Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan
hikmah, hidayah, kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalah ini yang
berjudul “Sistem Ekskresi” ini dapat terselesaikan.
Sholawat serta salam senantiasa kita limpahkan kepada junjungan alam
nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam yang
berliku-likumenuju alam yang lurus. Amin
Saya menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan makalah ini jauh
darikesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
bisamembangun menuju kesempurnaan dari pada pembaca untuk kesempurnaan
makalah selanjutnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................2
Sistem Ekskresi Pada Manusia..................................................................2
1. Ginjal...................................................................................................3
1. Proses pembentukan urine......................................................4
2. Hal-hal yang mempengaruhi produksi urin............................5
3. Gangguan pada ginjal.............................................................6
2. Paru-paru.............................................................................................7
3. Hati......................................................................................................8
4. Kulit....................................................................................................9
1. Epidermis (kulit air)................................................................9
2. Dermis (kulit jengat) atau korium...........................................9
BAB III PENUTUP.......................................................................................11
A. Kesimpulan.........................................................................................11
B. Saran....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia melakukan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
tentu menghasilkan sampah atau limbah. Sampah atau limbah ini merupakan
sisa yang harus dibuang suaya tidak mengganggu. Begitu pula yang terjadi
pada mahluk hidup, semua mahluk hidup bisa mengeluarkan limbah mulai dari
hewan yang bersel satu sampai hewan tingkat tinggi, bahkan manusia. Dalam
proses pengeluaran limbah pada mahluk hidup memerlukan sebuah system
yang disebut system ekskresi. System ekskresi yang dimiliki setiap mahluk
hidup berbeda-beda sesuai dengan tingkatan dan konveksitas mahluk hidup.
Sistem ekskresi merupakan salah satu sistem dalam tubuh makhluk hidup.
Sistem ini bertugas mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak
diperlukan lagi oleh tubuh. Selain membuang zat-zat sisa metabolisme, sistem
ekskresi juga bisa mengatur konsentrasi garam dan air di dalam tubuh
(Riandari, 2009:251). Karena semua proses terjadi di dalam tubuh, maka sulit
untuk diamati dan dipahami jika hanya menggunakan media papan tulis dan
charta.
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah pada system ekskresi pada menusia ;
- Sebutkan alat-alat ekskresi pada manusia ?
- Bagaimanakah proses pembentukan urine didalam ginjal ?
- Gangguan-gangguan apa saja yang terjadi akibat kerusakan salah satu
bagian ginjal ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
empedu, Zat padat yaitu berupa feces, Gas berupa CO2 dan Uap air berupa H2O
(Poedjadi, 2005).
Tempat pembuangan zat-zat yang tidak berguna dalam tubuh disebut
dengan organ-organ ekskresi. Organ-organ ekskresi meliputi:
A. Ginjal
Ginjal merupakan organ ekskresi yang utama pada manusia. Ginjal adalah
memproduksi dan mengeluarkan urin dari dalam tubuh. Ginjal melakukan fungsi
yang paling penting dengan menyaring plasma dan memindahkan zat dari filtrate
pada kecepatan yang bervariasi tergantung pada kebutuhan tubuh. Ginjal
membuang zat yang tidak diinginkan dengan cara filtrasi darah dan
menyekresinya melalui urin, sementara yang dibutuhkan akan kembali ke dalam
tubuh. (Syaifuddin, 2011.253)
Lapisan ginjal bagian luar disebut kulit ginjal atau korteks, sedangkan lapisan
dalam disebut sumsum ginjal atau medulla. Lapisan paling dalam berupa rongga
ginjal disebut pelvis renalis (Guyton, 1996).
Saluran structural dan fungsional ginjal yang terkecil disebut nefron. Tiap
nefron terdiri atas badan malpighi yang tersusun dari kapsul bowman, glomerulus
yang terdapat dibagian korteks, serta tubulus-tubulus yaitu tubulus kontertus
proksimal, tubulus kontertus distal, tubulus pengumpul dan lengkung henle yang
terdapat dibagian medulla. Lengkung henle ialah bagian saluran ginjal yang
melengkung pada daerah medulla dan berhubungan dengan tubulus proksimal
maupun tubulus didaerah korteks. Pada orang dewasa panjang seluruh tubulus
kurang lebih 7,5 sampai 15 km (Cuningham, 2002).
