Anda di halaman 1dari 16

PERLAKUAN AKUNTANSI PADA BERBAGAI KEGIATAN

USAHA SYARIAH

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 7

1. Melfa Zhalfa Nadhifa ( 1820602116 )


2. Monika Anggraini ( 1820602122 )
3. Pitri Yani ( 1820602137 )
4. Rahmadona ( 1820602140 )

DOSEN PENGAMPU:

Fakhrina SE., M.H.I

PRODI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada allah SWT, pencipta dan
pemelihara alam semesta ini, atas karunia serta hidayahnnya penulis dapat
menyelesaikan makalah review jurnal yang berkaitan dengan Perlakuan Akuntansi
Pada Berbagai Kegiatan Usaha Syariah. Shalawat Serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada nabi Muhammad SAW, keluarga dan para pengikutnya hingga
akhir zaman termasuk kita semua. penulis ucapkan terimakasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Seminar Akuntansi/Manajemen ibu Fakhrina yang telah
memberikan materi mengenai Seminar Akuntansi/Manajemen.

Serta terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga memberikan


konstribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini,
dan penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini juga berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang
penulis hadapi teratasi. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang Perlakuan Akuntansi Pada Berbagai Kegiatan Usaha Syariah, yang kami
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi.

Namun, dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari allah


akhirnya tugas ini dapat terselesaikan. Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca.
Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, kepada dosen yang pengajar, penulis meminta masukannya
demi perbaikan pembuatan makalah dimasa yang akan datang.

Palembang, September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Tujuan...............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
A. Review Jurnal Nasional dan Jurnal Internasioanl............................................3

BAB III PENUTUP...................................................................................................12


A. Kesimpulan.....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan usaha merupakan suatu aktivitas dalam memenuhi kebutuhan


manusia, organisasi maupun masyarakat luas. Dalam melakukan kegiatan usaha
maka diperlukanalah adanya peran akuntansi yang dianggap sebagai salah satu
penentu dalam keberlangsungan usaha. Akuntansi merupakan suatu kegiatan yang
meliputi proses pengidentifikasi, pengukuran, pencatatan dan pelaporan transaksi
keuangan yang bermanfaat sebagai sumber informasi keuangan bagi pemakain
informasi dalam mengambil keputusan ekonomi.

Akuntansi juga diartikan sebagai suatu proses pencatatan, penggolongan,


pengiktisaran terhadap transaksi keuangan yang dilakukan secara sistematis dan
kronologis disajikan dalam bentuk laporan keuangan bagi pihak-pihak yang
membutuhkan laporan keuangan tersebut agar dapat menjadi acuan dalam
pengambilan keputusan1. Sehingga peranan perlakuan akuntansi ini memiliki
tujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran dan pengungkapan atau laporan di
setiap aktivitas kegiatan usaha2.

Dalam hal ini penulis bermaksud melakukan review jurnal mengenai


perlakuan akuntansi. Review jurnal adalah tulisan yang diringkas untuk mengulas
penelitian yang telah diterbitkan sebelumnya adapun tujuan mereview jurnal ini
selain menjadi tugas kuliah, hal ini juga dapat mempermudah mahasiswa dalam
memahami isi penelitian terdahulu.

1
Purnirawan dan sastroatmodjo, Pengantar Akuntansi (Bandung : CV. Media Sains Indonesia,
2021), hlm. 1.
2
Purnamawati, Akuntansi Dan Implementasi Dalam Koperasi Dan UMKM (Depok : PT.
Rajagrafindo Persada, 2018), hlm. 106.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hasil penelitian terdahulu dalam jurnal pertama?
2. Bagaiamana hasil penelitian terdahulu dalam jurnal kedua?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaiamana hasil penelitian dalam jurnal pertama
2. Untuk mengetahui bagaiamana hasil penelitian dalam jurnal kedua
BAB II

REVIEW JURNAL

A. Review Jurnal Nasional dan Jurnal Internasioanl

Review Jurnal 1 (Jurnal Nasional)

