Anda di halaman 1dari 8

Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 4 (2) : 235-242 (November 2020) e-ISSN 2598-9669

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI PENERAPAN MODEL DISCOVERY


LEARNING PADA MATERI EKOSISTEM

Aulia Agrindha Ulfah1*, Dewi Jumiarni1, Yennita1


1
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pedidikan, Universitas Bengkulu
Email: aulia.agrindha@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar peserta didik dengan
menggunakan model Discovery Learning di kelas VII B SMPN 22 Kota Bengkulu. Jenis penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan metode deskriptif. Penelitian ini terdiri dari dua siklus,
masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
refleksi. Subjek penelitian ini adalah guru dan seluruh peserta didik kelas VII B SMPN 22 Kota
Bengkulu. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar tes. Hasil analisis persentase
ketuntasan belajar peserta didik ranah kognitif yaitu 53,12% di siklus I menjadi 75% di siklus II.
Sedangkan ranah psikomotor rerata skor pada siklus I adalah 9,28 dengan kategori cukup dan
meningkat pada siklus II menjadi 10,63 dengan kategori baik. Berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang telah dilaksanakan pada Kelas VIIB SMPN 22 Kota Bengkulu dengan menerapkan model
Discovery Learning pada materi Sistem Koordinasi dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Kata Kunci : Discovery Learning dan Hasil Belajar Peserta Didik

Abstract
This research aims to describe the improvement in student learning outcomes by using the
Discovery Learning model in class of VII B of junior high school 22 Bengkulu City. This type of
research is Classroom Action Research with descriptive methods. This study consists of two cycles,
each cycle consisting of four stages, namely: the stages of planning, implementation, observation
and reflection. The subjects of this research were teachers and all students of class VII B of junior
high school 22 Bengkulu City. The research instrument used was a test sheet. The results of the
analysis of the percentage of learning mastery of cognitive students were 53.12% in the first cycle
to 75% in the second cycle. While the mean psychomotor domain score in the first cycle was 9.28
with sufficient categories and increased in the second cycle to 10.63 in the good category. Based on
Classroom Action Research (CAR) which has been carried out in Class of VIIB of junior high school 22
Bengkulu City by applying the Discovery Learning model in the material the Coordination System
can improve student learning outcomes.
Keywords : Discovery Learning and Learning Outcomes of Students

PENDAHULUAN keterampilan-keterampilan yang tertuju


Menurut Suwarno (2014) kepada tujuan yang diinginkan).
Pendidikan merupakan usaha manusia Menurut Suprijono (2012) hasil
untuk membina kepribadiannya sesuai belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-
dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,
kebudayaan. pendidikan terdapat apresiasi dan ketrampilan. Dimyati dan
hubungan antara pendidik dan peserta Mudjiono (2009) juga mengatakan bahwa
didik. Dalam hubungan itu, mereka hasil belajar merupakan hasil dari suatu
memiliki kedudukan dan perasaan yang interaksi tindak belajar dan tindak
berbeda. Tetapi keduanya memiliki daya mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar
yang sama, yaitu saling mempengaruhi diakhiri dengan proses evaluasi hasil
guna terlaksananya proses pendidikan belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar
(transformasi pengetahuan dan

DOI: https://doi.org/10.33369/diklabio.4.2.235-242 235


Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 4 (2) : 235-242 (November 2020) e-ISSN 2598-9669

