Anda di halaman 1dari 14

TEORI BELAJAR BERBASIS OTAK

Makalah Ditulis untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Belajar

Disusun oleh :

Abdul Rokhim /NIM. 18080554036

Rohmatul Laili /NIM. 18080554026

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “ Teori
Belajar Berbasis Otak.” Makalah ini kami susun guna memenuhi persyaratan nilai tugas
dalam mata kuliah Teori Belajar.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak sekali
kekurangan. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran untuk kemudian dapat kami
revisi dimasa selanjutnya, sebab saran yang konstruktif akan membangun kesempurnaan.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap
pihak yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca.

Surabaya, 20 Februari 2019

PENYUSUN

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ….i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………………….......1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. ....1

BAB II. RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN………………………………….2

2.1 Rumusan Masalah ............................................................................. …2

2.2 Tujuan........................................................................................................2

BAB III. KAJIAN PUSTAKA ……………………………………………………...2

BAB IV. PEMBAHASAN…………………………………………………………..3

4.1 Pengertian Teori Belajar Berbasis Otak....................................................3

4.2 Karakteristik Teori Belajar Berbasis Otak .......................................... ...4

4.3 Prinsip Teori Belajar Berbasis Otak..........................................................5

4.4 Tahapan Teori Belajar Berbasis Otak Dalam Pembelajaran.....................6

4.5 Strategi Teori Belajar Berbasis Otak Dalam Pembelajaran......................8

4.6 Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Berbasis Otak.........................9

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN……………………………………………….10

A. Kesimpulan...............................................................................................10

B. Saran..........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA………………...……………………………………………..11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Belajar merupakan proses perubahan atau peningkatan kemampuan dari yang


sebelumnya tidak bisa menjadi bisa atau sebelumnya yang belum mengetahui menjadi
mengetahui. Dengan belajar, dapat memberikan pembelajaran yang tidak hanya
bersifat sementara melainkan juga bersifat permanen yang dapat kita terapkan pada
masa yang akan mendatang. Selain itu, belajar juga mencakup tingkah laku yang
bersifat positif dan aktif. Melihat pentingnya proses belajar, maka sangatlah penting
peranan seorang pengajar
Pengajar dituntut untuk bisa mengajar dan membimbing para peserta didik
menjadi peserta didik yang diharapkan oleh negara. Untuk pembelajaran yang
maksimal diperlukan model pembelajaran yang efektif. Oleh karena itu, pemilihan
model pembelajaran dianggap sangat penting karena banyak nya siswa yang
merasakan bahwa belajar merupakan hal yang kurang menyenangkan. Beberapa teori
juga telah dicetuskan untuk mempermudah pendidik dan peserta didik dalam proses
pembelajaran sehingga peserta didik mampu menyerap materi – materi yang
disampaikan oleh pendidik dengan mudah dan lancar.
Keistimewaan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya terletak kepada
kemampuan berpikirnya melalui otak. Karena otak adalah bagian tubuh manusia yang
penting dan secara terhormat diletakkan di bagian atas tubuh dan dilindungi oleh
tulang – tulang tengkorak.
Maka penulisan makalah ini memuat mengenai teori belajar berbasis otak atau
yang bisa disebut brain based learning. Menurut teori belajar berbasis otak ini
merupakan sebuah konsep untuk menciptakan pembelajaran yang berorientasi pada
upaya pemberdayaan potensi otak peserta didik dimana pelajarannya didasarkan pada
penciptaan kondisi optimal untuk pembelajaran yang alami.

1
BAB II

RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN

2.1 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari teori belajar berbasis otak?


2. Bagaimana karakteristik teori belajar berbasis otak?
3. Bagaimana prinsip teori belajar berbasis otak?
4. Bagaimana tahapan teori belajar berbasis otak dalam pembelajaran?
5. Bagaimana strategi pembelajaran pada teori belajar berbasis otak?
6. Apa kelebihan dan kekurangan dari teori belajar berbasis otak?

