Askep Diabetes Melitus
Askep Diabetes Melitus
PENDAHULUAN
hiperglikemia yang disebabkan oleh gangguan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya (Putri dkk, 2013). Ada beberapa jenis diabetes melitus yaitu diabetes
mellitus tipe I, diabetes mellitus tipe II, diabetes melitus tipe gestasional, dan diabetes
mellitus tipe lainnya. Sebagian besar yaitu sekitar 90% tergolong diabetes melitus
tidak tergantung insulin atau diabetes melitus tipe 2 dan 10% diabetes mellitus
Data dari studi global menunjukan bahwa jumlah penderita Diabetes melitus
pada tahun 2011 telah mencapai 366 juta orang. Jumlah ini diperkirakan akan
meningkat menjadi 552 juta pada tahun 2030. Diabetes melitus telah menjadi
memperkirakan bahwa sebanyak 183 juta orang tidak menyadari bahwa mereka telah
rendah dan menengah. Pada tahun 2006, terdapat lebih dari 50 juta orang yang
Hal ini merupakan masalah yang cukup serius karena dapat mempengaruhi efektivitas
pengobatan (Lailatusifah, 2009). 2 Mengingat begitu tingginya angka kejadian serta
Terapi farmakologi yang dapat diberikan terdiri dari obat oral antidiabetik,
kombinasi obat oral dengan insulin atau pemberian insulin intensif. Terapi
(Putri dkk, 2013). Obat yang selama ini digunakan untuk terapi diabetes melitus yaitu
perubahan gaya hidup dan kehadiran pasien untuk perjanjian terkait pengobataan)
sesuai dengan saran dokter dan tenaga kesehatan (Osamor and Owumi,2011).
Metode survey cross sectional dalam penelitian ini dipilih karena mempelajari
interview atau wawancara dan menghitung sisa pil (pil count) yang dilakukan dengan
obat di apotek.
Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa apotek yang
terdapat di Kecamatan Sukun Kota Malang. Kecamatan Sukun berada di selatan kota
malang dengan 11 kelurahan dan berdasarkan sensus penduduk kota malang tahun
kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak ke dua dari lima Kecamatan yang
berada di kota Malang dengan jumlah penduduk Kota Malang sebanyak 836.373
KONSEP MEDIS
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
DM TIPE 1
2.3 Prognosis
Pasien dengan diabetes melitus tipe 1 dan tipe 2 beresiko komplikasi seperti
dengan cara menjaga kadar glukosa darah dalam kondisi normal melalui
mereka.
1) DM tipe 1:
glukosa
Urinasi meningkat (polyuria) karena tubuh berusaha membuang
glukosa
Berat badan turun karena glukosa tidak dapat masuk kedalam sel
2) DM tipe 2 :
glukosa
glukosa
Diabetes mellitus:
DM tipe 1: IDDM
Disebabkan oleh destruksi sel beta pulau langerhans akibat proses
autoimun
DM tipe 2: NIDDM
Diabetes kehamilan
2.6 Patofisiologi
Pada keadaan normal kurang lebih 50% glukosa yang dimakan mengalami
metabolisme sempurnah menjadi C02 dan air 10% menjadi glikogen dan 20%
sampai 40% diubah menjadi lemak. Pada diabetes mellitus semua proses tersebut
insulin. Akibat kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat diubah menjadi
glikogen sehingga kadar gula darah meningkat dan menjadi hiperglikemi. Ginjal
tidak dapat menahan hiperglikemi ini, karena ambang batas untuk gula darah
adalah 180mg%. sehingga apabila terjadi hiperglikemi maka ginjal tida bisa
sifat gula yang menyerap air maka semua kelebihan dikeluarkan bersama urine
hal ini merangsang pusat haus, sehingga pasien akan mengalami hausan terus
menerus sehingga pasien akan minum terus yang disebut dengan polidipsi.
