Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR

Disusun oleh :
ENI FARIDHOTUSHALIHAH P07124121014
RAHMA YULINDA P07124121029
RISKA RAUZATUL PUTRI P07124121078
NAFISATUL HAYAH P07124121077
HELLVIRA AMANDA R. P07124121017

PERGURUAN TINGGI POLTEKKES BANDA ACEH


ANGKATAN 2020/2021

1
Kata pengantar

Ucapan puji-puji dan syukur semata-mata hanyalah milik Allah SWT. Hanya kepada-Nya
lah kami memuji dan hanya kepada-Nya lah kami bersyukur, kami meminta ampunan dan
kami meminta pertolongan sehingga makalah “Asuhan pada bayi baru lahir” telah selesai
hingga waktu yang ditentukan.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita,
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita
semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam
yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada ibu Asriah , Sit, M.Kes
selaku dosen yang telah memberi tugas ini kepada kami. Penulis juga berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca.
Selain itu kami juga sadar bahwa pada laporan kami ini dapat ditemukan banyak sekali
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-benar menanti kritik
dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis di masa yang selanjutnya, sebab
sekali kali lagi kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran
yang konstruktif.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi setiap pihak
terutama bagi mereka para pembaca.

Banda Aceh, 27 September 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI .............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Asuhan Pada Bayi Baru Lahir..............................................................................5
B. Pengertian Dasar Bayi Baru Lahir.......................................................................5
C. Standar Profesi Bidan Pada BBL.........................................................................18
D. Praktik Kesehatan Tradisional atau Modern Pada BBL.......................................20
E. Kebudayaan Dasar Pada BBL Yang Ada Di Indonesia.......................................20
F. Sarana Yang Tepat Dan Benar Pada BBL...........................................................23

BAB III PENUTUP


Kesimpulan................................................................................................................24
Saran...........................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................25

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bayi baru lahir atau neonatus adalah masa kehidupan neonatus pertama di luar rahim
hingga usia 28 hari dimana terjadi perubahan sangat besar dari kehidupan di dalam rahim
menjadi di luar rahim. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur
kehamilan 37-42 minggu dan berat lahir 2.500 – 4.000 gram.

Masa perubahan yang paling besar terjadi selama jam ke 24-72 meliputi sistem organ
yang terpenting adalah pernapasan, sirkulasi, ginjal dan hepar. Menangani bayi baru lahir
diperlukan penataan dan persiapan yang matang, paling dasar kita harus mengetahui ciri
bayi baru lahir normal.
Penting diketahui tanda-tanda bayi baru lahir dengan normal, jika ditemukan kelainan
atau masalah maka perlu dilakukan penatalaksanaan yang sesuai standar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Asuhan pada bayi baru lahir
2. Pengertian dasar bayi baru lahir
3. Pengertian tambahan
4. Keterampilan dasar
5. Keterampilan tambahan

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Konsep Kebidanan tentang materi Asuhan pada Bayi Baru Lahir pada jurusan D3
Kebidanan Semester 1.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR


Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam
pertama setelah kelahiran, sebagian besar BBL akan menunjukkan usaha pernafasan
spontan dengan sedikit bantuan. Pentingnya seorang ibu melakukan Inisiasi Menyusu
Dini yaitu berada di atas perut ibu selama satu jam hingga mencapai puting susu ibu
karena dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak serta menurunkan angka
kematian bayi dan balita.
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprenhensif pada bayi yang baru
lahir sehat sampai dengan 1 bulan.

B. PENGERTIAN DASAR BAYI BARU LAHIR


1) Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus.
Pengertian adaptasi fisik bayi baru lahir adalah proses penyesuaian fungsional
neonatus dari kehidupan di dalam eterus ke kehidupan di luar uterus

Kemampuan adaptasi fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke


ke- hidupan di luar uterus. Kemampuan adaptasi fisiologis ini disebut juga
homeostasis. Homeostasis adalah kemampuan mempertahankan fungsi-fungsi
vital, bersifat dina- mis, dipengaruhi oleh tahap pertumbuhan dan
perkembangan, termasuk masa per- tumbuhan dan perkembangan intrauterin.
Masa neonatus lebih tepat jika dipandang sebagai masa adaptasi dari
kehidupan ekstra uterin dari berbagai sistem. Pada bayi kurang bulan, terdapat
berbagai gangguan mekanisme adaptasi. Adaptasi segera setelah lahir
meliputi adaptasi fungsi-fungsi vital (sirkulasi, respirasi, susunan saraf pusat,
pencernaan dan metabolisme). Bila terdapat gangguan adaptasi, maka bayi
akan sakit

2) Kebutuhan dasar bayi baru lahir: kebersihan jalan nafas, perawatan tali pusat,
kehangatan, nutrisi, bonding dan attechement.
Bersihan jalan napas tidak efektif merupakan ketidakmampuan membersihkan
sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas tetap
paten(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). Bersihan jalan napas merupakan
ketidakmampuan membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas
untuk mempertahankan bersihan jalan napas(NANDA, 2018). Pengertian lain
juga menyebutkan bahwa bersihan jalan napas tidak efektif adalah kondisi
ketika individu mengalami ancaman pada status pernapasannya sehubungan
dengan ketidakmampuan untuk batuk secara efektif(Carpenito & Moyet,
2013).

5
1) Membersihkan jalan napas dengan penghisap lendir dan kasa steril (cara
penatalaksanaan lihat pada bayi normal)
2) Potong tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik
3) Apabila bayi tidak menangis lakukan cara sebagai berikut
a) Rangsangan taktil dengan cara menepuk-nepuk kaki, mengelus-ngelus,
dada, perut atau punggung.
b) Bila dengan rangsangan taktil belum menangis lakukan mount (napas
buatan mulut ke mulut)

3) Indikator pengkajian bayi baru lahir, misalnya nilai APGAR.