Judul Analisis Perlakuan Akuntansi Gadai Emas (Rahn)


pada PT. Bank Syariah Mandiri KCP Pulo Brayan
Medan

Jurnal Jurnal Bisnis Corporate

Volume dan Halaman Vol. 3 No. 1 Hal 64-87

Tahun 2018

Penulis Drs. Zahari, Ak, MM

Tujuan Bertujuan untuk mengetahui bagaimana


pelaksananaan gadai emas (Rahn) dan untuk
mengetahui kesesuian perlakuan akuntansi atas
pembiayaan gadai emas berdasarkan PSAK 107 pada
PT. Bank Syariah Mandiri KCP Pulo Brayan Medan.

Landasan Teori - Menurut Andri (2009:399),


“Gadai adalah suatu hak yang diproleh seorang yang
berpiutang atas suatu barang bergerak, yang
diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau
oleh orang lain atas namanya, dan yang memberikan
kekuasaan kepada orang yang berpiutang itu untuk
mengambil pelunasan dari barang tersebut secara
didahulukan daripada orang yang berpiutang
lainnya, dengan pengecualian biaya untuk melelang
barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan
untuk menyelematkannya setelah barang itu
digadaikan”.
- Tujuan dan Manfaat Pengadaian
Gadai bertujuan sebagai berikut :
Turut melaksanakan dan menunjang pelaksanaan
kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang
ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya
melalui penyaluran uang pembiayaan atau pinjaman
atas dasar hukum gadai. Pencegahan praktik
pegadaian gelap, dan pinjaman tidak wajar
Lainnya.
Adapun manfaat gadai antara lain :
Bagi nasabah, tersedianya dana dengan prosedur
yang relatif lebih sederhana dan dalam waktu yang
lebih cepat dibandingkan dengan pembiayaan atau
kredit perbankan. Disamping itu, nasabah juga dapat
manfaat nilai penaksiran nilai suatu barang bergerak
secara profesional. Mendapatkan fasilitas penitipan
barang bergerak yang aman dan dapat dipercaya
- Emas merupakan unsur kimia, yang dalam tabel
periodik yang memiliki simbol Au yang bahasa Latin
yaitu Aurum dan nomor atom 79. Emas merupakan
sebuah logam transisi (trivalen dan univalen) yang
lembek, mengkilap, kuning, berat Emas digunakan
sebagai standar keuangan di banyak Negara dan juga
digunakan sebagai perhiasan, dan elektronik.
- Menurut Serfianto (2013:97) dalam jurnal (Analisis
Perlakuan Akuntansi Gadai Emas Syariah pada Bank
BJB Syariah KCP Karawang) “gadai emas syariah
adalah penyerahan hak penguasaan secara fisik atas
barang berharga (berupa emas) dari nasabah
penggadai (Ar- Rhan) kepada pihak bank syariah
(AlMurtahin) untuk dikelola dengan prinsip Ar-
rahnu, yaitu sebagai jaminan (Al mahrun) atas
pinjaman/hutang (al mahrum bih)yang diberikan
kepada nasabah peminjam”.
- Secara harfiah, rahn adalah benda bahasa Arab yang
berasal dari kata “rahana”, yang berarti
kekonstanandan kontunitas, ataupun memegang dan
mengikat. Secara teknis, rahn yang juga diistilahkan
sebagai cagar , hipotek, agunan, biaya, gadai, dan
rungguh , merujuk pada pengambilan suatu harta
sebagai jaminan pembayaran utang, yakni harta yang
diamankan dapat dimanfaatkan untuk membayar
kembali utang tersebut sekiranya tidak ada
pembayaran. Akad Rahn bertujuan agar pemberi
pinjaman lebih mempercayai pihak yang berutang.
Pemeliharaan dan penyimpanan barang gadaian pada
hakekatnya adalah kewajiban pihak yang
menggadaikan (rahin), namun dapat juga dilakukan
oleh pihak yang menerima barang gadai (murtahin)
dan biayanya harus ditanggung rahin.

