Anda di halaman 1dari 10

“PERAN MAHASISWA DALAM PENANGGULANAN COVID 19”

DISUSUN OLEH:

FURQAN

Email:furqansj33@gmail.

PENDAHULUAN

Pada 2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo mengumumkan telah terjadi kasus
Covid-19 di Indonesia. Pemerintah telah melakukan upaya melalui "Work from
Home" (WFH) untuk mencegah penyebaran virus yang cepat, artinya semua
pekerjaan dilakukan di rumah. Hingga sampai saat ini Indonesia masih
menerapkan WFH artinya Indonesia masih belum bisa sepenuhnya memutus rantai
selama satu tahun atau setidaknya belum bisa mengendalikan penyebaran virus.

Selama satahun pandemi COVID-19 di Indonesia, tidak ada indikasi penyebaran


virus dapat dikendalikan, dan kasus baru terus meningkat setiap hari. Pemerintah
telah mengeluarkan kebijakan untuk mengawasi satu per satu, namun belum ada
cara efektif untuk memutus rantai penularan COVID-19. Angka penularan kasus
COVID-19 di Indonesia sangat tinggi, yakni mencapai 1 juta atau 1.012.350 pada
Selasa (26/1/2021). Data tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara COVID-19
tertinggi keempat di Asia.

Dampak dari kasus COVID-19 ini menghambat aktivitas masyarakat yang


biasanya bekerja di luar ruangan, masuk ke dalam ruangan dan mahasiswa juga
terkena dampaknya yaitu melakukan pembelajaran secara online, dan
melaksanakan kegiatan belajar secara online. Ketika pembelajaran online sudah
dilaksanakan bukan berarti mahasiswa tidak bisa melakukan kegiatan yang
produktif. Sangat disayangkan apabila mahasiswa hanya melakukan kesibukannya
dengan mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen dan menonton film untuk
mengisi waktu luangnya. Mahasiswa tidak hanya harus belajar di dalam kelas,
tetapi mahasiswa juga harus belajar dari lingkungan sekitar dan menerapkan apa
yang telah dipelajari.

beberapa peran mahasiswa di antaranya yaitu peranan moral, peranan sosial, dan
peranan intelektual. Peran moral berarti mahasiswa dituntut untuk memikul
tanggung jawab moral terhadap dirinya sendiri yang akan diterapkan dalam
kehidupan dan tanggung jawab moral masyarakat di masa yang akan datang. Peran
sosial artinya dimanapun mahasiswa berada, bagaimanapun perilakunya tidak
hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri, tetapi juga bermanfaat untuk lingkungan
sekitarnya. Dan peran intelektual, artinya mahasiswa harus menyadari bahwa
fungsi dasar mahasiswa adalah menguasai ilmu dan memberikan perubahan yang
lebih baik dengan kecerdasannya selama menempuh pendidikan.

Di era pandemi COVID-19, peran mahasiswa sangat penting, salah satu hal yang
dapat dilakukan mahasiswa adalah melakukan sosialisasi dan edukasi tentang tata
cara kebersihan pencegahan COVID-19. Pemerintah provinsi di kabupaten/kota
telah membuat gerakan dengan melibatkan mahasiswa untuk ikut melakukan
sosialisasi dan edukasi terhadap masyarakat yang berkaitan dengan masalah wabah
COVID-19. Berbagai kegiatan yang bisa dilakukan para mahasiswa, seperti :
sosialisasi penggunaan masker, cuci tangan, sosialisasi jaga jarak fisik.
PEMASALAHAN

SIAPA (organisasi kesehatan dunia) telah menetapkan wabah virus korona sebagai
pandemi global, termasuk di Indonesia sebagai salah satu negara paling luas,
dimana angka korban terus bertambah dengan penyebaran dan penyebaran yang
semakin cepat dan meluas. Kasus pertama Virus Corona pertama kali di umumkan
langsung oleh Presiden Jokowi di Istana Presiden pada tanggal 2 Maret 2020
dengan adanya kasus dua orang yang terinfeksi. Perkembangan virus ini cukup
pesat sehingga kasus-kasus orang positif yang terinfeksi setiap hari semakin
meningkat, baik itu maupun daerah yang terjangkit virus.

