Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PERUSAHAAN
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................ii
Chapter 1: Pengertian, Fungsi, dan Peran Manajemen Keuangan....1
Chapter 2: Kerangka Dasar Keuangan Korporasi..............................17
Chapter 3: Manajemen Modal Kerja...................................................29
Chapter 4: Analisis Laporan Keuangan..............................................75
Chapter 5: Manajemen Kas..................................................................103
Chapter 6: Surat Berharga di Pasar Modal.........................................125
Chapter 7: Manajemen Piutang Usaha................................................143
Chapter 8: Manajemen Persediaan....................................................159
Chapter 9: Sumber Dana Jangka Pendek............................................181
Daftar Pustaka.........................................................................................197
ii
CHAPTER
PENGERTIAN, FUNGSI, DAN PERAN
1 MANAJEMEN KEUANGAN
1
Secara umum, manajemen keuangan didefinisikan sebagai seni dan
ilmu dalam mengelola uang (the art and science of managing money). Jika
kita berbicara tentang keuangan, maka ada tiga area yang saling berkaitan,
yaitu:
(i) Uang dan Pasar Modal (money and capital market), termasuk di
dalamnya pasar sekuritas dan lembaga keuangan, (ii) Investasi
(investments), baik yang dibuat oleh investor individual maupun lembaga
dalam memilih portofolio sekuritas, serta (iii) Manajemen Keuangan
(financial management), yang mencakup pembuatan keputusan keuangan
dalam perusahaan.
2. Investasi (Investments)
Terdapat banyak alternatif pilihan bagi seseorang individu dan
lembaga atau perusahaan untuk melakukan aktivitas investasi, baik
investasi pada aktiva nyata maupun dalam sejumlah instrumen investasi
berbentuk sekuritas. Untuk dapat meningkatkan beragam pilihan
investasi tersebut,
Manajemen Modal Kerja Perusahaa n
4 Chapter 1
tersebut dikembalikan kepada perusahaan dalam bentuk dana ditahan
(retained earning) sebagian lagi didistribusikan kepada pemilik
perusahaan (owners or shareholders) dalam bentuk dividen (dividend cash
payment) atau digunakan untuk membayar berbagai kewajiban yang jatuh
tempo (debt due maturity). Karena perusahaan adalah lembaga bisnis yang
memanfaatkan area public terbesar, oleh karena itu mereka juga harus
membayar pajak (corporate income tax) yang harus dibayarkan kepada
pemerintah dalam rangka berkontribusi dalam pemeliharaan sarana
publik.
B invests in assets
Firm Financial markets
A Firm issues securities
DGovernment
Gambar 1.1
Pola Aliran Kas (Cash Flow) antara Perusahaan
(The Firm) dengan Pasar Keuangan (Financial Market)
Keputusan Keuangan
Memaksimumkan
Kesejahteraan para
Pemilik
Gambar 1.2
Pengaruh Berbagai Ilmu terhadap Manajemen Keuangan
Dalam proses pembuatan keputusan keuangan (financial decision
making process), bagian akunting menekankan pengumpulan dan
penyajian data keuangan (collection and presentation of financial data),
sementara itu bagian keuangan menekankan pada evaluasi data keuangan
dan membuat keputusan berdasarkan pertimbangan imbal hasil dan risiko
atau return and risk. Bidang-bidang tersebut sangat berpengaruh terhadap
manajemen keuangan dalam merumuskan berbagai kebijakan atau
keputusan keuangan. Berbagai kebijakan/keputusan keuangan tersebut
tujuan akhirnya adalah bagaimana memaksimumkan kekayaan atau
kemakmuran dari para pemilik perusahaan (shareholders).
Tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat di-
tempuh dengan memaksimumkan nilai sekarang dari semua keuntungan
pemegang saham yang diharapkan akan diperoleh di masa yang akan
datang (present value of expected cash flow). Kemakmuran pemegang
saham meningkat bila harga saham yang dimilikinya juga meningkat. Harga
pasar saham yang terbentuk dipengaruhi beberapa faktor, antara lain: (i)
Earning per Share (EPS), (ii) Price Earning Ratio (PER), (iii) tingkat bunga
bebas risiko, (iv) tingkat kepastian operasi perusahaan, dan lain-lain.
Makin besar ukuran perusahaan, maka makin besar tingkat
independen- nya, dalam sebuah perusahaan besar bagian keuangan sering
menjadi suatu departemen yang terpisah dan mempunyai hubungan
langsung dengan pemimpin perusahaan (Chief Executive Officer) melalui
pemimpin bagian keuangan atau Chief Financial Officer. Bagian keuangan
ini membawahi
treasurerdancontroller.Treasureradalahorangataupejabatyangbertanggung
jawab terhadap kegiatan keuangan seperti: (i) perencanaan keuangan, (ii)
mencari sumber dana (iii) menginvestasikan dana, (iv) mengelola kas, (v)
mengelola kegiatan kredit, (vi) mengelola dana pensiun, dan (vii)
mengelola foreign exchange. Controller adalah akuntan kepala (chief
accountant) dan bertanggung jawab atas kegiatan akunting perusahaan
seperti, corporate accounting, pengelolaan pajak, akuntansi keuangan, dan
biaya.
Kegiatan utama manajer keuangan adalah membuat keputusan
investasi dan pendanaan (financial decisions). Kegiatan ini dapat
digambarkan
melalui neraca perusahaan. Di sisi kiri adalah keputusan investasi, yaitu
membuat keputusan atas aktivitas kegiatan investasi pada beragam aktiva
produktif yang dilakukan yang dicerminkan pada pemilikan harta atau
aktiva perusahaan: harta lancar/current assets maupun harta tetap/fixed
assets. Di sisi kanan adalah keputusan keuangan, yaitu menentukan
kombinasi dan jenis-jenis sumber dana yang digunakan untuk membiayai
kegiatan produktif perusahaan.
Pe
Faktor Eksternal Perusahaan Risiko Bisnis
Risiko Total Nilai Perusahaan nd
ap
Risiko Keuangan at
an
Gambar 1.3
Hubungan Fungsi Keuangan dengan Tujuan Perusahaan
1. Perusahaan Perseorangan
Pemilik perusahaan adalah satu orang di mana tanggung jawab
terhadap kewajiban (utang) kepada pihak ketiga sepenuhnya pada pemilik
hingga harta milik pribadinya. Meskipun cara-cara pengelolaannya
sederhana, mudah, fleksibel, namun agak sulit dipertahankan ketika
tingkat kerumitan kegiatan bisnis meningkat secara signifikan, meskipun
tidak menutup untuk berkembang menjadi perusahaan dengan skala besar,
namun tetap akan menjadi sulit untuk dikelola secara profesional hal ini
karena tuntutan dari lingkungan bisnis itu sendiri.
18 Chapter 2
Manajemen Modal Kerja Perusahaa n
atau mengembangkan usaha perusahaan, ada 2 (dua) tipe kontrak dasar,
yaitu
Debt
Investors
Para
Investasi Dana
Manajer
Equity Investors
Gambar 2.1
Basic Corporate Finance Framework
Gambar 2.2
Contoh Komponen Neraca
Net Sales
Minus Cost of Goods Sold
Gross Profit (or Contribution Margin)
Minus Fixed Costs
EBIT
Minus Interest Expenses
Income Before Taxes
Minus Income
Taxes Net
Income
Gambar 2.3
Contoh Laporan Laba Rugi Perusahaan
Suppliers Employees
Investments
Financial Debt
Shareholders
Equity
Gambar 2.4
Distribusi Aliran Kas Perusahaan
Investment WACC
Equityholders Ke = Rf + RPe
Gambar 2.5
The Cost of Capital
PENDAHULUAN
Modal kerja adalah suatu konsep yang sangat kompleks, dalam praktik
terbaiknya (in the best practices) banyak ditemukan sejumlah manajer dan
para pemilik perusahaan menemukan kesulitan ketika berupaya untuk
menerjemahkan definisi tersebut kedalam operasi bisnisnya. Alasan dibalik
sulitnya menerjemahkan kalimat tersebut boleh jadi karena
kesederhanaan dari istilah tersebut (modal kerja). Definisi standar yang
sering dipergunakan terkait dengan istilah tersebut merujuk pada nilai
selisih antara nilai utang lancar dengan aktiva lancar (net working capital
concept). Namun demikian, tidaklah seharusnya pemehaman orang
diarahkan secara lebih detail terhadap definisi tersebut.
29
Manajemen Modal Kerja Perusahaa n
Dalam buku ini akan dijelaskan definisi dan interpretasi dari modal
kerja. Organisasi bab ini dikelompokkan menjadi tiga bagian. Pertama,
akan dijelaskan mengenai definisi standar dan interpretasi modal kerja.
Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana definisi modal kerja secara
sederhana gagal untuk menjelaskan secara keseluruhan cerita/aktivitas
bisnis perusahaan dan membutuhkan pemahaman mengenai modal kerja
secara holistik. Pada bagian kedua, akan mengilustrasikan bagaimana
mekanisme interaksi modal kerja dan kebutuhan pendanaan untuk
aktivitas/operasi perusahaan dengan cara yang sederhana. Pada bagian
ketiga atau terakhir akan dijelaskan apa saja faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap kebutuhan pendanaan dan modal kerja.
Pembelian Penjualan/
Penerimaan Barang
Kas1 Barang
Proses (Piutang) Kas2
Produksi Jadi
s of production Continuous production Three different policies for current asset Policy
levels Aare possible
ASSET LEVEL ($)
Policy B Policy C
Current Assets
0 25.000 50.000
OUTPUT (units)
Gambar 3.1. Kebijakan dalam
Modal Kerja Perusahaan
Tinggi Rendah
Short-term financing**
DOLLAR AMOUNT
Current assets*
Long-term
Fixed assets financing
TIME
Short-term financing
DOLLAR AMOUNT
Current assets
Long-term
Fixed assets financing
TIME
Short-term financing
DOLLAR AMOUNT
Current assets*
Long-term
Fixed assets financing
TIME
Maturity
Maturity
SHORT-TERM Moderate Low
(Temporary) Risk-Profitability Risk-Profitability
Penyelesaiannya:
Untuk memperoleh nilai investasi optimal, maka secara konsep dapat
dilakukan dengan menggunakan salah satu dari berapa pendekatan yang
dapat digunakan, yaitu: (i) pendekatan agresif (ii) pendekatan konservatif.
Total 33.000
(i) Misalnya dengan pendekatan agresif:
Kebutuhan Dana
Musiman Rata-Rata = 33.000/12 = Rp 2.750,-
Biaya Pembelanjaan
Jangka Pendek = 36% × 2.750 = Rp 990,-
Biaya Pembelanjaan
Jangka Panjang = 24% × 4.000 = Rp 960,-
Total Pendanaan untuk
Modal Kerja = Rp 1.950,-
Kesimpulan:
Pinjaman jangka panjang Rp 4.000,-.
Total Biaya pendanaan minimum sebesar Rp 1.950,- selama satu tahun.
Soal 2.
Seseorang berencana mendirikan perusahaan pembuatan sepatu olah raga
(PT XYZ), setiap hari memproduksi 1.000 pasang sepatu baru. Bahan baku
kulit harus dibeli dengan cara membayar dimuka lima hari sebelum
pesanan diterima, dengan harga Rp 2.000,-/kg. Untuk membuat sepasang
sepatu diperlukan 2 kg kulit, bahan penolong Rp 200,- dan upah untuk
membuat sepasang sepatu adalah Rp 1.000,-. Proses pembuatan sepatu
tersebut selama 2 hari. Setelah selesai dibuat, terlebih dahulu sepatu
tersebut disimpan selama satu minggu. Kemudian dijual dengan cara kredit
selama 4 hari. Gaji staf setiap bulan Rp 1.500.000,- biaya overhead pabrik
setiap bulan Rp 2.750.000,-, biaya pemasaran setiap bulan sebesar Rp
1.400.000,-, apabila satu bulan diasumsikan ada 25 hari kerja, dan kas
minimum per bulan sebesar Rp 1.000.000,- ditanyakan: berapakah
kebutuhan modal kerja perusahaan tersebut?
Penyelesaiannya:
Kebutuhan kas setiap hari:
Bahan baku 1.000 × 2 kg × Rp 2.000,- = Rp 4.000.000,-
Bahan penolong 1.000 × Rp 200,- = Rp 200.000,-
Upah tenaga kerja 1.000,- × Rp 1.000,- = Rp 1.000.000,-
Biaya FOH Rp 2.750.000,-/25 hk = Rp 110.000,-
Biaya pemasaran Rp 1.400.000,-/25 hk = Rp 56.000,-
Gaji staf Rp 1.500.000,-/25 hk = Rp 60.000,-
Jumlah kebutuhan kas/hari = Rp 5.426.000,-
Soal 3.
Berikut ini adalah data hipotesis (contoh) PT TJAN DJADI di mana posisi
total aktiva (000) pada periode 2010 sebesar Rp 70.000,- dan Rp 40.000,-
di antaranya merupakan aktiva lancar. Pendanaan perusahaan tersebut
60% berasal dari utang dan sisanya dari modal sendiri. Perkiraan
penjualan pada periode tersebut sebesar Rp 100.000,- dengan EBIT yang
diekspektasikan sebesar 20% dari total penjualan dari informasi bagian
keuangan perusahaan tersebut, ada tiga pendekatan yang mungkin bisa
dilakukan:
Pendekatan Agresif besarnya utang lancar = Rp 30.000,-
Pendekatan Moderat besarnya utang lancar = Rp 20.000,-
Pendekatan Konservatif besarnya utang lancar = Rp
10.000,-
Besarnya bunga, apabila menggunakan sumber pendanaan jangka
pendek 8%, namun apabila menggunakan sumber pendanaan jangka
panjang sebesar 10%. Besarnya pajak 50% dari pendapatan kena pajak
(EBT). Dari data tersebut saudara diminta untuk menghitung:
a. Berapa likuiditasnya (current ratio)
b. Hitung juga besarnya profitabilitasnya (ROE)
c. Apa kesimpulan saudara?
Penyelesaiannya:
Soal 4.
PT ABCDEF Indonesia mempunyai rencana pembelanjaan musiman
(seasonal
financing) untuk tahun yang akan datang sebagai berikut:
Penyelesaiannya:
Pola kebutuhan dana dapat disusun menjadi:
Pendekatan Agresif
Kebutuhan dana musiman rata-rata = 40.000.000/12 = Rp 3.333.333,33
Ongkos pembelanjaan jangka pendek
= 0,1 × Rp 3.333.333,33 = Rp 333.333,33
Ongkos pembelanjaan jangka panjang
= 0.16 × 4.000.000 = Rp 640.000,00
Total Biaya = Rp 973.333,33
Ongkos pembelanjaan jangka pendek
= 0,11 × Rp 3.333.333,33 = Rp 366.666,67
Ongkos pembelanjaan jangka panjang
= 0.14 × 4.000.000 = Rp 560.000,00
Total Biaya = Rp 926.666,67
Ongkos pembelanjaan jangka pendek
= 0,12 × Rp 3.333.333,33 = Rp 400.000,00
Ongkos pembelanjaan jangka panjang
= 0.12 × 4.000.000 = Rp 480.000,00
Total Biaya = Rp 880.000,00
Pendekatan Konservatif
Berdasarkan pendekatan ini kebutuhan dana dipenuhi dengan dana
jangka panjang sebesar Rp 16.000.000, yaitu sebesar kebutuhan dana
bulan Desember yang merupakan kebutuhan paling tinggi. Berarti dana
yang disediakan setiap bulan rata-rata sebesar Rp 16.000.000,-.
a. Costs of financing 16% × Rp16.000.000,- = Rp 2.560.000,-
b. Costs of financing 14% × Rp16.000.000,- = Rp 2.240.000,-
c. Costs of financing 12% × Rp16.000.000,- = Rp 1.920.000,-
Kesimpulan:
Di antara pendekatan agresif dan konservatif sebaiknya PT ABCDEF
Indonesia mempertimbangkan untuk memilih pendekatan agresif, karena
pendekatan tersebut jauh lebih murah. Dengan demikian, tingkat
keuntungan yang akan diperoleh menjadi lebih tinggi karena ada
penghematan.
Ditanyakan:
a. Kebutuhan dana rata-rata selama satu tahun.
b. Total costs untuk pendekatan agresif, konservatif, dan trade off antara
keduanya jika short term costs 8% dan long term costs 15%.
Penyelesaiannya:
a. Berdasarkan rencana kebutuhan dana tersebut dapat diketahui bahwa
jumlah kebutuhan dana permanen setiap bulan sebesar Rp 8.000.000.
Dengan demikian, pola kebutuhan dana dapat disusun menjadi:
b. Total biaya
Pendekatan agresif:
Ongkos dana jangka pendek
= 0,08 × Rp 1.916.666,67 = Rp 153.333,33
Ongkos dana jangka panjang
= 0.15 × Rp 8.000.000 = Rp 1.200.000,00
Total Biaya = Rp 1.353.333,33
Pendekatan konservatif:
Berdasarkan pendekatan ini kebutuhan dana dipenuhi dengan dan
jangka panjang sebesar Rp 13.000.000,-, yaitu sebesar kebutuhan dana
bulan Mei yang merupakan kebutuhan paling tinggi. Berarti dana yang
disediakan setiap bulan rata-rata sebesar Rp 13.000.000,-.
Costs of financing konservatif 15% × Rp 13.000.000 = Rp 1.950.000,-
Soal 6.
