Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MORFOLOGI BAHASA INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas makalah

Mata Kuliah : Bahasa dan Sastra Indonesia

Dosen Pengampu : Bapak Abdul Mukhlis, M.Pd

Disusun oleh :

1. Dian Ardiani (2320097)


2. Agung Purnomo (2320098)
3. Fitri Johandayani (2320099)
4. Linda Hidayanti (2320105)

KELAS D

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN

2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Morfologi Bahasa Indonesia”
ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak Abdul
Mukhlis, M.Pd pada mata kuliah Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Morfologi Bahasa Indonesia bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Abdul Mukhlis, M.Pd selaku dosen mata
Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang sedang saya tekuni.

Makalah ini tentu tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis
dengan senang hati menerima saran dan kritik konstruktif dari pembaca guna penyempurnaan
penulisan makalah ini. Semoga makalah ini menambah khasanah keilmuan dan bermanfaat bagi
pembaca. Aamiin yaa robbal ‘aalamiin.

Pekalongan, 10 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

BAB I ....................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................ 1
C. Tujuan Pembahasan ..................................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 2
A. Definisi Morfologi Bahasa Indonesia ........................................................................................... 2
B. Jenis dan Proses Morfologi .......................................................................................................... 3
C. Peran Morfologi Dalam Pembelajaran di MI/SD .......................................................................... 5
D. Menerapkan Kaidah Morfologi Bahasa Indonesia Dalam Berbahasa............................................. 6
BAB III ................................................................................................................................................... 8
PENUTUP .............................................................................................................................................. 8
A. Kesimpulan.................................................................................................................................. 8
B. Saran ........................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alat
yang paling sering digunakan dalam berkomunikasi adalah bahasa, baik bahasa lisan
maupun bahasa tulis. Tentunya manusia begitu dekat dengan bahasa, terutama bahasa
Indonesia. Sehingga manusia sangat perlu untuk mempelajari bahasa tersebut secara lebih
jauh dan mendalam. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif yang dilakukan antar
manusia. Dengan adanya bahasa, sangat memudahkan manusia untuk berkomunikasi di
kalangan masyarakat. Sejak kecil manusia tentunya sudah mempelajari bahasa dengan baik
dan benar.
Tata bahasa harus berlangsung sesuai dengan kelaziman penggunaannya sehingga
dapat diterima oleh semua penggunanya yaitu tata bahasa yang baku. Tata bahasa baku
merupakan bahasa yang menjadi kelancaran dalam penggunaannya dan tidak bersifat
mengekang bagi bahasa yang bersangkutan. Bahasa mempunyai struktur dan bentuk yang
menyusun sebuah kata. Oleh karena itu ilmu morfologi bahasa yang mempelajari tentang
struktur dan bentuk kata sangat penting dipelajari oleh bangsa ini baik dari jenjang bawah
sampai jenjang atas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari morfologi?
2. Apa peran morfologi dalam pembelajaran MI/SD?
3. Bagaimana jenis-jenis morfologi dan prosesnya?
4. Bagaimana penerapan kaidah morfologi bahasa Indonesia di dalam berbahasa?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui tentang definisi morfologi.
2. Mengetahui jenis-jenis morfologi dan prosesnya.
3. Mengetahui peran morfologi dalam pembelajaran MI/SD.
4. Mengetahui penerapan kaidah morfologi bahasa Indonesia di dalam berbahasa.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Morfologi Bahasa Indonesia
Secara etimologi kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti bentuk dan kata
logi yang berarti ilmu. Jadi, secara harfiah kata morfologi berarti ilmu mengenai bentuk.
Di dalam kajian linguistik, morfologi berarti cabang ilmu bahasa yang mengkaji seluk-
beluk bentuk kata dan perubahannya serta dampak dari perubahan itu terhadap arti (makna)
dan kelas kata.1
Pada kamus linguistik pengertian morfologi adalah bidang linguistik yang
mempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya atau bagian dari struktur bahasa yang
mencakup kata dan bagian-bagian kata yaitu morfem. 2 Morfologi ialah bagian dari ilmu
bahasa yang membicarakan seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan
bentuk kata terhadap golongan dan arti kata atau morfologi mempelajari seluk-beluk-
bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik
maupun fungsi semantik.
Pendapat lain mengatakan, bahwa morfologi membahas struktur internal bentuk
kata. Dalam morfologi, analis membagi bentuk kata ke dalam formatif komponennya (yang
kebanyakan merupakan morf yang berwujud akar kata atau afiks), dan berusaha untuk
menjelaskan kemunculan setiap formatif. Pada dasarnya kesalahan berbahasa tataran
morfologis membahas kesalahan pada tataran kata.3 Kesalahan-kesalahan berbahasa
tataran morfologi dapat terjadi karena berbagai hal. Kesalahan berbahasa bidang morfologi
dapat dikelompokkan menjadi kelompok afiksasi, reduplikasi, dan kata majemuk. Berbagai
pengertian morfologi tersebut dapat definisikan arti morfologi yaitu sebagai bagian dari
ilmu bahasa yang mempelajari seluk-beluk kata meliputi pembentukan atau perubahannya,
yang mencakup kata dan bagian-bagian kata atau morfem.

