Anda di halaman 1dari 6

Nama : Rendy Fajar Susilo

NIM : 2052000113

Kelas : PGSD 1D

Tugas PKN Tentang Otonomi Daerah


A. Pengertian Otonomi Daerah dan Desentralisasi

Otonomi daerah bermakna bahwa tiap-tiap Provinsi, Kabupaten maupun Kota


mempunyai pemerintahan sendiri untuk mengatur dan mengurus secara mandiri urusan
pemerintahannya menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemerintah Daerah berhak
menetapkan Peraturan Daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan
pemrintahannya tadi.

Sementara itu pengertian daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas-batas wilayah, yang berwenang mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri, berdasarkan
aspirasi masyarakat dalam sistem NKRI. Pelaksanaan otonomi daerah, juga sebagai
penerapan/implementasi tuntutan globalisasi yang sudah seharusnya lebih memberdayakan
daerah dengan cara diberikan kewenangan yang lebih luas, lebih nyata, dan bertanggung
jawab. Terutama dalam mengatur, memanfaatkan, dan menggali sumber-sumber potensi yang
ada di daerahnya masing-masing.

Desentralisasi merupakan simbol atau tanda adanya kepercayaan Pemerintah Pusat


kepada daerah yang akan mengembalikan harga diri pemerintah dan masyarakat daerah.
Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintahan
Pusat dan Pemerintahan Daerah, kewenangan Pemerintah didesentralisasikan ke daerah. Ini
mengandung makna Pemerintah Pusat tidak lagi mengurus kepentingan rumah tang- ga
daerah-daerah. Kewenangan mengatur dan mengurus rumah tangga daerah-daerah
diserahkan kepada masyarakat di daerah. Pemerintah Pusat hanya berperan sebagai
supervisor, pemantau, pengawas, dan penilai.

B. Pentingnya Otonomi dan Desentralisasi

Tujuan utama dikeluarkannya kebijakan otonomi daerah yaitu membebaskan


pemerintah pusat dari berbagai beban dan menangani urusan suatu daerah yang bisa
diserahkan kepada pemerintah daerah. Oleh karenanya pemerintah pusat memiliki
kesempatan untuk mempelajari, merespon, memahami berbagai kecenderungan global dan
menyeluruh serta dapat mengambil manfaat daripadanya. Pemerintah pusat diharap lebih
mampu berkonsentrasi dalam perumusan kebijakan makro atau luas yang sifatnya umum dan
lebih mendasar, juga dengan adanya desentralisasi daerah dapat mengalami proses
pemberdayaan yang lebih optimal. Sehingga kemampuan prakarsa dan kreativitas pemerintah
daerah akan terpacu, dan dalam mengatasi masalah yang terjadi di daerahnya semakin kuat.
Tujuan lainnya dari kebijakan otonomi daerah antara lain: mengembangkan kehidupan
demokrasi, pemerataan, keadilan, mendorong dalam memberdayakan masyarakatnya,
meningkatkan peran serta masyarakat, mengembangkan peran dan fungsi DPRD juga
memelihara hubungan baik antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.
C. Argumentasi Memilih Otonomi Daerah

a. Mendorong terwujudnya efisiensi-efektifitas dalam penyelenggaraan pemerintahan


Pemerintah negara mengelola berbagai dimensi kehidupan yang amat begitu kompleks. Oleh
karena itu, tidaklah mungkin hal itu dapat dilakukan dengan cara sentralistik. Sehingga
pemberian kewenangan kepada unit-unit pemerintah yang lebih rendah dan lebih kecil
merupakan suatu kebutuhan yang mutlak dan tidak dapat dihindari. Impilkasi adanya
pemberian kewenangan kepada pemerintah daerah maka tugas-tugas pemerintah akan
dijalankan dengan lebih baik karena di daerah sudah sangat memahami konteks kehidupan
yang ada disekitar.

b. Pendidikan politik Adanya pemerintahan daerah maka hal ini akan menyediakan
kesempatan bagi warga masyarakat untuk berpartisipasi politik, baik dalam rangka memilih
atau kemungkinan untuk dipilih. Selain itu banyak kalangan ilmu poitik berargumentasi bahwa
pemerintahan daerah merupakan kancah pelatihan (training ground) dan pengembangan
demokrasi dalam sebuah negara.

c. Pemerintah daerah sebagai persiapan untuk karir politik lanjutan Pemerintahan


daerah merupakan langkah persiapan untuk meniti karier lanjutan untuk tingkat nasional.
Mustahil bagi seseorang untuk muncul dengan begitu saja menjadi politisi tingkat nasional
ataupun internasional tanpa persiapan ditingkat lokal. Keberadaan institusi lokal merupakan
wahana yang banyak dimanfaatkan seseorang guna menapak karier politik yang lebih tinggi.