Neraca PT DEF dan PT GHI per 31 Desember 2010 menunjukkan sebagai
berikut:
PT DEF ($) PT GHI ($)
Aktiva Lancar 100.000 80.000
Aktiva Tetap (bersih) 100.000 120.000
Total Aktiva 200.000 200.000
Laba sebelum bunga dan pajak untuk kedua perusahaan $30.000 dan
tarif pajak sebesar 40%.
Pertanyaan:
a. Berapakah pengembalian atas ekuitas dari tiap perusahaan jika tingkat
bunga atas kewajiban lancar adalah 10% dan tingkat bunga utang
jangka panjang adalah 13%?
b. Diasumsikan tingkat bunga jangka pendek naik menjadi 20% dan
tingkat bunga utang jangka panjang baru naik menjadi 16%, tingkat
bunga utang jangka panjang yang sudah ada tidak mengalami
perubahan. Berapakah pengembalian atas ekuitas untuk masing-
masing perusahaan?
c. Perusahaan manakah yang berada dalam posisi yang lebih berisiko?
Penyelesaiannya:
Laporan laba rugi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010
PT DEF ($)
EBIT 30.000 30.000
Bunga 12.400 14.400
Pendapatan sebelum Pajak 17.600 15.600
Pajak (40%) 7.040 6.240
Laba Bersih 10.560 9.360
Ekuitas 100.000 100.000
Pengembalian atas Ekuitas 10,56% 9,36%
PT GHI ($)
EBIT 30.000 30.000
Bunga 10.600 18.600
Pendapatan sebelum Pajak 19.400 11.400
Pajak (40%) 7.760 4.560
Laba Bersih 11.640 6.840
Ekuitas 100.000 100.000
Pengembalian atas Ekuitas 11,64% 6,84%
PT DEF memiliki nilai ROE lebih tinggi ketika tingkat suku bunga
jangka pendek sedang tinggi, sedangkan PT GHI memberikan hasil yang
lebih baik ketika tingkat suku bunga lebih rendah.
Soal 7.
Estimasi kebutuhan dana per tahun PT Pasundan Djaya tahun 2010
ditunjukkan oleh tabel sebagai berikut:
c. Kesimpulan
c.1. Trade off
Kebutuhan dana jangka pendek dan jangka panjang dibelanjai
oleh kombinasi jangka pendek dan jangka panjang
Untuk kebutuhan jangka panjang diambil dari titik tengah total aset
Titik tengah total aset dengan cara nilai terkecil ditambah nilai
terbesar dibagi dua, dengan demikian dapat dihitung sebagai
berikut:
= (Rp 18.000.000 + Rp 13.900.000)/2
= 15.950.000
Musiman = Total Aset - Kebutuhan Permanen. Nilai tidak boleh
negatif, harus dijadikan nol (0)
Rata-rata biaya jangka pendek
= 5.050.000/12
= 420.833,33
c.2. Analisis Trade off
Net working capital = Rp 15.950.000 - Rp 13.000.000
= Rp 2.950.000,-
Biaya
Jangka panjang = 0,11 × Rp 15.950.000 = Rp 1.754.500
Jangka pendek = 0.03 × Rp 420.833,33 = Rp 12.625
Total Biaya = Rp 1.767.125
Rangkuman:
Soal 2.
Seseorang berencana mendirikan perusahaan pembuatan sepatu olah raga
(PT XYZ), setiap hari memproduksi 1.000 pasang sepatu baru. Bahan baku
kulit harus dibeli dengan cara membayar dimuka lima hari sebelum
pesanan diterima, dengan harga Rp 2.000,-/kg. Untuk membuat sepasang
sepatu diperlukan 2 kg kulit, bahan penolong Rp 200,- dan upah untuk
membuat sepasang sepatu adalah Rp 1.000,-. Proses pembuatan sepatu
tersebut selama 2 hari. Setelah selesai dibuat, terlebih dahulu sepatu
tersebut disimpan selama satu minggu. Kemudian dijual dengan cara kredit
selama 4
hari. Gaji staf setiap bulan Rp 1.500.000,- biaya overhead pabrik setiap
bulan Rp 2.750.000,-, biaya pemasaran setiap bulan sebesar Rp 1.400.000,-,
apabila satu bulan diasumsikan ada 25 hari kerja, dan kas minimum per
bulan sebesar Rp 1.000.000,- ditanyakan: berapakah kebutuhan modal
kerja perusahaan tersebut?
Soal 3.
Berikut ini adalah data hipotesis (contoh) PT TJAN DJADI di mana posisi
total aktiva (000) pada periode 2010 sebesar Rp 70.000,- dan Rp 40.000,-
di antaranya merupakan aktiva lancar. Pendanaan perusahaan tersebut
60% berasal dari utang dan sisanya dari modal sendiri. Perkiraan
penjualan pada periode tersebut sebesar Rp 100.000,- dengan EBIT yang
diekspektasikan sebesar 20% dari total penjualan dari informasi bagian
keuangan perusahaan tersebut, ada tiga pendekatan yang mungkin bisa
dilakukan:
Pendekatan Agresif besarnya utang lancar = Rp 30.000,-
Pendekatan Moderat besarnya utang lancar = Rp 20.000,-
Pendekatan Konservatif besarnya utang lancar = Rp
10.000,-
Besarnya bunga, apabila menggunakan sumber pendanaan jangka
pendek 8%, namun apabila menggunakan sumber pendanaan jangka
panjang sebesar 10%. Besarnya pajak 50% dari pendapatan kena pajak
(EBT). Dari data tersebut saudara diminta untuk menghitung:
a. Berapa likuiditasnya (current ratio)
b. Hitung juga besarnya profitabilitasnya (ROE)
c. Apa kesimpulan saudara?
Soal 4.
PT ABCDEF Indonesia mempunyai rencana pembelanjaan musiman
(seasonal
financing) untuk tahun yang akan datang sebagai berikut:
Bulan Kebutuhan Musiman Bulan Kebutuhan Musiman
Januari Rp 12.000.000,- Juli Rp 8.000.000,-
Pebruari Rp 6.000.000,- Agustus Rp 4.000.000,-
Maret Rp 0,- September Rp 0,-
April Rp 3.000.000,- Oktober Rp 3.000.000,-
Mei Rp 8.000.000,- Nopember Rp 8.000.000,-
Juni Rp 10.000.000,- Desember Rp 16.000.000,-
Soal 5.
Seandainya PT XYZ Indonesia memerlukan jumlah dana dalam tahun yang
akan datang, yang ditunjukkan oleh tabel sebagai berikut:
Januari Rp 10.000.000,- Juli Rp 10.000.000,-
Pebruari Rp 10.000.000,- Agustus Rp 9.000.000,-
Maret Rp 11.000.000,- September Rp 9.000.000,-
April Rp 12.000.000,- Oktober Rp 8.000.000,-
Mei Rp 13.000.000,- Nopember Rp 8.000.000,-
Juni Rp 10.000.000,- Desember Rp 9.000.000,-
Ditanyakan:
a. Kebutuhan dana rata-rata selama satu tahun.
b. Total costs untuk pendekatan agresif, konservatif, dan trade off antara
keduanya jika short term costs 8% dan long term costs 15%.
Soal 6.
Neraca PT DEF dan PT GHI per 31 Desember 2010 menunjukkan sebagai
berikut:
PT DEF ($) PT GHI ($)
Aktiva Lancar 100.000 80.000
Aktiva Tetap (bersih) 100.000 120.000
Total Aktiva 200.000 200.000
Laba sebelum bunga dan pajak untuk kedua perusahaan $30.000 dan
tarif pajak sebesar 40%.
Pertanyaan:
a. Berapakah pengembalian atas ekuitas dari tiap perusahaan jika tingkat
bunga atas kewajiban lancar adalah 10% dan tingkat bunga utang
jangka panjang adalah 13%?
b. Diasumsikan tingkat bunga jangka pendek naik menjadi 20% dan
tingkat bunga utang jangka panjang baru naik menjadi 16%, tingkat
bunga utang jangka panjang yang sudah ada tidak mengalami
perubahan. Berapakah pengembalian atas ekuitas untuk masing-
masing perusahaan?
c. Perusahaan manakah yang berada dalam posisi yang lebih berisiko?
Soal 7.
Estimasi kebutuhan dana per tahun PT Pasundan Djaya tahun 2010
ditunjukkan oleh tabel sebagai berikut:
Soal 9.
PT Vise sedang mempelajari untuk menentukan tingkat aktiva lancar yang
optimal untuk tahun depan. Manajemen memperkirakan bahwa penjualan
akan meningkat sebesar Rp 20 juta karena ditawarkannya produk baru.
Perusahaan ingin tetap mempertahankan rasio utangnya sebesar 50%,
sementara nilai aktiva tetap saat ini sebesar Rp 8 juta. Tingkat bunga baik
utang jangka pendek maupun panjang sebesar 12%. Manajer keuangan PT
Vise menginginkan untuk menganalisis tiga alternatif kebijakan modal
kerja, yaitu:
Kebijakan konservatif dengan tingkat aktiva lancar sebesar 60% dari
penjulan.
