BAB 2 - 3 Diare Farter 2
BAB 2 - 3 Diare Farter 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diare
2.1.1 Definisi
intensitas feses tidak berbentuk (unformed stools) atau cair dengan frekuensi
lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Apabila diare berlangsung kurang dari 2
minggu, disebut sebagai diare akut. Apabila diare berlangsung 2 minggu atau
lebih, digolongkan pada diare kronik, feses dapat dengan atau tanpa lendir.
(Amin, 2015)
penyakit. Hal ini dikarenakan daya tahan tubuh balita yang masih lemah.
Selain itu kehidupan balita juga masih sangat bergantung kepada orang tua
terutama pada ibu, sehingga masalah kesehatan pada balita pun menjadi
tanggung jawab orang tua yang tidak bisa dianggap remeh. Salah satu
masalah kesehatan balita di Indonesia yang masih sering terjadi adalah diare.
(Christy, 2014)
2.1.2 Etiologi
risiko yang paling banyak terkait dengan diare yaitu faktor lingkungan,
6
7
meliputi ketersediaan sarana sanitasi dasar seperti air bersih, air minum,
terjadinya diare :
1. Virus
Cytomegalovirus.
2. Bakteri
3. Protozoa
4. Helminths
pembuangan limbah.
umur anak.
8
3. Faktor perilaku yang terdiri dari pemberian air susu ibu (ASI)
2.1.4 Epidemiologi
tinggi. Data dari Riskesdas 2007 menyebutkan bahwa penyakit diare dari
tahun ke tahun masih menjadi penyebab utama kematian bayi dan balita di
Indonesia. Di dunia sekitar lima juta anak meninggal dunia karena diare akut,
angka mortilitas anak karena diare sebanyak 17%; WHO (Asia) sebesar 15%;
dan Riskesdas 2007 menyebutkan angka mortilitas karena diare balita (1–4
terdapat pada kelompok umur balita (1-4 tahun) yaitu sebesar 16,7%.
kelompok umur balita (1-4 tahun) yaitu sebesar 16,7% yang digambarkan pada
(Christy, 2014)
Dimana balita akan kehilangan cairan tubuh dalam jumlah yang besar
2.1.5.2 Disentri
Diare ini ditandai dengan adanya darah dalam tinja yang disebabkan
gizi.
Dimana kejadian diare dapat berlangsung ≥14 hari. Diare jenis ini
sering terjadi pada anak dengan status gizi rendah, AIDS, dan anak dalam
2.1.6 Patofisiologi
Virus atau bakteri dapat masuk ke dalam tubuh bersama makanan dan
minuman. Virus atau bakteri tersebut akan sampai ke sel–sel epitel usus halus
dan akan menyebabkan infeksi, sehingga dapat merusak sel-sel epitel tersebut.
Sel–sel epitel yang rusak akan digantikan oleh sel-sel epitel yang belum matang
makanan dengan baik. Cairan dan makanan yang tidak terserap akan terkumpul
di usus halus dan tekanan osmotik usus akan meningkat. Hal ini menyebabkan
banyak cairan ditarik ke dalam lumen usus. Cairan dan makanan yang tidak
diserap tadi akan terdorong keluar melalui anus dan terjadilah diare.(Utami,
dkk. 2016)
cekung, lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun, serta suara
serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi air yang isotonik.(Amin,
2015)
sebanyak 3 kali atau lebih dalam sehari serta dapat mengakibatkan demam,
sakit perut, penurunan nafsu makan, rasa lelah dan penurunan berat badan dan
2.1.8.1Anamnesis
invasif dan yang melepaskan sitotoksin; infeksi EHEC bila tidak terdapat
leukosit pada feses; serta bukan infeksi virus atau bakteri yang melepaskan
turgor kulit, kelopak mata, serta mukosa lidah.2 Selain itu, perlu dicari
12
kelopak mata cekung, serta kulit yang dingin dan lembab.(Eppy, 2009)
amebiasis, dan foto x-ray abdomen. Pasien dengan diare karena virus,
biasanya mempunyai jumlah dan hitung jenis leukosit yang normal atau
dalam tinja yang menunjukkan adanya infeksi bakteri, adanya telur cacing
dalam tiga bulan sebelumnya atau yang mengalami diare di rumah sakit
yang toksik, pasien dengan diare berdarah atau pasien dengan diare akut
2.1.10 Penatalaksanaan
rehidrasi oral, yang harus dilakukan pada semua pasien, kecuali jika tidak
hidrasi intavena. Idealnya, cairan rehidrasi oral harus terdiri dari 3,5 gram
natrium klorida, 2,5 gram natrium bikarbonat, 1,5 gram kalium klorida,
dan 20 gram glukosa per liter air. Cairan seperti itu tersedia secara
komersial dalam paket yang mudah disiapkan dengan dicampur air. Jika
sediaan secara komersial tidak ada, cairan rehidrasi oral pengganti dapat
soda, dan 2-4 sendok makan gula per liter air. Dua pisang atau 1 cangkir
jus jeruk diberikan untuk mengganti kalium. Pasien harus minum cairan
tersebut sebanyak mungkin sejak merasa haus pertama kalinya. Jika terapi
salin normal atau ringer laktat, suplemen kalium diberikan sesuai panduan
kimia darah.
