Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH TENTANG

PENGORGANISASIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH

NAMA : Meriyanti wini tada

KELAS : B/2

NIM. : PO5303212200202
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga makalah tentang pengorganisasian manajemen keperawatan.Adapun tujuan dari
pembuatan makalah ini ialah untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing
kepada kami Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari cara penulisan
maupun isi dari makalah ini, karenanya kami siap menerima baik kritik maupun saran dari dosen
pembimbing dan pembaca demi tercapainya kesempurnaan dalam pembuatan berikutnya.

Kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, kami
sampaikan penghargaan dan terima kasih. Semoga Tuhan yang Maha Esa senantiasa
melimpahkan berkat dan bimbingannya kepada kita semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI..................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................

A. Latar Belakang..............................................................................................................

B. Rumusan Masalah........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

1.Pengertian pengorganisasian dalam manajemen keperawatan

2. keperawatan sebagai sub sistem pelayanan kesehatan

3. organisasi.....................................................................................................................................

4. Pengorganisasian kerja pelayanan dan asuhan keperawatan

5.Sistem hubungan kerja...................................................................................................................

6.Uraian tugas...................................................................................................................................

BAB III
PENUTUP.....................................................................................................................................

A. Kesimpulan...........................................................................................

B. Saran..................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pengorganisasian adalah hal penting untuk dipelajari, pengorganisasian mencakup hal-hal yang
diatur untuk mencapai sebuah tujuan bersama. Antara pimpinan dan bawahan, atau antara ketua
dan staf memiliki saling keterkaitan tanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama.
Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang juga mempunyai peranan penting seperti
halnya fungsi perencanaan. Dengan fungsi pengorganisasian, seluruh sumber daya yang dimiliki
oleh intitusi pelayanan kesehatan (manusia dan bukan manusia) diatur penggunaannya secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan institusi.

Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai


macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang dan pendelegasian wewenang
oleh pimpinan kepada staf untuk mencapai tujuan organisasi. Rumah sakit merupakan sebuah
institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter,
perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya.

Suatu rumah sakit memerlukan pengorganisasian untuk melancarkan suatu tujuan dengan
sukses. Organisasi rumah sakit memiliki pemimpin dan staf-staf yang bergerak dibidangnya
agar organisasi di rumah sakit mampu mejalankan pelayanan yang optimal. Pengorganisasian
dalam manajemen keperawatan mempunyai banyak aktifitas penting, antara lain bagaimana
asuhan keperawatan dikelola secara efektif dan efisien untuk sejumlah pasien di rumah
sakit dengan jumlah staf keperawatan dan fasilitas yang ada.
Organisasi pelayanan kesehatan biasa dipandang sebagai sebuah system dengan sub-sistem
individu dan grup atau kelompok profesi yang secara bersama-sama bekerja untuk mencapoai
tujuan yang disepakati. Pemahaman dan komitmen tentang kekompakan kelompok menjadi
penting dan sangat berpengaruh pada proses

pencapaian tujuan tersebut, oleh karena itu pola interaksi yang efektif harus diciptakan diantara
individu atau grup baik internal maupun ekternal maupun eksternaldari system yang telah ada

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENGORGANISASIAN DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN

Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah
batasan yang relatif dapat diidentifikasikan untuk mencapai tujuan. Akibat terjadinya interaksi
dengan karakteristik masing-masing serta banyak kepentingan yang membentuk gaya hidup, pola
perilaku, dan etika kerja, yang semuanya akan mencirikan kondisi suatu organisasi.

Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan mengalokasi dan


mengatur sumber daya untuk menyelesaikan tujuan yang dicapai. Peran manajer dalam fungsi
pengorganisasian adalah menentukan, tugas yang akan dikerjakan, individu yang akan
mengerjakan, pengelompokkan tugas, struktur pertanggungjawaban, dan proses pengambilan
keputusan. Manajer bertanggung jawab juga dalam merancang pekerjaan staf yang digunakan
untuk mencapai sasaran organisasi

Fungsi pengorganisasian akan dapat dilaksanakan dengan baik kalau manajer pelayanan
kesehatan memahami prinsip-prinsip pengorganisasian. Pengorganisasian adalah langkah untuk
menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas
pokok dan wewenang dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf untuk mencapai
tujuan organisasi.

Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai


macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang dan pendelegasian wewenang
oleh pimpinan kepada staf untuk mencapai tujuan organisasi. Rumah sakit merupakan sebuah
institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter,
perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya.

Suatu rumah sakit memerlukan pengorganisasian untuk melancarkan suatu tujuan dengan
sukses. Organisasi rumah sakit memiliki pemimpin dan staf-staf yang bergerak dibidangnya
agar organisasi di rumah sakit mampu mejalankan pelayanan yang optimal. Pengorganisasian
dalam manajemen keperawatan mempunyai banyak aktifitas penting, antara lain bagaimana
asuhan keperawatan dikelola secara efektif dan efisien untuk sejumlah pasien di rumah
sakit dengan jumlah staf keperawatan dan fasilitas yang ada.

