Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
IPA DI SD PDGK4107
MODUL 7 LENSA CEMBUNG DAN CERMIN CEKUNG
DI SUSUN OLEH:
2021
LENSA CEMBUNG DAN LENSA CEKUNG
1. Tujuan Percobaan
A. Landasan Teori
Alat optik yang paling sederhana adalah lensa tipis. Lensa tipis
merupakan garis lurus yang melewati pusat lensa dan tegak lurus terhadap
cembung tipis maka meeka akan difokuskan pada suatu titik fokus, F. Berkas-
berkas cahaya dari suatu titik pada benda yang jauh pada dasarnya paralel
sehingga dapat dikatakan bahwa: titik fokus merupakan titik bayangan untuk
benda pada arak tak hingga pada sumbu utama. Berarti titik fokus lensa dapat
debentuk menjadi bayangan yang tajam. Jarak titik pusat disebut jarak fokus,
F ( Widodo, 2008).
Lensa cembung merupakan lensa yang memiliki ciri lebih tebal
Lensa bikonveks termasuk kedalam lensa cembung atau lensa konveks dimana
sebaai lensa konvergen atau lensa positif. Jika sinar-sinar sejajar dilewatkan
pada lensa cembung sinar-sinar biasnya akan berkumpul pada satu titik. Sifat
lensa cembung adalah titik pertemua sinar-sinar biasnya akan berkumpul pada
satu titik. Sifat lensa cembung adalah titik pertemuan sinar-sinar bias disebut
cekung lebih tipis daripada bagian tepinya sedangkan lensa bikonkaf adalah
lensa cekung yang kedua permukaannya berupa bidang cekung. Jika sinar-
sinar sejajar dikenakan pada lensa cekung, sinar-sinar biasnya akan menyebar
seolah-olah berasal dari satu titik yang disebut titik focus. Titik fokus lensa
cekung berada pada sisi yang sama pada sinar datang sehingga titik fokus
sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa bikonveks (lensa positif). Untuk lensa
nomor ruang untuk benda dan nomor ruang untuk bayangan dibedakan.
Nomor ruang untuk benda menggunakan angka Romawi (I, II, III, dan IV),
ruang pada lensa dalam menentukan sifat bayangan dari ketentuan Dalil
Esbach yaitu :
Jumlah nomor ruang benda dan nomor ruang bayangan sama dengan
lima.
Untuk setiap benda nyata dan tegak:
terbalik.
tegak.
Bila nomor ruang bayangan lebih besar dari nomor ruang benda, maka
(Surgaria, 2011)
penangkap ataupun perekam yang bekerja pada prinsip perekaman objek pada
sebuah lensa cembung, celah diafrgama dan film (pelat). Lensa cembung
berfungsi untuk membentuk intensitas cahaya yang masuk dan film berfungsi
B. METODE PRAKTIKUM
Tabel 5.1 Alat dan Bahan percobaan Lensa Cekung dan Lensa Cembung
No. Alat dan Bahan Kegunaan
1 Catu daya Sebagai sumber tegangan
2 Rel presisi Untuk mengatur jarak benda dan jarak
bayangan serta mengukur jarak benda dan
bayangan
3 Lampu bertangkai Sebagai sumber cahaya
4 Pemegang slide Untuk meletakan slide diafragma
diafragma
5 Diafragma anak panah Sebagai objek pengamatan
6 Tumpukan Sebagai landasan slide diafragma, lampu
berpenjempit bertangkai dan lensa bertangkai.
7 Kabel penghubung Sebagai penghubung lampu dan catu daya
merah dan hitam
8 Alat tulis sebagai alat untuk menggambarkan jalannya
sinar pada lensa
9 Kobalt Laser Sebagai sumber cahaya
10 Balok kaca lensa Sebagai alat untuk menyebarkan cahaya
Cekung
11 Balok kaca lensa Sebagai alat untuk mengumpulkan cahaya
cembung
12 Lensa cekung sebagai objek pengamatan dan menyebarkan
bertangkai (f = - 100 ) cahaya
13 Lensa cembung sebagai objek pengamatan dan
bertangkai (f = 100 ) mengumpulkan cahaya
14 Layar untuk menampilkan bayangan dari lensa
2. Prosedur Kerja
6) Mengukur jarak bayangan dan layar hingga ke lensa (nilai jarak bayangan
bernilai negatif)
8) Mengulangi langkah (2) sampai (7) untuk jarak benda 0,3 m, 0,4 m dan
0,5 m.
