STUDI KELAYAKAN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
KENDARI
2021
NAMA NAMA KELOMPOK 1 :
7. Tulusia (D1A120025)
Jikan biaya dan manfaat proyek sudah diidentifikasi, dihitung, dinilai, maka
analis sudah dapat menentukan proyek mana yang akan diterima atau ditolak dari
berbagai proyek yang diusulkan. Analis proyek segera akan menghadapi dua
masalah. Dia harus memperoleh cara agar dapat mengevaluasi proyek-proyek yang
membutuhkan waktu pelaksanaan yang lama dan proyek-proyek yang mempunyai
banyak biaya dan manfaat yang berbeda-beda pada masa yang akan datang. Dan juga
harus sanggup mengevaluasi proyek-proyek dengan berbagai ukuran. Metode yang
biasa digunakan untuk mengatasi kedua masalah itu adalah peramalan melalui
perhitungan diskonto yang sesuai untuk diaplikasikan kepada proyek-proyek
pertanian, seperti manfaat neto (net present worth, biasa disingkat sebagai NPW),
tingkat pengembalian internal (internal rate of return, sering disingkat ghal IRR),
perbandingan manfaat-biaya (benefit-cost ratio, sering kat sebagai B/C ratio), dan
perbandingan manfaat-investasi neto enefit-investment ratio, sering disingkat sebagai
N/K ratio).
Untuk investasi-investasi dalam proyek irigasi ini, anggaplah bahwa kita telah
menemukan suatu jenis pompa baru : yang habis terpakai keseluruhannya (secara
teknis dapat disebutkan sebagai tidak mempunyai nilai sisa (residual value) setelah
dua atau tiga tahun pemakaian. Dapat juga diandaikan bahwa air di areal proyek
mengandung banyak air sehingga pompa tidak akan bisa digunakan lagi setelah dua
atau tiga tahun. Diasumsikan juga bahwa terdapat kepastian mengenai biaya atau
hasil dari proyek tersebut. Untuk menekankan bahwa yang biasanya disebut sebagai
"biaya operasi dan perawatan" (operation and maintenance cost), dan yang sebut
sebagai "biaya produksi" (production cost), maka keduanya harus disertakan dalam
pengestimasian kemanfaatan proyek, dan masing-masing perincian tersebut dibuatkan
kolomnya sendiri-sendiri. Sebagai ilustrasi, tentu saja kita dapat menggabungkan
ketiga biaya tersebut menjadi satu, disebut "biaya operasi, perawatan, dan produksi."
Tabel 9-1 memberikan perincian mengenai keempat proyek alternatif tersebut.
Dalam banyak kasus, proyek memang dapat diuji dan kemudian ditolak atas
dasar pengamatan (inspection). Kasus pemotongan mungkin merupakan dua investasi
alternatif dalam proyek irigasi, salah satu dari alternatif tersebut membutuhkan biaya
yang lebih besar tetapi tidak memberikan hasil yang lebih baik. Kebanyakan orang
mungkin tidak akan mempertimbangkan analisa pemilihan proyek sedemikian itu.
Mereka hanya mencari peralatan atau cara yang paling murah untuk mencapai tujuan
mereka.
masa pembayaran kembali merupakan suatu kriteria yang belum cukup untuk
maksud pemilihan alternatif di antara kedua alternatif tersebut, dan kita mengetahui
melalui pengamatan bahwa aalah satu dari alternatif tersebut adalah lebih baik
dibandingkan dengan yang lainnya. Kelemahan kedua dari metode masa pembayaran
kembali sebagai suatu ukuran kemanfaatan investasi adalah bahwa metode tersebut
belum cukup mempertimbangkan jangka waktu pembayaran kembali. Misalkan
proyek III dan IV dimodifikasi sedemikian rupa sehingga masing-masing mempunyai
biaya kapital sebesar $ 42.000. Sekarang, masing-masing proyek mempunyai masa
pembayaran kembali empat Tahun, dan kedua proyek mempunyai urutan yang sama
sebagai alternatif pilihan. Akan tetapi berdasarkan pengamatan dapat diketahui bahwa
proyek IV lebih disenangi daripada proyek III karena proyek IV mempunyai
pembayaran kembali yang lebih besar yang diperoleh pada tahun-tahun pertama. Hal
ini jelas merupakan keinginan kita, karena makin cepat manfaat/hasil diperoleh, maka
makin cepat hasil tersebut dapat diinvestasikan kembali atau dikonsumsi - berarti
makin berharga pengembalian tersebut.
