Anda di halaman 1dari 3

Nama : Asep Rifki Saepudin

NRP : C1200180
Mata Kuliah : Ekonomi Syariah
Semester : 3 / Putaran 1

UTS EKONOMI SYARIAH

1. Penjelasan Tentang Sistem Ekonomi


a. Sistem Ekonomi Kapitalis
Sistem ini sangat menganut sistem mekanisme pasar yang menjadi cita-cita
utamanya adalah adanya pertumbuhan ekonomi.
Ciri-ciri Sistem Ekonomi Kapitalis:
- Setiap individu dapat melakukan kegiatan ekonomi.
- Diakuinya kepemilikan pribadi.
- Pemilik modal besar biasanya menguasai pasar.
b. Sistem Ekonomi Sosialis/Komunis
Paham ini muncul sebagai akibat dari paham kapitalis yang mengekploitasi
manusia, sehingga negara ikut campur cukup dalam dengan perannya yang
sangat dominan.
Ciri-ciri Sistem Ekonomi Sosialis/Komunis:
- Tidak adanya kebebasan dalam melakukan aktivitas ekonomi bagi individu-
individu, melainkan semuanya untuk kepentingan bersama.
- Tidak diakuinya kepemilikan pribadi.
- Negara bertanggung jawab dalam mendistribusikan sumber dan hasil produksi
kepada seluruh masyarakat.
c. Sistem Ekonomi Islam/syariah
Sistem ekonomi syariah sangat berbeda dengan ekonomi kapitalis, sosialis
maupun komunis. Ekonomi syariah bukan pula berada di tengah-tengah ketiga
sistem ekonomi itu. Sangat bertolak belakang dengan kapitalis yang lebih bersifat
individual, sosialis yang memberikan hampir semua tanggungjawab kepada
warganya serta komunis yang ekstrim, ekonomi Islam menetapkan bentuk
perdagangan yang boleh dan tidak boleh ditransaksikan.
Ekonomi dalam Islam harus mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh
masyarakat, memberikan rasa adil, kebersamaan dan kekeluargaan serta mampu
memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha.
2. Perbedaan konsep nilai waktu uang (time value of money) dengan konsep nilai
ekonomis waktu (economic value of time)
a. Time value of money adalah sebuah konsep kalkulasi nilai
uang berdasarkan waktu. Konsep ini diterapkan karena nilai nominal uang pada
saat ini dapat berbeda dengan nilainominal uang di masa yang akan datang.
Dengan kata lain, dalam hal ini, waktu berubah menjadi fungsi dari uang.
b. Economic Value of Time adalah sebuah konsep dimana waktulah yang
memiliki nilai ekonomi, bukanlah uang memiliki nilai waktu. Economic Value of
Time memiliki arti memaksimumkan nilai ekonomis suatu dana pada
periodik waktu.
Contoh praktek perbankan konvensional dan syariah :
- Bank konvensional menggunakan prinsip bebas nilai, sementara bank syariah
berinvestasi pada usaha yang halal
- Bank konvensional menggunakan sistem bunga, bank syariah berdasarkan asas
bagi hasil, margin keuntungan, dan fee
- Besaran bunga di bank konvensional tetap, sementara bagi hasil di bank syariah
berubah-ubah tergantung kinerja usaha
- Bank konvensional berorientasi laba, sementara bank syariah berorientasi profit
dan falat (kebahagiaan dunia dan akhirat
- Pola hubungan bank konvensional debitur dan kreditur, sementara bank syariah
pola hubungan yang digunakan kemitraan (musyarakah dan mudharabah),
penjual – pembeli (murabahah, salam dan istishna), sewa menyewa (ijarah),
debitur – kreditur; dalam pengertian equity holder (qard)
- Di dalam bank konvensional tidak ada lembaga sejenis dengan Dewan Pengawas
Syariah (DPS), sementara ada DPS pada bank syariah.
Contoh lainnya kebetulan saya kerja di property atau diperumahan Subsidi ada bank
yang menyalurkan dana di Konvensional dan Syariah disitupun sudah jelas, Jika di
Bank Konvensional disebut nya Akad Kredit dengan harga rumah Rp. 150.500.000