Indonesia sudah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar di


beberapa daerah yang padat penduduk. Namun, angka yang terinfeksi masih
meningkat. Masih banyak masyarakat yang tidak mematuhi peraturan PSBB yang
dinilai sebagai salah satu penyebab. Dalam menangani kasus Covid-19 ini yang
menjadi garda terdapat adalah para dokter dan tenga medis, namun untuk
mengatasi masalah yang terjadi saat ini harus dari semua elemen di masyarkat
termasuk para generasi muda. Semua warga negara Indonesia punya peran dan
punya tugas dalam membantu menghadapi Covid-19, begitu pula untuk generasi
muda. Peran generasi muda ini sangat besar, diharapkan para generasi muda dapat
berperan sebagai agen perubahan. Maka disinilah peran generasi muda, sebagai
sosok yang muda, yang dinamis, yang penuh energi, yang optimis,

Salah satunya dengan tetap dirumah, menjaga jarak dan fisik serta menggunakan
masker dan sering cuci tangan dengan sabun atau bergabung sebagai relawan
Covid-19 baik secara swadaya maupun bergabung dengan BNPB. Menjadi
penggerak Social Distancing, lakukan social distancing sebaik-baiknya. Jaga jarak
minimal 1 (satu) meter. Serangkaian tindakan social distancing diprediksi dapat
mencegah orang sakit untuk melakukan kontak dengan orang lain, dan yang
terpenting adalah mengurangi atau menekan penyebaran COVID-19.
Bahkan, Presiden RI pun sudah menghimbau masyarakat untuk belajar, bekerja
dan beribadah di rumah. Kenyataannya, masih ada pihak-pihak yang 'ngeyel'
dengan himbauan social distancing. Sebagian pihak menganggap bahwa kebijakan
pemerintah untuk meliburkan sekolah di beberapa wilayah menjadi kesempatan
emas untuk berlibur bersama keluarga. di sinilah peran pemuda untuk membantu
orang-orang di sekitar kita meninggalkan 'kekolotan' mereka. Revolusi mental itu
penting. Pentingnya pentingnya, hal itu harus dimulai dari diri kita sendiri dan
sebarkan kepada orang-orang terdekat kita. beri edukasi kepada keluarga, teman-
teman terdekat kamu Sampaikan kepada mereka secara baik-baik bahwa Covid-19
ini bukan hal yang patut diremehkan. Ingatlah bahwa dengan menerapkan dan
selalu mengingatkan orang-orang terdekat akan pentingnya hal itu harus dimulai
dari diri kita sendiri dan sebarkan kepada orang-orang terdekat kita. beri edukasi
kepada keluarga, teman-teman terdekat kamu Sampaikan kepada mereka secara
baik-baik bahwa Covid-19 ini bukan hal yang patut diremehkan.

Ingatlah bahwa dengan menerapkan dan selalu mengingatkan orang-orang


terdekat akan pentingnya hal itu harus dimulai dari diri kita sendiri dan sebarkan
kepada orang-orang terdekat kita. beri edukasi kepada keluarga, teman-teman
terdekat kamu Sampaikan kepada mereka secara baik-baik bahwa Covid-19 ini
bukan hal yang patut diremehkan. Ingatlah bahwa dengan menerapkan dan selalu
mengingatkan orang-orang terdekat akan pentingnya social distancing , kamu
sedang melindungi mereka dan ikut andil dalam mencegah penyebaran virus ini.