Ginjal dilindungi oleh lemak, dan selain itu terdapat arteri ginjal yang
menyerupai darah. Ginjal mengendalikan potensial air pada darah yang
melewatinya. Substansi yang menyebabkan ketidak seimbangan potensial air pada
darah akan dipisahkan dari darah dan diekskresikan dalam bentuk urine. Contoh :
sisa nitrogen hasil pemecahan asam amino dan asam nukleat (Cuningham, 2002).
3
1. Proses pembentukan urin
Proses pembentukan urin dalam ginjal dapat dibagi menjadi 3 tahap yaitu
sebagai berikut:
a. Tahap filtrasi (penyaringan)
Filtrasi terjadi di kapsul bowman diglomerulus. Ketika darah masuk
glomerulus maka tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan
komponen-komponen yang tidak dapat larut melalui pori-pori endothelium
kapiler, glomerulus, kemudian menuju membran dasar dan melewati lempeng
filtrasi masuk kedalam ruang kapsul bowman. Hasil filtrasi glomerulus dan kapsul
bowman disebut filtrate glomerulus atau urin primer (Sherwood, 2001).
b. Tahap reabsorbsi (penyerapan kembali)
Reabsorbsi terjadi di tubulus kontertus proksimal, lengkung henle dan
sebagian tubulus kontertus distal. Reabsorbsi dilakukan oleh sel-sel epithelium
diseluruh tubulus ginjal. Za-zat yang direabsorbsi antara lain ; air, gllukosa, asam
+ + 2+ 2−
amino, ion-ion Na ,K , Ca ,Ci-, HCO3-,dan HbO4 , sedangkan urea
hanya diserap sebagian (Sherwood, 2001).
Urutan terjadinya reabsorbsi yaitu, urin primer masuk dari glomerulus
+
ketubulus proksimal. Kemudian terjadi rebsorbsi glukosa dan 67% ion Na
−
,selain itu juga terjadi reabsorbsi air dan ion Ci secara pasif. Bersamaan
dengan itu petrat menuju lengkung henle yang tengah berkurang volumenya dan
−
bersifat isotonis. Pada lengkung henle terjadi sekresi aktif ion Ci kejaringan
disekitarnya. Reabsorbsi dilanjutkan ditubulus distal. Pada tubulus ini terjadi
+
reabsorbsi Na dan air dibawah control ADH. Disamping reabsorbsi, ditubulus
4
+ +
ini juga terjadi sekresi H ,NH 4 ,urea, kreatinin dan beberpa obat-obatan pada
urin (Sherwood, 2001).
Hasil reabsorbsi ini berupa urin sekunder yang komposisinya mengandung air,
garam, urea, dan pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada
urin.
c. Augmentasi (pengumpulan)
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di
tubulus kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah
96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen
empedu yang berfungsi memberi warm dan bau pada urin. Zat sisa metabolisme
adalah hasil pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks. Zat sisa ini
sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme antara lain, CO2, H20,
NHS, zat warna empedu, dan asam urat (Cuningham, 2002).
Karbon dioksida dan air merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat
makanan yang berasal dari karbohidrat, lemak dan protein. Kedua senyawa
tersebut tidak berbahaya bila kadarnya tidak berlebihan. Walaupun CO2 berupa
zat sisa namun sebagian masih dapat dipakai sebagai dapar (penjaga kestabilan
PH) dalam darah. Demikian juga H2O dapat digunakan untuk berbagai
kebutuhan, misalnya sebagai pelarut (Sherwood.2001).
