Perkembangan Penulisan Sejarah Asia Tenggara pada saat sebelum perang dunia ke-
2. Pada masa ini sejarah yang dikaji sebagian besar merupakan sejarah kuno Asia Tenggara.
Sumber-sumber yang digunakan untuk mengkaji sejarah kuno Asia Tenggara adalah berupa
sumber arkeolog, karya sastra, dan epigrafi.
“Menurut John D. Legge (1992: 3-4), sebelum Perang Dunia II studi sejarah Asia
Tenggara dapat dibagi menjadi dua kategori besar. Generasi pertama pertama adalah mereka
yang memiliki keprihatinan besar terhadap sejarah awal kawasan ini yang diwujudkan
dengan upaya-upaya untuk mengumpulkan berbagai sumber arkeologis, epigrafis dan sastra,
dan sekumpulan besar data-data kronologis yang belum teruji. Kedua, perhatian diberikan
kepada kegiatan-kegiatan penyelidikan kaum kolonial Eropa sejak abad ke-16 untuk
menciptakan, secara bertahap, kerajaan koloni yang mendukung penguasaan mereka atas
aspek komersial dan teritorial di Asia Tenggara “ (Prakoso, Sugeng. 2018).
Pada abad 5 M pada saat masyarakat lokal sudah mulai mengenal tulisan yang dibawa
dari India, sumber-sumber yang didapatkan adalah sudah berupa sumber tertulis seperti
prasasti. Kemudian, pada abad pertengahan sudah mulai ditemukannya sumber-sumber
tertulis yang ditulis oleh para intelektual yang menciptakan karya-karya sastra, catatan
perjalanan, maupun kisah-kisah. Memang sumber-sumber sejarah Asia Tenggara yang
didapatkan sudah semakin mudah karena sudah berupa sumber tertulis. Namun, sumber-
sumber itu masih bersifat istana-sentris sehingga sifatnya subjektif dan memihak pada istana
atau kerajaan. Selain itu juga terdapat sumber-sumber sejarah Asia Tenggara dari orang-
orang luar yang datang ke Asia tenggara. Para pendatang itu biasanya menulis berita-berita
maupun catatan-catatan perjalanannya. Walaupun begitu, sumber-sumber yang didapatkan
juga masih berdasarkan cara pandang dari luar. Oleh karena itu, apabila dikaji sumber-
sumber tersebut harusnya dikaji dan disikapi dengan kritis.
Historiografi Asia Tenggara pada masa setelah meletusnya perang dunia ke-2. Yakni
lebih tepatnya pada saat di jerman yang meletus pada tahun 1939 di Asia pasifik meletus
pada tahun 1941. Sebelumnya, J.C Van Leur sudah mencoba menyinggung peran
masyarakat Asia dalam bukunya namun memang belum terkenal sebelum meletusnya perang
dunia ke 2. Hal-hal yang mendorong sejarawan untuk melakukan penelitian sejarah mengenai
sejarah Asia Tenggara diantaranya :
Sumber
Prakoso, Sugeng. 2018. Perubahan Tema dan Perspektif dalam Historiografi Asia Tenggara,
1955-2010. Jurnal Pendidikan Sejarah. 7(2). 31-66.