Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTIKUM

IPA DI SD PDGK4107
MODUL 7 LENSA CEMBUNG DAN CERMIN CEKUNG

DI SUSUN OLEH:

NAMA :HESTI NURAINI


NIM : 856757573
SEMESTER : 1 (satu)

PROGRAM STUDI SI-PGSD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UPBJJ UNIVERITAS TERBUKA

2021
LENSA CEMBUNG DAN LENSA CEKUNG

1. Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan dari lensa cembung dan lensa cekung adalah:

a. Untuk menyelidiki sifat pembiasan cahaya pada lensa cekung, lensa

cembung dan lensa gabungan

b. Untuk mengamati dan menggambarkan dengan tepat sifat-sifat bayangan.

c. Untuk memperoleh hubungan antara jarak beenda, jarak bayangan dan

jarak fokus lensa cembung dan lensa cekung

A. Landasan Teori

Alat optik yang paling sederhana adalah lensa tipis. Lensa tipis

biasanya berbentuk lingkaran dan kedua permukaannya melengkung. Kedua

permukaannya dapat berbentuk cembung, cekung atau datar. Sumbu lensa

merupakan garis lurus yang melewati pusat lensa dan tegak lurus terhadap

permukaannya. Jika berkas-berkas paralel sejajar sumbuh jatuh pada lensa

cembung tipis maka meeka akan difokuskan pada suatu titik fokus, F. Berkas-

berkas cahaya dari suatu titik pada benda yang jauh pada dasarnya paralel

sehingga dapat dikatakan bahwa: titik fokus merupakan titik bayangan untuk

benda pada arak tak hingga pada sumbu utama. Berarti titik fokus lensa dapat

diemukan dengan menetukan titik ketika berkas-berkas cahaya matahari

debentuk menjadi bayangan yang tajam. Jarak titik pusat disebut jarak fokus,

F ( Widodo, 2008).
Lensa cembung merupakan lensa yang memiliki ciri lebih tebal

ditengah-tengahnya dari pada pinggirannya, sedangkan lensa bikonveks

adalah lensa cembung yang kedua permukaannya berupa bidang cembung.

Lensa bikonveks termasuk kedalam lensa cembung atau lensa konveks dimana

merupakan lensa yang bersifat menggumpulkan cahaya sehingga disebut

sebaai lensa konvergen atau lensa positif. Jika sinar-sinar sejajar dilewatkan

pada lensa cembung sinar-sinar biasnya akan berkumpul pada satu titik. Sifat

lensa cembung adalah titik pertemua sinar-sinar biasnya akan berkumpul pada

satu titik. Sifat lensa cembung adalah titik pertemuan sinar-sinar bias disebut

foks api (titik api).

Gambar 5.1 Lensa Cembung Mengumpulkan Cahaya

Lensa cekung adalah lenasa yang bagiannya tengahnya berbentuk

cekung lebih tipis daripada bagian tepinya sedangkan lensa bikonkaf adalah

lensa cekung yang kedua permukaannya berupa bidang cekung. Jika sinar-

sinar sejajar dikenakan pada lensa cekung, sinar-sinar biasnya akan menyebar

seolah-olah berasal dari satu titik yang disebut titik focus. Titik fokus lensa

cekung berada pada sisi yang sama pada sinar datang sehingga titik fokus

lensa cekung bersifat maya atau semu dan bernilai negatif.


Gambar 5.2 Lensa Cekung Menyebarkan Cahaya

Dalil Esbach merupakan metode untuk menentukan posisi dan sifat-

sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa bikonveks (lensa positif). Untuk lensa

nomor ruang untuk benda dan nomor ruang untuk bayangan dibedakan.

Nomor ruang untuk benda menggunakan angka Romawi (I, II, III, dan IV),

sedangkan untuk ruang bayangan menggunakan angka Arab (1, 2, 3 dan 4)

seperti pada gambar berikut ini:

Gambar 5.3 Penomoran Ruang Menurut Dalil Esbach

Berdasarkan gambar 5.3 di atas, berikut ini adalah aturan-aturan penomoran

ruang pada lensa dalam menentukan sifat bayangan dari ketentuan Dalil

Esbach yaitu :

 Jumlah nomor ruang benda dan nomor ruang bayangan sama dengan

lima.
 Untuk setiap benda nyata dan tegak:

 Semua bayangan yang terletak di belakang lensa bersifat nyata dan

terbalik.

 Semua bayangan yang terletak di depan lensa bersifat maya dan

tegak.

 Bila nomor ruang bayangan lebih besar dari nomor ruang benda, maka

ukuran bayangan lebih besar dari bendanya dan sebaliknya.

(Surgaria, 2011)

Contoh penggunaan lensa adalah pada kamera, kamera merupaka alat

penangkap ataupun perekam yang bekerja pada prinsip perekaman objek pada

mata manusia. Elemen-elemen dasar kamera adalah sebuah lensa adalah

sebuah lensa cembung, celah diafrgama dan film (pelat). Lensa cembung

berfungsi untuk membentuk intensitas cahaya yang masuk dan film berfungsi

untuk menagkap bayangan yang dibentuk lensa (Nuralamsyah, 2013).

