Anda di halaman 1dari 12

SUPERVISI PEMBELAJARAN

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Supervisi Pendidikan
Dosen Pengampu : Ma’as Shobirin, M.Pd.

Disusun Oleh:
1. Nur Maksudi (19106011140)
2. Khuswatun Khasanah (19106011111)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Sejak zaman Belanda hingga awal tahun 1950-an, kata supervisi lebih dikenal dengan
istilah inspeksi. Karenanya kegiatan supervisi pembelajaran yang kita kenal sekarang,
dulunya merupakan aktivitas inspeksi, pemeriksaan, pengawasan atau penilikan atas proses
belajar mengajar.
Hingga saat ini sesekali kegiatan supervisi itu masih berbau inspeksi, karena sifatnya
melakukan pemeriksaan, pengawasan, dan penilikan. Namun demikian, titik tekan inspeksi
adalah menyalahkan, sedangkan supervisi titik fokusnya adalah melakukan bimbingan
profesional. Dalam proses pembelajaran di sekolah supervisi dapat diberi makna sebagai
inspeksi untuk mencari kelemahan-kelemahan guru hanya sebuah diagonis, yang kemudian
ditindaklanjuti dengan kegiatan bimbingan profesional terhadap mereka.

B.     Rumusan Masalah


1.      Apa yang dimaksud dengan supervisi pembelajaran
2.      Apa saja yang dibahas dalam supervisi pembelajaran
3.      Bagaiman peran dan tugas pokok para supervisor pembelajaran

C.     Tujuan
1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah Supervisi Pendidikan
2.      Untuk memahami pengertian supervisi pembelajaran
3.      Untuk mengetahui ruang lingkup supervisi pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN SUPERVISI


Supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju pada
perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personal sekolah lainnya dalam mencapai
tujuan pendidikan. Supervisi ini berupa dorongan, bimbingan, dan kesempatan bagi
pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru-guru, seperti bimbingan dalam usaha dan
pelaksanaan pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat-alat pelajaran
dan metode pengajar yang lebih baik, cara penilaian yang sistematis, dan sebagainya.
Sedangkan menurut para ahli adalah: 1
 H. Burton dan Leo J. Bruckner: suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya
mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak.
 P. Adams dan Frack G. Dickey: suatu program yang berencana untuk memperbaiki
pengajaran.
 Alexander dan Saylor: suatu program insevice education dan usaha memperkembanagkan
kelompok secara bersama.
 Boarman: suatu usaha menstimulasi, mengoordinasi dan membimbing secara kontinu
pertumbuhan guru-guru sekolah, baik secara individual maupun secara kolektif, agar
lebih mengerti, dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran, sehingga
mereka mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat modern.
 Kimball Wiles: kegiatan untuk membantu tugasnya secara baik.
 Mc. Nerney: suatu prosedur memberi arah serta mengadakan penilaian secara kritis
terhadap poses pengajaran.

B.     PENGERTIAN SUPERVISI PEMBELAJARAN


Secara etimologi, supervisi pembelajaran sering diartikan sebagai serangkaian bantuan
usaha dari guru. Terutama bantuan yang berwujud layanan profesional yang dilakukan oleh
kepala sekolah, dan pengawasan serta supervisor lainnya untuk meningkatkan proses dan
hasil belajar.2

1 Herabudin, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2009) hlm. 195.

2 Ali Imron, Supervisi pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011) hlm. 8.
Banyak pakar yang memberikan batasan supervisi sebagai bantuan pada staf untuk
mengembangkan situasi belajar mengajar yang baik, Adams memberikan batasan sebagai
perencanaan program perbaikan pembelajaran. Sementara itu Wies memberikan batasan
supervisi sebagai berikut: “supervision is service activity that exits to help teacher do their
job better”.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa supervisi
pembelajaran adalah sebagai berikut:
 Serangkaian bantuan yang berwujud layanan perofesional.
 Layanan profesional tersebut diberikan oleh orang yang lebih ahli kepada guru.
 Maksud layanan professional tersebut adalah agar dapat meningkatkan kualitas proses
dan hasil belajar sehingga tujuan rencana pendidikan akan tercapai.
Batasan supervisi pembelajaran yang demikian ini sekaligus mereduksikan supervisi
pembelajaran model lama. Supervisi pembalajaran model lama, sebanarnya lebih
mencerminkan dari segi etimologis, praktik-praktik supervisi lebih banyak mengarah ke
inspeksi, pemilik dan pengawas.