Pemuda diharapkan untuk menjadi agen perubahan, yaitu pihak yang mendorong
terjadinya transformasi dunia ini ke arah yang lebih baik melalui efektifitas,
perbaikan dan pengembangan. Melalui teknologi, gencarkan, ajak dan galakan
edukasi semasif mungkin. Himbau sesering mungkin tindakan-tindakan
pencegahannya. Jelaskan dan ingatkan selalu pentingnya stay at home. Jadilah
relawan bagi sekitar yang membutuhkan dukungan makanan dan obat-obatan yang
menjaga menjaga menjaga lingkungan sosial. Minta bantuan keluarga, teman, dan
tetangga untuk membantu atau menggunakan layanan online, Hubungi RT/RW
setempat. Penting untuk dapat menghubungi dan minta tolong bantu orang lain
untuk mengatur pengiriman makanan, obat dan kebutuhan lainnya, serta ikut
memperhatikan kondisi fisik dan mental Anda. Cari dukungan dari teman,
keluarga, dan jaringan sosial lainnya. Usahakan untuk tetap berhubungan dengan
orang-orang di sekitar anda melalui telepon dan media sosial platform. Menurut
data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pemuda Indonesia mencapai 64,19 juta
jiwa. Dengan jumlah pemuda yang sangat banyak, seharusnya kita memberikan
kontribusi yang lebih dalam memerangi COVID-19.

METODE PENELITIAN

Virus corona tergolong jenis baru dan kemunculannya terjadi pada desember 2019
di kota Wuhan, Cina . Jika manusia terinfeksi akan menyebabkan penyakit infeksi
saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga menyebabkan kematian pada lansia atau
orang yang mempunyai riwayat penyakit kronis (Li et al., 2020). Penyebarannya
terbilang cukup luas dan cepat karena bisa menyebar melalui tetesan kecil (droplet)
dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin (Manoj et al., 2020). Dampak
yang ditimbulkan oleh virus corona ini sangat besar dan berpengaruh terhadap
aktivitas sehari-hari khususnya dalam dunia pendidikan.

Di india prosedur penerimaan calon peserta didik berbagai sekolah, perguruan


tinggi, dan lembaga pendidikan ditunda. Mahasiswa yang baru lulus mungkin
menghadapi kesulitan dalam mencari pekerjaan (Bokde et al., 2020). Untuk
mengantisipasi dan mengurangi penyebaran virus corona, pemerintah
memberlakukan sistem Lockdown yang sudah dilakukan disetiap daerah.

