Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar peserta didik dengan
menggunakan model Discovery Learning di kelas VII B SMPN 22 Kota Bengkulu. Jenis penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan metode deskriptif. Penelitian ini terdiri dari dua siklus,
masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
refleksi. Subjek penelitian ini adalah guru dan seluruh peserta didik kelas VII B SMPN 22 Kota
Bengkulu. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar tes. Hasil analisis persentase
ketuntasan belajar peserta didik ranah kognitif yaitu 53,12% di siklus I menjadi 75% di siklus II.
Sedangkan ranah psikomotor rerata skor pada siklus I adalah 9,28 dengan kategori cukup dan
meningkat pada siklus II menjadi 10,63 dengan kategori baik. Berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang telah dilaksanakan pada Kelas VIIB SMPN 22 Kota Bengkulu dengan menerapkan model
Discovery Learning pada materi Sistem Koordinasi dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Kata Kunci : Discovery Learning dan Hasil Belajar Peserta Didik
Abstract
This research aims to describe the improvement in student learning outcomes by using the
Discovery Learning model in class of VII B of junior high school 22 Bengkulu City. This type of
research is Classroom Action Research with descriptive methods. This study consists of two cycles,
each cycle consisting of four stages, namely: the stages of planning, implementation, observation
and reflection. The subjects of this research were teachers and all students of class VII B of junior
high school 22 Bengkulu City. The research instrument used was a test sheet. The results of the
analysis of the percentage of learning mastery of cognitive students were 53.12% in the first cycle
to 75% in the second cycle. While the mean psychomotor domain score in the first cycle was 9.28
with sufficient categories and increased in the second cycle to 10.63 in the good category. Based on
Classroom Action Research (CAR) which has been carried out in Class of VIIB of junior high school 22
Bengkulu City by applying the Discovery Learning model in the material the Coordination System
can improve student learning outcomes.
Keywords : Discovery Learning and Learning Outcomes of Students
hasil belajar peserta didik kelas X (kognitif) peserta didik dihitung dengan
Semester II SMA Cerdas Murni Tembung menggunakan rumus berikut :
dengan ketuntasan klasikal 70,3 %
menjadi 75,83 %. Berdasarkan P=
permasalahan di atas peneliti akan
melaksanakan penelitian untuk
Sudijono (2014)
melakukan perbaikan pembelajaran
dengan judul penelitian “Penerapan Keterangan :
Model Pembelajaran Discovery Learning ∑x : Jumlah peserta didik yang berada
untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA di bawah/di atas KKM
Peserta didik Kelas VIIB SMPN 22 Kota N : Jumlah seluruh peserta didik
Bengkulu”. P : Persentase ketuntasan hasil
belajar peserta didik
METODE
Jenis penelitian yang digunakan Menurut ketentuan yang
adalah penelitian tindakan kelas (PTK) ditetapkan SMPN 22 Kota Bengkulu,
(Kunandar, 2013). Metode penelitian yang peserta dikatakan tuntas pada mata
digunakan dalam penelitian ini adalah pelajaran IPA biologi apabila KKM ≥73.
metode deskriptif (Sugiyono, 2017). Sedangkan pada ketuntasan belajar
Subyek penelitian ini adalah guru dan kalsikal, peserta didik dikatakan tuntas
peserta didik. Guru IPA dan peneliti belajarnya apabila ≥70% dari jumlah
berkolaborasi untuk mencapai hasil peserta didik telah memperoleh nilai ≥73.
belajar yang optimal. Sedangkan peserta
didik dalam penelitian ini adalah seluruh Adapun teknik dalam menganalisis
peserta didik kelas VIIB SMPN 22 Kota data observasi menggunakan rumus
Bengkulu. Peserta didik berjumlah 32 berikut ;
orang, terdiri dari 19 peserta didik laki- Rata-rata skor =
laki dan 13 peserta didik perempuan.
Teknik yang digunakan untuk Arikunto (2010)
mengumpulkan data pembelajaran dalam Skor tertinggi = Jumlah aspek yang
penelitian ini adalah teknik observasi dan diamati X Skor tertinggi
tes. Sedangkan instrumen yang digunakan
tiap aspek
adalah lembar observasi dan lembar tes.
