Anda di halaman 1dari 14

RINGKASAN

STUDI KELAYAKAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

PROGRAM STUDI S1 AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2021
NAMA NAMA KELOMPOK 1 :

1. Alifah Rizky Salsabilla (D1A120001)

2. Dewi Angraini (D1A120007)

3. I Made Riki Ariadi (D1A120013)

4. Mita Astriani (D1A120016)

5. Nuril Afriani Permata Fauzi (D1A120019)

6. Rini Sulistiani (D1A120022)

7. Tulusia (D1A120025)

8. Aan Febrian Lebani (D1A120028)

9. Alfianti Agus (D1A120031)

10. Andi Nurul Syahrial (D1A120034)

11. Chikita Indah Citra Dewi (D1A120037)

12. Firyal Fakhira (D1A120043)

13. Idhan Hamid Budianto (D1A120046)

14. Muh Dwiki Irdany J.I (D1A120052)

15. Mula Hayrani Harlin (D1A120055)

16. Orayeta Imaraya (D1A120058)

17. Vahriadi (D1A120061)

18. Yana Lestari (D1A120064)

19. Adi Budianto (D1A120067)

20. Aldi (D1A120070)

21. Dian Balqis Zulaika (D1A120073)

22. Dilan Saputra (D1A120076)


MEMBANDINGKAN BIAYA DAN MANFAAT PROYEK

Jikan biaya dan manfaat proyek sudah diidentifikasi, dihitung, dinilai, maka
analis sudah dapat menentukan proyek mana yang akan diterima atau ditolak dari
berbagai proyek yang diusulkan. Analis proyek segera akan menghadapi dua
masalah. Dia harus memperoleh cara agar dapat mengevaluasi proyek-proyek yang
membutuhkan waktu pelaksanaan yang lama dan proyek-proyek yang mempunyai
banyak biaya dan manfaat yang berbeda-beda pada masa yang akan datang. Dan juga
harus sanggup mengevaluasi proyek-proyek dengan berbagai ukuran. Metode yang
biasa digunakan untuk mengatasi kedua masalah itu adalah peramalan melalui
perhitungan diskonto yang sesuai untuk diaplikasikan kepada proyek-proyek
pertanian, seperti manfaat neto (net present worth, biasa disingkat sebagai NPW),
tingkat pengembalian internal (internal rate of return, sering disingkat ghal IRR),
perbandingan manfaat-biaya (benefit-cost ratio, sering kat sebagai B/C ratio), dan
perbandingan manfaat-investasi neto enefit-investment ratio, sering disingkat sebagai
N/K ratio).

Pengukuran ukuran berdiskonto ini maupun caranya diinterpretasikan serta


keterbatasan-keterbatasannya persis sama seperti yang diguna- alam analisa finansial
atau dalam analisa ekonomi. Perbedaannya hanya terletak pada penentuan harga
finansial atau nilai ekonomi yang akan digunakan dalam teknik-teknik penghitungan
tersebut. Ada suatu pustaka yang ekstensif dan kadang-kadang isotert mengenai
ukuran-ukuran berdiskonto kemanfaatan proyek. Dalam bab ini kita tidak mengulang
referensi tersebut, atau melakukan pembahasan sehubungan dengan masalah-masalah
yang timbul dari referensi tersebut. Akan tetapi, akan menunjukkan beberapa masalah
penggunaan praktis mengenai ukuran-ukuran tersebut dalam rangka mengevaluasi
kemanfaatan proyek-proyek pertanian dan akan menyinggung beberapa kritik umum
mengenai keempat ukuran tersebut. Pada tahap awal, saya akan mencoba
mengemukakan dua masalah utama. Pertama, tidak ada teknik yang terbaik dalam
pengestimasian kemanfaatan proyek (walaupun yang satu adalah lebih baik dari yag
lainnya, dan yang satu mungkin tidak sempurna). Kedua, jangan lupa bahwa ukuran-
ukuran kemanfaatan investasi secara finansial dan ekonomi hanyalah alat untuk
pengambilan keputusan. Terdapat banyak kriteria nonkuantitatif dan nonekonomis
dalam membuat keputusan keputusan mengenai proyek.

Ukuran-ukuran Kemanfaatan Proyek yang Tidak Berdiskonto


Kebaikan dari perhitungan berdiskonto dapat digambarkan melalui suatu
contoh yang menunjukkan bagaimana ukuran-ukuran yang bisa dipakai tetapi tidak
berdiskonto dapat mengakibatkan kesimpulan yang menyesatkan mengenai
kemanfaatan proyek. [ Bagian ini banyak mengikuti buku Bierman dan Smidt
(1980)].

