Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Biaya Transaksi. Biaya transaksi mencakup biaya eksplisit (misal biaya komisi pembelian
atau penjualan aset) dan juga biaya implisit. Contoh biaya implisit adalah harga yang
terlalu murah (mahal) jika perusahaan menjual (membeli) suatu aset dengan terburu-
buru (fire sale atau fire purchase).
2. Kelambatan/Ketidaksinkronan Aktivitas. Dalam situasi normal : ada kemungkinan
kelambatan kedatangan bahan mentah, atau produk yang sudah jadi tidak bisa langsung
dikirim langsung ke distributor, atau permintaan produk tidak diketahui dengan pasti.
Dalam situasi tersebut, persediaan bahan mentah dan produk diperlukan untuk
mengantisipasi kelambatan kedatangan bahan mentah atau permintaan yang lebih tinggi
dari yang diantisipasi. Dalam situasi ketidaksempuranaan pasar, modal kerja akan
diperlukan.
3. Kemungkinan Kebangkrutan/Kesulitan Pembayaran. Biaya kebangkrutan cukup
signifikan. Kebangkrutan bisa disebabkan oleh kondisi perusahaan (prospek) yang
memburuk, tetapi juga bisa dikarenakan ketidakmampuan memenuhi kewajibannya.
a. Karakteristik Bisnis. Sektor usaha (industri) mempunyai karakteristik yang berbeda satu
sama lain, termasuk dalam penggunaan modal kerja.Sektor retail cenderung
mempunyai persediaan barang dangan (yang berarti modal kerja) yang lebih besar
dibandingkan perusahaan manufaktur.
b. Ukuran Perusahaan. Perusahaan kecil cenderung mempunyai modal kerja yang lebih
tinggi dibandingkan dengan perusahaan besar. Beberapa kemungkinan jawaban atas
fenomena tersebut: (1) Perusahaan besar menjadi semakin modal intensif, (2)
Perusahaan besar mempunyai skala ekonomi modal kerja, atau aliran kas yang relatif
stabil, dan (3) Perusahaan besar mempunyai akses yang lebih baik ke pasar keuangan,
sehingga tidak perlu memegang modal kerja lebih besar.
d. Stabilitas Penjualan Perusahaan. Jika penjualan stabil, aktiva lancar cenderung semakin
kecil. Sebaliknya, jika penjualan berfluktuasi, aktiva lancar akan cendrung semakin
besar.
a. Faktor Eksternal. Industri tertentu cenderung mempunyai hutang lancar lebih besar.
Sebagai contoh, usaha retail menggunakan aktiva lancar (biasanya dalam bentuk barang
dagangan) yang lebih besar dibandingkan dengan industri manufaktur.
b. Faktor Internal Kebijakan Manajemen. Manajemen mempunyai pilihan apakah
menggunakan hutang lancar yang tinggi atau yang rendah. Jika fleksibilitas manajemen
cukup tinggi, manajemen akan menggunakan hutang lancar yang lebih kecil.
Siklus Kas =Periode pengumpulan Piutang + Periode Persediaan – Periode pembayaran hutang
dan rekening akrual.
1. Modal kerja merupakan modal yang diperlukan untuk membiayai seluruh kegiatan
supaya usaha berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat ,modal kerja adalah modal
atau dana yang diperlukan untuk operasi (bukan investasi).
modal kerja kotor biasanya mengacu pada aktivitas lancar, yang biasanya meliputi kas,
piutang dagang, dan persediaan. modal kerja bersih biasanya diartikan sebagai aktiva
lancar di kurangi utang lancar.
(Sumber : Buku Manajemen Keuangan Edisi 2, Dr. Mamduh M. Hanafi, M.B.A.
,hal:519).
3. ada beberapa faktor yang memengaruhi aktiva lancar yaitu sebagai berikut:
a. Karakteristik bisnis. sektor usaha (industri) mempunyai karakteristik yang berbeda
satu sama lain, termasuk dalam penggunaan modal kerja.
b. Ukuran perusahaan. perusahaan kecil cenderung mempunyai modal yang lebih
tinggi dibandingkan dengan perusahaan besar.
c. Aktivitas perusahaan. jika perusahaan meningkat aktivitasnya (penjualan meni gkat),
aktiva lancar dan utang lancar yang bersifat spontan juga akan meningkat.
d. Stabilitas penjualan perusahaan. jika penjualan stabil, aktiva lancar cenderung
semakin kecil. sebaliknya, jika perusahaan berfluktuasj, aktiva lancar akan cenderung
semakin besar.
faktor yang memengaruhi utang lancar yaitu :
a. faktor eksternal.
b. faktor internal kebijakan manajemen.