Skor APGAR adalah suatu metode yang dipakai untuk memeriksa keadaan
bayi yang baru lahir. Skor APGAR ditemukan oleh Dr. Virginia Apgar pada
tahun 1952 untuk menilai status klinis bayi yang baru lahir pada usia 1 menit
dan menilai kebutuhan intervensi segera untuk merangsang pernapasan. Dr.
Apgar kemudian menerbitkan penelitian lanjutan yang mencakup lebih
banyak pasien.

Pada tahun 1961, Dr. Joseph Butterfield memperkenalkan mnemonic dari


APGAR untuk memudahkan sejawat mengingat komponen skor APGAR.
Komponen dari skor APGAR adalah:

A = Appearance (warna kulit)


P = Pulse (denyut jantung)
G = Grimace (refleks)
A = Activity (tonus otot)
R = Respiration (pernapasan)

Skor APGAR dihitung pada menit ke-1 dan ke-5 untuk semua bayi, kemudian
dilanjutkan setiap 5 menit sampai menit ke-20 untuk bayi dengan skor
APGAR kurang dari 7. Skor APGAR menghitung kuantitas dari tanda-tanda
klinis depresi neonatal seperti sianosis atau muka pucat, bradikardia, depresi
refleks terhadap stimulus taktil, hipotonus, dan apnea atau respirasi yang
terganggu.

Skor APGAR tidak dapat dipakai untuk menilai mortalitas seorang bayi dan
tidak dapat digunakan untuk menilai kesehatan atau keadaan neurologis bayi
di masa mendatang.

Skor APGAR adalah suatu sistem skoring yang dipakai untuk memeriksa
keadaan bayi yang baru lahir dan menilai responsnya terhadap resusitasi.
Penilaian skor APGAR dilakukan dengan memeriksa warna kulit, denyut
jantung, refleks terhadap stimulus taktil, tonus otot, dan pernapasan. Skor
APGAR tidak bisa digunakan untuk menentukan kebutuhan resusitasi inisial,
tahapan resusitasi yang diperlukan, dan kapan resusitasi diperlukan. Untuk
menentukan kebutuhan resusitasi pada bayi yang baru lahir, digunakan
Neonatal Resuscitation Algorithm.

6
4) Tumbuh kembang yang normal pada bayi baru lahir sampai 1 bulan.
Perkembangan bayi usia 1 bulan bisa dilihat dari anggota-anggota tubuhnya.
Berikut beberapa perkembangannya.

1. Tangan dan Kaki Bayi


Ketika lahir, si Kecil belum menyadari bahwa ia memiliki tangan dan kaki. Di
usia 1 bulan, ia mulai mengeksplorasi tubuhnya. Bagian tubuh yang pertama
dikenalnya adalah tangan dan kaki. Coba Mama berikan stimulasi si Kecil
dengan cara mengangkat kedua tangannya ke atas kepala, dan tempelkan
tangannya ke wajahnya agar si Kecil dapat melihat dan merasakannya
sekaligus. Tetapi, pastikan tangan dan kakinya tetap hangat. Gunakan sarung
tangan dan kaki khusus bayi, karena di usia 1 bulan si Kecil mudah
kehilangan panas tubuhnya melalui tangan dan kakinya.

2. Ocehan Si Kecil
Perkembangan motorik bayi berikutnya adalah ocehan si Kecil. Dalam
berbagai kegiatan bersama si Kecil seperti memandikan, mengganti popok,
atau saat menyusui, Mama bisa sembari mengajak si Kecil mengobrol dan
tersenyum. Sebagian besar bayi akan mulai “menjawab” kata-kata Mama
dengan mengoceh atau membalas senyuman Mama. Jangan ragu untuk selalu
menceritakan apa saja yang sedang Mama kerjakan pada si Kecil ya, karena si
Kecil tidak pernah terlalu muda untuk diajak bicara.

3. Mulai Mengangkat Kepala


Letakkan si Kecil dalam posisi tengkurap. Si Kecil akan mulai mengangkat
kepalanya selama beberapa saat, bahkan mungkin si Kecil dapat menoleh ke
kanan dan ke kiri. Namun, si Kecil belum bisa mengukur kemampuannya
sehingga Mama harus betul-betul memperhatikannya agar tidak terjadi cedera
pada si Kecil.

4. Tidur Malam Lebih Lama


Si Kecil mungkin lebih lama tidur di malam hari, jangka waktunya sekitar 4
sampai 6 jam. Kebiasaan ini bisa dimulai sejak usia 6 minggu sampai 6 bulan,
tergantung perkembangan dan perilaku si Kecil.

5. Ekspresi Wajah
Si Kecil mulai mengembangkan kemampuan berekspresi. Dia mungkin mulai
mengerucutkan bibirnya, mengangkat alis, melebarkan dan menyipitkan
matanya, dan mengerutkan dahinya.

6. Belajar Menggenggam
Selanjutnya, perkembangan motorik bayi usia 1 bulan adalah terkait
kemampuan menggenggamnya. Usia 1 bulan, si Kecil mungkin belum bisa
meraih benda dan menggenggamnya, tetapi tangan si Kecil sudah bisa
menggenggam benda yang diletakkan di tangannya. Si Kecil juga mungkin

7
belum bisa melepaskan benda yang ada di tangannya meskipun ia ingin
melepaskannya.

7. Mengikuti Objek dengan Matanya


Mata si Kecil mulai dapat mengikuti gerakan objek yang digerakkan di
hadapannya. Gerakkan wajah Mama di depan wajah si Kecil, dan lihatlah
mata si Kecil akan mengikuti gerakan wajah Mama. Mama juga bisa
menggunakan mainan berwarna cerah dan berbunyi, lalu menggerakkan
mainan itu ke kanan dan kiri di hadapan wajah si Kecil, perhatikan mata si
Kecil yang akan mengikuti gerakan mainan tersebut.

5) Memberikan imunisasi pada bayi.


Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal pada bayi yang baru lahir
sampai usia satu tahun untuk mencapai kadar kekebalan diatas ambang
perlindungan (Kemenkes RI, 2005). Menurut Proverawati (2010), Imunisasi
adalah suatu usaha memberikan kekebalan bayi dan anak terhadap penyakit.

6) Masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir normal, seperti: caput,
molding dan mongolian spot.