6) Mengukur jarak bayangan dan layar hingga ke lensa (nilai jarak bayangan
bernilai negatif).
8) Mengulangi langkah (2) sampai (7) untuk jarak benda 0,3 m, 0,4 m dan
0,5 m.
gabungan.
horizontal.
3) Mengarahkan sinar dari kobalt laser yang telah dinyalakan tepat pada
yang dihasilkan.
5) Mengulangi langkah (1) hingga (4) untuk lensa cekung dan lensa
gabungan.
1. Hasil Pengamatan
a. Data pengamatan
b) Lensa Cekung
Gambar
5.7 Jalannya Sinar pada Lensa Cekung
c) Lensa Gabungan
b. Analisis Data
1. Lensa Cekung
a) Menentukan Jarak Fokus Tanpa Ralat
Untuk S = 0,2 m dan S' = -0,07 m
1 1 1
= +
f S S'
1 1 1
= +
f 0,2 -0,07
1
=−9 ,28571
f
f =−0 , 10769 m
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat
pada dilihat pada Tabel 5.4
Tabel 5.4 Analisis Data Penentuan Jarak Fokus Tanpa Ralat pada
Lensa pada Lensa Cekung
No. S S' f
1 0.3 -0.055 -0.067346939
2 0.4 -0.05 -0.057142857
3 0.5 -0.048 -0.053097345
S' S
Δf = |
( S ( S+ S )'
|ΔS ' +|
S ( S+ S' )
' )
|ΔS × f
0,2 −0 , 07
Δf = |
( 0,2 ( 0,2+(−0 ,07 ) )
|0 , 0005' +|
−0 , 07 ( 0,2+(−0 , 07 )' ) )
|0 ,0005 ×−0 , 10769
Δf = −0 , 0008284
Δf
KSR= ×100 %
f
−0 , 0008284
= ×100 %
−0 , 10769
=0 , 7692 %
f seb =f ± Δf
= f − Δf
=− 0 ,10769−(−0 , 0008284 )
=−0 ,10686 m
= f + Δf
=−0,10852 m
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada
Tabel 5.5 Analisis Data Penentuan Jarak Fokus dengan Ralat pada Lensa
Cekung
No S(m
S'(m) f(m) Δf KSR(%) f seb (f± Δf) m
. )
0.40816
1 0.3 -0.055 -0.06735 -0.00027 -0.06707 s/d -0.06762
3
0.28571
2 0.4 -0.05 -0.05714 -0.00016 -0.05698 s/d -0.05731
4
0.22123
3 0.5 -0.048 -0.0531 -0.00012 -0.05298 s/d -0.05321
9
S'
M=| |
S
−0 ,07'
M=| |
0,2
M=0 , 35 kali
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada
ΔS ΔS '
ΔM = | ( S
|+| | M
S' )
0 , 0005 0 , 0005
ΔM = | ( 0,2
|+|
−0 , 07 )
| ×0 , 35
=0,003375, kali
ΔM
KSR= ×100 %
M
0 , 003375
= ×100 %
0 , 35
KSR=0 , 9642 %
M seb = M ± ΔM
= M − ΔM
=0 , 35−0 , 003375
=0 , 3466 kali
= M + ΔM
=0 , 35+0 , 003375
=0,3533 kali
M seb = 0,3466 kali s/d 0,3533 kali
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada
Tabel 5.7 Analisis Data Penentuan Jarak Fokus dengan Ralat pada Lensa
Cekung
No KSR(%
S(m) S'(m) M (kali) ΔM(kali) Mseb (M±ΔM) kali
. )
1 0.3 -0.055 0.18333 0.00197 1.07576 0.1814 s/d 0.1853
2 0.4 -0.05 0.125 0.00141 1.125 0.1236 s/d 0.12641
3 0.5 -0.048 0.096 0.0011 1.14167 0.0949 s/d 0.0971
1
P=
f
1
=
−0 , 10769
P=−9 ,286 , dioptri ,
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada
Tabel 5.8 Analisis Data Penentuan Kekuatan Lensa Tanpa Ralat pada
Lensa Cekung
No. S (m) S' (m) P (dioptri)
1 0.3 -0.055 -14.85
2 0.4 -0.05 -17.5
3 0.5 -0.048 -18.83
Pseb = P± ΔP
= P − ΔP
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada
Tabel 5.9 Analisis Data Penentuan Kekuatan Lensa dengan Ralat pada
Lensa Cekung
No ΔP(dioptri
S (m) P (dioptri) KSR(%) Pseb (P± ΔP) dioptri
. )
1 0.3 -14.8484 -0.0606 0.4082 -14.788 s/d -14.909