Kebijakan moderat, dengan memperthankan tingkat aktiva lancar
sebesar 50% dari penjualan.
Kebijakan agresif dengan tingkat aktiva lancar hanya 40% dari
penjualan.
Saudara diminta:
a. Tunjukkan kenaikan Return on Equity (ROE) untuk ketiga
alternatif tersebut! Anggaplah bahwa EBIT sebesar 10% dari
penjualan dan tarif pajak sebesar 40%, maka kebijakan mana
yang paling baik menurut saudara?
b. Bagaimana komentar saudara terhadap ketiga kebijakan tersebut?
Soal 10.
Perusahaan PPTIK mempunyai data keuangan sebagai berikut:
a. Jumlah seluruh modal usahanya sebesar Rp 10.000.000 dari jumlah itu
50% adalah modal sendiri. Jika seluruh modal asingnya dikembalikan,
maka ia akan mengalami kesukaran modal kerja.
b. Dari seluruh modal sendiri yang dimiliki, hanya Rp 1.000.000 tersedia
untuk modal kerja (pada tanggal 1 Juli 2012) terdiri atas:
Kas (saldo kas) Rp 250.000
Piutang Rp 375.000
Persediaan bahan mentah Rp 375.000
Sisanya tersimpan dalam aktiva tetap
c. Kebutuhan pembelanjaan sehari-hari sebagai berikut:
Produksi per 100 unit, harga jual Rp 5.000 per unit, satu bulan
rata- rata bekerja 25 hari.
Kebutuhan setiap hari untuk setiap unit barang yang dihasilkan
adalah:
Material A Rp 1.000
Material B Rp 500
Tenaga kerja Rp 1.000
Biaya administrasi Rp 125.000/bulan
Gaji pimpinan Rp 250.000/bulan
Waktu terlihatnya dana adalah sebagai berikut:
Pembelian bahan/material A dengan uang muka 7 hari
Pembelian material B dengan uang muka 5 hari
Waktu proses produksi 3 hari
Barang jadi disimpan di gudang 3 hari
Penjualan kredit barang jadi 7 hari
Persediaan kas minimal sebesar Rp 250.000
Bahan kanvas, tripleks dan kayu list dibayar 3 hari sebelum bahan
diterima, sedangkan kuas dan cat minyak dibeli secara tunai. Sebelum
diproses bahan kanvas, tripleks dan kayu lis harus dipotong-potong
dan dibentuk selama 3 hari. Lama proses produksi 7 hari. Sebelum
dijual kepada konsumen disimpan dulu di gudang selama 3 hari dan
penjualan
dilakukan secara kredit selama 14 hari. Rata-rata gaji karyawan yang
dibayarkan per bulan Rp 5.500.000. Biaya administrasi per bulan Rp
1.500.000 dan biaya untuk tenaga kerja langsung untuk setiap lukisan
Rp 25.000 (gaji karyawan, biaya administrasi, dan biaya tenaga kerja
langsung terikat pada modal kerja mulai dari perusahaan membayar
uang muka). Jika perusahaan menginginkan persediaan kas minimum
sebesar Rp 2.000.000 hitunglah modal kerja yang dibutuhkan agar
perusahaan berjalan secara kontinu.
Kebutuhan Kebutuhan
Bulan musiman Bulan musiman
Januari Rp. 12.000.000 Juli Rp. 8.000.000
Pebruari Rp. 6.000.000 Agustus Rp. 4.000.000
Maret Rp. 0 September Rp. 0
April Rp. 3.000.000 Oktober Rp. 3.000.000
Mei Rp. 8.000.000 Nopember Rp. 8.000.000
Juni Rp. 10.000.000 Desember Rp. 16.000.000
Ditanyakan:
Hitunglah total financing cots berdasarkan pendekatan agresif dan
konservatif serta berikan rekomendasi mana yang sebaiknya dipilih
jika diketahui:
a. Ongkos pembelanjaan jangka pendek 10% danongkos pembelanjaan
jangka panjang 16%
b. Ongkos pembelanjaan jangka pendek 11% danongkos pembelanjaan
jangka panjang 14%
c. Ongkos pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang 12%.
Ditanyakan:
1. Kebutuhan dana rata-rata selama satu tahun
2. Total cots untuk pendekatan agresif , konservatif, dan trade-off
antara keduanya jika short term cots 8% dan long term cots 15%.
PENDAHULUAN
Analisis laporan keuangan didesain untuk menentukan kekuatan dan
kelemahan relatif perusahaan. Para investor membutuhkan informasi
dalam rangka menentukan baik aliran kas perusahaan masa depan dan
juga risiko dari kegagalan aliran kas tersebut. Para manajer keuangan
membutuhkan informasi yang dihasilkan dari kegiatan analisis baik itu
untuk mengevaluasi kinerja keuangan masa lalu, akan tetapi juga untuk
memetakan berbagai rencana masa depan. Aktivitas analisis keuangan
perusahaan memfokuskan pada laporan keuangan sebagai highlight aspek
kunci kegiatan atau operasi perusahaan.
Analisis laporan keuangan perusahaan mempelajari bagaimana ke-
terkaitan di antara angka angka/numerics baik dalam laporan laba rugi,
dalam neraca perusahaan, maupun di antara laporan laba rugi dan neraca
perusahaan. Bagaimanapun hubungan atau keterkaitan tersebut selalu
berubah sepanjang waktu sebagai sebuah trend/inclination dan bagaimana
sebuah perusahaan tertentu membandingkan kinerja dengan perusahaan
lainnya dalam suatu industri (benchmarking). Namun demikian, analisis
laporan keuangan perusahaan tetap memiliki keterbatasan dan mengguna-
kan pertimbangan tertentu, meskipun demikian produk atau hasil analisis
ini dapat menyediakan banyak pandangan yang sangat bermanfaat bagi
operasi perusahaan.
Laporan keuangan perusahaan umumnya digunakan untuk membantu
memprediksikan earnings dan dividen perusahaan di masa depan. Dari
sudut pandang seorang investor, prediksi kondisi keuangan masa depan
tidak lain merupakan substansi utama dari analisis laporan keuangan
secara keseluruhan. Dari sudut pandang manajemen, analisis laporan
keuangan sangat bermanfaat baik itu untuk membantu mengantisipasi
kondisi keuangan masa depan dan lebih penting lagi, sebagai titik awal
untuk merencanakan berbagai tindakan yang akan berpengaruh terhadap
berbagai aktivitas masa depan perusahaan.
PT ABC
(dilihat dari sisi utang)
Neraca 31 Desember, 2009
(dalam Rp)
Wesel bayar 7.168.000 a)
aktiva = utang + modal
Utang dagangc 2.368.000 sendiri
b)
Utang pajakd 576.000 apa yang menjadi utang
perusahaan dan posisi
Utang lancar lainnyad 3.056.000
kepemilikan usaha
Utang lancare 13.168.000 c)
kewajiban pada
Utang jangka panjangf 10.096.000 pemasok perusahaan
d)
upah dan gaji yang
Modal sendiri masih harus dibayar
e)
utang usaha < 1 tahun
Saham biasa nominal 16.000g 6.736.000 f)
utang > 1 tahun
Tambahan modalg 5.776.000 g)
investasi milik
Laba ditahanh 16.224.000 perusahaan sendiri
h)
Total modal sendiri 28.736.000 earnings reinvested
Total utang dan modal sendiria, 52.000.000
b
Aktiva lancar
CR = U ta n g la ×100%
2. Quick ra ti o /a cindctaerst ratio (rasio cepat): alat ukur bagi
kemampuan perusahaan untuk membayar utang yang segera
harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid.
Formulasi:
Aktiva lancar - Persediaan
QR = Utang lancar ×100%
b. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas atau dikenal juga sebagai rasio operasi/efisiensi, yaitu
memfokuskan pada tingkat efisiensi di mana aset-aset dikelola perusahaan,
dengan perkataan lain rasio-rasio ini meringkas berbagai informasi,
sehingga dapat membantu seseorang menilai apakah suatu perusahaan
memiliki jumlah investasi yang tepat untuk setiap aset operasi. Oleh
karenanya, pada
umumnya rasio operasi rumusannya beragam dari satu perusahaan
kepada perusahaan lainnya dalam suatu industri.
Rasio-rasio ini antara lain:
1. Receivable turnover (perputaran piutang): mengukur kualitas
piutang perusahaan dan kesuksesan perusahaan dalam me-
ngumpulkan piutang dagang tersebut.
