1
(Yang dimaksud dengan “badan usaha” tersebut termasuk
badan usaha milik desa.)
PP Nomor 19 Tahun 2021 Pasal 18 Ayat 1 Pihak yang Berhak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 Menteri
Tentang meliputi perseorangan, badan hukum, badan sosial, badan ATR/BPN
PENYELENGGARAAN keagamaan, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
PENGADAAN TANAH pemerintah desa, Bank Tanah, badan usaha milik negara,
BAGI PEMBANGUNAN badan usaha milik daerah, dan badan usaha milik desa yang
UNTUK memiliki atau menguasai Objek Pengadaan Tanah sesuai
KEPENTINGAN dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
UMUM
Pasal 26 Ayat 1 Pemilik bangunan, tanaman, atau benda lain yang berkaitan
dengan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat
(2) huruf h berupa perseorangan, badan hukum, badan
sosial, badan keagamaan, Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, pemerintah desa, Bank Tanah, badan usaha milik
negara, badan usaha milik daerah, dan badan usaha milik
desa yang memiliki bukti yang diterbitkan oleh pejabat
yang berwenang yang membuktikan adanya penguasaan
atas bangunan, tanaman, atau benda lain yang berkaitan
dengan tanah.
Pasal 43 Ayat 1 Proses penyelesaian perubahan status atas Objek Pengadaan
Tanah yang berstatus kawasan hutan atau izin alih status
penggunaan/pelepasan aset atas tanah kas desa, tanah
wakaf, tanah ulayat, dan/atau tanah aset Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, badan usaha milik negara, badan usaha
milik daerah, atau badan usaha milik desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 40, Pasal 41 dan Pasal 42 harus
dilakukan sampai dengan Penetapan Lokasi.
Pasal 84 Ayat 1 Pelepasan Hak Objek Pengadaan Tanah yang
dimiliki/dikuasai Pemerintah Pusat/Pemerintah
Daerah/badan usaha milik negara/ badan usaha milik
2
daerah/badan usaha milik desa tidak diberikan Ganti
Kerugian, kecuali:
a. Objek Pengadaan Tanah yang dipergunakan sesuai
dengan tugas dan fungsi pemerintahan;
b. Objek Pengadaan Tanah yang dimiliki/dikuasai oleh
badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah/badan
usaha milik desa;
c. Objek Pengadaan Tanah kas desa; dan/atau
d. Objek Pengadaan Tanah dalam Pengadaan Tanah bagi
pembangunan untuk Kepentingan Umum yang dilaksanakan
oleh Badan Usaha.
Pasal 138 Dalam hal objek pembangunan untuk Kepentingan Umum
dan Proyek Strategis Nasional/non Proyek Strategis
Nasional seluruhnya merupakan tanah/aset instansi
pemerintah/Pemerintah Daerah, badan usaha milik negara,
Bank Tanah, badan usaha milik daerah, badan usaha milik
desa yang di atasnya terdapat penguasaan pihak lain atau
penggarapan, diselesaikan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai penanganan
dampak sosial kemasyarakatan.
PP Nomor 23 Tahun 2021 Pasal 99 Ayat 3 Dalam hal pemegang Persetujuan Penggunaan Kawasan Menteri LHK
Tentang Hutan merupakan instansi pemerintah, badan usaha milik
PENYELENGGARAAN negara, badan usaha milik daerah, atau badan usaha milik
KEHUTANAN desa, jangka waktu pelaksanaan tata batas sebagaimana
dimaksud pada ayat (21 dapat diperpanjang untuk jangka
waktu paling lama 1 (satu) tahun.
Pasal 163 Ayat 2 Perizinan Berusaha Pengolahan Hasil Hutan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dapat diberikan kepada:
a. Perseorangan;
b. Koperasi;
c. badan usaha milik desa;
3
d. badan usaha milik swasta;
e. badan usaha milik daerah; atau
f. badan usaha milik negara.
Pasal 163 Ayat 3 Perizinan Berusaha pengolahan kayu bulat menjadi produk kayu
gergajian dengan kapasitas produksi kurang dari 2.000 m3 (dua ribu
meter kubik) pertahun dan/atau Pengolahan Hasil Hutan bukan kayu
dengan skala usaha kecil, hanya diberikan kepada:
a. Perseorangan;
b. Koperasi;
c. atau badan usaha milik desa
PP Nomor 29 Tahun 2021 Pasal 71 Ayat 1 Menteri menata dan/atau membangun Pasar Rakyat yang Menteri
Tentang dikelola oleh Pemerintah Daerah, swasta, badan usaha milik Perdagangan
PENYELENGGARAAN negara, badan usaha milik daerah, badan usaha milik desa,
BIDANG dan/atau koperasi.
PERDAGANGAN
Pasal 76 Ayat 1 Implementasi manajemen pengelolaan Pasar Rakyat yang
profesional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 ayat (2)
huruf b dapat dilakukan bekerja sama dengan swasta, badan
usaha milik negara, badan usaha milik daerah, badan usaha
milik desa, dan/atau koperasi dan/atau menunjuk perangkat
daerah.
PP Nomor 30 Tahun 2021 Pasal 17 Ayat 1 Uji tipe sebagaimana dimaksud dalam Pasal 121 ayat (3) Menteri
Tentang huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 20l2 tentang Perhubungan
PENYELENGGARAAN Kendaraan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat melalui unit
BIDANG LALU pelaksana pengujian tipe Kendaraan Bermotor dan dapat
LINTAS DAN dikerjasamakan dengan badan usaha milik negara, badan
ANGKUTAN JALAN usaha milik daerah, badan usaha milik desa, dan swasta.
Pasal 17 Ayat 3 Uji tipe Kendaraan Bermotor yang dapat dikerjasamakan
dengan badan usaha milik negara, badan usaha milik
daerah, badan usaha milik desa, dan swasta sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berupa kegiatan:
4
a. pembangunan, pemeliharaan, perawatan, dan perbaikan
fasilitas pengujian tipe Kendaraan Bermotor; dan/atau
b. pengadaan, pemeliharaan, perawatan, perbaikan,
penggantian, dan kalibrasi peralatan uji tipe Kendaraan
Bermotor.
Pasal 23 Ayat 3 Untuk penyediaan fasilitas, peralatan pengujian, dan/atau
tenaga penguji yang memiliki kompetensi, unit pelaksana
uji tipe dapat bekerjasama dengan badan usaha milik
negara, badan usaha milik daerah, badan usaha milik desa,
dan swasta
Pasal 23 Ayat 5 Perawatan dan/atau perbaikan serta kalibrasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dapat dikerjasamakan dengan badan
usaha milik negara, badan usaha milik daerah, badan usaha
milik desa, dan swasta.
Pasal 36 Ayat 4 Dalam hal Pemerintah Pusat sebagai penyelenggara
Terminal sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
pelaksanaannya dapat dikerjasamakan dengan badan usaha
milik negara, badan usaha milik daerah, badan usaha milik
desa, koperasi, dan swasta.
Pasal 39 Ayat 2 Pembangunan Terminal Penumpang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat dikerjasamakan dengan badan usaha
milik negara, badan usaha milik daerah, badan usaha milik
desa, koperasi, dan swasta sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 40 Ayat 3 Perencanaan dan pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf a dan huruf b dapat dikerjasamakan dengan
badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, badan
usaha milik desa, dan swasta.