Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PEMBUATAN LARUTAN
A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu menggunakan peralatan gelas di Laboratorium
2. Mahasiswa mampu membuat larutan dari padatan dengan konsentrasi tertentu
3. Mahasiswa mampu membuat larutan dengan cara pengenceran
B. Prinsip
Di alam banyak sekali terjadi reaksi-reaksi kimia yang tidak kita sadari. Reaksi-reaksi
kimia yang terjadi di alam maupun yang dilakukan di laboratorium biasanya tidak dalam
bentuk senyawa murni akan tetapi dalam senyawa campuran. Bentuknya pun bermacam-
macam mulai dari bentuk larutan hingga padatan. Larutan dapat didefiniskan sebagai
campuran homogeny yang terdiri dari dua atau lebih zat. Larutan terdiri dari zat terlarut
dan zat pelarut Teknik untuk membuat suatu larutan sangat diperlukan dalam bidang
science karena ketika bekerja di dalam laboratorium akan selalu berhubungan dengan
pembuatan larutan. Larutan dalam ilmu kimia dinyatakan dalam bentuk konsetrasinya.
Satuan dari konsentrasi ini dapat bermacam-macam yaitu dalam bentuk molaritas, ppm,
ppb, normalitas, dan molalitas.
Larutan yang ideal akan terjadi jika gaya antar molekul sejenis dan tidak sejenis sama.
Jika gaya antar molekul yang tidak sejenis lebih besar dari gaya antar molekul yang sejenis
maka terbentuk larutan yang non ideal dan proses pelarutannya akan bersifat eksoterm.
Kemudian, apabila gaya antar molekul yang sejenis lebih besar dibandingkan gaya antar
molekul yang tidak sejenis maka proses pelarutannya akan bersifat endoterm.Hal ini
menunjukkan bahwa dalam pembuatan larutan sering melibatkan pelepasan atau
penyerapan kalor.Dalam membuat suatu larutan ada dua teknik yang bisa dilakukan, yaitu
dengan cara pengenceran atau dengan pelarutan. Jika larutan yang ingin kita buat berasal
dari padatan, maka teknik yang digunakan adalah dengan melarutkan padatan tersebut ke
dalam air. Begitu pula sebaliknya, jika larutan yang ingin kita buat berasal dari cairan maka
teknik yang digunakan adalah dengan pengenceran, dimana pengenceran dapat dilakukan
dengan cara jumlah zat terlarut sebelum dan sesudah pengenceran adalah sama dan
memenuhi persamaan:
M1 x V1 = M2 x V2
M1 = konsentrasi larutan sebelum diencerkan
V1 = volume konsentrasi larutan sebelum diencerkan
M2 = konsentrasi larutan setelah diencerkan
V2 = konsentrasi larutan setelah diencerkan.
F. Data Pengamatan
1. Pembuatan 100 mL larutan NaOH 0,2 M dari kristal NaOH murni (Mr = 40)
Sebelum melarutkan NaOH arloji kosong ditimbang dahulu di neraca analitik dan hasil
timbangan arloji kosong tersebut adalah sebesar 22,2694 gram dan setelah ditambahkan
dengan senyawa NaOH sebanyak 0,8 gram mendapatkan hasil timbangan sebesar ±
30,4329 gram
Senyawa NaOH 0,2 M sebanyak 0,8g kristal padat yang telah dicampurkan dengan
pelarut aquadest di dalam gelas ukur mendapatkan hasil warna putih keruh sebelum di
aduk dan mendapatkan hasil warna putih bening setelah diaduk. Bisa dilihat dari foto
dibawah ini. :
1. Gambar senyawa NaOH 2. Gambar NaOH + Aquadest 3. Gambar NaOH + Aquadest
sebelum di aduk sesudah di aduk
Ppm = 15m
Untuk membuat larutan KCl 10 PPM dari KCl 1 M yaitu dengan menggunakan
rumus pengenceran,
M1xV1 = M2xV2
15xV1 = 1x50 ml
V1 = 50.1/15
V1 = 3,3ml
Jadi volume yang perlu diambil dari KCl 10ppm adalah sebanyak 3,3 ml.
