1 : 3) . Sebelum benih dimasukkan
kedalam polibag terlebih dahulu lubang dibuat dengan pensil atau jari tangan sedalam 1,5 cm. Benih dimasukkan
kedalam polibag, kemudiaan disimpan dalam sungkup. Benih cukup ditaruh di polibag dan tidak perlu ditutup
tanah. Yang penting adalah setelah itu polibag dalam keadaan gelap, agar pertumbuhan kecambah menjadi cepat.
5. Selama 3-5 minggu permukaan persemaian dalam sungkup ditutup dengan karung goni, kemudiian diperiksa
apabila benih telah tumbuh kecambah, karung goni dibuka.
6. Agar pertumbuhan bibit baik sungkup dibuka pada pagi hari sampai pukul 10.00. Bila hujan agar sungkup ditutup
agar tidak rusak terkena terpaan air hujan. Setelah tunas Tin mencapai 15cm, bibit siap ditanaman dilapangan.
7. Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari untuk menjaga kelembaban.
PENANAMAN
METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 7 of 11
PEMUPUKAN UTAMA SETELAH TANAM
Dalam SOP Buah Tin Metode Hayati, disini kita menggunakan pupuk tunggal yang kita kombinasikan sendiri. Adapun pupuk
yang dibutuhkan adalah Urea, SP36/46, dan KCL Canada. Kenapa kita menggunakan pupuk tunggal? Agar kita bisa fokus
pada takaran unsur yang diperlukan, sehingga kedepannya akan efektif ke biaya dan tepat guna.
Dari komposisi diatas artinya bahwa 1 paket SABLENG berisi 2kg urea, 1kg Phosphate dan 2kg KCL Canada. Begitu juga
berlaku pada Kocor Buah. Komposisi ini jangan ditambah atan dikurangi, dan ini sudah paten. Jadi jika intruksi tertulis ½
paket SABLENG, berarti berisi 1kg urea, 0,5kg Phosphate, dan 1kg KCL Canada. Begitu seterusnya...
Adapun cara aplikasinya adalah dengan cara mengocor pada waktu pagi hari, dan selesai 2 jam setelah matahari terbit.
Jadi misal matahari terbit (waktu habis subuh) adalah jam 5 pagi, maka selesai pengocoran adalah jam 7 pagi. Kenapa
waktu pagi? Karena ketika inframerah dari sinar matahari muncul, semua nutrisi dari tanah terserap paling cepat ke daun
pada waktu ini (analoginya seperti sumbu kompor). Berbeda dengan pemberian pupuk Bio Triba 2 & 3 yang kita sarankan
pada sore hari. Apabila cuaca akan / hujan, maka pemberian Bio Triba 2 & 3 bisa dilakukan sebelum atau sesudah hujan.
Persiapan kocoran kita sarankan disiapkan sehari sebelumnya dengan cara direndam agar pupuk tiap paketnya muda
hancur, terutama pupuk SP36 yang sulit hancur. Lalu bagaimana solusi agar SP36 cepat hancur? Pertama Anda bisa
menggunakan SP46 yang lebih mudah hancur daripada SP36. Yang kedua, rendam sehari semalam dan besoknya diaduk
dan sedikit ditumbuh dengan kayu. Walau SP36 tidak hancur sepenuhnya tidak masalah, yang penting 1 paket sudah
tercampur lalu bertemu air, dan pengocoran tetap bisa dilakukan.
Rahasia dari tanaman agar kita bisa panen rutin maksimal adalah dengan memberi “makan” secara rutin. Jadi walaupun
kondisinya bagaimanapun, pemberian “makan” tetap harus rutin dilakukan. Karena apa yang Anda berikan minggu ini,
akan berdampak pada 3 minggu berikutnya. Jadi jika ada halangan Anda tidak memberikan “makan” ke tanaman Anda,
maka bisa dipastikan 3 minggu berikutnya hasil panen Anda menurun.
Dibawah ini kami intruksikan pemberian “makan” pada tanaman sesuai usia tanaman. Awal hari dalam intruksi ini bebas
terserah Anda. Misal Hari ke 1 adalah hari senin, maka hari ke 3 adalah rabu, hari ke 6 adalah sabtu. Semua aplikasi
dibawah ini fokus pada pangkal batang, tidak yang lain. Jika pupuk kocoran terkena pangkal batang tidak masalah...
Selanjutnya Anda tinggal memperhatikan kelembaban tanah. Pengairan dapat dilakukan tiap 5-7 hari sekali.
METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 8 of 11
PEMBERIAN BAHAN NABATI SETELAH TANAM
Pemberian bahan nabati / organik disini berfungsi sebagai sumber utama unsur mikro pada tanaman dan juga pencegahan
terhadap hama penyakit. Disini kita memberikan pupuk organik cair yang telah kita buat sebelumnya, yaitu Pupuk Daun +
MOL, Fungisida + ZPT Nabati dan Insektisida Nabati.
Pemberian bahan nabati disini waktunya adalah silang dengan aplikasi Pupuk Utama, yaitu pada pagi hari (sama seperti
pemberian kocor sableng / kocor buah) dan selesai 2 jam sebelum matahari terbit. Sedangkan Insektisida Nabati diberikan
sore hari (sama seperti pemberian Bio Triba).
Awal hari dalam intruksi ini kita samakan dengan pemberian pupuk utama diatas. Misal Hari ke 1 adalah hari senin, makan
hari ke 3 adalah rabu, hari ke 6 adalah sabtu. Jadi misal hari ke 1 adalah senin, maka senin paginya pemberian Pupuk Daun
+ MOL, lalu sorenya pemberian Bio Triba. Begitu seterusnya....
Kode :
Pupuk Daun + MOL = P1
Insektisida + Fungisida + ZPT Nabati = IN1
Pada penghendalian hama dan penyakit Metode Hayati, disini kita memakai produk nabati yang bahan dan cara
pembuatannya sudah kita jelaskan diatas. Pada bab ini kami akan menjelaskan manfaat dari setiap item bahan yang
digunakan pada setiap olahan tersebut.
METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 9 of 11
Kipahit (Tithonia diversifolia)
Kedoya (Dysoxylum
gaudichaudianum)
Kelor (Moringa oleifera)
METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 10 of 11
Daun Sirih
Kencur Lengkuas
Pohon Mindi
Buah Mimba
Daun Mimba
METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 11 of 11