1. Tujuan dari pengorganisasian adalah sebagai berikut:

 Mempermudah pelaksanaan tugas.

 Mempermudah pimpinan melakukan pengendalian.

 Agar kegiatan-kegiatan para bawahan terarah ke satu tujuan yang telah ditentukan.

 Agar dapat menentukan orang-orang yang tepat untuk tugas-tugas yang ada.

TIPE-TIPE ORGANISASI

Pengorganisasian di ruang perawatan harus menyesuaikan dengan metode penugasan yang


diterapkan di ruangan perawatan. Berikut akan dijelaskan beberapa tipe organisasi dilihat dari
strukturnya.

1. Struktur Organisasi secara umum

Struktur Organisasi di ruangan menyesuaikan dengan metode penugasan yang dijalankan di


ruang perawatan. Akan tetapi, secara umum organisasi dibagi menjadi tiga macam , antara lain
sebagai berikut.
a. Organisasi Lini

Bentuk organisasi lini merupakan yang tertua di dunia. Organisasi lini mencirikan bahwa
pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan yang nyata antara satuan organisasi
pimpinan dan satuan organisasi pelaksana. Peran pimpinan sangat dominan, segala kendali ada di
tangan pimpinan, dan dalam melaksanakan kegiatan yang diutamakan adalah wewenang dan
perintah.

Organisasi lini lebih cocok digunakan untuk organisasi dengan jumlah karyawan sedikit, sarana
dan prasarana yang terbatas, serta tujuan dan kegiatan yang sederhana. Bentuk organisasi lini
mempunyai keuntungan pengambilan keputusan dapat dilaksanakan dengan cepat, kesatuan arah
dan perintah lebih terjamin serta koordinasi dan pengawasan lebih mudah. Sedangkan,
kelemahannya adalah keputusan sering kurang sempurna, dibutuhkan pemimpin yang benar-
benar dapat memegang kendali dan berwibawa, dan unsur manusiawi seiring terabaikan.
Berdasarkan penjelasan di atas, organisasi lini sangat cocok diterapkan di ruang perawatan.

b. Organisasi Staf.

Organisasi staf merupakan pengembangan dari organisasi lini. Organisasi staf dicirikan bahwa
dalam pengorganisasian dikembangkan satuan organisasi staf yang berperan sebagai pemantu
pimpinan. Orang yang duduk dalam suatu organisasi staf adalah individu ahli yang disesuaikan
dengan kebutuhan organisasi. Hal ini terjadi karena pimpinan organisasi menghadapi
permasalahan yang kompleks dan kesulitan untuk memecahkan permasalahan yang ada sehingga
dibutuhkan orang yang sanggup dan mampu membantu pimpinan dalam memecahkan masalah
organisasi.

c. Organisasi Lini dan Staf

Bentuk Operasi lini dan staf merupakan pengembangan dari organisasi staf. Pada bentuk
organisasi ini, staf tidak hanya diplot sebagai penasihat, tetapi staf juga diberikan tanggung
jawab untuk melaksanakan nasihat tersebut. Organisasi ini staf diterapkan jika permasalah
nasihat tersebut. Organisasi lini staf diterapkan jika permasalahan organisasi sangat kompleks
sehingga staf tidak hanya diharapkan memberikan buah pikirannya, tetapi staf juga harus
membantu pelaksanaannya.
B. KEPERAWATAN SEBAGAI SUB SISTEM PELAYANAN KESEHATAN

Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen (subsistem) di dalam suatu proses atau struktur dan
berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi. Selanjutnya didalam subsistem tersebut juga terjadi
suatu proses, yang berfungsi sebagai suatukesatuan sendiri sebagai bagian dari subsistem
tersebut. Demikian seterusnya darisistem yang besar ini, misalnya: pelayanan kesehatan sebagai
suatu sistem terdiri darisubsistem pelayanan medis, pelayanan keperawatan, pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan sebagainya dan masing-masing subsistem terdiri dari subsistem lain.
Subsistem pelayanan kesehatan adalah kesatuan yang utuh dan terpadu dari berbagai
upaya/kegiatan kesehatan yang diselenggarakan dalam suatu negara.Sebenarnya subsistem
pelayanan kesehatan mengandung pengertian yang sangatluas. Sebagai akibat dari luasnya
pengertian sehat, Maka terdapat berbagai kegiatanyang sekalipun tidak berhubungan langsung
dengan kesehatan, tetapi karenadampaknya juga ditemukan pada kesehatan, menyebabkan
berbagai kegiatan tersebutseyogiyanya harus turut diperhitungkan. Kegiatan-kegiatan yang
seperti ini, yangdikenal dengan nama health related activities

banyak macamnya. Misalnya kegiatan pembangunan perumahan, pengadaan pangan, perbaikan


lingkungan pemukiman,dan lain sebagainya yang seperti ini. Tentu mudah dipahami jika
kesemua kegiatanini turut diperhitungkan, akan ditemukan banyak kesulitan Pengelolaan
SubsistemPelayanan Kesehatan akan menjadi sangat luas dan kompleks. Untuk
mengatasinya,telah diperoleh kesepakatan bahwa subsistem pelayanan kesehatan dibatasi hanya
pada kegiatan-kegiatan yang berhubungan langsung dengan penerapan ilmuteknologi kedokteran
saja. Kegiatan yang seperti ini populer dengan

Sub sistem upaya pelayanan kesehatan untuk selanjutnya ini di "persempit" mrnjadi sub sistem
pelayanan kesehatan/ heatly service sistym sub sistem pelayanan kesehatan adalah kesatuan yang
utuh dan terpadu atau berbagai upaya dan atau kegiatan kesehatan yang di selenggarakan dalam
suatu negara.

