Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PSIKOLOGI KONSELING

PENDEKATAN BEHAVIORAL DALAM KONSELING

Dibuat dalam rangka memenuhi tugas


MATA KULIAH PSIKOLOGI KONSELING

Disusun Oleh :

Nama : Fadhila Fitri


NIM : 20011101

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021

PETA KONSEP
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Teori Konseling Behavior

Konsep dasar konseling adalah membantu, sedangkan konsep dasar dari behaviorisme
adalah prediksi dan control atas perilaku manusia yang tampak. Menurut Muhamad Surya
(1988:186), dalam konsep behavioral, perilaku manusia merupakan hasil belajar, sehingga
dapat diubah dengan memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi belajar. Pada dasarnya,
proses konseling merupakan suatu penataan proses atau pengalaman belajar untuk membantu
individu untuk mengubah perilakunya agar dapat memecahkan masalahnya.

Hal yang paling mendasar dalam konseling behavioral adalah penggunaan konsep-
konsep behaviorisme dalam pelaksanaan konseling, seperti konsep reinforcement , yang
merupakan bentuk adaptasi dari teori pengkondisian klasik Pavlov, dan pengkondisiaan
operan dari Skinner.

B. Hakikat Manusia Dalam Konseling Behavioral

Menurut pandangan para behaviorist, hakikat manusia adalah fasit dan mekanistis.
Manusia dianggap sebagai sesuatu yang dapat dibentuk dan diprogram sesuai dengan
keinginan lingkungan yang membentuknya.

Menurut Surya (1988:186), hakikat manusia dalam pandangan teori behavioristi


sebagai berikut : ‘dalam teori ini menganggap manusia bersifat mekanistik atau merespon
kepada lingkungan dengan control terbatas, hidup dalam alam deterministic dan sedikit peran
aktifnya dalam memilih martabatnya. Manusia memulai kehidupnya dengan memberikan
reaksi terhadap lingkungannya, dan interaksi ini menghasilkan pola-pola perilaku yang
kemudian membentuk kepribadian. Perilaku seseorang ditentukan oleh banyak dan
macamnya penguatan yang diterima dalam situasi hidupnya.

Dari teori tersebut dalam disimpilkan bahwa perilaku manusia adalah efek dari
lingkungan, pengaruh yang paling kuat maka itulah yang akan membentuk diri individu.

C. Hubungan Konselor-Klien

Perhatian utama konselor pada pendekatan behavioral ini adalah perilaku yang
tampak, karena banyak asumsi yang berkembang tentang pola hubungan konselor klien lebih
manipulatif- mekanistik dan sangat tidak pribadi, namun seperti dituturkan Rosjidan
(1988:243) salah satu aspek yang essensial dalam terapi behavioral adalah proses penciptaan
hubungan pribadi yang baik.
Pendekatan dalam konseling behavioral lebih cenderung direktif, karena dalam
pelaksanaannya konselor-lah yang lebih banyak berperan.

Peran Konselor :
- Menyebutkan tingkah laku maladaptip
- Memilih tujuan-tujuan yang masuk akal
- Mengarahkan dan membimbing keluarga untuk merubah tingkah laku yang tak sesuai

Penerapan teori tingkah laku ke dalam konseling menekankan bebrapa hal pokok, yaitu :
- Menciptakan konseling yang positip
- Mendiagnosis problem-problem keluarga ke dalam istilah tingkah laku
- Mengimplementasikan prinsip-rinsip tingkah laku dari penguat dan model
- Penggunaan model dan permainan peranan dalam proses penyembuhan
- Adanya kesepakatan atas hal yang akan diubah antara konselor dan anggota keluarga

D. Metode-metode Konseling Behavior

Terdapat beberapa metode yang diterapkam dalam konseling behavioral menurut


Surya (1988:188), yaitu :

1) Operant Learning

Pendekatan ini merupakan adaptasi dari dua teori kondisioning dari Pavlov dan
Skinner, pendekatan ini memfokuskan pada penguatan (Reinforcement), dalam
pembentukan perilaku klien yang dikehendaki.

2) Sosial Modeling

Pendekatan belajar sosial yang berasal dari pendapat Bandura tentang tiga sistem
terpisah namun merupakan sistem pengatur yang saling berkaitan, tiga aspek tersebut
adalah :
- Peristiwa stimulus eksternal
- Penguat eksternal
- Proses perantara kognitif

3) Cognitive Learning

Metode ini merupakan metode pengajaran secara verbal, kontak antara konselor
dengan klien dan bermain peran. Pendekatan ini terdiri atas persuasi dan argumentasi yang
diarahkan kepada perubahan-perubahan ide yang tidak rasional.

4) Emotional Learning
Emotional learning diterapkan pada individu yang mengalami kecemasan.
Pelaksanaannya dilakukan dalam situasi rileks dengan menghadirkan rangsangan yang
menimbulkan kecemasan bersama suatu rangsangan yang menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, et.al. 1996. Pengantar Psikologi (terj. Dharma, Agus.) Jakarta : Erlangga

Chaplin, JP. 2002. Kamus Lengkap Psikologi (terj. Kartono, Kartini). Jakarta : Raja Grapindo

Rosjidan. 1988. Pengantar Teori-teori Konseling. Jakarta: Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan, Dirjen DIKTI

Surya, M. 1988. Dasar-dasar Konseling Pendidikan (Teori&Konsep). Yogyakarta : Penerbit Kota


Kembang.

Yusuf, Syamsu&Juntika, Nurihsan. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung:


Rosdakaraya.

Walgito,Bimo. 2002. Pengantar Psikologi. Yogyakarta : Penerbit Andi

Anda mungkin juga menyukai