Formulasi:
Penjualan Kredit Bersih Setahun
Receivable turnover = Rata-Rata Piutang
d. Rasio Profitabilitas
Kemampulabaan perusahaan merupakan bagian perhatian utama
seorang manajer (barangkali kecuali bagi para manajer non profit
institution). Konsep kemampulabaan perusahaan sangatlah luas, namun
demikian sangatlah kritis/penting bahwa satu yang amat menentukan baik
itu pada tingkat atau tataran akuntansi dalam hal profit diukur dan faktor
skala digunakan untuk dasar perhitungannya. Sebagai contoh, dengan
memperhatikan tingkatan data untuk beberapa contoh adalah sangat
bermanfaat untuk mengevaluasi keuntungan operasi perusahaan dengan
cara membandingkan dengan sejumlah bisnis sejenis tanpa
memperhatikan tingkat leverage (mengukur profit pada tingkat EBIT atau
EBITDA).
Rasio-rasio ini antara lain:
1. Gross profit margin
Formulasi:
3. Return on assets
Formulasi:
EAT
Returnon assets =
Total Assets
4. Return on equity
Formulasi:
EAT
Returnon equity =
Total Modal Sendiri
4.5. Evaluasi Rasio-Rasio Keuangan
Summary evaluasi rasio-rasio keuangan disajikan seperti berikut:
Liquidity ratio:
Current ratio Naik Membaik
Quick ratio Naik Membaik
Cash ratio Naik Membaik
Leverage ratio:
Debt to total assets ratio Naik Memburuk
Debt to equity ratio Naik Memburuk
Long term debt to equity ratio Naik Memburuk
Time interest earned ratio Naik Membaik
Activity ratio:
Receivable turnover Naik Membaik
Average collection period Naik Memburuk
Inventory turnover Naik Membaik
Average days in inventory Naik Memburuk
Assets turnover Naik Membaik
Profitability ratio:
Gross profit margin Naik Membaik
Operating profit margin Naik Membaik
Net profit margin Naik Membaik
Return on assets Naik Membaik
Return on equity Naik membaik
PT Bumi Jaya
Neraca 31 Desember,
2009
(dalam jutaan Rp)
Kas 880 Utang dagang 660
Piutang 1.100 Utang wesel 880
Persediaan 3.300 Utang lainnya 440
Total aktiva lancar 5.280 Total utang lancar 1.980
Utang jangka panjang 880
Aktiva tetap 2.420 Modal sendiri 4.840
Total aktiva 7.700 Utang dan modal sendiri 7.700
PT Bumi Jaya
Laporan Laba Rugi 31 Desember, 2009
(dalam jutaan Rp)
Penjualan 11.000
Harga pokok penjualan 8.120
Laba bruto 2.880
Biaya operasi:
Biaya penjualan 1.100
Biaya administrasi dan umum 1.268
2.368
EBIT 512
Bunga 52
Laba sebelum pajak 460
Pajak (50%) 230
Laba bersih 230
Dari data tersebut, hitunglah:
a. Current Ratio
b. Quick Ratio
c. Debt Ratio
d. Average Collection Period
e. Total Asset Turnover
f. Total Debt to Equity Ratio
g. Net Profit Margin
Penyelesaiannya:
Aktiva lancar
a. Current Ratio = ×100%
Utang lancar
5.280
= 1.980×100%
= 2,67 atau 267%
(5.280-3.300)
= 1.980 ×100%
1.980
= 1.980
=1
= 100%
Total Utang
c. Debt Ratio = ×100%
Total Aktiva
(1.980 + 880)
= 7.700 ×100%
2.860
= 7.700
= 0,37
= 37%
d. Piutang× Jumlah Hari dalam Setahun
Average Collection Period = Penjualan Kredit
1.100×365
= 11.000
= 36,5 hari
Penjualan Bersih
e. Total Asset Turnover
Total Aktiva
=
11.000
= 7.700
= 1,43 kali
Total Utang
f. Total Debt to Equity Ratio =
Modal Sendiri
(1.980 + 880)
=
4.840
= 0,59 = 59%
230
= 11.000
= 0,021 = 2,1%
Soal 2.
Lengkapilah Neraca dan Laporan Laba Rugi PT Bunga Flamboyan berikut:
PT Bunga Flamboyan
Neraca 31 Desember,
2009 (Rp)
Kas …………… Utang lancar ……………
Piutang …………… 10% obligasi ……………
Persediaan 800.000 Modal sendiri ……………
Aktiva tetap ……………
Total aktiva …………… Total utang dan modal sendiri ……………
PT Bunga Flamboyan
Laporan Laba Rugi 31 Desember,
2009
(Rp)
Penjualan neto …………………
Harga pokok penjualan …………………
Laba bruto …………………
Biaya administrasi dan umum 8.000.000
Biaya penjualan 4.000.000
12.000.000
EBIT …………………
Bunga 10% …………………
Laba sebelum pajak …………………
Pajak (50%) …………………
Laba neto …………………
Keterangan:
a. Tingkat perputaran aktiva = 4×
b. Tingkat perputaran persediaan = 7,5×
c. Quick Ratio = 100%
d. Rasio aktiva tetap dengan aktiva total = 60%
e. Rasio utang jangka panjang dengan aktiva tetap = 50%
f. Operating ratio (rasio biaya total dengan penjualan) = 60%
g. Rasio kas dengan persediaan = 50%
Penyelesaiannya:
biaya total
Rasio operasi =
Penjualan
= 60%
12.000.000
Penjualan = ×12.000.000
0,6
= Rp 20.000.000
Penjualan
Tingkat perputaran aktiva =
Total aktiva = 4×
20.000.000
= Total aktiva = 4
20.000.000
Total aktiva =
4
= Rp 5.000.000
Aktiva tetap
Rasio aktiva tetap dengan total aktiva = = 60%
Total aktiva
Aktiva tetap
= 5.000.000 = 60%
Aktiva tetap = 60% × 5.000.000
= Rp 3.000.000
Aktiva lancar = Total aktiva – Aktiva tetap
= 5.000.000 – 3.000.000
= Rp 2.000.000
Rasio utang jangka panjang dengan aktiva tetap
Utang jangka panjang
= 3.000.000 = 50%
Utang jangka panjang = 50% × 3.000.000
= Rp 1.500.000
Kas
Rasio kas dengan persediaan =
800.000 = 50%
Kas = 50% × 800.000
= Rp 400.000
Piutang = Aktiva lancar – Kas –
Persediaan Piutang = 2.000.000 – 400.000
–800.000
= Rp 800.000
2.000.000-800.000
= Utang Lancar =1
Utang lancar = 2.000.000 – 800.000
= Rp 1.200.000
H arg a pokok
=
penjualan
800.000
Harga pokok penjualan = 7,5 × 800.000
= Rp 6.000.000
Soal 3.
Lengkapilah neraca berikut ini dengan menggunakan data berikut:
Debt to net worth ratio 41,8%
Acid test ratio 2,3
Periode pengumpulan piutang 40 hari
Gross profit margin 22%
Perputaran persediaan 6,5 kali
Perputaran aset 1,3 kali
PT Rennais
Neraca 31 Desember,
2009 (Rp)
Kas …………… Utang lancar ….………
Piutang …………… Saham biasa 20.000
Persediaan …………… Laba ditahan 35.000
Bangunan dan perlengkapan kantor ……………
Total aktiva …………… Total pasiva ….………
PT Rennais
Laporan Laba Rugi 31 Desember, 2009
(Rp)
Penjualan neto ……………
Harga pokok penjualan ……………
Laba bruto ……………
Penyelesaiannya:
Debt to net worth = 41,8%
Utang
Saham biasa + Laba = 41,8%
ditahan
Utang = 41,8% × (20.000 + 35.000)
= Rp 22.990
Total pasiva = Total utang + total modal sendiri
= 22.990 + 55.000
= Rp 77.990
Acid test ratio = 2,3
Aktiva lancar - Persediaan
= 2,3
Utang lancar
(Kas + Piutang) = 2,3 × 22.990
= Rp 52.877
Perputaran aktiva = 1,3
Penjualan Aktiva
Total
= 1,3
Penjualan = 1,3 × 77.990
= Rp 101.387
Periode pengumpulan piutang = 40 hari
Rata-rata piutang = (penjualan/360) ×
40
= (101.387/360) × 40 = Rp 11.265
Kas = (Kas + Piutang) – Piutang
= 52.877 – 11.265 = Rp 41.612
Gross profit margin = 22%
Harga pokok penjualan= (1 – GPM) × penjualan
= (1 – 22%) × 101.387 = Rp 79.082
Perputaran persediaan = 6,5 kali
Harga pokok
penjualan Rata- rata = 6,5
persediaan
Rata-rata persediaan = 79.082/6,5
= Rp 15.598
Bangunan dan perlengkapan kantor = Total aktiva – Aktiva lancar
= 77.990 – (41.612 + 11.265 + 15.598)
= Rp 9.515
PT Rennais
Neraca 31 Desember, 2009
(Rp)
Kas 41.612 Utang lancar 22.990
Piutang 11.265 Saham biasa 20.000
Persediaan 15.598 Laba ditahan 35.000
Bangunan dan perlengkapan kantor 9.515
Total aktiva 77.990 Total pasiva 77.990
PT Rennais
Laporan Laba Rugi 31 Desember, 2009 (Rp)
PT Bremen
Laporan Laba Rugi 31 Desember, 2009
(Rp)
Penjualan 6.600.000.000
Harga pokok penjualan 4.160.000.000
Laba bruto 2.440.000.000
Biaya operasi:
Biaya penjualan 650.000.000
Biaya administrasi dan umum 734.000.000
1.384.000.000
EBIT 1.056.000.000
Bunga 106.000.000
Laba sebelum pajak 950.000.000
Pajak (50%) 475.000.000
Laba bersih 475.000.000
Dari neraca dan laporan laba rugi PT Bremen tersebut, saudara diminta
untuk menghitung:
a. Berapa perputaran kas (cash turnover)?
b. Berapa perputaran piutang (receivable turnover)?
c. Berapa perputaran persediaan (inventory turnover)?