2 0.4 -17.5 -0.05 0.2857 -17.45 s/d -17.55
3 0.5 -18.833 -0.04167 0.2212 -18.792 s/d -18.875
2. Lensa Cembung
a) Menentukan Jarak Fokus Tanpa Ralat
1 1 1
= +
f S S'
1 1 1
= +
f 0,2 0,87
1
=−6 ,1694
f
f =0 , 1626 m
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada
Tabel 5.10 Analisis Data Penentuan Jarak Fokus Tanpa Ralat pada
Lensa pada Lensa Cembung
No. S(m) S'(m) f(m)
1 0.3 0,85 0,2217
2 0.4 0,382 0,1954
3 0.5 0,318 0,1944
= (0,00046729+0,00046729)×0 ,1626
Δf = 0 , 0001519 m
Δf
KSR= ×100 %
f
0 , 0001519
= ×100 %
0 , 1626
KSR=0 , 093457 %
f seb =f ± Δf
= f − Δf
=0 , 1626−0 , 0001519
=0 , 162646 m
= f + Δf
=0 , 1626+0 ,0001519
=0,16276
f seb =0 , 162646 m s/d 0,16276,m
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada
Tabel 5.11 Analisis Data Penentuan Jarak Fokus dengan Ralat pada Lensa
Cekung
No. S(m) S'(m) f(m) Δf KSR(%) fseb (f± Δf) m
1 0.3 0,85 0,2217 0,0001928 0,0869 0,2215 s/d 0,2219
2 0.4 0,382 0,1954 0,000249 0,1279 0,1951 s/d 0,1956
3 0.5 0,318 0,1944 0,000238 0,1222 0,1941 s/d 0,1946
c) Menentukan Perbesaran Bayangan Tanpa Ralat
S'
M=| |
S
0,87
M=| |
0,2
M=4 , 35 kali
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada
0 , 0005 0 , 0005
ΔM =(|
0 , 87 )
|+| | ×4 ,35
0,2
={0 , 0025+0 , 0005747}×4 , 35
=0,013375, kali
ΔM
KSR= ×100 %
M
0 , 013375
= ×100 %
4 , 35
KSR=0 , 30747 %
M seb = M ± ΔM
= M − ΔM
=4 , 35−0 ,013375
=4 , 3366 kali
= M + ΔM
=4 , 35+0 , 013375
=4 , 3634 kali
M seb = 0,3466 kali s/d 0,3533 kali
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada
Tabel 5.13 Analisis Data Penentuan Jarak Fokus dengan Ralat pada Lensa
Cembung
No M(kali ΔM(kali KSR(%
S(m) S'(m) Mseb(M± ΔM)kali
. ) ) )
1 0.3 0,85 2,833 0,00639 0,2254 2,8269 s/d 2,8397
2 0.4 0,382 0,955 0,00244 0,25589 0,9525 s/d 0,9574
3 0.5 0,318 0,636 0,001636 0,257 0,6343 s/d 0,6376
1
P=
f
1
=
0 , 22173
P=6, 1494 dioptri
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada
Tabel 5.14 Analisis Data Penentuan Kekuatan Lensa Tanpa Ralat pada
Lensa Cembung
No. S (m) S' (m) P (dioptri)
1 0.3 0,85 4,5098
2 0.4 0,382 5,11780
3 0.5 0,318 5,1446
Pseb = P± ΔP
= P − ΔP
=6 , 1494−0 , 005747
=6 , 1436 dioptri
= P + ΔP
=6 , 1494+ 0 , 005747
=6,1551 dioptri
Pseb = 6 , 1436 dioptri s/d 6,1551 dioptri
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada
Tabel 5.15 Analisis Data Penentuan Kekuatan Lensa dengan Ralat pada
Lensa Cembung
No. S (m) P (dioptri) ΔP (dioptri) KSR (%) Pseb (P± ΔP) dioptri
1 0.3 4,5098 4,5098 0,0889 4,5059 s/d 4,514
2 0.4 5,11780 5,11780 0,12787 5,1112 s/d 5,1243
3 0.5 5,1446 5,1446 0,1222 5,1383 s/d 5,1509
2. Pembahasan
yang melengkung. Ada dua jenis lensa yang biasa kita kenal yaitu lensa yang
biasa kita kenal yaitu lensa cembung dan lensa cekung. Lensa cembung
adalah lensa yang memiliki ciri fisik bagian tengahnya melengkung ke dalam
lensa cembung yaitu ketika sinar laser ditembakan dan mengenai permukaan
lensa maka sinarnya akan dibiaskan mendekati garis normal. Pada lensa