dalam tubuh, maka klien akan merasa lapar sehingga menyebabkan banyak
makanan yang disebut poliphagia. Terlalu banyak lemak yang dibakar maka akan
meningkat atau asidosis. Zat ini akan meracuni tubuh bila terlalu banyak, hingga
tubuh berusaha mengeluarkan melalui urine dan pernapasan, akibatnya bau urine
dan napas penderita berbau aseton dan buah-buahan. Keadaan asidosis ini apabila
tidak segera diobati akan terjadi koma yang disebut koma diabetic
Pathway
Obesitas, Usia,
Reaksi Autoimun Genetik
DM Tipe 1 DM Tipe II
Mudah terserang
Pusat lapar dan haus aterosklorosis
penyakit
RESIKO makrovaskuler Osmotic diuresis
Polidipsi dan polifagi
INFEKSI
Jantung poliurea
Neoropati sensori
perifer KETIDAK SEIMBANGAN
NUTRISI KURANG DARI
KEBUTUHAN TUBUH Miokard infark
Dehidrasi
Klien tidak merasakan
sakit saat terluka
NYERI AKUT
KEKURANGAN
VOLUME CAIRAN
Mikrovaskuler
Neukrosis luka
Aliran darah
Gangguan
melambat
penglihatan
Iscemic jaringan
RESIKO CEDERA
KETIDAKEFEKTIFAN
PERFUSI JARINGAN
PERIFER
2.7 Komplikasi
kesemutan, mati rasa, rasa terbakar atau rasa sakit yang biasanya dimulai
diujug jari kaki dan secara bertahap menyebar ketubuh bagian atas. Gula
darah yang tidak terkontrol pada akhirnya dapat menyebabkan mati rasa
sembelit
darah yang kecil menyaring limbah dari darah. Diabetes dapat merusak sistem
5. Kerusakan kaki. Kerusakan saraf kaki atau aliran darah yang buruk ke kaki
meningkatkan risiko berbagai komplikasi kaki. Jika tidak diobati, luka dan
penderita diabetes
2.8 Penatalaksanaan
Obat ini biasanya hanya untuk diabetes tipe 2. Tergantug dari dasar penyebab
diabetes dan berat badan. Ada beberapa OHO yang dapat digunakan secara
terbagi dalam 2 kelompok: obat yang memperbaiki efek kerja insulin dan obat
2) Insulin
Insulin yang ada dipasaran saat ini adalah insulin manusia dengan tingkat
kemurnian yang relatif baik yakni hasil rekayasa genetik. Insuli tersebut
merupahkan suatu bahan dan sintensis dan bukan berasal dari hewan. Insulin
berkerja dari suatu reseptor insulin yang terutama terdapat disel hati, sel otot
dan sel lemak. insulin berkerja memasukan glukosa dari dalam darah ke sel.
BABIII
KONSEP KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
pernapasan
Sirkulasi Kekurangan Sistem peredaran
insulin di dalam darah di dalam
sisa proses
metabolisme tubuh
melalui paru-paru
dan juga
mempertahan
di dalam tubuh.
Nutrisidancairan Berkurangnya Darah
berlebihan, namun
tidak merespon
insulin dengan
baik sehingga
insulin tidak
mampu mengubah
gula menjadi
energi. Akibatnya
darah menjadi
naik
Eliminasi Dehihidrasi pada
pasien masalah
kental
dan bekerja.
Neurosensori Pasien merasakan Kemampuan untuk
pusing/pening, merasakan,
meyebabkan ereksi
mengidap penyakit
dm bisa menyebab
vaginitis(radang
vagina)
mengintegrasikan
dan mengelolah
pengalaman hidup.
Pertumbuhandanperkembangan Pada remeja dm
lebih berbahaya
dikarenakan dapat
memicu
komplikasi
penyakit jantung
dan ginjal
Perilaku Kebersihandiri Menghindari
adanya luka
terbuka pada
bagian kaki,
munculnya leting
pada permukaan
kaki dapat
dilakukan dengan
selalu
meggunakan alas
kaki
Penyuluhandanpembelajaran Kurang Kebutuhan untuk
mencapai pola
hidup sehat
Relasional Interaksisocial Terkadang selalu
menutup diri
dengan oranmg
lain
Lingkunga Keamanandanproteksi Pasien dm kulit Kemampuan untuk
gerak meningkatkan
pertumbuhan.
b. PemeriksaanLaboratorium
126mg/dL
2. Hemoglobin Tes ini berguna untuk mengukur
sungguh-sungguh.
