Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN KASUS PADA

SISTEM REPRODUKSI

KELOMPOK 2 :

ROCHMAT TANZILA (P202001061


BAYU SAPUTRA RUSMAN (P202001062)
MUH. AFDAL FIRDAUS (P202001063)
DEDEN REKSAWAN TARIMANA (P202001064)
WA ODE ANIDA (P202001065)
A. Klasifikasi Kasus Sistem Reproduksi
1. Gangguan Sistem Reproduksi Pria

- Prostatitis
Prostatitis adalah istilah umum yang digunakan
untuk menggambarkan peradangan prostate.
Gejala-Gejala Dari Prostatitis :
a. Kesulitan-kesulitan dengan ejakulasi.
b. Disfungsi ereksi.
c. Biasanya ada urgensi.
d. Frekwensi dari membuang air kecil.
e. Dysuria (kencing yang menyakitkan atau sulit).
f. Demam.
- Epididimitis
Epididimitis adalah suatu kondisi medis yang dalam hal ini terdapat peradangan pada
epididimis (suatu struktur melengkung di bagian belakang testis tempat penyimpanan sperma
yang sudah dewasa.
Tanda dan gejala dari Epididymitis :
a.) Epididimitis biasanya menimbulkan rasa sakit yang menyerang secara bertahap seperti nyeri
pada testis atau epididimis.
b.) Testis mungkin menjadi hangat dan / atau merah.
c.) Darah di dalam air mani (hemospermia)
d.) Demam
e.) Ejakulasi yang menyakitkan
f.) Nyeri pada testis
g.) Nyeri saat buang air kecil (disuria)
h.) Sebuah benjolan atau gumpalan di testis
- Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah kondisi pada pria dimana testis tidak dapat memproduksi hormon
testosteron yang memadai. Hipogonadisme bisa dialami sejak janin berkembang di perut,
sebelum masa puber, atau saat dewasa.
Tanda dan gejala  dari Hipogonadisme :
a.) Pada pria alat kelaminnya berbentuk kurang sempurna.
b.) Alat kelamin tidak jelas antara wanita atau pria.
c.) Suara kurang mendalam
d.) Massa otot menurun
e. ) Pertumbuhan penis dan testikel terganggu
f.) Mandul
g.) Disfungsi ereksi
h.) Kelelahan
I.) Penurunan gairah seksual
- Impotensi
Impotensi adalah suatu gangguan seksual yang
ditandai dengan gejala ketidakmampuan penderita dalam
mempertahankan tingkat ereksi penis untuk
berlangsungnya hubungan sex suami istri. Pria impotensi
tidak dapat mempertahankan penis dari awal kegiatan
hubungan seks suami istri sampai selesai.
Tingkat impotensi sangat bervariasi mulai dari ringan
sampai berat, dikalangan medis lebih dikenal dengan
Disfungsi Ereksi (DE), sedangkan impotensi adalah tingkat
gangguan yang sangat berat, artinya hampir tak
mempunyai kemampuan sama sekali untuk ereksi.
Penyebab  Impotensi
2. Gangguan Sistem Reproduksi Wanita

- Kanker serviks
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di
seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan
mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan
kelenjar limfe panggul. Penyebab Kanker serviks
Penyebab utamanya adalah virus
yang disebut Human Papilloma
(HPV) yang dapat menyebabkan kanker.
- Vaginitis
Vaginitis adalah infeksi yang terjadi pada vagina terjadi secara
langsung pada vagina atau melalui perineum. Penyebab dari
vaginitis adalah jamur, bakteri,virus dan parasit.
Tanda dan Gejala :
a.) Pruritus vulvae
b.) Nyeri vagina yang hebat
c.) Disuria eksterna dan interna
d.) Rash pada vulva
e.) Eritematosa
f.) Sekret khas seperti keju lembut.
g.) Secret banyak dan bau busuk
- Bartolinitis

Bartolinitis adalah Infeksi pada kelenjar


bartolin atau bartolinitis juga dapat
menimbulkan pembengkakan pada alat
kelamin luar wanita. Biasanya,
pembengkakan disertai dengan rasa nyeri
hebat bahkan sampai tak bisa berjalan.
Juga dapat disertai demam, seiring
pembengkakan pada kelamin yang
memerah.
- Kista Ovarium
Kista ovarium adalah suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar,
kistik atau padat, jinak atau ganas. Dalam kehamilan, tumor ovarium
yang dijumpai yang paling sering ialah kista dermoid, kista coklat atau
kista lutein.
B. Menentukan Prioritas Masalah
1. Metode Hanlon
Metode yang dijelaskan di sini memberikan cara untuk membandingkan
berbagai masalah kesehatan dengan cara yang relatif, tidak absolut/mutlak,
memiliki kerangka, sebisa mungkin sama/sederajat, dan objektif.
Metode ini memiliki tiga tujuan utama:
a.) Memungkinkan para pengambil keputusan untuk mengidentifikasi faktor-
faktor eksplisit yang harus diperhatikan dalam menentukan prioritas
b.) Untuk mengorganisasi faktor-faktor ke dalam kelompok yang memiliki bobot
relatif satu sama lain
c.) Memungkinkan faktor-faktor agar dapat dimodifikasi sesuai dengan
kebutuhan dan dinilai secara individual.
2. Formula Dasar Penilaian Prioritas
Pola foemula dasar penilaian prioritas tersebut tercermin pada komponen-
komponen dalam sistem ini :
a.) Komponen A = Ukuran/Besarnya masalah
b.) Komponen B = Tingkat keseriusan masalah
c.) Komponen C = Perkiraan efektivitas solusi
d.) Komponen D = PEARL faktor ((propriety, economic feasibility, acceptability,
resource availability, legality--Kepatutan, kelayakan ekonomi, dapat diterima,
ketersediaan sumber daya, dan legalitas)
THANKS

Do you have any


questions?

Anda mungkin juga menyukai