Tujuan Subsistem Upaya Kesehatan.

Tujuan subsistem upaya kesehatan adalah untuk terselenggaranya upaya kesehatan yang merata,
bermutu, dan terjangkau secara berkesinambungan guna meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
Unsur-Unsur Subsistem Upaya Kesehatan.

Subsistem upaya kesehatan terdiri atas tiga unsur utama yaitu:

1. Upaya Kesehatan Masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau
masyarakat serta dunia usaha untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Upaya ini mencakup:

1. Promosi kesehatan masyarakat,

2. Pemeliharaan kesehatan masyarakat,

3. Pemberantasan penyakit menular dan kejiwaan,

4. Pengendalian penyakit tidak menular,

5. Penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar,

6. Perbaikan gizi masyarakat,

7. Pengamanan sediaan farmasi dan alat-alat kesehatan,

8. Pengamanan penggunaan zat-zat adiktif,

9. Pengamanan narkotika, psikotropika, dan bahan berbahaya lainnya,

10. Penanggulangan bencana,

11. Bantuan kemanusiaan.

2. Kesehatan Perseorangan yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat
serta dunia usaha untuk menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan per individu. UKP
mencakup:

1. Pelayanan rawat jalan,

2. Pengobatan rawat inap,

3. Pemberantasan dan pemulihan kecacatan.


3. Usaha Kesehatan Kegawat-daruratan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah
dan atau masyarakat serta dunia usaha untuk penanganan semua kegawat-daruratan secara
terpadu dengan melibatkan berbagai disiplin, dan profesi.

Bentuk Pokok Subsistem Upaya Kesehatan.

1. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), bentuk pokok subsistem kesehatan masyarakat

2. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) bentuk pokok subsistem kesehatan perorangan

 Unsur-Unsur Subsistem Pembiayaan Kesehatan.

Unsur-unsur subsistem pembiayaan kesehatan adalah:

1. Pengalokasian dana merupakan penetapan peruntukan dan penggunaan dana sesuai kebutuhan.

2. Pembelanjaan merupakan pemakaian dana yang telah dialokasikan sesuai dengan peruntukan
secara berdaya guna dan berhasil guna

Subsistem pembiayaan kesehatan adalah

tatanan yang menghimpun berbagai upaya penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan sumber
daya keuangan secara terpadu dan saling mendukung untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan
pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya yang bersumber dari: pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, organisasi
masyarakat dan masyarakat itu sendiri dan harus terintegrasi, kuat, stabil dan berkesinambungan
karena pembiayaan kesehatan memegang peranan yang sangat penting untuk penyelenggara
pelayanan kesehatan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan

Tujuan dari subsistem pembiayaan kesehatan adalah:

tersedianya pembiayaan kesehatan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil dan
termanfaatkan secara berdaya guna dan berhasil guna, untuk menjamin terselenggaranya
pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.

Unsur-unsur subsistem pembiayaan kesehatan adalah:


1. pengalokasian dana

merupakan penetapan peruntukan dan penggunaan dana sesuai kebutuhan, pembelanjaan


merupakan pemakaian dana yang telah dialokasikan sesuai dengan peruntukan secara berdaya
guna dan berhasil guna. Bentuk pokok subsistem pembiayaan kesehatan adalah: Jumlah yang
cukup, penyebaran dana yang harus sesuai kebutuhan, pemanfaatan dana yang telah ada tidak
dilakukan pengaturan yang seksama, sehingga akan menyulitkan masyarakat yang membutuhkan
pelayanan kesehatan apabila tidak ditangani segera.

C. STRUKTUR ORGANISASI

Struktur Organisasi (Organizational Structure) menentukan bagaimana pekerjaan dibagi,


dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal. Struktur organisasi sebagai penentuan
bagaimana pekerjaan dibagi-ibagi, dan dikelompokkan secara formal (Robbins,2007)

Menurut Robbins (2007) ada elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manager ketika
mereka hendak mendesain struktur organisasi. Keenam Elemen tersebut adalah

1. spesialisasi kerja,

Spesialisasi pekerjaan (work specialization), atau pembagian kegiatan dalam organisasi


dibagi-bagi menjadi beberapa pekerjaan tersendiri. Hakikat dari spesialisasi pekerjaan
adalah bahwa ketimbang seluruh pekerjaan dilakukan oleh seorang individu, pekerjaan
itu dipecah-pecah menjadi sejumlah tahap, dengan masing-masing tahap diselesaikan
oleh seorang individu tersendiri. Intinya, individu mengkhususkan diri dalam melakukan
bagian dari suatu kegiatan ketimbang seluruh kegiatan.

