Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

PENGUKURAN

disusun oleh:
NOVALDY DG MATODJO
2102010

LABOLATORIUM FISIKA DASAR


STT MIGAS BALIK PAPAN
2020/2021
LAPORAN PERCOBAAN 1
RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana cara menggunakan alat-alat ukur dasar ?


2. Bagaimana menentukanketidakpastian pada pengukuran tunggal dan
berulang ?
3. Bagaimana mengerti atau memahami penggunaan angka berarti ?

TUJUAN
1. Mampu menggunakan alat-alat ukur dasar
2. Mampu menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan
berulang
3. Mengerti atau memahami penggunaan angka berarti.

METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori Singkat
Pengukuran adalah bagian dari Keterampilan Proses Sains yang
merupakan pengumpilan informasi baik secara kuatitatif maupun secara kualitatif.
Dengan melakukan pengukuran, dapat diperoleh besarnya atau nilai suatu besaran
atau bukti kualitatif. Dalam pembelajaran sains Fisika, seorang pendidik tidak
hanya menyampaikan kumpulan fakta-fakta saja tapi seharusnya mengajarkan
sains sebagai proses (menggunakan pendekatan proses). Oleh karena itu,
melakukan percobaan dalam laborratorium, berarti sengaja membangkitkan
gejala-gejala alam kemudian melakukan pengukuran.
Ketepatan dan Ketelitian Pengukuran
Ketepatan (keakuratan). Jika suatu besaran diukur beberapa kali
(pengukuran berganda) dan menghasilkan harga-harga yang menyebar di sekitar
harga yang sebenarnya maka pengukuran dikatakan “ akurat “. Pada pengukuran
ini, harga rata-ratanya mendekati harga yang sebenarnya.
Ketelitian (kepresisian). Jika hasil-hasil pengukuran terpusat di suatu
daerah tertentu maka pengukuran disebut presisi (harga tiap pengukuran tidak
jauh berbeda). (Penuntun Praktikum Fisika Dasar,2014)
Angka Penting atau Angka Berarti
1. Semua angka yang bukan nol adalah angka penting
2. Angka nol yang terletak di antara angka bukan nol termasuk angka penting
contoh : 25,04 A mengandung 4 angka penting
3. Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol termasuk angka penting, kecuali
kalau ada penjelasan lain, misalnya berupa garis di bawah angka terakhir yang
masih dianggap penting. Contoh 22,30 m mengandung 4 angka penting dan
22,30 m mengandung 3 angka penting
4. Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol, baik di sebelah kanan
maupun di sebelah kiri koma desimal tidak termasuk angka penting. Contoh:
0,47 cm mengandung 2 angka penting

Analisis Ketidakpastian Pengukuran


Suatu pengukuran selalu disertai dengan ketidakpastian. Beberapa penyebab
ketidakpastian tersebut antara lain adalah Nilai Skala Terkecil (NST), kesalahan
kalibrasi,kesalahan titik nol, kesalahan paralaks, adanya gesekan, fluktuasi
parameter pengukuran dan lingkungan yang sulit mempengaruhu serta
keterampilan pengamat. Dengan demikian amat sulit untuk mendapatkan nilai
sebenarnya suatu besaran melalui pengukuran. Beberapa panduan akan disajikan
dalam modul ini, yaitu bagaimana cara melaporkan ketidakpastian yang
menyertainya.
 Ketidakpastian Pengukuran Tunggal
Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan satu kali saja.
Keterbatasan skala alat ukur dan keterbatasan kemampuan mengamati
serta banyak sumber kesalahan lain, mengakibatkan, Hasil Pengukuran
Selalu Dihinggapi Ketidakpastian.
Nilai x sampai goresan terakhir dapat diketahui dengan pasti, namun
bacaan selebihnya adalah terkaan atau dugaan belaka sehingga patut

diragukan. Inilah ketidakpastian yang dimaksud dan diberi lambang

Lambang merupakan ketidakpastian mutlak. Untuk pengukuran

tunggal diambil kebijaksanaan:

= ½ NST Alat

Dimana adalah ketidakpastian pengukuran tunggal. Angka 2

mempunyai arti satu skala (nilai antara dua goresan terdekat) masih dapat

dibagi 2 bagian secara jelas oleh mata. Nilai merHasil pengukuran

dilaporka dengan cara yang sudah dibakukan seperti berikut.