(Sumber : Buku Manajemen Keuangan Edisi 2, Dr. Mamduh M. Hanafi,
M.B.A ,hal:
521-522).
4. secara umum, aktiva lancar mempunyai tingkat keuntungan yang lebih kecil
dibandingkan dengan aktiva tetap. jika perusahaan mempunyai aktiva lancar yang lebih
tinggi maka perusahaan bisa mengurangi risiko (risiko likur dirasakan, sebagai contoh),
tetapi konsekuensinya perusahaan akan memperoleh profitabilitas yang lebih rendah juga.
dengan kerangka trade - of antara risiko dengan tingkat keuntungan.
(Sumber : Buku Manajemen Keuangan Edisi 2, Dr. Mamduh M. Hanafi,
M.B.A. ,hal: 522).
5. Dari segi pendanaan modal kerja dan aktiva tetap, ada beberapa alternatif kebijakan
pendanaan modal kerja (pendekatan pendanaan jangka pendek). ada tiga pendekatan
dalam pendanaan jangka pendek, yaitu:
a. matching atau hedging
b. agresif, dan
c. konservatif
ketiga strategi tersebut berkaitan dengan risiko dan tingkat keuntungan utang jangka
pendek versus utang jangka panjang.
(Sumber : Buku Manajemen Keuangan Edisi 2, Dr. Mamduh M. Hanafi,
M.B.A. ,hal:523).
6. Siklus kas yaitu dikeluarkan oleh perusahaan dan pada akhirnya akan kembali lagi
keperusahaan.
Cara menghitungnya,
Siklus kas = periode pengumpulan piutang + periode persediaan - periode pembayaran
utang dan rekening akurat.
(Sumber : Buku Manajemen Keuangan Edisi 2, Dr. Mamduh M. Hanafi,
M.B.A. ,Hal: 526 - 527)
7. metode ini menghitung besarnya kebutuhan modal kerja melalui perputaran aset. metode
ini mengasumsikan perputaran aset yang konstan.
(Sumber : Buku Manajemen Keuangan Edisi 2, Dr. Mamduh M. Hanafi,
M.B.A. ,hal:528 - 530).
8. metode keterikatan dana menghitung seberapa lama dan seberapa besar dana "terikat".
besarnya dana yang "terikat" tersebut merupakan kebutuhan modal kerja. dengan
demikian besarnya modal kerja tergantung dari dua hal, yaitu:
a. periode terikatnya dana
b. rata - rata pengeluaran kas setiap harinya.
(Sumber : Buku Manajemen Keuangan Edisi 2, Dr. Mamduh M. Hanafi,
M.B.A. ,hal: 530).
9. setelah melakukan perencanaan modal kerja, manajer keuangan perlu memonitor kondisi
modal kerja perusahaan secara terus menerus. jika kondisi modal kerja memburuk,
manajer keuangan perlu melakukan beberapa tindakan perbaikan atau pencegahan agar
kondisi modal kerja tidak semakin memburuk. kondisi modal kerja yang memburuk
menandakan perusahaan mengalami kesulitan likuiditas.
(Sumber : Buku Manajemen Keuangan Edisi 2, Dr. Mamduh M. Hanafi,
M.B.A. ,hal: 532).
JAWABAN SOAL PROBLEM BAB 21 (HALAMAN 535)
1. Jika kita mengetahui perputaran suatu aktiva/utang, kita bisa menghitung periode
siklusnya. Periode siklus bisa dihitung sebagai berikut ini.
Setelah periode tertanamnya kas untuk setiap aset/utang bisa dihitung, langkah
berikutnya adalah menghitung siklus kas berikut ini.
Siklus kas = 36 hari + 90 hari - 90 hari = 36 hari.
(Sumber : Buku Manajemen Keuangan Edisi 2, Dr. Mamduh M. Hanafi, M.B.A.
,Halaman 528)
2.
a. Dari data neraca dan laporan rugi-laba pada soal, maka dapat dihitung besarnya
modal kerja menurut konsep fungsional adalah sebagai berikut.
b. Perputaran masing - masing komponen modal kerja adalah sebagai berikut ini.