Dengan memberikan kebijakan membatasi aktifitas keluar rumah, kegiatan sekolah


dirumahkan, bekerja dari rumah (work from home) (Yunus & Rezki, 2020). Untuk
memutus penyebaran virus corona, berbagai Negara mulai menggantikan proses
belajar mengajar konvensional disekolah dengan pembelajaran daringDalam
beberapa penelitian sebelumnya, sudah banyak membahas mengenai bagaimana
mengkombinasikan penelitian metode pembelajaran FTF dengan pembelajaran
jarak jauh berbasis e-lerarning yang telah dilakukan jauh sebelum kasus virus
corona terjadi (Alaneme et al., 2010).
Dari korespondensi dasar melalui layanan pos hingga berbagai alat yang tersedia
melalui internet, masyarakat telah memulai bentuk baru komunikasi selama
bertahun-tahun.Baru-baru ini di beberapa negara contohnya Georgia menjadi salah
satu dari 188 negara di seluruh dunia yang telah menangguhkan proses pendidikan,
dan beralih ke berbagai platform yang tersedia dengan dukungan pemerintah,
seperti portal online, sekolah TV dan tim Microsoft untuk sekolah umum dan
alternatif seperti zoom , Slack dan Google Meet, platform EduPage yang dapat
digunakan untuk edukasi online dan komunikasi langsung serta memberikan
contoh penggunaannya (Basilaia & Kvavadze, 2020). Dari beberapa penelitian
yang dapat ditemukan, di Indonesia perkembangan sistem pembelajaran elearning
sudah ada sekitar tahun 2015, namun masih minim perkembangannya karena
banyak yang menganggap hal ini tidak memberikan kemudahan (Asnawi, 2018).
Dalam sebuah penelitan yang menggunakan mixed methods, dengan melakukan
analisa statistik parametris dan non parametris dilanjutkan deskriptif kualitatif,
menunjukkan dalam situasi peralihan pembelajaran menggunakan metode daring
ini, diketahui bahwa sekitar 60.5 % mahasiswa siap beradaptasi dengan
penggunaan teknologi pembelajaran perkuliahan online tetapi sekitar 59.5 %
keberatan atas tugas yang diberikan dosen yang berakibat tingkat stress mahasiswa
sekitar 60 %. Dengan hal ini, pengaruh penggunaan teknologi pembelajaran online
di Indonesia sangat berdampak terhadap mental pelajar di Indonesia (Kusnayat,
2020).Dengan kebijakan stay at home yang diberlakukan oleh pemerintah,
membuat segala kegiatan yang biasa kita lakukan di luar rumah menjadi terbatas.
Seperti kegiatan pendidikan di sekolah yang terpaksa dilakukan dirumah hingga
akhir tahun 2020. Kebijakan tersebut, mendorong para tenaga pengajar mencari
inovasi baru yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran di rumah. Tidak
semua wilayah di Indonesia dapat merasakan koneksi internet tanpa terganggu dan
tidak semua peserta didik diIndonesia memiliki smartphone. Hal ini, hanya akan
memberikan dampak stress bagi peserta didik tanpa membuatnya memahami
materi pelajaran yang diberikan. Alhasil kegiatan belajar mengajar tidak terlaksana
dengan efektif seperti metode konvensional yang biasa dilakukan di sekolah karena
pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar belum mengadopsi pembelajaran.
Melalui penelitian ini diharapkan bisa mengetahui tingkat efektivitas pembelajaran
daring yang menggantikan metode pembelajaran secara tatap muka disekolah
selama pandemi covid-19 masih berlangsung dan mengevaluasi kendala yang
dihadapi selama proses pembelajaran daring dilaksanakan.
HASIL PENELITIAN

mengetahui efektivitas pelaksanaan pembelajaran daring selama COVID-19.


mengetahui kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran daring selama
COVID-19.

KESIMPULAN

Beberapa peran mahasiswa di antaranya yaitu peranan moral, peranan sosial, dan
peranan intelektual. Peran moral berarti mahasiswa dituntut untuk memikul
tanggung jawab moral terhadap dirinya sendiri yang akan diterapkan dalam
kehidupan dan tanggung jawab moral masyarakat di masa yang akan datang. Peran
sosial artinya dimanapun mahasiswa berada, bagaimanapun perilakunya tidak
hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri, tetapi juga bermanfaat untuk lingkungan
sekitarnya. Dan peran intelektual, artinya mahasiswa harus menyadari bahwa
fungsi dasar mahasiswa adalah menguasai ilmu dan memberikan perubahan yang
lebih baik dengan kecerdasannya selama menempuh pendidikan.

Di era pandemi COVID-19, peran mahasiswa sangat penting, salah satu hal yang
dapat dilakukan mahasiswa adalah melakukan sosialisasi dan edukasi tentang tata
cara kebersihan pencegahan COVID-19. Pemerintah provinsi di kabupaten/kota
telah membuat gerakan dengan melibatkan mahasiswa untuk ikut melakukan
sosialisasi dan edukasi terhadap masyarakat yang berkaitan dengan masalah wabah
COVID-19. Berbagai kegiatan yang bisa dilakukan para mahasiswa, seperti :
sosialisasi penggunaan masker, cuci tangan, sosialisasi jaga jarak fisik.

Ketika berada di lingkungan masyarakat hal yang harus diterapkan oleh


mahasiswa. Pertama jadilah warga yang kreatif dan bersifat pemimpin. Mahasiswa
berkesempatan untuk mencegah penyebaran virus ini dari diri sendiri, keluarga,
dan lingkungan sekitar. Kemudian sebagai cendekiawan, mahasiswa harus
menunjukkan hal-hal yang baik, yaitu tinggal di rumah dan ketika keluar rumah
hanya untuk kepentingan yang mendesak.