C.     TIPE SUPERVISI PEMBELAJARAN


Supervisi pembelajaran mempunyai banyak tipe, diantaranya adalah:3
1. Supervisi sebagai inspeksi
Tipe supervisi pembelajaran seperti ini hanya ingin mencari kesalahan gurunya, tanpa
dimaksudkan untukmelakukan pembinaan. Bahkan ia bukan membina, malah
membinasakan. Tipe supervisor pembelajaran seperti ini biasanya dilakukan oleh
pengawas atau administrator sekolah yang otokratis, mengutamakan pada upaya mencari
kesalahan orang lain, bertindak sebagai inspektur yang bertugas mengawasi guru.
2. Supervisi Laissez faire
Laissez faire dalam bahasa Perancis berarti dibiarkan apa adanya. Oleh karena itu tipe
supervisi Laissez Faire dijalankan oleh pengawas atau supervisor secara tanpa pendirian
alias apa adanya. Dengan tipe supervisi ini, guru guru boleh mengajar tanpa diberi
petunjuk yang benar.
3. Supervisi coersive
Tipe supervisi seperti ini, sifatnya memaksa kehendaknya. Apa yang diperkirakannya
sebagai sesuatu yang baik, meskipun tidak cocok dengan kondisi ataupun kemampuan

3 Danim, Sudarwan, dan Khairil, Profesi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012) hlm.169-70.
pihak yang disupervisi tetap saja dipaksakan berlakunya. Guru sama sekali tidak diberi
kesempatan untuk bertanya mengapa harus demikian.
4. Supervisi training dan guidance
Tipe supervisi pembelajaran seperti ini diartikan sebagai memberikan latihan dan
bimbingan kepada guru dalam rangka peningkatan dan pengembangan kemampuan
profesionalnya. Hal yang positif dari supervisi pembelajaran ini adalah guru dan staf tata
usaha selalu mendapatkan latihan dan bimbingan dari administrator sekolah atau
pengawas.
5. Supervisi demoktratis
Tipe supervisi yang demoktratis memerlukan kondisi dan situasi yang khusus untuk
menjalankan tugasnya. Pemampilan berbeda dengan beberapa tipe yang dikemukakan
sebelumnya. Bagi supervisor pembelajaran yang demoktratis, dialog, diskusi, kesepakatan
bersama, menjadi sangat penting, tanggung jawab bukan hanya seorang pemimpin saja
yang memegangnya, tetapi didistribusikan kepada guru sesuai dengan kemampuan dan
keahlian masing-masing.

D.    PENDEKATAN SUPERVISI PEMBELAJARAN


Dalam pelaksanaan supervisi, karateristik guru yang dihadapi oleh supervisor berbeda-
beda. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari sisi usia dan kematangannya, pengalaman kerja,
motivasi maupun kemauan guru. Karena itu supervisor harus menerapkan pendekatan yang
sesuai dengan karateristik guru yang akan dihadapinya, beberapa teknik yang dimaksud
dibahas di bawah ini:4
1. Supervisi ilmiah
Kegiatan supervisi bersifat akademik karena itu harus dilakukan secara ilmiah. John D.
Mc Neil, menyatakan bahwa terdapat tiga pandangan mengenai supervisi ilmiah, yaitu:
a. Supervisi ilmiah dipandang sebagi supervisi yang dipengaruhi oleh perkembangnya
manajemen ilmiah dalam dunia industri.
b. Supervisi ilmiah dipandang sebagaipemerapan penelitian ilmiah dan metode
pemecahn masalah secara ilmiah bagi penyelesaian permasalahan yang dihadapi
guru di dalam mengajar.
c. Supervisi ilmiah dipandang sebagai idiologi demoktratis. Maksudnya setiap
penilaian dan pemimbangan terhadap baik buruknya seorang guru dalam mengajar,