B. METODE PRAKTIKUM

1. Alat Dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan lensa cembung

dan lensa cekung dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1 Alat dan Bahan percobaan Lensa Cekung dan Lensa Cembung
No. Alat dan Bahan Kegunaan
1 Catu daya Sebagai sumber tegangan
2 Rel presisi Untuk mengatur jarak benda dan jarak
bayangan serta mengukur jarak benda dan
bayangan
3 Lampu bertangkai Sebagai sumber cahaya
4 Pemegang slide Untuk meletakan slide diafragma
diafragma
5 Diafragma anak panah Sebagai objek pengamatan
6 Tumpukan Sebagai landasan slide diafragma, lampu
berpenjempit bertangkai dan lensa bertangkai.
7 Kabel penghubung Sebagai penghubung lampu dan catu daya
merah dan hitam
8 Alat tulis sebagai alat untuk menggambarkan jalannya
sinar pada lensa
9 Kobalt Laser Sebagai sumber cahaya
10 Balok kaca lensa Sebagai alat untuk menyebarkan cahaya
Cekung
11 Balok kaca lensa Sebagai alat untuk mengumpulkan cahaya
cembung
12 Lensa cekung sebagai objek pengamatan dan menyebarkan
bertangkai (f = - 100 ) cahaya
13 Lensa cembung sebagai objek pengamatan dan
bertangkai (f = 100 ) mengumpulkan cahaya
14 Layar untuk menampilkan bayangan dari lensa

2. Prosedur Kerja

Langkah-langkah kerja yang dilakukan pada percobaan lensa cekung

dan lensa cembung adalah sebagai berikut.

a. Menentukan bayangan pada lensa cekung

1) Menyusun alat seperti pada Gambar 5.4

Gambar 5.4. Penyusunan Alat dan Bahan Penentuan


Bayangn pada Lensa Cekung

2) Menyalakan lampu dengan menekan tombol power pada catu daya

3) Mengatur jarak benda dan lensa cekung sebesar 0,2 m


4) Mengatur jarak layar dan lensa dengan meletakan layar sedikit

menyimpang di depan lensa sehingga menampakan bayangan yang jelas

5) Mengamati bayangan yang ditampilakan oleh layar dan bayangan yang

berada dibagian belakang lensa

6) Mengukur jarak bayangan dan layar hingga ke lensa (nilai jarak bayangan

bernilai negatif)

7) Mencatat hasil pengamatan.

8) Mengulangi langkah (2) sampai (7) untuk jarak benda 0,3 m, 0,4 m dan

0,5 m.

b. Menentukan bayangan pada lensa cembung

1) Menyusun alat seperti pada Gambar 5.5

Gambar 5.5. Penyusunan Alat dan Bahan Penentuan


Bayangn pada Lensa Cembung

2) Menyalakan lampu dengan menekan tombol power pada catu daya.

3) Mengatur jarak benda dan lensa cekung sebesar 0,2 m.

4) Mengatur jarak layar dan lensa dengan meletakan layar sedikit

menyimpang di depan lensa sehingga menampakan bayangan yang jelas.


5) Mengamati bayangan yang ditampilakan oleh layar dan bayangan yang

berada di bagian belakang lensa.

6) Mengukur jarak bayangan dan layar hingga ke lensa (nilai jarak bayangan

bernilai negatif).

7) Mencatat hasil pengamatan.

8) Mengulangi langkah (2) sampai (7) untuk jarak benda 0,3 m, 0,4 m dan

0,5 m.

c. Menggambarkan sinar pada lensa cembung, lensa cekung dan lensa

gabungan.

1) Menggambar garis horisontal pada kertas

2) Meletakan bagian tengah lensa cekung tepat sejajar dengan garis

horizontal.

3) Mengarahkan sinar dari kobalt laser yang telah dinyalakan tepat pada

bagian bawah lensa cembung.

4) Mengamati dan menggambarkan jalannya sinar datang dan sinar bias

yang dihasilkan.

5) Mengulangi langkah (1) hingga (4) untuk lensa cekung dan lensa

gabungan.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Pengamatan
a. Data pengamatan

1) Data pengamatan yang diperoleh pada lensa cembung dapat dilihat

pada Tabel 5.2 berikut

Tabel 5.2 Data Pengamatan pada Lensa Cembung


No. S (m) S’ (m) Sifat Bayangan
1 0,20 0,87 Nyata, terbalik, diperbesar
2 0,30 0,85 Nyata, terbalik, diperbesar
3 0,45 0,382 Nyata, terbalik, diperkecil
4 0,60 0,318 Nyata, terbalik, diperkecil

2) Data pengamatan yang diperoleh pada lensa cembung dapat dilihat

pada Tabel 5.3 berikut.

Tabel 5.3 Data Pengamatan Pada Lensa Cekung


No. S (m) S’ (m) Sifat Bayangan
1 0,20 -0,07 Maya, tegak, diperkecil
2 0,30 -0,055 Maya, tegak, diperkecil
3 0,45 -0,5 Maya, tegak, diperkecil
4 0,60 -0,048 Maya, tegak, diperkecil

3) Gambar jalannya sinar yang melewati lensa


a) Lensa Cembung

Gambar 5.6 Jalannya Sinar pada Lensa Cembung

b) Lensa Cekung
Gambar
5.7 Jalannya Sinar pada Lensa Cekung

c) Lensa Gabungan

Gambar 5.8 Jalannya Sinar pada Lensa Gabungan

b. Analisis Data
1. Lensa Cekung
a) Menentukan Jarak Fokus Tanpa Ralat
Untuk S = 0,2 m dan S' = -0,07 m
1 1 1
= +
f S S'
1 1 1
= +
f 0,2 -0,07
1
=−9 ,28571
f
f =−0 , 10769 m
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat
pada dilihat pada Tabel 5.4
Tabel 5.4 Analisis Data Penentuan Jarak Fokus Tanpa Ralat pada
Lensa pada Lensa Cekung
No. S S' f
1 0.3 -0.055 -0.067346939
2 0.4 -0.05 -0.057142857
3 0.5 -0.048 -0.053097345

b) Menentukan Jarak Fokus Lensa dengan Ralat

Untuk S = 0,2 m dan Sꞌ = -0,07 m dengan ∆S = 0,0005 m

S' S
Δf = |
( S ( S+ S )'
|ΔS ' +|
S ( S+ S' )
' )
|ΔS × f

0,2 −0 , 07
Δf = |
( 0,2 ( 0,2+(−0 ,07 ) )
|0 , 0005' +|
−0 , 07 ( 0,2+(−0 , 07 )' ) )
|0 ,0005 ×−0 , 10769

