Anda di halaman 1dari 3

Tinjauan Kritis : Materi Kuliah 2

Mata Kuliah Sejarah Asia Tenggara

Nama : Anindya Raissanea


NIM : 13030120120014
Kelas : B

Historiografi Asia Tenggara


Historiografi adalah tahap akhir dalam metode penelitian sejarah yakni adalah
taha[ penlisan sejarah. Sedangkan historiografi Asia Tenggara adalah tulisan-tulisan atau
hasil penelitian sejarah mengenai Asia Tenggara. Penulisan mengenai sejarah asia tenggara
yang bersifat komperehensif atau menyeluruh sebagai sebuah unit atau studi peneliatan
dimulai awal tahun 1950-an.dapat dilihat karya-karya sejarawan pada masa itu yang tidak
bersifat parsial. Meskipun fokusnya berbeda-beda, namun spasial atau unit nya adalah Asia
Tenggara.

Perkembangan Penulisan Sejarah Asia Tenggara pada saat sebelum perang dunia ke-
2. Pada masa ini sejarah yang dikaji sebagian besar merupakan sejarah kuno Asia Tenggara.
Sumber-sumber yang digunakan untuk mengkaji sejarah kuno Asia Tenggara adalah berupa
sumber arkeolog, karya sastra, dan epigrafi.

“Menurut John D. Legge (1992: 3-4), sebelum Perang Dunia II studi sejarah Asia
Tenggara dapat dibagi menjadi dua kategori besar. Generasi pertama pertama adalah mereka
yang memiliki keprihatinan besar terhadap sejarah awal kawasan ini yang diwujudkan
dengan upaya-upaya untuk mengumpulkan berbagai sumber arkeologis, epigrafis dan sastra,
dan sekumpulan besar data-data kronologis yang belum teruji. Kedua, perhatian diberikan
kepada kegiatan-kegiatan penyelidikan kaum kolonial Eropa sejak abad ke-16 untuk
menciptakan, secara bertahap, kerajaan koloni yang mendukung penguasaan mereka atas
aspek komersial dan teritorial di Asia Tenggara “ (Prakoso, Sugeng. 2018).

Pengkajian sejarah kuno Asia Tenggara memang sulit dikarenakan sumber-sumbernya


kebanyakan berupa artefak. Terutama pada masa periode kuno. Tedapat beberapa tema atau
kajian tentang periode kuno yang masih diperbincangkan sampai sekarang seperti migrasi
kuno 3 rumpun bangsa besar yang menghuni Asia Tenggara. 3 rumpun bangsa itu
diantaranya Papua-Melanesia, Austo Asia, dan Austronesia. Lalu, tentang penyebaran
budaya-budaya kuno seperti paleolitikum, mesolitikum, neolitikum, kebudayaan
dongson/perunggu.

Pada abad 5 M pada saat masyarakat lokal sudah mulai mengenal tulisan yang dibawa
dari India, sumber-sumber yang didapatkan adalah sudah berupa sumber tertulis seperti
prasasti. Kemudian, pada abad pertengahan sudah mulai ditemukannya sumber-sumber
tertulis yang ditulis oleh para intelektual yang menciptakan karya-karya sastra, catatan
perjalanan, maupun kisah-kisah. Memang sumber-sumber sejarah Asia Tenggara yang
didapatkan sudah semakin mudah karena sudah berupa sumber tertulis. Namun, sumber-
sumber itu masih bersifat istana-sentris sehingga sifatnya subjektif dan memihak pada istana
atau kerajaan. Selain itu juga terdapat sumber-sumber sejarah Asia Tenggara dari orang-
orang luar yang datang ke Asia tenggara. Para pendatang itu biasanya menulis berita-berita
maupun catatan-catatan perjalanannya. Walaupun begitu, sumber-sumber yang didapatkan
juga masih berdasarkan cara pandang dari luar. Oleh karena itu, apabila dikaji sumber-
sumber tersebut harusnya dikaji dan disikapi dengan kritis.

Terdapat kekurangan-kekurangan dari historiografi Asia tenggara sebelum perang


dunia ke-2 yakni :

1) Fokus yang masih cendurung wilayah-wilayah yang mengacu pada adminstrasi


negara kolonial. Hal ini disebabkan karena masih banyak wilayah-wilayah yang
dikuasai oleh para kolonial yang berasal dari luar Asia Tenggara seperti Hindia
Belanda, Malaya Inggris, Indocina Perancis.
2) Lebih banyak berkonsentrasi pada upaya mengakaji pengaruh kebudayaan dan agama
yang berasal dari India di Asia Tenggara. Terdapat 4 teori masuknya pengaruh India
ke Asia Tenggara diantaranya teori kesatria setelah menang perang, tentara-tentara
India mendirikan pemerintahan, menyebarkan agama hindu-budha ini menjelaskan
bahwa memang Asia Tenggara memang sudah sering dijajah. Teori waisya = melalui
perdagangan, Teori Brahmana = melalui kaum brahmana , Teori arus balik = setelah
masyarakat asia tenggara mengenal budaya dan agama dari india, raja-raja lokal
mengirimkan kaum intelektual untuk mempelajari agama disana dan setelah pulang
mereka lah yang menyebarkan agama dan kebudayaan tersebut.
3) Cara melakukan periodisasi nya secara konvensional dan diasarkan pada dominasi
pengaruh kekuatan asing. Seolah-olah orang-orang Asia Tenggara tidak dapat
menentukkan nasibnya sendiri.

Historiografi Asia Tenggara pada masa setelah meletusnya perang dunia ke-2. Yakni
lebih tepatnya pada saat di jerman yang meletus pada tahun 1939 di Asia pasifik meletus
pada tahun 1941. Sebelumnya, J.C Van Leur sudah mencoba menyinggung peran
masyarakat Asia dalam bukunya namun memang belum terkenal sebelum meletusnya perang
dunia ke 2. Hal-hal yang mendorong sejarawan untuk melakukan penelitian sejarah mengenai
sejarah Asia Tenggara diantaranya :

1) Perang dunia 2 menandai berakhirnya kolonialisme di Asia Tenggara dan banyak


peristiwa-peristiwa besar yang terjadi setelah perang dunia 2
2) Berdirinya negara-negara baru atau yang merdeka masih mencari dan krisis identitas.
untuk mengatahuinya dengan cara penelitian sejarah kemudian dikombinasikan
dengan cita-cita untuk masa depan.
3) Adanya perang dingin antara blok barat dan timur juga mendorong adanya penelitian
sejarah asteng
4) Dikalangan negara-negara Asia Tenggara masih memiliki ketertarikan dengan negara
asia tenggara lainnya.
5) Asia Tenggara memiliki potensi ekonomi.

Sumber

Prakoso, Sugeng. 2018. Perubahan Tema dan Perspektif dalam Historiografi Asia Tenggara,
1955-2010. Jurnal Pendidikan Sejarah. 7(2). 31-66.

Anda mungkin juga menyukai