1. Motif Transaksi
Perusahaan membutuhkan sejumlah uang tunai untuk membiayai kegiatan
perusahaan sehari- hari, seperti untuk membayar gaji atau upah, membayar
tagihan, membeli barang, serta pembayaran hutang kepada kreditur apabila
jatuh tempo.
2. Motif Berjaga- Jaga
Motif berjaga- jaga yang dimaksudkan disini adalah untuk berjaga- jaga terhadap
kebutuhan yang mungkin terjadi tetapi tidak jelas kapan terjadinya peristiwa
tersebut. Misalnya seperti kebakaran dan kecelakaan.
3. Motif Spekulatif
Motif Spekulatif digunakan untuk mengambil suatu keuntungan jika adanya
kesempatan, seperti perusahaan menggunakan kas yang dimilikinya untuk
diinvestasika pada sekuritas dengan harapan setelah membeli sekuritas
tersebut harganya akan naik.
4. Motif Compensating Balance
Motif ini pada dasarnya lebih berkaitan dengan keterpaksaan perusahaan
meminjam sejumlah uang di bank.Bank seringkali mensyaratkan saldo minimal
yang harus tetap berada di rekening perusahaan di bank.
Ada tiga hal yang ingin dilakukan oleh manajer keuangan ketika mengelola kas:
Penjualan Kas. Cara ini tentunya merupakan cara yang paling langsung dengan
penjualan kas, tanpa piutang, manajer keuangan akan memperoleh kas.piutang
atau kredit hanya akan menunda penerimaan kas. Dengan demikian penjualan
kredit diperlukan tetapi harus ada cara-cara untuk mempercepat pemasukan kas
dari penjualan kredit tersebut.
Potongan Kas (Cash Discount). Potongan kas ditujukan untuk mempercepat
pembayaran piutang oleh pembeli/pelanggan perusahaan. Term atau
persyaratan potongan kas biasanya adalah 1/10- n/30.
Desentralisasi Pusat Penerimaan Pembayaran. Misal pelanggan tersebar secara
geografis, dan pelanggan mempunyai kebiasaan menggunakan poswesel
sebagai alat pembayaran, atau cek pribadi di negara-negara maju.
Sama seperti prinsip analisis ekonomi pada umumnya, analisis manfaat biaya bisa
digunakan untuk memutuskan apakah alternatif mempercepat atau memperlambat
aliran kas sebaiknya dilakukan atau tidak. Alternatif akan dilakukan jika manfaatnya
lebih besar dibandingkan dengan biayanya.
Ide model tersebut berasal dari manajemen persediaan. Dengan kata lain, tujuan
dari model ini adalah menghitung saldo kas yang optimal, yaitu saldo kas yang bias
meminimalkan total biaya transaksi.
Jika ketidakpastian aliran kas cukup besar, maka model persediaan untuk kas tidak
bias digunakan lagi. Model Millier-Orr mengasumsikan saldo aliran kas harian yang
bersifat random.
4.3 Sinkronisasi Pengeluaran dan Pemasukan Kas melalui Anggaran Kas
Dalam anggaran kas, manajer keuangan akan memperkirakan kas masuk dan kas
keluar di masa mendatang. Kemudian saldo kas akan diperoleh dengan
mengurangkan kas keluar terhadap kas masuk.
2. Ada tiga hal yang ingin dilakukan oleh manajer keuangan ketika mengelola kas yaitu:
a. mempercepat pemasukan kas
b. memperlambat pengeluaran kas
c. memelihara saldo kas yang optimal
Dengan dua langkah pertama (langkah 1 dan 2), Cash availability (ketersediaan kas)
diharapkan akan meningkat. semakin besar ketersediaan kas (atau kas yang bisa dipegang
oleh perusahaan), semakin baik untuk perusahaan. manajer keuangan kemudian mempunyai
kesempatan yang lebih besar untuk memanfaatkan kas yang dipegang tersebut. karena itu
tugas manajemen keuangan yang ketiga adalah memelihara saldo kas yang optimal, yaitu
saldo kas yang tidak terlalu tinggi (kas menganggur berkurang), tetapi bisa memenuhi
kebutuhan likuiditas perusahaan.
(Sumber : Buku Manajemen Keuangan Edisi 2, Dr. Mamduh M. Hanafi, M.B.A.
,Halaman 538 - 539).
4. Ada beberapa cara untuk memperlambat pengeluaran kas yaitu sebagai berikut:
2. Memanfaatkan Float
Float merupakan selisih perbedaan saldo bank dengan saldo kas perusahaan M.isalkan
perusahaan mempunyai saldo kas Rp l juta. Kemudian perusahaan mengeluarkan cek
sebesar Rp 300.000,00. Saldo kas perusahaaan akan dicatat Rp 700.000,00(Rp l juta- Rp
300.000,00). Tetapi saldo bank tidak langsung menjadi Rp 700.000,00, karena cek
tersebut biasanya tidak langsung diuangkan. Ada tenggang waktu untuk menguangkan
cek. Apabila perusahaan bisa menaksir nilai float setiap periodenya dengan cukup akurat,
maka float tersebut bisa dimanfaatkan sebagai sumber dana. mempunyai perjanjian
khusus dengan bank.
3. Menggunakan Draft.
Draft merupakan tanda bayar yang harus diotorisasi oleh pihak perusahaan untuk
kemudian dibayarkan. Istilah kas bon sering digunakan. Dalam kas bon, apabila ada
tagihan datang akan dibuatkan surat pembayaran, yang kemudian baru bisa diuangkan
beberapa hari kemudian. Manfaat lain dari cara semacam itu adalah untuk pengendalian
keuangan perusahaan.
5. Ide model tersebut berasal dari manajemen persediaan. Pola konsumsi kas digambarkan
melalui gambar berikut ini (Bagan 1).
Pada awal periode, saldo kas sebesar C diperoleh. Kemudian kas digunakan dengan tingkat
penggunaan yang konstan, sampai akhirnya menjadi nol. Pada saat titik nol tersebut, saldo
kas diisi kembali dengan kas sebesar C. Proses tersebut keudian berulang kembali. Untuk
menghitung saldo kas optimal, kita perlu mengetahui biaya yang berkaitan dengan
penyimpanan kas. Setelah itu kita bisa meminimalkan biaya tersebut. Dengan kata lain,
tujuan dari modal ini adalah menghitung saldo kas yang optimal, yaitu saldo kas yang bisa
meminimalkan total biaya transaksi.
(Sumber : Buku Manajemen Keuangan Edisi 2, Dr. Mamduh M. Hanafi,
M.B.A. ,halaman 544).
6. Model miller-orr mengasumsikan saldo aliran kas harian yang bersifat random, tidak konstan
seperti model persediaan.
Untuk menghitung saldo kas dengan menggunakan model miller-orr, ringkasan langkah -
langkah yang harus kita lakukan
a. Menentukan batas minimal, apakah 0 atau jumlah tertentu yang menjadi jumlah minimal
yang aman ( minimum safety)
b. Menghitung standar deviasi aliran kas harian.
c. Menentukan tingkat bunga harian
d. Memperkirakan biaya transaksi pembelian/penjualan surat berharga.
Miller dan Orr melakukan 4 langkah tersebut untuk menguji mereka, dengan menggunakan
data sembilan bulan untuk saldo kas perusahaan besar. Model ini menghasilkan rata - rata kas
harian yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan saldo kas sesungguhnya yang diperoleh
perusahaan. Dengan kata lain, model mereka bisa menghasilkan saldo kas yang lebih optimal
dibandingkan saldo kas yang dimiliki oleh perusahaan dalam penelitian mereka.
7. Beberapa altematif investasi untuk surplus kas yaitu bisa dilakukan dengan menggunakan
anggaran kas. Dalam anggaran kas, manajer keuangan akan memperkirakan kas masuk dan kas
keluar di masa mendatang. Kemudian saldo-kas akan diperoleh dengan mengurangkan kas
keluar terhadap kas masuk. Jika saldo kas yang diperoleh lebih besar dari target saldo kas, maka
perusahaan sudah harus bersiap-siap mencari alternatif investasi ketebihan kas tersebut.
sebaliknya jika saldo kas yang diperoreh ternyata lebih kecil dari target saldo kas, maka
perusahaan harus bersiap-siap mencari altematif untuk memperoleh kas tambahan, misal dari
pinjaman jangka pendek. Dengan demikian anggaran kas bisa dipakai untuk merencanakan
alternative di masa mendatang, mensinkronkan aliran kas masuk dengan kas keluar, dan pada
akhirnya memelihara kas optimal yang meminimialkan saldo kas dan menekan risiko likuiditas.
(Sumber : Buku Manajemen Keuangan Edisi 2, Dr. Mamduh M. Hanafi, M.B.A. ,Halaman
550).