= ( 0,0441667+0,0041667 )×−0 , 10769

Δf = −0 , 0008284

Δf
KSR= ×100 %
f

−0 , 0008284
= ×100 %
−0 , 10769

=0 , 7692 %

f seb =f ± Δf
= f − Δf
=− 0 ,10769−(−0 , 0008284 )
=−0 ,10686 m
= f + Δf

=−0 ,10769+ (−0 ,0008284 )

=−0,10852 m

f seb = -0,10686 m s/d -0,10852 m

Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada

dilihat pada Tabel 5.5

Tabel 5.5 Analisis Data Penentuan Jarak Fokus dengan Ralat pada Lensa
Cekung
No S(m
S'(m) f(m) Δf KSR(%) f seb (f± Δf) m
. )
0.40816
1 0.3 -0.055 -0.06735 -0.00027 -0.06707 s/d -0.06762
3
0.28571
2 0.4 -0.05 -0.05714 -0.00016 -0.05698 s/d -0.05731
4
0.22123
3 0.5 -0.048 -0.0531 -0.00012 -0.05298 s/d -0.05321
9

c) Menentukan Perbesaran Bayangan Tanpa Ralat

Untuk S = 0,2 m dan Sꞌ = -0,07 m

S'
M=| |
S
−0 ,07'
M=| |
0,2
M=0 , 35 kali

Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada

dilihat pada Tabel 5.6


Tabel 5.6 Analisis Data Penentuan Perbesaran Bayangan dengan Ralat pada
Lensa Cekung
No
S(m) S'(m) M(kali)
.
1 0.3 -0.055 0.183333
2 0.4 -0.05 0.125
3 0.5 -0.048 0.096

d) Menentukan Perbesaran Bayangan dengan Ralat

Untuk S = 0,2 m dan Sꞌ = -0,07 m

ΔS ΔS '
ΔM = | ( S
|+| | M
S' )
0 , 0005 0 , 0005
ΔM = | ( 0,2
|+|
−0 , 07 )
| ×0 , 35

={(0 , 0025 )+(−0 , 007143)}×(−0 , 35 )

=0,003375, kali

ΔM
KSR= ×100 %
M
0 , 003375
= ×100 %
0 , 35
KSR=0 , 9642 %

M seb = M ± ΔM
= M − ΔM

=0 , 35−0 , 003375
=0 , 3466 kali
= M + ΔM

=0 , 35+0 , 003375
=0,3533 kali
M seb = 0,3466 kali s/d 0,3533 kali
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada

dilihat pada Tabel 5.7

Tabel 5.7 Analisis Data Penentuan Jarak Fokus dengan Ralat pada Lensa
Cekung
No KSR(%
S(m) S'(m) M (kali) ΔM(kali) Mseb (M±ΔM) kali
. )
1 0.3 -0.055 0.18333 0.00197 1.07576 0.1814 s/d 0.1853
2 0.4 -0.05 0.125 0.00141 1.125 0.1236 s/d 0.12641
3 0.5 -0.048 0.096 0.0011 1.14167 0.0949 s/d 0.0971

e) Menentukan Kekuatan Lensa Tanpa Ralat

Untuk S = 0,2 m dan Sꞌ = -0,07 m

1
P=
f
1
=
−0 , 10769
P=−9 ,286 , dioptri ,

Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada

dilihat pada Tabel 5.8

Tabel 5.8 Analisis Data Penentuan Kekuatan Lensa Tanpa Ralat pada
Lensa Cekung
No. S (m) S' (m) P (dioptri)
1 0.3 -0.055 -14.85
2 0.4 -0.05 -17.5
3 0.5 -0.048 -18.83

f) Menentukan Kekuatan Lensa dengan Ralat

Untuk S = 0,2 m dan Sꞌ = -0,07 m


1
ΔP=| 2|Δf
f
1
ΔP=| 2
|×−0 ,0008284
(−0 ,06735)
ΔP=86 , 2243×−0 , 0008284
ΔP=−0 ,0714 dioptri
ΔP
KSR= ×100 %
P
−0 , 0714
KSR= ×100 %
−9 , 286
KSR=0 , 7692 %

Pseb = P± ΔP
= P − ΔP

=−9 ,286−(−0 , 0714 )


=−9 ,2142 dioptri
= M + ΔM

=−9 ,286+(−0 , 0714 )


=−9,3571 dioptri
Pseb = -9,2142 dioptri s/d -9,3571 dioptri

Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada

dilihat pada Tabel 5.9

Tabel 5.9 Analisis Data Penentuan Kekuatan Lensa dengan Ralat pada
Lensa Cekung
No ΔP(dioptri
S (m) P (dioptri) KSR(%) Pseb (P± ΔP) dioptri
. )
1 0.3 -14.8484 -0.0606 0.4082 -14.788 s/d -14.909
2 0.4 -17.5 -0.05 0.2857 -17.45 s/d -17.55
3 0.5 -18.833 -0.04167 0.2212 -18.792 s/d -18.875

2. Lensa Cembung
a) Menentukan Jarak Fokus Tanpa Ralat

Untuk S = 0,2 m dan S' = 0,87 m

1 1 1
= +
f S S'
1 1 1
= +
f 0,2 0,87
1
=−6 ,1694
f
f =0 , 1626 m
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada

dilihat pada Tabel 5.10

Tabel 5.10 Analisis Data Penentuan Jarak Fokus Tanpa Ralat pada
Lensa pada Lensa Cembung
No. S(m) S'(m) f(m)
1 0.3 0,85 0,2217
2 0.4 0,382 0,1954
3 0.5 0,318 0,1944

b) Menentukan Jarak Fokus Lensa dengan Ralat

Untuk S = 0,2 m dan S' = 0,87 m dengan ∆S = 0,0005 m


S' S
Δf = |
( '
S ( S+ S )
|ΔS ' +|
S ( S+ S' )
'
|ΔS × f
)
0,2 0 ,87
(
Δf = |
0,2 ( 0,2+( 0 , 87) )
|0 , 0005' +|
−0 , 87 ( 0,2+( 0 , 87)' ) )
|0 , 0005 ×0 , 1626