merupakan berakhirnya pengajaran dari Kota Bengkulu yaitu dengan melakukan


puncak proses belajar. Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Berdasarkan hasil wawancara Penelitian ini bertujuan utuk
yang dilakukan peneliti terhadap guru mendeskripsikan peningkatan hasil belajar
IPA SMPN 22 Kota Bengkulu, diperoleh peserta didik kogitif dan psikomotor. Pada
informasi seperti: (a) proses kognitif nilai siswa masih banyak di bawah
pembelajaran IPA pada kelas VIIB SMPN KKM. Sedangkan psikomotorik pada siswa
22 Kota bengkulu hanya berpusat dengan dalam proses belajar masih kurang,
guru sehingga minat belajar siswa pada karena siswa masih terpaku pada
pelajaran IPA berkurang; (b) Model penjelasan dari guru. Peneliti dan guru
pembelajaran yang digunakan yaitu telah sepakat untuk menerapkan model
model DI (direct instruction) atau discovery learning untuk melihat aktivitas
pengajaran langsung. Kemudian informasi mengajar guru dan siswa serta hasil
kendala belajar yang dialami siswa, yaitu: belajar peserta didik.
(a) siswa kurang mampu membangun Pemilihan model ini karena melihat
pengetahuan sendiri dan lebih suka kecocokan antara model discovery
mendengar ceramah dari guru, (b) hanya learning dengan materi Ekosistem.
beberapa siswa saja di kelas yang mampu Menurut Sani, Ridwan Abdul, dkk (2014)
dan berani mengemukan pendapatnya model discovery learning ini merupakan
mengenai materi pembelajaran. salah satu model pembelajaran yang
Permasalahan tersebut dapat diterapkan dan sesuai dengan
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, pendekatan saintifik, seperti kemampuan
karena saat belajar siswa lebih suka untuk bertanya, mengobservasi,
mengandalkan penjelasan dari guru saja mengumpulkan informasi, mengolah
tanpa mencari informasi untuk informasi, dan membuat kesimpulan
membangun pengetahuan sendiri. berdasarkan data atau informasi sehingga
Pembelajaran akan lebih efektif apabila dapat menemukan hubungan antar
siswa lebih aktif berpartisipasi dalam variabel atau menguji hipotesis yang
proses pembelajaran. Melalui partisipasi diajukan. Sehingga kegiatan discovery
yang lebih aktif, siswa akan dapat learning melalui kegiatan dapat
memahami pelajaran sehingga menambah pengetahuan dan
meningkatkan hasil belajarnya. keterampilan peserta didik secara
Berdasarkan hasil informasi dari guru simultan.
mata pelajaran IPA di sekolah, Model penemuan (discovery
menyatakan bahwa hasil belajar siswa learning) sangat cocok untuk di terapkan
kelas VIIB SMPN 22 Kota Bengkulu dalam dalam meningkatkan hasil belajar
aspek pengetahuan atau kognitif masih terutama siswa ditingkat SMP. Ada
kurang, hal ini karena masih banyak siswa beberapa hasil penelitian relevan yang
yang belum mencapai kriteria ketuntasan telah menggunakan model penemuan
minimal (KKM) yaitu 73. (discovery learning) sebagai model
Untuk memperbaiki dan mencapai pembelajaran untuk meningkatkan
hasil pembelajaran yang optimal, maka hasil belajar.
dilakukan kolaborasi guru IPA dengan Adapun diantaranya penelitian oleh
peneliti sebagai salah satu usaha untuk Fitri, Mariza, dkk (2015) menyatakan
meningkatkan hasil belajar siswa dalam bahwa dengan menggunakan model
pembelajaran IPA di kelas VIIB SMPN 22 Discovery Learning dapat meningkatkan

DOI: https://doi.org/10.33369/diklabio.4.2.235-242 236


Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 4 (2) : 235-242 (November 2020) e-ISSN 2598-9669