d. Stabilitas politik Salah satu manfaat dari desentralisasi-otonomi dalam


penyelnggaraan pemerintah adalah penciptaan politik yang stabil. Hal ini berdasarkan
argumentasi bahwa stabilitas politik nasional mestinya berawal dari stabilitas politik pada
tingkat lokal. Oleh karena itu, pemberian kewenangan kepada pemerintahan di daerah akan
menciptakan suasana politik yang stabil karena daerah memiliki ikatan dan tanggung jawab
yang kuat guna mendukung pemerintahan nasional.

e. Kesetaraan politik (political equality) Adanya desentraliasi ini membuka kesempatan


bagi masyarakat di tingkat lokal, sebagai mana masyarakat ditingkat pusat pemerintahan akan
mempunyai kesempatan untuk terlibat dalam politik. disamping itu, warga masyarakat baik
secara sendiri-sendiri ataupun secara berkelompok akan ikut terlibat dalam mempengaruhi
pemerintahannya untuk membuat kebijaksanaan, terutama yang menyangkut kepentingan
mereka.

f. Akuntabilitas publik Kaitanya desentralisasi dengan akuntabilitas sangatlah erat.


Adanya hal tersebut berarti membuka peluang masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pembuatan, perumusan, implementasi bahkan samapi pada evaluasi kebijaksanaan publik.
Dengan demikian, kebijaksanaan yang terbentuk sangatlah dapat dipertanggungjawabkan dan
memiliki legitimasi yang tinggi.

D. Perkembangan Otonomi Daerah

Otonomi daerah di indonesia telah mengalami perkembangan dari masa ke masa


dimulai pada era orde lama, orde baru, dan reformasi. Jelas telah nampak perubahan dan
kemajuan pada daerah-daerah diindonesia dengan banyaknya pembangunan infrastruktur,
pendidikan, dan pengelolaan tata pariwisata dan kota sejak dimulai sistem desentralisasi tetapi
dibalik semua kemajuan dan perkembangan daerah-daerah yang berhasil dalam memajukan
daerahnya ada juga daerah yang tidak maju dan merasa kurang diperhatikan dan menimbulkan
konflik internal dan ancaman bagi keutuhan negara kesatuan republik indonesia berikut akan
kita bahas mengenai permasalahan yang terjadi diindonesia. Sejak diberlakukan UU no 32
tahun 1999 yang kemudian disusul dengan UU no 32 tahun 2004 mengenai pemerintahan
daerah yang secara subtansial memberikan otonomi kepada daerah provinsi dan kabupaten
serta pemerintahan kota suatu kewenangan serta otonomi yang lebih luas dibandingkan era
sebelumnya. Ada beberapa hal yang menandai adanya otonomi daerah diindonesia misalnya:
diserahkannya berbagai urusan kepada daerah, pemilihan kepala daerah secara langsung,
semakin banyaknya daerah baru hasil dari pemekaran daerah, dan lahirnya beberapa partai
local. Memang tidak disangkal lagi, bahwa otonomi daerah membawa perubahan positif
didaerah dalam hal kewenangan daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangga daerah
sendiri. Kewenangan ini menjadi sebuah impian karena sistem pemerintahan yang sentralistik
cenderung menempatkan daerah sebagai sebagai pelaku pembangunan yang tidak begitu
penting atau terpingirkan. Pada masa orde baru, pengerukan potensi daerah kepusat terus
dilakukan dengan dalih pemerataan pembangunan, daerah justru mengalami proses
pemiskinan yang luar biasa. Dengan kewenangan tersebut tampaknya banyak daerah yang
optimis akan bisa mengubah keadaan yang tidak menguntungkan tersebut.

Akan tetapi apakah dibalik optimisme itu terbersit kekhwatiran bahwa otonomi daerah
juga akan menimbulkan beberapa persoalan, yang jika tidak segera dicari pemecahannya, akan
menyulitkan upaya daerah untuk mensejahterakan rakyatnya. Karena tanpa disadari beberapa
dampak yang tidak menguntungkan bagi pelaksanaan otonomi daerah telah terjadi. Ada
beberapa permasalahan yang dikhawatirkan bila dibiarkan berkepanjangan akan berdampak
buruk pada susunan ketatanegaraan indonesia. Setelah sekian lama otonomi berlangsung
dengan ditandai dengan adanya diserahkannya berbagai urusan kepada daerah dan pemilihan
kepala daerah secara langsung ada beberapa permasalahan yang muncul, yaitu semakin
maraknya penyebaran korupsi diberbagai daerah, money politic, munculnya fenomena
pragmatis politik di masyarakat daerah, legitimasi politik, stabilitas politik dan kesejahteraan
masyarakat belum sepenuhnya diwujudkan. Nampak adanya pertimbangan yang rumit dibalik
pemberian otonomi pada masyarakat indonesia. Berbagai pertimbangan yang kompleks telah
membawa pelaksanaan otonomi daerah belum berjalan tuntas. Hal tersebut dapat dicermati
dengan seringnya berganti aturan UU yang menjadi dasar dalam pelaksanaan pemerintahan
daerah, ada lebih 15 undang-undang yang pernah dibuat untuk mengatur masalah otonomi
daerah.