2. Hal-hal yang mempengaruhi produksi urin
Menurut Karmana (1987), Banyak sedikitnya urin seseorang yang dikeluarkan
tiap harinya dipengaruhi oleh hal-hal berikut ;
a.zat-zat diuretic
Jika banyak mengkonsumsi zat-zat diuretic (kopi, teh,alcohol)
+
maka zat terrsebut akan menghambat reabsorbsi ion H 4 ,sehingga ion
ADH berkurang sehingga reabsorbsi air terhambat dan volume urin
meningkat.
b. Suhu
Jika suhu internal dan exsternal naik diatas normal maka kecepatan
respirasi menigkat dan pembuluh kutaenius melebar. Saat volume air
turun, hormone ADH disekresikan sehingga reabsorbsi air menigkat.
5
Disamping it, penigkatan suhu merangsang pembuluh abdominal
mengerut sehingga aliran darah di glomerulus dan filtrasi menurun. Kedua
hal ini mengurangi volume ini
c.Konsentrasi darah
Konsentrasi darah dan larutan dalam darah berpengaruh terhadap
produksi urin jika kitaminum air seharian maka komsentrasi air didarah
menjadi rendahhal ini merangsang hipofisis mengeluarkan ADH.
Hormone ini meningkatkan reabsorbsi air di ginjal sehingga volume urin
turun.
d. Emosi
Enosi tertentu seperti merangsang peningkatan dan penurunan
volume urin.
3. Gangguan pada ginjal
Ginjal manusia dapat mengalami gangguan dan kelainan karena berbagai hal
antara lain : bakteri, tumor, abnormalitas bentuk ginjal/karena pembentukan batu
ginjal.
Menurut Lestari (2007), Jenis-jenis kelainan akibat kerusakan salah satu
bagian ginjal yaitu:
1. Nefritis
Nefritis merupakan kerusakan bagian glomerulus ginjal akibat alergi
racun kuman biasanya karena bakteri streptococcus. Akibat nefritis ini
seseorang akan mengalami uremia dan dedema.
2. Batu ginjal
Terbentuk karena pengendapan garam kalsium didalam rongga ginjal,
saluran ginjal dan kandung kemih. Penyebab pengendapan garam ini akibat
terlalu banyak mengkonsumsi garam mineral dan sedikit mengkonsumsi air.
i. Albuminuria
Adalah ditemukan, albumin pada urin. Adanya albumin pada urin
merupakan indikasi adanya kerusakan pada membrane kapsul endothelium
atau karena iritasi sel-sel ginjal akibat masuknya substansi seperti racun,
bakteri, eter, atau logam berat.
ii. Glikosuria
6
Adalah ditemukan glukosa pada urin. Adanya glukosa pada urin
menunjukkan bahwa terjadi kerusakan pada tabung ginjal
iii. Hematuria
Adalah ditemukan sel darah merah dalam urin. Disebabkan peradangan
pada organ urinaria atau karena iritasi akibat gesekan batu ginjal.
iv. Ketosis
Adalah ditemukan keton didalam darah. Hal ini dapat terjadi pada
orang yang melakukan diet karbohidrat.
v. Diabetes insipitus
Adalah suatu penyakit penderitanya mengeluarkan urin terlalu banyak.
Penyebab diabetes insipidus adalah kekurangan hormone ADH, hormone
ADH(anti diuretika) ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian balakang.
Komposisi urin berpariasi tergantung jenis makanan serta air yang
diminumnya. Urin normal berwarna jernih transparan sedangkan warna kuning
muda urin berasal dari zat warna empedu. Urin normal pada manusia mengandug
air, urea, asam urat, amoniak, keratin, asam laktat, asam fospat, asam sulfat,
klorida, garam-garam terutama garam dapur, dan zat-zat yang berlebihan didalam
darah misalnya vitamin C dan obat-obatan (Cuningham, 2002).
Menurut Saktiyono (2004), Dilihat dri banyaknya macam zat yang
terkandung dalam urin tersebut, maka ginjal merupakan alat pengeluaran utama.