2. departementalisasi

Setelah memecah pekerjaan melalui spelisasi, langkah selanjutnya yaitu


mengelompokkannya bersama sehingga tugas-tugas yang sama dapat dikoordinasikan
dalam satu basis. Dasar pengelompokan bersama pekerjaan ini disebut
Departementalisasi (departementalizational). Departementalisasi berdasarkan fungsi
dapat digunakan di semua jenis organisasi, hanya saja fungsi tersebut bisa berubah guna
mencerminkan tujuan dan aktivitas organisasi. Contohnya sebuah rumah sakit mungkin
memiliki departemen yang dikhususkan untuk penelitian, perawatan pasien, pembukuan,
dan sebagainya.

3. rantai komando

Rantai komando (chain of command) adalah suatu garis wewenang tanpa putus dari
puncak organisasi ke eselom paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung jawab
kepada siapa. Jika membahas rantai komando ada dua konsep lain yang harus dibahas
agar saling melengkapi

4. rentang kendali

Rentang kendali adalah berapa banyak bawahan yang dapat diatur oleh seorang manajer
secara efektif dan efisien. Lingkup kendali sangat penting karena menentukan tingkatan
struktur dan berapa orang manajer yang dibutuhkan sebuah organisasi. Semakin luas
lingkupnya, semakin efisien organisasi tersebut. Namun, dalam keadaan tertentu, rentang
yang lebih lebar bisa mengurangi keefektifan. Itu terjadi jika rentang tersebut menjadi
terlalu lebar, kinerja karyawan memburuk karena penyelia tidak lagi memiliki waktu
untuk memberikan kepemimpinan dan dukungan yang diperlukan.

Sedangkan untuk rentang yang sempit atau kecil dengan membatasi rentang kendali pada
lima atau enam karyawan, seseorang manajer dapat mempertahankan kendalinya secara
baik.

5. sentralisasi

Sentralisasi mengacu pada derajat mana pembuatan keputusan dikonsentrasikan pada satu titik
dalam organisasi. Sentralisasi juga berlaku tatkala manajemen puncak membuat keputusan kunci
organisasi dengan sedikit atau bahkan tanpa masukan dari tingkatan yang lebih rendah.
Sebaliknya, desentralisasi adalah jika level lebih bawah diberi kesempatan untuk memberi
masukan bagi pengambilan keputusan atau bahkan diberi kewenangan untuk membuat
keputusan.

6. desentralisai dan formalisasi.


Formalisasi mengacu sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dibakukan. sebuah
pekerjaan sangat formal, pemangku organisasi pekerjaan akan memiliki sedikit sekali kebebasan
untuk memiliki apa yang harus dikerjakan, kapan harus dikerjakan, dan bagaimana dikerjakan.
Karyawan diharapkan untuk selalu menangani output yang konsisten dan seragam.

Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan mengalokasi dan


mengatur sumber daya untuk menyelesaikan tujuan yang dicapai. Peran manajer dalam fungsi
pengorganisasian adalah menentukan, tugas yang akan dikerjakan, individu yang akan
mengerjakan, pengelompokkan tugas, struktur pertanggungjawaban, dan proses pengambilan
keputusan. Manajer bertanggung jawab juga dalam merancang pekerjaan staf yang digunakan
untuk mencapai sasaran organisi

Fungsi pengorganisasian akan dapat dilaksanakan dengan baik kalau manajer pelayanan
kesehatan memahami prinsip-prinsip pengorganisasian. Pengorganisasian adalah langkah untuk
menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas
pokok dan wewenang dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf untuk mencapai
tujuan organisasi.

Berdasarkan batasan tersebut maka fungsi organisasi ialah alat untuk memadukan dan mengatur
semua kegiatan yang ada kaitannya dengan personel, finansial, material dan tata cara pencapaian
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Berdasarkan pandangan tersebut maka organisasi
dipandang sebagai wadah kerjasama antar orang-orang (organisasi bersifat statis). Organisasi
juga dapat ditinjau dari kerjaan dan pembagian tugas para staf untuk mencapai tujuan (organisasi
bersifat dinamis). Organisasi dapat juga dilihat dari strategi pimpinan untuk mengelolah
organisasi (organisasi sebagai instrument pimpinan)

b. Tujuan Pengorganisasian

1. Tujuan dari pengorganisasian adalah sebagai berikut:

2. Mempermudah pelaksanaan tugas.

3. Mempermudah pimpinan melakukan pengendalian.

4. Agar kegiatan-kegiatan para bawahan terarah ke satu tujuan yang telah ditentukan.
5. Agar dapat menentukan orang-orang yang tepat untuk tugas-tugas yang ada.