2.2 Tujuan

1. Untuk menjelaskan pengertian teori belajar berbasis otak


2. Untuk mengetahui karakteristik teori belajar berbasis otak
3. Untuk memaparkan prinsip teori belajar berbasis otak
4. Untuk mengetahui tahapan dari teori belajar berbasis otak
5. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan strategi pembelajaran dari teori belajar
berbasis otak
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari teori belajar berbasis otak

BAB III

KAJIAN PUSTAKA

Otak merupakan salah satu organ tubuh yang memiliki miliaran sel. Setiap bagian
dalam otak mempunyai fungsi yang berbeda-beda mulai dari fungsi mental, emosi,
kreativitas, logika, dan lain-lain. Ada satu metode pembelajaran dengan acuan untuk
memacu kinerja otak agar optimal atau biasa disebut Brain Based Learning. Indikator otak
bekerja secara optimal adalah ketika seluruh potensi yang dimiliki mampu dioptimalkan
dengan baik. (Syafa’at, 2007).

2
Brain Based Learning menawarkan sebuah konsep guna menumbuhkan
pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan potensi kinerja otak. Tiga strategi
utama yang dapat dikembangkan dalam realisasi BBL :

1. Pertama, menciptakan lingkungan belajar yang memicu jiwa kompetitif. Dalam


proses pengukuran kemampuan hasil belajar siswa, tenaga pendidik dapat
memberikan soal untuk mengukur seberapa paham siswa terhadap materi
pembelajaran yang diajarkan. Soal disusun secara bertingkat dengan level kesulitan
yang berbeda-beda.
2. Kedua, membuat suasana pembelajaran yang menyenangkan. Howard Gardner dalam
Buku karya De Porter, Mike, dan Bobbi berjudul Quantum Learning menyatakan
bahwa seseorang akan belajar dengan segenap kemampuan apabila dia menyukai apa
yang dia pelajari dan merasa senang terlibat didalamnya.
3. Ketiga, membuat situasi pembelajaran aktif (active learning). Tenaga pendidik dapat
memberikan kuis atau membangun koneksi dengan siswa melalui pengamatan ketika
ada siswa yang bertanya dan menanggapi.

Tujuan penerapan metode brain based learning adalah untuk mengembangkan strategi
pembelajaran efektif dan memaksimalkan seluruh potensi yang dimiliki siswa.

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Teori Belajar Berbasis Otak

Pada tahun 1970, Paul McClean mulai memperkenalkan konsep Triune Theory yang
mengacu pada proses evolusi tiga bagian otak manusia. Dalam hipotesisnya, McClean
menyatakan bahwa otak manusia terdiri dari tiga bagian penting yaitu otak besar, otak
tengah, dan otak kecil dengan masing – masing memiliki fungsi yang khas dan unik. Otak
besar berfungsi untuk berbahasa, berpikir, belajar, memecahkan masalah, merencanakan
dan menciptakan. Otak tengah berfungsi untuk interaksi sosial, emosional, dan ingatan
jangka panjang. Otak kecil berfungsi untuk bereaksi, naluriah, mengulang,
mempertahankan diri, dan ritualis.

3
Dari teori tersebut dikembangkan suatu model pembelajaran yang disebut Brain
Based Learning. Brain Based Learningadalah sebuah teori yang mengoptimalkan fungsi
otak sebagai komponen utama dalam proses pembelajaran. Pada dasarnya, Brain Based
Learning memfungsikan pengalaman sesungguhnya dalam proses pembelajaran. Brain
Based Learning atau teori belajar berbasis otak adalah pembelajaran yang diselaraskan
dengan cara otak yang didesain secara alamiah untuk belajar.
Pada pembelajaran berbasis otak, peserta didik belajar sesuai dengan fungsi otak
mereka sehingga peserta didik tidak merasa jenuh dan terkekang dalam proses
pembelajaran. Untuk itu, metode pendidikannya dapat melalui penyediaan lingkungan dan
fasilitas yang memungkinkan berlangsungnya proses belajar secara bebas dan sesuai
dengan minat dan bakatnya masing- masing
Dalam teori ini, guru dan peserta didik ditekankan untuk kreatif dalam proses belajar
yang seimbang antara otak kanan dan otak kiri, sehingga materi yang disampaikan dapat
diserap menjadi memori jangka panjang dalam otak mereka dan mereka dapat
mengerjakan apa yang diperintahkan oleh guru di sekolah.
Teori belajar berbasis otak ini adalah suatu pendekatan multidisipliner yang dibangun
atas sebuah pertanyaan fundamental. Teori belajar ini, dapat mendorong peserta didik
untuk mempertimbangkan masalah alamiah otak dalam membuat keputusan.