tetapi dengan bunga flat 5% dengan angsuran 20th sekitar di 200jutaan jika ditotal
dengan bunga.
Tetapi berbeda dengan Bank Syariah di Bank Syariah di sebut Akad jual beli dengan
misalkan harga rumah 150.500.000 dibeli denga harga 200jutaan. Itu sedikit yang
bisa saya ambil di dunia kerja yang berhubungan dengan Konvensional dan Syariah.
3. Musyarokah dan Mudharobah dalam pembiayaan Bank Syari’ah
o Musyarokah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek, dimana
nasabah dan pihak bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai
proyek tersebut. Setelah proyek itu selesai, nasabah mengembalikan dana
tersebut bersama dengan bagi hasil yang telah disepakati dalam kontrak
untuk pihak bank.
o Mudharabah adalah akad kerjasama antara bank selaku pemilik dana
(shahibul maal) dengan nasabah selaku (mudharib) yang mempunyai keahlian
atau ketrampilan untuk mengelola suatu usaha yang produktif dan halal.
Hasil keuntungan dari penggunaan dana tersebut dibagi bersama
berdasarkan nisbah yang disepakati.
Pembiayaan mudharabah, musyarakah dan murabahah berpengaruh negatif
terhadap ROA. Pembiayaan mudharabah dan murabahah berpengaruh
negatif terhadap NPF. Sementara pembiayaan musyarakah berpengaruh
positif terhadap NPF. NPF tidak berpengaruh terhadap ROA.
Pembiayaan mudharabah berpengaruh negatif terhadap ROA melalui NPF
sebagai variabel intervening.
Pembiayaan musyarakah dan murabahah berpengaruh positif terhadap ROA
melalui NPF sebagai variabel intervening.
4. Jenis – Jenis Riba :
o Riba Nasi'ah
Riba Nasi'ah adalah seseorang menghutangi uang dalam jumlah tertentu kepada
seseorang dengan batas tertentu, dengan syarat berbunga sebagai imbalan batas
waktu yang diberikan tersebut.
Contohnya : seseorang yang berhutang Rp100.000 yang mesti dibayar dalam jangka
waktu yang telah ditetapkan tetapi tidak terbayar olehnya pada waktu itu. Maka,
bertambah besarlah jumlah hutangnya menjadi besar.
o Riba Fadhl
Riba Fadhl adalah tambahan yang disyaratkan dalam tukar menukar barang yang
sejenis. Jual beli ini juga disebut sebagai barter tanpa adanya imbalan untuk
tambahan tersebut.
Contohnya : 5 kg gula merah dengan kualitas baik dan ditukar dengan 6 kg gula
merah berkualitas kurang baik atau yang sudah mencair.
o Ribah Al Yad
Ribah Al Yad adalah riba dalam jual beli atau yang terjadi dalam penukaran.
Penukaran tersebut terjadi tanpa adanya kelebihan, namun salah satu pihak yang
terlibat meninggalkan akad, sebelum terjadi penyerahan barang atau harga.
Contohnya : kasus misalnya ada penjual Rumah yang menawarkan barang 150 juta
jika langsung dibayar tunai, namun jika dicicil menjadi 170 juta.
o Ribah Qard
Ribah ini adalah Riba dalam utang piutang yaitu dengan mengambil manfaat atau
tingkat kelebihan tertentu yang diisyaratkan kepada penerima utang atau muqtaridh.
Contohnya : Jojo ingin meminjam uang sebesar 1.000.000 kepada Novi. Novi
menyetujui permintaan tersebut, akan tetapi Novi memberikan syarat dalam
memberikan pinjaman tersebut, yaitu Jojo harus mengembalikan uang pinjamannya
sebesar 1.100.000. yang 100.000 ini adalah uang kelebihan yang termasuk RIba
Qardh.
o Riba Jahiliyah
Macam-macam Riba menurut Islam yang terakhir adalah Riba Jahiliyah yaitu
penambahan utang lebih dari nilai pokok dalam utang piutang karena penerima
utang tidak mampu membayar utangnya secara tepat waktu.
Contohnya: Wulan meminjam Rp 1.000.000 pada Bilan dengan tempo tiga bulan.
Pada waktu yang ditentukan, Wulan belum bisa membayar dan meminta keringanan

Anda mungkin juga menyukai