Kedua, mahasiswa dapat menggunakan media sosial untuk memulai kampanye


dengan mahasiswa lainnya di Indonesia. Mahasiswa dapat mengajak warga sekitar
melalui media sosial untuk mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan
pemerintah. Termasuk juga menggalang bantuan sosial secara mandiri untuk
masyarakat yang terdampak ekonominya akibat pandemi, serta melakukan
program membagikan masker.

Ketiga, mahasiswa dapat menjadi satuan tugas COVID-19 untuk melakukan


kegiatan sosial. Mahasiswa juga dapat menjadi relawan dan mendistribusikan
bantuan logistik dalam berbagai bentuk seperti makanan bergizi, vitamin, dan
masker.

Selain terlibat dalam kegiatan sosialisasi, edukasi dan penggalangan bantuan


sosial, peran mahasiswa khususnya mahasiswa di bidang kesehatan bisa bertindak
membantu pemerintah sebagai relawan untuk melakukan vaksinasi COVID-19
kepada masyarakat. Pemerintah sudah mengimpor vaksin dan juga memproduksi
vaksin dalam negeri. Kurang lebih sebanyak 140 juta orang akan diberikan vaksin
untuk tahap pertama. Target yang ditetapkan untuk diberikan vaksin adalah
sebanyak 70 persen penduduk Indonesia. Pemerintah berharap mahasiswa dapat
menjadi relawan untuk membantu penyuluhan dan proses vaksinasi. Vaksinasi
dilakukan sebagai upaya untuk membangun Herd Immunity.

Dengan peran dan fungsi mahasiswa tersebut, diharapkan dapat menyadarkan


mahasiswa bahwa mahasiswa dapat berperan serta dalam menangani COVID-19
dari pada hanya tinggal dirumah dan tidak menjalankan peran dan fungsinya
sebagai mahasiswa. COVID-19 memang kasus yang sangat cepat menyebar, dan
jumlah orang yang positif mengidap virus tersebut selalu meningkat. Namun hal
tersebut tidak bisa dijadikan alasan bagi mahasiswa untuk tidak menjalankan
tanggungjawabnya.

Tiga ranah peran pendidikan tinggi terutama terkait aspek pendidikan,


pembelajaran, dan pengajaran; riset dan inovasi; serta pengabdian kepada
masyarakat. Dari tiga peran sentral perguruan tinggi tersebut, memang dalam
tataran praktik dan implementasinya terjadi perbedaan antara satu kampus dan
kampus lainnya karena ada banyak faktor pendukung.

Peran dan kontribusi nyata perguruan tinggi yang lebih terkait langsung dalam
penanganan Covid-19 saat ini adalah peran yang kedua dan ketiga, khususnya
terkait dengan riset inovasi dan pengabdian kepada masyarakat. Meski demikian,
peran pertama mengenai pendidikan dan pengajaran juga tak kalah penting untuk
diadaptasi dan dikreasi sesuai dengan masalah dan kebutuhan yang dihadapi.

Bila dicermati, rasanya tidak semua orang mengetahui dan memahami bahwa
kemampuan perguruan tinggi kita juga relatif tidak sama. Bukan hanya masalah itu
terletak pada statusnya sebagai kampus negeri atau swasta, tetapi juga pada aturan,
regulasi, hingga kebijakan yang belum fleksibel untuk optimalisasi peran dan
kontribusi perguruan tinggi dalam mengatasi masalah Covid-19.
DAFTAR PUSTAKA

Arrifah, A. N. (2021). PANDEMI COVID-19.

Fitriani, N. (2020). EFEKTIF KEGIATAN MAHASISWA SELAMA PANDEMI.

Telaumbanua, D. (2020). Urgensi Pembentukan Aturan Terkait Pencegahan Covid-19 di Indonesia.


QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Agama , 12 (01),59 – 70

http://perpustakaan.upi.edu/

Anda mungkin juga menyukai