MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Supervisi Pendidikan
Dosen Pengampu : Ma’as Shobirin, M.Pd.
Disusun Oleh:
1. Nur Maksudi (19106011140)
2. Khuswatun Khasanah (19106011111)
C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Supervisi Pendidikan
2. Untuk memahami pengertian supervisi pembelajaran
3. Untuk mengetahui ruang lingkup supervisi pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
1 Herabudin, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2009) hlm. 195.
2 Ali Imron, Supervisi pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011) hlm. 8.
Banyak pakar yang memberikan batasan supervisi sebagai bantuan pada staf untuk
mengembangkan situasi belajar mengajar yang baik, Adams memberikan batasan sebagai
perencanaan program perbaikan pembelajaran. Sementara itu Wies memberikan batasan
supervisi sebagai berikut: “supervision is service activity that exits to help teacher do their
job better”.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa supervisi
pembelajaran adalah sebagai berikut:
Serangkaian bantuan yang berwujud layanan perofesional.
Layanan profesional tersebut diberikan oleh orang yang lebih ahli kepada guru.
Maksud layanan professional tersebut adalah agar dapat meningkatkan kualitas proses
dan hasil belajar sehingga tujuan rencana pendidikan akan tercapai.
Batasan supervisi pembelajaran yang demikian ini sekaligus mereduksikan supervisi
pembelajaran model lama. Supervisi pembalajaran model lama, sebanarnya lebih
mencerminkan dari segi etimologis, praktik-praktik supervisi lebih banyak mengarah ke
inspeksi, pemilik dan pengawas.
3 Danim, Sudarwan, dan Khairil, Profesi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012) hlm.169-70.
pihak yang disupervisi tetap saja dipaksakan berlakunya. Guru sama sekali tidak diberi
kesempatan untuk bertanya mengapa harus demikian.
4. Supervisi training dan guidance
Tipe supervisi pembelajaran seperti ini diartikan sebagai memberikan latihan dan
bimbingan kepada guru dalam rangka peningkatan dan pengembangan kemampuan
profesionalnya. Hal yang positif dari supervisi pembelajaran ini adalah guru dan staf tata
usaha selalu mendapatkan latihan dan bimbingan dari administrator sekolah atau
pengawas.
5. Supervisi demoktratis
Tipe supervisi yang demoktratis memerlukan kondisi dan situasi yang khusus untuk
menjalankan tugasnya. Pemampilan berbeda dengan beberapa tipe yang dikemukakan
sebelumnya. Bagi supervisor pembelajaran yang demoktratis, dialog, diskusi, kesepakatan
bersama, menjadi sangat penting, tanggung jawab bukan hanya seorang pemimpin saja
yang memegangnya, tetapi didistribusikan kepada guru sesuai dengan kemampuan dan
keahlian masing-masing.
4 Danim, Sudarwan, dan Khairil, Profesi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012) hlm. 171-173.
harus didasarkan pada penelitian dan nalisi statistic yang ditemukan dalam
pemelitian terhadap problem pembelajaran yang dihadapi oleh guru.
2. Supervisi klinis
3. Supervisi artistik
4. Integrasi antara ketiga pendekatan tersebut
5 Jamal Ma’mur Asmani, Tips Efektif Supervisi Sekolah, (Jogjakarta: Diva Press, 2012) hlm .84.
6 Ali Imron, Supervisi pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011) hlm. 11.
7 Jamal Ma’mur Asmani, Tips Efektif Supervisi Sekolah, (Jogjakarta: Diva Press, 2012) hlm. 86-88.
4. Supervisi hendaknya mampu menjelasakan tujuan dan sasaran sekolah.
5. Supervisi hendaknya membantu memperbaiki sikap dan hubungan dari semua angota staf
sekolah.
6. Tanggung jawab pengprograman supervisi berada dalam kepala sekolah dan penilik bagi
sekolah yang ada di wilayahnya.