G. Pembahasan
1. Pengertian larutan jenuh dan larutan tak jenuh
Kelarutan dibagi menjadi 3 yaitu ; larutan jenuh, larutan tak jenuh dan larutan lewat
jenuh,larutan tak jenuh di tandai dengan terlarutnya semua zat dalam larutan.sedangkan
larutan jenuh ditandai dengan larutan mulai mengendap dan larutan lewat jenuh dapat
ditandai dengan adanya endapan yang terjadi. Dalam praktikum kali ini, warna juga bisa
menjadi tanda – tanda perbedaan antara larutan jenuh,larutan tak jenuh dan larutan jenuh
dan larutan lewat jenuh (Alicia. 2017)
Larutan jenuh adalah suatu larutan dimana zat terlarut berada dalam keadaan
setimbang dengan fase padat. Sedangkan larutan lewat jenuh adalah suatu larutan yang
mengandung zat terlarut dalam konsentrasi lebih banyak dari yang seharusnya pada
temperatur tertentu terdapat juga zat terlarut yang tidak larut, keadaan lewat jenuh mungkin
terjadi apabila inti kecil zat terlarut yang dibutuhkan untuk pembentukan kristal permulaan
lebih mudah larut daripada kristal besar, sehingga menyebabkan sulitnya inti terbentuk dan
tumbuh dengan akibat kegagalan kristalisasi (Martin.1993).
Larutan jenuh dari zat X adalah larutan yang didalamnya terdapat zat X terlarut
berada dalam kesetimbangan dengan zat X yang tidak larut. Untuk membuat larutan jenuh
NaCl dalam air pada 25oC kita harus menambahkan NaCl kedalam air dan mengaduknya
terus sampai tidak ada lagi NaCl yang melarut. Larutan jenuh NaCl pada 25oC
mengandung 36,5 gram NaCl per 100 gram air. Penambahan NaCl berikutnya kedalam
larutan jenuh NaCl tidak akan mengubah konsentrasi larutan.kecil bergantung pada
terbaginya zat terlarut (Edward. 2008).
Larutan tak jenuh adalah larutan yang masih memiliki kapasitas untuk melarutkan
lebih banyak zat terlarut. Larutan semacam itu, berada dalam kondisi di mana ia masih
belum mencapai batas saturasi.
Contoh larutan tak jenuh adalah NaCl dalam air. Saat Anda menambahkan satu
sendok teh garam ke dalam segelas air, garam itu mudah larut di dalamnya. Itu karena, itu
tidak jenuh. Anda akan menemukan banyak contoh seperti itu dalam percobaan
laboratorium kimia. Berbeda dengan ini, larutan jenuh adalah larutan yang tidak lagi dapat
larut lagi.(https//.www.sridwianti.com)
Larutan tak jenuh mengandung zat terlarut dengan konsentrasi lebih kecil daripada
larutan jenuh. Larutan NaCl pada suhu 25oC yang mengandung NaCl kurang dari 36,5
gram disebut larutan tak jenuh. Dalam larutan tak jenuh belum mencapai kesetimbangan
antara zat terlarut dan zat yang tidak larutnya. Jika zat terlarut ditambahkan kedalam larutan
maka larutan mendekati jenuh.
H. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dengan materi kelarutan dapat disimpulkan bahwa dalam
melarutkan suatu zat kimia dibutuhkan rumus pengenceran jika bahan atau zat tersebut
berbentuk padatan atau senyawa pekat seperti contoh pada prosedur di atas dengan sampel
NaOH, H2SO4, dan KCL yang masing-masing di larutkan dengan pelarut aquadest dan
mendapatkan hasil hitungan yang bebeda di setiap ML penggunaan nya dajuga Mg/g dalam
penggunaan zat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Martin, A. 1993. Farmasi Fisik; Dasar-Dasar Farmasi Fisik Dalam Ilmu Farmasetik. :
Yogyakarta
Siti Zulaikho. 2018. Laporan Praktikum Reaksi Eksoterm dan Endoterm. : Kudus