4.2 Karakteristik Teori Belajar Berbasis Otak

Karakteristik dari Teori Belajar Berbasis Otak adalah pembelajaran yang berupaya
memadukan faktor potensi didi siswa dengan lingkungan sebagai konteks pembelajaran.
Oleh karena itu, lingkungan dan potensi peserta didik harus diperlakukan sama agar
pembelajaran berhasil dengan baik. Untuk itu, segala hambatan yang dapat memperlambat
proses pembelajaran harus dihilangkan. Ada beberapa cara yang dapat digunakan yaitu
pencahayaan, iringan musik, suasana yang menyegarkan, lingkungan yang nyaman,
penataan tempat duduk yang rileks, dan sebagainya.
Teori belajar berbasis otak juga mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam
proses pembelajaran. Oleh karena itu, aktivitas tubuh dan pikiran membuat proses belajar
lebih nyaman dan lebih optimal. Dalam hal ini, karakteristik teori belajar berbasis otak
lebih menekankan pada lingkungan kelas yang mendukung siswa untuk belajar seperti
diskusi kelompok untuk menyelesaikan permaslahan yang telah diberikan , kemudian
mempresentasikan hasil diskusi tersebut dan kelompok lain memberi tanggapan. Setelah

4
diskusi selesai, peserta didik melakukan relaksasi dengan mendengarkan musik atau
melihat video yang menghibur agar peserta didik tidak merasa tegang.

4.3 Prinsip Teori Belajar Berbasis Otak

Menurut Caine ada 12 prinsip kerja otak yang menjadi dasar dalam pelaksanaan
pembelajaran berbasis otak, antara lain :
1. The Brain is a Complex Adaptive System.
Otak merupakan pusat dari berbagai aktivitas manusia, menggabungkan
emosi, imajinasi untuk memproses informasi dalam satu waktu secara bersama.
2. The Brain is a Social Brain.
Pada prinsipnya, otak manusia senang pada kegiatan interaksi sosial atau
kelompok.
3. The Search for Meaning is Innate.
Otak manusia menyukai akan pemahaman atau penjelasan sesuatu yang
dipelajari.
4. The Search for meaning Occurs Through Patterning.
Otak manusia pada waktu melakukan pencarian makna atau penjelasan dengan
cara meniru.
5. Emotions Are Critical to Patterning
Menurut John Mayer dan Peter Salovey menyatakan bahwa otak yang
memiliki Emotional Intellegence (EQ) akan lebih sukses daripada orang yang
memiliki IQ tinggi. Hal ini dikarenakan, manusia dengan EQ yang tinggi memiliki
rasa optimis yang tinggi.
6. Every Brain Simultaneously Perceive and Creats Parts and Wholes.
Meskipun Otak kanan dan kiri manusia memiliki fungsi yang berbeda, namun
kedua otak ini berinteraksi dalam semua aktiv.
7. Learning Involves Both Focused Attention and Peripheral Perception.
Pada saat belajar, otak melibatkan perhatian yang fokus dan persepsi yang
meluas.
8. Learning Always Involves Both Conscious and Unconscious Processes.
Belajar selalu melibatkan proses sadar dan tidak sadar.
9. We Have at Least Two Ways of Organizing Memory.