Kriteria lain untuk pemilihan investasi adalah rata-rata pendapatan per unit
pengeluaran per tahun, yang secara jelas mempunyai hubungan dengan hasil
pendapatan per unit pengeluaran. Ukuran ini dihitung dengan cara: pertama, jumlah
nilai neto produksi tambahan dibagi dengan jumlah tahun penerimaan pendapatan;
dan kedua, nilai rata-rata tersebut dibagi dengan masing-masing pendapatan orijinal
untuk barang barang kapital. Tabel 9-4 memberi gambaran mengenai ukuran ini
Kriteria investasi ini mempunyai suatu kekurangan yang sangat serius. Karena tidak
mempertimbangkan masalah jangka waktu pembayaran menurut tahun pembayaran,
maka hal itu menimbulkan tendensi yang serius terhadap investasi jangka pendek
dengan hasil uang tunai yang tinggi. Dapat kita lihat bagaimana hal ini berlangsung
proyek I menduduki posisi urutan lebih baik daripada proyek I1, walaupun kita
mengetahui melalui pengamatan sederhana bahwa proyek II merupakan proyek yang
seharusnya kita pilih. Dan juga kriteria ini tidak dapat digunakan untuk memilih
proyek III dan proyek IV, walaupun melalui pengamatan kita mengetahui bahwa kita
sesungguhnya lebih senang memilih proyek IV karena proyek IV memberikan hasil
lebih cepat. Kriteria ini menyesatkan karena seakan-akan telah mempertimbangkan
waktu dengan menggunakan istilah "per tahun" di dalam terminologinya.
Ukuran kemanfaatan proyek yang tidak berdiskonto yang terakhir adalah rata-
rata pendapatan dari hasil investasi menurut nilai buku. Ukuran ini merupakan
perbandingan antara rata-rata pendapatan ini hadap nilai harta menurut nilai buku
(yaitu, nilai setelah dikurang penyusutan) yang dinyatakan dalam persentase. Ukuran
ini berguna dengan biasanya digunakan untuk meramalkan prestasi suatu perusaahaan
individu. Karena ukuran ini sangat dikenal sebagai suatu ukuran prestasi maka ukuran
ini kadang-kadang digunakan juga sebagai suatu kriteria.
Untuk ilustrasi, kita asumsikan adanya penyusutan secara sama setiap tahun
(straight-line depreciation) pada proyek irigasi dan rata-rata nilai bukunya dapat
dihitung dengan membagi investasi dengan dua. Tabel 9-5 menunjukkan ukuran ini.
Walaupun prosedur ini dapat digunakan untuk memilih proyek I atau proyek II secara
benar, akan tetapi tidak dapat digunakan untuk memilih proyek III atau proyek IV
karena prosedur ini tidak mempertimbangkan lamanya arus manfaat yang diterima.
Dapat kita lihat bahwa semua ukuran kemanfaatan investasi mem-punyai kelemahan
umum yaitu, ukuran-ukuran tersebut belum mempertimbangkan secara lengkap
mengenai lamanya arus manfaat yang diterima. Dalam hal pengamatan biasa, tidak
ada pilihan antara proyek Il atau IV; dalam hal apapun.
A bird in hand is worth two in the bush. Mas vale pajaro en mano que cien
volando. Un tiens vaut mieux que deux tu l'auras.