1. Jaundice

Adalah warna kuning yang terlihat pada kulit bayi baru lahir. Pertama kali
muncul di wajah, kemudian dada, perut, dan beberapa kejadian ada di bagian
lengan dan kaki. Bagian putih di mata juga bisa jadi kuning. Menurut Centers
for Disease Control and Prevention (CDC), jaundice terjadi ketika bilirubin
menumpuk di darah Si Kecil. Hal ini terjadi karena hati belum cukup
berkembang secara efisien mengeluarkan bilirubin dari aliran darah.

2. Kulit membiru

Kaki dan tangan bayi bisa saja menjadi sedikit berwarna biru, tetapi tidak perleu
dirisaukan. Kalau tangan dan kakinya menjadi sedikit biru karena kedinginan,
biasanya akan segera kembali berwarna pink begitu mereka menghangat. Jika
kulit terlihat biru terus menerus, apalagi diikuti dengan kesulitan bernapas dan
menyusu, ada kemungkinan jantung atau paru-parunya tidak bekerja sebagaimana
mestinya. Segera konsultasikan kepada dokter, Moms.

3. Perut membuncit

Kebanyakan perut bayi secara normal terlihat membuncit terutama setelah banyak
menyusu. Di antara waktu menyusu, perut bayi yang baru lahir biasanya terasa
lebih lunak. Moms perlu berhati-hati bila perut Si Kecil terlihat besar dan saat

8
dipegang terasa keras, belum buang air besar selama lebih dari 1 hari atau
muntah. Jika hal ini terjadi, segera hubungi dokter anak. Bisa jadi ada masalah
pencernaan yang lebih serius.

4. Bekas forceps

Saat forceps digunakan untuk membantu proses persalinan, alat ini bisa
meninggalkan tanda merah atau bahkan goresan pada wajah dan kepala bayi.
Biasanya goresan akan hilang dalam beberapa hari. Kadangkala benjolan datar,
keras, timbul di satu area ini karena kerusakan minor pada jaringan di bawah
kulit. Namun, kondisi ini biasanya akan hilang dalam waktu 2 bulan.

5. Menangis berlebihan

Semua newborn menangis, tanpa alasan yang jelas. Bila Anda yakin Si Kecil
sudah disusui, disendawakan, dalam kondisi hangat, dan menggunakan popok
bersih, cara terbaik untuk menenangkan tangisannya adalah menggendong,
bernyanyi atau berbicara dengannya hingga ia berhenti menangis. Bila
tangisannya terdengar aneh, ada lengkingan sakit, bisa jadi tanda adanya masalah
medis, Moms. Minta saran dari dokter segera.

6. Cedera persalinan

Healthy Children menyebutkan, saat persalinan, newborn bisa mengalami cedera,


terlebih bila prosesnya cukup panjang, sulit, atau bayi berukuran sangat besar.
Cedera yang terjadi adalah salah satunya kelemahan otot. Disebabkan adanya
tekanan yang terjadi selama proses persalinan ataupun peregangan dari saraf yang
melekat pada otot. Minta bantuan dokter tentang cara mengasuh dan memegang
bayi yang tepat.

7. Lesu dan selalu mengantuk

Setiap newborn menghabiskan banyak waktunya dengan tidur. Sepanjang ia


bangun setiap beberapa jam, menyusu dengan baik, terlihat kenyang, dan terjaga
di siang hari., normal baginya untuk banyak tidur. Kalau Si Kecil jarang terjaga,
tidak bangun dengan sendirinya untuk menyusu, segera bawa ke dokter.

7) Komplikasi yang lazim terjadi pada bayi lahir normal seperti: hypoglikemi,
hypotermi, dehidrasi, diare dan infeksi, ikterus.

9
kehamilan selama 9 bulan lamanya yang berjalan dengan lancar sekali pun
tetap berisiko mengalami komplikasi atau tanda bahaya saat persalinan
nantinya.

Ada beragam komplikasi persalinan yang bisa terjadi pada Anda dan bayi,
meliputi:

1. Komplikasi persalinan distosia

Distosia atau yang dimaksud sebagai persalinan macet (prolonged labor)


adalah komplikasi melahirkan ketika total waktu melahirkan lama.

Ya, waktu yang dihabiskan mulai dari awal pembukaan lahiran leher rahim,
sampai bayi keluar terbilang cukup lama dari waktu normalnya.
Menurut American Pregnancy Association, persalinan dikatakan tidak maju
jika berlangsung lebih dari 20 jam untuk pengalaman melahirkan yang
pertama.
Sementara jika sebelumnya Anda sudah pernah melahirkan, komplikasi
persalinan tidak maju yakni ketika memakan waktu lebih dari 14 jam.

Distosia dapat ditangani dengan pemberian induksi persalinan, tindakan


forceps, episiotomi (gunting vagina), maupun operasi caesar.

2. Cephalopelvic disproportion

Cephalopelvic disproportion adalah penyulit persalinan saat bayi sulit lahir


melewati panggul ibu karena ukurannya yang terlalu besar.
Komplikasi persalinan cephalopelvic disproportion (CPD) bisa terjadi ketika
ukuran kepala bayi yang terlalu besar atau panggul ibu yang terlalu kecil.

Ukuran panggul ibu yang kecil tidak menjadi masalah bila ukuran kepala
bayi juga tidak terlalu besar.

Penanganan CPD biasanya dilakukan dengan operasi caesar karena


persalinan normal sudah tidak memungkinkan.

2. Prolaps tali pusat

Selama dalam kandungan, tali pusat (tali pusar) merupakan tumpuan hidup
bayi.

Tali pusat bertugas untuk mengalirkan nutrisi dan oksigen dari ibu ke tubuh
bayi agar dapat tumbuh dan berkembang di dalam rahim ibu.
Terkadang selama proses melahirkan, tali pusat dapat masuk ke dalam leher
rahim atau serviks terlebih dulu sebelum setelah air ketuban pecah.
Tali pusat bahkan bisa keluar lebih dulu melalui vagina dibandingkan bayi
sehingga menyebabkan komplikasi saat persalinan.
Kondisi ini disebut dengan prolaps tali pusat. Komplikasi persalinan prolaps
tali pusat ini tentu sangat berbahaya bagi bayi.