Subjek Penelitian Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah


Analisis Perlakuan Akuntansi Gadai Emas (Rahn)
PT. Bank Syariah Mandiri KCP Pulo Brayan
Medan.Pada penelitian ini yang menjadi objek
penelitian adalah PT. Bank Syariah Mandiri KCP
Pulo Brayan Medan.

Metode Penelitian Merupakan salah satu jenis metode penelitian


kualitatif, dimana peneliti dapat menarik generalisasi
(apa yang diamati secara unduktif), teori yang
abstrak tentang proses, tindakan atau interaksi
berdasarkan pandangan dari partisipan yang diteliti.

Instrumen Isntrumen yng digunakan dalam penelitian ini adalah


laporan keuangan PT. Bank Syariah Mandiri KCP
Pulo Brayan Medan. selain it peneliti menggukan
dokumentasi wawancara dan observasi.

Hasil Pembahasan Prosedur produk pembiayaan gadai emas di Bank


Syariah Mandiri KCP Pulo Brayan telah sesuai
dengan ketentuan FatwaDewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia No. 26/DSN-MUI/III/2002,
dengan uraian sebagai berikut : Persyaratan
pembiayaan.
Syarat dan ketentuan pembiayaan:
Prosedur pelaksanaan produk pembiayaan gadai
emas. Perlakuan Akuntansi Pembiyaan Gadai Emas
(Rahn) Berdasarkan PSAK 107 KCP Padang Bulan.
Pengakuan dan pengukuran Penyajian dan
pengungkapan.

Kelebihan penelitian Tata bahasa kepenulisan nya mudah untuk


dimengerti serta di dalam penelitian tersebut dapat
diketahui bahwa prosedur produk pembiayaan gadai
emas di Bank Syariah Mandiri KCP Pulo Brayan
telah sesuai dengan ketentuan Fatwa Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 26/DSN-
MUI/III/2002

Kekurangan penelitian Tata cara penulisan mungkin masih ada sedikit


kurang rapih. Namun, selebihnya sudah baik karena
penulis dapat memberikan gambaran penjelasan yang
mudah dimengerti.

Review Jurnal 2 (Jurnal Internasional)

Judul Perlakuan akuntansi deposito investasi tidak dibatasi


dan implikasinya terhadap lembaga keuangan syariah

Jurnal Global Review of Islamics and Business

Volume dan halaman Vol. 1, No. 2, 119-132

Tahun 2013

Penulis M. ghafur wibowo, joko setyono dan kurnia rahman


abadi

Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis


perlakuan akuntansi untuk mudharabah terutama untuk
akun investasi tidak terbatas (mudharabah mutlaqoh)
dalam sisi praktis yang telah diterapkan dalam sistem
perbankan syariah saat ini. Makalah ini juga membahas
tentang implikasi perlakuan akuntansi yang berbeda
terhadap lembaga keuangan syariah.

Landasan teori Qirod adalah istilah lain dari mudharabah yang secara
linguistik, kedua kata tersebut digunakan untuk
menandakan gagasan yang sama: “memberikan
seseorang dari modal Anda selain untuk berdagang,
asalkan keuntungan dibagi di antara Anda berdua, atau
bahwa pembagian keuntungan dialokasikan kepadanya
sesuai dengan itu, pasangan aktif disebut darib, karena
dialah yang bepergian dan berdagang (Abu Saud,
1976).

Mudharabah adalah persekutuan dalam keuntungan


dimana salah satu pihak (rabbul mal) menyediakan
modal dan pihak lain (mudharib) menyediakan tenaga
kerja (AAOIFI, 2010; ISRA, 2011). Doi (1984),
menjelaskan, mudharabah adalah akad di mana harta
atau saham tertentu (Ra'su al-Mal) ditawarkan oleh
pemilik atau pemilik ( Rabbul Mal) kepada pihak lain
untuk membentuk kemitraan bersama di mana kedua
belah pihak akan berpartisipasi dalam keuntungan.
Pihak lain berhak atas keuntungan sebagai pengganti
tenaganya karena ia memberikan untuk mengurus harta
itu (mudarib). Sistem dari mudharabah dalam sejarah
awalnya diusulkan oleh Hashim ibn Abd alManaf ibn
Qusayy selama abad kelima M untuk mengendalikan
potensi destruktif dari 'ritual bunuh diri'. Ritual bunuh
diri dilakukan oleh orang Mekah jika mereka
mengalami bencana bisnis (Ibrahim, 1982, 343-5).
Umat Islam melanjutkan praktik pra-Islammudharabah
untuk membiayai usaha dagang mereka (Anwar, 2010).

