Anda di halaman 1dari 10

Binamulia Hukum Vol. 8 No.

1, Juli 2019
HAMBATAN-HAMBATAN ADOPSI ANAK DARI
PERKAWINAN CAMPURAN

Mutiarany
Fakultas Hukum Universitas Krisnadwipayana
E-mail: mutiarany@ymail.com

ABSTRAK
Hidup bersama antara seorang laki-laki dengan perempuan sebagai pasangan suami istri
dan telah memenuhi ketentuan hukumnya, lazim disebut sebuah perkawinan. Akan tetapi,
suatu perkawinan belum dikatakan sempurna, apabila suami-istri tidak dikaruniai anak.
Pengangkatan anak (adopsi) merupakan salah satu perbuatan manusia termasuk perbuatan
perdata yang merupakan bagian dari hukum kekeluargaan. Motif pengangkatan anak
bervariatif baik yang dilakukan oleh WNI maupun WNA yang melakukan perkawinan
campuran. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui aturan tentang pelaksanaan adopsi anak
dari perkawinan campuran dan hambatan-hambatan dalam pengangkatan anak tersebut
beserta solusinya.

Kata Kunci: adopsi, perkawinan campuran, hambatan.

ABSTRACT
Living together between a man and a woman as a husband and wife and fulfilled with the
legal requirements, is commonly called a marriage. However, marriage is not said to be
perfect, if the husband and wife are not blessed with children. Adoption is one of the human
actions which include civil acts which are part of family law. The motive for adoption is
varied both by Indonesian citizens and foreigners who carry out mixed marriages. This
paper aims to determine the rules for implementing the adoption of mixed marriages and the
obstacles to adopting the child and their solutions.

Keywords: adoption, mixed marriages, obstacles.

PENDAHULUAN dengan berbagai motivasi dan akibat hukum


Latar Belakang yang beraneka macam, sesuai dengan
Pengangkatan merupakan salah satu keanekaragaman golongan masyarakat atau
perbuatan manusia termasuk perbuatan sistem serta lingkaran daerah hukumnya.
perdata yang merupakan bagian hukum Dengan bertambahnya kemungkinan
kekeluargaan yang melibatkan persoalan bagi warga negara Indonesia untuk
berkaitan dengan hubungan antara manusia, bergaul dengan warga negara asing dalam
sekaligus merupakan suatu perbuatan hukum kenyataannya telah menimbulkan hasrat
yang sering terjadi, bahkan merupakan dari para warga negara asing (Barat) untuk
suatu kebutuhan masyarakat Indonesia mengangkat anak, maka makin banyak