4 Danim, Sudarwan, dan Khairil, Profesi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012) hlm. 171-173.
harus didasarkan pada penelitian dan nalisi statistic yang ditemukan dalam
pemelitian terhadap problem pembelajaran yang dihadapi oleh guru.
2. Supervisi klinis
3. Supervisi artistik
4. Integrasi antara ketiga pendekatan tersebut

E.     TUJUAN SUPERVISI PEMBELAJARAN


Tujuan supervisi pembelajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan profesional guru
dalam meningkat proses belajar melalui pemberian bantuan yang terutama bercorak layanan
profesional kepada guru. Jika proses belajar meningkat maka hasil belajar diharapkan
meningkat. Adapun tujuan supervisi sebagai berikut:5
1. Mempebaiki proses belajar mengajar.
2. Perbaikan tersebut dilaksanakan oleh supervisi.
3. Supervisi dilakukan oleh supervisor.
4. Sasaran supervisi adalah guru dan orang lain yang ada kaitannya atau dalam rangka
memberikan layanan supervisi kepada guru.
5. Secara jangka panjang, maksud supervisi adalah memberikan kontribusi bagi pencapaian
tujuan pendidikan.
6. Memperbaiki materi dan kegiatan belajar mengajar.6
7. Memperbaiki media belajar mengajar.
8. Memperbaiki sikap guru atas tugasnya.
9. Memperbaiki metode belajar mengajar.

F.      PRINSIP SUPERVISI PEMBELAJARAN


Berikut adalah prinsip-prinsip supervisi pembelajaran adalah sebagai berikut:7
1. Supervisi merupakan bagian yang integral dalam program pendidikan.
2. Semua guru dan berhak memerlukan bantuan dari supervise.
3. Supervisi hendaknya disesuiankan untuk memenuhi kebutuhan perseorangan daripersonil
sekolah.

5 Jamal Ma’mur Asmani, Tips Efektif Supervisi Sekolah, (Jogjakarta: Diva Press, 2012) hlm .84.
6 Ali Imron, Supervisi pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011) hlm. 11.
7 Jamal Ma’mur Asmani, Tips Efektif Supervisi Sekolah, (Jogjakarta: Diva Press, 2012) hlm. 86-88.
4. Supervisi hendaknya mampu menjelasakan tujuan dan sasaran sekolah.
5. Supervisi hendaknya membantu memperbaiki sikap dan hubungan dari semua angota staf
sekolah.
6. Tanggung jawab pengprograman supervisi berada dalam kepala sekolah dan penilik bagi
sekolah yang ada di wilayahnya.
7. Harus ada dan ayang membiayai program kegiatan supervisi dalam anggaran tahunan.
8. Efektivitas supervisi hendaknya di nilai secara periodikoleh para peserta.
9. Supervisi hendaknya membantu menjelaskan dan menerapkan dalm praktek penemuan
penelitian pendidikan yang mutakhir.
Dalam penggolongan yang lebih rinci lagi, Djajadisasta mengumukakan prinsif supervisi
pembelajaran menjadi prinsif fundamental dan prinsif praktis. Yang dimaksud dengan prinsif
fundamental adalah supervisi pembelajaran dipandang sebagai bagian dari keseluruhan
proses pendidikan yang tidak lepas dari dasar-dasar pendidikan nasional Indonesia, yakni
pancasila. Yang dimaksud dengan prinsif praktis adalah kaidah-kaidah yang harus dijadikan
pedoman praktis dalam pelaksanaan supervisi.
Adapun prinsip-prinsip supervisi pembelajaran sebagai berikut:8
1. Ilmiah
2. Kooperatif
3. Kontutif
4. Realistik
5. Progresif
6. Inovatif
7. Menimbulkan perasaan aman bagi guru-guru
8. Memberikan kesmpatan kepada suvervisor dan guru untuk mengevaluasi diri mereka
sendiri.
Adapun prinsip-prinsip negatif supervisi pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Tidak otoriter.
2. Tidak mencari-cari kesalahan guru.
3. Tidak dilaksanakan berdasarkan tingginya pangkat.
4. Tidak terlalu cepat mengharapkan hasil.
5. Tidak terlepas dari tujuan pendidikan dan pembelajaran.
6. Tidak merasa dirinya lebih tahu daripada guru.