= (0,00046729+0,00046729)×0 ,1626

Δf = 0 , 0001519 m
Δf
KSR= ×100 %
f
0 , 0001519
= ×100 %
0 , 1626
KSR=0 , 093457 %
f seb =f ± Δf
= f − Δf
=0 , 1626−0 , 0001519
=0 , 162646 m
= f + Δf
=0 , 1626+0 ,0001519
=0,16276
f seb =0 , 162646 m s/d 0,16276,m

Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada

dilihat pada Tabel 5.11

Tabel 5.11 Analisis Data Penentuan Jarak Fokus dengan Ralat pada Lensa
Cekung
No. S(m) S'(m) f(m) Δf KSR(%) fseb (f± Δf) m
1 0.3 0,85 0,2217 0,0001928 0,0869 0,2215 s/d 0,2219
2 0.4 0,382 0,1954 0,000249 0,1279 0,1951 s/d 0,1956
3 0.5 0,318 0,1944 0,000238 0,1222 0,1941 s/d 0,1946
c) Menentukan Perbesaran Bayangan Tanpa Ralat

Untuk S = 0,2 m dan S' = 0,87 m

S'
M=| |
S
0,87
M=| |
0,2
M=4 , 35 kali
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada

dilihat pada Tabel 5.12

Tabel 5.12 Analisis Data Penentuan Perbesaran Bayangan dengan Ralat


pada Lensa Cembung
No. S(m) S'(m) M(kali)
1 0.3 0,85 2,833
2 0.4 0,382 0,955
3 0.5 0,318 0,636

d) Menentukan Perbesaran Bayangan dengan Ralat

Untuk S = 0,2 m dan S' = 0,87 m

( ΔSS |+| ΔSS ' ' |) M


ΔM = |

0 , 0005 0 , 0005
ΔM =(|
0 , 87 )
|+| | ×4 ,35
0,2
={0 , 0025+0 , 0005747}×4 , 35
=0,013375, kali

ΔM
KSR= ×100 %
M
0 , 013375
= ×100 %
4 , 35
KSR=0 , 30747 %

M seb = M ± ΔM
= M − ΔM

=4 , 35−0 ,013375
=4 , 3366 kali
= M + ΔM

=4 , 35+0 , 013375
=4 , 3634 kali
M seb = 0,3466 kali s/d 0,3533 kali

Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada

dilihat pada Tabel 5.13

Tabel 5.13 Analisis Data Penentuan Jarak Fokus dengan Ralat pada Lensa
Cembung
No M(kali ΔM(kali KSR(%
S(m) S'(m) Mseb(M± ΔM)kali
. ) ) )
1 0.3 0,85 2,833 0,00639 0,2254 2,8269 s/d 2,8397
2 0.4 0,382 0,955 0,00244 0,25589 0,9525 s/d 0,9574
3 0.5 0,318 0,636 0,001636 0,257 0,6343 s/d 0,6376

e) Menentukan Kekuatan Lensa Tanpa Ralat

Untuk S = 0,2 m dan S' = 0,87 m

1
P=
f
1
=
0 , 22173
P=6, 1494 dioptri

Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada

dilihat pada Tabel 5.14

Tabel 5.14 Analisis Data Penentuan Kekuatan Lensa Tanpa Ralat pada
Lensa Cembung
No. S (m) S' (m) P (dioptri)
1 0.3 0,85 4,5098
2 0.4 0,382 5,11780
3 0.5 0,318 5,1446

f) Menentukan Kekuatan Lensa dengan Ralat

Untuk S = 0,2 m dan S' = 0,87 m


1
ΔP=| 2|Δf
f
1
ΔP=| |×0 ,0001519
(0 , 1626 )2
ΔP=37, 8154×0 , 0001519
ΔP=0 , 005747 dioptri
ΔP
KSR= ×100 %
P
0 , 005747
KSR= ×100 %
6 , 14943
KSR=0 , 0934 %

Pseb = P± ΔP
= P − ΔP

=6 , 1494−0 , 005747
=6 , 1436 dioptri
= P + ΔP

=6 , 1494+ 0 , 005747
=6,1551 dioptri
Pseb = 6 , 1436 dioptri s/d 6,1551 dioptri
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada

dilihat pada Tabel 5.15

Tabel 5.15 Analisis Data Penentuan Kekuatan Lensa dengan Ralat pada
Lensa Cembung
No. S (m) P (dioptri) ΔP (dioptri) KSR (%) Pseb (P± ΔP) dioptri
1 0.3 4,5098 4,5098 0,0889 4,5059 s/d 4,514
2 0.4 5,11780 5,11780 0,12787 5,1112 s/d 5,1243
3 0.5 5,1446 5,1446 0,1222 5,1383 s/d 5,1509

2. Pembahasan

Lensa adalah benda transparan yang dibatasi oleh dua permukaan

yang melengkung. Ada dua jenis lensa yang biasa kita kenal yaitu lensa yang
biasa kita kenal yaitu lensa cembung dan lensa cekung. Lensa cembung

memiliki ciri fisik kedua sisinya melengkung keluar sehingga bagian

tengahnya lebih tebal dibandingkan bagian tepinya. Sedangkan lensa cekung

adalah lensa yang memiliki ciri fisik bagian tengahnya melengkung ke dalam

sehingga bagian tengahnya lebih tipis dibandingkan bagian tepinya.

Perolehan hasil yang didapatkan ketika melakukan percobaan pada

lensa cembung yaitu ketika sinar laser ditembakan dan mengenai permukaan

lensa maka sinarnya akan dibiaskan mendekati garis normal. Pada lensa

cekung ketika sinar laser ditembakan dan mengenai permukaannya maka

sinarnya akan dibiaskan menjauhi garis normal. Selanjutkan untuk lensa

gabungan, yaitu perpaduan antara lensa cembung dan lensa cekung . ketika

sinar melewati lensa cembung maka sinar akan dikumpulkan pada satu titik

dan ketika sinar melewati lensa cekung maka maka sinar akan disebarkan

sehingga pembentukan bayangannya akan lurus dengan sinar datangnya.