HAMBATAN-HAMBATAN ADOPSI ANAK... (Mutiarany) 51


Binamulia Hukum Vol. 8 No. 1, Juli 2019
terjadi pengangkatan anak-anak Indonesia pada suatu rangkaian kejadian hubungan
oleh warga negara asing (Barat) yang kekeluargaan yang menunjukkan adanya
menimbulkan permasalahan pengangkatan kesungguhan, cinta kasih, dan kesadaran
anak antar negara “Inter State” atau “Inter yang penuh akan segala akibat hukum dari
Country” dan semuanya dimintakan pengangkatan anak tersebut.
pengesahannya kepada Pengadilan Negara.1 Berdasarkan yang telah diuraikan
Maka dikeluarkanlah Surat Edaran sebelumnya, permasalahan yang diteliti
Mahkamah Agung (SEMA) RI yang diidentifikasikan dalam tulisan ini sebagai
ditujukan sebagai pedoman untuk dasar berikut:
pertimbangan hakim dalam memberikan 1. Hambatan apa yang dihadapi dalam
putusan pengadilan. pelaksanaan adopsi anak dari
Munculnya SEMA RI No. 6 Tahun perkawinan campuran dan bagaimana
1983 tentang Penyempurnaan Surat Edaran solusinya?
Nomor 2 Tahun 1979, yang dianggap perlu 2. Hambatan apa yang dihadapi setelah
oleh Mahkamah Agung untuk mengingat terjadinya adopsi anak dari perkawinan
para hakim pengadilan negeri agar campuran
memperhatikan dengan sungguh-sungguh Kerangka Teoretis
mengenai persyaratan, bentuk permohonan, Istilah pengangkatan anak berkembang
tata cara pemeriksaan dan bentuk putusan di Indonesia sebagai terjemahan dari
dari permohonan pengangkatan anak warga bahasa Inggris “Adoption,”2 yang berarti
negara Indonesia oleh orang tua warga pengangkatan anak. Pengangkatan anak orang
negara asing (Inter Country Adoption). Serta lain sebagai anak sendiri dan mempunyai hak
Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007 yang sama dengan anak kandung.3 Adapun
tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak menurut Surojo Wignjodipuro, adopsi
yang memberikan prosedur pengangkatan (pengangkatan anak) adalah suatu perbuatan
anak WNI oleh WNA. pengambilan anak orang lain ke dalam
Selain itu, dalam mengangkat anak juga keluarga sendiri sedemikian rupa, sehingga
mempunyai hambatan-hambatan tersendiri antara orang yang memungut anak dan
salah satunya yaitu yang timbul dari anak yang dipungut itu timbul suatu hukum
birokrasi itu sendiri. Oleh sebab itu, perlu kekeluargaan yang sama, seperti yang ada
diteliti pada putusan pengangkatan anak oleh antara orang tua dengan anak kandungnya
warga negara asing yang dikeluarkan oleh sendiri.4 Sedangkan menurut J.A. Nota,
Pengadilan Negeri tersebut yang merupakan memberi rumusan, bahwa “Adopsi adalah
faktor determinan (menentukan), bukanlah suatu lembaga hukum (een rechtsinstelling),
suatu perbuatan hukum yang dapat terjadi melalui nama seseorang berpindah ke

1. Muderis Zaini, Adopsi: (Suatu Tinjauan Dari Tiga Sistem Hukum), (Jakarta: Bina Aksara, 1985), hlm. 8.
2. John M. Echols, Kamus Inggris-Indonesia, ed. Hasan Shadily, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), hlm. 13.
3. JCT. Simorangkir, Kamus Hukum, (Jakarta: Aksara Baru, 1987), hlm. 4.
4. R. Soeroso, Perbandingan Hukum Perdata, (Jakarta: Sinar Grafika, 1993), hlm. 175.