hasil belajar peserta didik kelas X (kognitif) peserta didik dihitung dengan
Semester II SMA Cerdas Murni Tembung menggunakan rumus berikut :
dengan ketuntasan klasikal 70,3 %
menjadi 75,83 %. Berdasarkan P=
permasalahan di atas peneliti akan
melaksanakan penelitian untuk
Sudijono (2014)
melakukan perbaikan pembelajaran
dengan judul penelitian “Penerapan Keterangan :
Model Pembelajaran Discovery Learning ∑x : Jumlah peserta didik yang berada
untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA di bawah/di atas KKM
Peserta didik Kelas VIIB SMPN 22 Kota N : Jumlah seluruh peserta didik
Bengkulu”. P : Persentase ketuntasan hasil
belajar peserta didik
METODE
Jenis penelitian yang digunakan Menurut ketentuan yang
adalah penelitian tindakan kelas (PTK) ditetapkan SMPN 22 Kota Bengkulu,
(Kunandar, 2013). Metode penelitian yang peserta dikatakan tuntas pada mata
digunakan dalam penelitian ini adalah pelajaran IPA biologi apabila KKM ≥73.
metode deskriptif (Sugiyono, 2017). Sedangkan pada ketuntasan belajar
Subyek penelitian ini adalah guru dan kalsikal, peserta didik dikatakan tuntas
peserta didik. Guru IPA dan peneliti belajarnya apabila ≥70% dari jumlah
berkolaborasi untuk mencapai hasil peserta didik telah memperoleh nilai ≥73.
belajar yang optimal. Sedangkan peserta
didik dalam penelitian ini adalah seluruh Adapun teknik dalam menganalisis
peserta didik kelas VIIB SMPN 22 Kota data observasi menggunakan rumus
Bengkulu. Peserta didik berjumlah 32 berikut ;
orang, terdiri dari 19 peserta didik laki- Rata-rata skor =
laki dan 13 peserta didik perempuan.
Teknik yang digunakan untuk Arikunto (2010)
mengumpulkan data pembelajaran dalam Skor tertinggi = Jumlah aspek yang
penelitian ini adalah teknik observasi dan diamati X Skor tertinggi
tes. Sedangkan instrumen yang digunakan
tiap aspek
adalah lembar observasi dan lembar tes.
Lembar observasi psikomotor peserta Skor terendah = Jumlah aspek yang
didik digunakan untuk mengobservasi diamati X Skor terendah
penilaian hasil belajar peserta didik ranah tiap aspek
psikomotor dalam kegiatan pembelajaran Selisih skor = Skor Tertinggi- Skor
dengan model Discovery Learning. Terendah
Bentuk tes yang digunakan dalam
Kisaran nilai tiap kriteria =
penelitian ini adalah tes objektif. Dalam
bentuk pilihan ganda. Teknik analisis data
yang digunakan pada penelitian ini yaitu
secara deskriptif. Menurut Sudijono
(2014), untuk menentukan ketuntasan Arikunto (2010)
belajar klasikal dari data nilai hasil belajar Lembar observasi psikomotorik,
menurut Arikunto (2012) peserta didik

DOI: https://doi.org/10.33369/diklabio.4.2.235-242 237


Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 4 (2) : 235-242 (November 2020) e-ISSN 2598-9669

berjumlah 4 butir pengamatan, skor


tertinggi tiap butir 3 dan skor terendah 12
10,63

Ketrampilan Peserta didik


Rata-Rata Skor Observasi
tiap butir 1, maka kategori penilaian untuk 9,28

pada siklus I dan II


lembar observasi psikomotor peserta didik 9
dapat dilihat pada Tabel 1 .
6
Tabel 1. Interval Kategori Penilaian Lembar
3
Observasi Hasil Belaja (Psikomotor)
0
Rentang Skor Kategori Penilaian siklus 1 siklus 2
4-6 Kurang
7-9 Cukup
10-12 Baik Gambar 2. Diagram Rata-Rata Skor Observasi
Psikomotor Peserta Didik pada
Siklus I dan II
HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun hasil dari pelaksanan Dari data observasi hasil belajar
penilaian hasil belajar ranah kognitif ranah psikomotor peserta didik (Gambar
peserta didik pada siklus I dan II dapat 2) pada siklus I diperoleh rerata skor
dilihat pada Gambar 1 : observasi untuk seluruh peserta didik
80 75 adalah 9,28 termasuk dalam kategori
cukup. Jumlah peserta didik yang
Ketuntasn Klasikal Belajar (%)

70 mendapat nilai baik dapat dilihat


60 53,12 berdasarkan lembar deskriptor observasi
50 psikomotor, di siklus I ada 14 orang dari
32 jumlah keseluruhan peserta didik kelas
40
Siklus I VIIB, dengan persentase 43,75%.
30 Sedangkan peserta didik yang mendapat
Siklus II
20 nilai cukup sebanyak 18 orang dengan
10 persentase 56,25%.
Pada siklus II terjadi peningkatan
0
dari siklus I, rerata skor observasi seluruh
Hasil Belajar
Ranah Kognitif peserta didik adalah 10,63 termasuk
kategori baik. Jumlah peserta didik yang
Gambar 1. Diagram Persentase Ketuntasan Klasikal yang mendapatkan nilai berkategori baik
Hasil Belajar Peserta Didik Ranah berdasarkan lembar deskriptor observasi
Kognitif Siklus I dan II psikomotor ada 28 orang dengan
persentase 87,5% dan jumlah peserta
didik yang medapatkan nilai cukup
Berdasarkan Gambar 1 tersebut, sebanyak 4 orang dengan persentase
diketahui bahwa hasil belajar peserta 12,5%.
didik ranah kognitif pada siklus I yaitu Pada tahap kegiatan inti
53,12 % (belum tuntas), meningkat pembelajaran, terdapat beberapa
menjadi 75 % (tuntas) pada siklus II. aktivitas guru dan aktivitas peserta didik
Kemudian hasil dari pelaksanan observasi dalam setiap sintaks pembelajaran dengan
hasil belajar ranah psikomotor peserta model pembelajaran Discovery Learning
didik pada siklus I dan II pada Gambar 2. sebagai berikut :
1. Stimulasi (pemberian rangsangan)
DOI: https://doi.org/10.33369/diklabio.4.2.235-242 238
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 4 (2) : 235-242 (November 2020) e-ISSN 2598-9669