X = satuan

Diamana :
X = symbol besaran yang diukur

= hasil pengukuran beserta ketidakpastiannya.

atau ketidakpastian mutlak pada nilai dan memberi gambaran

tentang mutu alat ukur yang digunakan.

Semakin baik mutu alat ukur, semakin kecil yang diperoleh.

Dengan menggunakan alat ukur yang lebih bermutu, maka diharapkan


pula hasil yang diperoleh lebih tepat, oleh karena itu ketidakpastian mutlak
menyatakan ketepatan hasil pengukuran.
Semakin kecil ketidakpastian mutlak, semakin tepat hasil
pengukuran.
Perbandingan antara ketidakpastian mutlak dengan hasil pengukuran

disebut ketidakpastian relative pada nilai , sering dinyatakan

dalam % (tentunya harus dikalikan dengan 100%). Ketidakpastian relative


menyatakan tingkat ketelitian hasil pengukuran.
Makin kecil ketidakpastian relative, makin tinggi ketelitian yang
dicapai pada pengukuran.
 Pengukuran Berulang ( Berganda )
Dengan mengadakan pengulangan, pengetahuan kita tentang nilai
sebenarnya menjadi semakin baik. Pengulangan seharusnya diadaka
sesering mungkin, makin sering makin baik, namun perlu dibedakan
antara pengulangan beberapa kali (2 kali atau 3 kali saja) dan pengulangan
yang cukup sering (10 kali atau lebih). Pada modul ini, kita akan hanya
membahas pengukuran yang berualng 2 atau 3 kali saja. Jika pengukuran
dilakukan sebanyak 3 kai, denga hasil x1,x2,dan x3 atau 2 kali saja

misalnya pada awal percobaan dan pada akhir percobaan, maka dan

dapat ditentukan sebagai berikut. Nilai pengukuran dilaporkan sebagai

sedangkan deviasi ( penyimpangan ) terbesar atau deviasi rata-rata

dilaporkan sebagai Deviasi adalah selisih antara tiap hasil

pengukuran dari nilai rata-ratanya. Jadi :

= , rata-rata pengukuran

= maximum

= rata-rata
Dengan :

= x1 + x2 + x3 dan,
3
Deviasi = , = , dan = .

adalah yang terbesar di antara , , dan

Atau dapat juga diambil dari :

= + +
3
Disarankan agar diambil sebagai oleh karena ketiga nilai x1,

x2, dan x3 akan tercakup dalam interval : ( x - ) dan ( x + ).

Rambat Ralat Pengukuran Tunggal


Misalkan suatu fungsi y = f ( a, b, c, ……. ), y adalah hasil perhitungan
dari besaran terukur a, b, dan .c, ( pengukuran tunggal ). Jika a berubah sebesar
da, b berubah sebesar db, dan c berubah sebesar dc, maka :

dy =

analogi di atas, dapat dituliskan menjadi :

= + +

…..diperoleh dari ½ NST alat ukur atau sesuai aturan yang telah

dijelaskan sebelumnya. (Penuntun Praktikum Fisika Dasar,2014)


