Anda di halaman 1dari 13

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DALAM KURIKULUM

NASIONAL
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Desain Pembelajaran Matematika
Dosen Pengampu : Dr. Tina Sri Sumartini, M.Pd.

Disusun oleh :
Iyam Mariam (18513002)
Muhammad Yusuf (18513003)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TERAPAN DAN SAINS
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada
teman- teman yang sudah memberi dukungan dalam pembuat makalah ini. Tentunya ada hal-
hal yang ingin kami berikan, Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi
sesuatu yang berguna bagi kita semua.
Kami, sebagai penyusun makalah ini menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah yang kami
buat ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umunya.

Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Bab II Isi
A. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Dalam Kurikulum
Nasional
B. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Dalam Kurikulum Nasional
C. Prinsip Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Dalam Kurikulum Nasional
D. Langkah-langkah penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Dalam
Kurikulum Nasional
E. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Dalam Kurikulum
Nasional
F. Analisis Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Dalam Kurikulum Nasional
G. Format Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Dalam Kurikulum Nasional
BAB III Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebijakan pemerintah di bidang pendidikan telah bergulir dengan
ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP) yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana-prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.Tindak lanjut dari
SNP adalah ditetapkannya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) :
 No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi (SI);
 No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL);
 No. 24 tahun 2006 dan No. 6 tahun 2007 tentang Pelaksanaan SI dan SKL;
 No. 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah;
 No. 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah;
 No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Guru;
 No. 18 tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan;
 No. 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan;
 No. 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian;
 No. 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana Prasarana; dan
 No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses.
UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP No. 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa kurikulum pada
jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.
Pemerintah tidak lagi menetapkan kurikulum secara nasional seperti pada periode
sebelumnya. Satuan pendidikan harus mengembangkan sendiri kurikulum sesuai
dengan karakteristik dan kebutuhan serta potensi peserta didik, masyarakat, dan
lingkungannya.
Berbagai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional yang berkaitan dengan
Standar Nasional Pendidikan merupakan acuan dan pedoman dalam mengembangkan,
melaksanakan, mengevaluasi keterlaksanaannya, dan menindaklanjuti hasil evaluasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 14 tahun 2005
tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa salah satu tugas
Subdirektorat Pembelajaran – Direktorat Pembinaan SMA adalah melakukan
penyiapan bahan kebijakan, standar, kriteria, dan pedoman serta pemberian bimbingan
teknis, supervisi, dan evaluasi pelaksanaan kurikulum.
Selanjutnya, dalam Permendiknas Nomor 25 tahun 2006 tentang Rincian Tugas
Unit Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah dijelaskan bahwa rincian tugas Subdirektorat Pembelajaran – Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Atas antara lain melaksanakan penyiapan bahan
penyusunan pedoman dan prosedur pelaksanaan pembelajaran, termasuk penyusunan
pedoman pelaksanaan kurikulum.
Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan berdasarkan standar
nasional memerlukan langkah dan strategi yang harus dikaji berdasarkan analisis yang
cermat dan teliti. Analisis dilakukan terhadap tuntutan kompetensi yang tertuang dalam
rumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar; Analisis mengenai kebutuhan dan
potensi peserta didik, masyarakat, dan lingkungan; Analisis peluang dan tantangan
dalam memajukan pendidikan pada masa yang akan datang dengan dinamika dan
kompleksitas yang semakin tinggi.
Penjabaran Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) sebagai
bagian dari pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dilakukan melalui
pengembangan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Silabus merupakan
penjabaran umum dengan mengembangkan SK-KD menjadi indikator, kegiatan
pembelajaran, materi pembelajaran, dan penilaian. Penjabaran lebih lanjut dari silabus
dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran.
Penetapan kriteria minimal ketuntasan belajar merupakan tahapan awal
pelaksanaan penilaian hasil belajar sebagai bagian dari langkah pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi yang
menggunakan acuan kriteria dalam penilaian, mengharuskan pendidik dan satuan
pendidikan menetapkan kriteria minimal yang menjadi tolok ukur pencapaian
kompetensi. Oleh karena itu, diperlukan panduan yang dapat memberikan informasi
tentang penetapan kriteria ketuntasan minimal yang dilakukan di satuan pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM) dalam kurikulum nasional?
2. Apa saja fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam kurikulum nasional?
3. Apa saja prinsip Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam kurikulum nasional?
4. Apa saja langkah-langkah penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam
kurikulum nasional?
5. Apa saja penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam kurikulum
nasional?
6. Bagaimana analisis Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam kurikulum
nasional?
7. Bagaimana format Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam kurikulum nasional?