Hasil yang diperoleh selanjutnya pada penentuan jarak fokus dengan

lensa cekung pada jarak benda ke lensa 0,2 m, dengan jarak bayangan ke

lensa adalah -0,07 m diperoleh jarak fokus pada lensanya adalah -0,10769 m..

Untuk jarak fokus lensa cekung dengan ralat diperoleh nilainya adalah

-0,0008284 m dengan KSR 0,769 %. KSR yang rendah ini menunjukan

tingkat ketelitian alat yang digunakan tinggi. Adapun nilai jarak fokus lensa

cekung ini berada diantara nilai f yang sebenarnya yaitu dari -0,10686 m s/d

-0,10769 m. untuk data yang selanjutnya pada jarak benda ke lensa 0,3 m,

0,4 m dan 0,5 m dengan jarak bayangan ke lensa secara berturut-turut adalah
-0,055 m, -0,05 m dan -0,048 m diperoleh jarak fokusnya secara berturut-

turut adalah -0,0673 m, -0,0571 m dan -0,0531 m. dengan jarak fokus yang

sebenarnya secara berturut-turut adalah -0.06707 s/d -0.06762, -0.05698 s/d

-0.05731 dan -0.05298 s/d -0.05321 didapatkan nilai KSRnya adalah 0,4082

%, 0,286 % serta 0,2212 %. Dapat dikatakan bahwa nilai jarak fokusnya

benar nilai dari jarak fokusnya berada diantara nilai jarak fokus yang

sebenarnya, dengan KSR yang rendah ini menunjukan nilai ketelitiannya

tinggi. Dari analisis data yang diperoleh dapat disimpulakan bahwa semain

jauh jarak benda dari lensa maka pembentukan bayangannya akan semakin

dekat dengan lensa dan jarak fokus yang tetap.

Penentuan perbesaran bayangan saat benda ke lensa berjarak 0,2 m

dan jarak bayangan ke lensa -0,07 mperbesaran bayangan yang diperoleh

adalah 0,35 kali, dengan perbesaran yang sebenarnya adalah 0,3466 kali

sampai dengan 0,3533 kali. Hal ini menunjukan bahwa nilai perbesaran

bayangan yang diperoleh telah sesuai karena nilai perbesaran bayangannya

telah berada pada rentang nilai perbesaran bayangan yang sebenarnya,

dengan KSR 0,96 % yang menunjukan ketelitian dari alat yang digunakan

tinggi. Keadaan ini berlaku pula untuk data yang selanjutnya pada jarak

benda ke lensa 0,3 m, 0,4 m dan 0,5 m dengan jarak bayangan ke lensa

secara berturut-turut adalah -0,055 m, -0,05 m dan -0,048 m diperoleh nilai

perbesaran bayangannya secara berturut-turut adalah 0.183333 kali, 0.125

kali dan 0.096 kali. Dengan nilai perbesaran bayangan secara berturut-turut

adalah 0.1814 kali s/d 0.1853 kali, 0.1236 kali s/d 0.12641 kali dan 0.0949
kali s/d 0.0971 kali dengan KSRnya adalah 1.07576 %, 1.125 % dan

1.14167% Dapat dikatakan bahwa nilai perbesaran bayangannya benar

karena nilai dari perbesaran bayangannya berada diantara nilai perbesaran

bayangannya yang sebenarnya, dan KSR yang rendah ini menunjukan nilai

ketelitiannya tinggi. Dari hasil analisis data yang diperoleh dapat disimpulkan

bahwa semakin jauh jarak benda ke lensa maka perbesaran bayangannya

semakin kecil.

Hasil yang diporoleh selanjutnya untuk penentuan kekuatan lensa

cekung, dengan jarak benda ke lensa adalah 0,2 m dengan jarak fokus

bayangan -0,10769 m dengan kekuatan lensa adalah -9,286 dioptri, dengan

nilai kekuatan lensa yang sebenarnya berada pada rentang – 9,2142 dioptri

sampai dengan -9,371 dioptri. Karena nilai kekuatan lensanya berada diantara

nilai yang sebenarnya maka nilai kekuatan lensa ini tepat dengan KSR yang

diperoleh adalah 0,7692 %. Rendahnya nilai KSR ini menunjukan ketelitian

alat yang tinggi. Untuk data yang selanjutnya Keadaan ini berlaku pula untuk

data yang selanjutnya pada jarak benda ke lensa 0,3 m, 0,4 m dan 0,5 m

diperoleh nilai kekuatan lensanya secara berturut-turut adalah -14.85 dioptri,

-17.5 dioptri dan -18.83 dioptri. Dengan nilai kekuatan lensa yang sebenarnya

adalah -14.788 dioptri sampai dengan -14.909 dioptri, -17.45 dioptri sampai

dengan -17.55 dioptri dan -18.792 dioptri sampai dengan -18.875 dioptri

dengan KSRnya secara berturut-turut nilainya adalah 0.4082 %, 0.2857 %

dan 0.2212 %. Karena nilai kekuatan lensanya berada diantara nilai yang

sebenarnya maka nilai kekuatan lensa ini tepat dan rendahnya nilai KSR ini
menunjukan ketelitian alat yang tinggi. Kekuatan lensa ini dipengaruhi oleh

jarak fokus bayangannya dimana semakin kecil nilai dari jarak fokus

bayangannya maka semakin kuat kemampuan lensa untuk menyebarkan

sinyal.

Sifat-sifat pembentukan bayangan pada lensa cekung secara teori

selalu bersifat tegak, diperkecil dan maya di manapun bendanya ditempatkan.

Dari percobaan yang dilakukan terlihat bahwa ketika benda ditempatkan

0,2 m dari lensa maka bayangannya terbentuk pada jarak -0,07 m dari lensa

dan bayangan yang terbentuk adalah maya, tegak dan diperkecil. Dan pada

jarak benda 0,3 m, 0,4 m dan 0,5 m sifat bayangan yang terbentuk selalu

sama yaitu maya, tegak dan diperkecil.