7. Harus ada dan ayang membiayai program kegiatan supervisi dalam anggaran tahunan.
8. Efektivitas supervisi hendaknya di nilai secara periodikoleh para peserta.
9. Supervisi hendaknya membantu menjelaskan dan menerapkan dalm praktek penemuan
penelitian pendidikan yang mutakhir.
Dalam penggolongan yang lebih rinci lagi, Djajadisasta mengumukakan prinsif supervisi
pembelajaran menjadi prinsif fundamental dan prinsif praktis. Yang dimaksud dengan prinsif
fundamental adalah supervisi pembelajaran dipandang sebagai bagian dari keseluruhan
proses pendidikan yang tidak lepas dari dasar-dasar pendidikan nasional Indonesia, yakni
pancasila. Yang dimaksud dengan prinsif praktis adalah kaidah-kaidah yang harus dijadikan
pedoman praktis dalam pelaksanaan supervisi.
Adapun prinsip-prinsip supervisi pembelajaran sebagai berikut:8
1. Ilmiah
2. Kooperatif
3. Kontutif
4. Realistik
5. Progresif
6. Inovatif
7. Menimbulkan perasaan aman bagi guru-guru
8. Memberikan kesmpatan kepada suvervisor dan guru untuk mengevaluasi diri mereka
sendiri.
Adapun prinsip-prinsip negatif supervisi pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Tidak otoriter.
2. Tidak mencari-cari kesalahan guru.
3. Tidak dilaksanakan berdasarkan tingginya pangkat.
4. Tidak terlalu cepat mengharapkan hasil.
5. Tidak terlepas dari tujuan pendidikan dan pembelajaran.
6. Tidak merasa dirinya lebih tahu daripada guru.
8 Ali Imron, Supervisi pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 13-15.
7. Tidak boleh terlalu memperhatikan hal-hak yang terlalu kecil dalam proses mengajar
sehingga membelokkan maksud supervisor.
8. Tidak lekas kecewa jika mengalami kegagalan.
12 Danim, Sudarwan, dan Khairil, Profesi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 173-174.
13 Danim, Sudarwan, dan Khairil, Profesi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 158-159.
Sejalan dengan itu, Glatthorn, mengemukakan kompetensi yang harus dimiliki oleh
supervisor meliputi hal-hal yang berkaitan dengan:
1. The nature of teaching
2. The nature of adult development
3. The characteristics of good and effectif school
Salah satu tugas pokok administrator sekolah, selain administrator profesional adalah juga
sebagai supervisor. Tugas ini termasuk sebagai administrator sekolah sebagai pemimpin
pembelajaran. dalam kenyataannya, pelaksanaan supervisi oleh administrator sekolah,
sebagai pengawas, juga masih terfokus pada pengawasan administrasi. Pada umumnya
administrator sekolah akan melakukan supervisi pengajaran pada guru melalui kunjungan
kelas, apabila ia mendapat laporan mengenai kinerja guru yang kurang baik, atau berbeda
dengan teman-temannya yang lain.14
14 Danim, Sudarwan, dan Khairil, Profesi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 160.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Supervisi pembelajaran sering diartikan sebagai serangkaian bantuan usaha dari
guru. Terutama bantuan yang berwujud layanan profesional yang dilakukan oleh kepala
sekolah, dan pengawasan serta supervisor lainnya untuk meningkatkan proses dan hasil
belajar. Adapun tipe-tipe supervisi pembelajaran adalah inspeksi, laisse faire, coersive,
training dan guidance, demokratis. Sedangkan pendekatan supervisi pembelajaran adalah
Supervisi ilmiah, supervisi klinis, supervisi artistik dan integrasi antara ketiga
pendekatan tersebut.
Supervisi juga mempunyai fungsi agar dapat setiap pekerjaan yang dilakukan
merupakan suatu hasil kerja yang sesuai dengan aturan dan norma yang telah ditetapkan.
Supervisor pengajaran lebih berperan sebagai “gurunya guru”, mereka adalah orang-
orang yang siap membantu kesulitan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Asmani, Jamal Ma’mur. 2012. Tips Efektif Supervisi Sekolah. Jogjakarta: Diva Press.
Imron, Ali. 2011. Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.