Dalam perspektif syariah, mudharabah adalah kontrak


yang sah dan sah berdasarkan beberapa bukti dari Al-
Qur'an, As-Sunnah dan Ijma'. Dalam Al-Qur'an, ada
beberapa ayat yang menunjukkan keabsahan
mudharabah seperti (Al-Quran, 73:20) “dan orang lain
yang bepergian di bumi mencari karunia Allah”.
Menurut Al-Kasani (Bada'i Al-sana'i, 6/79) meskipun
ayat-ayat di atas tidak secara langsung membahas
legitimasimudharabah, mereka telah ditafsirkan
termasuk mereka yang bepergian dengan tujuan
berdagang dan mencari penghasilan yang diperbolehkan
(ISRA, 2012).

Subjek penelitian Dalam praktik akuntansi, survei dan analisis oleh Ismail
dan Abdul Latif (2001) tentang pelaporan keuangan
bank syariah menunjukkan bahwa perbedaan utama
antara standar yang dihasilkan oleh Accounting and
Auditing Organization for Islamic Financial Institutions
(AAOIFI) dan bank syariah terpilih di Malaysia
termasuk bank syariah adalah dalam klasifikasi dana
deposito dan keunggulan khusus yang diberikan kepada
rekening investasi terbatas dan rekening investasi tidak
terbatas dari deposito lain seperti giro dan tabungan.

Bank Islam Malaysia mengakui mudharabah setoran


investasi sebagai kewajiban, yang lebih didasarkan pada
standar IFRS. Namun, AAOIFI, mudharabah akun
investasi akan dinyatakan terpisah dari kewajiban dan
ekuitas. Perlakuan akuntansi yang berbeda dari
mudharabah rekening investasi yang dilakukan oleh
bank syariah akan menimbulkan beberapa masalah
yaitu; masalah syariah, masalah perspektif keputusan
keuangan terutama terkait dengan kebijakan CAR bank
syariah, struktur

permodalan dan manajemen risiko.

Metode penelitian menganalisis perlakuan akuntansi untuk mudharabah


terutama untuk akun investasi tidak terbatas
(mudharabah mutlaqoh) dalam sisi praktis yang telah
diterapkan dalam sistem perbankan syariah saat ini
Instrument beberapa penelitian yang mengklasifikasikan Pemegang
Rekening Investasi Tidak Terbatas sebagai kewajiban.
Archer dan Karim (2009), berdasarkan International
Accounting Standards (IAS) 32, mengklasifikasikan
UIAHS dari mudharabah kontrak sebagai instrumen
puttable dalam struktur permodalan bank syariah. Yang
dimaksud dengan instrumen puttable adalah ketika
deposan memiliki hak penarikan dari rekening tersebut
oleh investor kapan saja (Atmen dan Ramadhan, 2012).
IAS 32 mendefinisikan instrumen keuangan sebagai
instrumen yang dapat dijual jika instrumen tersebut
memberikan hak kepada pemegangnya untuk
mengembalikan instrumen tersebut kepada penerbit
untuk mendapatkan uang tunai atau aset keuangan
lainnya.