10
Ini karena aliran darah pada tali pusar bisa terhambat atau bahkan terhenti.
Pastikan Anda segera mendapatkan penanganan medis sedini mungkin saat
komplikasi persalinan ini terjadi.

4. Komplikasi persalinan janin terlilit tali pusar

Posisi janin di dalam kandungan tidak selalu diam dan tenang.


Kadang kala, bayi bisa bergerak dan berganti posisi sehingga membuat
tubuhnya terlilit tali pusatnya sendiri.
Janin terlilit tali pusar sebenarnya bisa terlepas dengan sendirinya berkali-
kali selama kehamilan.
Namun, tali pusat yang melilit bayi selama proses persalinan dapat
menimbulkan komplikasi.
Ini karena aliran darah untuk bayi bisa terganggu sehingga membuat
denyut jantung bayi menurun secara tiba-tiba (variable decelerations).
Penyebab janin terlilit tali pusar juga bisa karena ukuran tali pusar yang
terlalu panjang, strukturnya lemah, dan tidak dilindungi lapisan jeli yang
cukup.

Hamil dan melahirkan anak kembar juga kerap menjadi penyebab tali
pusar melilit tubuh bayi.
Jika detak jantung bayi terus memburuk selama persalinan dan bayi
menunjukkan tanda bahaya lainnya.
Melahirkan dengan operasi caesar bisa jadi jalan keluar terbaik untuk
mengatasi komplikasi persalinan ini.
5. Emboli air ketuban

Emboli air ketuban adalah kondisi ketika sel-sel janin, air ketuban, dan
lainnya masuk ke dalam aliran darah ibu melalui plasenta.
Komplikasi atau penyulit persalinan ini kemungkinan terjadi karena
penghalang plasenta mengalami kerusakan akibat luka.

Sebenarnya, air ketuban yang masuk ke aliran darah ibu jarang


mengakibatkan masalah.

Itulah mengapa emboli air ketuban termasuk tanda bahaya persalinan yang
jarang sekali terjadi.

6. Komplikasi persalinan asfiksia perinatal

11
Asfiksia perinatal adalah kompliksi persalinan ketika bayi tidak
mendapatkan cukup oksigen di dalam kandungan selama proses
melahirkan berlangsung maupun setelahnya.
Asfiksia merupakan salah satu komplikasi melahirkan yang dapat
berakibat fatal.

Selain karena kadar oksigen yang rendah, bayi juga bisa mengalami
komplikasi persalinan berupa asfiksia perinatal karena peningkatan kadar
karbon dioksia.

Dokter biasanya melakukan penanganan segera untuk kasus asfiksia


perinatal dengan memberikan oksigen kepada ibu dan operasi caesar.

Setelah melahirkan, pengobatan juga akan tetap dilakukan misalnya


dengan memberikan pernapasan mekanis maupun perawatan lainnya pada
bayi.

7. Gawat janin (fetal distress)


Gawat janin atau fetal distress adalah kondisi saat pasokan oksigen bayi
selama persalinan dan setelahnya tidak tercukupi.
Sekilas, gawat janin terlihat serupa dengan asfiksia perinatal. Hanya saja,
gawat janin menandakan bahwa janin sedang berada dalam kondisi yang
tidak baik di kandungan ibu.

Itu sebabnya, gawat janin dikatakan sebagai status atau kondisi janin yang
mengkhawatirkan.

Selain kadar oksigen bayi yang tidak tercukupi, gawat janin juga bisa
disebabkan oleh bayi berukuran kecil dan usia kehamilan sudah lebih dari
42 minggu.

Pertumbuhan janin yang terhambat atau intrauterine growth retardation


(IUGR) juga turut andil sebagai penyebab gawat janin.

8. Rahim robek (ruptur uteri)

Tanda bahaya persalinan ruptur uteri atau rahim robek kemungkinan bisa
terjadi bila ibu sebelumnya pernah melakukan operasi caesar.
Kondisi ini terjadi ketika bekas luka tersebut terbuka di persalinan normal
berikutnya.

Di samping mengakibatkan komplikasi persalinan berupa perdarahan


hebat pada ibu, bayi di dalam kandungan juga berisiko mengalami
kekurangan oksigen.

12
Dalam kondisi ini, dokter biasanya akan menganjurkan untuk segera
melakukan operasi melahirkan caesar.

Itu sebabnya, ibu yang berencana untuk melahirkan normal setelah caesar
sebaiknya selalu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Dokter dapat melakukan serangkaian pemeriksaan dan kemudian
menentukan keputusan terbaik setelah melihat kondisi ibu dan bayi.

9. Sindrom aspirasi mekonium

Sindrom aspirasi mekonium adalah masalah yang terjadi saat bayi minum
air ketuban yang bercampur mekonium sebelum, saat, atau setelah
kelahiran.
Mekonium atau feses pertama bayi yang bercampur bersama air ketuban
ini dapat membuat bayi keracunan bila terminum terlalu banyak.

Normalnya, bayi memang minum air ketuban selama berada di dalam


kandungan. Namun, air ketuban tersebut bebas dari mekonium sehingga
tidak dapat dikatakan keracunan.

Bayi yang mengalami stres sebelum, saat, dan setelah proses kelahiran
bisa menjadi penyebab terjadinya aspirasi mekonium.

10. Perdarahan postpartum

Setelah bayi berhasil dilahirkan, ibu bisa mengalami perdarahan


postpartum.
Perdarahan postpartum merupakan salah satu komplikasi persalinan yang
terjadi setelah plasenta dikeluarkan, entah dalam melahirkan normal atau
caesar.
Kontraksi uterus atau rahim yang lemah tersebut tidak mampu
memberikan tekanan yang cukup pada pembuluh darah, khususnya tempat
di mana plasenta menempel pada rahim.