A. Pengukuran Panjang
Mistar
Pada setiap alat ukur terdapat suatu nilai skala yang tidak dapat lagi
dibagi-bagi, inilah yang disebut Nilai Skala Terkecil (NST). Ketelitian alat ukur
bergantung pada NST ini. Mistar memiliki NST 0,1 cm atau 1 mm.
Jangka Sorong
Setiap jangka sorong memiliki skala utama (SU) dan skala bantu atau
skala nonius (SN). Pada umumnya, nilai skala utama = 1mm, dan banyaknya
skala nonius tidak selalu sama antara satu jangka sorong dengan jangka sorong
lainnya. Ada yang mempunyai 10 skala, 20 skala, dan bahkan ada yang memiliki
skala nonius sebanyak 50 skala.
Jangka sorong merupakan salah satu alat ukur besaran panjang yang secara
khusus dapat digunakan untuk mengukur diameter dalam, diameter luar dan
kedalaman. Untuk menggunakan jangka sorong terlebih dahulu harus diketahui
Nilai Skala Terkecilnya atau NST. Berikut ini akan diberikan cara menentukan
NST jangka sorong.
20 skala nonius = 39 skala utama
Karena nilai skala utama sebesar 1 mm, maka
20 skala nonius = 39 mm
Sehingga, 1 skala nonius = 1,95 mm
Karena 1 skala nonius bernilai 1,95mm maka nilai skala pada skala utama yang
paling dekat dengan 1,95 mm adalah 2 mm. selisih antara kedua nilai skala ini
merupakan NST dari jangka sorong.
NST Jangka Sorong = 2 mm – 1,95 mm = ,0,05 mm
Untuk menentukan Hasil Pengukuran (HP) dengan menggunakan Jangka Sorong
ini digunakan persamaan :
Hasil Pengukuran (HP) = (PSU X Nilai Skala Utama) + (PSN X NST Jangka
Sorong)
Micrometer Sekrup
Micrometer sekrup memiliki dua bagin skala mendatar (SM) sebagai skala
utama dan skala putar (SP) sebagai skala nonius. NST micrometer sekrup dapat
ditentukan dengan menggunakan persamaan,
NST alat = Nilai Skala Mendatar
N
Pada umumnya micrometer sekrup memiliki Nilai Skala Mendatar (skala
utama) sebesar 0,5 mm dan jumlah skala putar sebanyak 50 skala, dengan
demikian maka NST micrometer sekrup seperti mempunyai NST sebesar,
NST Mikrometer Sekrup = 0,5 mm
50
= 0,01 mm
Hasil pengukuran dari suatu micrometer sekrup dapat ditentukan dengan
cara membaca penunjukkan bagian ujung skala putar terhadap skala utama dan
garis horizontal (yang membagi dua skala utama menjadi skala bagian atas dan
bawah) terhadap skala putar. Untuk menentukan Hasil Pengukuran (HP) dengan
menggunakan Mikrometer Sekrup ini digunakan persamaan:
Hasil Pengukuran (HP) = (PSM X Nilai Skala Mendatar) + (Penunjukkan Skala
Putar X NST Mikrometer Sekrup). (Penuntun Praktikum Fisika Dasar,2014)
B. Pengukuran Massa
Neraca Ohauss 2610 gram
Pada neraca ini terdapat 3 lengan dengan batas ukur yangberbeda-beda.
Pada ujung lenga dapat digandeng 2 buah beban yang nilainya masing-masing
500 gram dan 1000 gram. Sehingga kemampua atau batas ukur alat ini menjadi
2610 gram. Untuk pengukuran di bawah 610 gram, cukup menggunaka semua
lengan neraca dan di atas 610 gram sampai 2610 gram ditambah dengan beban
gantung. Hasil pengukuran dapat ditentukan dengan menjumlah penunjukkan
beban gantung dengan semua penunjukkan lengan-lengan neraca.
Neraca Ohauss 311 gram
Neraca ini mempunyai 4 lengan dengan nilai skala yang berbeda-beda,
masing-masing lengan mempunyai batas ukur dan nilai skala yang berbeda-beda.
Untuk menggunakan neraca ini terlebih dahulu tentukan Nilai Skala masing-
masing lengan NST dari neraca Ohauss 311 gram, diambil dari nilai skala terkecil
dari empat lengannya. Hasil Pengukuran ditentukan dengan menjumlahkan
penunjukkan semua lengan neraca yang digunakan.
Neraca Ohauss 310 gram
Neraca ini mempunyai 2 lengan dengan nilai skala yang berbeda-beda dan
dilengkapi dengan sebuah skala putar (skala utama) dan skala nonius. NST Neraca
Ohauss 310 dapat ditentukan dengan cara yang sama dengan pada jangka sorong.
Hasil pengukuran ditentukan dengan menjumlahkan penunjukkan semua lengan
neraca ditambahkan dengan nilai pengukuran dari skala putar dan noniusnya.
(Penuntun Praktikum Fisika Dasar,2014)
C. Pengukuran Suhu dan Waktu
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur temperature
suatu zat. Ada dua jenis thermometer yang umum digunakan dalam laboratorium,
yaitu thermometer air raksa dan thermometer alcohol. Keduanya adalah

