Anda di halaman 1dari 2

Miskomunikasi bisa saja terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Anda juga
barangkali mengalami hal tersebut. Diskusikan pengalaman salah komunikasi, dan
bagaimana dampaknya, serta kaitkan dengan studi psikologi sosial.

Pada suatu waktu di kantor dan masih dalam jam efektif bekerja, saat itu saya
sedang mengerjakan pekerjaan yang ditugaskan pimpinan berupa membuat
Analisis Beban Kerja (ABK). Dimana untuk membuat ABK kita harus mengetahui
uraian tugas setiap jabatan dengan tahapannya, juga harus mampu memprediksi
waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan tertentu dengan waktu
yang rasional. Saat itu hasil dari perhitungan ABK tersebut ditunggu oleh
pimpinan segera dan saya diberi waktu untuk meyelesaikannya dalam waktu 1
jam.
Ditengah saya sedang konsentrasi mengerjakan hitungan ABK tersebut, dan waktu
yang diberikan sudah menipis, saya berusaha untuk lebih focus supaya dapat
meyelesaikan tepat waktu. Namun di saat yang bersamaan, datang rekan kerja
senior yang masuk ke ruangan dan menanyakan keberadaan atasan saya, tetapi
pada saat benar-benar focus tersebut saya jawab “tidak tahu” tanpa saya
memandang wajahnya karena sedang focus berhitung dan menatap layar
computer. Lalu kemudian orang tersbut berjalan keluar dari ruangan kerja saya.
Tanpa disangka selang beberapa menit kemudian, orang itu masuk dan
menghampiri meja saya sambal berkata dengan nada yang agak sinis “Kamu
nggak suka sama saya? Kenapa?”. Dan saya pun terheran kenapa dia berkata
seperti itu. Lalu kemudian saya tanya balik “Memangnya kenapa?”. Lalu dia jawab
bahwa Ketika dia bertanya, saya sama sekali tidak menoleh, apalagi lihat
wajahnya. Padahal waktu itu saya sedang focus dan buru-buru untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut karena waktu sudah mau habis, dan saya
memang tidak tahu sama sekali saat itu atasan saya kapan dan kemana perginya
karena tidak ada di ruangan.
Pengalaman tersebut diatas adalah salah satu pengalaman Miskomunikasi yang
saya alami. Jika dikaitkan dengan studi psikologi social, percakapan jarang sekali
terjadi tanpa diiringi oleh Bahasa tubuh. Bahkan pada saat percakapan melalui
telepon, orang seringkali melakukan Gerakan tangan meskipun tentu saja tidak
dapat dilihat oleh lawan bicara. Bahasa tubuh disebut dengan Bahasa Non-Verbal.
Pentingnya Bahasa Non Verbal dalam komunikasi sekarang sudah sangat
dipahami oleh bidang psikologi social. Penelitian menunjukkan bahwa manusia
dapat melakukan 20.000 macam ekspresi muka (Birdwhistell, 1970) dan sekitar
1000 macam parabahasa (Hewes, 1975). Secara keseluruhan ada 700.000 macam
sikap tubuh (ekspresi wajah, Gerakan, dll) sebagai Bahasa Non Verbal.

Mata adalah jendela hati seseorang. Tatapan adalah metode komunikasi Non
Verbal yang paling penting dan informatif. Kita selalu mencoba mencari makna
dari tatapan lawan bicara kita. Sebaliknya, komunikasi tanpa kontak mata juga
sangat tidak nyaman. Tatapan individu terhadap individu lain dapat mengatur
interaksi. Individu yang enggan untuk melibatkan dirinya dalam percakapan akan
mencoba untuk menghindar dari tatapan mata.

Anda mungkin juga menyukai