14
2.1.10.2 Antibiotik
akut infeksi, karena 40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari
gejala dan tanda diare infeksi, seperti demam, feses berdarah, leukosit pada
penyelamatan jiwa.
pertama jenis obat baru anti-diare dapat pula digunakan dan lebih
2. Kelompok opiat
sampai 80%. Obat ini tidak dianjurkan pada diare akut dengan gejala
3. Kelompok absorbent
atau smektit diberikan atas dasar argumentasi bahwa zat ini dapat
2.2 Banjir
2.2.1 Definisi
3. Runtuhnya bendungan.
sebagai berikut:
4. Deforestasi.
dkk, 2014).
salah satu provinsi di Pulau Jawa yang sering dilanda bencana banjir
(Ristika, 2013).
alam banjir.
17
wilayah Sungai Bengawan Solo. Pada kasus DAS Kali Lamong yang
mempunyai tingkat risiko banjir lebih tinggi daripada Kali Pucang yang
merupakan anak sungai dari Sungai Brantas. Hal ini menjadikan titik
2015 )
saat banjir. Hal ini dikarenakan air bersih untuk berbagai keperluan
berbagai jenis bakteri, virus, parasit dan bahan penyakit lainya saat
terjadi banjir, dapat mencemari sumur warga dan cadangan air tanah
4. Kualitas air tanah: Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur
dengan faecal coliform telah terjadi dalam skala yang luas, hal ini
(Warlina, 2012).
negara-negara maju tiap orang memerlukan air antara 60-120 titer per
air tersebut yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum. Oleh
(Evierni, 2012)
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa
diminum. Semua air yang bersifat alami maupun yang telah mengalami
proses tertentu misalnya desalinasi pada air laut yang memenuhi standar
air minum yang telah ditetapkan ada beberapa jenis air minum dan
standar air minum yang dapat dijadikan acuan dalam menetapkan mutu
Bakteri yang dapat bertahan pada proses dengan suhu 93-98°C selama
15-30 menit adalah bakteri yang tahan terhadap panas dan bakteri
tahan terhadap panas terutama pada pangan dengan aktivitas air yang
dan spora ini akan bergerminasi membentuk sel vegetative. (Mailia, dkk.
2015)
tersebut telah menjadi uap kecuali memasaknya pada tekanan diatas satu
telah dimasak sampai mendidih, lalu di simpan dalam wadah yang kedap
20
dan tidak ada interaksi dengan udara luar lebih dari dua hari dimana spora
Air juga merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah
udara. Tiga per empat bagian tubuh manusia terdiri dari air. Manusia
tidak dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Air juga
mengkonsumsi air yang tercemar atau air dengan kualitas yang buruk,
(Wandriefel, 2012)
satunya adalah sumber air minum. Adapun faktor sumber air minum
sumur.(Ayuningrum, 2015)
22
Virus
Bakteri
Protozoa
Metazoa
Schistosoma Schistosomiasis
(Warlina, 2012 ).