Perdarahan postpartum juga bisa disebabkan oleh adanya bagian plasenta


yang masih tersisa dalam rahim dan infeksi pada dinding rahim.
Kesemua hal ini dapat mengakibatkan pembuluh darah terbuka sehingga
dinding rahim terus mengeluarkan darah.
Perdarahan saat melahirkan yang terlalu banyak berisiko mengancam
nyawa ibu, melansir dari National Institute of Health.
Penanganan segera dari dokter dan tim medis dapat membantu
memperbaiki kondisi kesehatan ibu sekaligus mencegahnya bertambahnya
parah.

Namun, perdarahan postpartum tidak sama dengan lokia atau perdarahan


masa nifas.

13
Berbeda dengan perdarahan postpartum yang merupakan tanda bahaya
persalinan dalam tubuh ibu, perdarahan lokia justru normal terjadi setelah
melahirkan.

11. Komplikasi persalinan bayi sungsang (breech birth)


Sesuai dengan namanya, bayi sungsang terjadi saat bayi di dalam
kandungan tidak berada pada posisi yang seharusnya menjelang kelahiran.
Posisi kepala bayi selama kehamilan biasanya berada di atas dan kaki di
bawah.

Seiring berjalannya waktu, posisi bayi akan memutar dengan kaki di atas
dan kepala di bawah dekat dengan jalan lahir.

Perubahan posisi ini umumnya terjadi mendekati persalinan.

Sayangnya, dalam beberapa kasus, bayi dapat mengalami posisi sungsang


alias tidak berada pada posisi yang seharusnya menjelang hari kelahiran.

Sebaliknya, posisi bayi sungsang membuat kaki atau bokong bayi yang
nantinya keluar lebih dulu disusul dengan kepalanya.

Posisi ini tentu dapat menyebabkan komplikasi persalinan yang berisiko


bagi bayi, khususnya bila ibu berencana melahirkan normal.

12. Retensio plasenta

Retensio plasenta adalah kondisi ketika plasenta tidak kunjung keluar dari
rahim setelah persalinan dalam kurun waktu lebih dari 30 menit.
Padahal, plasenta seharusnya keluar dari rahim karena tubuh ibu masih
berkontraksi pascamelahirkan.

Penanganan retensio plasenta biasanya dilakukan dengan pemberian


suntikan untuk merangsang rahim berkontraksi.

Bila dirasa tidak menunjukkan perubahan, dokter mungkin akan


menempuh prosedur operasi dengan pemberian epidural atau anestesi.

13. Plasenta akreta

Plasenta akreta merupakan salah satu penyebab terjadinya retensio


plasenta.
Komplikasi persalinan ini terjadi saat perlekatan plasenta terlalu kuat pada
dinding rahim sehingga membuatnya susah lepas setelah melahirkan.

Bahkan, plasenta dapat tumbuh ke dalam dinding rahim sehingga semakin


sulit lepas dan keluar dari tubuh ibu.

14
Bila tidak segera dikeluarkan, plasenta yang susah lepas ini berisiko
membuat ibu mengalami perdarahan hebat.

14. Komplikasi persalinan atonia uteri

Rahim atau uterus seharusnya masih berkontraksi setelah melahirkan guna


mengeluarkan plasenta sekaligus menekan pembuluh darah.

Namun, ibu bisa mengalami komplikasi persalinan atonia uteri sehingga


terjadi perdarahan yang sangat banyak (perdarahan postpartum).
Dokter biasanya mengobati atonia uteri dengan operasi hingga
histerektomi untuk kasus yang tergolong berat.

15. Infeksi postpartum

Komplikasi persalinan lain yang bisa dialami ibu usai melahirkan yakni
infeksi postpartum.
Infeksi postpartum disebabkan oleh hadirnya bakteri, entah itu pada
sayatan bekas operasi, rahim, kandung kemih, dan lainnya.

Infeksi postpartum bisa meliputi mastitis payudara, endometritis, infeksi


saluran kemih (ISK), dan infeksi pada bekasi sayatan operasi.

Pengobatan untuk komplikasi persalinan, baik saat melahirkan normal


maupun operasi caesar, berupa infeksi postpartum akan disesuaikan
kembali dengan penyebabnya.

16. Meninggal saat atau setelah melahirkan

Kematian ibu saat maupun setelah melahirkan termasuk komplikasi


persalinan yang berakibat fatal.

Penyebab ibu meninggal saat melahirkan maupun setelahnya yakni karena


adanya komplikasi atau masalah selama persalinan.
Di sisi lain, kurang meratanya persediaan fasilitas kesehatan dan sulitnya
akses menuju fasilitas kesehatan kerap membuat masalah yang dialami ibu
tidak dapat ditolong dengan cepat.

8) Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada bayi baru lahir sampai 1
bulan.
Promosi kesehatan adalah proses atau upaya pemberdayaan masyarakat untuk
dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Untuk mencapai keadaan
sehat, seseorang atau kelompok harus mampu mengidentifikasi dan
menyadari aspirasi, mampu memenuhi kebutuhan dan merubah atau
mengendalikan lingkungan (Piagam Ottawwa, 1986)

15
Dengan melakukan imunisasi dapat mencegah dan mempertahan kan anti
bodi tubuh pada bayi.

9) Keuntungan dan risiko imunisasi pada bayi.


Imunisasi bertujuan untuk membangun kekebalan tubuh seseorang terhadap
suatu penyakit, dengan membentuk antibodi dalam kadar tertentu. Agar
antibodi tersebut terbentuk, seseorang harus diberikan vaksin sesuai jadwal
yang telah ditentukan. Jadwal imunisasi tergantung jenis penyakit yang
hendak dicegah. Sejumlah vaksin cukup diberikan satu kali, tetapi ada juga
yang harus diberikan beberapa kali, dan diulang pada usia tertentu. Vaksin
dapat diberikan dengan cara disuntik atau tetes mulut.