C. Prinsip-Prinsip Pengorganisasian

Beberapa prinsip pokok dari pengorganisasian adalah sebagai berikut:

Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf

Membagi habis pekerjaan kedalam kegiatan pokok untuk mencapai tujuan

Mengolompokkan kegiatan pokok ke dalam satuan kegiatan yang lebih operasional (elemen
kegiatan)

Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf dan fasilitas pendukungnya.

Penugasan personel yang cakap.

Mendelegasikan wewenang

Dalam pembagian tugas harus diperhatikan keseimbangan antara wewenang dan tanggung
jawab. Wewenang yang terlalu besar pada staf mendorong terjadinya kasus korupsi akibat
peluang yang besar tetapi pengawasan yang kurang.

d. Organisasi Sebagai Sistem Sosial

Organisasi sebagai wadah kerja sama manusia untuk mecapai tujuan bersama harus dipahami
sebagai sebuah sistem sosial karena sumber daya utamanya adalah manusia. Di dalam sebuah
sistem sosial terdapat subsistem lain yang saling berinteraksi satu sama lain. Salah satu di
antaranya yang terpenting adalah subsistem hubungan antar manusia (social sub-system).
Subsistem yang lain adalh subsistem administrasi (structural sub-system), subsistem informasi
(decision making sub-system), subsistem ekonomi (technological sub-system) (Muninjaya,
2011). Didalam sistem inilah para manajer sebuah organisasi bekerja dengan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi

1. Subsistem administrasi

Fokus kajian terhadap subsistem administrasi dalam institusi peayanan kesehatan lebih banyak
diarahkan untuk mengkaji tipe gaya kepemimpinan, proses pelimpahan wewenang dan tanggung
jawab yang diberikan kepada staf, dan mekanisme kerjasam yang dikembangkan untuk mencapai
tujuan organisasi. Di dalam pengembangan subsistem ni harus jelas: “siapa mengerjakan apa,
unutk siapa, “siapa menyuruh siapa untuk mengerjakan apa”, “kapan dan mengapa” tugas
tersebut harus dilaksanakan.

2. Subsistem informasi

Kajian terhadap subsistem informasi dan penagambilan keputusan diarahkan untuk mempelajari
proses pengambilan keputusan strategis dalam sebuah organisasi kegiatan (keputusan kunci).
Untuk pengambilan keputusan strategis, diperlukan informasi yang akurat dan menyeluruh
tentang organisasi, terutama tentang bagaimana sistem yang ada dalam organisasi berkembang
sesuai dengan misinya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Subsistem ekonomi

Untuk mengkaji subsistem ekonomi institusi peayana kesehatan diperlukan kejelasan tugas
pokok staf untuk mencapai tujuan organisasi dalam batas-batas kemampuan anggaran yang
tersedia(cost effectiveness) dan disesuaikan dengan tanggung jawab masing-masing.

4. Subsistem sosial

Di dalam kajian subsistem sosial, seseorang akan mempelajari lebih jauh tentang proses
pengembangan motivasi staf dan kepemimpinan yang efektif yang dilakoni para manajer
organisasi, terutama manajer personalia. Meskipun semua subsistem nampaknya berdiri sendiri,
tetapi perubahan yang terjadi pada salah satuu subsistem akan dirasakan pengaruhnya pada
subsistem lainnya. Jika keseluruhan sistem berjalan sehat dan bekerja secara normal, setiap
subsistem akan berinteraksi secara efektif satu sama lain.

Karenanya, pengembangan organisasi jangka panjang hanya akan terjadi kalau semua subsistem
dikembangkan dantidak mengorbankan salah satu subsistem untuk kepentingan suubsistm yang
lain. Pada saat bersamaan, sistem manajemen di dalam sebuah organisasi kesehatan juga tidak
mungkin mengabaikan pengatuh dan tekanan yang tersumber dari lingkungan di luar organiasi.

Faktor penyebab perbedaan struktur organisasi

1. Strategi.
Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk mencapai
sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari strategi organisasi maka logis kalau strategi dan
struktur harus terkait erat. Lebih tepatnya, struktur harus mengikuti strategi. Jika manajemen
melakukan perubahan signifikan dalam strategi organisasinya, struktur pun perlu dimodifikasi
untuk menampung dan mendukung perubahan ini. Sebagian besar kerangka strategi berfokus
pada tiga dimensi strategi yaitu:

1. Strategi inovasi

2. Strategi yang menenkankan diperkenalkannya produk dan jasa baru yang menjadi
andalan.

3. minimalisasi biaya

4. Strategi yang menekankan pengendalian biaya secara ketat menghindari pengeluaran


untuk inovasi dan pemasaran yang tidak perlu, dan pemotongan harga.Strategi imitasi

5. Strategi yang meniru, memanfaatkan yang terbaik dari kedua strategi sebelumnya.
Strategi ini, menimalkan risiko dan memaksimalkan peluang untuk mendapatkan laba.

2. Ukuran organisasi

Ukuran adalah besarnya suatu organisasi yang terlihat dari jumlah orang dalam organisasi
tersebut. Terdapat banyak bukti yang mendukung ide bahwa ukuran sebuah organisasi secara
signifikan mempengaruhi strukturnya.