52 HAMBATAN-HAMBATAN ADOPSI ANAK... (Mutiarany)


Binamulia Hukum Vol. 8 No. 1, Juli 2019
dalam ikatan keluarga yang lain (baru), dan Pengangkatan Anak memberikan
sedemikian rupa, sehingga menimbulkan pengertian bahwa “Pengangkatan
secara keseluruhan atau sebagian hubungan- anak adalah suatu perbuatan hukum
hubungan hukum yang sama seperti antara yang mengalihkan seorang anak dari
seorang anak yang dilahirkan sah dengan lingkungan kekuasaan orang tua,
orang tuanya.”5 wali yang sah, atau orang lain yang
Kedudukan manusia sebagai mahluk bertanggung jawab atas perawatan,
sosial yang suka berkelompok atau berteman pendidikan dan membesarkan anak
dengan manusia lainnya memunculkan tersebut, ke dalam lingkungan keluarga
adanya suatu hubungan antara seorang orang tua angkat.”9
laki-laki dengan perempuan. Hubungan itu 3. Definisi Perkawinan, menurut:
dapat dikatakan sebagai suatu perkawinan. a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun
Perkawinan adalah pertalian yang sah antara 1974 tentang Perkawinan adalah
seorang lelaki dan seorang perempuan ikatan lahir batin antara seorang pria
untuk waktu yang lama.6 Sedangkan apabila dan seorang wanita sebagai suami
perkawinan itu dilakukan oleh orang yang istri dengan tujuan membentuk
berlainan agama dan bangsa disebut dengan keluarga (rumah tangga) yang kekal
perkawinan campuran.7 dan bahagia berdasarkan Ketuhanan
Kerangka Konseptual Yang Maha Esa.10
Kerangka konseptual adalah rumusan b. Burgerlijk Wetboek (BW)
konsep-konsep dari variable yang diteliti, perkawinan hanya merupakan
yang digunakan oleh penulis dalam hubungan-hubungan perdata.11
penelitian ini, yaitu: 4. Definisi Perkawinan Campuran,
1. Definisi Anak, menurut: menurut:
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Undang-Undang Nomor 1 Tahun
tentang Perlindungan Anak. “Anak 1974 tentang Perkawinan Pasal 57
adalah seseorang yang belum berusia adalah “Perkawinan antara dua orang
18 (delapan belas) tahun, termasuk yang di Indonesia tunduk pada hukum
anak yang masih dalam kandungan.”8 yang berlainan, karena perbedaan
2. Definisi Pengangkatan Anak, menurut: kewarganegaraan dan salah satu pihak
Peraturan Pemerintah Nomor 54 berkewarganegaraan asing dan salah satu
Tahun 2007 tentang Pelaksanaan pihak berkewarganegaraan Indonesia.”12
5. Ibid.
6. R. Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, (Jakarta: Intermasa, 2003), hlm. 13.
7. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1986), hlm. 182.
8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (LN No. 109 Tahun 2002, TLN No. 4235), Pasal 1.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak (LN No. 123 Tahun 2007,
TLN No. 4768), Pasal 1.
10. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (LN No. 1 Tahun 1974, TLN No. 3019), Pasal 1.
11. R. Subekti, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, (Jakarta: Pradnya Paramita, 2006), Pasal 26.
12. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (LN No. 1 Tahun 1974, TLN No. 3019), Pasal 1.

HAMBATAN-HAMBATAN ADOPSI ANAK... (Mutiarany) 53


Binamulia Hukum Vol. 8 No. 1, Juli 2019
PEMBAHASAN 30 (tiga puluh) tahun dan paling tinggi
Hambatan-Hambatan dalam Pelaksanaan 55 (lima puluh lima) tahun.
Pengangkatan Anak Warga Negara 2. Untuk persyaratan umur bagi Calon
Indonesia dari Perkawinan Campuran Anak Angkat (CAA) di dalam Keputusan
Pelaksanaan pengangkatan anak warga Menteri Sosial No. 41 Tahun 1984
negara Indonesia baik yang dilakukan oleh dikatakan bahwa bagi pengangkatan
warga negara Indonesia sendiri maupun warga anak antar WNI umurnya tidak dibatasi
negara asing seperti halnya permohonan dan bagi pengangkatan anak antar negara
pengangkatan anak yang bernama Peter atau WNA diharuskan berumur kurang
Losong Aubrey, masing-masing di atur dari 5 (lima) tahun. Sedangkan dalam
dalam UU No. 54 Tahun 2007. Namun secara Peraturan Menteri Sosial yang baru
yuridis ketentuan mengenai pengangkatan memberikan persyaratan tentang umur
anak yang digunakan di dalam Pengadilan CAA yaitu belum berusia 18 (delapan
Negeri sebagai Putusan adalah SEMA No. 6 belas) tahun baik bagi pengangkatan
Tahun 1983 dan Keputusan Menteri Sosial antar WNI maupun pengangkatan antar
RI No. 41/HUK/KEP/VII/1984. negara atau WNA.
Dalam kedua peraturan tersebut Untuk contoh kasus permohonan
mengatur tentang persyaratan calon orang pengangkatan anak yang diambil dari
tua angkat dan calon anak angkat. Tapi keluarga sendiri yaitu keponakan dari sang
setelah tahun 2009, terdapat peraturan istri. Dimana orang tua kandung dari si anak
baru dari Menteri Sosial yaitu Peraturan tidak mampu secara ekonomi, dan masih
Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor: harus membiayai delapan anaknya yang
110/HUK/2009 tentang Persyaratan lain. Menurut SEMA No. 6 Tahun 1983
Pengangkatan Anak yang memberikan dan Keputusan Menteri Sosial RI No. 41/
perbedaan antara Keputusan Menteri Sosial HUK/KEP/VII/1984 salah satu syarat yang
RI No.41/HUK/KEP/VII/1984 menentukan menyebutkan bahwa pengangkatan calon
syarat calon anak angkat dan calon orang tua anak angkat hanya terbatas bagi yang berada
angkat bagi pengangkatan anak antar WNI dalam organisasi sosial. Kendati demikian,
maupun bagi antar negara atau WNA yaitu: selama belum ada ketentuan peraturan
1. Keputusan Menteri Sosial No. 41 Tahun perundang-undangan yang mengatur
1984 menyebutkan umur Calon Orang pengangkatan anak bagi anak angkat yang
Tua Angkat (COTA) antar WNI maupun tidak berada dalam organisasi sosial, maka
antar negara atau WNA minimal 25 (dua syarat tersebut masih dianggap relevan dan
puluh lima) tahun dan maksimal 45 baik untuk kepentingan anak angkat seperti
(empat puluh lima) tahun. Sedangkan dapat ditemukan dalam UU No. 23 Tahun
Peraturan Menteri Sosial baru mengenai 2002 tentang Perlindungan Anak.
persyaratan Calon Orang Tua Angkat Namun, pada praktiknya undang-
(COTA) harus berumur paling rendah undang perlindungan anak ini belum terlalu