C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam kurikulum
nasional.
2. Menjelaskan fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam kurikulum
nasional.
3. Menjelaskan prinsip Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam kurikulum
nasional.
4. Menjelaskan langkah-langkah penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
dalam kurikulum nasional.
5. Menjelaskan penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam kurikulum
nasional.
6. Menjelaskan analisis Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam kurikulum
nasional.
7. Menjelaskan format Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam kurikulum
nasional.
BAB II
ISI

A. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Dalam Kurikulum


Nasional
Istilah kriteria dalam penilaian sering juga disebut sebagai tolak ukur atau
standar. Kriteria, tolak ukur, standar adalah sesuatu yang digunakan sebagai patokan
atau batas minimal untuk sesuatu yang diukur. Kriteria ketuntasan minimal adalah salah
satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi, yakni menggunakan
kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria yang digunakan
adalah nilai yangpaling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan.
Kriteria ketuntasan minimal biasanya menggunakan sepuluh jenjang penilaian yaitu
dari 1 sampai 10 atau dari 1 sampai 100.
Kkm (kriteria ketuntasan minimal) adalah kriteria paling rendah untuk
menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. Kkm harus ditetapkan diawal tahun
ajaran oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di
satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang
hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum mgmp secara akademis menjadi
pertimbangan utama penetapan kkm.
Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah
menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan
kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai
ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun ajaran dimulai. Seberapapun
besarnya jumlah peserta didik yang melampaui batas ketuntasan minimal, tidak
mengubah keputusan pendidik dalam menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran.
Acuan kriteria tidak diubah secara serta merta karena hasil empirik penilaian. Pada acuan
norma, kurva normal sering digunakan untuk menentukan ketuntasan belajar peserta
didik jika diperoleh hasil rata-rata kurang memuaskan. Nilai akhir sering dikonversi dari
kurva normal untuk mendapatkan sejumlah peserta didik yang melebihi nilai 6,0 sesuai
proporsi kurva. Acuan kriteria mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan yang
tepat terhadap hasil penilaian, yaitu memberikan layanan remedial bagi yang belum
tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang sudah melampaui kriteria ketuntasan
minimal.
Kriteria ketuntasan menunjukkan persentase tingkat pencapaian kompetensi
sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100 (seratus). Angka maksimal 100
merupakan kriteria ketuntasan ideal. Target ketuntasan secara nasional diharapkan
mencapai minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari kriteria ketuntasan minimal
di bawah target nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap.
Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan
orang tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
penilaian di sekolah berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan
sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orang
tuanya. Kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar
(LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta didik.
B. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Dalam Kurikulum
Nasional
Fungsi kriteria ketuntasan minimal:
1. Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai
kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap kompetensi dasar dapat
diketahui ketercapaiannya berdasarkan KKM yang ditetapkan. Pendidik harus
memberikan respon yang tepat terhadap pencapaian kompetensi dasar dalam bentuk
pemberian layanan remedial atau layanan pengayaan;
2. Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata
pelajaran. Setiap kompetensi dasar (KD) dan indikator ditetapkan KKM yang harus
dicapai dan dikuasai oleh peserta didik. Peserta didik diharapkan dapat
mempersiapkan diri dalam mengikuti penilaian agar mencapai nilai melebihi KKM.
Apabila hal tersebut tidak bisa dicapai, peserta didik harus mengetahui KD-KD
yang belum tuntas dan perlu perbaikan;
3. Dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi
program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Evaluasi keterlaksanaan dan
hasil program kurikulum dapat dilihat dari keberhasilan pencapaian KKM sebagai
tolok ukur. Oleh karena itu hasil pencapaian KD berdasarkan KKM yang ditetapkan
perlu dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang peta KD-KD tiap mata
pelajaran yang mudah atau sulit, dan cara perbaikan dalam proses pembelajaran
maupun pemenuhan sarana-prasarana belajar di sekolah;
4. Merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan antara
satuan pendidikan dengan masyarakat. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan
upaya yang harus dilakukan bersama antara pendidik, peserta didik, pimpinan
satuan pendidikan, dan orang tua. Pendidik melakukan upaya pencapaian KKM
dengan memaksimalkan proses pembelajaran dan penilaian. Peserta didik
melakukan upaya pencapaian KKM dengan proaktif mengikuti kegiatan
pembelajaran serta mengerjakan tugas-tugas yang telah didesain pendidik. Orang
tua dapat membantu dengan memberikan motivasi dan dukungan penuh bagi putra-
putrinya dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan pimpinan satuan pendidikan
berupaya memaksimalkan pemenuhan kebutuhan untuk mendukung terlaksananya
proses pembelajaran dan penilaian di sekolah;
5. Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap mata
pelajaran. Satuan pendidikan harus berupaya semaksimal mungkin untuk
melampaui KKM yang ditetapkan. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan
salah satu tolok ukur kinerja satuan pendidikan dalam menyelenggarakan program
pendidikan. Satuan pendidikan dengan KKM yang tinggi dan dilaksanakan secara
bertanggung jawab dapat menjadi tolok ukur kualitas mutu pendidikan bagi
masyarakat.