3. Teknologi

Teknologi mengacu pada cara sebuah organisasi mengubah input menjadi output. Setiap
organisasi memiliki paling tidak satu teknologi untuk mengubah sumber daya finansial, SDM,
dan sumber daya fisik menjadi produk atau jasa.

4. Lingkungan

Ligkungan sebuah organisasi dari lembaga-lembaga atau kekuatan-kekuatan di luar organisasi


yang berpotensi memengaruhi kinerja organisasi. Struktur sebuah organisasi dipengaruhi oleh
lingkungannya karena lingkungan selalu berubah. Beberapa organisasi menghadapi lingkungan
yang statis tak banyak kekuatan di lingkungan mereka yang berubah. Sedangkan organisasi yang
menghadapi lingkungan yang sangat dianamis, dimana peraturan pemerintah yang cepat berubah
dan memengaruhi bisnis mereka, pesaing baru, kesulitan dalam mendapatkan bahan baku,
preferensi pelanggan yang terus berubah terhadap produk dan sebagainya. Secara signifikan,
lingkungan yang statis memberi lebih sedikit ketidakpastian bagi para menejer dibanding
lingkungan yang dinamis. Karena ketidakpastian adalah sebuah ancaman bagi keefektifan sebuah
organisasi, manajemen akan mencoba menimalkannya, dengan cara mengurangi ketidakpastian
lingkungan melalui penyesuaian struktur organisasi.

5. Keefektifan Organisasi

Tidak ada cara “terbaik” untuk membuar struktur organisasi. Seseorang harus selalu
mempertimbangkan variable, misalnya ukuran organisasi, kemampuan sumber daya manusia,
dan tingkat komitmen pekerja. Tanpa mempertimbangkan tipe struktur organisasi yang
digunakan, persyaratan minimal tertentu dapat diidentifikasi:

1. Struktur harus ditetapkan dengan jelas sehingga pegawai mengetahui tempat mereka dan
siapa yang dapat diminta bantuan

2. Tujuan seharusnya adalah membangun tingkat manajemen yang paling sedikit dan
memiliki rantai komando yang paling pendek. Hal ini menghilangkan gesekan, stress, dan
inersia

3. Staf unit juga perlu mampu melihat dimana tugas mereka yang paling cocok dengan
tugas umum organisasi

4. Struktur organisasi seharusnya meningkatkan, bukan mengambat komunikasi

5. Struktur organisasi seharusnya memfasilitasi pengambilan keputusan yang menghasilkan


performa kerja terbaik

6. Staf harus diatur dengan cara yang mampu mendorong kelompok informal untuk
mengembangkan rasa bermasyarakat

7. Layanan keperawatan harus diatur untuk memfasilitasi munculnya pemimpin masa


depan.
D. PENGORGANISASIAN KERJA PELAYANAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN.

Pengeorganisasian pelayanan di bangsal perawatan mengacu pada metode asuhan keperawatan


yang digunakan. Berikut ini akan dijelaskan beberapa metode yang digunakan dan bentuk
struktur pengorganisasian kerja yang digunakan supaya efektif dan efisien.

1. Model Asuhan Keperawatan Fungsional

Yaitu pengorganisasian tugas keperawatan yang didasarkan kepada pembagian tugas menurut
jenis pekerjaan yang dilakukan. Seorang perawat dapat melakukan dua jenis atau lebih untuk
semua klien yang ada di unit tersebut. Metode ini berkembang ketika perang dunia II, akibat
kurangnya perawat profesional, maka banyak direkrut tenaga pembantu perawat. Mereka dilatih
minimal cara merawat, diajarkan tugas yang sederhana dan berulang seperti menyuntik, ukur
tekanan darah, mengukur suhu, merawat luka dan sebagainya. Awalnya hal tersebut bersifat
sementara, karena keterbatasan tenaga perawat yang ada, namun dalam kenyataannya hal
tersebut tetap bertahan sampai saat ini , khususnya di Indonesia.

Contoh:

Perawat A tugasnya menyuntik, dan perawat B melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital serta
penyuapi pasien.dan Perawat C bertugas untuk merawat luka dan sebagainya.

Keuntungan :

• Perawat trampil untuk tugas dan pekerjaan tertentu

• Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai tugas

• Kekurangan tenaga yang ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang berpengalaman untuk
satu tugas sederhana.

• Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staf atau peserta didik yang praktek untuk
ketrampilan tertentu.

Kerugian :
• Pelayanan keperawatan terpilah-pilah atau tidak memungkinkan untuk melakukan keperawatan
secara holistik

• Apabila pekerjaan selesai cenderung perawat meninggalkan klien dan melaksanakan pekerjaan
non keperawatan.

• Kepuasan kerja secara keseluruhan sulit dicapai dan sulit diidentifikasi kontribusi terhadap
pelayanan.

• Perawat hanya melihat asuhan keperawatan sebagai ketrampilan saja.