JAWABAN PROBLEM BAB 22:
1. Penjelasan:
a. Dalam formula miller-orr untuk menentukan saldo kas harian dalam perusahaan
diperlukan surat berharga. Jika saldo kas harian perusahaan tersebut menyentuh saldo nol
maka surat berharga harus dijual agar dapat menambah saldo kas harian. Dan jika saldo
kas harian itu sangat tinggi maka surat berharga itu harus dibeli agar saldo kas tidak
terlalu tinggi (rata-rata)
b. Jika surat berharga diganti menjadi pinjaman maka disaat saldo harian di perusahaan
tersebut menyentuh saldo nol maka perusahaan harus melakukan pinjaman untuk
menambah saldo kas harian. Jika saldo harian perusahaan sangat tinggi maka perusahaan
harus membayar pinjaman.
2. Upaya-upaya dalam mempercepat pemasukan kas dan memperlambat pengeluaran kas tidak
etis karena manejer harus ingat batasan yang perlu diketahui reputasi perusahan tidak turun,
dimana manejer bisa saja tidak membayar kewajibannya sehingga dapat menunda
pembayaran tetapi cara semacam itu tidak etis dan dapat merusak reputasi perusahaan.
Penjelasan:
Mempercepat aliran kas
a. Penjualan Kas.: Dalam penjualan kas dapat mempercepat pemasukan kas tanpa
piutang
b. Potongan Kas (Cash Discount).: Dalam potongan kas dapat mempercepat
pengumpulan uang dari pembayaran piutang oleh pembeli atau pelanggan perusahaan.
c. Desentralisasi Pusat Penerimaan Pembayaran :Dalam Desentralisasi Pusat
Penerimaan Pembayaran dapat membantu perusahaan dalam penerimaan pembayaran
dengan cepat
d. Lockboxes : Dalam lockboxes dapat membantu perusahaan dalam mempercepat
pembayaran mereka dengan mendirikan kotak/box penerimaan yang di taruh pada
kantor pos.dalam cara memperlambat pengeluaran kas perusahaan mempunyai
kesempatan yang lebih lama untuk menggunakan kas.
(Sumber: http://classmanajemen.blogspot.com/2016/03/manajemen-
keuanganpertanyaan-seputar.html?m=1)
σ2 = (800)2 = 640.000
Batas bawah (z) dan batas atas (h) dihitung sebagai berikut ini.
z = [3 × 25 × 640.000 / (4 × 0,000548)]1/3
= 2.797,694 × 3
h = 2.797,694 × 3
= 8.393,082
C=4z/3
= (4 × 2.797,694) / 3
= 3.730,259
Jika kita ingin menetapkan batas minimal yang bernilai bukan 0, Kita bisa menambahkan
batas tersebut ke nilai z. Misalkan batas minimal tersebut adalah L, formula diatas bisa diubah
sebagai berikut ini.
z* = (3 b σ2 / 4 i)1/3
z = 3 z* - 2 L
C = (4z - L) / 3
Misalkan kita menetapkan batas minimal adalah Rp 900, sehingga saldo kas tidak akan pernah
menyentuh nilai 0. Nilai z, h, dan c dengan memasukkan batas minimal Rp 900 adalah.
z* = (3 b σ2 / 4 i)1/3 + L
= 2.797, 694 + 900
= 3.697, 694
h = 3 z* - 2 L
= 8.393, 082 - (2 × 900)
= 6.593, 082
c = (4z - L) / 3
= (4 × 3.697, 694) - 900/3
= 4.630,259
Dalam anggaran kas, manajer keuangan akan memperkirakan kas masuk dan kas keluar di
masa mendatang. Kemudian saldo-kas akan diperoleh dengan mengurangkan kas keluar
terhadap kas masuk. Jika saldo kas yang diperoleh lebih besar dari target saldo kas, maka
perusahaan sudah harus bersiap-siap mencari alternatif investasi ketebihan kas tersebut.
sebaliknya jika saldo kas yang diperoreh ternyata lebih kecil dari target saldo kas, maka
perusahaan harus bersiap-siap mencari altematif untuk memperoleh kas tambahan, misal dari
pinjaman jangka pendek. Dengan demikian anggaran kas bisa dipakai untuk merencanakan
alternative di masa mendatang, mensinkronkan aliran kas masuk dengan kas keluar, dan pada
akhirnya memelihara kas optimal yang meminimialkan saldo kas dan menekan risiko likuidita
(Sumber : Buku Manajemen Keuangan Edisi 2, Dr. Mamduh M. Hanafi, M.B.A. ,Halaman 548 -
550)