54 HAMBATAN-HAMBATAN ADOPSI ANAK... (Mutiarany)


Binamulia Hukum Vol. 8 No. 1, Juli 2019
efektif di Indonesia. Banyak pihak-pihak yang dimaksud yaitu perkawinan yang
yang terkait seperti orang tua kandung dari dilakukan oleh dua orang kewarganegaraan
si anak sendiri, contoh kasus dari perbuatan yang berbeda yang dimana salah satunya
ini yaitu di daerah Koja dimana praktik adalah warga negara Indonesia. Perkawinan
penjualan anak sudah merupakan hal yang campuran akan muncul suatu persoalan di
legal dan lumrah. Bahkan anak yang masih bidang ilmu HATAH-intern Indonesia atau
dalam kandungan pun sudah menjadi objek Hukum Perdata Internasional Indonesia di
dari perbuatan ini demi untuk memenuhi bidang hukum keluarga yang memberikan
kehidupan ekonomi keluarga. Tidak hanya suatu penundukan diri terhadap masing-
dari orang kandung tapi dalam organisasi masing hukum yang berbeda.14
sosial pun juga yang melakukan tindakan Hambatan-Hambatan Setelah Terjadinya
penjualan anak untuk kepentingan pribadi. Pengangkatan Anak Warga Negara
Sangat disayangkan dari contoh kasus Indonesia dari Perkawinan Campuran
diatas bahwa anak dijadikan objek atau Setelah melihat permasalahan dan
alat untuk menghasilkan uang dan untuk hambatan-hambatan pada pelaksanaan
memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari pengangkatan anak (adopsi), ada juga
dari pihak-pihak yang tidak bertanggung permasalahan dan hambatan setelah
jawab. terjadinya pengangkatan anak seperti:
Selain itu, permasalahan lain 1. Pembatalan atau Pencabutan Kekuasaan
yaitu mengenai status atau kedudukan Orang Tua Angkat
kewarganegaraan anak angkat dari Dalam praktik, kemungkinan terjadi
perkawinan campuran adalah tetap diakui orang tua angkat yang diharapkan
sebagai Warga Negara Indonesia. Ketentuan dapat meningkatkan kesejahteraan
ini terdapat pada Pasal 5 Undang-Undang dan melindungi anak angkat ternyata
Nomor 12 Tahun 2006, yang menyatakan yang terjadi sebaliknya. Ketika
“Bagi anak yang belum berusia 5 (lima) tahun ternyata orang tua angkat mengalami
diangkat secara sah sebagai anak oleh WNA “error” atau dapat berupa akhlak yang
berdasarkan penetapan pengadilan, maka buruk, terkena hukuman pidana dan
status/kedudukannya “tetap diakui sebagai sebagainya. Keadaan ini yang dapat
Warga Negara Indonesia (WNI).” Walaupun mengkhawatirkan masa depan anak
terdapat persyaratan yang harus dipenuhi angkat di kemudian hari.
seperti pencatatan kelahiran dan pencatatan Pembatalan yang dimaksud di sini
pengangkatan anak di wilayah Republik yaitu pengangkatan anak yang
Indonesia yang masing-masing terdapat dilakukan tidak dengan akta notaris.
dalam Pasal 27 dan Pasal 47 UU Administrasi Pada dasarnya dalam Staatsblad 1917
Kependudukan.13 Perkawinan campuran No. 129 memandang pengangkatan
13. Anonim, “Pentingnya Akta Kelahiran Bagi Anak,” Kompas, https://nasional.kompas.com/read/2012/03/26/11181641/
pentingnya.akta.kelahiran.bagi.anak, diakses 26 Maret 2012.
14. Sudargo Gautama, Pengantar Hukum Perdata Internasional Indonesia, (Bandung: Bina Cipta, 1976), hlm. 250.