8 Ali Imron, Supervisi pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 13-15.
7. Tidak boleh terlalu memperhatikan hal-hak yang terlalu kecil dalam proses mengajar
sehingga membelokkan maksud supervisor.
8. Tidak lekas kecewa jika mengalami kegagalan.

G.    FUNGSI SUPERVISI PEMBELAJARAN


Supervisi mempunyai fungsi agar dapat setiap pekerjaan yang dilakukan merupakan suatu
hasil kerja yang sesuai dengan aturan dan norma yang telah ditetapkan. Ada fungsi utama
supervisi menurut Pidarta dapat dibedakan menjadi dua golongan besar, yaitu:9
1. Fungsi utama: membantu sekolah yang sekaligus mewakili pemerintah dalam usaha
mencapai tujuan pendidikan.
2. Fungsi tambahan: membantu sekolah dalm membina guru-guru agar dapat bekerja dengan
baik dan dalam nmengadakan kontak dengan masyarakt dalamrangka menyesuaikan diri
dengan tuntunan masyarakat serta sekaligus emelopori kemajuan masyarakat.
Ada banyak hal yang bisa diungkap dalam supervisi. Beberapa hal tersebut merupakan fungsi
dari supervisi, diantaranya adalah sebagia berikut:10
a. Dari pihak guru, dapat diketahui berbagai kekurangan, misalnya kurang semangat
bekerja.
b. Dari pihak siswa/ peserta didik, dapat diketahui kurang adanya kerajiana dan ketekunan
siswa/paserta didik, menaati peratiran, dan lain sebagainya.
c. Dari pihak prasarana, dapat diketahui kurang terpenuhinya syarat-syarat gedung,
halaman, kesehatan, keamanan, dan lain sebagainya.
d. Dari pihak kepala sekolah, dapat diketahui kurangnya tanggung jawab pengabdian,
kewibawaan, pengetahuan, dan lain sebagainya.
Supervisi juga berfungsi mengoordinasi, menstimulasi, dan mengarahkan pertumbuhan
guru-guru, mengoordinasi semua usaha sekolah, melengkapi kepemimpinan sekolah,
memperluas pengalaman guru-guru. Nyatalah bahwa fungsi supervisi pembelajaran adalah
menumbuhkan iklim bagi perbaikan proses dan hasil belajar melalui serangkaian upaya
supervisi terhadap guru-guru dalam wujud profesional.11

H.    PERANGKAT SUPERVISI PEMBELAJARAN

9 Fathurrohman, Pupuh, dan AA Suryana, Supervisi Pendidikan Dalam Mengembangkan Proses


Pembelajran, (Bandung: Refika Aditama, 2011).
10 Jamal Ma’mur Asmani, Tips Efektif Supervisi Sekolah, (Jogjakarta: Diva Press, 2012), hlm. 85-86.
11 Ali Imron, Supervisi pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 12.
Otak manusia memilki kerebatasan, karena itu, alat bantu menjadi penting untuk
menutupi ketrebatasan itu. Bagi supervisor yang akan melaksanakan supervisi, perlu
menyiapkan aneka instrumen yang dibutuhkan. Terutama pada tahap persiapan, supervisor
pembelajaran harus menyiapkan:12
1. Program supervisi dilaksanakan menurut kalender tertentu dan jenis kegiatannya, baik
dalam rangka supervisi akademik maupun supervisi manajerial.
2. Format/ instrumen supervisi, baik tes maupun nontes.
3. Materi pembinaan/supervisi, berupa subtansi dan panduannya.
4. Buku catatan yang memuat hal-hal yang unik selama pelaksanan supervisi.
5. Data supervisi/pembinaan sebelumnya, berupa dokumen arsip capaian dan kendala yang
muncul.
6. Tataguna instrumen yang tersedia pada saat pelaksanaan, apakah akan digunakan oleh
observasi, wawancara atau mungkin tes.
7. Dokumen/naskah tertulis tindak lanjut. Berupa skema program tinjak lanjut yang
dituangkan secara tertulis.

