Kepmen 1451 2000
Kepmen 1451 2000
REPUBLIK INDONHSIA
MINERAL
MENTERIENERGIDAI\ SUMBERDAYA
KEPUTUSAN
NOMOR: 14s1 KlLolnuur/zooo
TENTANCi
TEKNISPENYELENGGARI\,AN
PEDOMAN TUGASPEMERINTAHAN
/\IR BAWAHTANAH
DI BIDANGPENGELOIAAN
MINERAL,
MENTERIENERGIDANSUMI]ERDAYA
ljl
-2-
8. Undang-undang
Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah(LNTahun1999Nomor60,TLN Nomor3839);
1 9 . KeputusanPresidenNomor2341MTahun2000 tentangSusunan
KabinetPeriodeTahun1999samperi
dengan2Oa4;
MEMUTUSI(\N:
BAB I
KETENTUAN LIMUM
Pasal 1
DalamKeputusanMenteriiniyangdimaksuddengan:
adalahDepartemen
1. Departemen Energidan SumberDayaMineral.
BA|Sll
ASASDAN -ANDASAN
Pasal 2
BAll lll
PENGEI.OLAAN
Pasal 3
BAB IV
INVENTARISASI
Pasal 4
(1) Kegiataninventarisasimeliputikegiatanpemetaan,penyelidikan,
penelitian,eksplorasi,evaluasi,pengumpulandan pengelolaan
dataair bawahtanahyangmeliputi:
a. sebarancekunganair bawahtarrahdan geometriakuifer;
b. kawasanimbuh(rechargearea)dan lepasan(discharge area);
c. karakteristik
akuifer,dan potensiair bawahtanah;
d. pengambilan air bawahtanah;
e. datalainyangberkaitandenganair bawahtanah.
(2) Semuadata sebagaimana dimaksr.rddalamayat (1) adalahmilik
negarayang dimanfaatkan untukkrpentinganumum.
(3) Kegiatan inventarisasiair bawalr tanah dilakukan dengan
memperhatikankepentinganumum dan Pemerintahdalam
rangka penyusunanrencanaatau pola induk pengembangan
terpaduair bawahtanahdan pemarrfaatannya.
(4) Inventarisasiair bawah tanah dalam rangka pengelolaanair
bawah tanah dilaksanakan oleh Menteri, Gubernur dan
BupatiMalikota.
(5) Pelaksanaan kegiatan evaluasi potensi air bawah tanah
dilakukan sesuai dengan pedonran sebagaimanatercantum
dalamLampiran I Keputusan ini.
Menterri
BAB V
PERENCANAANPENDAYAGUNAAN
Pasal 5
Pasal 6
(1) Perencanaan pendayagunaan air bawah tanah sebagaimana
dimaksuddalam Pasal 5, didasarkanpada hasil pengolahandan
evaluasidata inventarisasisebagairnanadimaksuddalam Pasal4
a ya t(1 ).
(2) Perencanaan pendayagunaanair bawah tanah dalam rangka
pengelolaan,pemanfaatandan perlindunganair bawah tanah
dilaksanakan oleh Menteri, Gubernur, BupatiM/alikota dan
melibatkan masyarakat sesuai derngan peraturan perundang-
undanganyang berlaku.
- 7-
BAB VI
KONSERV\SI
Pasal7
(1) Untuk mencegah terjadinya k,erusakanair bawah tanah,
lingkungankeberadaannyadan lingkungansekitarnya,serta
untukperlindungan dan pelestarian air bawahtanah,maka perlu
dilakukanupaya konservasi air balvah tanah.
(2') Konservasiair bawahtanah bertumpupada asas kemanfaatan,
kesinambungan ketersediaan, dar] kelestarianair bawah tanah,
sertalingkungan keberadaannya.
(3) Pelaksanaan konservasi air bawahtanahdidasarkan pada:
dan evaluasir:ekungan
a. kajianidentifikasi air bawahtanah;
b. kajiankawasanimbuh(rechargearea)dan lepasan(discharge
, area);
c. perencanaan pemanfaatan;
d. informasihasil pemantauanlcerubahankondisi air bawah
tanah.
Pasal 8
(1) Dalamupayakonservasi air bawahtanahdilakukanpemantauan
terhadapperubahan muka dan rnutu air bawah tanah melalui
sumurpantau.
(2) Penetapanjaringan sumur pantilu dalam satu cekunganair
bawahtanah lintasPropinsidan ertauKabupaten/Kota
dilakukan
berdasarkankesepakatanBupatiM/alikotayang bersangkutan
dengandukungan koordinasi
danf,asilitasi
Gubernur.
(3) BupatiMalikota sesuai lingkup kewenangan masing-masing
menetapkan jaringansumur pantaupada cekunganair bawah
tanahdalamsatuwilayahKabupaten/Kota.