5
Kita memiliki dua sistem memori yaitu spasial dan hafalan. Memori spasial
dapat merekam semua yang terjadi pada tubuh. Memori hafalan dapat merecall
sistem-sistem ini termotivasi oleh reward atau hukuman.

10. Learning is Developmental


Otak manusia terdiri dari milyaran sel neuron yang tumbuh terus menerus
sesuai dengan hal baru yang dipelajari.
11. Complex Learning is Enhanced by Challenge and Inhibited by Threat.
Otak dapat belajar secara optimal dan menciptakan koneksi maksimum saat
menerima tantangan. Sebaliknya, otak menjadi ridak fleksibel dan kembali pada
kelakuan primitif ketika di bawah ancaman.
12. Every Brain Is Uniquely Organized.
Setiap otak adalah unik. Semua orang memiliki sistem otak yang sama, namun
secara keseluruhan daya berfiki, imajinatif dan kreatif setiap orang berbeda.

12 prinsip kerja otak di atas merupakan prinsip yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan teori belajar berbasis otak agar pendidik dapat menyusun strategi pengajaran
yang sesuai.

4.4 Tahapan Teori Belajar Berbasis Otak Dalam Pembelajaran

Jansen (2011) menyatakan ada tujuh tahapan teori belajar berbasis otak, yaitu :
1. Tahap Pra- Pemaparan
Tahap ini memberikan sebuah alasan kepada otak tentang pembelajaran baru
sebelum benar – benar menggali lebih jauh, pra – pemaparan membantu otak
membangun peta konseptual yang lebih baik. Hal – hal yang dilakukan pada tahap
ini sebelum pembelajaran dimulai adalah guru memajang peta konsep mengenai
materi yang akan dipelajari. Selain itu, guru juga perlu melakukan pendekatan
kepada peserta didik sehingga peserta didik merasa nyaman dalam pembelajaran
dengan guru yang akan mengajar mereka. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran peserta didik untuk melakukan senam otak bisa dengan cara
menyuruh peserta didik menuliskan nama merepa pada kertas dengan
menggunakan tangan kanan dan tangan kiri secara bersamaan.

6
2. Tahap Persiapan
Pada tahap ini, guru memberikan penjelasan awal mengenai materi yang akan
dipelajari dan mengaitkan materi dengan kehidupan sehari – hari. Fase ini
merupakan fase dalam menciptakan keingintahuan atau kesenangan.
3. Tahap Inisiasi dan Akuisisi
Tahap ini merupakan tahap penciptaan koneksi atau pada saat neuron – neuron
itu saling berkomunikasi satu sama lain. Pada tahap ini, guru membagi siswa
menjadi beberapa kelompok. Siswa bergabung dengan teman kelompoknya
masing-masing. Kemudian, guru memberikan lembar kerja siswa pada setiap
kelompok untuk dipelajari sebelum diisi. Setelah itu, siswa berdiskusi dengan
teman kelompoknya untuk mengisi lembar kerja siswa tersebut.
4. Tahap Elaborasi
Tahap ini memberikan kesempatan kepada otak untuk menyelediki,
menganalisis, menguji dan memperdalam pembelajaran. Pada tahap ini, siswa
mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas, sedangkan siswa lain
memperhatikan sekaligus memberikan tanggapan atau pertanyaan. Dari hasil
diskusi yang dilakukan, diharapkan siswa mampu menemukan jawaban dari
permasalahan yang ada di lembar kerja siswa. Oleh karena itu, guru harus
membimbing siswa berdiskusi agar proses diskusi berjalan dengan lancar. Tahap
ini merupakan tahap pemrosesan dimana membutuhkan kemampuan berpikir
murni dari pihak pembelajaran.
5. Tahap Inkubasi dan Memasukkan Memori
Fase ini menekankan pentingnya waktu istirahat dan waktu untuk mengulang
kembali merupakan suatu hal yang penting. Pada tahap ini, siswa melakukan
peregangan sambil menonton video yang dapat memotivasi mereka untuk belajar.
Selain itu, guru juga dapat memberikan soal-soal pemahaman yang berkaitan
dengan materi yang dipelajari selama pembelajaran berlangsung.
6. Tahap Verifikasi dan Pengecekan Keyakinan
Dalam tahap ini, guru mengecek apakah siswa sudah paham dengan materi
yang telah dipelajari atau belum. Siswa juga perlu tahu apakah dirinya sudah
memahami materi atau belum. Tahap ini, guru dapat memberikan soal latihan yang
lebih rumit. Setelah itu guru dan siswa mengecek pekerjaan siswa. Jika siswa
belum mengerjakan soal-soal tersebut, biasanya guru menugaskan siswa untuk
menyelesaikan dirumah.