Lembar observasi psikomotor peserta Skor terendah = Jumlah aspek yang
didik digunakan untuk mengobservasi diamati X Skor terendah
penilaian hasil belajar peserta didik ranah tiap aspek
psikomotor dalam kegiatan pembelajaran Selisih skor = Skor Tertinggi- Skor
dengan model Discovery Learning. Terendah
Bentuk tes yang digunakan dalam
Kisaran nilai tiap kriteria =
penelitian ini adalah tes objektif. Dalam
bentuk pilihan ganda. Teknik analisis data
yang digunakan pada penelitian ini yaitu
secara deskriptif. Menurut Sudijono
(2014), untuk menentukan ketuntasan Arikunto (2010)
belajar klasikal dari data nilai hasil belajar Lembar observasi psikomotorik,
menurut Arikunto (2012) peserta didik
Pada tahap stimulasi terdapat satu terkait dengan pertanyaan yang telah
indikator kegiatan mengajar yang disampaikannya.
dilakukan oleh guru yakni guru Kegiatan tersebut sesuai dengan
memberikan pertanyaan penyelidikan pernyataan Nurgazali (2019) yang
kepada peserta didik. Aktivitas guru pada menyatakan bahwa pada tahap
tahap stimulasi di siklus I ini belum identifikasi masalah guru memberikan
berjalan dengan baik.Hal ini dikarenakan kesempatan kepada siswa untuk
salah satu dari pengamat memberikan mencari dan mengumpulkan sebanyak
skor dengan kategori cukup yang berarti mungkin masalah yang berhubungan
bahwa guru memberikan pertanyaan dengan tema yang akan dipelajari.
penyelidikan tidak berasal dari fenomena 3. Pengumpulan data
yang terjadi namun sesuai dengan topik Pada tahap pengumpulan data
pembelajaran. terdapat dua indikator kegiatan
Pertanyaan yang diberikan pada diantaranya yaitu pertama, guru
tahap stimulasi bertujuan untuk menjelaskan prosedur kegiatan pada LKPD
menimbulkan rasa ingin tahu peserta didik dan kedua, membimbing kelompok
terhadap materi yang akan dipelajari. peserta didik dalam mengumpulkan data
Sesuai dengan pernyataan Widiadnyana, diskusi materi menganai komponen biotik
dkk (2014), tahapan pertama yaitu dan abiotik pada ekosistem. Aspek guru
stimulation, dengan memberikan menjelaskan prosedur kegiatan
pertanyaan-pertanyaan yang relevan pengerjaan LKPD, di siklus I maupun siklus
dengan kehidupan sehari-hari, yang II mendapatkan skor baik. Guru
merangsang siswa untuk berpikir serta menjelaskan prosedur pengerjaan LKPD
dapat mendorong eksplorasi. Timbulnya dengan sistematis. Dari siklus I hingga
sikap keingintahuan untuk menyelidiki siklus II, seluruh kelompok peserta didik
sendiri dan tuntutan eksplorasi, maka mendengarkan penjelasan prosedur
akan mengarahkan pemikiran siswa untuk kegatan yang disampaikan guru dengan
memahami terutama tentang baik.
permasalahan yang menjadi topik Menurut Widiadnyana dkk, (2014)
pembelajaran. tahapan pengumpulan data melatih
2. Identifikasi Masalah peserta didik untuk menggunakan metode
Pada tahap identifikasi masalah ini ilmiah dalam menyelesaikan masalah,
terdapat satu indikator kegiatan mengajar sehingga tidak mudah percaya pada
guru yakni, guru mengarahkan peserta sesuatu yang belum pasti kebenarannya.
didik untuk mengemukakan pendapatnya Seluruh kelompok peserta didik aktif pada
tentang pertanyaan yang telah diberikan saat mengumpulkan data diskusi maupun
dan mengarahkan peserta didik percobaan yang dilakukan.Di siklus I
menyampaikan pendapat lain berupa peserta didik mengamati dan mencatat
masalah yang sesuai dengan pertanyaan komponen biotik dan abiotik yang ada di
guru. Sedangkan aktivitas peserta didik halaman sekolah. Sedangkan di siklus II
mengemukakan pendapat mengenai peserta didik mengamati dan mencatat
pertanyaan yang telah diberikan oleh kemungkinan rantai makanan yang terjadi
guru.Kegiatan guru baik di siklus I maupun di sawah. Hal ini sesuai dengan
di siklus II telah berjalan dengan baik. pernyataan Nurgazali (2019) bahwa dalam
Guru meminta seluruh kelompok peserta pengaplikasiannya model discovery
didik untuk mengemukakan pendapatnya