Efek Samping Imunisasi


Pemberian vaksin dapat disertai efek samping atau kejadian ikutan pasca
imunisasi (KIPI), antara lain demam ringan sampai tinggi, nyeri dan bengkak
pada area bekas suntikan, dan agak rewel. Namun demikian, reaksi tersebut
akan hilang dalam 3-4 hari.
Bila anak mengalami KIPI seperti di atas, Anda dapat memberi kompres air
hangat, dan obat penurun panas tiap 4 jam. Cukup pakaikan anak baju yang
tipis, tanpa diselimuti. Di samping itu, berikan ASI lebih sering, disertai
nutrisi tambahan dari buah dan susu. Bila kondisinya tidak membaik, segera
periksakan anak ke dokter.
Selain reaksi di atas, sejumlah vaksin juga dapat menimbulkan
reaksi alergi parah hingga kejang. Namun demikian, efek samping tersebut
tergolong jarang. Penting diingat bahwa manfaat imunisasi pada anak lebih
besar dari efek samping yang mungkin muncul.
Penting untuk memberitahu dokter bila anak pernah mengalami reaksi alergi
setelah pemberian vaksin. Hal ini guna mencegah timbulnya reaksi
berbahaya, yang bisa disebabkan oleh pemberian vaksin berulang.

10) Pertumbuhan dan perkembangan bayi prematur.


Karena dilahirkan lebih awal dari waktu perkiraan lahir, tumbuh kembang
bayi prematur biasanya lebih lambat daripada bayi yang lahir cukup bulan.
Bayi prematur juga umumnya memiliki berat badan lahir yang lebih rendah,
dengan peningkatan berat badan yang lebih lambat.
Bayi prematur lebih berisiko mengalami keterlambatan tumbuh kembang
dibandingkan bayi yang lahir cukup bulan. Hal ini terjadi karena beberapa
organ tubuh bayi prematur belum berkembang sempurna dan belum berfungsi
dengan baik ketika dilahirkan, sehingga ia lebih sulit untuk beradaptasi
dengan lingkungan di luar rahim.

16
Meski membutuhkan waktu yang lebih lama, bayi prematur sebenarnya
melalui tahap tumbuh kembang yang sama dengan bayi cukup bulan.

11) Komplikasi tertentu pada bayi baru lahir, seperti: trauma intracranial, fraktur
clavikula, kematian mendadak, hematoma.

Kasus yang termasuk ke dalam kelompok bayi baru lahir dengan


komplikasi sakit berat, yaitu:

1. Penyakit sangat berat


 Infeksi berat / Sepsis
 Kejang
 Gangguan Nafas Berat
 Hipotermia Berat
 
2. Bayi Kuning
 Ikterus Patologis
 
3. Asfiksia atau Asfiksia tidak teratasi
4. BB lahir < 2000 g ATAU BB lahir < 2500 g dengan komplikasi
5. Bayi baru lahir dengan kelainan kongenital
6. Diare / Dehidrasi
 Dehidrasi Berat
 
2. Kasus yang termasuk ke dalam kelompok bayi baru lahir dengan komplikasi
sakit sedang, yaitu:
1. Hipotermia Ringan
2. Berat badan tidak naik, masalah menetek
3. BBLR dengan BB lahir > 2000 gram tanpa komplikasi
 
3. Kasus yang termasuk ke dalam kelompok bayi baru lahir dengan komplikasi
sakit ringan, yaitu:
1. Infeksi bakteri lokal
 Ompalitis Ringan
 Konjungtivitis Ringan
 Infeksi Kulit Ringan

Untuk bayi laki laki batasan usia untuk khitan paling telat kelas 6 SD sedangkan usia bayi
perempuan,dokter sangat menyarankan menunggu hingga bayi berusia 6 bulan.

17
C. Standar Profesi Bidan Pada BBL
Pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai standar adalah pelayanan yang diberikan pada
bayi usia 0-28 hari dan mengacu kepada Pelayanan Neonatal Esensial sesuai yang tercantum
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak,
dilakukan oleh Bidan dan atau perSawat dan atau Dokter dan atau Dokter Spesialis Anak
yang memiliki Surat Tanda Register (STR).

Pelaksanaan Pelayanan kesehatan neonatal/bayi baru lahir sedikitnya tiga kali yaitu :
a. Kunjungan Neonatal ke -1 (KN 1) dilakukan pada kurun waktu 6-48 jam setelah lahir
b. Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke 3 sampai dengan
hari ke 7 setelah lahir
c. Kunjungan Neonatal ke -3 (KN 3 ) dilakukan pada kurun waktu hari ke 8 sampai dengan
hari ke 28 setelah lahir.

Jenis Pelayanan Kesehatan pada bayi baru lahir :


Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir mengacu pada pedoman Asuhan Persalinan Normal yang
tersedia di puskesmas ,pemberi layanan asuhan pada bayi baru lahir.
dilaksanakan oleh dokter,bidan atau perawat.Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir dilaksanakan
dalam ruangan yang sama dengan ibunya atau rawat gabung (ibu dan bayi dirawat dalam satu
kamar bayi berada dalam jangkauan ibu selama 24 jam).

Asuhan bayi baru lahir meliputi :


1. Pencegahan infeksi
2. Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi
3. Pemotongan dan perawatan tali pusat
4. Inisiasi menyusu dini (IMD) 5. Pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi selama
6 jam.

Pelayanan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (Polindes, Poskesdes. Puskesmas, Bidan


praktek swasta, klinik pratama, klinik utama, klinik bersalin. balai kesehatan ibu dan anak,
rumah sakit pemerintah maupun swasta), Posyandu dan atau kunjungan rumah.

Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan paket pelayanan


kesehatan bayi baru lahir dinilai dari persentase jumlah bayi baru lahir usia 0-28 hari yang
mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai standar di wilayah kabupaten/kota
tersebut dalam kurun waktu satu tahun.

18
Rumus untuk penghitungan kinerja pelayanan kesehatan bayi baru lahir adalah :
Presentase bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan. bayi baru lahir jumlah bayi
baru lahir usia 0-28 hari yang mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai
dengan standar Jumlah semua bayi baru lahir di wilayah kabupaten/kota tersebut dalam kurun
waktu satu tahun.
Target capaian Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam pelayanan kesehatan bayi
baru lahir sesuai standar adalah 100 persen.