1
Abdul Chaer. Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). (Jakarta: PT Rineka Cipta. 2008), hlm.
3.
2
Kridalaksana. Kamus Linguistik. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2008), hlm. 159.
3
Ba’dulu dan Herman. Morfosintaksis. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), hlm. 4.

2
Objek kajian morfologi adalah satuan-satuan morfologi, proses-proses morfologi,
dan alat-alat dalam proses morfologi itu. Satuan morfologi adalah morfem (akar atau afiks)
dan kata. Proses morfologi melibatkan komponen, antara lain: komponen dasar atau bentuk
dasar, alat pembentuk (afiks, duplikasi, komposisi), dan makna gramatikal. 4
B. Jenis dan Proses Morfologi
a. Jenis-jenis Morfologi

Morfem adalah unit terkecil kata memiliki arti yang mendasari kata atau
bentuk kata. Penggunaan morfem dilakukan pada bentuk kata satu bahasa meliputi
semua kombinasi bentuk kata atau bagian dari kata. Kombinasi kata dilakukan ke
dalam frasa dan kalimat dan sintaksis. Morfem terdiri dari morfem bebas dan
morfem terikat. Morfem bebas itu dibedakan dari morfem terikat. Morfem terikat
adalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dan yang hanya meleburkan
diripada morfem yang lain, misalnya, ber- dalam kata berhak (morfem terikat
lazim ditulis dengan garis) penghubung sebagai lambang keterikatannya. Kata
berhak terdiri dari dua morfem, bebas dan terikat, yaitu ber- (morfem terikat) dan hak
(morfem bebas).
Morfem dapat digolongkan menurut kemungkinannya berdiri sendiri sebagai
kata, bahkan sebagai kalimat jawaban atau perintah, juga ada morfem yang tidak
dapat berdiri sendiri sebagai kata. Dengan kata lain, dalam tuturan biasa satuansatuan
gramatik itu ada yang dapat berdiri sendiri dan ada yang tidak dapat berdiri sendiri,
melainkan selalu terikat pada satuan lain. Satuan pohon, termasuk satuan yang da pat
berdiri sendiri dan bisa sebagai jawaban pertanyaan Engkau sedang menggambar
apa? Engkau menebang apa? dan sebagainya. 5
b. Proses Morfologi

Proses morfologis adalah cara pembentukan kata-kata dengan menghubungkan


morfem yang satu dengan morfem yang lain. Kata disebutnya sebagai bentuk minimal
yang bebas, artinya bentuk itu dapat diucapkan tersendiri, bisa dikatakan, dan bisa

4
Abdul Chaer. Hlm. 7.
5
Drs. H. Basuni Rachman. BBM 5 Klasifikasi Morfem, Prinsip Pengenalan Morfem, Serta Bentuk Asal,
dan Bentuk Dasar. (Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia).

3
didahului dan diikuti oleh jeda yang potensial. Di samping itu, bentuk itu akan
mendapat pola intonasi dasar/[2]31/. Bentuk-bentuk seperti /apa/, /mana/ akan
mendapat kontur intonasi /31/; /keras/, /beras/ akan mendapat kontur intonasi /231/,
/pas/, /ban/ akan mendapat kontur intonasi 31/; /menara/ berkontur intonasi /[2]231/.
Jadi, proses morfologis adalah proses penggabungan morfem menjadi kata. Proses
morfologis meliputi:

1) Afiksasi
Afiksasi adalah penggabungan akar kata atau pokok dengan afiks. Afiks
ada tiga macam, yaitu awalan, sisipan, dan akhiran. Karena letaknya yang selalu
di depan bentuk dasar, sebuah afiks disebut awalan atau prefiks. Afiks disebut
sisipan (infiks) karena letaknya di dalam kata, sedangkan akhiran (sufiks)
terletak di akhir kata.
2) Reduplikasi
Reduplikasi adalah proses pengulangan kata dasar baik keseluruhan
maupun sebagian.
3) Perubahan intern

Perubahan intern adalah proses morfologis yang menyebabkan perubahan-


perubahan bentuk morfem-morfem yang terdapat di dalam morfem itu sendiri.