gabungan, yaitu perpaduan antara lensa cembung dan lensa cekung . ketika
sinar melewati lensa cembung maka sinar akan dikumpulkan pada satu titik
dan ketika sinar melewati lensa cekung maka maka sinar akan disebarkan
lensa cekung pada jarak benda ke lensa 0,2 m, dengan jarak bayangan ke
lensa adalah -0,07 m diperoleh jarak fokus pada lensanya adalah -0,10769 m..
Untuk jarak fokus lensa cekung dengan ralat diperoleh nilainya adalah
tingkat ketelitian alat yang digunakan tinggi. Adapun nilai jarak fokus lensa
cekung ini berada diantara nilai f yang sebenarnya yaitu dari -0,10686 m s/d
-0,10769 m. untuk data yang selanjutnya pada jarak benda ke lensa 0,3 m,
0,4 m dan 0,5 m dengan jarak bayangan ke lensa secara berturut-turut adalah
-0,055 m, -0,05 m dan -0,048 m diperoleh jarak fokusnya secara berturut-
turut adalah -0,0673 m, -0,0571 m dan -0,0531 m. dengan jarak fokus yang
-0.05731 dan -0.05298 s/d -0.05321 didapatkan nilai KSRnya adalah 0,4082
benar nilai dari jarak fokusnya berada diantara nilai jarak fokus yang
tinggi. Dari analisis data yang diperoleh dapat disimpulakan bahwa semain
jauh jarak benda dari lensa maka pembentukan bayangannya akan semakin
adalah 0,35 kali, dengan perbesaran yang sebenarnya adalah 0,3466 kali
sampai dengan 0,3533 kali. Hal ini menunjukan bahwa nilai perbesaran
dengan KSR 0,96 % yang menunjukan ketelitian dari alat yang digunakan
tinggi. Keadaan ini berlaku pula untuk data yang selanjutnya pada jarak
benda ke lensa 0,3 m, 0,4 m dan 0,5 m dengan jarak bayangan ke lensa
kali dan 0.096 kali. Dengan nilai perbesaran bayangan secara berturut-turut
adalah 0.1814 kali s/d 0.1853 kali, 0.1236 kali s/d 0.12641 kali dan 0.0949
kali s/d 0.0971 kali dengan KSRnya adalah 1.07576 %, 1.125 % dan
bayangannya yang sebenarnya, dan KSR yang rendah ini menunjukan nilai
ketelitiannya tinggi. Dari hasil analisis data yang diperoleh dapat disimpulkan
semakin kecil.
cekung, dengan jarak benda ke lensa adalah 0,2 m dengan jarak fokus
nilai kekuatan lensa yang sebenarnya berada pada rentang – 9,2142 dioptri
sampai dengan -9,371 dioptri. Karena nilai kekuatan lensanya berada diantara
nilai yang sebenarnya maka nilai kekuatan lensa ini tepat dengan KSR yang
alat yang tinggi. Untuk data yang selanjutnya Keadaan ini berlaku pula untuk
data yang selanjutnya pada jarak benda ke lensa 0,3 m, 0,4 m dan 0,5 m
-17.5 dioptri dan -18.83 dioptri. Dengan nilai kekuatan lensa yang sebenarnya
adalah -14.788 dioptri sampai dengan -14.909 dioptri, -17.45 dioptri sampai
dengan -17.55 dioptri dan -18.792 dioptri sampai dengan -18.875 dioptri
dan 0.2212 %. Karena nilai kekuatan lensanya berada diantara nilai yang
sebenarnya maka nilai kekuatan lensa ini tepat dan rendahnya nilai KSR ini
menunjukan ketelitian alat yang tinggi. Kekuatan lensa ini dipengaruhi oleh
jarak fokus bayangannya dimana semakin kecil nilai dari jarak fokus
sinyal.