Pada tahap stimulasi terdapat satu terkait dengan pertanyaan yang telah
indikator kegiatan mengajar yang disampaikannya.
dilakukan oleh guru yakni guru Kegiatan tersebut sesuai dengan
memberikan pertanyaan penyelidikan pernyataan Nurgazali (2019) yang
kepada peserta didik. Aktivitas guru pada menyatakan bahwa pada tahap
tahap stimulasi di siklus I ini belum identifikasi masalah guru memberikan
berjalan dengan baik.Hal ini dikarenakan kesempatan kepada siswa untuk
salah satu dari pengamat memberikan mencari dan mengumpulkan sebanyak
skor dengan kategori cukup yang berarti mungkin masalah yang berhubungan
bahwa guru memberikan pertanyaan dengan tema yang akan dipelajari.
penyelidikan tidak berasal dari fenomena 3. Pengumpulan data
yang terjadi namun sesuai dengan topik Pada tahap pengumpulan data
pembelajaran. terdapat dua indikator kegiatan
Pertanyaan yang diberikan pada diantaranya yaitu pertama, guru
tahap stimulasi bertujuan untuk menjelaskan prosedur kegiatan pada LKPD
menimbulkan rasa ingin tahu peserta didik dan kedua, membimbing kelompok
terhadap materi yang akan dipelajari. peserta didik dalam mengumpulkan data
Sesuai dengan pernyataan Widiadnyana, diskusi materi menganai komponen biotik
dkk (2014), tahapan pertama yaitu dan abiotik pada ekosistem. Aspek guru
stimulation, dengan memberikan menjelaskan prosedur kegiatan
pertanyaan-pertanyaan yang relevan pengerjaan LKPD, di siklus I maupun siklus
dengan kehidupan sehari-hari, yang II mendapatkan skor baik. Guru
merangsang siswa untuk berpikir serta menjelaskan prosedur pengerjaan LKPD
dapat mendorong eksplorasi. Timbulnya dengan sistematis. Dari siklus I hingga
sikap keingintahuan untuk menyelidiki siklus II, seluruh kelompok peserta didik
sendiri dan tuntutan eksplorasi, maka mendengarkan penjelasan prosedur
akan mengarahkan pemikiran siswa untuk kegatan yang disampaikan guru dengan
memahami terutama tentang baik.
permasalahan yang menjadi topik Menurut Widiadnyana dkk, (2014)
pembelajaran. tahapan pengumpulan data melatih
2. Identifikasi Masalah peserta didik untuk menggunakan metode
Pada tahap identifikasi masalah ini ilmiah dalam menyelesaikan masalah,
terdapat satu indikator kegiatan mengajar sehingga tidak mudah percaya pada
guru yakni, guru mengarahkan peserta sesuatu yang belum pasti kebenarannya.
didik untuk mengemukakan pendapatnya Seluruh kelompok peserta didik aktif pada
tentang pertanyaan yang telah diberikan saat mengumpulkan data diskusi maupun
dan mengarahkan peserta didik percobaan yang dilakukan.Di siklus I
menyampaikan pendapat lain berupa peserta didik mengamati dan mencatat
masalah yang sesuai dengan pertanyaan komponen biotik dan abiotik yang ada di
guru. Sedangkan aktivitas peserta didik halaman sekolah. Sedangkan di siklus II
mengemukakan pendapat mengenai peserta didik mengamati dan mencatat
pertanyaan yang telah diberikan oleh kemungkinan rantai makanan yang terjadi
guru.Kegiatan guru baik di siklus I maupun di sawah. Hal ini sesuai dengan
di siklus II telah berjalan dengan baik. pernyataan Nurgazali (2019) bahwa dalam
Guru meminta seluruh kelompok peserta pengaplikasiannya model discovery
didik untuk mengemukakan pendapatnya