Sebelumnya kita misalkan bahwa analis mempunyai empat proyek hipotesis,


masing-masing membutuhkan investasi dalam pompa irigasi antara satu proyek
terhadap yang lainnya dapat dianggap sebagai alternatif yang mempunyai kelebihan
dan kekurangan, dan bila tersedia, dana yang cukup, maka semua proyek tersebut
pasti diterima. Karene proyek ini hanya sebagai ilustrasi, maka perlu dibuat beberapa
asumsi yang mungkin sangat tidak realistik mengenai irigasi dengan harapan dapat
menggambarkan lebih jelas dan lebih cepat mengenai masalah-masalah yang dihadapi
dalam analisa proyek. Nanti kita akan menentukan membuat analisanya serealistik
mungkin dalam praktek.

Untuk investasi-investasi dalam proyek irigasi ini, anggaplah bahwa kita telah
menemukan suatu jenis pompa baru : yang habis terpakai keseluruhannya (secara
teknis dapat disebutkan sebagai tidak mempunyai nilai sisa (residual value) setelah
dua atau tiga tahun pemakaian. Dapat juga diandaikan bahwa air di areal proyek
mengandung banyak air sehingga pompa tidak akan bisa digunakan lagi setelah dua
atau tiga tahun. Diasumsikan juga bahwa terdapat kepastian mengenai biaya atau
hasil dari proyek tersebut. Untuk menekankan bahwa yang biasanya disebut sebagai
"biaya operasi dan perawatan" (operation and maintenance cost), dan yang sebut
sebagai "biaya produksi" (production cost), maka keduanya harus disertakan dalam
pengestimasian kemanfaatan proyek, dan masing-masing perincian tersebut dibuatkan
kolomnya sendiri-sendiri. Sebagai ilustrasi, tentu saja kita dapat menggabungkan
ketiga biaya tersebut menjadi satu, disebut "biaya operasi, perawatan, dan produksi."
Tabel 9-1 memberikan perincian mengenai keempat proyek alternatif tersebut.

Urutan posisi proyek menurut pengamatan

Dalam beberapa kasus, setelah memperhatikan biaya investasi dan bentuk"


arus nilai neto dari tambahan produksi, kita dapat menyatakan bahwa suatu proyek
dapat diterima atau tidak dibandingkan dengan yang lainnya, dan kita harus memilih
satu di antara banyak pilihan. (Bentuk arus nilai dihubungkan dengan waktu pada saat
nilainya terjadi. Penggunaan istilah tersebut diambil dari nilai-nilai sepanjang tahun
yang terdapat pada bagian bawah tabel 9-12). Biasanya, terdapat dua contoh yang
demikian : (1) dengan jumlah investasi yang sama, dua proyek menghasilkan nilai
tambahan produksi neto yang sama selama satu periode, tetapi proyek yang satu dapat
memperoleh hasil lebih lama dari pada yang lainnya (pada contoh tabel 9-1, kita akan
memilih proyek II dibandingkan proyek I); (2) pada contoh lain, untuk jumlah
investasi yang sama, jumlah nilai tambahan produksi neto mungkin saja sama
besarnya, akan tetapi satu proyek memperoleh arus hasil yang ebih banyak pada
periode awal (sehingga, dari tabel 9-1, kita akan memilih proyek IV daripada proyek
III; akan tetapi melalui pengamatan kita tidak dapat menyatakan bahwa proyek IV
lebih disukai dari pada proyek II- suatu analisa yang lebih rumit sangat diperlukan).

Dalam banyak kasus, proyek memang dapat diuji dan kemudian ditolak atas
dasar pengamatan (inspection). Kasus pemotongan mungkin merupakan dua investasi
alternatif dalam proyek irigasi, salah satu dari alternatif tersebut membutuhkan biaya
yang lebih besar tetapi tidak memberikan hasil yang lebih baik. Kebanyakan orang
mungkin tidak akan mempertimbangkan analisa pemilihan proyek sedemikian itu.
Mereka hanya mencari peralatan atau cara yang paling murah untuk mencapai tujuan
mereka.