2. Model Asuhan Keperawatan Tim

Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok perawat kepada sekelompok


klien yang dipimpin oleh perawat teregistrasi dan berpengalaman serta memiliki pengetahuan
dalam bidangnya. Pembagian tugas dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok/Ketua
Tim. Selain itu Ketua Tim bertanggung jawab dalam mengarahkan anggotanya sebelum tugas
dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim
dalam menyelesaikan tugas apabila mengalami kesulitan.

Keuntungan :

• Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif

• Memungkinkan pencapaian proses

• Konflik atau perbedaan pendapat antar staf dapat ditekan melalui rapat tim . Cara ini efektif
untuk belajar

• Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda dengan aman dan
efektif

Kerugian :

• Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan atau terburu-
buru, sehingga dapat mengakibatkan komunikasi dan koordinasi antar anggota tim terganggu
sehingga kelancaran tugas terhambat
• Perawat yang belum trampil dan belum berpengalaman cenderung tergantung atau berlindung
kepada anggota tim yangmampu atau ketua tim.

• Akontabilitas dalam tim kabur

3. Model Asuhan Keperawatan Alokasi Klien Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan


keperawatan untuk satu atau beberapa klien oleh satu perawat pada saat tugas/jaga selama
periode waktu tertentu sampai klien pulang. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam
pembagian tugas dan menerima laporan tentang pelayanan keperawatan klien. Berikut ini
keuntungan dengan kerugian metode tim dalam pengelolaan pelayanan/ Asuhan keperawatan.

Keuntungan :

• Fokus keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien

• Memberikan kesempatan untuk melakukan keperawatan yang komprehensif

• Memotivasi perawat selalau bersama klien selama bertugas, tugas non keperawatan dapat
dilakukan oleh bukan perawat

• Mendukung penerapan proses keperawatan

•Kepuasan kerja secara keseluruhan dapat dicapai

Kerugian :

• Beban kerja tinggi terutama jika klien banyak sehingga tugas yang sederhana terlewatkan •
Peserta didik sulit untuk memperoleh ketrampilan khusus yang tidak dilakukan pada klien yang
menjadi kelolaannya : misal kateterisasi, NGT dsb • Pendelegasian tugas tertentu

• Kelanjutan perawatan klien anya sebagaian selama perawat penagggung jawab klien bertugas.

• Kelanjutan perawatan klien hanya sebagaian selama perawat penaggung jawab klien bertugas.

4. Model Asuhan Keperawatan Primer

Keperawatan primer adalah suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana perawat
profesional bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap asuhan keperawatan pasien
selama 24 jam/hari. Metode ini dikembangkan sejak tahun 1970'an. Tanggung jawab meliputi
pengkajian pasien, perencanaan, Implementasi dan evaluasi asuhan keperawatan dari sejak
pasien masuk rumah sakit hingga pasien dinyatakan pulang, ini merupakan tugas utama perawat
primer yang dibantu oleh perawat asosiet. Keperawatan primer ini akan menciptakan kesempatan
untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, dimana asuhan keperawatan
berorientasi kepada pasien.Pengkajian dan menyusun rencana asuhan keperawatan pasien
dibawah tanggung jawab perawat primer, dan perawat assosiet yang akan melaksanakan rencana
asuhan keperawatan dalam tindakan keperawatan. Keuntungan dan Kelemahan Model Asuhan
Keperawatan Primer :

Keuntungan :

• perawat meningkat, karena motivasi, tanggung jawab dan tanggung gugat meningkat

• Menjamin kontinuitas asuhan keperawatan

• Meningkatnya hubungan antara perawat pasien

• Membebaskan perawat dari tugas-tugas yang bersifat perbantuan

• Metode ini mendukung pelayanan profesional

• Terciptanya Kolaborasi yang baik

Kerugian :

• Ruangan tidak memerlukan bahwa semua perawat pelaksana harus perawat profesional

• Biaya yang diperlukan mahal

5. Model Asuhan Keperawatan Moduler (Gabungan model asuhan keperawatan primar dan Tim)

Yaitu pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat
profesional dan non profesional (perawat trampil) untuk sekelompok klien dari mulai masuk
rumah sakit sampai pulang, disebut tanggung jawab total atau keseluruhan. Untuk metode ini
diperlukan perawat yang berpengetahuan, trampil dan memiliki kemampuan memimpin.
Idealnya 2 - 3 perawat untuk 8 - 12 klien. Semua model di atas dapat digunakan untuk
mengorganisasikan pelayanan/asuhan keperawatan sesuai situasi dan kondisi ruangan, jumlah
perawat serta kemampuan perawat yang ada. Jumlah perawat yang ada harus seimbang sesuai
dengan jumlah klien. Selain itu kategori pendidikan tenaga keperawatan yang ada perlu
diperhatikan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang akan dibebankan

D. SISTEM HUBUNGAN KERJA

Sistem Hubungan Kerja

Untuk menyusun pengorganisasian kerja yang efektif dalam mencapai tujuan organisasi, ada
empat prinsip yang harus Anda perhatikan. Ada empat prinsip tersebut adalah:

1) Pembagian kerja.