Penyelesaiannya:
Penjualan
a. Cash turnover =
Kas
6.600.000.000
= 540.000.000
= 12,22 kali berputar dalam setahun
Penjualan
b. Receivable turnover =
Piutang
6.600.000.000
= 650.000.000
= 10,15 kali berputar dalam setahun
Harga Pokok Penjualan
c. Inventory turnover =
Rata- rata persediaan
4.160.000.000
= 1.750.000.000
PT Knicks
Laporan Laba Rugi 31 Desember, 2008–
2009 (dalam ribuan Rp)
Penjualan ………………
Harga pokok penjualan ………………
Laba kotor ………………
Biaya administrasi dan penjualan 100.000
Depresiasi 200.000
300.000
EBIT ………………
Bunga ………………
EBT ………………
Pajak penghasilan ………………
EAT ………………
Lengkapilah neraca dan laporan laba rugi PT Knicks tersebut dengan
beberapa rasio keuangan perusahaan yang disajikan berikut.
Return on total assets 18%
Return on equity 41%
Current ratio 1,4 kali
Quick ratio 1 kali
Cash ratio 0,2 kali
Debt ratio 40%
Time interest earned ratio 8 kali
Inventory turnover 5 kali
Receivable collection period 71,2 hari
CHAPTER
MANAJEMEN
5 KAS
PENDAHULUAN
Perusahaan memegang atau memiliki kekayaan pada dasarnya untuk
satu alasan, yakni untuk menghasilkan imbal hasil (return), misalnya nilai
suatu aktiva ditentukan oleh kapasitasnya untuk menghasilkan aliran kas
di masa depan (to be generated expected cash inflow). Sebagai contoh
misalnya, bagaimana suatu perusahaan tetap menjaga jumlah piutang
usahanya dan beragam jenis persediaan dalam upaya untuk memperoleh
loyalitas lebih tinggi dari para pelanggan, sehingga mampu mendorong
penjualan/transaksi bisnis yang lebih besar di masa depan.
Namun demikian, manakala tujuan utamanya adalah untuk
mendistribusi- kan keuntungannya pada para investor, mengapa
perusahaan pada umum- nya memilih untuk memegang kas (firms choose
to hold cash?). Barangkali
Bahan Mentah
By Admin dan Penjualan
Aktiva Tetap
Piutang
By Adm dan Penjualan
Pembelian Pengumpulan
Pembelian
Penjualan AT
Pinjaman Investasi
HutangKasPemilik PembayaranPrive
Trading costs
C
2
1 2 3 Time
Gambar 5.3. Rata-Rata Saldo Kas
Manajemen Modal Kerja Perusahaa n
Jika kita mulai dari $C, mengeluarkan pada tingkat yang konstan tiap
periode dan mengganti kas dengan $C ketika kekurangan kas, rata-rata
saldo kas adalah:
C
opportunity cost dari memegang adalah ×K
C 2
2
C T
Total = ×K + ×F
cost
2 C
C
Opportunity Costs ×K
2
T
Trading Costs ×F
C
*
2T
C = K
×F
Saldo kas yang optimal diperoleh di mana opportunity costs sama dengan
trading costs
b. Model Miller-Orr
Dalam kondisi penggunaan dan penerimaan kas secara acak,
perusahaan perlu menetapkan batas atas dan batas bawah.
Pada saat kas mencapai batas atas perlu merubah kas menjadi
aset lain (sekuritas) sampai saldo kas pada batas tertentu, dan
sebaliknya pada batas bawah perlu menjual sekuritas.
Perusahaan membiarkan saldo kas di antara batas kendali atas dan
bawah.
Time
Dimana σ2 adalah varians dari arus kas harian bersih. Rata-rata saldo
kas pada Miller-Orr Model adalah:
4Z * - L
Average Cash Balance =
3
Untuk menggunakan Model Miller-Orr, manajer harus melakukan empat
hal:
1. Tentukan batas kendali bawah dari saldo kas
2. Estimasi standar deviasi dari arus kas harian
3. Tentukan tingkat bunga
4. Estimasi trading costs dari membeli dan menjual sekuritas
Model Mengklarifikasi Isu Mengenai Manajemen Kas:
Titik Z, berhubungan positif dengan trading costs, F, dan berhubungan
negatif dengan tingkat bunga K.
Z dan rata-rata saldo kas berhubungan positif terhadap variabilitas arus
kas.
5.6. Latihan dan Penyelesaian
Soal 1.
Rencana untuk penjualan bulan Januari sampai dengan Juni 2007 dari
PT Cibiru sebagai berikut.
Januari Rp 200.000 April Rp 280.000
Februari Rp 220.000 Mei Rp 300.000
Maret Rp 240.000 Juni Rp 320.000
Penyelesaiannya:
Total Penjualan bulan Januari = Rp 200.000
Penjualan Tunai 30% × Rp 200.000,- = Rp 60.000
Cash. Disc 5% × Rp 60.000,- = Rp 3.000
Total Penjualan Tunai = Rp 57.000
Budget Kas
Keterangan Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Penerimaan
Penjualan tunai 57.000 62.700 68.400 79.800 85.500 91.200
Penjualan kredit 123.200 137.200 151.200 165.200 190.400 207.200
Penjualan lain 80.000 80.000 60.000 70.000 60.000 80.000
Σ penerimaan 260.200 279.900 279.600 315.000 335.900 378.400
Pengeluaran
Pembelian tunai 100.000 120.000 150.000 200.000 160.000 150.000
Pajak persero 60.000 60.000
Biaya lainnya 160.000 200.000 100.000 80.000
Σ pengeluaran 260.000 320.000 210.000 300.000 240.000 210.000
Surplus/defisit 200 –40.100 69.600 15.000 95.900 168.400
Saldo akhir 10.200 –29.900 39.700 54.700 150.600 319.000
Soal 2.
Kebutuhan kas setahun Rp 1.200.000.000,- pemakaian per hari konstan.
Biaya setiap transaksi mengubah sekuritas menjadi kas sebesar Rp 50.000.
Tingkat bunga karena memiliki sekuritas (opportunity cost) 12% per tahun.
Ditanyakan:
a. Hitung berapa jumlah saldo kas minimum?
b. Hitung biaya kesempatan yang hilang (opportunity cost of capital)?
c. Hitung juga biaya transaksi?
Penyelesaiannya:
a. Jumlah saldo kas minimum dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut: C* = √(2 x 50.000 × 1.200.000.000)/0.12
= 31.622.777
Jadi besarnya nilai kas minimum sebesar Rp 31.623.000,-
b. Biaya kehilangan kesempatan:
= (31.623.000/2) × 0,12
= Rp 1.897.380.000,-
c. Biaya transaksi:
= (1.200.000.000/31.623.000) × 50.000
= Rp 1.897.353
Soal 3.
PT KWE mempunyai empat cabang penjualan di beberapa kota. Penjualan
masing-masing cabang rata-rata setiap hari bisa menghasilkan penjualan
sebesar Rp 3 juta. Hasil penjualan tersebut dikirim setiap hari ke induk
perusahaan dengan menggunakan jasa pos dengan biaya pengiriman setiap
kiriman Rp 10.000,-. Rata-rata kiriman tersebut baru diterima oleh induk
perusahaan dalam waktu 3 hari biaya modal per bulan sekitar 2%.
Perusahaan ingin mempercepat pengumpulan ini dengan cara mendatangi
sendiri cabang-cabang tersebut, sehingga waktu pengiriman sekarang
berkurang hanya menjadi 1 hari saja. Untuk itu perusahaan harus
mengeluarkan biaya setiap hari rata-rata Rp 20.000,-. Satu bulan
perusahaan bekerja 30 hari.
Pertanyaan: apakah rencana ini cukup ekonomis untuk dijalankan?