Langkah-langkah penelitian ini difokuskan pada kewajiban. Pertama,


penelitian jelaskan sifat mudharabah kontrak. Kedua, makalah ini
kemudian akan memberikan beberapa gambaran
tentang aplikasi saat ini dari mudharabah rekening
investasi di perbankan syariah. Ketiga, penelitian ini
mendeskripsikan perlakuan akuntansi atas Rekening
Investasi Mudharabah Tidak Dibatasi. Dan terakhir,
penelitian ini kemudian akan membahas tentang
beberapa hal yang terkait dengan perbedaan perlakuan
akuntansi antara Bank Syariah Malaysia dan standar
AAOIFI, yaitu perlakuan akuntansi mana yang lebih
sesuai dengan aturan syariah dari kontrak investasi
mudharabah, dan apa implikasi dari dua akuntansi yang
berbeda. perlakuan pada beberapa keputusan keuangan
seperti struktur modal dan kebijakan CAR
Hasil penelitian Studi ini menemukan bahwa ada dua perlakuan
akuntansi yang berbeda untuk Unrestricted Mudharabah
saat ini dipraktekkan oleh perbankan syariah, yaitu
sebagai kewajiban dan sebagai rekening yang berbeda
antara ekuitas dan kewajiban. Dua perbedaan perlakuan
akuntansi untuk mudharabah rekening investasi
(UIAHS) akan berimplikasi pada perbankan syariah,
yaitu: Distribusi Laba, Rasio Kecukupan Modal (CAR),
Manajemen Risiko dan Struktur Permodalan.
Berdasarkan Standar Kecukupan Modal IFSB, dalam
perlakuan akuntansi standar AAOFI, sejak mudharabah
Akun investasi memiliki porsi antara kewajiban dan
ekuitas, sehingga "alfa mungkin sama dengan 0,5".
Namun, dalam kasus Malaysia yang lebih didasarkan
pada IFRS yang memperlakukan akun ini sebagai
kewajiban, “alpha mendekati satu(1) ”. Perbedaan CAR
tersebut juga akan berimplikasi pada manajemen risiko
yang harus dilakukan oleh bank syariah. Kebijakan
struktur modal merupakan aspek lain yang akan
dipengaruhi oleh perbedaan perlakuan akuntansi
UIAHS. Oleh karena itu, perlakuan akuntansi UIAHS
apakah akan diperlakukan sebagai ekuitas atau
kewajiban akan memiliki efek langsung pada kebijakan
struktur modal dan beberapa aspek lain seperti risiko
gagal bayar, biaya kebangkrutan, dll.

Kelebihan penelitian Tata cara penulisan dan isi abstrak sudah baik karena
penulis dapat memberikan gambaran menyeluruh
mengenai perlakuan akuntansi deposito investasi tidak
dibatasi dan implikasinya terhadap lembaga keuangan
syariah

Kekurangan penelitian Informasi yang di sampaikan masih ada yang sulit di


mengerti sehingga membuat pembaca bingung dan
penulisannya kurang rapi
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

1. Jurnal Pertama (Jurnal Nasional)


Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan
bahwa Prosedur produk pembiayaan gadai emas di Bank Syariah Mandiri
KCP Pulo Brayan telah sesuai dengan ketentuan Fatwa Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 26/DSN- MUI/III/2002.
2. Jurnal Kedua (Jurnal Internasional)
Sistem Bagi Hasil (PLS) tidak diragukan lagi merupakan sistem yang
adil karena membagi risiko secara adil antara pemberi pinjaman dan
peminjam yang akan menggantikan sistem konvensional yang berbasis
bunga.
DAFTAR PUSTAKA

Purnamawati. 2018. Akuntansi Dan Implementasi Dalam Koperasi Dan UMKM.


Depok : PT. Rajagrafindo Persada.

Purnirawan dan sastroatmodjo. 2021. Pengantar Akuntansi. Bandung : CV. Media


Sains Indonesia

Wibowo. M. Ghafur, Setyono dan Abadi. 2013. Accounting Treatment for


Unrestricted Investment Deposits and its Implication to Islamic Financial
Institutio. Vol. 1, No. 2

Zahari. 2018. Analisis Perlakuan Akuntansi Gadai Emas (Rahn) pada PT. Bank
Syariah Mandiri KCP Pulo Brayan Medan. Vol. 3, No. 1

Anda mungkin juga menyukai