2) Pendelegasian tugas,

3) Koordinasi dan

4) Manajemen waktu.

Berikut ini penjelasan masing-masing prinsip dalam pengorganisasian yang penting Anda
perhatikan, yaitu:

1. Pembagian kerja dimaksudkan bahwa semua pekerjaan dibagi habis kepada semua staf. Setiap
staf memiliki tugas yang jelas untuk mengerjakan pekerjaan tertentu. Untuk menghindari
kesalahan maka manajer perawat hendaknya mengerti karakteristik tugas, tanggung jawab dan
wewenang stafnya. Job description, pengembangan prosedur dan deskripsi hasil kerja diperlukan
sebagai rambu-rambu pembagian kerja

2. Pendelegasian, menurut ANA (2005) adalah penyerahan tanggung jawab kinerja atas suatu
tugas dari satu individu kepada individu lain sedangkan pertanggung jawaban tetap tergantung
hasilnya. Pendelegasian tugas merupakan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada
staf untuk melakukan tindakan dengan batas kewenangantertentu, Dalam pendelegasian
mengandung unsur mentoring dan regenerasi yang baik atau alami serta memiliki nilai
bagaimana mengelola sumber daya yang efektif dan efisien dengan kemampuan terbatas,
Menurut Rose K.N (2008) dalam Kurniadi, 2013 pendelegasian yang baik harus melihat The five
right of delegation meliputi : tugas/pekerjaan, lingkungan sekitarnya, orang yang ditunjuk,
adanya pengarahan/ komunikasi yang baik dan dilakukan supervisi atau evaluasi

3. Koordinasi, adalah suatu kegiatan melakukan komunikasi dan hubungan dengan pihak yang
terlibat dalam melancarkan kegiatan agar terjadi nada atau irama yang sama sehingga terjadi
keselarasan tindakan, usaha, sikap dan penyesuaian antar tenaga yang ada di tempat kerja.
Koordinasi efektif bisa dilakukan dengan cara : 1) membangun komunikasi dua arah baik dengan
atasan maupun bawahan, 2) membiasakan melakukan rapat formal ( rapat resmi, pre dan post
conferent), 3) melakukan pelaporan dan pencatatan yang teratur dan berkelanjutan, 4) membuat
pembakuan formulir–formulir yang dipakai dalam semua kegiatan sebagai bukti tanggung jawab
dan tanggung gugat

4. Manajemen waktu biasanya digunakan oleh setiap orang untuk melakukan aktivitas apa saja.
Kemampuan mengelola waktu merupakan capaian keberhasilan seseorang. Agar dapat berhasil
dalam mengelola waktu maka diperlukan pemanfaatan waktu yang efektif dengan cara :

1) Analisa waktu yang dipakai dengan membuat jadwal dan kategori kegiatan

2) memeriksa kembali tiap porsi kategori sesuai waktu yang ada

3) menentukan prioritas pekerjaan menurut kegawatan, mendesak, dan tidak mendesak/rutin

4) mendelegasikan kepada bawahan, sesuai dengan sifat pekerjaan

E. URAIAN KERJA

Berikut ini adalah uraian kerja :

1. Pencapaian tujuan organisasi

2. Pengorganisasian sumber daya secara efektif dan efisien

3. Melakukan pembagian tugas dan pertanggungjawaban yang efektif antara perorangan dan
kelompok.

4. Menentukan jalur komunikasi dan koordinasi yang efektif melaui penyusunan struktur
organisasi yang baik
5. Melakukan pengambilan keputusan secara tepat

6. Melakukan pengawasan kegiatan-kegiatan organisasi secara efektif melalui supervisi.

7. Melakukan antisipasi terhadap berbagai perubahan yang mungkin terjadi dengan melalui
penyesuaian-penyesuaian yang penting. (Swansburg & Swansburg, 1999).

BAB III

PENUTUP

A KESIMPULAN

Pengorganisasian adalah pengelompokkan aktivitas-aktivitas untuk mencapai tujuan objektif,


Penugasan suatu kelompok manajer dengan otoritas pengawasan setiap kelompok, dan
menentukan cara pengoordinasian aktivitas yang tepat dengan unit lainnya, Baik cara vertical
maupun horizontal yang bertanggung jawab mencapai tujuan organisasi (Swansburg, 1993).
Unsur-unsur dasar yang membentuk organisasi yaitu adanya tujuan bersama, adanya kerjasama
dua orang atau lebih, adanya pembagian tugas, adanya kehendak untuk bekerja sama.

B. Saran

Organisasi yang baik adalah organisasi yang menjalankan peran pengorganisasian secara jelas.
Selain itu pengorganisasian yang baik juga dilihat dari pemimpin dan stafnya. Hubungan yang
baik membuat tujuan organisasi lebih cepat tercapai. Begitu juga dengan hubungan yang buruk
antara pimpinan dan stafnya akan membuat tujuan organisasi lambat terwujud bahkan gagal
tercapai.

Anda mungkin juga menyukai