4) Suplisi

Suplisi adalah adalah proses morfologis yang menyebabkan adanya bentuk


yang sama sekali baru.

5) Modifikasi kosong.

Modifikasi kosong adalah proses yang tidak menimbulkan perubahan pada


bentuk, melainkan hanya berubah konsepnya. 6

6
Samsuri. Morfologi dan Pembentukan kata. (Jakarta: Depdikbud, 1998), hlm. 190-193.

4
Namun, di dalam bahasa Indonesia yang bersifat aglutinasi ini tidak ditemukan data
proses morfologis yang berupa perubahan intern, suplisi, dan modifikasi kosong. Jadi,
proses morfologis dalam bahasa Indonesia hanya melalui afiksasi dan reduplikasi. 7

C. Peran Morfologi Dalam Pembelajaran di MI/SD

Morfologi adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata
serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi
semanti. morfologi ini ialah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang
mempelajari seluk beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata
terhadap golongan kata dan arti kata atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
morfologi mempelajari seluk beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk
kata itu baik fungsi gramatika maupun fungsi semantic. secara sederhana dapat dikatakan
sebagai studi tentang hubungan antar kata dalam suatu kalimat; dan yang kedua morfologi
(morphology), yaitu studi tentang komposisi formal dan semantis dari sebuah kata. 8

Morfologi bekerja dengan cara yang hampir sama, dengan siswa memanipulasi
bagian kata untuk menciptakan arti baru atau arti yang diubah, tetapi serupa. Morfologi
berkaitan dengan pengelompokan kata menjadi imbuhan (prefiks dan sufiks) dan akar atau
kata dasar, serta asal kata. Memahami bahwa kata-kata yang dihubungkan dengan makna
dapat dihubungkan dengan ejaan sangat penting untuk mengembangkan kosakata siswa.
Lebih lanjut, bagian kata (imbuhan) dapat memiliki arti terpisah yang dapat mengubah atau
mengubah arti kata.

Memahami arti dari prefiks, sufiks, dan akar meningkatkan pemahaman teks yang
sedang dibaca. Manipulasi afiks dapat memengaruhi bagian ucapan yang ditunjukkan oleh
sebuah kata. Memiliki pengetahuan ini juga meningkatkan pemahaman teks. Pengajaran
langsung morfologi adalah sarana yang efektif untuk membantu memahami dan
menerapkan struktur kata untuk decoding, ejaan, dan studi kosa kata.

7
Suparman, T. Proses Morfologi dalam Bahasa Indonesia, (Bandung: CV. Alfa Beta, 2008) hal. 5-7.
8
Muhammad Aqil Luthfana, Syamsul Hadib, Morfologi Bahasa Arab: Reformulasi Sistem Derivasi dan
Infleksi, Journal of Arabic Studies Vol. 1, No. 1 (2019), hlm. 2.

5
Oleh karena itu pentingnya digunakan untuk imbuhan dan sufiks dan perannya
dalam kata-kata. Ini membantu kami melihat fleksibilitas bahasa. Dengan pengetahuan
morfologi, siswa dapat mengambil pengertian dari kata “suka” dan mengubahnya menjadi
sejumlah kemungkinan (tidak seperti, mungkin, tidak mungkin, disukai, tidak disukai,
mirip, tidak disukai) untuk mengekspresikan pesan mereka dengan lebih akurat dan tepat.

Akhirnya, kesadaran morfologis dapat membantu siswa bahasa untuk


membiasakan diri dengan derivasi leksikal dan dengan makna atau morfem. Mereka akan
dapat membedakan, misalnya, sufiks "-ment" atau "-ness" membentuk kata benda, atau
sufiks "-ly" membentuk kata keterangan. Pada akhirnya, mereka akan menyadari bahwa,
pada tingkat tertentu, bahasa Inggris memiliki logika morfologi tertentu yang diikuti orang
untuk mengetahui dan menghasilkan kata-kata baru. Kata-kata baru ini, mengingatkan kita
tentang apa yang dapat kita sebut.