I.       PERANAN DAN TUGAS POKOK SUPERVISOR PEMBELAJARAN


Supervisor pengajaran lebih berperan sebagai “gurunya guru”, mereka adalah orang-
orang yang siap membantu kesulitan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Supervisor pengajaran bukanlah seorang pengawas yang terkesan angker, bahkan mungkin
mencari-cari kesalahan guru.13
Menurut Oliva, peran supervisor pembelajran ada empat: pertama, koordinator. kedua,
konsultan. Ketiga, pemimpin kelompok. Keempat, evaluator. Senada dengan itu, Wiles dan
Bondi, mengemukakan peranan supervisor mencakup delapan bidang kompetensi, yaitu:
1. Developers of people
2. Curriculum developers
3. Instructional
4. Human relation worker
5. Staff developers
6. Administrators
7. Managerof change
8. Evaluator

12 Danim, Sudarwan, dan Khairil, Profesi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 173-174.
13 Danim, Sudarwan, dan Khairil, Profesi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 158-159.
Sejalan dengan itu, Glatthorn, mengemukakan kompetensi yang harus dimiliki oleh
supervisor meliputi hal-hal yang berkaitan dengan:
1. The nature of teaching
2. The nature of adult development
3. The characteristics of good and effectif school
Salah satu tugas pokok administrator sekolah, selain administrator profesional adalah juga
sebagai supervisor. Tugas ini termasuk sebagai administrator sekolah sebagai pemimpin
pembelajaran. dalam kenyataannya, pelaksanaan supervisi oleh administrator sekolah,
sebagai pengawas, juga masih terfokus pada pengawasan administrasi. Pada umumnya
administrator sekolah akan melakukan supervisi pengajaran pada guru melalui kunjungan
kelas, apabila ia mendapat laporan mengenai kinerja guru yang kurang baik, atau berbeda
dengan teman-temannya yang lain.14

14 Danim, Sudarwan, dan Khairil, Profesi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 160.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Supervisi pembelajaran sering diartikan sebagai serangkaian bantuan usaha dari
guru. Terutama bantuan yang berwujud layanan profesional yang dilakukan oleh kepala
sekolah, dan pengawasan serta supervisor lainnya untuk meningkatkan proses dan hasil
belajar. Adapun tipe-tipe supervisi pembelajaran adalah inspeksi, laisse faire, coersive,
training dan guidance, demokratis. Sedangkan pendekatan supervisi pembelajaran adalah
Supervisi ilmiah, supervisi klinis, supervisi artistik dan integrasi antara ketiga
pendekatan tersebut.
Supervisi juga mempunyai fungsi agar dapat setiap pekerjaan yang dilakukan
merupakan suatu hasil kerja yang sesuai dengan aturan dan norma yang telah ditetapkan.
Supervisor pengajaran lebih berperan sebagai “gurunya guru”, mereka adalah orang-
orang yang siap membantu kesulitan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Ma’mur. 2012. Tips Efektif Supervisi Sekolah. Jogjakarta: Diva Press.

Fathurrohman, Pupuh, dan AA Suryana. 2011. Supervisi Pendidikan dalam Mengembangkan

Proses Pembelajaran, Bandung: Refika Aditama.

Herabudin. 2009. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Imron, Ali. 2011. Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Sudarwan, Danim dan Khairil. 2012. Profesi Pendidikan Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai