Anda di halaman 1dari 3

Pertimbangan Hukum Judec Factie oleh Judec Juris

Pertimbangan Majelis Hakim setelah mencermati dalil-dali dan bukti-bukti dari para
pihak, Majelis Hakim dapat menarik kesimpulan bahwa perselisihan dalam perkara ini
disebabkan karena adanya peristiwa putusnya hubungan kerja antara Para Penggugat dengan
Tergugat, yang menurut Para Penggugat, Tergugat dianggap telah memutus hubungan
kerjanya yang dapat dikualifikasikan melakukan efisiensi, sedangkan Tergugat beranggapan
sebaliknya yaitu Para Penggugat putus hubungan kerjanya dengan Tergugat karena
dikualifikasikan mengundurkan diri, akibat menolak perintah mutasi yang wajar, atas hal
tersebut Majelis Hakim memberikan pertimbangan sebagai berikut :
1. Bahwa, berdasarkan bukti P-1 atau T-4A, tentang Perjanjian Kerja Bersama pada
perusahaan Tergugat, khususnya pada pasal. 6, telah diatur dengan jelas bahwa pada
dasarnya mutasi dapat dilakukan oleh Tergugat baik pada bagian-bagian yang ada
dalam perusahaan Tergugat atau menurut PKB dan dapat pula dilakukan dalam
beberapa perusahaan yang tergabung dalam satu group. Berdasarkan keterangan para
saksi yang diajukan oleh Tergugat menerangkan bahwa pada intinya mutasi sudah
biasa dilakukan oleh perusahaan Tergugat di Probolinggo ke PT. Berkat Agung
Indonesia di Tuban yang mana keterangan para saksi tersebut dikuatkan pula dengan
bukti T-10C dan T-10A, tentang Surat Keputusan/ Keterangan Mutasi atas nama para
saksi tersebut, serta T-10B, tentang Surat Keputusan Mutasi pekerja Tergugat yang
bernama Mat Radi yang dimutasi oleh Tergugat dari perusahaan Tergugat di
Probolinggo ke PT. Berkat Agung Indonesia di Tuban, dengan demikian dalil
Tergugat yang menyatakan bahwa mutasi kerja seperti tersebut diatas dan/atau yang
terjadi pula kepada Para Penggugat, sudah menjadi kebiasaan pada perusahaan
Tergugat ;

2. Bahwa, selanjutnya terkait dengan latar belakang dilakukannya mutasi tersebut,


Tergugat menerangkan bahwa mutasi tersebut dilakukan oleh Tergugat karena pada
bagian produksi, yang memproduksi es di perusahaan Tergugat di Probolinggo yang
merupakan tempat kerja dari Para Penggugat sudah tutup, karena menurut Tergugat
yang dikuatkan dengan keterangan saksinya yaitu Isnaini Madyastuti, menerangkan
bahwa pada bagian produksi es tersebut sudah tutup karena sepi permintaan atau tidak
ada permintaan es lagi, dengan demikian dalil Tergugat yang menerangkan bahwa
sebenarnya Tergugat tidak berniat memutus hubungan kerja dari Para Penggugat,
walaupun pada bagian tempat kerja Para Penggugat telah tutup, dan berniat untuk
memindahkan atau memutasi Para Penggugat ke PT. Berkat Agung Indonesia sesuai
dengan kebiasaan yang dilakukan oleh Tergugat adalah dalil yang benar atau dapat
dibuktikan ;

3. Bahwa, selanjutnya pertentangan dalil para pihak yang lain adalah terkait apakah
antara Tergugat dengan PT. Berkat Agung Indonesia adalah masih dalam satu group
perusahaan, maka berdasarkan bukti T-13A sampai dengan T-13J, pada intinya dapat
diketahui bahwa PT. Berkat Agung Indonesia yang berlokasi di Tuban, baik pemilik
dan pengelolanya (direksinya) adalah sama dengan Perusahaan Tergugat di
Probolinggo atau PT. Sukses Lautan Indonesia, namun walaupun demikian Majelis
Hakim berpendapat bahwa dari bukti-bukti tersebut tidaklah kemudian dapat
disimpulkan kedalam pngertian bahwa perusahaan-perusahaan tersebut satu group
atau tidak, karena selain terkait dengan kesamaan pemilik dan pengelola, tidak lagi
terdapat dokumen yang menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut dikelola
dalam satu group, yang dapat menunjukkan yang mana induk dari perusahaannya dan
yang mana anak atau cabang dari perusahaannya, sehingga dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa hubungan kedua perusahaan tersebut, berdasarkan bukti-bukti
tersebut diatas, hanyalah sebatas kesamaan pemilik dan pengelolanya ;

4. Bahwa, disisi lain Para Penggugat tetap mendalikan bahwa Para Penggugat menolak
mutasi yang dilakukan oleh Tergugat, karena dengan alasan bahwa antara perusahaan
Tergugat tempat kerja Para Penggugat dengan perusahaan tempat tujuan Para
Penggugat dimutasi, memiliki tempat dan badan hukum yang berbeda, sehingga
menurut Para Penggugat tidaklah dapat dilakukan mutasi sebagaimana telah
diperintahkan atau dilakukan oleh Tergugat ;

Menimbang, bahwa kemudian berdasarkan pertimbangan hukum tersebut diatas


dan kaitanya dengan adanya peristiwa putusnya hubungan kerja diantara para pihak, serta
ketentuan yang mana, yang tepat dan adil menurut hukum dapat diterapkan dalam perkara
ini, atas hal tersebut Majelis Hakim memberikan pertimbangan sebagai berikut :