Pasal 9
BAB VII
PERUNTUKAN PEI/IANFAATAN
Pasal10
BAB VIII
P E R I Z I NAIN
Pasal 1 1
(1) Kegiatan eksplorasi, pengebrlran termasuk penggalian,
penurapandan pengambilanair bawah tanah hanya dapat
dilaksanakansetelahmemperoleh izin.
(2') lzinsebagaimanadimaksuddalantayat(1)terdiridari :
a. izineksplorasi
air bawahtanah;
b. izinpengeboran air bawahtanarh;
c. izinpenurapanmataair;
d. izinpengambilan air bawahtanah;
e. izinpengambilan mataair.
-9-
Pasal 12
P a s a1l 3
(1) Pengeboran air bawahtanahhanyadapbtdilakukan oleh :
a. BadanUsahayang mempurryai lzin PerusahaanPengeboran
Air BawahTanah dan juru bornyatelah mendapatkanSurat
lzin JuruBor.
b. tnstansi/Lembaga Pemerintilhyang instalasi bornya telah
mendapatSuratTandaInstalasiBor dari Asosiasi,dan telah
memperoleh dariLPJKsesuaiperaturan
registrasi perundang-
undanganyangberlaku.
(2\ lzin usaha perusahaanpengetroranair bawah tanah (SIPPAT)
dan izin juru bor (SIJB)diberilianoleh BupatiA//alikota, sesuai
lingkup kewenangan masinl;-masingsetelah mendapatkan
sertifikat klasifikasidan kualifikasi dari Asosiasi dan telah
memperoleh registrasidari LPJF:.
(3) Prosedur pemberianizin perutsahaanpengeboranair bawah
tanahdilakukan sesuaidenganlredoman sebagaimanatercantum
dalamLampiran Vll Keputusan ini.
lt/lenteri
(4) Prosedurpemberianizin juru bor air bawah tanah dilakukan
sesuai dengan pedoman sebagaimana tercantum dafam
Lampiran Vlll Keputusan Menteriini.
Pasal 14
(1) Pengambilan air bawahtanahuntukkeperluanair minumdan air
rumahtangga sampaibatas-batas tertentutidakdiperlukanizin.
(2\ Pengaturan batas-batastertentusebagaimana dimaksuddalam
ayat(1) di atasditetapkanlebihlanjutolehBupati/Walikota.
-10-
BAB IX
PEMBINAAN,
PENGENDALII\N, DANPENGAWASAN
P a s a l1 5
Pasal l6
BupatiMalikotamenangguhkan setiappengambilanair bawahtanah
yang mengganggu keseimbangan air bawahtanahsetempatdan atau
terjadinyakerusakanlingkungansesuaidenganperaturanperundang-
undanganyangberlaku.
BAB )(
PEMBIAYAAN
Pasal'17
BAB XI
DATAAIR BAWTHTANAH
Pasal18
BAB .KII
KETENTUAN F'ERALIHAN
Pasal19
semua izin dalam bidang air bawah tanah yang telah diterbitkan
sebelumditetapkanKepulusanMenteri ini, masih tetap berlaku
sampaidenganberakhirnyaizinyangbersangkutan'
BAB XIII
PENU'UP
Pasal20
F'asal'21
DenganditetapkanKeputusanltlenteriini, maka:
1. Peraturan Menteri Pettambangan dan Energi Nomor
994 tentangPengurusan
O2.Pt1O1/M.PE/1 AdministratifAir Bawah
Tanah;
2. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor
1945.1(101/M.PE/1995tentangPedomanPengelolaan Air Bawah
TanahUntukDaerahTingkett ll;
3. Keputusan Menteri Perlambangan dan Energi Nomor
1946.K101lM.PE/1995terrtang Perizinan Pengeboran dan
Pengambilan Air Bawah Tanah untuk Kegiatan Usaha
Pertambangandan Energi dan peraturan pelaksanaannya,
tidakberlaku.
dinyatakan
Pasal22
KeputusanMenteriini mulaiberlrrkupadatanggalditetapkan.
Dite'lapkandi Jakarta
padit tanggal 3 November 20O0
Energidan SumberDaYaMineral
Tembusan:
1. PresidenRepublikIndonesia
2. WakilPresidenRepublikIndonesia
3. MenteriKoordinatorBidangPerekonomian
4. MenteriDalamNegeridan OtonomiDaerah
5. MenteriNegaraLingkungan Hidup
6. SekretarisJenderalDep.Energidan sumberDayaMineral
7. InspekturJenderalDep. Energidan sumberDayaMineral
8. para DirekturJenderaldi lingkunganDep.Erergidan SumberDayaMineral
9. ParaGubernurdi seluruhIndonesia
10. ParaBupatiMalikota di seluruhIndonesia