OLEH
KELOMPOK III
Moh. Rizal (20061017)
Muh. Ulit (20061019)
Nurmila (19061005)
Putika Sari M. Daud (20061016)
Wahyu Sidjong (19061002)
FAKULTAS PERIKANAN
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
Manajemen Sumber Daya Perikanan tentang Sumber Daya Perikanan Air Payau.
Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Manajemen Sumber Daya Perikanan.
Tersusunnya makalah ini tentu bukan karena buah kerja keras kami
semata, melainkan juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu
terselesaikannya makalah ini, diantaranya:
Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masihlah jauh dari sempurna.
Untuk itu, kami menerima dengan terbuka semua kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini bisa tersusun lebih baik lagi. Kami berharap semoga
makalah ini bermanfaat untuk kita semua.
Kelompok III
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3. Tujuan ............................................................................................. 2
II. PEMBAHASAN
2.1. Konsep Pengolahan Sumberdaya Air Payau ................................... 3
2.2. Manajemen Produksi Sumberdaya Air Payau .................................. 4
2.3. Upaya Pelestarian Sumberdaya Air Payau ....................................... 9
III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan ..................................................................................... 12
3.2. Saran ............................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAAN
1
lahan pertanian, permukiman, dan perikanan karena dianggap lebih
menguntungkan.
Oleh karena itu, pada makalah ini kami akan membahas manajemen
sumberdaya air payau mulai konsep pengolahan sumberdayanya, bentuk
produksi dari sumberdaya air payau itu sendiri dan upaya-upaya pelestarian
yang dapat dilakukan pada sumberdaya air payau.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk mengetahui
konsep pengolahan sumberdaya air payau, bentuk produksi dan upaya
pelestarian sumberdaya air payau.
2
BAB II
PEMBAHASAAN
3
2.2 Manajemen Produksi Sumberdaya Air Payau
Budidaya (aquaculture) adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
memproduksi organisme (biota) akuatik di lingkungan terkontrol untuk
mendapatkan hasil (keuntungan) dari kegiatan tersebut. Kegiatan budidaya
yang dimaksud adalah kegiatan pemeliharaan untuk memperbanyak
organisme (reproduksi), pertumbuhan (growth), serta untuk meningkatkan
mutu dari biota akuatik sehingga dapat diperoleh keuntungan (profit). Untuk
menghadapi tantangan global maka visi pembangunan perikanan budidaya
adalah: sabagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi andalan yang
diwujudkan melalui sistem budidaya yang berdaya saing, berkelanjutan dan
berkeadilan.Peningkatan teknologi budidaya perikanan menjadi penting
dalam pencapaian tujuan tersebut. Upaya ini dilakukan dengan
memperhatikan sumbedaya lahan, faktor kelayakan budidaya, tingkatan
teknologi budidaya dan pemanfaatan plasma nutfah ikan budidaya.
Kawasan pesisir dan estuarin merupakan suatu kawasan yang dapat
didaya gunakan untuk membudidayakan komoditas perikanan, khususnya
komoditas yang mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan terutama
kadar garam. Kadar garam di kawasan pesisir bersifat payau karena pengaruh
percampuran air laut yang asin dan air sungai yang tawar. Berdasarkan hal
tersebut maka budidaya perikanan di kawasan pesisir dan estuarin dikenal
dengan istilah budidaya ikan air payau.
Salah satu bentuk produksi sumberdaya perikanan air payau adalah
Budidaya Air Payau. Budidaya air payau adalah budidaya organisme akuatik
yang produk akhir dihasilkan di lingkungan air payau, tahap awal siklus hidup
spesies yang dibudidayakan bisa saja di perairan tawar atau laut. Jenis-jenis
komoditas budidaya di air payau yang masih mendominasi adalah udang
windu (Penaeus monodon), udang putih (Penaeus merguiensis) udang
vaname (Litopenaeus vannamei), bandeng (Chanos chanos), kepiting bakau
(Scylla serrata), rumput laut (Gracilaria sp), ikan kerapu macan, kerapu
bebek atau kerapu tikus, ikan belanak dan ikan kakap putih. Udang
merupakan salah salah satu komoditas yang memiliki potensi besar untuk
4
dikembangkan serta banyak digemari oleh masyarakat Indonesia ((Putra,
2013).
Berikut adalah beberapa contoh ikan air payau yang sering di
budidayakan.