Sebagaimana peribahasa yang sudah lama dikenal tersebut, kita dapat jeuga
mengatakan bahwa nilai sekarang (present values) adalah lebih baik daripada nilai
yang sama pada masa yang akan datang, dan hasil yang diperoleh lebih dahulu adalah
lebih baik daripada yang diperoleh kemudian. Prinsip peribahasa ini dapat
digunakan untuk mengatasi kelemahan ukuran-ukuran kemanfaatan proyek yang
tidak berdiskonto, dan untuk itu dimensi waktu harus dimasukkan dalam evaluasi kita
melalui penggunaan diskonto. Diskonto merupakan suatu teknik dan dengan teknik
tersebut orang dapat "menurunkan" manfaat yang diperoleh pada masa yang akan
datang dan arus biaya menjadi "nilai biaya pada masa sekarang." Kemudian kita
dapat mempertimbangkan perbedaan antara kemanfaatan pada masa kini (neto),
menentukan tingkat diskonto yang perlu dibuat agar kemanfaatan neto pada saat ini
sama dengan nol (suatu ukuran kapasitas bunga oleh proyek dikenal sebagai tingkat
pengembalian internal atau disebut sebagai internal rate of return membuat
perbandingan (ratio) antara kemanfaatan arus pendapatan dan arus biaya menurut
keadaan masa kini (benefit-cost ratio), atau membandingkan manfaat sekarang hasil
neto dengan manfaat sekarang investasi (net benefit-investment ratio). Pada saat
pertama sekali dilihat, diskonto kelihatannya sulit dan abstrak. Tetapi tidak demikian
halnya dalam praktek.
Bunga
Bunga majemuk
Mari kita melihat pada dua konsensus dalam akuntansi. Pertama, bahwa
bunga biasanya dinyatakan atas dasar tahunan. Sehingga, bila suatu pinjaman dengan
bunga 5 persen, berarti bunga tersebut diperhitungkan 5 persen setahun. Bunga
kadang-kadang digandakan per bulan atau per kuartal atau bahkan terus-menerus,
akan tetapi dalam analisa proyek biasanya kita mengasumsikan bahwa periode yang
kita sebutkan adalah satu tahun. Konsensus dua adalah bahwa uang yang dipinjam
pada akhir suatu periode (katakan pertengahan 31 Desember 1990 yang tentu saja
diperkirakan sama dengan 1 Januari 1991) akan dikembalikan pada hari terakhir dari
suatu periode (katakan 31 Desember 1995).
Konsensus akuntansi lain yang biasa digunakan diberikan juga dalan buku ini,
walaupun tidak sebanyak konsensus mengenai periode dan saat tanggal pembayaran
bunga. Untuk periode sekarang (atau hari sebelum permulaan periode proyek) diberi
notasi t0 dan akhir dari tahun pertama t1, sehingga uang yang dipinjamkan hari ini,
atau t0 dan bunganya dibayar pada akhir tahun pertama, atau t1 . (Hal ini
menyebabkan beberapa kesulitan kemudian pada saat kita membicarakan investasi,
tetapi untuk maksud ini sudah cukup jelas).
Mari kita ambil perincian lain sebagai ilustrasi. Misalnya kita akan
meminjamkan sejumlah J $ 817 untuk selama lima tahun proyek ( t0 sampai t5)
dengan tingkat bunga 8 persen :
Sehingga, bila kita meminjamkan sejumlah J$ 817 selama lima tahun dengan tingkat
bunga 8 persen setahun, setelah digandakan, pada akhir tahun kelima jumlah yang
akan dibayarkan kembali adalah J$ 1.200.
Jalan pendek yang diberikan dari penggunaan tabel-tabel ini sudah tentu
sangat menyenangkan. Contohnya, bila kita ingin meminjamkan sejumlah uang yang
sama J$ 817 pada tingkat bunga 8 persen selama 15 tahun, maka segera kita dapat
memperoleh hasilnya yaitu J$ 2.592 yang merupakan jumlah yang akan dibayarkan
pada akhir periode waktu tersebut (817 x 3,172= 2.592).