Perolehan nilai jarak fokus dari lensa cembung pada jarak 0,2 m dari

benda ke lensa dan jarak 0,87 m dan jarak bayangan ke lensa adalah

0,1626 m dan nilai KSRnya adalah 0,093 % dan nilai jarak fokus yang

sebenarnya adalah 0,1624 m sampai dengan 0,1627 m. rendahnya nilai KSR

ini menunjukan bahwa nilai ketelitian alat yang digunakan tinggi. Keadaan

ini juga berlaku untuk data yang selanjutnya pada jarak benda ke lensa 0,3 m,

0,4 m dan 0,5 m dengan jarak bayangan ke lensa secara berturut-turut adalah

0,85m, 0,382 m dan 0,318 m diperoleh jarak fokusnya secara berturut-turut

adalah 0,2217 m, 0,1954 m dan 0,1944 m. dengan jarak fokus yang

sebenarnya secara berturut-turut adalah 0,2215 m s/d 0,2219 m, 0,1951 m

s/d 0,1956 m dan 0,1941 m s/d 0,1946 m didapatkan nilai KSRnya adalah

0,0869 %, 0,1279 % serta 0,1222 %. Dapat dikatakan bahwa nilai jarak


fokusnya benar nilai dari jarak fokusnya berada diantara nilai jarak fokus

yang sebenarnya, dengan KSR yang rendah ini menunjukan nilai

ketelitiannya tinggi. Dari hasil analisis yang diperoleh dapat disimpulkan

bahwa semakin jauh jarak benda ke cermin maka pembentukan bayangan

semakin dekat dengan lensa namun jarak fokusnya semakin kecil.

Untuk perbesaran bayangan benda pada lensa cembung pada jarak

benda 0,2 m dari lensa dan jarak bayangan 0,87 m dari lensa maka perbesaran

bayangan yang diperoleh dari perbandingan nilai antara jarak bayangan

kelensa dan jarak benda ke lensa adalah 4,35 kali. Hal ini menunjukan bahwa

bayangan yang dibentuk oleh lensa diperbesar, dikarenakan benda berada

diruang dua. Pada kasus dimana benda berjarak 0,3 m dari lensa bayangan

masih tetap diperbesar karena berada diruang dua sedangkan untuk jarak

benda ke lensa 0,4 m dan 0,5 m bayangannya diperkecil karena benda telah

berada diruang tiga. Pada jarak benda 0,2 m dari lensa diperoleh nilai

perbesaran yang sebenarnya adalah 4,3366 kali sampai dengan 4,3633 kali.

Hal ini menunjukan perbesaran bayangan bernilai benar karena berada

daintara nilai perbesaran yang sebenarnya. Dengan KSR yang diperoleh

adalah 0,307 %, rendahnya nilai KSR ini menunjukan ketelitian alat ukur

yang tinggi.

Selanjutnya penentuan kekuatan lensa cembung, secara teori

menyatakan bahwa semakin kecil jarak fokus maka semakin kuat

kemampuan lensa untuk mengumpulkan berkas sinar. Pada jarak fokus lensa

0,22173 m diperoleh nilai kekuatan lensanya adalah 6,1494 dioptri dengan


nilai kekuatan lensa yang sebenarnya adalah 6,1436 dioptri sampai dengan

6,1551 dioptri. Karena nilai kekuatan lensanya telah berada pada rentan nilai

yang sebenarnya maka dapat dikatakan bahwa nilai kekuatan lensanya telah

benar. Dengan KSR yang diperoleh adalah 0,09 %, nilai KSR yang rendah ini

menunjukan nilai ketelitian alat yang tinggi. Keadaan ini berlaku pula untuk

data yang selanjutnya pada jarak benda ke lensa 0,3 m, 0,4 m dan 0,5 m

dengan jarak bayangan ke lensa secara berturut-turut adalah 0,85m, 0,382 m

dan 0,318 m diperoleh nilai perbesaran bayangannya secara berturut-turut

adalah 0.183333 kali, 0.125 kali dan 0.096 kali. Dengan nilai perbesaran

bayangan secara berturut-turut adalah 0.1814 kali s/d 0.1853 kali, 0.1236

kali s/d 0.12641 kali dan 0.0949 kali s/d 0.0971 kali dengan KSRnya adalah

1.07576 %, 1.125 % dan 1.14167% Dapat dikatakan bahwa nilai perbesaran

bayangannya benar karena nilai dari perbesaran bayangannya berada

diantara nilai perbesaran bayangannya yang sebenarnya, dan KSR yang

rendah ini menunjukan nilai ketelitiannya tinggi. Dari hasil analisis data yang

diperoleh dapat disimpulkan bahwa semakin jauh jarak benda ke lensa maka

perbesaran bayangannya semakin kecil.

Sifat-sifat pembentukan bayangan pada lensa cembung secara teori

tergantung dimana bendanya ditempatkan jika benda di tempatkan di ruang

satu maka bayangannya selalu bersifat tegak, diperbesar dan maya, jika

benda berada diruang dua maka bayangan terbentuk adalah nyata, terbalik

dan diperbesar sedangkan ketika berada diruang tiga bayangan yang

terbentuk adalah nyata, terbalik dan diperkecil. Dari percobaan yang


dilakukan telah sesuai dengan teori dimana ketika jarak benda dengan lensa

0,2 m dan 0,3 m maka benda tersebut berada di ruang dua sehingga bayangan

yang terbentuk adalah nyata, terbalik dan diperbesar. Sedangkan ketika jarak

benda ke lensa adalah 0,4 m dan 0,5 m maka benda tersebut berada di ruang

tiga sehingga bayangan yang terbentuk adalah nyata, terbalik dan diperkecil.
PERCOBAAN ARUS DAN TEGANGAN LISTRIK

A. TUJUAN
1. Menjelaskan aliran arus dalam suatu rangkaian listrik.
2. Menjelaskan pengaruh tegangan terhadap suatu rangkaian.