Aspek lain (sering kali direduksi oleh beberapa orang, tetapi sangat menarik bagi
pelajar bahasa dan ahli bahasa), adalah bahwa studi morfologi membantu kita melihat
hubungan antara bahasa Inggris dengan bahasa lain. Ketika kita berbicara tentang akarnya,
misalnya, kita dapat melihat bahwa beberapa kata berasal dari bahasa Latin, Jerman dan
Prancis dan memahami bagaimana hal ini mempengaruhi aspek pragmatis dari kata-kata,
dalam kaitannya dengan tingkat formalitas dan informalitasnya. Jadi, studi tentang
morfologi bukan hanya sebuah pilihan tetapi suatu "keharusan" bagi setiap siswa bahasa,
asalkan itu sangat diperlukan untuk memenuhi kemampuan yang memadai untuk
memahami bahasa target, dan untuk dapat berkomunikasi dengan sukses.

D. Menerapkan Kaidah Morfologi Bahasa Indonesia Dalam Berbahasa


Dalam berbahasa dalam bidang morfologi ada beberapa afiksasi, reduplikasi dan
komposisi. Berikut beberapa penerapannya dalam berbahasa.
1. Afiksasi = Penambahan afiks atau Pengimbuhan
Jenis:
a. Prefiks (Awalan), contoh: Ibu mengetik dengan menggunakan mesin ketik lama
b. Infiks (Sisipan), contoh: Pada umumnya, rumput memiliki akar serabut. (sabut + -
er)
c. Sufiks (akhiran), contoh: Pukulan orang itu sangat keras (pukul-an)

6
d. Konfiks (apitan), contoh: Tanggal 17 Agustus adalah Hari Kemerdekaan Republik
Indonesia. (ke-merdeka-an).
2. Reduplikasi = Perulangan
Contoh:
a. Penuh:
- Guru-guru sedang menghadiri rapat
- Anak-anak mengerjakan soal latihan yang diberikan guru
- Orang-orang sudah tertidur lelap
b. Sebagian:
- Berlari-lari: (Anak itu berlari-lari)
- Berurut-turut (Dion berturut-turut mendapatkan nilai bagus)
3. Komposisi = Pemajemukan, suatu kata yang terbentuk dari dua atau lebih morfem
Contoh:
- Pedagang kaki lima berjejer pinggir jalan
- Barangkali ayahmu berangkat hari in
- Bagaikan seekor burung rajawali.9

9
Abdul Chaer. Hlm. 259

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-


perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Atau dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-
perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik. Proses
morfologis dalam bahasa Indonesia hanya melalui afiksasi dan reduplikasi. Jadi, studi
tentang morfologi bukan hanya sebuah pilihan tetapi suatu "keharusan" bagi setiap siswa
bahasa, asalkan itu sangat diperlukan untuk memenuhi kemampuan yang memadai untuk
memahami bahasa target, dan untuk dapat berkomunikasi dengan sukses.

B. Saran
Sebagai seorang mahasiswa, Pemahaman struktur morfologi bahasa Indonesia
perlu diperluas, karena selain dapat menjadi bekal dalam pemakaian bahasa Indonesia yang
baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari juga dapat bermanfaat dalam pembinaan
kemampuan berbahasa siswa yang kita ampu nanti. Tentu masih terdapat kekurangan pada
makalah kami, untuk itu kritik dan saran dari pembaca akan kami terima dengan senang
hati.

8
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, A. (2008). Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Herman, B. d. (2010). Morfosintaksis. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Kridalaksana. (2008). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Muhammad Aqil Luthfana, S. H. (2019). Morfologi Bahasa Arab: Reformulasi Sistem Derivasi
dan Infleksi. Journal of Arabic Studies, 2.

Rachman, D. H. (n.d.). BBM 5 Klasifikasi Morfem, Prinsip Pengenalan Morfem, Serta Bentuk
Asal, dan Bentuk Dasar. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Samsuri. (1998). Morfologi dan Pembentukan Kata. Jakarta: Depdikbud.

T, S. (Bandung). Proses Morfologi Dalam Bahasa Indonesia. 2008: CV. Alfa Beta.

Anda mungkin juga menyukai