DOI: https://doi.org/10.33369/diklabio.4.2.235-242 239


Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 4 (2) : 235-242 (November 2020) e-ISSN 2598-9669

learning mengembangkan cara belajar membandingkan hasil diskusi maupun


siswa aktif dengan menemukan sendiri. percobaan dengan buku/literatur lainnya.
Tahap pembuktian ini juga dilakukan
4. Pengolahan Data dengan cara peserta didik
Pada tahap pengolahan data ini mempresentasikan hasil diskusi bersama
terdapat satu indikator kegiatan guru dengan anggota kelompoknya dan guru
maupun peserta didik.Kegiatan yang menambahkan atau mengarahkan hasil
dilakukan guru adalah membimbing diskusi peserta didik ke bagian yang lebih
kelompok peserta didik dalam mengolah benar. Menurut Widiadnyana, dkk (2014)
data hasil diskusi maupun percobaan.Pada tahap verifikasi, siswa melakukan
siklus I, aktivitas guru pada tahap pembuktian, perbaikan, dan pembenaran
pengolahan data masih dinilai cukup oleh terhadap hasil yang diperoleh melalui
pengamat.Begitu pula, aktivitas peserta presentasi dan diskusi kelas. Hal ini juga
didik dalam pengolahan data. Hal ini didukung oleh Widyastuti (2015) siswa
dikarenakan pada tahap pengolahan data dapat melakukan verifikasi ke kelompok
di siklus I, hanya 3-4 kelompok peserta lainuntuk mengetahui apakah pemikiran
didik saja yang dibimbing oleh guru dalam mereka sesuai dengan kelompok lain. Dari
mengolah data hasil diskusi dan juga kegiatan ini peserta didik akan
hanya ada 3-4 kelompok peserta didik memperoleh pemahaman suatu konsep
yang menjawab pertanyaan pada LKPD yang telah dipelajari.
sesuai dengan materi dan data yang 6. Kesimpulan
diperoleh. Pada tahap kesimpulan terdapat
Pada siklus II dilakukan perbaikan satu indikator kegiatan guru yaitu, guru
berdasarkan refleksi di siklus I dimana membimbing kelompok peserta didik
guru telah membimbing seluruh kelompok untuk membuat kesimpulan hasil diskusi
peserta didik dalam mengolah data hasil maupu percobaan materi ekosistem.
percobaan mengenai rantai makanan dan Aktivitas guru pada tahap ini belum
piramida ekologi. Guru membimbing berjalan dengan baik di siklus I. Hal ini
seluruh kelompok untuk mencatat hasil dikarenakan guru hanya membimbing 3-4
pengamatan yang telah dilakukan pada kelompok untuk membuat kesimpulan
LKPD dan membimbing seluruh kelompok berdasarkan hasil dan tujuan pengamatan
menjawab pertanyaan serta membuat yang terdapat pada LKPD. Guru
kesimpulan dari hasil pengamatan yang melakukan refleksi pada tahap ini di siklus
telah didapatkan. Kegiatan yang dilakukan II, sehingga terjadi peningkatan yang
peserta didik ditahap ini adalah menjawab dapat dilihat dari perolehan skor yang
pertanyaan di LKPD.Kegiatan guru diberikan oleh dua orang pengamat dalam
maupun peserta didik sesuai dengan kategori baik pada siklus II. Hal ini
Kemendikbud (2014) pengolahan data dikarenakan guru sudah membimbing 5-6
merupakan kegiatan mengolah data dan kelompok untuk membuat kesimpulan
informasi yang telah diperoleh para siswa berdasarkan hasil dan tujuan percobaan
lalu ditafsirkan. tentang rantai makanan dan piramida
5. Verification (Pembuktian) ekologi pada Lembar Kegiatan Peserta
Pada tahap verification Didik (LKPD).
(pembuktian) terdapat satu indikator Aktivitas belajar peserta didik pada
kegiatan guru yakni, guru membimbing tahap kesimpulan pada sikus I masih
kelompok peserta didik dalam melakukan termasuk kategori cukup, karena hanya
verifikasi/pembuktian data melalui
DOI: https://doi.org/10.33369/diklabio.4.2.235-242 240
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 4 (2) : 235-242 (November 2020) e-ISSN 2598-9669