B. LANDASAN TEORI
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari
pergerakan elektron-elektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit
listrik tiap satuan waktu.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Arus_listrik)
Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah
perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dan
dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukur energi potensial dari
sebuah medan listrik yang mengakibatkan adanya aliran listrik dalam
sebuah konduktor listrik.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Tegangan_listrik)

C. ALAT DAN BAHAN


1. Baterai 1,5 volt 3 buah.
2. Kabel penjepit secukupnya (merah dan hitam).
3. Bolalampu 2,5 volt – 3,6 volt/0,007 A 3 buah.
4. AVO meter 1 buah.
5. Dudukan baterai 3 buah.

D. CARA KERJA
Percobaan 1 : Arus Listrik
1. Susunlah 3 buah baterai secara seri! Buatlah gambar rangkaiannya!
2. Hubungkanlah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ).
3. Salah satu ujung kabel merah dan hitam yang telah terpasang bola
lampu (dipilih salah satu dari bola lampu 2,5 volt – 5,6 volt). Jika
lampu menyala menandakan adanya aliran arus dari kutub (+) menuju
kutub ( - ). Tetapi jika belum menyala periksalah penyebabnya.
4. Besarnya arus listrik yang mengalir dalam rangkaian dapat
menggunakan ampermeter yang dipasang secara seri, catat besarnya.
Tetapi jika tidak tersedia AVO meter, nyala lampu sudah cukup
membuktikan adanya arus yang mengalir.
5. Susunlah rangkaian seperti gambar berikut!

x
bahan
A

Tentukan apakah jenis bahan yang digunakan termasuk konduktor,


dengan cara mengisi hasil pengamatan.

Percobaan 2 : Tegangan Listrik


1. a. Buatlah rangkaian seperti gambar dibawah ini

RANGKAIAN 1.A

Tutuplah saklar S, kemudian amatilah apakah lampu menyala?


Mengapa demikian?
b. Kemudian buatlah rangkaian seperti gambar berikut.

x
RANGKAIAN 1.B

Setelah saklar S ditutup, apakah lampu (tidak menyala, menyala


redup, menyala terang, menyala sangat terang). Mengapa demikian?
c. Lanjutkan dengan membuat rangkaian seperti berikut.
v

x
RANGKAIAN 1.C
Setelah saklar S ditutup, apakah lampu (tidak menyala, menyala
redup, menyala terang, menyala sangat terang). Mengapa demikian?
d. Lakukanlah hal yang sama pada langkah a, b, c, dengan
menggunakan 3 buah baterai yang dirangkai secara seri. Amatilah
dan berikan penjelasan!
2. Mengapa pada percobaan langkah b, c, d nyala lampu berbeda?

Percobaan 3 : Energi Listrik


1. Rangkailah alat seperti gambar dibawah ini (3 baterai dirangkai secara
seri)

2. Tutuplah saklar S, kemudian biarkan beberapa saat


a. Amati apa yang terjadi pada lilitan kawat.
b. Setelah 2 menit letakkan pentul korek api itu pada lilitan kawat,
apa yang terjadi?
3. Bukalah saklar S, letakkan ujung termometer pada lilitan kawat, catat
skala yang ditunjukan termometer.
4. Tutuplah saklar S, kemudian setelah 2 menit catatlah skala yang
ditunjukan termometer.
5. Apakah ada kenaikan suhu pada skala termometer setelah saklar
ditutup? Mengapa demikian?
E. TABEL HASIL PENGAMATAN
Tabel pengamatan terhadap jenis bahan

1. Percobaan 1: Arus Listrik

Lampu Konduktor
No. Bahan Menyala Tidak Ya Tidak
1. Lempengan besi √ √
2. Lempengan tembaga √ √
3. Lempengan seng √
4. Kayu √ √
5. Karet penghapus √ √
6. Mata pensil (Grafit) √ √
7. Kertas √ √
8. Tas plastik √ √
9. Air kran √ √
10. Air garam √ √

F. PEMBAHASAN
Pembahasan Percobaan 1 : Arus Listrik
Kawat besi
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai
dengan lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan lempengan besi
sebagai saklar dan lampu tetap menyala.
Lempeng tembaga
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai
dengan lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan lempengan
tembaga sebagai saklar dan lampu tetap menyala.
Lempeng seng
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai
dengan lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan lempeng seng
sebagai saklar dan lampu tetap menyala.
Kayu
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai
dengan lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan kayu sebagai
saklar dan lampu tidak menyala.
Karet penghapus
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai
dengan lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan karet penghapus
sebagai saklar dan lampu tidak menyala.
Mata pensil (Grafit)
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - )
dirangkai dengan lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan
mata pensil (Grafit) sebagai saklar dan lampu tidak menyala.
Kertas
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - )
dirangkai dengan lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan
kertas sebagai saklar dan lampu tidak menyala.
Tas plastik
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai
dengan lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan plastik
sebagai saklar dan lampu tidak menyala.
Air kran
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai
dengan lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan kemudian
dihubungkan ke air kran dan lampu tidak menyala.
Air garam
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai
dengan lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan kemudian
dihubungkan ke air garam dan lampu tetap menyala.

Pembahasan Percobaan 2 : Tegangan Listrik


1. Pada rangakaian (1.A) jika saklar ditutup maka lampu tidak menyala,
karena kutub negatif pada baterai tidak terhubung pada kabel (tidak
ada tegangan listrik).
2. Pada rangkaian (1.B) jika saklar ditutup maka lampu akan menyala
redup, karena hanya menggunakan 1 buah batu baterai (tegangan listrik
sedikit).
3. Pada rangkaian (1.C) jika saklar ditutup maka lampu akan menyala
lebih terang, karena hanya menggunakan 2 buah batu baterai dan
muatan listrik juga lebih besar.
4. Jika rangkaian menggunakan 3 baterai maka nyala lampu akan sangat
terang, karena muatan listrik juga sangat besar.