HAMBATAN-HAMBATAN ADOPSI ANAK... (Mutiarany) 55


Binamulia Hukum Vol. 8 No. 1, Juli 2019
anak didasarkan atas perjanjian, ini yang selalu terjadi di masyarakat
tetapi pengangkatan anak tidak dapat yang menimbulkan sengketa terhadap
dibatalkan dengan kesepakatan para anak tersebut. Orang tua kandung
pihak. Hal ini sesuai dengan tujuan merasa bahwa mereka mempunyai
pengangkatan anak melalui notaris hak yang penuh untuk mendapatkan
untuk memberikan kepastian hukum. kembali anaknya, namun di lain
Untuk pembatalan yang dilakukan pihak orang tua angkatlah yang telah
bagi kepentingan anak, yaitu merawat dan memberikan pendidikan,
diajukannya permohonan pencabutan dan membesarkan anak yang telah
pengangkatan anak secepatnya 2 (dua) diangkatnya itu. Untuk menyelesaikan
tahun dan selambat-lambatnya 3 (tiga) perkara ini biasanya pengadilan
tahun setelah anak itu berumur 18 memutus untuk diberikan kepada orang
(delapan belas) tahun. Pembatalan ini tua kandungnya, tapi hal ini tidaklah adil
mengakibatkan anak tersebut tidak lagi bagi orang tua angkat yang selama ini
mempunyai kedudukan hukum sebagai mengasuh dengan penuh cinta dan kasih
anak sah dari suami dan istri yang sayang. Dalam hal ini Hakim memutus
mengangkatnya. dengan melihat hal yang terbaik bagi si
Dengan mengingat bahwa pengangkatan anak serta bukti dari sebelum terlaksana
anak adalah perbuatan hukum untuk adopsi, seperti adanya surat perjanjian
mengalihkan hak anak dari lingkungan dimana orang tua kandung telah sepakat
kekuasaan keluarga orang tua, wali yang untuk menyerahkan anaknya (surat-
sah atau orang lain yang bertanggung surat di bawah tangan), akta notaris,
jawab atas perawatan, pendidikan, dan surat keterangan lainnya yang dapat
dan membesarkan anak tersebut, ke dijadikan bukti.
dalam lingkungan keluarga orang tua 3. Keimigrasian
angkatnya berdasarkan putusan atau Permasalahan yang menjadi hambatan
penetapan pengadilan dengan alasan setelah terjadinya pengangkatan anak
bila orang tua dikatakan error atau tidak mengenai keimigrasian hanya dapat
mempunyai akhlak yang baik. dirasakan pada jenis pengangkatan
2. Penuntutan dari Orang Tua Biologis/ anak warga negara Indonesia oleh
Orang Tua Kandung orang tua warga negara asing (inter
Pada saat pelaksanaan pengangkatan country adoption). Karena status
anak sudah terlaksana dan anak sudah kewarganegaraan dari anak angkat ini
mendapat perlindungan serta hidup menjadi ganda atau bipatride, maka
yang layak dengan orang tua angkatnya. anak tersebut harus dibuatkan paspor
Timbullah kasus dimana orang tua dari negara orang tua angkat atau
biologis/kandung yang menuntut untuk KITAS (Kartu Izin Tinggal Sementara)
mendapatkan anaknya kembali. Hal yang harus diperpanjang dan biayanya