Penyelesaiannya:
Dana yang terikat dalam pengiriman tersebut adalah:
= 4 × Rp 3.000.000 × 3
= Rp 36.000.000,-
Berarti ada dana sebesar Rp 36 juta yang tidak bisa dimanfaatkan
karena masih beredar diperjalanan. Apabila dikumpulkan sendiri, maka
waktu pengiriman tinggal 1 hari. Dengan demikian, dana yang terikat
menjadi:
= 4 × 1 hari × Rp 3 juta
= Rp 12.000.000,-
Dana yang bisa dihemat = 36.000.000 – 12.000.000
= Rp 24 .000.000,-
Penghematan biaya dana = Rp 24.000.000 × 2%
(dalam 1 bulan) = Rp 480.000,-
Tambahan biaya pengiriman = 30 × (20.000 – 10.000)
(dalam 1 bulan) = Rp 300.000,-
Karena penghematan (Rp 480.000) lebih besar dari pada penambahan biaya
(Rp300.000) maka rencana ini cukup ekonomis.
Soal 4.
PT Stones memperkirakan bahwa pola pengeluaran kasnya tidak bisa
diperkirakan. Berdasarkan pengalaman, untuk setiap kali mengubah kas
menjadi surat berharga atau sebaliknya, diperlukan biaya sebesar Rp 300,-.
Varians pengeluaran kas bersih adalah Rp 9.000,-, sedangkan tingkat bunga
yang bisa diperoleh dari investasi pada surat-surat berharga sekitar 25%
per tahun. Satu tahun = 365 hari. Berdasarkan data tersebut:
Hitunglah berapa batas atas jumlah kas sebaiknya.
Apakah kas terendah adalah Rp 0,00 berapakah rata-rata kasnya?
Penyelesaiannya:
* 3×300×9.000
Z = 3 = 1.435
4×0,0685%
Batas atas jumlah kas = 1.435 × 3 = Rp 4.305,-
Rata-rata kas = (1.435 + 4.305)/3 = Rp 1.913,-
Soal 5.
Kebutuhan kas perusahaan selama satu bulan Rp 20 juta. Perusahaan
memperoleh kas dengan menjual surat berharga. Biaya transaksi
perolehan kas adalah Rp 10 ribu, sedangkan biaya beban tetap/bagi hasil
berkisar 18% per tahun atau 1,5% per bulan.
Penyelesaiannya:
C* = [(2 × 10.000 × 20.000.000)/0,015] 1/2
C* = 5.163.978
Jika perusahaan menambah saldo kas besi sebesar Rp 5.000.000,-, maka
saldo kas baru sebesar:
= Rp 5.163.978 + Rp 5.000.000
= Rp 10.163.978,-
Soal 6.
Suatu perusahaan mengeluarkan biaya tetap berupa bunga per tahun
sebesar Rp 150.000,-. Jumlah kebutuhan kas untuk kegiatan perusahaan
per minggu sebesar Rp 1.000.000,-. Besarnya penghasilan investasi yang
diharapkan sebesar 15% per tahun.
Diminta:
a. Berapa jumlah kas optimal yang diperlukan perusahaan?
b. Berapa jumlah frekuensi transaksi yang harus dilakukan?
c. Berapa saldo kas rata-rata?
Penyelesaiannya:
a. C* = [(2 × 150.000 × 52.000.000)/0,15]1/2
C* = 10.198.039
b. 52.000.000/10.198.039
= 5,09 kali atau 5 kali.
c. 10.198.039/2
= 5.099.019,5
Soal 7.
Suatu perusahaan menjual barang dagangannya secara kredit, di mana
pelanggan harus membayar dalam waktu 60 hari dari saat penjualan.
Perusahaan menghitung rata-rata waktu yang diperlukan (rata-rata umur
persediaan = RUP), yaitu 90 hari untuk memproduksi sampai menjual
barang jadi dan rata-rata periode tagih (RPT), yaitu 75 hari. Syarat kredit
untuk membeli bahan baku adalah membayar dalam waktu 30 hari sejak
pembelian dan karyawan dibayar setiap 15 hari. Perusahaan menghitung
rata-rata periode bayar (RPB) untuk bahan baku dan tenaga kerja adalah
25 hari.
a. Berapakah siklus operasinya?
b. Berapakah siklus konversi kas?
Penyelesaiannya:
a. SO = RUP + RPT = 90 hari + 75 hari = 165 hari.
b. SKK = RUP + RPT - RPB = 90 hari + 75 hari - 25 hari = 140 hari
B) Rencana Pengeluaran:
1) Pembelian bahan mentah:
Juli Rp 1.250.000 Oktober Rp 1.200.000
Agustus Rp 1.200.000 November Rp 1.250.000
September Rp 1.300.000 Desember Rp 1.300.000
2) Pembelian bahan penolong:
Juli Rp 100.000 Oktober Rp 250.000
Agustus Rp 150.000 November Rp 200.000
September Rp 100.000 Desember Rp 300.000
3) Pembayaran gaji dan upah:
Juli Rp 1.250.000 Oktober Rp 1.200.000
Agustus Rp 1.200.000 November Rp 1.250.000
September Rp 1.300.000 Desember Rp 1.300.000
4) Biaya transport dan komisi penjualan:
Juli Rp 150.000 Oktober Rp 300.000
Agustus Rp 250.000 November Rp 250.000
September Rp 200.000 Desember Rp 350.000
5) Biaya administrasi dan lainnya:
Juli Rp 425.000 Oktober Rp 475.000
Agustus Rp 475.000 November Rp 425.000
September Rp 425.000 Desember Rp 375.000
6) Pajak akan dibayar pada bulan November 2011 sebesar
Rp 500.000
C) Rencana Lain:
1) Saldo kas akhir pada bulan Juni 2011 sebesar Rp 200.000,-.
2) Apabila terjadi defisit, perusahaan akan melakukan pinjaman
ke bank pada permulaan bulan sebesar 150% dari besarnya
defisit tersebut dan pengembaliaannya akan dilakukan pada
akhir bulan ketika persediaan kas telah cukup. Tingkat bunga
pinjaman 2% per bulan.
3) Pembayaran angsuran pinjaman akan dilakukan pada saat
saldo kas perusahaan mencukupi dan selalu menjaga kas
minimalnya.
4) Persediaan kas minimal (persediaan besi) sebesar Rp 250.000,-.
6 SURAT BERHARGA
DI PASAR MODAL
125
Manajemen Modal Kerja Perusahaa n
1. Karakteristik Saham
Seperti diuraikan di atas, bahwa saham merupakan wujud penyertaan
modal ke dalam sebuah perusahaan. Adapun karakteristik saham sebagai
bentuk penyertaan modal ke dalam perusahaan adalah antara lain:
a. Hak atas keuntungan perusahaan
Pemegang saham memiliki hak atas keuntungan yang dihasilkan
perusahaan tersebut. Pembagian keuntungan tersebut dikenal dengan
istilah dividen atau pembagian dividen. Dividen dibayarkan sepanjang
perusahaan memperoleh laba. Dengan demikian, jika perusahaan
mengalami kerugian maka dividen tidak akan dibagikan kepada para
pemegang saham. Pembagian dividen harus mendapat persetujuan para
pemegang saham dalam acara Rapat Umum Pemegang Saham atau biasa
disingkat RUPS. Sebagai contoh PT ABC memutuskan untuk membagi
dividen sebesar Rp 200 untuk pemegang saham. Joni memiliki 10.000
lembar saham, sehingga Joni mendapat dividen sebesar Rp 2 juta.
Umumnya, semakin besar keuntungan perusahaan, maka semakin besar
pula dividen yang akan diterima pemegang saham.
b. Hak atas Harta Perusahaan
Pemegang saham pada dasarnya adalah pemilik perusahaan, dengan
demikian maka pemegang saham memiliki hak atas harta yang dimiliki
perusahaan. Jika suatu ketika perusahaan tersebut bubar atau dilikuidasi,
maka pemegang saham berhak atas sisa kekayaan perusahaan tersebut.
c. Hak Suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham
Setiap pemegang saham mempunyai hak suara dalam Rapat Umum
Pemegang Saham. Setiap lembar saham memiliki satu hak suara (one share
one vote) dalam sebuah voting di dalam RUPS. Dengan demikian, setiap
pemegang saham dapat menyatakan suaranya (setuju atau tidak) atas
sebuah agenda dalam rapat pemegang saham. Tentu saja semakin banyak
porsi saham yang dimiliki maka semakin besar peluang pemegang saham
dalam sebuah voting untuk suatu agenda rapat, misalnya agenda untuk
menyetujui pembagian keuntungan perusahaan, penunjukan direktur baru,
dan berbagai keputusan perusahaan lainnya.
3. Jenis-jenis Saham
Saham dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Saham Biasa
b. Saham Preferen
Antara saham biasa dan saham preferen terdapat beberapa perbedaan,
antara lain:
1) Saham preferen memberikan pembayaran yang tetap kepada investor,
sementara dividen yang didapat pemegang saham biasa tergantung
kinerja perusahaan sehingga pemegang saham biasa dapat menerima
dividen dan dapat pula tidak menerima dividen.