thermometer jenis batang gelas dengan batas ukur minimum -10 dan batas ukur

maximum +110 . Nilai skala terkecil untuk kedua jenis thermometer tersebut

dapat dapat ditentukan seperti halnya menentukan nilai skala terkecil sebuah
mistar biasa, yaitu dengan mengambil batas ukur tertentu dan membaginya
dengan jumlah skala dari nol sampai pada ukur yang diambil tersebut.
Stopwatch merupakan salah satu alat ukur waktu yang paling sering
digunakan di laboratorium. Alat ukur ini dilengkapi dengan tombol untuk
menjalankan, mematikan dan mengembalikkan jarum ke posisi nol. Terdapat
beberapa bentuk stopwatch dengan NST yang berbeda-beda. Cara menentukan
NST stopwatch sama dengan menentukan NST alat ukur tanpa nonius. (Penuntun
Praktikum Fisika Dasr,2014)

Alat dan Bahan


1. Alat
1. Penggaris/mistar
2. Jangka sorong
3. Mikrometer Sekrup
4. Stopwatch
5. Termometer
6. Balok besi
7. Kelereng
8. Neraca Ohauss 2610 gram
9. Neraca Ohauss 311 gram
10. Neraca Ohauss 310 gram
11. Gelas Ukur
12. Kaki tiga dan kasa
2. Bahan
1. Pembakar bunsen
2. Air secukupnya

Definisi Operasional Variabel


Kegiatan 1
1. Panjang adalah jarak antara dua ruang, dalam hal ini jarak antar ujung
balok yang dinyatakan dalam satuan mm
2. Lebar yaitu jarak dari satu sisi ke sisi yang lain, diukur pada sudut tegak
lurus terhadap panjang benda, dalam hal ini jarak antar sisi balok yang
dinyatakan dalam satuan mm
3. Tinggi adalah pengukuran secara vertikal dari sebuah objek, jarak vertikal
balok yang dinyatakan dalam satuan mm
4. Diameter adalah segmen garis yang melalui titik pusat dan
menghubungkan dua titik pada lingkaran, dalam hal ini segmen garis
kelereng yang dinyatakan dalam satuan mm.
5. Massa merupakan jumlah materi yang terkandung dalam suatu benda,
dalam hal ini ukuran berat dari balok/ kelereng yang dinyatakan dalam g.
Kegiatan 2
1. Massa merupakan jumlah materi yang terkandung dalam suatu benda,
dalam hal ini ukuran berat dari balok/ kelereng yang dinyatakan dalam g.
Kegiatan 3
1. Waktu adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau
keadaan berada atau berlangsung, dalam hal ini waktu yang digunakan
dalam perubahan suhu.
2. Suhu adalah ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda, dalam hal
ini menggunakan termometer yang dinyatakan dalam 0C
3. Volume air adalah penghitungan seberapa banyak ruang yang bisa
ditempati oleh air dalam suatu objek.

Prosedur Kerja
Kegiatan 1
Pelaksanaan pengukuran panjang
1. Mengambil mistar, jangka sorong dan micrometer sekrup menentukan
NST
2. Mengukur masing-masing sebanyak 3 kali untuk panjang, lebar dan
tinggi balok berbentuk kubus yang disediakan dengan menggunakan
ketiga alat ukur tersebut. Mencatat hasil pengukuran pada tabel hasil
pengamatan dengan disertai ketidakpastiannya.
3. Mengukur masing-masing sebanyak 3 kali untuk diameter bola
(mengukur di tempat berbeda) yang disediakan dengan menggunakan
ketiga lata ukur tersebut. Mencatat hasil pengukuran pada tabel hasil
pengamatan dengan disertai ketidakpastiannya.
Kegiatan 2
Pelaksanaan pengukuran besaran massa
1. Menentukan masing-masing NST neraca
2. Mengukur massa balok kubus dan bola (yang digunakan pada
pengukuran panjang) sebanyak 3 kali secara berulang.
3. Mencatat hasil pengukuran yang dilengkapi dengan ketidakpastian
pengukuran.
Kegiatan 3
Pelaksanaan pengukuran besaran suhu dan waktu
1. Menyiapakan gelas ukur, Bunsen pembakar lengkap dengan kaki tiga dan
lapisan asbesnya dan sebuah thermometer.
2. Mengisi gelas ukur dengan air ½ bagian dan meletakkan di atas kaki tiga
tanpa ada pembakar.
3. Mengukur temperaturnya sebagai temperature mula-mula
4. Menyalakan Bunsen pembakar dan menunggu beberapa saat hingga
nyalanya terlihat normal.
5. Meletakkan Bunsen pembakar tadi tepat di bawah gelas kimia bersamaan
dengan menjalankan alat pengukur waktu.
6. Mencatat perubahan temperature yang terbaca pada thermometer tiap
selang waktu 1 menit sampai diperoleh 10.

HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA


Hasil pengamatan
1. Pengukuran panjang
NST mistar :
= ,1-10. = 0,1 cm = 1 mm

NST jangka sorong : 49 skala nonius = 50 skala utama

= 0,98 mm ≈ 1 mm

NST = 1 mm – 0,98 mm = 0,02 mm

NST mikrometer sekrup :


NST =

= ,0,5 𝑚𝑚-50.
= 0, 01 mm

= x NST

= x 0, 01 mm
Tabel 1. Hasil pengukuran panjang
No Benda Besaran Hasil Pengukuran (mm)
yang yang Jangka Mikrometer
Mistar
diukur diukur sorong Sekrup
1. Balok Panjang 1.|20,0 + 0,5| |20,10+ 0,02| |20,025+ 0,005|
2.|20,0 + 0,5| |20,12+ 0,02| |20,023+ 0,005|
3.|20,0 + 0,5| |20,11+ 0,02| |20,055+ 0,005|

Lebar 1.|19,0+ 0,5| |20,20+ 0,02| |20,485+ 0,005|


2.|19,0+ 0,5| |20,24+ 0,02| |20,450+ 0,005|
3.|19,0+ 0,5| |20,30+ 0,02| |20,475+ 0,005|

Tinggi 1.|20,0+ 0,5| |20,10+ 0,02| |20,425+ 0,005|


2.|20,0+ 0,5| |20,12+ 0,02| |20,465+ 0,005|
3.|20,0+ 0,5| |20,13+ 0,02| |20,475+ 0,005|

2. Bola Diameter 1.|17,0+ 0,5| |16,46+ 0,05| |16,400+ 0,005|


2.|17,0+ 0,5| |16,40+ 0,05| |16,385+ 0,005|
3.|17,0+ 0,5| |16,34+ 0,05| |16,350+ 0,005|

2. Pengukuran masssa
Neraca Ohauss 2610 gram
Nilai skala lengan 1 = 100 Nilai skala lengan 3 = 0,1
Nilai skala lengan 2 = 10 Massa beban gantung = 0
Tabel 2. Hasil pengukuran massa dengan Neraca Ohauss 2610 gram
Penun. Penun. Penun. Beban
Benda Massa benda (g)
Lengan 1 Lengan 2 Lengan 3 gantung

Balok 0 60 2,1 0 |62,10+ 0,05|


Kubus
0 60 2,4 0 |62,40+ 0,05|

0 60 2,2 0 |62,20+ 0,05|

Bola 0 0 5,9 0 |5,90 + 0,05|

0 0 6,2 0 |6,20 + 0,05|

0 0 5,8 0 |5,80 + 0,05|

Neraca Ohauss 311gram


Nilai skala lengan 1 = 1000 Nilai skala lengan 3 =1
Nilai skala lengan 2 = 10 Nilai skala lengan 4 = 0,01
Tabel 3. Hasil pengukuran massa dengan Neraca Ohauss 311 gram
Penun. Penun. Penun. Penun.
Benda Lengan Lengan Lengan Lengan Massa benda (g)
1 2 3 4

Balok 0 60 2 0,35 |62,350 + 0,005|


Kubus
0 60 2 0,32 |62,320 + 0,005|

0 60 2 0,34 |62,340 + 0,005|

Bola 0 0 5 0,74 |5,740 + 0,005|

0 0 5 0,79 |5,790 + 0,005|

0 0 5 0,72 |5,720 + 0,005|

Neraca Ohauss 310 gram


Nilai skala lengan 1 = 100 NST Neraca Ohauss 310
Nilai skala lengan 2 = 10
,nilai skala putar-jumlah skala
Nilai skala putar = 0,1
Jumlah skala nonius = 0,01
nonius. = = 0, 01
Tabel 4. Hasil pengukuran massa dengan Neraca Ohauss 310 gram
Penun. Penun.
Penun. Penun.
Benda skala Skala Massa benda(g)
Lengan 1 Lengan 2
putar Nonius
Balok 0 60 2,3 0,01 |62,31 + 0,01|
Kubus
0 60 2,3 0,04 |62,34 + 0,01|