Funfsi ginjal antara lain ;
a. Membuang sisa metabolisme dari tubuh
b. Mengatur keseimbangan air dan garam didalam darah
c. Membuang zat-zat yang berbahaya bagi tubuh, seperti obat-obatan,
bakteri dan zat warna.
d. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan
kelebihan asam atau basa serta membuang kelebihan bahan makanan tertentu
seperti gula dan vitamin.
B. Paru-paru
Karbon dioksida dan air sebagai hasil sisa metabolisme karbohidrat dan
lemak, harus dikeluarkan dari sel-sel tubuh melalui pembuluh darah,ke organ
pernapasan yaitu paru-paru. Proses pengeluaran CO2 dan H2O dari sel-sel
7
tubuh/jaringan ke paru-paru ini melalui suatu proses berantai yang cukup
kompleks yang disebut pertukaran klorida (Chloride shift). Pertukaran klorida ini
melibatkan peran sel darah merah, dan plasma darah. Jadi, materi yang
diekskresikan dari paru-paru ialah sisa metabolisme CO2 dan uap air. (Eva Latifah
Hanum, 188)
C. Hati
Sebagai alat ekskresi hati (hepar) mengeluarkan empedu ± 1/2 liter setiap
8
asam amino ornitin + urea. Ornitin yang terbentuk berfungsi mengikat NH 3
9
Dalam demis terdapat pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf,
kelenjar keringat (glandula sudorifera) serta kelenjar minyak (glandula
sebasea) yang terletak dekat akar rambut dan berfungsi meminyaki rambut.
Kelenjar keringat berupa pipa terpilin yang memanjang dari epidermis
masuk ke bagian dermis. Dari kapiler darah kelenjar keringat menyerap cairan
jaringan yang terdiri dari air dan ± 1 % larutan garam beserta urea. Cairan
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
System ekskresi pada manusia berupa ginjal, kulit, paru-paru, dan hati.
Masing-masing organ tersebut, bisa mengeluarkan sisa metabolisme dari dalam
tubuh.
Ginjal
Ginjal merupakan alat ekskresi utama berjumlah sepasang dan
terletak di kanan an kiri dekat tulang pinggang. Dalam ginjal terjadi proses-
proses pembentukan urine, yang meliputi ;
a. Tahap filtrasi ( penyaringan)
b. Tahap reabsorbsi ( penyerapan kembali)
c. Tahap augmentasi (proses pengumpulan)
Paru-paru
Paru-paru merupakan organ pernapasan dan juga organ ekskresi.
11
ornitin dan urea. Hati mengeluarkan sisa metabolisme dalam tubuh berupa
zat warna empedu.
Kulit
Kulit merupakan lapisan terluar dari tubuh kita dan termasuk salah
satu alat ekskresi. Kulit memiliki struktur yang terdiri atas lapisan epidermis
dan lapisan dermis. Pada lapisan dermis terdapat akar rambut, kelenjar
keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah dan serabut saraf. Dimana kulit
mengeluarkan sisa metabolisme berupa air, urea dan garam.
B. Saran
a. penulis berharap kritikan dari pembaca yang bersifat membangun
b. penulis juga berharap untuk makalah selanjutnya bisa lebih baik dari
sebelumnya
DAFTAR PUSTAKA
Eva Latifah Hanum, dkk, 2009, Biologi 2, Jakarta: Pusat Perbukuan Depatemen
Pendidikan Nasional.
Karmana, O., dan Anwar, A.(1987). Pegangan Pelajaran : Biologi untuk SMA
IIA2. Bandung: Ganeca Exact.
Lestari, S., et. al. (2007). IPA : Biologi Eksplorasi Kelas VIII. Klaten: Intan
Pariwara.
Purwanto, B. dan Nugroho, A. (2007). Belajar Ilmu Alam dan Sekitarnya 2. Solo:
Tiga Serangkai.
Tim IPA SMP/MTs. (2007). Ilmu Pengetahuan Alam 2. Jakarta: Galaxy Puspa
Mega. Hlm 10
12
13