1. Bahwa, terkait dengan pemberlakuan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) pada


perusahaan dalam satu group, sebetulnya telah diatur didalam ketentuan pasal. 13,
ayat ( 1 ), ayat ( 2 ) dan ayat ( 3 ), Kepmenaker RI, Nomor. KEP - 48/MEN/IV/2004,
tentang Tata Cara Pembuatan Dan Pengesahan Peraturan Perusahaan Serta Pembuatan
dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama, ketentuan tersebut telah menggariskan
bahwa dalam satu perusahaan hanya dapat dibuat 1 ( satu ) perjanjian kerja bersama,
dan jika perusahaan yang bersangkutan memiliki cabang, maka harus dibuat
perjanjian kerja bersama induk, yang dapat berlaku bagi semua cabang-cabang
perusahaan tersebut, serta dapat pula dibuat perjanjian kerja bersama turunan, yang
hanya berlaku di masing-masing cabangnya itu. Perjanjian Kerja Bersama induk
memuat ketentuan-ketentuan yang berlaku umum untuk seluruh cabang-cabang
perusahaan, sedangkan perjanjian kerja bersama turunan, memuat pelaksanaan
perjanjian kerja bersama induk, yang disesuaikan dengan kondisi cabang perusahaan
masing-masing, dengan demikian ketentuan tentang jenis perjanjian kerja bersama,
yang dapat diberlakukan pada cabang-cabang perusahaan adalah Perjanjian Kerja
Bersama Induk atau Perjanjian Kerja Bersama pada perusahaan induk pada group
perusahaannya, dan jika dikaitkan dengan bukti T-4A atau P-1, tentang Perjanjian
Kerja Bersama pada perusahaan Tergugat atau PT. Sukses Lautan Indonesia, telah
cukup jelas disebutkan, pada halaman judulnya dan pada bagian isinya, khususnya
pada pasal. 1, tentang pengertian-pengertian dari istilah-istilah yang terdapat pada
PKB tersebut, telah jelas disebutkan bahwa yang dimaksud dengan perusahaan tempat
diberlakukannya Perjanjian Kerja Bersama ( PKB ) tersebut adalah PT. Sukses Lautan
Indonesia yang berkedudukan atau beralamat di Jalan. Tanjung Tembaga Barat,
Probolinggo, dengan demikian telah jelas pula bahwa PKB tersebut bukanlah
merupakan PKB dari induk perusahaan, yang dapat diterapkan pada perusahaan yang
merupakan cabang-cabangnya, apalagi berdasarkan bukti T-5A, PT. Berkat Agung
Indonesia yang beralamat di Tuban, telah memiliki Peraturan Perusahaan sendiri ;

2. Bahwa, kemudian berdasarkan bukti-bukti T-6 dan T-7, tentang Surat Keputusan Mutasi dari
Tergugat kepada Para Penggugat, yang memutasikan Para Penggugat ke perusahaan PT.
Berkat Agung Indonesia di Tuban, dapat diketahui bawa dalam melakukan perintah mutasi
tersebut, Tergugat menggunakan dasar ketentuan dalam Perjanjian Kerja Bersama ( PKB )
pada perusahaan Tergugat PT. Sukses Lautan Indonesia yang beralamat di Probolinggo,
dengan demikian berdasarkan pertimbangan hukum sebelumnya tersebut, oleh karena PKB
tersebut bukanlah berkedudukan sebagai PKB dari perusahaan induk, maka secara hukum
memang tidaklah dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan mutasi pada perusahaan
lain yang juga bukan berstatus sebagai perusahaan cabangnya, termasuk walaupun dengan
alasan masih dalam satu group perusahaan, kemudian berdasarkan bukti-bukti T-8 dan T-9,
tentang Berita Acara Penolakan Penerimaan Surat Mutasi, tertanggal. 30 Mei 2020, dapat
diketahui pula bahwa juga benar Para Penggugat telah menolak perintah mutasi yang
diberikan oleh Tergugat, dengan cara menolak untuk menandatangani dan menolak untuk
menerima surat-surat tersebut, dengan alasan yang pada pokoknya karena perusahaan tempat
tujuan mutasi tersebut, berbeda tempat atau alamatnya dan berbeda badan hukumnya, yang
kemudian menurut keterangan saksi-saksi dari Para Penggugat yaitu Siswanto dan Muhamad
Shaleh, karena Para Penggugat menolak perintah mutasi, maka Para Penggugat telah
dianggap mengundurkan diri dan diberikan tawaran 3 ( tiga ) kali gaji oleh Tergugat, yang
mana tawaran tersebut juga ditolak oleh Para Penggugat ;

3. Bahwa, maka berdasarkan pertimbangan hukum tersebut diatas yang pada pokoknya
bahwa Tergugat memutasi Para Penggugat karena faktanya tempat kerja dari Para
Penggugat di bagian produksi es pada perusahaan Tergugat telah tutup, karena
produksi esnya tidak laku dipasaran lagi, namun Tergugat masih berupaya untuk tidak
melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap Para Penggugat dan juga beberapa
pekerja lainnya, yang kemudian mengambil keputusan untuk memutasi para
pekerjanya tersebut, dan menurut Tergugat mutasi yang dilakukan oleh Tergugat
adalah mutasi yang wajar atau layak serta sudah biasa dilakukan oleh Tergugat,
namun atas mutasi tersebut, Para Penggugat tetap menolaknya ;

Anda mungkin juga menyukai