C. Prinsip Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Dalam Kurikulum


Nasional
Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal perlu mempertimbangkan beberapa ketentuan
sebagai berikut:
 Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dapat dilakukan
melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif. Metode kualitatif dapat dilakukan
melalui professional judgement oleh pendidik dengan mempertimbangkan
kemampuan akademik dan pengalaman pendidik mengajar mata pelajaran di
sekolahnya. Sedangkan metode kuantitatif dilakukan dengan rentang angka yang
disepakati sesuai dengan penetapan kriteria yang ditentukan;
 Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis ketuntasan
belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya
dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan
standar kompetensi
 Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD) merupakan rata-rata
dari indikator yang terdapat dalam Kompetensi Dasar tersebut. Peserta didik
dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar untuk KD tertentu apabila yang
bersangkutan telah mencapai ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan
untuk seluruh indikator pada KD tersebut;
 Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK) merupakan rata-rata
KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut;
 Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua KKM-
SK yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran, dan
dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB/Rapor) peserta didik;
 Indikator merupakan acuan/rujukan bagi pendidik untuk membuat soal-soal
ulangan, baik Ulangan Harian (UH), Ulangan Tengah Semester (UTS) maupun
Ulangan Akhir Semester (UAS). Soal ulangan ataupun tugas-tugas harus mampu
mencerminkan/menampilkan pencapaian indikator yang diujikan. Dengan
demikian pendidik tidak perlu melakukan pembobotan seluruh hasil ulangan,
karena semuanya memiliki hasil yang setara;
 Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya perbedaan nilai
ketuntasan minimal.

D. Langkah-langkah Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)


Dalam Kurikulum Nasional
Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran. Langkah
penetapan KKM adalah sebagai berikut:
 Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan
mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung, dan
intake peserta didik dengan skema sebagai berikut:Hasil penetapan KKM indikator
berlanjut pada KD, SK hingga KKM mata pelajaran;
 Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh
kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian;
 KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan,
yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan;
 KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang
tua/wali peserta didik.

E. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Dalam Kurikulum


Nasional
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan kriteria ketuntasan minimal adalah:
1. Tingkat kompleksitas, kesulitan/ kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan
standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Suatu indikator dikatakan
memiliki tingkat kompleksitas tinggi, apabila dalam pencapaiannya didukung oleh
sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai berikut:
 Guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan pada
peserta didik.
 Guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang bervariasi.
 Guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang
diajarkan.
 Peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi.
 Peserta didik yang cakap/ terampil menerapkan konsep.
 Peserta didik yang cermat, kreatif dan inovatif dalam penyelesaian tugas/
pekerjaan.
 Waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki
tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam proses
pembelajarannya memerlukan pengulangan/ latihan.
 Tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta didik
dapat mencapai ketuntasan belajar.
2. Daya dukung, yaitu kemampuan sumber daya pendukung dalam menyelenggarakan
pembelajaran pada masing-masing sekolah atau madrasah.
 Yang dimaksudkan dengan daya dukung yaitu :
 Tenaga pengajar (guru) yang memenuhi kualifikasi minimal S1/ D4 yang selalu
siap melaksanakan pembelajaran.
 Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang
harus dicapai peserta didik seperti perpustakaan, laboratorium, ruangan kelas
dan alat/ bahan untuk proses pembelajaran.
 Manajemen sekolah yang mampu mendukung kelancaran Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) dengan baik.
 Kepedulian pemangku kepentingan (stakesholder) sekolah (Pengurus, Orang
tua siswa, guru, dan karyawan). Keempat jenis daya dukung itu diharapkan
tersedia dalam jumlah, kualitas dan waktu yang tepat.
3. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang bersangkutan,
yaitu tingkat kemampuan rata-rata peserta didik pada sekolah atau madrasah yang
bersangkutan. Intake siswa atau tingkat kemampuan rata-rata siswa dapat
ditentukan sebagai berikut. Untuk siswa kelas 1 SD atau kelas 7 SMP atau kelas 10
SMA/ SMK, penentuan intake siswa berdasarkan rata-rata hasil seleksi Penerimaan
Siswa Baru (PSB), atau menggunakan STTB/ Ijazah, atau LHBS/ Rapor tingkat
kelas sebelumnya. Bagi SD yang tidak melaksanakan seleksi Penerimaan Siswa
Baru (PSB), penetapan langsung KKM berdasarkan KKM tahun pelajaran
sebelumnya, atau ditetapkan berdasarkan keputusan rapat forum warga sekolah.
Siswa kelas 2-6 SD atau kelas 8-9 SMP atau kelas 11-12 SMA/ SMK, penetapan
intake siswa berdasarkan tingkat kemampuan rata-rata siswa yang dicapai dalam
LHBS atau Rapor semester sebelumnya.
Lebih lengkap lagi perhatikan tabel di bawah ini:
Aspek yang dianalisis Kriteria dan Skala Penilaian
Tinggi Sedang Rendah
Kompleksitas
< 65 65-79 80-100
Tinggi Sedang Rendah
Daya Dukung
80-100 65-79 <65
Tinggi Sedang Rendah
Intake siswa
80-100 65-79 <65
F. Analisis Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Dalam Kurikulum
Nasional
Pencapaian kriteria ketuntasan minimal perlu dianalisis untuk ditindak lanjuti
sesuai dengan hasil yang diperoleh. Tindak lanjut diperlukan untuk melakukan
perbaikan dan penyempurnaan dalam pelaksanaan pembelajaran maupun penilaian.
Hasil analisis juga dijadikan sebagai bahan pertimbangan penetapan KKM pada
semester atau tahun poembelajaran berikutnya.
Analisis pencapaian kriteria ketuntasan minimal bertujuan untuk mengetahui
tingkat ketercapaian KKM yang telah ditetapkan. Setelah selesai melaksanakan
penilaian setiap KD harus dilakukan analisis pencapaian KKM. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk melakukan analisis rata-rata hasil pencapaian peserta didik kelas
X, XI, XII terhadap KKM yang telah ditetapkan pada setiap mata pelajaran. Melalui
analisis ini akan diperoleh data antara lain:
1. KD yang dapat dicapai oleh 75%-100% dari jumlah peserta didik.
2. KD yang dapat dicapai oleh 50%-74% dari jumlah peserta didik.
3. KD yang hanya dapat dicapai oleh £49% dari jumlah peserta didik.