3-4 kelompok yang menyimpulkan hasil proses pembelajaran pada ranah


diskusi berdasarkan data hasil dan tujuan psikomotor. Untuk mencapai
percobaan pada LKPD.Di siklus II dilakukan tujuan pembelajaran yang lebih
perbaikan oleh guru, sehingga seluruh baik guru harus membuat proses
kelompok dapat menyimpulkan hasil belajar semenarik mugkin agar
diskusi dan tujuan percobaan pada peserta didik tertarik untuk
LKPD.Kegiatan membuat kesimpulan belajar.
dilakukan peserta didik berdasarkan
verifikasi. Menurut Kemendikbud (2014) DAFTAR PUSTAKA
tahap menarik kesimpulan adalah sebuah Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian
proses untuk merumuskan prinsip-prinsip Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
berdasarkan hasil verifikasi. Aksara.

PENUTUP Astuti, Theresia Inovia,. Irdam


Kesimpulan Idrus,.Yennita. 2018. Penerapan
Berdasarkan hasil penelitian Model Pembelajaran Discovery
bahwa penerapan model discovery Learning intuk Meningkatkan Hasil
learning dalam proses pembelajaran pada Belajar Pada Materi Biologi Siswa
materi ekosistem dapat meningkatkan SMP. Diklabio: Jurnal Pendidikan
hasil belajar peserta didik di kelas VII B dan Pembelajaran Biologi. Vol (2) 1 :
SMPN 22 Kota Bengkulu pada ranah 5-9.
kognitif dengan persentase ketuntasan
klasikal 53,12% di siklus I menjadi 75% di Fitri, Mariza dan Derlina. 2015. Pengaruh
siklus II. Pada ranah psikomotor rerata Model Pembelajaran Discovery
skor pada siklus I sebesar 9,28 dengan Learning Terhadap Hasil Belajar
kategori cukup dan meningkat pada siklus Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan
II menjadi 10,63 dengan kategori baik. Kalor. Jurnal Jurusan Fisika FMIPA
3(2): 94-95.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan
dilakukan, beberapa saran yang dapat Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
dianjurkan oleh peneliti yaitu :
1. Untuk guru biologi dalam Kemendikbud. 2014. Ilmu Pengetahuan
melaksanakan pembelajaran Alam. Jakarta: Kementrian
dengan menggunakan model Pendidikan dan Kebudayaan.
Discovery Learning, harus lebih
menguasai tahap-tahapan di Kunandar. 2013. Penelitian Tindakan
model ini terutama ditahap Kelas. Jakarta: PT Rajawali Pers.
identifikasi masalah, pembuktian
dan kesimpulan. Sani, Ridwan Abdullah dan Sudiran. 2014.
2. Untuk peneliti yang melakukan Penelitian Tindakan Kelas
penelitian selanjutnya yang Pengembangan Profesi Guru.
menggunakan model Discovery Tangerang: Tsmart.
learning ini, hendaknya harus
memperhatikan kondisi peserta
didik yang kurang aktif dalam

DOI: https://doi.org/10.33369/diklabio.4.2.235-242 241


Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi 4 (2) : 235-242 (November 2020) e-ISSN 2598-9669

Sudijono, Anas. 2014. Pengantar Evaluasi


Pendidikan. PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.

Sugiyono. 2017. Statistika Untuk


Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Suhada, Rihwan,. Irdam Idrus,. dan


Kasrina. 2019. Peningkatan Hasil
Belajar Siswa Melalui Penerapan
Model Pembelajaran Discovery
Learning. Diklabio: Jurnal Pendidikan
dan Pembelajaran Biologi. Vol (3) 1 :
32-40.

Suprijono, Agus. 2012. Cooperative


Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Suwarno, Wiji. 2014. Dasar-dasar Ilmu


Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.

Widiadnyana, I. W., Sadia, I. W., & Suastra, I.


W. 2014. Pengaruh Model Discovery
Learning Terhadap Pemahaman
Konsep IPA dan Sikap Ilmiah Siswa
SMP. Jurnal. Pembelajaran IPA. Vol
3(2) : 45.

Widyastuti, E.S. 2015. Penerapan Model


Pembelajaran Discovery Learning
Pada Materi Konsep Ilmu Ekosistem.
Prosiding Seminar Nasional. 38

DOI: https://doi.org/10.33369/diklabio.4.2.235-242 242

Anda mungkin juga menyukai