Pembahasan Percobaan 3 : Energi Listrik


1. Saklar (S) ditutup, setelah 2 menit kemudian diletakkan sebuah korek
api. Maka korek api tersebut akan menyala (mengeluarkan api).
2. Setelah itu saklar (S) dibuka, kemudian diukur panasnya dengan
menggunakan termometer, termometer menunjukkan 830 C.
3. Kemudian saklar (S) ditutup kembali, kemudian setelah 2 menit diukur
panasnya dengan menggunakan termometer, termometer menunjukkan
970 C.

G. PERTANYAAN DAN JAWABAN


Percobaan 1 : Arus Listrik
1. Dari hasil pengamatan anda, bahan manakah yang termasuk konduktor
dan bahan manakah yang termasuk isolator?
Jawab:
a. Bahan yang termasuk konduktor adalah :
1. Lempeng besi
2. Lempeng tembaga
3. Lempeng seng
4. Air garam
b. Bahan yang termasuk isolator adalah :
1. Kayu
2. Karet penghapus
3. Mata pensil (grafit)
4. Kertas
5. Tas plastik
6. Air kran

Percobaan 2 : Tegangan Listrik


1. Dari hasil pengamatan Anda, Jelaskan pengertian arus listrik dan
tegangan listrik.
Jawab :
Arus listrik adalah muatan yang mengalir dari potensial tinggi ke
potensial rendah.
Tegangan listrik selalu berbanding lurus antara arus listrik dengan
hambatan listrik.
2. Mengapa pada percobaan 1, baterai disusun secara seri?
Jawab : Pada percobaan I, baterai disusun seri agar nyala lampu
bersinar terang
3. Jelaskan hubungan antara arus listrik dengan tegangan listrik!
Jawab : Hubungan antara arus listrik dengan tegangan listrik :
-I=V/R
-R=V/I
-V=I.R
- I = arus listrik (ampere)
- V = tegangan listrik (volt)
- R = hambatan listrik (ohm)
4. Tentukanlah mana yang lebih tahan lama dengan menggunakan 3 buah
baterai yang disusun secara seri atau paralel? Mengapa demikian?
Jawab : Paralel baterainya lebih tahan lama karena muatan listrik yang
mengalir lebih sedikit sehingga menyebabkan nyala lampu redup.
5. Dari hasil percobaan 1 dan 2, buatlah kesimpulan Anda tentang
a. Arus listrik
b. Tegangan listrik
Jawab : (a) Arus listrik adalah muatan yang mengalir dari potensial
tinggi ke potensial rendah. (b) Tegangan listrik selalu berbanding
lurus antara arus listrik dengan hambatan listrik.

Percobaan 3 : Energi Listrik


1. Perubahan energi apakah yang terjadi jika kita menggunakan setrika
listrik
Jawab: Perubahan energi listrik menjadi panas.
2. Dua buah baterai masing-masing besarnya 1,5 Volt, 0,5 Ohm dirangkai
secara seri kemudian dihubungkan dengan sebuah lampu yang
mempunyai tahanan 2 Ohm. Hitunglah :
a. Besarnya arus listrik yang mengalir dalam rangkaian
b. Daya listriknya
c. Energi listrik yang digunakan selama 1 menit
Jawab : V1 = 1,5 Volt, r1 = 0,5 Ohm
V2 = 1,5 Volt, r2 = 0,5 Ohm
Vtot = V1+V2 = 1,5 + 1,5 = 3 Volt
R = 2 Ohm
a. I = V/R
=  3/2 = 1,5 A
b. P = V.I
= 3. 1,5
= 4,5 W
c. W = V I t
= P. T
= 4,5 . 60
= 180 J
3. Kesimpulan apa yang dapat diambil tentang percobaan energi listrik?
Jawab : Besarnya arus listrik selalu berbanding lurus dengan besarnya
tegangan listrik dan berbanding terbalik dengan besarnya hambatan.
Tegangan listrik berbanding lurus antara arus listrik dengan hambatan
listrik.

H. KESIMPULAN
Kesimpulan Percobaan 1 Arus Listrik
Berdasarkan percobaan 1 arus listrik, dapat disimpulkan bahwa
tidak semua bahan dapat dialiri arus listrik (menjadi konduktor), dari
bahan bahan yang telah disediakan maka bahan yang dapat dijadikan
sebagai konduktor adalah : lempeng besi, tembaga, seng, dan air garam
dan bahan yang tidak dapat dialiri listrik (isolator) adalah : kayu, karet
penghapus, mata pensil (grafit), kertas, tas plastik, dan air kran.

Kesimpulan Percobaan 2 Tegangan Listrik


Berdasarkan percobaan 2 Tegangan Listrik, dapat disimpulkan
bahwa besarnya arus listrik selalu berbanding lurus dengan besarnya
tegangan listrik dan berbanding terbalik dengan besarnya hambatan.
Tegangan listrik berbanding lurus antara arus listrik dengan hambatan
listrik.

Kesimpulan Percobaan 3 Energi Listrik


Berdasarkan percobaan 3 energi listrik, dapat disimpulkan bahwa
arus listrik dapat menimbulkan panas, hal ini disebabkan karena bertemunya arus
listrik positif dan negatif dalam satu penghantar (kawat lilitan).
LAMPIRAN

Hasil Pengamatan: Tegangan Listrik


a) Rangkaian listrik seperti gambar dibawah ini:

Saklar (s) ditutup, lampu tidak menyala. Karena rangkaian tersebut tidak ada
tegangan listrik

b) Membuat rangkaian listrik


Saklar (s) ditutup, ternyata lampu menyala agak terang karena muatan listrik
yang mengalir lebih besar.

c) Membuat rangkaian listrik:

Setelah saklar ditutup ternyata lampu menyala lebih terang karena muatan
listrik yang mengalir lebih besar lagi. Hal ini disebabkan jumlah baterainya
juga lebih banyak.

d) Membuat rangkaian seri dengan 3 buah baterai:

Anda mungkin juga menyukai