Masa pembayaran kembali


Masa pembayaran kembali adalah jangka waktu kembalinya keseluruhan
jumlah investasi kapital yang ditanamkan, dihitung mulai dari permulaan proyek
sampai dengan arus nilai neto produksi tambah sehingga mencapai jumlah
keseluruhan investasi kapital yang ditanamankan. Masa pembayaran kembali untuk
keempat alternatif irigasi pompa ditunjukkan pada tabel 9-2.Masa pembayaran
kembali merupakan cara yang biasa digunakan tetapi merupakan cara yang agak
kasar dalam pemilihan investasi pada perusahaan-perusahaan bisnis, terutama bila
pemilihan itu mengandung resiko yang tinggi. Pada proyek-proyek pertanian, cara ini
jarang di gunakan. Sebagai suatu ukuran kemanfaatan investasi, metode masa
pembayaran kembali mempunyai 2 kelemahan utama. Pertama, metode itu tidak
memberikan gambaran mengenai hasil(earnings)yang diperoleh setela masa
pembayaran kembali selesai. Proyek I dan II mempunyai pembayaran kembali yang
sama, yaitu 3 tahun, akan tetapi dari pengamatan dapat diketahui bahwa proyek II
akan terus memberikan manfaat/hasil pada tahun ketiga, sedangkan proyek I tidak.
Oleh karena itu,

masa pembayaran kembali merupakan suatu kriteria yang belum cukup untuk
maksud pemilihan alternatif di antara kedua alternatif tersebut, dan kita mengetahui
melalui pengamatan bahwa aalah satu dari alternatif tersebut adalah lebih baik
dibandingkan dengan yang lainnya. Kelemahan kedua dari metode masa pembayaran
kembali sebagai suatu ukuran kemanfaatan investasi adalah bahwa metode tersebut
belum cukup mempertimbangkan jangka waktu pembayaran kembali. Misalkan
proyek III dan IV dimodifikasi sedemikian rupa sehingga masing-masing mempunyai
biaya kapital sebesar $ 42.000. Sekarang, masing-masing proyek mempunyai masa
pembayaran kembali empat Tahun, dan kedua proyek mempunyai urutan yang sama
sebagai alternatif pilihan. Akan tetapi berdasarkan pengamatan dapat diketahui bahwa
proyek IV lebih disenangi daripada proyek III karena proyek IV mempunyai
pembayaran kembali yang lebih besar yang diperoleh pada tahun-tahun pertama. Hal
ini jelas merupakan keinginan kita, karena makin cepat manfaat/hasil diperoleh, maka
makin cepat hasil tersebut dapat diinvestasikan kembali atau dikonsumsi - berarti
makin berharga pengembalian tersebut.

Perbandingan hasil terhadap pengeluaran (pendapatan per unit pengeluaran)

Kadang-kadang investasi diurutkan berdasarkan perbandingannya dengan


pengeluaran (outlay) per unit, yaitu jumlah nilai neto produksi tambahan dibagi
dengan jumlah keseluruhan investasi sebagai ditunjukkan pada tabel 9-3. Dengan
kriteria ini, kita dapat menentukan bahwa proyek I dan II diurutkan secara benar.
Tetapi proyek III dan IV mempunyai urutan yang sama, walaupun melalui
pengamatan sederhana kita mengetahui hahwa kita akan memilih proyek IV karena
hasilnya diterima lebih cepat. Dan juga, kriteria pendapatan per unit pengeluaran ini
belum mempertimbangkan waktu; uang yang diterima pada masa yang akan datang
dianggap sama bobotnya dengan uang yang ada di tangan pada saat ini.

Rata-rata pendapatan pengeluaran per tahun

Kriteria lain untuk pemilihan investasi adalah rata-rata pendapatan per unit
pengeluaran per tahun, yang secara jelas mempunyai hubungan dengan hasil
pendapatan per unit pengeluaran. Ukuran ini dihitung dengan cara: pertama, jumlah
nilai neto produksi tambahan dibagi dengan jumlah tahun penerimaan pendapatan;
dan kedua, nilai rata-rata tersebut dibagi dengan masing-masing pendapatan orijinal
untuk barang barang kapital. Tabel 9-4 memberi gambaran mengenai ukuran ini
Kriteria investasi ini mempunyai suatu kekurangan yang sangat serius. Karena tidak
mempertimbangkan masalah jangka waktu pembayaran menurut tahun pembayaran,
maka hal itu menimbulkan tendensi yang serius terhadap investasi jangka pendek
dengan hasil uang tunai yang tinggi. Dapat kita lihat bagaimana hal ini berlangsung
proyek I menduduki posisi urutan lebih baik daripada proyek I1, walaupun kita
mengetahui melalui pengamatan sederhana bahwa proyek II merupakan proyek yang
seharusnya kita pilih. Dan juga kriteria ini tidak dapat digunakan untuk memilih
proyek III dan proyek IV, walaupun melalui pengamatan kita mengetahui bahwa kita
sesungguhnya lebih senang memilih proyek IV karena proyek IV memberikan hasil
lebih cepat. Kriteria ini menyesatkan karena seakan-akan telah mempertimbangkan
waktu dengan menggunakan istilah "per tahun" di dalam terminologinya.

