Anda di halaman 1dari 6

PERAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA

DENGAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 SECARA MANDIRI DI DESA


KRAJAN PAKIS KABUPATEN MALANG

Role Family in Take care of Member Family with Type 2 Diabetes Mellitus In
Independent in the Village Krajan Pakis Malang Regency

Khabiba Puswita Sari 1, Sih Ageng Lumadi 2,


1
Mahasiswa Program Studi Profesi Ners STIKes Maharani Malang
2
Dosen Ilmu Keperawatan STIKes Maharani Malang
E-mail: khabibapuswita@gmail.com

ABSTRACT
Type 2 Diabetes Mellitus (DM) is a metabolic disorder characterized by an
increase in blood sugar levels due to decreased insulin secretion by pancreatic beta
cells or impaired insulin function. Diabetes mellitus cannot be cured but can be
controlled by regulating blood sugar levels. One important factor in controlling
blood sugar levels is the role of the family . The aim of the study was to determine
the role of families in treating family members with type 2 diabetes mellitus
independently at home . This type of research is a qualitative case study with data
collection techniques using a voice recorder for in-depth interviews with one
participant . Results research this featuring 3 themes : 1) Family able to become a
good coordinator , (2) family able to contributors in help treatment patient (3)
family able to become a good motivator . From 3 to this theme to show that the
family's role towards participants is sufficient well then from that the role of the
family is needed to improve blood sugar levels and minimize the risk of
complications. Therefore families are expected to increase their knowledge and
participation in caring for and motivating families who have diabetes.

Keywords: The Role of the Family, Diabetes Mellitus, Self Care

PENDAHULUAN karbohidrat, protein dan lemak (Wiliams &


Diabetes Melitus merupakan penyakit Wilkins, 2011).
yang membutuhkan pengelolaan seumur Badan Kesehatan Dunia (WHO)
hidup dalam mengontrol kadar gula memprediksi adanya peningkatan jumlah
darahnya agar dapat meningkatkan kualitas penyandang DM yang menjadi salah satu
hidup penderita (Arisman, 2013). Diabetes ancaman kesehatan global. WHO
melitus adalah istilah umum yang memprediksi kenaikan jumlah penyandang
digunakan untuk menggambarkan DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun
sekelompok penyakit yang ditandai oleh 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun
hiperglikemia (kadar glukosa tinggi). 2030. Laporan ini menunjukkan adanya
Diabetes terjadi akibat defek sekresi peningkatan jumlah penyandang DM
insulin atau kerja insulin, atau defek
keduanya,yang memengaruhi metabolisme

1
sebanyak 2-3 kali lipat pada tahun 2035 dalam perawatan yang membedakan
(PERKENI, 2015). makanan klien DM dengan anggota
keluarga yang lain, sehingga berdampak
Peran keluarga juga diperlukan dalam pada kadar gula darah klien DM.
kehidupan seseorang terutama dalam
keadaan sakit dan sebagai penentu sebuah Hasil wawancara dengan responden,
tingkah laku dari anggota keluarga yang responden mengalami penyakit diabetes
sakit. Hal ini dikarenakan keluarga sejak 9 bulan yang lalu. Responden
merupakan individu yang dekat dengan mengatakan sebelumnya belum mengerti
penderita dan juga salah satu fungsi bahwa responden mempunyai penyakit
keluarga yaitu merawat anggota keluarga DM. Awalnya bermula dari luka benturan
yang sakit (Friedman et al., 2010). Peran yang tidak kunjung sembuh, luka semakin
keluarga sebagai care giver yaitu sebagai membesar dan perlu dilakukan amputasi
penolong pertama untuk merawat secara pada bagian kedua jari kaki sebelah kanan.
langsung dalam kondisi sehat maupun sakit Responden tidak melakukan aktivitas
(Baroroh & Irafayani 2012). Peran diluar rumah dikarenakan kaki sebelah
keluarga dalam merawat yaitu mengenal kanan terdapat luka dan pada kaki sebelah
adanya masalah, membuat keputusan, kiri responden mengeluh kaku sehingga
merawat anggota keluarga, modifikasi dan responden hanya berada di tempat tidur.
memanfaatkan lingkungan (Friedman et Selain itu keluarga mengerti bahwasannya
al., 2010) responden harus menjaga pola makan.
Namun untuk konsumsi obat OAD (Oral
Diabetes Melitus tidak dapat Anti Diabetic) pasien tidak mengkonsumsi,
disembuhkan tetapi dapat dikontrol dengan pasien menggunakan insulin namun tidak
mengatur kadar gula darah. Salah satu menggunakan lagi selama 2 bulan terakhir
faktor penting dalam mengontrol kadar ini di karenakan tidak rutin kontrol.
gula darah adalah peran keluarga. Pada Responden juga mengatakan bahwa yang
penelitian (Putri, Yeni, & Handayani, mengurusi kebutuhan sehari-harinya dan
2013) mengatakan bahwa kurangnya peran mengurusi pengobatan yakni adalah
keluarga dalam memberikan perawatan Keluarga (Suami dan Anak). Peran sebagai
pada klien DM disebabkan karena ibu rumah tangga tidak dapat dijalan kan
ketidakkenalan keluarga dalam mengenal oleh responden, maka digantikan oleh
masalah sehingga keluarga tidak seorang suami.
mengetahui peran yang harus di berikan
dalam perawatan yang membedakan Berdasarkan latar belakang di atas,
makanan klien DM dengan anggota peneliti tertarik untuk menulis judul
keluarga yang lain, sehingga berdampak penelitian “ Peran Keluarga dalam
pada kadar gula darah klien DM. Merawat Anggota Keluarga dengan
Diabetes Melitus Tipe 2 Secara Mandiri di
Diabetes Melitus tidak dapat Desa Krajan Pakis Kabupaten Malang”
disembuhkan tetapi dapat dikontrol dengan
mengatur kadar gula darah. Salah satu
faktor penting dalam mengontrol kadar BAHAN DAN METODE
gula darah adalah peran keluarga. Pada Penelitian ini menggunakan metode
penelitian (Putri, Yeni, & Handayani,
penelitian kualitatif, yang meliputi
2013) mengatakan bahwa kurangnya peran
keluarga dalam memberikan perawatan pengkajian, wawancara, edukasi, dan
pada klien DM disebabkan karena evaluasi. Peneliti melakukan pengambilan
ketidakkenalan keluarga dalam mengenal data pada tanggal 21-22 Juni 2019.
masalah sehingga keluarga tidak Jumlah subyek penelitian adalah satu
mengetahui peran yang harus di berikan orang (usia 59 tahun) yang berjenis

2
kelamin perempuan, beragama islam dan
berpendidikan SMP. Instrumen yang di
gunakan adalah menggunakan pedoman
wawancara.

HASIL
Tema 1 : Keluarga mampu menjadi
koordinator yang baik.

Pola Makan
Gambar 4.2 Tema 2 : Keluarga mampu
berkontributor dalam membantu
Pola pengobatan pasien
Eliminasi
Peran sebagai kontributor yang
Koordinator Personal telah diungkapkan partisipan dan informan
Hygiene menunjukan betapa besar keterlibatan
keluarga dalam melaksanakan atau
Pengontrol
membantu pasien dengan cara keluarga
an Kadar
Gula darah mengambil keputusan untuk
berkomunikasi dengan tenaga kesahatan
Pengobatan juga dapat membuat partisipan patuh
dalam menjalankan program pengobatan
dan mengalami peningkatan dalam
Gambar 4.1 : Tema 1 : Keluarga kesehatan dalam upaya mengurangi/
mampu menjadi koordinator yang baik mencegah terjadinya komplikasi Diabetes
Pada tema pertama sesuai dengan Mellitus. Oleh karena itu peran keluarga ini
pernyataan partisipan dan dapat peneliti penting untuk mempertahankan dan
simpulkan bahwa, dari pengakuan meningkatkan kesehatan.
partisipan yang merasakan bagaimana Tema 3 : Keluarga mampu menjadi
peran keluarganya dan di buktikan oleh motivator yang baik.
informan yakni keluarga yang selalu
memenuhi kebutuhan pasien, mulai dari
Dukungan
merancanakan,mengingatkan,memberikan
Informasional
pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan
partisipan dan lain-lain. Maka dari itu Dukungan
peran keluarga sebagai koordinator dapat Penilaian
Motivator
meningkatkan keterikatan antar keluarga
sehingga keluarga dapat bekerja sama Dukungan
dalam merawat partisipan agar menjadi Instrumental
lebih baik lagi kondisinya. Dukungan
Emosional

Tema 2 : Keluarga mampu Gambar 4.3 : Tema 3 : Keluarga


berkontributor dalam membantu mampu menjadi motivator yang
pengobatan pasien baik
Peran keluarga sebagai motivator
Mengusulkan telah diungkapkan keluarga kepada
Ide/ partisipan dengan ini akan membuat
memecahkan
masalah
3

Komunikasi
Kontributor
dengan tenaga
kesehatan
partispan mempunyai harapan untuk makan, olahraga, pengontrolan kadar gula
menjadi lebih baik lagi kondisinya. Ketika darah, ketepatan suntik insulin dan kontrol
seseorang termotifasi dengan adanya rumah sakit serta perawatan kaki. Maka
rangsangan dari stimulus (dukungan
dapat disimpulkan keluarga mampu
keluarga, lingkungan, sosial) akan
membentuk suatu ekspektasi (harapan) berkontributor dalam membantu
yang mempengaruhi respon (motivasi) pengobatan partisipan dengan baik
sehingga menghasilkan sikap/perilaku
yang membuat pasien patuh dalam Tema 3 : Keluarga mampu menjadi
pengobatan maupun diet diabetes yang motivator yang baik
harus dijalani.
Hasil penelitian yang di kemukakan
PEMBAHASAN peneliti yang menunjukan bahwa pada
Tema 1 : Keluarga mampu menjadi partisipan kurang dalam menjalani diet DM,
koordinator yang baik sehingga informan terkadang sempat jengkel
dalam memberikan motivasi kepada
Hasil penelitian yang ditemukan partisipan terkait pola makan, keluarga selalu
peneliti yang menunjukan bahwa melarang partisipan untuk
makanan/minuman yang manis, informan
Partisipan menyatakan informan dan anak-
dan anaknya selalu menyediakan makanan
anaknya membantu dalam pemenuhan
pada waktunya, namun makanan yang
kebutuhan sehari- hari seperti menyeka
dikonsumsi sama dengan yang dikonsumsi
pasien, membantu menyiapkan makanan
oleh keluarga lainnya, itu artinya dalam
dan minuman, memfasilitasi yang
keluarga belum mengerti tentang
dibutuhkan pasien, memanggil tenaga pengontrolan gula darah melalui pola makan.
kesehatan dalam perawatan kaki bahkan Dan keluarga mendorong partisipan untuk
pengontrolan kadar gula darah. Suami ketepatan waktu dalam penyuntikan insulin
maupun anak semua berperan dalam yang selalu di suntikan oleh anaknya setiap
merawat partisipan. Maka dapat harinya. Keluarga juga sering berkomunikasi
disimpulkan keluarga menjadi koordinator dengan tenaga kesehatan dalam perawatan
yang baik dalam merawat partisipan secara kaki dan pengontrolan gula darah sehingga
mandiri dirumah. dengan adanya tenaga kesehatan tersebut
Tema 2 : Keluarga mampu akan memberikan dorongan terhadap pasien
berkontributor dalam membantu terhadap pengobatan yang harus dijalankan
pengobatan pasien dan kerutinan pengontrolan gula darah.

Hasil penelitian yang ditemukan


peneliti yang menunjukan betapa besar
keterlibatan keluarga dalam memutuskan
suatu masalah yang harus di pecahkan DAFTAR PUSTAKA
bersama keluarga dan mengatur apa yang Ali, Z. 2006. Pengantar keperawatan
harus di lakukan oleh partisipan. Dan keluarga.Jakarta : EGC.
dengan berkomunikasi dengan tenaga Arisman. (2013). Obesitas, Diabetes
kesehatan akan menambah wawasan Melitus, dan Dislipidemia: Konsep:
keluarga dalam merawat partisipan sehari- Teori, dan Penanganan Aplikatif Seri
Buku AjarIlmu Gizi. Jakarta: EGC
hari. Yakni mengenai pengaturan pola
4
Badan Penelitian dan Pengembangan library/epidemiology-
Kesehatan Kementerian Kesehatan research/diabetes : Diakses pada 15
RI. Hasil Riskesdas 2018 Mei 2019.
Baroroh, D. B., dan N. Irafayani.2012. Irwan. 2016. Epidemiologi Penyakit Tidak
Peran Keluarga Sebagai Care Giver Menular. Ed 1.Yogyakarta:
Terhadap Pengelolaan Aktifitas Pada Deepublish
Lansia dengan Pendekatan NIC Kasznicki, J. Glowacka, A., Drzewoski, J.,
(Nursing Intervention Classification) 2016, Type 2 diabetic patients
dan NOC (Nursing Outcome compliance with drug therapy and
Classification).Jurnal Keperawatan. glycaemic control, Diabetologia
3(2): 141-151. Doswiadczalna i Kliniczna, Vol. 7,
Baughman, D.C dan J. C. Hackley.2000. Kardika, I. B. etc. . (2016). Prenalatik dan
Keperawatan Medical- Bedah Buku Interpretasi Glukosa Darah untuk
Saku dari Brunner & Diagnosis Diabetes Melitus. Dolor.
Suddarth.Cetakan 1. Jakarta: EGC. Notoatmodjo, S., 2010, Ilmu Perilaku
Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
Keperawatan Medikal Bedah. PERKENI. (2015). Pengelolaan dan
Jakarta: EGC. pencegahan diabetes melitus tipe 2 di
indonesia 2015.
Brunner & Suddarth. (2013). Keperawatan Putra, I. W. A., & Berawi, K. N. (2015).
Medikal Bedah. Jakarta: EGC Empat Pilar Penatalaksanaan Pasien
Corwin, E.J. 2009. Buku Saku Diabetes Mellitus Tipe 2. Majority.
Patofisiologi. Ed 3. Jakarta : EGC. Putri, N. H. K., & Isfandiari, M. A. (2013).
Dinas Kesehatan Kabupaten Malang. 2016. Hubungan Empat Pilar Pengendalian
Profil Kesehatan Kabupaten Malang. DM Tipe 2 dengan Rerata Kadar
Malang. Gula Darah. Berkala Epidemiologi.
Efendi dan Makhfudli. 2009. Keperawatan
Kesehatan Komunitas Teori dan Putria, H., Yeni, F., & Handayani, T.
Praktik dalam Keperawatan . Jakarta (2013). Hubungan Peran Keluarga
: Salemba Medika. Dengan Pengendalian Kadar Gula
Fatimah, R. N. (2012). Diabetes Melitus Darah Pada Pasien Diabetes Melitus
Tipe 2. Jurnal Diabetes Care. di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh
Friedman, M.M., Bowden, V.R., Jones, Padang.
E.G. 2010. Buku ajar keperawatan
keluarga: riset, teori & Rendy, M.C. & Margareth, T. 2012.
praktik.Jakarta: EGC. Asuhan keperawatan medikal bedah
Hariwijaya, M. 2007. Metodologi dan Teknik dan penyakit dalam. Yogyakarta:
Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi, Nuha Medika.
Elmatera Publishing. Yogyakarta. Riyadi, S., dan Sukarmin.2008. Asuhan
Harnilawati. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan pada Pasien dengan
Keperawatan Keluarga. Sulawesi Gangguan Eksokrin & Endokrin pada
Selatan : Pustaka As Salam. Pankreas.Yogyakarta : Graham Ilmu.
Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Robinson, J. d. (2014). Buku Ajar Visual
Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Nursing Medikal Bedah. Pamulang:
Pelajar. Binarupa Aksara.
Hidayat, A. 2011. Pengantar Konsep Dasar Rondhianto. 2013. Faktor yang
Keperawatan. Salemba Medika: Berhubungan dengan Hambatan Diet
Jakarta. Diabetes Melitus pada Pasien
International Diabetes Federation. 2015. Diabetes Melitus Tipe 2 di Wilayah
Diabetes Atlas. Seventh edition.https : Kerja Puskesmas Wonosari
https://www.idf.org/e- Kabupaten Bondowoso. Jurnal

5
IKESMA 9 (1): 9-17.
Saferi, Andra & Yessie . (2013). KMB 2 ;
Keperawatan Medikal Bedah .
Yogyakarta: Nuha Medika.
Sari, N. P. W. P. (2014). Peran Keluarga
dalam Merawat Klien Diabetik di
Rumah.
Setiadi. (2008). Konsep dan proses
keperawatan. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Shrivastava, S. R., Shrivastava, P. S., &
Ramasamy, J. (2013). Role of self-
care in management of diabetes
mellitus.
Sugiyono.2014.Metode Penelitian
Kuantitatif Kualtatif Dan R &
D.Bandung: Alfabeta.
Sujatmiko.E.P. 2016.Dukungan Sosial
pada CaregiverPasangan Penderita
Diabetes Melitus Tipe 2. Skripsi.
Surakarta: Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Supartini, Y.E. 2004.Buku Ajar Konsep
Dasar Keperawatan.Jakarta : EGC.
Sutandi, A. (2012). Self Managemen
Education (DSME) Sebagai Metode
Alternatif dalam Perawatan Mandiri
Pasien Diabetes Melitus di dalam
Keluarga.
Sutriyanto, E. (2014). Pemeriksaan Gula
Mandiri Bisa Untuk Penderita Dengan
Insulin. Metamorph.
Tidy, D. C. (2017). Diabetes Mellitus.
Patient.
WHO. (2010). Physical Activity. In Guide
to Community Preventive Service.
Diakses Pada tanggal 21 Mei 2019
Williams, L & Wilkins. (2011). Nursing
Memahami Berbagai Macam
Penyakit. Jakarta : PT Indeks.

Anda mungkin juga menyukai