0,2 m dari lensa maka bayangannya terbentuk pada jarak -0,07 m dari lensa
dan bayangan yang terbentuk adalah maya, tegak dan diperkecil. Dan pada
jarak benda 0,3 m, 0,4 m dan 0,5 m sifat bayangan yang terbentuk selalu
Perolehan nilai jarak fokus dari lensa cembung pada jarak 0,2 m dari
benda ke lensa dan jarak 0,87 m dan jarak bayangan ke lensa adalah
0,1626 m dan nilai KSRnya adalah 0,093 % dan nilai jarak fokus yang
ini menunjukan bahwa nilai ketelitian alat yang digunakan tinggi. Keadaan
ini juga berlaku untuk data yang selanjutnya pada jarak benda ke lensa 0,3 m,
0,4 m dan 0,5 m dengan jarak bayangan ke lensa secara berturut-turut adalah
s/d 0,1956 m dan 0,1941 m s/d 0,1946 m didapatkan nilai KSRnya adalah
benda 0,2 m dari lensa dan jarak bayangan 0,87 m dari lensa maka perbesaran
kelensa dan jarak benda ke lensa adalah 4,35 kali. Hal ini menunjukan bahwa
diruang dua. Pada kasus dimana benda berjarak 0,3 m dari lensa bayangan
masih tetap diperbesar karena berada diruang dua sedangkan untuk jarak
benda ke lensa 0,4 m dan 0,5 m bayangannya diperkecil karena benda telah
berada diruang tiga. Pada jarak benda 0,2 m dari lensa diperoleh nilai
perbesaran yang sebenarnya adalah 4,3366 kali sampai dengan 4,3633 kali.
adalah 0,307 %, rendahnya nilai KSR ini menunjukan ketelitian alat ukur
yang tinggi.
kemampuan lensa untuk mengumpulkan berkas sinar. Pada jarak fokus lensa
6,1551 dioptri. Karena nilai kekuatan lensanya telah berada pada rentan nilai
yang sebenarnya maka dapat dikatakan bahwa nilai kekuatan lensanya telah
benar. Dengan KSR yang diperoleh adalah 0,09 %, nilai KSR yang rendah ini
menunjukan nilai ketelitian alat yang tinggi. Keadaan ini berlaku pula untuk
data yang selanjutnya pada jarak benda ke lensa 0,3 m, 0,4 m dan 0,5 m
adalah 0.183333 kali, 0.125 kali dan 0.096 kali. Dengan nilai perbesaran
bayangan secara berturut-turut adalah 0.1814 kali s/d 0.1853 kali, 0.1236
kali s/d 0.12641 kali dan 0.0949 kali s/d 0.0971 kali dengan KSRnya adalah
rendah ini menunjukan nilai ketelitiannya tinggi. Dari hasil analisis data yang
diperoleh dapat disimpulkan bahwa semakin jauh jarak benda ke lensa maka
satu maka bayangannya selalu bersifat tegak, diperbesar dan maya, jika
benda berada diruang dua maka bayangan terbentuk adalah nyata, terbalik
0,2 m dan 0,3 m maka benda tersebut berada di ruang dua sehingga bayangan
yang terbentuk adalah nyata, terbalik dan diperbesar. Sedangkan ketika jarak
benda ke lensa adalah 0,4 m dan 0,5 m maka benda tersebut berada di ruang
tiga sehingga bayangan yang terbentuk adalah nyata, terbalik dan diperkecil.