56 HAMBATAN-HAMBATAN ADOPSI ANAK... (Mutiarany)


Binamulia Hukum Vol. 8 No. 1, Juli 2019
pun tidak murah. Setelah muncul UU 5. Putusnya Perkawinan Orang Tua
kewarganegaraan baru yaitu UU No. Angkat/Perceraian
12 Tahun 2006, hal itu sudah tidak Hambatan atau permasalahan terakhir
menjadi permasalahan lagi karena yaitu perceraian. Kita ketahui bila
dalam undang-undang ini memberikan perkawinan putus karena kematian
pengecualian terhadap anak yang suami atau istri yang mempunyai anak
mempunyai kewarganegaraan ganda angkat, maka kelangsungan biaya
sampai anak tersebut berumur 18 ditanggung atau menjadi tanggung jawab
(delapan belas) tahun.15 suami atau istri yang hidup. Akan tetapi
4. Perbuatan Hukum lain halnya dengan perkawinan yang
Perbuatan hukum tidak akan lepas putus akibat berceraian. Bagaimana
dari setiap orang atau subjek hukum. kelangsungan biaya pemeliharaan dan
Semakin seseorang tumbuh dewasa pendidikan anak angkat tersebut?
semakin banyak orang tersebut Dalam kasus yang sama Mahkamah
melakukan perbuatan hukum, dimana Agung telah memutus perkara cerai
dalam setiap perbuatan hukum tersebut talak dari pasangan suami istri yang tidak
terkait dengan status personal yang mempunyai anak tetapi mereka telah
akan diatur dengan hukum nasionalnya. mengangkat seorang anak yang saat itu
Apabila anak angkat diangkat oleh sudah berumur satu setengah tahun. Istri
warga negara asing dan pada saat sebagai termohon mengajukan gugatan
anak itu tumbuh dewasa, maka ia akan rekonvensi berupa iddah, uang mut’ah,
melakukan perbuatan yang dimana ia pemeliharaan anak dan harta bersama.
patuh atau tunduk pada 2 (dua) hukum MA mengabulkan gugat rekonvensi
nasional. Apabila hukum yang satu termohon berupa iddah, mut’ah, harta
bertentangan dengan hukum yang lain, bersama, dan pemeliharaan anak.
maka akan timbul kerancuan untuk Sedangkan mengenai biaya perawatan
menentukan hukum mana yang akan dan pendidikan anak, kemudian MA
diterapkan pada anak tersebut. Terkait memberikan putusan menghukum
dengan persoalan status anak angkat ini, tergugat rekonvensi (pemohon) untuk
dalam penyelesaiannya anak tersebut membayar biaya perawatan dan
diberikan pembatasan mengenai pendidikan anak angkat sebesar 1/3
usia, dimana anak yang berumur 18 (sepertiga) dari gaji yang diterima
tahun haruslah melakukan pemilihan tergugat rekonvensi setiap bulannya.
kewarganegaraan terlebih dahulu sesuai Mahkamah Agung dalam
dengan Pasal 6 UU Kewarganegaraan pertimbangannya menegaskan bahwa
baru. adanya lembaga pengangkatan anak

15. Pan Mohamad Faiz, “Status Hukum Anak Hasil Perkawinan Campuran,” Jurnal Hukum, http://jurnalhukum.
blogspot.com/2006/09/status-hukum-anak-hasil-perkawinan.html, diakses 7 Desember 2006.