Langkah-langkah Kegiatan:
1. Pendataan bayi baru lahir
2. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir (dalam dan luar RS)
3. Pengisian dan pemanfaatan Buku KIA
4. Pencatatan dan pelaporan
5. Rujukan pertolongan kasus komplikasi pada bayi baru lahir jika diperlukan

Untuk memantau pelaksanaan SPM ini dilakukan monitoring dan evaluasi melalui:
1. Sistem Informasi Puskesmas
2. Sistem Informasi Rumah Sakit
3. Sistem Informasi Kesehatan Daerah.

Sumber daya manusia yang terlibat pada SPM ini adalah:


1. Bidan.
2. Perawat
3. Dokter/DLP
4. Dokter Spesialis Anak

Pedoman yang bermanfaat untuk SPM ini adalah :


1. Pengadaan Set Peralatan Kesehatan mengacu pada Permenkes Nomor 75 Tahun2014
tentang Puskesmas.

19
2. Pengadaan Set Peralatan Kesehatan Ibu Hamil mengacu pada Permenkes
Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil. Masa Hamil,
Persalinan dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi serta
Pelayanan Kesehatan Seksual.

3. Pengadaan Set Peralatan Kesehatan Bayi Baru Lahir mengacu pada


Permenkes Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak.

4. Pemeriksaan Laboratorium pada Ibu dan Anak mengacu pada Pedoman Pemeriksaan Ibu
dan Anak.

5. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi. Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak
ditingkat pelayanan kesehatan dasar.

6.Pengisian dan pemanfaatan buku KIA mengacu pada Kepmenkes Nomor


284/MENKES/SK/III/2004 tentang Buku Kesehatan Ibu dan Anak.

D. Praktik Kesehatan Tradisional atau Modern Pada BBL


Praktik kesehatan tradisional dan modern pada bayi baru lahir merupakan pelayanan dari
bagian Sistem Kesehatan Nasional, dimana pelayanan kesehatan SPA pada bayi baru lahir
merupakan salah satu jenis pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan keterampilan
dan ramuan dengan pendekatan holistic untuk menyeimbangkan tubuh dari bayi , pikiran dan
jiwa bayi.Pelayanan Kesehatan SPA dilakukan secara holistik dengan memadukan berbagai
jenis perawatan kesehatan tradisional dan modern yang menggunakan air beserta pendukung
perawatan lainnya.
Pada perawatan tali pusat sangat bervariasi mulai dari perawatan secara modern
menggunakan bahan antiseptik, dan perawatan secara tradisional menggunakan Air Susu Ibu
(ASI), minyak ghee (India) madu dll. Praktik ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas
Perawatan Tali Pusat Dengan Metode Terbuka.

E. Kebudayaan Dasar Pada BBL Yang Ada Di Indonesia


Kebudayaan Dasar Pada BBL Yang masih dilakukan di beberapa daerah yg ada di Indonesia
seperti :

20
1. Bayi baru lahir perlu dipijat setiap hari.
Faktanya Pemijatan hanya berguna jika dilakukan dengan benar dan tepat. Sebaiknya yang
melakukan pijat adalah ibu si bayi sendiri. Tentu saja setelah mempelajari teknik memijat
bayi dengan baik. Perlu diperhatikan kondisi dari sang bayi apakah ia sedang dalam keadaan
nyaman dan sehat untuk dipijat. Selain ituperlu juga diperhatikan bahan-bahan atau minyak
yang digunakan untuk memijat dapat membuat bayi alergi.

2.membedong bayi dapat memperkuat kaki atau membuat struktur kaki bayi menjadi lurus.
Yang sebenarnya adalah sentuhan kulit ke kulit membuat bayi baru lahir, terutama bayi
premature, lebih baik perkembangannya. Memijatnya setiap hari. Yang perludilakukan adalah
perbanyak sentuhan dan berkomunikasi dengan si kecil agar ia merasa nyaman danaman.

3.makanan dan minuman yang manis membuat gigi berlubang.


Faktanya Bahwa gigi menjadi berlubang diakibatkan tiga hal, yaitu kuman, suasana asam dan
keduanya berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama. Bila makanan yang
mengandung gula menetap pada sela gigi, kuman akan mengubahnya menjadi asam. Kondisi
asam disertai bakteri yang juga menjadi aktif pada suasana asam, adalah penyebab utama dari
gigi berlubang. Diawali dengan kerusakan pada lapisanemail gigi, jika dibiarkan lama
kelamaan gigi menjadi berlubang.

4.Jika anak rewel saat diberi ASI artinya ASI sedikit dan harus diganti susu botol.
Faktanya ASI diproduksi sesuai dengan hisapan si bayi, jadi banyak sedikitnya ASI
ditentukan oleh bayi sendiri. Bayi yang banyak minum ASI akan membuat produksi ASI
meningkat.

5.Air susu ibu (ASI) sebagai makanan yang komplit sampai usia si kecil satu tahun.
Faktanya ASI sangat baik untuk pertumbuhan bayi sampai sia berusia 6 bulan. Namun
semakin bertambahnya usia bayi, ASI tidaklah mengandung cukup kalori dan kurang
mengenyangkan seiring dengan makin aktifnya si kecil. Ada beberapa zat tambahan yang
dibutuhkan anak, misalnya zat besi danvitamin C yang banyak didapat dari sumber makanan.

6.Baby walker membantu anak berlatih berjalan.


Faktanya Justru sebaliknya, baby walker dapat menghambat perkembangan motorik anak.
Anak tanpa baby walker dapat lebih bebas bergerak, berguling, duduk dan berdiri serta
bermain di lantai yang merupakan dasar untuk belajar berjalan. Penelitian pada saudara
kembar menunjukan kembar yang menggunakan baby walker mengalami gangguan motorik
berjalan ketimbang saudaranya. Baby walker tidak lagi disarankan karena menjadi penyebab
utama kecelakaan pada bayi usia 5-15 bulan.