PERCOBAAN ARUS DAN TEGANGAN LISTRIK
A. TUJUAN
1. Menjelaskan aliran arus dalam suatu rangkaian listrik.
2. Menjelaskan pengaruh tegangan terhadap suatu rangkaian.
B. LANDASAN TEORI
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari
pergerakan elektron-elektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit
listrik tiap satuan waktu.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Arus_listrik)
Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah
perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dan
dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukur energi potensial dari
sebuah medan listrik yang mengakibatkan adanya aliran listrik dalam
sebuah konduktor listrik.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Tegangan_listrik)
D. CARA KERJA
Percobaan 1 : Arus Listrik
1. Susunlah 3 buah baterai secara seri! Buatlah gambar rangkaiannya!
2. Hubungkanlah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ).
3. Salah satu ujung kabel merah dan hitam yang telah terpasang bola
lampu (dipilih salah satu dari bola lampu 2,5 volt – 5,6 volt). Jika
lampu menyala menandakan adanya aliran arus dari kutub (+) menuju
kutub ( - ). Tetapi jika belum menyala periksalah penyebabnya.
4. Besarnya arus listrik yang mengalir dalam rangkaian dapat
menggunakan ampermeter yang dipasang secara seri, catat besarnya.
Tetapi jika tidak tersedia AVO meter, nyala lampu sudah cukup
membuktikan adanya arus yang mengalir.
5. Susunlah rangkaian seperti gambar berikut!
x
bahan
A
RANGKAIAN 1.A
x
RANGKAIAN 1.B
x
RANGKAIAN 1.C
Setelah saklar S ditutup, apakah lampu (tidak menyala, menyala
redup, menyala terang, menyala sangat terang). Mengapa demikian?
d. Lakukanlah hal yang sama pada langkah a, b, c, dengan
menggunakan 3 buah baterai yang dirangkai secara seri. Amatilah
dan berikan penjelasan!
2. Mengapa pada percobaan langkah b, c, d nyala lampu berbeda?
Lampu Konduktor
No. Bahan Menyala Tidak Ya Tidak
1. Lempengan besi √ √
2. Lempengan tembaga √ √
3. Lempengan seng √
4. Kayu √ √
5. Karet penghapus √ √
6. Mata pensil (Grafit) √ √
7. Kertas √ √
8. Tas plastik √ √
9. Air kran √ √
10. Air garam √ √
F. PEMBAHASAN
Pembahasan Percobaan 1 : Arus Listrik
Kawat besi
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai
dengan lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan lempengan besi
sebagai saklar dan lampu tetap menyala.
Lempeng tembaga
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai
dengan lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan lempengan
tembaga sebagai saklar dan lampu tetap menyala.
Lempeng seng
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai
dengan lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan lempeng seng
sebagai saklar dan lampu tetap menyala.
Kayu
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai
dengan lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan kayu sebagai
saklar dan lampu tidak menyala.
Karet penghapus
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai
dengan lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan karet penghapus
sebagai saklar dan lampu tidak menyala.
Mata pensil (Grafit)
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - )
dirangkai dengan lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan
mata pensil (Grafit) sebagai saklar dan lampu tidak menyala.
Kertas
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - )
dirangkai dengan lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan
kertas sebagai saklar dan lampu tidak menyala.
Tas plastik
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai
dengan lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan plastik
sebagai saklar dan lampu tidak menyala.
Air kran
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai
dengan lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan kemudian
dihubungkan ke air kran dan lampu tidak menyala.
Air garam
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai
dengan lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan kemudian
dihubungkan ke air garam dan lampu tetap menyala.
H. KESIMPULAN
Kesimpulan Percobaan 1 Arus Listrik
Berdasarkan percobaan 1 arus listrik, dapat disimpulkan bahwa
tidak semua bahan dapat dialiri arus listrik (menjadi konduktor), dari
bahan bahan yang telah disediakan maka bahan yang dapat dijadikan
sebagai konduktor adalah : lempeng besi, tembaga, seng, dan air garam
dan bahan yang tidak dapat dialiri listrik (isolator) adalah : kayu, karet
penghapus, mata pensil (grafit), kertas, tas plastik, dan air kran.
Saklar (s) ditutup, lampu tidak menyala. Karena rangkaian tersebut tidak ada
tegangan listrik
Setelah saklar ditutup ternyata lampu menyala lebih terang karena muatan
listrik yang mengalir lebih besar lagi. Hal ini disebabkan jumlah baterainya
juga lebih banyak.