2. Diagnosa keperawatan
ubnormal
Nyeri akut b.d agen pencedera fisik. d.d. tekanan pola nafas berubah, berfokus pada
Defisit nutrisi b.d. ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien. d.d. berat badan menurun
Perfusi perifer tidak efektif .b.d kurang aktivitas fisik, hiperglikemi, peningkatan
mellitus) keperawatan selama 2x24 Pastikan teknik perawatan Agar tidak terjadi kesalahan ketika
2. Ketidakadekuatan pertahanan jam masalah penyembuhan luka yang tepat melakukan perawatan luka
- Statis cairan tubuh 1. Nyeri (3) Ajarkan pasien untuk Agar memudahkan pasien melakukan
3. Ketidakadekuatan pertahanan 2. Kulit melepuh (3) meminum antibiotik seperti pengobatan secara mandiri
tubuh sekunder 3. Bau busuk luka (3) yang diresepkan Perlindungan infeksi
dengan indikator:
2. Memar (3)
Keterangan:
1. Berat
2. Cukup berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada
Gangguan itegritas kulit/jaringan Kriteria hasil: Monitor kulit untuk adanya Untuk memudahkan tindakan intervensi
b.d. perubahan sirkulasi, faktor Setelah dilakukan tindakan ruam dan lecet yang akan dilakukan
atau lapisan kulit, nyeri, jam masalah integritas Ajarkan anggota keluarga Agar keluarga dapat melakukan tindakan
perdarahan, kemerahan jaringan kulit dan membran atau pemberi asuhan mandiri
1. Memperkirakan kondisi
kulit (3)
2. Memperkirakan kondisi
(3)
Keterangan:
1. Tidak ada
2. Terbatas
3. Sedang
4. Besar
5. Sangat besar
Resiko ketidakseimbangan cairan Setelah dilakukan tindakan Observasi: Untuk mengetahui status hidrasi pada
dibuktikan dengan penurunan keperawatan selama 2x24 Monitor status hidrasi pasien
berat badan ubnormal jam masalah hidrasi dapat (misalnya membran mukosa Mandiri:
teratasi dengan indikator: lembab denyut nadi dan Agar pasien dapat berelaksasi
Keterangan:
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
Nyeri akut b.d agen pencedera Kriteria hasil: Manajemen nyeri Tingkat kepuasan pasiendapat kita
fisik. d.d. tekanan pola nafas Setelah dilakukan tindakan Observasi: jadikansebagai bahan evaluasi apakahtind
berubah, berfokus pada diri keperawatan selama 2x24 Monitor kepuasan pasien akan manajemen nyeriyang kita lakukan
sendiri, diaforesis jam masalah kontrol nyeri terhadap manajemen nyeri sudahmaksimal ataukah belum
dapat teratasi dengan dalam interval spesifik Mandiri:
4. Sering menunjukan penggunaan obat -obatan tindakan selanjutnya dan respon ketika
indikator:
1. Mengeluarkan
keringat(3)
2. Berkeringat berlebihan
(3)
(3)
Keterangan:
1. Berat
2. Cukup berat Manajemen gangguan makan
3. Sedang Observasi:
5. Defisit nutrisi (D.0019) 5. Tidak ada yang akan dimakan oleh pasien
ketidakmampuan mengabsorbsi Kriteria hasil: makan Untuk memotivasi pasien agar bisa
nutrien. d.d. berat badan menurun Setelah dilakukan tindakan Observasi: meningkatkan berat badannya
minimal 10% dibawah rentan keperawatan selama 2x24 Monitor asupan kalori Kolaborasi:
ideal, diare jam masalah status nutrisi makanan harian Agar perawat dapat mengetahui tindakan
Keterangan: Kolaborasi:
Keterangan:
rentang normal
rentang normal
rentang normal
Resiko cedera dibuktikan dengan Keparahan cidera fisik Untuk mencegah agar tidak terjadi
kegagalan mekanisme pertahanan Kriteria hasil: Pencegahan jatuh tambahan luka pada kaki pasien
tubuh Setelah dilakukan tindakan Observasi: Kolaborasi:-
jam masalah keparahan (terutama Agar pasien tidak mudah untuk jatuh
4. Ringan HE:
(3) Mandiri:
Perfusi perifer tidak efektif .b.d Perfusi jaringan: perifer Untuk merelaksasikan nyeri pada luka
tekanan darah .d.d. turgor kulit keperawatan selama 2x24 Observasi: Agar penyembuhan pasien bisa lebih
menurun, edema jam masalah perfusi Monitor edema pada kaki cepat sembuh
1. Nyeri diujung kaki dan Berikan rendaman kaki jika melakukannya secara mandiri
3. Kerusakan kulit (3) Rujuk pada ahli penyakit Untuk melihat kemerahan pada luka
diabetes Observasi:
(3) HE:-
2. Tindakan yang diambil
insulin (3)
Keterangan:
2. Pengetahuan terbatas
3. Pengetahuan sedang
4. Pengetahuan banyak
5. Pengetahuan sangat
banyak
BAB IV
PENUTUP
A). Kesimpulan
Ditinjau dari genetik, penyebab dan perjalanan penyakit, DM pada anak dan
remaja berbeda dengan DM pada orang dewasa. Diabetes mellitus pada anak dan
pengobatan.
Diabetes mellitus tipe 2 disamping kadar glukosa tinggi, juga kadar insulin
tinggi atau normal yang disebut resistensi insulin Gejala klinik diabetes mellitus
berupa poliuria, polidipsia, lemas, berat badan menurun, kesemutan, gatal, mata
2) Saran
- Mengetahui tanda bahaya dari adanya komplikasi diabetes secara dini sangat perlu
- Mengikuti semua nasehat dokter, baik dalam melakukan olah raga, mengatur diit
Amin Huda Nurarif. Hardi Kusuma. 2013 Buku Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Mary DiGiulio, RN, MSN, APRN, BC. Donna Jackson, RN, MSN, APPRN, BC. Jim
Ni Ketut Kardiyudiani, M. Kep., Ns., Sp.Kep.MB. Brigitta Ayu Dwi Susanti, S.Kep.,
Yogyakarta