0 60 2,3 0,08 |62,38 + 0,01|

Bola 0 0 5,7 0,09 |5,79 + 0,01|

0 0 5,7 0,08 |5,78 + 0,01|

0 0 5,7 0,07 |5,77 + 0,01|

3. Pengukuran suhu dan waktu


NST termometer =1 NST stopwatch = 0,1
Temperatur mula-mula (To) = 26o C
Tabel 5. Hasil pengukuran waktu dan suhu
Perubahan temperatur
No Waktu (S) 0
Temperatur ( C )
(C0 )

1. |60,0+ 0,1| |26,0 + 0,5| |0,0 + 1,0|

2. |120,0 + 0,1| |27,0 + 0,5| |1,0 + 1,0|

3. |180.0+ 0,1| |28,0 + 0,5| |2,0 + 1,0|

4. |240,0+ 0,1| |29,0 + 0,5| |3,0 + 1,0|

5. |300,0+ 0,1| |31,0 + 0,5| |5,0 + 1,0|

6. |360,0 + 0,1| |32,0 + 0,5| |6,0 + 1,0|

PEMBAHASAN
1. Pengukuran panjang
Pada pengukuran panjang telah ditemukan setiap besaran yang akan diukur
pada kubus, yaitu panjang, lebar dan tinggi dan pada bola besaran yang
diukur adalah diameter. Kami telah menggunakan 3 alat ukur yaitu mistar,
jangka sorong dan micrometer sekrup. Pada ketiga alat ukur tersebut memiliki
NST yang berbeda-beda . sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa

semakin baik mutu alat yang digunakan, semakin kecil yang diperoleh.

Hal ini menunjukkan bahwa alat ukur yang paling tinggi ketelitiannya adalah

mistar karena memiliki yang lebih kecil yaitu 0,0. Tetapi berbeda dengan

teori yang mengatakan bahwa makin kecil ketidakpastian relatif, makin tinggi
ketelitian yang dicapai pada pengukuran. Hal tersebut ditunjukkan oleh
micrometer sekrup yang memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi karena
memiliki ketidakpastian relatif kecil.
2. Pengukuran massa
Begitu halnya dengan pengukuran massa kami menggunakan 3 alat ukur yaitu
neraca ohauss 2610,311dan 310 (gram). Yang paling tinggi tingkat
ketelitiannya adalah neraca 311 dan 310 gram.
3. Pengukuran waktu dan suhu
pada pengukuran ini, kami telah menggunakan thermometer untuk suhu dan
stopwatch untuk waktu. Pada pengukuran ini ditentukan suhu mula-mula
untuk mengetahui tingkat kenaikan suhu selama beberapa waktu yang
diperlukan.
SIMPULAN DAN DISKUSI

Simpulan
1. cara menggunakan alat-alat ukur dasar adalah dengan mengetahui terlebih
dahulu fungsi dari alat-alat tersebut kemudian menentukan NST alat
masing-masing. Secara sederhana, cara menentukan dari NST adalah batas
ukur dibagi dengan jumlah skala. Pada setiap alat ukur memiliki NST yang
berbeda-beda.
2. Cara menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan berulang
yaitu dengan membagi ½ NST dan deviasi maximum dari suatu
pengukuran.
3. Cara mngerti atau memahami penggunaan angka berarti yaitu dengan
menentukan kesalahan relatifnya yang dinyatakan dalam persen.

Saran
Untuk praktikum selanjutnya, agar praktikum berjalan dengan lancar maka
praktikan harus memahami dahulu konsep pengukuran, alat ukur yang digunakan,
besaran dan satuan yang digunakan agar praktikum lancar dan mudah dipahami.
Selain itu kerjakan sesuai dengan instruksi dari asisten dan jangan segan untuk
bertanya apabila terdapat hal-hal yang tidak diketahui.

DAFTAR RUJUKAN

LABOLATORIUM FISIKA DASAR JURUSAN TEKNIK

Anda mungkin juga menyukai