Ada beberapa daerah yang merasa diberlakukan kurang adil oleh pemerintahan pusat
dan tidak pernah merasakan kemakmuran yang akhirnya menimbulkan dinamika dan gejolak
politik seperti munculnya gerakan aceh mardeka, republik maluku selatan dan organisasi papua
merdeka. Bukan tidak mungkin daerah daerah ini memiliki sumber daya alam dan
pertambangan yang besar sebagaimana kita ketahui aceh penghasil minyak bumi gas dan
papua penghasil tambang emas terbesar didunia yaitu PT.freeport oleh karena itu muncul
gejolak politik dikarenakan rakyatnya tidak sejahtera dan infrastruktur yang kurang memadai.
Seakan akan kekayaan mereka dikeruk hanya untuk membangun daerah pusat sedangkan
mereka yang memiliki tambang dan sumber daya alam tidak merasakan pembangunan dan
kesejahteraan. Akan tetapi dalam semua permasalahan itu dan gejolak politik daerah yang
merasa diberlakukan kurang adil seakan-akan merasa anak tiri negara indonesia. pemerintah
saat ini telah mengambil kebijakan yang begitu tegas dalam menghadapi masalah
pengerucutan dan demi menjaga negara kesatuan dan keutuhan negara ini pemerintah
memberikan daerah daerah yang merasa kurang diperhatikan sebagai daerah istimewa, demi
menaikkan marwah negara kesatuan republik indonesia pemerintah memfokuskan
pembangunan infrastruktur dan pendidikan sumber daya manusia didaerah timur indonesia
seperti dipapua.

E. Kebijakan Dalam UU No.22 Tahun 1999 dan UU No.32 Tahun 2004

Otonomi Daerah menurut uu no 22 tahun 1999 adalah kewenangan daerah otonom


untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan perundang undangan.

Undang Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang mengatur
masalah Otonomi Daerah merupakan peraturan pelaksanaan yang menjalankan mandat
konstitusi, khususnya pasal 18 UUD’45. UU tentang Pemerintahan Daerah merupakan bagian
dari proses desentralisasi yang ditujukan untuk mencapai pemerataan pembangunan dan
pemberdayaan daerah secara lebih luas.

F. Peran Serta Masyarakat Dalam Terwujudnya Otonomi Daerah

1. masyarakat harus berperan aktif dalam pelaksanaan,pengawasan, dan melaksanakan


kebijakan publik didaerahnya.

2.masyarakat harus bekerja sama untuk mencapai tujuan tujuan tertentu.

3.masyarakat harus mementingan satu sama lain tidak boleh mementingkan diri sendiri.
OTONOMI DAERAH KARANGANYAR
Sesuai Bab V Pasal 8 ayat 3 Peraturan daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 8 Tahun 2016
Tentang Penyelenggaraan kepariwisataan jelas kewenangan pemerintah daerah atau yang
dimaksud dengan dinas pariwisata dan kebudayaan mempunyai kewenangan pengembangan
ekonomi kreatif meliputi pemanfaatan dan perlindungan hak kekayaan intelektual. Selanjutnya
dalam pasal 33 pada point G juga terdapat kewajiban pemerintah daerah yaitu dinas pariwisata
memfasilitasi pengajuan untuk mendapatkan hak kekayaan intelektual bagi masyarakat.
Kemudian Di dalam pasal 37 Peraturan daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 24 Tahun 2015
Tentang Perlindungan Industri bahwa pemerintah daerah yaitu Disperindagkop menjamin dan
melindungi hasil usaha industri, mendorong industri untuk mendaftarkan hak cipta, paten,
merek dan desain industri.
Peraturan daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Organisasi dan tata
Kerja Dinas Daerah Kabupaten Karanganyar dan Rencana Pembangunan Jangka 5 Menengah
Daerah (RPJMD) disusun sebagai penjabaran dari visi dan misi pasangan Bupati dan Wakil Bupati
terpilih. Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan urusan
pemerintahan daerah di bidang pariwisata dan kebudayaan berdasarkan azas otonomi dan tugas
pembantuan untuk menyelenggarakan tugas, terdapat 17 uraian tugas dinas Pariwisata dan
Kebudayaan tapi khusus dalam hal pengembangan terdapat 4 uraian yaitu:

a. Mengembangkan potensi kepariwisataan di Kabupaten Karanganyar,


b. Melaksanakan pemasaran wisata dan kebudayaan,
c. Mengembangkan dan melestarikan kebudayaan Kabupaten Karanganyar, dan
d. Memberikan rekomendasi perijinan di Bidang Pariwisata dan Kebudayaan.
Peraturan Bupati Kabupaten Karanganyar No. 2 Tahun 2009 Tentang Uraian Tugas Pokok
dan Fungsi Jabatan Struktural pada Disperindagkop mulai diterbitkan. Dalam salah satu
penjabaran uraian tugas dalam Dinas perdagangan, tenaga kerja, koperasi, usaha kecil dan
menengah adalah Memberikan penyuluhan dan pembinaan urusan pemerintahan di bidang
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah serta
Pengelolaan pasar sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kebijakan
yang ditetapkan Bupati.

Adapun berbagai produk potensial yang dipaparkan dalam kajian ini, diantaranya
adalah berbagai produk yang tentunya sangat rentan dengan permasalahan di bidang
HaKI. Berbagai produk tersebut antara lain:

Pertama, industri batik Girilayu di Desa Girilayu Kecamatan Matesih. Menurut Ibu Eka
salah satu pengrajin batik produk Batik Girilayu belum ada yang dipatenkan sebagaimana
penuturan Ibu Pardinah.

Kedua, Kayu Ukir khas karanganyar. Kabupaten Karanganyar juga memiliki produk seperti
kayu ukir yang memang khas dari Karanganyar. Untuk kayu ukir tersebut sudah mendapatkan
Hak Cipta maupun Hak Paten dengan bantuan Disperindagkop, hal tersebut berdasar
penuturan Bapak Sumartaya.

Ketiga, Tari-Tarian Khas Kabupaten Karanganyar. Menurut data buku statistik pariwisata
dan kebudayaan kabupaten Karanganyar Tahun 2015 terdapat 3 tari di Karanganyar yaitu tari
kencar-kencar, tari jaran gedrug dan tari varia nusantara, 3 tarian tersebut menarik untuk
dikaji dan sangat berpotensi untuk dikembangkan serta dijaga eksistensinya melalui
perlindungan HaKI. Tari-tarian di atas sudah dipatenkan oeh Dr. Hj. Rina Iriani Sri
Ratnaningsih, S.P.d. M.Hum dan dimiliki satu-satunya daerah yaitu daerah Kabupaten
Karanganyar sehingga juga dapat di katakan menjadi suatu tarian khas dari Kabupaten
Karanganyar. Tapi ditemui juga tarian yang muncul dan berkembang di daerah Kabupaten
Karanganyar yaitu di sanggar seni kembang lawu yang berada di daerah Palur dengan
pimpinan Ibu Elfitriany Kusuma. Dalam sanggar ini terdapat tutor yang menuturkan bahwa
ada beberapa tarian yang diciptakan karena ide gagasan sendiri yaitu tari sanduoduo, tari
song-song, tari tapen dan tari kongkorongo. Dari beberapa tarian tersebut selaku tutor Ibu
Satiti Dyah Sekarsari. menuturkan bahwa tari kongkorongo adalah tarian andalan dari
sanggar ini dan banyak menyabet piala, tapi belum dipatenkan dan belum mempunyai hak
cipta sebagaimana penuturan Ibu Satiti Dyah Sekarsari.

Keempat, Industri wortel di Desa Blumbang Tawangmangu. Dalam beberapa data


klaster yang di buat oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah
Kabupaten Karanganyar dalam kaitan produk wortel ini masuk dalam klaster tani
blumbang tawangmangu, berdiri sejak tahun 2008 dengan jumlah anggota sebanyak 4
unit usaha jangkauan penjualan mencakup wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan
dan Sulawesi dengan volume produksi 24 kwintal worta per tahunnya.
Melihat dari kemasan produk worta tersebut sudah tertera nomor dari Departemen
Kesehatan tapi dalam hal Hak Paten dan Hak Ciptanya belum ada, sebagaimana
penuturan Bapak Sri Sugiyo selaku anggota aktif dalam kelompok produk worta.

Anda mungkin juga menyukai