Rata-rata pendapatan dari hasil investasi menurut nilai buku

Ukuran kemanfaatan proyek yang tidak berdiskonto yang terakhir adalah rata-
rata pendapatan dari hasil investasi menurut nilai buku. Ukuran ini merupakan
perbandingan antara rata-rata pendapatan ini hadap nilai harta menurut nilai buku
(yaitu, nilai setelah dikurang penyusutan) yang dinyatakan dalam persentase. Ukuran
ini berguna dengan biasanya digunakan untuk meramalkan prestasi suatu perusaahaan
individu. Karena ukuran ini sangat dikenal sebagai suatu ukuran prestasi maka ukuran
ini kadang-kadang digunakan juga sebagai suatu kriteria.
Untuk ilustrasi, kita asumsikan adanya penyusutan secara sama setiap tahun
(straight-line depreciation) pada proyek irigasi dan rata-rata nilai bukunya dapat
dihitung dengan membagi investasi dengan dua. Tabel 9-5 menunjukkan ukuran ini.
Walaupun prosedur ini dapat digunakan untuk memilih proyek I atau proyek II secara
benar, akan tetapi tidak dapat digunakan untuk memilih proyek III atau proyek IV
karena prosedur ini tidak mempertimbangkan lamanya arus manfaat yang diterima.
Dapat kita lihat bahwa semua ukuran kemanfaatan investasi mem-punyai kelemahan
umum yaitu, ukuran-ukuran tersebut belum mempertimbangkan secara lengkap
mengenai lamanya arus manfaat yang diterima. Dalam hal pengamatan biasa, tidak
ada pilihan antara proyek Il atau IV; dalam hal apapun.

Nilai Uang Menurut Waktu

Seekor burung di tangan lebih berharga daripada dua ekor di belukar.

A bird in hand is worth two in the bush. Mas vale pajaro en mano que cien
volando. Un tiens vaut mieux que deux tu l'auras.

Sebagaimana peribahasa yang sudah lama dikenal tersebut, kita dapat jeuga
mengatakan bahwa nilai sekarang (present values) adalah lebih baik daripada nilai
yang sama pada masa yang akan datang, dan hasil yang diperoleh lebih dahulu adalah
lebih baik daripada yang diperoleh kemudian. Prinsip peribahasa ini dapat
digunakan untuk mengatasi kelemahan ukuran-ukuran kemanfaatan proyek yang
tidak berdiskonto, dan untuk itu dimensi waktu harus dimasukkan dalam evaluasi kita
melalui penggunaan diskonto. Diskonto merupakan suatu teknik dan dengan teknik
tersebut orang dapat "menurunkan" manfaat yang diperoleh pada masa yang akan
datang dan arus biaya menjadi "nilai biaya pada masa sekarang." Kemudian kita
dapat mempertimbangkan perbedaan antara kemanfaatan pada masa kini (neto),
menentukan tingkat diskonto yang perlu dibuat agar kemanfaatan neto pada saat ini
sama dengan nol (suatu ukuran kapasitas bunga oleh proyek dikenal sebagai tingkat
pengembalian internal atau disebut sebagai internal rate of return membuat
perbandingan (ratio) antara kemanfaatan arus pendapatan dan arus biaya menurut
keadaan masa kini (benefit-cost ratio), atau membandingkan manfaat sekarang hasil
neto dengan manfaat sekarang investasi (net benefit-investment ratio). Pada saat
pertama sekali dilihat, diskonto kelihatannya sulit dan abstrak. Tetapi tidak demikian
halnya dalam praktek.