HAMBATAN-HAMBATAN ADOPSI ANAK... (Mutiarany) 57


Binamulia Hukum Vol. 8 No. 1, Juli 2019
bertujuan untuk kesejahteraan anak. hambatan ini, secara yuridis ketentuan
Oleh karena dalam pengangkatan anak mengenai pengangkatan anak yang
adopsi plena hak anak angkat disamakan digunakan oleh Pengadilan Negeri
sebagai anak sendiri, maka anak angkat yaitu hanya SEMA No. 6 Tahun 1983
berhak memperoleh biaya dan warisan dan KEPMEN No. 41 Tahun 1984.
dari orang tua angkatnya. 2. Hambatan setelah terjadinya
pengangkatan anak yaitu hambatan
PENUTUP yang akan timbul setelah anak itu
Kesimpulan diangkat oleh adoptan atau orang tua
1. Karena pengangkatan anak merupakan angkatnya.
suatu perbuatan hukum, maka a. Pembatalan atau pencabutan
eksistensinya di Indonesia sebagai kekuasaan orang tua angkat ini
lembaga hukum masih belum sinkron dilakukan apabila orang tua
sehingga masalah adopsi masih angkat dikatakan “error” atau
merupakan problema bagi masyarakat tidak mempunyai akhlak baik.
terutama dalam masalah yang Demi kepentingan dan kebaikan
menyangkut ketentuan hukumnya. bagi si anak, hak orang tua angkat
Untuk itu timbullah suatu permasalahan sebagai yang bertanggung jawab
baru seperti hambatan-hambatan atas kehidupan si anak angkat
sebelum dan setelah terjadinya dicabut. Akibat dari pembatalan dan
pengangkatan. pencabutan ini, bahwa si anak tidak
Hambatan sebelum terjadinya lagi mempunyai kedudukan hukum
pengangkatan anak yaitu hambatan yang sebagai anak sah dari pasangan
terjadi dalam pelaksanaan pengangkatan suami istri yang mengangkatnya;
anak WNI dari perkawinan campuran. b. Penuntutan dari orang tua kandung/
Dalam hal ini yang menjadi persoalan asal. Pada saat pengangkatan
adalah prosedur untuk memenuhi anak sudah terlaksana dan anak
persyaratan pengangkatan anak yang mendapat perlindungan dari
dilakukan oleh WNA terhadap anak orang tua angkatnya, datanglah
WNI. Persyaratan ini dianggap agak orang tua kandung si anak dan
rumit karena selain peraturan yang ada ingin menuntut agar anak tersebut
pada SEMA No. 6 Tahun 1983 dan diberikan kembali. Oleh karena itu,
KEPMEN No. 41 Tahun 1984. Dalam sebelum melakukan pengangkatan
praktiknya, seorang adoptan atau calon anak sebaiknya seorang adoptan
orang tua angkat harus memenuhi membuat surat perjanjian dimana
ketentuan atau peraturan-peraturan lain orang tua kandung telah sepakat
selain peraturan yang telah disebutkan. untuk menyerahkan anaknya (surat-
Untuk menanggapi permasalahan atau surat di bawah tangan), akta notaris