1. Bandeng
5
2. Kerapu Macan
6
Dalam bahasa Inggris, kerapu bebek disebut humpback grouper
atau panther grouper dan khususnya di Australia, lebih dikenal dengan
nama barramundi cod.
Kerapu bebek sering dipelihara dalam aquarium laut. Ikan ini harus
dibeli dengan hati-hati karena tumbuh pesat dan ukurannya bisa mencapai
50 cm. Walau dijual saat baru berukuran beberapa cm, ikan ini harus
dipelihara dalam aquarium sebesar paling tidak 1 meter kubik. Dia juga
harus dipelihara bersama ikan kecil yang akan menjadi pakannya. Bila
dipelihara dengan syarat-syarat yang benar, ikan ini cukup bertahan dan
bisa hidup lama.
4. Kakap Putih
Ikan ini berukuran sampai dengan 1,8m dan bisa mencapai 60kg.
Mata ikan ini berwarna merah terang (seperti mata kelinci warna putih),
dengan ekor berbentuk segitiga, bukan V.Ikan ini tidak terbatas habitat
hidupnya karena dapat hidup di air payau dan air laut asin. Temperatur
habitat ikan ini cenderung pada kisaran 20 derajat Celcius.
7
Ikan ini dapat hidup di muara sungai, tambak, teluk hutan
mangrove (bakau) yang mempunyai air jernih dan air beriak-riak, pantai
karang, perairan laut dangkal s/d dalam, pelabuhan (kedalaman air >8m),
pantai berbatu, muara sungai dengan kondisi khas tertentu. Kakap putih ini
merupakan predator karnivora, dominan memakan ikan yang lebih kecil
dan kelompok udang-udangan.
5. Ikan Belanak
Tidak banyak yang mengenal ikan belanak. Padahal ikan ini sudah
dapat dibudidayakan. Persebaran perikanan budidaya jenis ikan ini
memang belum banyak. Budidaya ikan belanak hanya dapat di temui di
pulau jawa dan sebagian pulau kalimantan.
8
keras dan sembilan jari-jari lemah. Bibir bagian atas lebih tebal daripada
bagian bawahnya ini berguna untuk mencari makan di dasar/organisme
yang terbenam dalam lumpur. Ciri lain dari ikan belanak yaitu mempunyai
gigi yang amat kecil, tetapi kadang-kadang pada beberapa spesies tidak
ditemukan sama sekali.
9
Hari sampai warna berubah hijau jernih. Setelah itu isi air dengan
kedalaman 1M
4. Masukkan bibit ikan air payau, namun sebelum itu biarkan kantong plastik
yang berisi bibit ikan dibiarkan mengapung terlebih dahulu di kolam TSB.
Tujuannya agar suhunya sama dengan air kolam
5. Beri pengkinciran air setelah bibit dimasukkan selama 2 Minggu agar
sirkulasi oksigen dalam kolam tetap terjaga
6. Kuras air kolam minimal 1 Bulan 1 kali agar menjaga kualitas air tetap
teraga
7. Setelah waktu ± 4 bulan,ikan siap untuk dipanen. Sebelum masa
panen,beri ikan vitamin dan prebiotik agar ikan tidak mudah sakit
8. Keringkan kolam ± 7 hari agar bakteri patogen benar-benar mati. Setelah
kolam kering, semprotkan desinfektan terlebih dahulu agar kolam menjadi
steril,lalu kolam siap untuk digunakan kembali.
10
laut tidak akan mengalami tangkap lebih (over exploitation). Aspek kelestarian
ini juga berkaitan dengan kegiatan monitoring, controlling dan evaluation
terhadap ketersediaan sumber daya ikan termasuk kondisi lingkungan perairan
laut dari ancaman pencemaran. Dalam upaya tersebut, pemerintah daerah dapat
menentukan jumlah total sumber daya ikan yang diperbolehkan untuk
ditangkap atau total allowable cath (TAC) untuk setiap tahunnya.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2 Saran
Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami
butuhkan demi kesempurnaan makalah kami.
12
DAFTAR PUSTAKA
Darmawansa, Wahyuni, N., Jati, D.R. 2014. Desalinasi Air Payau Dengan Media
Adsorben Zeolit Di Daerah Pesisir Pantai Kecamatan Sungai Kunyit
Kabupaten Mempawah. Pontianak: Universitas Tanjungpura. (diakses
tanggal 07 Oktober 2021)
Dewi, dkk. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
13