Bunga

Jika kita meminjamkan uang kepada seseorang untuk digunakan, biasanya


kita mengharapkan adanya pembayaran bunga untuk uang tersebut. Dalam hal yang
sama, bank, koperasi dan lembaga perkreditan (credit unions) akan membayar bunga
terhadap simpanan tabungan. Besarnya bunga yang akan dibayar berbeda dari waktu
ke waktu dan juga tergantung kepada inflasi dan kemungkinan-kemungkinan uang
yang dipinjamkan tidak dibayar kembali pada waktunya atau sama sekali tidak
dibayar kembali. Prinsip ini sudah dikenal dan sederhana. Para ahli ekonomi biasanya
menganggap bunga ditimbulkan karena satu dari dua alasan, walaupun banyak yang
lain kadang-kadang dapat dianggap sebagai alasan. Penjelasan yang paling sederhana
adalah, jika kita meminjamkan uang kepada orang lain, maka kita akan menunda
keperluan kita sendiri pada saat ini sampai dengan uang tersebut kembali kepada kita.
Hal tersebut berarti bahwa kita membutuhkan suatu imbalan (reward) dan bunga
adalah imbalan tersebut. Penjelasan lain adalah bahwa bunga dihubungkan dengan
pendapatan sekarang yang hilang. Bila seorang petani meminjamkan kepada
tetangganya berarti pada satu pihak si petani mengorbankan kepentingannya dalam
menggunakan uang tersebut untuk kegiatan produktivitas yang seharusnya dapat dia
lakukan katakan misalnya untuk maksud membeli pupuk. Sedangkan pada pihak yang
lain, si tetangga memperoleh keuntungan karena dapat menggunakan uang tersebut
untuk maksud- maksud meningkatkan produktivitasnya menambah jumlah pupuk
yang diberikan pada tanamannya. Sehingga, beralasan bila petani yang meminjamkan
memperoleh kompensasi akibat uang yang dipinjamkan dan si peminjam membayar
sesuatu karena telah menggunakan uang yang diperolehnya dari hasil pinjaman.

Bunga majemuk

Bayangkan bahwa telah terjadi suatu transaksi pinjaman pada tanggal 31


Desember sebesar J $ 1.000 dengan jangka waktu pinjam satu tahun dan dengan
tingkat bunga sekarang 5 persen setahun. (Simbol J $ menunjukkan mata uang dolar
Jamaica). Sampai dengan 31 Desember berikutnya si peminjam harus membayar
bunga sebesar J $ 50 (yaitu 1.000 x 0,05 = 50). Karena dia juga harus membayar
jumlah uang yang dipinjamnya, maka yang harus dia bayar adalah berjumlah J $
1.050 (1.000 +50 = 1.050). (Sebagaimana telah kita sebutkan pada bab 4 sehubungan
dengan jasa hutang, bahwa dalam penghitungan bunga adalah lebih mudah
menghitung total uang yang dipinjam dan bunganya sekaligus yaitu dengan cara
mengalikan jumlah uang yang dipinjam dengan 1 ditambah tingkat bunga yang
dinyatakan dalam bentuk desimal. Angka "1" menyatakan jumlah uang pinjaman
yang harus dibayar kembali, dan angka desimal menyatakan jumlah tingkat bunga-
nya. Berarti untuk menghitung jumlah uang yang harus dibayar kembali pada contoh
ini adalah 1.000 x 1,05 =1.050).

Misalkan si peminjam ingin meminjam uang tersebut dengan jangka waktu


pinjam selama dua tahun. Dia harus membayar 5 persen sebagai imbalan penggunaan
uang tersebut untuk tahun pertama, dan 5 persen lagi untuk tahun kedua. Tentu saja
dia harus membayar bunga terhadap jumlah uang yang seharusnya sudah dia bayar
kepada yang meminjamkan uang pada akhir tahun pertama…dengan perkataan lain
membayar bunga "majemuk" (compound). Sehingga :

Mari kita melihat pada dua konsensus dalam akuntansi. Pertama, bahwa
bunga biasanya dinyatakan atas dasar tahunan. Sehingga, bila suatu pinjaman dengan
bunga 5 persen, berarti bunga tersebut diperhitungkan 5 persen setahun. Bunga
kadang-kadang digandakan per bulan atau per kuartal atau bahkan terus-menerus,
akan tetapi dalam analisa proyek biasanya kita mengasumsikan bahwa periode yang
kita sebutkan adalah satu tahun. Konsensus dua adalah bahwa uang yang dipinjam
pada akhir suatu periode (katakan pertengahan 31 Desember 1990 yang tentu saja
diperkirakan sama dengan 1 Januari 1991) akan dikembalikan pada hari terakhir dari
suatu periode (katakan 31 Desember 1995).

