Anda di halaman 1dari 17

ABSTRAK

Reaksi-reaksi umum senyawa organik pada dasarnya dikelompokkan menjadi


reaksi substitusi, adisi, eliminasi, oksidasi dan reduksi, esterifikasi, polimerisasi,
serta polikondensasi. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan sifat-
sifat minyak dan sabun, serta mempelajari sifat-sifat protein dan juga mempelajari
sifat-sifat karbohidrat. Pada percobaan ini terdapat beberapa alat yang dipakai,
seperti tabung reaksi, gelas ukur, dan erlenmeyer. Dari hasil percobaan diperoleh,
pada 3 ml minyak yang ditambahkan 10 ml etanol dan NaOH, ketika dipanaskan
air berada paling atas dan minyak berada paling bawah. Ini dikarenakan massa
jenis minyak lebih kecil daripada massa jenis air. Sedangkan untuk menentukan
sifat sabun, hasil yang diperoleh pada percobaan uji alkali bebas, larutan sabun
diuji dengan menggunakan kertas lakmus merah dan biru yang keduanya berubah
menjadi warna biru. Maka dapat ditentukan sabun memiliki sifat basa. Pada
percobaan protein, dimana tujuannya mempelajari sifat-sifat-sifat protein, hasil
yang diperoleh pada pengendapan oleh asam mineral yaitu 3 ml albumin + H 2SO4,
larutan menjadi menggumpal. Maka dapat ditentukan protein saat di panaskan
menjadi menggumpal. Pada percobaan karbohidrat, yang tujuannya mengamati
sifat-sifat dari karbohidrat. Pada uji fehling, ketika 2 ml fehling ditambah 1 ml
glukosa, campuran tersebut berubah menjadi warna coklat pada saat dipanaskan.
Ini menandakan adanya unsur karbohidrat dalam suatu campuran tersebut. Maka
dapat disimpulkan bahwa larutan sabun memiliki sifat basa, sedangkan protein
memiliki sifat yang sukar larut dalam air dan karbohidrat mudah larut dalam air.

Kata kunci :Glukosa, Karbohidrat, Lemak, Reaksi-reaksi kimia dan, Safonifikasi.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul  Praktikum : Reaksi-Reaksi Umum Senyawa Organik


1.2 Tanggal Praktikum : 02 Juni 2021
1.3 Pelaksana Praktikum : Kelompok V
1. Annisa .F. Siregar NIM. 200140042
2. Cut Nazila Putri NIM. 200140050
3. Rahmat Sugheri NIM. 200140054
4. Annisa Zaen .A. NIM. 200140062
1.4 Tujuan Praktikum :1. Untuk menentukan sifat-sifat dari lemak,
minyak dan sabun.
2. Mempelajari sifat-sifat protein.
3. Mengamati sifat-sifat dari karbohidrat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan antar
perubahan senyawa kimia. Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat
dalam reaksi disebut sebagai reaktan. Reaksi kimia biasanya dikarakterisasikan
dengan perubahan kimiawi, dan akan menghasilkan satu atau lebih produk yang
biasanya memiliki ciri-ciri yang berbeda dari reaktan. Secara klasik, reaksi kimia
melibatkan perubahan yang melibatkan pergerakan elektron dalam pembentukan
dan pemutusan ikatan kimia, walaupun pada dasarnya konsep umum reaksi kimia
juga dapat diterapkan pada transformasi partikel-partikel elementer seperti pada
reaksi nuklir. Reaksi-reaksi kimia yang berbeda digunakan bersama dalam sintesis
kimia untuk menghasilkan produk senyawa yang diinginkan. Dalam biokimia,
sederet reaksi kimia yang dikatalisis oleh enzim membentuk lintasan
metabolisme, di mana sintesis dan dekomposisi yang biasanya tidak mungkin
terjadi di dalam sel dilakukan.
2.1. Minyak dan Lemak
Minyak dan lemak termasuk salah satu anggota dari golongan lipid, yaitu
merupakan lipid netral. Lipid itu sendiri dapat diklasifikasikan menjadi empat
kelas, yaitu :
1. Lipid netral.
2. Posfatida.
3. Spigolipid.
4. Glikolipid.

Semua jenis lipid ini banyak terdapat di alam, minyak dan lemak yang telah
dipisahkan dari jaringan asalnya mengandung jumlah kecil komponen selain
trigliserida, yaitu :
1. Lipid kompleks (yaitu lesithin, cephalin, fosfatida, dan yang lainnya).
2. Sterol, berada dalam keadaan bebas atau terikat dengan asam lemak.
3. Asam lemak bebas.
4. Pigmen yang larut dalam lemak, dan
5. Hidrokarbon.
2.3. Bilangan Penyabunan
Bilangan penyabunan adalah jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk
menyabunkan satu gram minyak atau lemak. Apabila sejumlah contoh minyak
atau lemak disabunkan dengan larutan KOH berlebihan dalam alkohol maka KOH
akan bereaksi dengan trigliserida, yaitu tiga molekul KOH bereaksi dengan satu
molekul minyak atau lemak. Larutan alkali yang tertinggi ditentukan dengan
titrasi menggunakan asam, sehingga jumlah alkali yang turut bereaksi dapat
diketahui.
R1 COO CH2 R1COOK CH2OH……......(2.1).
R2COO CH + 3KOH R2COOK HOCH…….…...(2.2).
R3COO CH2 R3COOK CH2OH……...…(2.3).
trigliserida sabun kalium gliserol

Dalam penetapan bilangan penyabunan biasanya larutan alkali yang


dipergunakan adalah larutan KOH, yang diukur dengan hati-hati ke dalam tabung
menggunakan buret atau pipet. Campuran minyak atau lemak dengan larutan
KOH didihkan pada pendinginan. Kemudian larutan KOH yang tersisa ditetapkan
dengan jalan mengurangkan jumlah larutan alkali beralkohol yang dipergunakan,
dikalikan dengan berat molekul dari larutan alkali tersebut dibagi dengan berat
adalah 56,1.
56,1 ( ml KOH x N. KOH ) (ml HCL.N.HCL)
Bilangan Penyabunan = ...
gram contoh
.............(2.4).

Selain itu, bilangan penyabunannya ialah jumlah alkali yang dibutuhkan


untuk menyabunkan sejumlah minyak. Bilangan penyabunan ini tergantung dari
berat molekul. Minyak yang mempunyai berat molekul yang rendah akan
mempunyai bilangan penyabunan yang lebih tinggi. Penentuan bilangan
penyabunan dapat dilakukan pada massa/semua jenis minyak dan lemak.
(S. Ketaren, 1986).
2.4. Protein
Protein berasal dari bahasa Yunani “proteios” yang berarti pertama atau
utama. Protein merupakan makromolekul yang menyusun lebih dari separuh
bagian dari sel. Protein menentukan ukuran dan struktur sel, komponen utama dari
sistem komunikasi antar sel serta sebagai katalis berbagai reaksi biokimia di
dalam sel. Karena itulah sebagian besar aktivitas penelitian biokimia tertuju pada
protein khususnya hormon, antibodi, dan enzim (Fatchiyah dkk, 2011).

2.5. Klasifikasi Protein


Protein dapat dikategorikan menurut tipe tugas yang dilaksanakan. Protein
sesat, juga disebut protein struktural yang membentuk kulit, otot, dinding
pembuluh darah, dan rambut, terdiri dari molekul panjang-benang yang lain atau
liat dan tidak larut.

2.6. Protein Konjugasi


Protein yang dihubungkan kesuatu bagian nonprotein seperti misalnya
gula, melakukan berbagai fungsi dalam seluruh tubuh. Suatu cara hubungan yang
lazim antara protein ialah dengan suatu rantai sampai fungsian samping
fungsional dari protein. Suatu protein yang terstruktur sekundernya dalam bulu.
Tiap molekul protein dalam kreatin mempunyai bentuk spiral, yang disebut spiral
ἀ-kanan. “kanan“ merujuk pada arah putaran dalam spiral itu.
Struktur spiral bukanlah tipe satu-satunya dari struktur sekunder protein.
Tipe struktur lain, yang dirujuk sebagai lembaran–β, atau lembaran terwiru,
terdapat dalam fibroin sutera. Lembaga terwiru (terlipat) merupakan penataan
dimana molekul protein tunggal dideretkan sisi ke sisi dan terikat dengan ikatan
hidrogen antara rantai-rantai.Rantai-rantai protein dalam fibroin sutera bukanlah
sekedar rantai zig-zag yang terukur.
Analisa dengan difraksi sinar–X menunjukkan satuan berulang tiap 7,0
amstrong. Pengulangan ini agaknya disebabkan dari suatu lipatan (atau wiruan)
dalam mengandung 46% glisina (tanpa rantai samping) dan 38% campuran
alanina dan serina (rantai samping kecil). Tidak adanya gugus R yang meluap
dalam asam-asam amino ini memungkinkan penataan sisi ke sisi dari rantai-rantai
protein dalam struktur fibroin itu.

2.9. Glukosa
Glukosa merupakan suatu aldoheksosa, disebut juga dekstrosa karena
memutar bidang polarisasi ke kanan. Glukosa merupakan komponen utama gula
darah, menyusun 0,065- 0,11% darah kita. 5 Glukosa dapat terbentuk dari
hidrolisis pati, glikogen, dan maltosa. Glukosa sangat penting bagi kita karena sel
tubuh kita menggunakannya langsung untuk menghasilkan energi. Glukosa dapat
dioksidasi oleh zat pengoksidasi lembut seperti pereaksi Tollens sehingga sering
disebut sebagai gula pereduksi (Budiman, 2009).

2.10. Fruktosa
Fruktosa adalah suatu heksulosa, disebut juga levulosa karena memutar
bidang polarisasi ke kiri. Merupakan satu-satunya heksulosa yang terdapat di
alam. Fruktosa merupakan gula termanis, terdapat dalam madu dan buah-buahan
bersama glukosa. Fruktosa dapat terbentuk dari hidrolisis suatu disakarida yang
disebut sukrosa dan fruktosa adalah salah satu gula pereduksi (Budiman,2009).

2.11 Sukrosa
Sukrosa terdapat dalam gula tebu dan dalam kehidupan sehari-hari
sukrosa dikenal dengan gula pasir. Sukrosa tersusun oleh molekul glukosa dan
fruktosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,2 –α.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Alat dan Bahan


Adapun Alat dan Bahan pada percobaan ini adalah :
3.1.1 Alat
Alat–alat yang digunakan dalam percobaan reaksi-reaksi umum senyawa
organik yaitu :
1. Gelas Piala 1 unit
2. Hot plate 1 unit
3. Pipet Tetes 1 unit
4. Gelas Ukur 25 ml 1 unit
5. Erlenmeyer 1 unit
6. Tabung Reaksi dan Rak 6 unit
7. Kaki Tiga dan Perangkatnya 1 unit
8. Bola Hisap 1 unit
3.1.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan reaksi-reaksi umum
senyawa organik yaitu :
1. Minyak
2. Kertas lakmus
3. Etanol
4. Larutan NaOH 1 N
5. NaCl
6. Methyl red
7. Larutan pp
8. Putih telur (albumin)
9. HCl
10. Larutan Fehling
11. HCl Pekat
12. Larutan Frukosa
13. Larutan Glukosa
14. Larutan Sukrosa

3.2. Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini sebagai berikut:
3.2.1. Minyak dan Sabun
Prosedur kerja pada percobaan minyak dan sabun adalah sebagai berikut :
a. Safonikasi minyak
1. Dalam gelas piala dimasukkan 3 ml minyak dan 25 ml etanol dan NaOH.
2. Lalu dipanaskan campuran di penagas air pada 80-900C, selama 15 menit.
dipanaskan sampai terbentuk larutan dan ditambahkan sedikit air.
3. Kemudian ditambahkan H2SO4 pekat dengan meneteskan beberapa tetes
dan diamati apa yang terjadi.
b. Uji alkali bebas
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 5 ml larutan sabun.
2. Kemudian diuji dengan kertas lakmus. dicatat hasilnya.
3. Kemudian ditambahkan 3 tetes larutan PP, dan dicatat hasilnya.
c. Efek garam terhadap sabun
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 10 ml larutan sabun.
2. Ditambahkan 2 ml larutan NaCl, dikocok dengan baik.
3. Kemudian diperhatikan terjadinya efek garam.
d. Daya emulsi sabun
1. Didalam tabung I dikocok 2 tetes minyak dengan 5 ml air.
2. Kemudian dalam tabung II dikocok 2 tetes minyak dengan 3 ml larutan
sabun.
3. Kemudian dimati apa yang terjadi.
3.2.2 Protein
Prosedur Kerja pada percobaan protein adalah sebagai berikut.
a. Pengendapan oleh asam mineral
1. 3 ml larutan albumin, ditambahkan dengan meneteskan HNO3 pekat,

2. Dikocok dan dicatat hasilnya.


3. Diulangi percobaan dengan menggunakan 3 tetes HCl dan H2SO4 pekat.
b. Pengendapan dengan pereaksi alkaloid
1. Dimasukkan 2 ml larutan albumin didalam tabung reaksi dan dicatat
hasilnya.
2. Didalam tabung yang lain dimasukkan 3 ml larutan albumin lalu
diteteskan 3 tetes asam asetat encer sampai larutan bereaksi asam,
3. Kemudian diuji dengan kertas lakmus.
4. Didihkan dan catat hasilnya.
3.2.3 Karbohidrat
Prosedur Kerja pada percobaan karbohidrat adalah sebagai berikut :
a. Uji fehling
1. 1 ml larutan yang akan diuji ditambahkan dengan 2 ml larutan fehling.
2. Kemudian Didihkan larutan dan amati.
3. Larutan yang dipakai adalah larutan glukosa dan sukrosa.
b. Membedakan glukosa dan fruktosa
1. Dimasukkan 1 ml glukosa dalam tabung kemudian ditambahkan 2 ml HCl
pekat.
2. Didihkan selama 30 detik dan dinginkan serta diamati.
3. Dilakukan juga terhadap sukrosa, dan dibandingkan hasilnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berikut adalah hasil percobaan reaksi – reaksi umum senyawa organik
yang dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 hasil percobaan reaksi-reaksi umum senyawa organik
Cara Kerja Hasil Pengamatan

A. Minyak dan Sabun

1. Safonifikasi Minyak - Terdapat dua lapisan, etanol berada


diatas dan minyak dibawah, untuk
-3 ml minyak + 25 ml etanol warnanya keruh dan minyak
menggumpal
ditambahkan NaOH 1N 10 ml
- Tetap ada dua lapisan, minyak
-Larutan tadi dipanaskan pada suhu 80 menggumpal dan berwarna bening
℃ - Tetap dua lapisan, minyak diatas dan
menggumpal, berwarna keruh
-Larutannya didinginkan dan
ditambahkan H 2 S O4 pekat 2 ml

2. Uji Alkali Bebas

- Larutan sabun dimasukkan kertas - Lakmus merah tetap merah, Lakmus


lakmus merah dan biru biru tetap biru
- Larutan sabun menjadi lebih bening
- Larutan sabun ditambahkan 3 tetes
indikator PP
3. Efek Garam Terhadap Sabun

Larutan sabun 10 ml + 2 ml larutan Larutan sabun menjadi lebih bening


tidak adanya garam
NaCl 25%
4.Pemisahan Asam

- 25 ml larutan sabun + 3 tetes metyl -Berwarna kuning kehijauan

red

- 25 ml larutan sabun + 3 tetes metyl - Berwarna pink


red + 1 ml H 2 S O 4 2%
- Dididinginkan di penangas es - Menjadi dua lapisan yaitu lapisan
lemak
5. Daya Emulsi Sabun

- 1 ml minyak + 5 ml larutan sabun - Terdapat dua lapisan, minyak berada


diatas dan sabun dibawah, air menjadi
keruh
- Terdapat dua lapisan, minyak berada
- 1ml minyak + 5 ml aquades
diatas dan air berada dibawah,
berwarna bening
B. Protein

1. Pengendapan Oleh Asam Mineral


-Terdapat endapan, berwarna kuning
- 3 ml albumen + 1 ml HNO3 pekat
- Terdapat endapan, berwarna merah
- 3 ml albumen + 1 ml H 2 S O 4 pekat
kehitaman
- 3 ml albumen + 1 ml HCl pekat
- Terdapat endapan, berwarna putih
2. Pengendapan dengan Pereaksi
Alkaloid
-Terdapat endapan, berwarna putih
- 1 ml albumen dipanaskan
-Terdapat endapan, lakmus merah
- 3 ml albumen + 1 ml CH 3 COOH
tetap merah, lakmus menjadi merah
dan dimasukkan lakmus merah dan
biru
C. Karbohidrat Sebelum dipanaskan
- Berubah warna menjadi biru
1. Uji Fehling
toska
- 1 ml larutan susu + 2 ml fehling B Sesudah dipanaskan
- Adanya endapan membentuk
gumpalan lemak
- 2 ml madu + 2 ml fehling B Sebelum dipanaskan
- Berubah warna menjadi hijau
bening , berminyak.
Sesudah dipanaskan
- Mengeluarkan gelembung dan
menjadi warna hijau bening.
2. Membedakan Glukosa dan Sebelum dipanaskan
Fruktosa
- Susu + HCl menjadi keruh.
- 1 ml susu + 2 ml HCl pekat
- Madu + HCl menjadi warna
kuning bening
- 1 ml madu + 2 ml HCl pekat
Sesudah dipanaskan

- Susu + HCl berwarna


kecokelatan adanya endapan
hitam.

- Madu + HCl adanya


gelembung warna
merah,berminyak dan
berwarna hitam.

(Sumber : Praktikum Reaksi-Reaksi Umum Senyawa Organik, 2021).


4.2 Pembahasan
Pada saat percobaan safonifikasi minyak, ketika minyak dan etanol
dicampurkan posisi etanol berada diatas dan minyak berada dibawah. Hal ini
terjadi karena massa jenis air 1,054 gr/ cm 3, dan massa jenis etanol 0,789 gr/ cm 3.
Ketika ditambahkan dengan larutan NaOH warna menjadi keruh yang warna
awalnya adalah bening. Sebelum larutannya dipanaskan terdapat dua lapisan
tetapi hampir menyatu karena minyaknya terlihat menggumpal dan warnanya
keruh. Dan setelah dipanaskan pada suhu tertentu lapisannya terlihat lebih jelas
hal ini terjadi dikarenakan sifat dari NaOH adalah mengikat etanol dan minyak.
Jadi ketika dipanaskan akan memutuskan rantai ketiga senyawa ini terpisah dan
minyak dalam larutan terpisah. Setelah larutannya didinginkan dan ditambah
H2SO4 pekat warnanya keruh dan tetap dua lapisan, minyak berada diatas.
Pada percobaan uji alkali bebas larutan sabun dicelupkan dengan kertas
lakmus merah dan biru didapatkan hasil yaitu lakmus merah dan biru didapatkan
hasil yaitu lakmus merah tetap merah dan lakmus biru tetap biru. Namun saat
ditambahkan indikator PP larutan sabun menjadi lebih jernih. Saat lakmus
dimasukkan larutan tetap jernih, karena larutan sabun adalah bersifat basa
sehingga warna tetap jernih.
Pada percobaan efek garam terhadap sabun hasil yang diperoleh adalah larutan
sabun menjadi lebih bening dan tidak terdapat garam didalamnya.
Pada percobaan pemisahan asam saat larutan ditambah metyl red
menghasilkan warna kuning kehijauan, saat ditambahkan lagi dengan H2SO4 2%
menjadi warna pink, dan saat didinginkan di penangas es menjadi dua lapisan
yaitu lapisan lemak.
Pada percobaan daya emulsi sabun, terdapat dua tabung percobaan. Pada
tabung I 1 ml minyak ditambahkan 5 ml larutan sabun dan hasilnya dua lapisan
dan berwarna keruh, sedikit menggumpal hal ini terjadi karena efek dari minyak.
Dan pada tabung II 1 ml minyak ditambahkan 5 ml aquades hasilnya dua lapisan
dan berwarna merah kehitaman dan HCl pekat yang menghasilkan endapan
berwarna putih, massa jenis air 1,054 gr/cm3, dan massa jenis minyak 0,8 gr/cm3.
Pada percobaan pengendapan dengan pereaksi alkaloid hasil yang
didapatkan adalah pada albumen yang dipanaskan terjadi penggumpalan, hal ini
terjadi karena adanya kerusakan rantai oleh perubahan suhu. Dan pada albumen
yang ditambahkan CH 3 COOH yang berupa asam dan zat yang mengandung
protein akan menggumpal apabila ditambahkan dengan larutan yang bersifat
asam. Lalu saat masuk kertas lakmus merah dan lakmus biru, lakmus merah tetap
merah dan lakmus biru menjadi merah.
Pada percobaan karbohidrat yang diuji oleh fehling hasil yang diperoleh
adalah warna memudar, hal ini terjadi dikarenakan larutan fehling akan
menghasilkan perubahan warna pada larutan tersebut dan saat larutan dipanaskan
terdapat endapan dan warna menjadi lebih pekat. Seperti pada percobaan susu
yang awalnya berwarna kuning, setelah dipanaskan menjadi warna hitam. Dan
pada percobaan madu yang awalnya berwarna kuning juga setelah dipanaskan
menjadi berwarna hitam kecoklatan.
Pada percobaan yang terakhir yaitu membedakan glukosa dan fruktosa
hasil yang diperoleh adalah larutan memudar karena glukosa bercampur dengan
HCl pekat akan mengalami perubahan warna. Dan pada percobaan ini hasil yang
didapatkan setelah pemanasan adalah madu mengental sedangkan susu memadat
dan keduanya menjadi berwarna kecoklatan dan hitam. Yang warna awalnya itu
adalah berwarna kuning coklat dan berwarna kuning.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan Hasil dan Pembahasan Maka Dapat Disimpulkan Sebagai
Berikut:
1. Sifat-sifat dari Minyak dan Sabun :
a. Sabun adalah garam alkali dari asam lemak yang akan terhidrolisis
parsial oleh air. Karena itu larutan sabun dalam air bersifat basa.
b. Jika larutan sabun dalam air diaduk maka akan menghasilkan buih.
c. Sabun mempunyai sifat membersihkan.
d. Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan
membersihkan.
e. Massa jenis air 1,054 gr/ cm3, massa jenis etanol 0,789 gr/ cm3 dan massa
jenis minyak 0,8 gr/cm3.

2. Sifat – sifat dari Protein :


a. Sukar larut dalam air karena ukuran molekulnya yang sangat besar.
b. Dapat mengalami koagulasi oleh pemanasan dan penambahan asam
atau basa.
c. Dapat mengalami kerusakan (terdenaturasi) akibat pemanasan. Pada
denaturasi, protein mengalami kerusakan mulai dari struktur tersier
sampai struktur primernya.
3. Sifat – sifat dari Karbohidrat :
a.. Larut dalam air dan terhidrolisis menjadi fruktosa dan glukosa. Sifat
larut dalam air menunjukkan bahwa karbohidrat ini tidak terikat
pada gugus lain seperti lipid (lemak).
b. Tidak memiliki gugus pereduksi.
5.2 Saran
Pada percobaan reaksi – reaksi umum senyawa organik, saat melakukan
percobaan larutan HNO3 dapat diganti dengan larutan HCl. Dan pelaksana
praktikum harus mengetahui cara kerja dan bahan yang akan digunakan dan lebih
hati-hati dalam menggunakan larutan asam pekat seperti H2SO4 pekat dan HCl
pekat.

Anda mungkin juga menyukai