Manfaat hasil analisis sebagai dasar untuk meningkatkan KKM pada setiap
semester atau tahun berikutnya dalam rangka mencapai kriteria KKM. Analisis KKM
dilakukan berdasarkan hasil pengolahan data perolehan nilai setiap peserta didik per
mata pelajaran.

G. Format Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Dalam Kurikulum


Nasional
Dalam penetapan KKM paling tidak, ada 2 format yang dapat kita pergunakan secara
teknis.

1. Dengan memberikan point pada setiap kriteria yang ditetapkan:

Criteria Kategori skor keterangan


Tinggi 1
Kompleksitas Cukup 2
Rendah 3
Sangat lengkap 3
Daya dukung sarana Lengkap 2
Tidak lengkap 1
Tinggi 3
Intaks Cukup 2
Rendah 1
Skor maksimum 9

Untuk penetapan KKM gunakan rumus berikut:


∑Skor Hasil Perhitungan / ∑SkorMaksimum X 100 = KKM
Contoh penerapan:
Jika indikator memiliki Kriteria: Essensialitas Tinggi, Kompleksitas Rendah, Daya
Dukung Tinggi dan Intake Siswa sedang nilainya adalah:
(3+3+2)
= 0,88
9
2. Dengan menggunakan rentang nilai pada setiap kriteria:
Kriteria Kategori Rentang Skor
Kompleksitas Tinggi 50-64
Cukup 65-80
Rendah 81-100
Daya Dukung Sarana Sangat Lengkap 81-100
Lengkap 65-80
Tidak Lengkap 50-64
Intaks Tinggi 81-100
Cukup 65-80
Rendah 50-64
Sekedar mengelompokkan indicator ke dalam criteria yang ada, guru menetapkan skor
berdasar rentang yang ada.
Jika indicator memiliki criteria :Essensialitas tinggi, Kompleksitas sedang, Daya dukung
tinggi dan Intake sedang, nilainya adalah rata-rata setiap nilai dari criteria yang kita
tentukan.
75 + 85 + 75 = 78
3
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini yaitu KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik
mencapai ketuntasan. KKM harus ditetapkan diawal tahun ajaran oleh satuan
pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan
atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. KKM
berfungsi sebagai panduan, baik bagi tenaga pendidik maupun peserta didik dalam
melakukan proses kegiatan pembelajaran. Sasaran yang akan dicapai adalah ketuntasan
pembelajaran dengan tolak ukur KKM. Dalam KKM terdapat faktor-faktor dalam
penetapan KKM seperti kompleksitas, daya dukung, dan intake siswa.
Beberapa yang menjadi pertimbangan dalam menentukan KKM adalah
kompleksitas, daya dukung, dan intake. Langkah-langkah menetapkan KKM yaitu
Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran, hasil penetapan KKM
disahkan oleh kepala sekolah, KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan kemudian KKM dicantumkan dalam raport.

B. Saran
Setelah mempelajari tentang Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Dalam
Kurikulum Nasional maka kami harapakan bagi setiap pembaca untuk dapat
memahaminya dan dapat mempelajarinya lebih detail dari berbagai literature lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Tanpa Tahun. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)


http://repository.iainpekalongan.ac.id/54/3/BAB%20II%2C%20skripsi.pdf
Arifin. 2011. Penetapan KKM.
http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-
Indonesia/PenetapanKKM_Arifin,S.Pd_10604.pdf
Rumiyanti. 2013. Makala Penetapan KKM.
https://rumiyanti.files.wordpress.com/2013/23/07/makalah-penetapan-kkm/
Sudrajat. A. 2008. Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/08/penetapan-kkm.pdf
https://www.gurumadrasah.com

Anda mungkin juga menyukai