Konsensus akuntansi lain yang biasa digunakan diberikan juga dalan buku ini,
walaupun tidak sebanyak konsensus mengenai periode dan saat tanggal pembayaran
bunga. Untuk periode sekarang (atau hari sebelum permulaan periode proyek) diberi
notasi t0 dan akhir dari tahun pertama t1, sehingga uang yang dipinjamkan hari ini,
atau t0 dan bunganya dibayar pada akhir tahun pertama, atau t1 . (Hal ini
menyebabkan beberapa kesulitan kemudian pada saat kita membicarakan investasi,
tetapi untuk maksud ini sudah cukup jelas).

Mari kita ambil perincian lain sebagai ilustrasi. Misalnya kita akan
meminjamkan sejumlah J $ 817 untuk selama lima tahun proyek ( t0 sampai t5)
dengan tingkat bunga 8 persen :
Sehingga, bila kita meminjamkan sejumlah J$ 817 selama lima tahun dengan tingkat
bunga 8 persen setahun, setelah digandakan, pada akhir tahun kelima jumlah yang
akan dibayarkan kembali adalah J$ 1.200.

Dalam prakteknya, untuk menghitung bunga majemuk tersebut praktis


dilakukan seperti contoh di sini. Suatu "tabel majemuk" biasanya digunakan untuk
menyederhanakan penghitungan. Suatu tabel yang baik adalah Compounding and
Discounting Tables for Project Evaluation (Gittinger 1973), tetapi banyak lagi yang
lain yang sama dengan tabel tersebut. Penghitungan majemuk dapat juga dilakukan
dengan menggunakan kalkulator elektronik yang sederhana sebagaimana dibahas
dalam bab 10, bagian "Penggunaan Kalkulator dalam Analisa Proyek."

Untuk menggambarkan bagaimana tabel pengganda tersebut digunakan,


perhatikan tabel pada tingkat 8 persen dari tabel Compounding and Discounting
Tables for Project Evaluation [ bagian yang releves dibuatkan kembali di sini dari
Gittinger (1973) seperti terlihat pada tabel diskonto dan majemuk, tabel 2]. Untuk
maksud kita, setiap baris menunjukkan satu tahun, akan tetapi dapat juga
diinterpretasikan sebagai periode majemuk lainnya. Pada judul masing-masing kolom
diberikan kalimat yang menerangkan maksud dari kolom tersebut. Bila kita lihat
kolom pertama pada tabel di bawah ini yang berjudul "Faktor Majemuk untuk 1
Besarnya perkembangan jumlah awal bila menggunakan bunga majemuk". Biasanya
sering diistilahkan sebagai faktor bunga majemuk. Sekarang, bila kita ingin
mengetahui apa yang akan terjadi bila kita meminjamkan J $ 817 selama lima tahun
dengan tingkat bunga 8 persen, maka kita harus melihat ke bawah pada kolom
pertama di sebelah periode kelima untuk mendapat faktor majemuk tersebut, yaitu
1.469 bila dibulatkan sampai tiga desimal. Untuk mengetahui berapa besarnya jumlah
yang diterima, kita harus mengalikan jumlah uang yang dipinjamkan dengan faktor
pengganda pada jangka waktu peminjaman yang sesuai sehingga memperoleh J $
1.200 (817 x 1.469 = 1.200). Untuk sebagian besar maksud-maksud proyek, dengan
menggunakan berbagai jenis data, sebenarnya sudah cukup cermat bila kita
menggunakan faktor majemuk sampai tidak lebih dari tiga desimal.

Catatan bahwa faktor-faktor dalam tabel diskonto dan majemuk dihitung


dengan mengasumsikan bahwa faktor-faktor ini merupakan penghitungan pada hari
terakhir dari suatu periode. Sehingga, kolom pada tabel yang berjudul "tahun" atau
"periode" sebenarnya harus dibaca sebagai "akhir tahun" atau "akhir periode."

Jalan pendek yang diberikan dari penggunaan tabel-tabel ini sudah tentu
sangat menyenangkan. Contohnya, bila kita ingin meminjamkan sejumlah uang yang
sama J$ 817 pada tingkat bunga 8 persen selama 15 tahun, maka segera kita dapat
memperoleh hasilnya yaitu J$ 2.592 yang merupakan jumlah yang akan dibayarkan
pada akhir periode waktu tersebut (817 x 3,172= 2.592).

Anda mungkin juga menyukai