7
7. Tahap Selebrasi dan Integrasi
Dalam tahap ini sangat penting dalam melibatkan emos, membuat tahap ini
lebih ceria dan menyenangkan. Tahap ini menanamkan semua arti penting dari
kecintaan terhadap belajar. Pada tahap ini, siswa dengan bimbingan guru
menyimpulkan materi yang baru saja dipelajari. Kemudian guru memberikan PR
(Pekerjaan Rumah) untuk siswa dan memberi tahu siswa mengenai materi untuk
pertemuan selanjutnya. Sebagai penutup, guru bersama siswa melakukan perayaan
kecil, seperti bersorak dan bertepuk tangan bersama.

4.5 Strategi Teori Belajar Berbasis Otak Pada Pembelajaran

Teori belajar berbasis otak memberikan sebuah konsep untuk menciptakan


pembelajaran dengan berorientasi pada upaya pemberdayaan potensi otak siswa.
Syafa’at (2007) menilai bahwa keunggulan pembelajaran berbasis otak terletak pada
strategi yang dapat dikembangkan dalam implemantasi brain based learning,
diantaranya :
1. Menciptakan lingkungan belajar yang menantang kemampuan berpikir
siswa. Dalam kegiatan pembelajaran, sering – seringlah guru memeberikan
suatu permasalahan atau soal – soal yang berkaitan dengan materi
pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk memfasilitasi kemampuan berpikir
siswa. Guna memancing antusisme siswa, maka soal yang diberikan harus
dikems semanrik mungkin, misalnya teka teki silang, games, dan
sebagainya agar siswa terbiasa untuk mengembangkan kemampuan
berpikirnya dalam konteks pemberdayaan potensi otak siswa.
2. Menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan. Hindarilah
situasi pembelajaran yang membuat siswa kurang nyaman. Caranya adalah
dengan melakukan kegiatan pembelajaran di luar kelas pada saat tertentu,
iringi kegitan dengan musik sesuai kebutuhan kelas, lakukan kegiatan
pembelajaran dengan diskusi kelompok yang diselingi dengan permainan
yang menarik dan lain lain.
3. Menciptakan situasi pembelajaran yang aktif dan bermakna bagi siswa.
Bangun situasi pembelajaran yang memungkinkan seluruh anggota badan
siswa beraktivitas secara optimal dalam melaksanakan pembelajaran di

8
dalam kelas. Misalnya mata siswa digunakan untuk membaca dan
mengamati, tangan siswa bergerak untuk menulis, kaki siswa bergerak
untuk mengikuti permainan dalam pembelajaran, mulut siswa aktif
bertanya dan berdiskusi dan aktifitas produktif anggota badan lainnya.
Keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh seberapa mampu mereka
membangun pengetahuan tentang materi pelajaran berdasarkan
pengalaman belajar yang mereka alami.

Ketiga strategi utama dalam penerapan teori belajar berbasis otak tersebut
hendaknya bisa diselaraskan dengan semua tahapan dalam pembelajaran teroi belajar
berbasis otak. Penerapan teori belajar berbasis otak menjadikan guru menggunakan
strategi pembelajaran berdasarkan pengoptimalan potensi otak.