21
7.Gurita mencegah perut buncit
Faktanya pemakaian gurita pada bayi terutama bayi perempuan, sama sekali tidak ada
hubungannya dengan upaya pencegahan agar perut anak Anda tidak melar ketika ia dewasa.
Ketika dilahirkan, semua bayi memang memiliki perut yang ukurannya lebih besar daripada
dada. Seiring pertambahan usia, perut bayi akan kelihatan mengecil dengan sendirinya.
Pemakaian gurita malah sebaiknya dihindari karena membuat bayi Anda susah bernapas.
Pasalnya, pada awal kehidupan, bayi bernapas dengan menggunakan pernapasan perut
sebelum ia belajar menggunakan pernapasan dada. Pemakaian guritayang menekan perut bisa
membatasi jumlah udara yang dihirupnya. Mitos ini tak benar, karena organdalam tubuh
malah akan kekurangan ruangan. Dinding perut bayi masih lemas, volume organ-organ
tubuhnya pun tak sesuai dengan rongga dada dan rongga perut yang ada karena sampai 5
bulan dalam kandungan, organ-organ ini terus tumbuh sementara tempatnya sangat terbatas.

8.Pusar ditempel uang logam supaya tidak bodong.


Faktanya pusar menonjol atau sering diistilahkan bodong pada bayi adalah kondisi yang
wajar. Sebab, otot dinding perut pada bayi masih lemah sehingga bisa mempengaruhi bentuk
pusar. Seiring bertambah kuatnya dinding perut, bentuk pusar juga akan mengalami
perubahan.

9.Bedong agar kaki bayi tidak bengkok.


Faktanya tidak ada hubungan antara membedong dengan kekuatan kaki atau struktur kaki
bayi. Justru bayi akan lebih mudah bergerak untuk melatih kaki dan tangannya, jika bedong
dilakukan dengan longgar.Biarkan kaki dan tangan bayi bebas bergerak.Membedong anak
sekuat mungkin tidak ada hubungannya sama sekali untuk meluruskan kaki bayi.Semua kaki
bayi memang bengkok pada awalnya.

10.Bawang yang dicampur minyak dikenal bias menurunkan panas.


Faktanya secara ilmiah benar, karena bawang adalah tumbuhan yang mengeluarkan minyak
yang mudah menguap dan menyerap panas.

11.Upacara tedak siti (menginjak tanah) saat bayi 6-7 bulan.


Faktanya secara ilmiah pun ternyata salah, karena pas dengan usia reflex menapak bayi. Di
permukaanbadan terdapat putik saraf yang bias menjadi sensor tekanan. Saraf ini tumbuh saat
bayi 6-7 bulan,bersamaan dengan tumbuhnya struktur otak untuk keseimbangan dan alat-alat
keseimbangan untuk posisi berdiri.

22
12.Hidung ditarik agar mancung.
Faktanya tidak ada hubungannya menarik pucuk hidung dengan mancung atau tidaknya
hidung. seseorang ditentukan oleh bentuk tulang hidung sifatnya bawaan.

13.Bayi usia seminggu diberi makan pisang dicampur nasi agar tidak kelaparan.
Faktanya usus bayi diusia ini belum punya enzim yang mampu mencerna karbohidrat dan
serat-serat tumbuhan yang begitu tinggi. Akibatnya bayi jadi sembelit, karena makanan padat
pertama adalah di usia 4 bulan, yakni bubur susu dan 6 bulan makanan padat kedua yaitu
bubur tim.

14.Tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari.


Faktanya mungkin yang tepat adalah jangan pergi ke tempat yang penuh orang (crowded).
Banyak orang berarti banyak kuman penyakit. Kalau kepadatan pada suatu ruangan tinggi,
maka penyakit pun tinggi. Misalnya ke mal atau membawa bayi ke perhelatan. Ingat
kekebalan bayi masih sangat rentan saat usianya dibawah 40 hari.

F. Sarana Emergensi Pada BBL


Sarana Emergensi Untuk Penanganan Stabilisasi Dan Rujukan Bayi Baru Lahir Dengan Berat
Lahir Rendah
Kematian bayi baru lahir merupakan salah satu komponen utama tingginya angka kematian
bayi di Indonesia. Penanganan yang sesuai serta tepat waktu menentukan keberhasilan bayi
untuk bertahan hidup. Bayi berat lahir rendah lebih rentan mengalami masalah yang
mengakibatkan tingginya kematian pada bayi baru lahir sehingga memerlukan penanganan
khusus melalui sarana dan keterampilan kinerja yang baik dari seluruh petugas medis yang
menanganinya. Perlu diperhatikan juga proses merujuk bayi baru lahir karena dapet terjadi
berbagai kendala yang dapat mengancam keselamatan bayi terkait dengan waktu, monitoring,
dan stabilisasi yang dilakukan selama proses merujuk. Dengan memberikan sarana gawat
darurat untuk penangan pertama kepada bayi baru lahir dapat meningkatkan kinerja petugas
kesehatan. Meningkatnya kinerja dari petugas kesehatan dapat membantu mengurangi angka
kematian bayi baru lahir. Sarana gawat darurat ini merupakan salah satu usaha untuk menjaga
kelangsungan hidup bayi dan diharapkan dapat berperan penting untuk mengurangi angka
kematian pada bayi baru lahir

23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bayi baru lahir adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu, lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan
tanpa gangguan, menangis kuat, berat badan antara 2500 gram sampai 4000 gram serta harus
dapat melakukan penyesuaian diri. Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada
bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran, sebagian besar BBL akan menunjukkan
usaha pernafasan spontan dengan sedikit bantuan. Pentingnya seorang ibu melakukan Inisiasi
Menyusu Dini yaitu berada di atas perut ibu selama satu jam hingga mencapai puting susu
ibu karena dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak serta menurunkan angka kematian
bayi dan balita. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprenhensif pada bayi
yang baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan.

B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih
banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan
menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para
pembaca.

24
DAFTAR PUSTAKA
https://docplayer.info/70198783-Makalah-asuhan-kebidanan-pada-bayi-baru-lahir.html
http://repository.unissula.ac.id/6129/5/BAB%20I.pdf

25

Anda mungkin juga menyukai