58 HAMBATAN-HAMBATAN ADOPSI ANAK... (Mutiarany)


Binamulia Hukum Vol. 8 No. 1, Juli 2019
dan surat keterangan lainnya yang meskipun telah terjadi perceraian
dapat dijadikan bukti bila terjadinya diantara orang tua angkatnya.
permasalahan ini kelak; Saran
c. Keimigrasian, karena pengangkatan Dari permasalahan yang ada pada
ini termasuk kedalam jenis Inter pengangkatan anak akhir-akhir ini. Meski
Country Adoption, maka anak sudah ada syarat dan aturan yang berlaku
tersebut harus dibuatkan KITAS untuk mengadopsi anak, masih ada saja
(Kartu Izin Tinggal Sementara) permasalahan yang terjadi. Di antaranya
dimana untuk memperpanjang belum ada laporan secara resmi perkembangan
KITAS ini membutuhkan biaya anak setelah proses pengangkatan anak dan
yang tidak murah. Untuk itu dalam keberadaan orang tua angkat tak terpantau.
UU Kewarganegaraan memberikan Padahal prinsip adopsi adalah tidak memutus
pengecualian kepada anak yang hubungan darah dengan orang tua kandung.
diangkat oleh WNA untuk memiliki Seharusnya, mengadopsi anak dilakukan
kewarganegaraan ganda sampai dengan niat yang besar, tidak sebatas rasa
berumur 18 tahun dan setelah itu ia ingin. Selain itu, siap menghadapi risiko
harus menentukan pilihannya; calon anak angkat, apalagi anak yang
d. Perbuatan Hukum. Apabila seorang berkebutuhan khusus.
anak angkat melakukan perbuatan
hukum dimana ia memiliki DAFTAR PUSTAKA
kewarganegaraan ganda, maka Buku
timbullah suatu kerancuan untuk Echols, John M. Kamus Inggris-Indonesia.
menentukan hukum apa yang (ed) Hasan Shadily. Jakarta: Gramedia
dikenakan baginya. Oleh karena itu, Pustaka Utama. 2003.
dalam Pasal 6 UU Kewarganegaraan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
membatasi umur seorang anak Kamus Umum Bahasa Indonesia.
angkat sampai ia berumur 18 tahun Jakarta: Balai Pustaka. 1986.
dan setelah itu ia harus menentukan Gautama, Sudargo. Pengantar Hukum
kewarganegaraan apa yang akan ia Perdata Internasional Indonesia.
pilih untuk mengatasi permasalahan Bandung: Bina Cipta. 1976.
yang ada; dan Soeroso, R. Perbandingan Hukum Perdata.
e. Putusnya perkawinan orang tua Jakarta: Sinar Grafika. 1993.
angkat/perceraian. Oleh karena Simorangkir, JCT. Kamus Hukum. Jakarta:
dalam pengangkatan anak adopsi Aksara Baru. 1987.
plena hak anak angkat disamakan Subekti, R. Kitab Undang-Undang Hukum
sebagai anak sendiri, maka anak Perdata. Jakarta: Pradnya Paramita.
angkat berhak memperoleh biaya 2006.
dan warisan dari orang tua angkatnya

HAMBATAN-HAMBATAN ADOPSI ANAK... (Mutiarany) 59


Binamulia Hukum Vol. 8 No. 1, Juli 2019
__________. Pokok-Pokok Hukum Perdata.
Jakarta: Intermasa. 2003.
Zaini, Muderis. Adopsi: (Suatu Tinjauan
Dari Tiga Sistem Hukum). Jakarta: Bina
Aksara. 1985.
Perundang-Undangan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan (LN No. 1 Tahun
1974, TLN No. 3019).
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak (LN No.
109 Tahun 2002, TLN No. 4235).
Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007
tentang Pelaksanaan Pengangkatan
Anak (LN No. 123 Tahun 2007, TLN
No. 4768).
Internet
Anonim. “Pentingnya Akta Kelahiran
Bagi Anak.” Kompas. https://
nasional.kompas.com/
read/2012/03/26/11181641/pentingnya.
akta.kelahiran.bagi.anak. Diakses 26
Maret 2012.
Faiz, Pan Mohamad. “Status Hukum Anak
Hasil Perkawinan Campuran.” Jurnal
Hukum. http://jurnalhukum.blogspot.
com/2006/09/status-hukum-anak-hasil-
perkawinan.html. Diakses 7 Desember
2006.

60 HAMBATAN-HAMBATAN ADOPSI ANAK... (Mutiarany)

Anda mungkin juga menyukai