4.6 Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Berbasis Otak

 Kelebihan Teori Belajar Berbasis Otak :


1. Memberikan suatu pemikiran baru tentang bagaimana otak manusia bekerja
2. Memperhatikan kerja alamiah otak si pembelajar dalam proses pembelajaran
3. Menciptakan iklim pembelajaran dimana pembelajar dihormati dan didukung
4. Menghindari terjadinya pemforsiran terhadap kerja otak
5. Dapat menggunakan berbagai model – model pembelajaran dalam
mengaplikasikan teori ini. Dianjurkan untuk memvariasikan model
pembelajaran tersebut supaya potensi pembelajar dapat digunakan

 Kelemahan Teori Belajar Berbasis Otak sebagai berikut:


1. Teori ini belum sepenuhnya diketahui oleh tenaga kependidikan di Indonesia
2. Memerlukan waktu yang tidak sedikit untuk dapat memahami dan
mempelajari bagaimana otak bekerja
3. Memerlukan biaya yang tidak sedikit dalam menciptakan lingkungan
pembelajaran yang baik bagi otak
4. Memerlukan fasilitas yang memadai dalam mendukung praktik pembelajaran
ini.

9
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pembelajaran berbasis otak adalah pembelajaran yang diselaraskan dengan


cara otak yang didesain secara alamiah untuk belajar. Karakteristik dari teori belajar
berbasis otak antara lain pembelajaran yang berupaya memadukan faktor potensi diri
siswa dengan lingkungan sebagai konteks pembelajaran, menekankan pada proses
pembelajaran berlangsung dengan cepat dengan keberhasilan tinggi dan
mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran.
Tahap – tahap teori belajar berbasis otak yaitu pra – pemaparan, persiapan,
inisiasi dan akuisisi, elaborasi, inkubasi dan memasukkan memori, verifikasi dan
pengecekan keyakinan, selebrasi dan integrasi. Selain itu juga terdapat strategi
pembelajaran yang dapat digunakan dalam implementasi teori belajar berbasis otak
yaitu dengan menciptakan lingkungan pembelajaran yang menantang berpikir siswa,
pembelajaran yang menyenangkan dan menciptakan situasi pembelajaran yang aktif
dan bermakna bagi siswa.
Teori belajar berbasis otak juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihannya yaitu memberikan pemikiran tentang bagaimana otak bekerja dimana
dengan memperhatikan kerja alamiah otak siswa dalam pembelajaran yang disesuaikan
dengan fungsi otak mereka dan tidak melebihi batas kemampuan siswa sehingga siswa
tidak jenuh atau terkekang dan terforsir dalam proses pembelajaran. Sedangkan
kekurangannya yaitu memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit dalam
menciptakan lingkungan pembelajaran yang baik bagi otak serta memerlukan fasilitas
yang memadai dalam mendukung praktek pembelajaran teori ini.

5.2 Saran

Teori belajar berbasis siswa memiliki perkembangan yang baik untuk


diterapkan oleh guru dalam kegiata proses belajar dengan baik dan sesuai agar
kemampuan siswa dapat ditingkatkan dan tidak terlalu memforsir siswa dalam belajar
namun disesuaikan dengan kemampuan otak siswa sehingga diperlukan dukungan dari

10
pihak sekolah dalam penerapan teori ini dengan meningkatkan sarana dan prasarana di
sekolah sehingga proses belajar mengajar dapat tercapai dengan maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Jensen, Eric. 2008. BRAIN-BASED LEARNING (Pembelajaran Berbasis Kemampuan Otak).


Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Stine, Jean Marie. 2003. DOUBLE YOUR BRAIN POWER. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka
Utama.

Yusuf, Yulia Pratitis. 2017. Strategi Brain Based Learning dalam Pengajaran Bahasa
Jepang di MAN Mojokerto. PARAMASASTRA. Vol.4, No. 01, melalui
http://journal.unesa.ac.id/index.php/paramasastra .Diakses pada 16 Februari 2019.

11

Anda mungkin juga menyukai