2) Dalam hal perusahaan di likuidasi atau dibubarkan, pemegang saham
preferen memiliki tingkat klaim yang lebih tinggi atas aset perusahaan
dibanding saham biasa.
Yang perlu diingat adalah bahwa jika pelaku dipasar modal
berbincang- bincang tentang saham, tentu yang dimaksud adalah saham
biasa. Dengan demikian, pembahasan dalam buku ini mengacu kepada
saham biasa yang selanjutnya akan disebut saham.
Karakteristik/
Instrumen Saham Obligasi Reksa Dana
Sifat Penyertaan Utang Pengelolaan Modal
Modal Bersama
Penerbit Perusahaan Perusahaan, Perusahaan Efek
Pemerintah
Keuntungan Dividen, Capital Kupon, Modal kecil, dikelola
Gain Capital Gain manajer investasi
Risiko Tidak Mendapat Gagal bayar Penurunan NAB, risiko
Dividen, Capital atas kupon likuiditas
Loss, Likuidasi atau
Jenis Saham Biasa, pokok, capital Reksa Dana Pendapatan
Saham loss Tetap, Reksa Dana
Preferen Obligasi Saham, Reksa Dana Pasar
Korporasi,Obligasi Uang, Reksa Dana
Pemerintah Campuran
Mekanisme Pasar Sekunder Diperdagangkan Diperdagangkan di Luar Bursa
Perdagangan di di Bursa Efek (over the counter)
Pemegang dana kembali ke Reksa Dana (redemption)
Reksa menjual Penerbit
CHAPTER
MANAJEMEN
7 PIUTANG
USAHA
PENDAHULUAN
Kebijakan pengumpulan piutang dan pemberian kredit meliputi
kualitas rekening yang diterima, periode kredit yang diberikan, potongan
tunai yang diberikan, biaya pengumpulan piutang dan faktor lainnya. Pada
dasarnya, keputusan ini menyangkut trade off antara keuntungan
tambahan dan biaya tambahan yang disebabkan oleh perubahan dalam
salah satu atau kombinasi elemen-elemen tersebut.
Dengan melonggarkan persyaratan pemberian kredit penjualan di-
harapkan akan meningkat, yang berarti laba juga akan meningkat, tetapi di
samping itu perusahaan menanggung tambahan biaya lain, seperti bad
debt yang semakin besar, piutang yang makin besar (karena jumlah
144 Chapter 7
Manajemen Modal Kerja Perusahaa n
360× Average
= receivables Net
credit sales
Penyelesaiannya:
100.000
Receivables Turnover: = 4×
25.000
360 hari
Average collection days: = 90 hari
4×
Kesimpulan:
Dari perhitungan tersebut tampak bahwa pada tahun 2010
perusahaan telah meningkatkan intensitas penarikan piutangnya, sehingga
ada peningkatan perputaran dari hanya 4× dalam setahun menjadi 5×
dalam
setahun. Dengan perkataan lain periode pengumpulan piutang relatif
lebih cepat dari 90 hari pada tahun 2009 menjadi 72 hari. Peningkatan
pengumpulan piutang menjadi indikator bahwa likuiditas perusahaan
menjadi lebih baik, ketersediaan kas untuk diinvestasikan menjadi terbuka
dan pada akhirnya ada signal pasar yang baik bahwa produk perusahaan
pada saat ini lebih disukai.
Soal 2.
Budget skedul pengumpulan piutang:
Suatu perusahaan mempunyai rencana penjualan atas dasar estimasi akhir
bulan sebagai berikut:
Waktu Taksiran
Penjualan Agustus September Oktober
Penjualan
Juli 28.000,- 24.696,-*) 2.800,-**) ---
Agustus 35.000,- --- 30.870,- 3.500,-
September 42.000,- --- --- 37.044,-
Σ Piutang terkumpul 24.696,- 33.670,- 40.544,-
Soal 3.
Perusahaan ABC menjual barang dagangannya secara kredit dengan
persyaratan penjualan 1/30 net 90. Penjualan yang bisa direalisir adalah
sekitar 100.000 unit per bulan, dengan harga jual Rp 100,- per unit dengan
harga belinya Rp 80,00,-/unit. Piutang yang tidak terbayar diperkirakan
sebesar 0,50% dari penjualan dari pengalaman. Dari pengalaman, ternyata
tidak ada pembeli yang memanfaatkan discount, yang mengakibatkan
periode pengumpulan piutang menjadi 90 hari.
a. Berapa keperluan dana untuk membelanjai piutang tersebut?
b. Apabila biaya modal adalah 20%, maka besarnya biaya modal (Rp)
yang harus ditanggung adalah?
c. Sekarang misalkan perusahaan mengubah persyaratan penjulanya
menjadi 3/30 net 90. Diperkirakan 30% pembeli akan memanfaatkan
discount dan sisanya membayar pada hari ke-90. Berapa rata-rata hari
pengumpulan piutang dengan perubahan tersebut?
d. Apabila penjualan dianggap tidak berubah (baik setelah perubahan
kebijakan maupun sebelumnya), berapa perusahaan bisa menghemat
(menambah) keperluan dana untuk piutang?
e. Apakah persyaratan penjualan 3/30 net 90 lebih baik dari pada 1/30
net 90?
Penyelesaiannya:
a. Penjualan yang dicapai dalam satu tahun:
= (12 × Rp 100,-/unit) × 100.000 unit/bulan
= Rp 120.000.000,-
Perputaran piutang = 360/90 = 4 kali dalam setahun
Rata-rata piutang = Rp 120.000.000/4
= Rp 30.000.000,-
Dana yang diperlukan untuk membelanjai piutang sebesar:
= 0,8 × Rp 30.000.000
= Rp 24.000.000,-
b. Biaya modal (dalam Rp) yang harus ditanggung adalah:
= 20% × Rp 24.000.000,-
= Rp 4.800.000,-
c. Rata-rata hari pengumpulan piutang:
= (30% × 30 hari) + (70% × 90 hari)
= 72 hari
d. Perputaran piutang = 360/72 hari
= 5 kali
Rata-rata piutang = Rp 120.000.000/5 kali
= Rp 24.000.000,-
Dana yang diperlukan = 0,8 × Rp 24.000.000
= Rp 19.200.000,-
Penghematan dana = Rp 24.000.000 – Rp 19.200.000
= Rp 4.800.000,-
e. Penghematan dana sebesar Rp 4.800.000 berarti bisa menghemat
biaya dana sebesar 20% × Rp 4.800.000 = Rp 960.000,-.
Soal 4.
Suatu perusahaan memperoleh contribution margin untuk setiap unit
penjualan Rp 1.500,-. Biaya variabelnya adalah Rp 2.500,-. Tingkat
keuntungan yang disyaratkan adalah 20%. Data lain yang tersedia adalah
sebagai berikut:
Penyelesaiannya:
Biaya penerimaan = probabilitas bad debt (biaya variabel per unit)Q +
(keuntungan yang disyaratkan) (rata-rata periode pengumpulan/360)
(biaya variabel)Q + rata-rata biaya pengumpulan
di mana Q adalah jumlah unit yang dipesan
PENDAHULUAN
Inventory merupakan salah satu elemen utama dalam modal kerja
yang selalu dalam keadaan berputar. Penentuan besarnya persediaan dan
alokasi dalam persediaan merupakan masalah yang penting sehubungan
mempunyai efek langsung terhadap keuntungan perusahaan, ini berarti
adanya kesalahan dalam penetapan besarnya penanaman dalam
persediaan akan berdampak pada keuntungan.
Penanaman dana yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan
akan memperbesar cost of capital (biaya penyimpanan, kerusakan, usang,
dan sebagainya) yang kesemuanya akan memperkecil keuntungan
perusahaan. Sebaliknya, penanaman terlampau kecil akan menekan
keuntungan juga, karena perusahaan tidak dapat bekerja dengan luas
produksi yang optimal,
2×R×S
Q=
P×I
di mana:
Q = jumlah kuantitas pesanan yang paling ekonomis (EOQ)
R = jumlah dalam unit yang dibutuhkan dalam satu periode tertentu
S = biaya pesanan
P = harga pembelian persediaan
I = persentase biaya simpan
Syarat berlakunya rumus tersebut ialah apabila harga pembelian per
unitnya adalah sama untuk setiap pembelian.
Asumsi model EOQ:
Jumlah kebutuhan bahan mentah sudah dapat ditentukan lebih dahulu
secara pasti untuk penggunaan selama satu tahun atau satu periode
Penggunaan bahan selalu pada tingkat yang konstan secara kontinyu
Pesanan persis diterima pada saat tingkat persediaan sama dengan nol
atau di atas safety stock
Harga konstan selama periode tersebut
ROP = L × QROP = L × Q
Keterangan:
L = Lead time
Q = Pemakaian rata-rata (per hari, per minggu, atau per bulan)
Q*
Inventory level (units)
Slope = units/day = d
ROP
(units)
Time (days)
Lead time = L