Anda di halaman 1dari 6

7 situasi waham : Iri hati, Cemburu(othello sindrom), Curiga, Terisolasi, Kurang dihargai, Situasi sadis,

Situasi baru

Waham besar (megalomania) : Grandios= Yakin diri punya kemampuan luar biasa yang berbeda dari
orang pada umumnya.

Jenis pembelaan ego pd ggn waham : Reaksi formasi, proyeksi,penuangkalan.

7 jenis waham : Erotomanik,Kebesaran,Cemburu,Dianiaya,Somatik,Campuran,Kejar

Gejala klinis waham: waham yg menonjol, tdk bizarre/aneh : waham tentang situasi pada kehidupan
nyata, dikembangkan logis dan sistematis

Waham kejar : yakin bahwa dimata-matai, diikuti, diracuni, dihalangi tujuannya

Waham erotomanik : yakin diri dicintai orang lain(terkenal) → mengawasi, mengikuti berusaha
mendekati lewat telepon surat kunjungan, memberi hadiah dan membunuh saingan nya nya

Waham persekutori = waham dianiaya, disiksa

Tata laksana ggn waham ; Perawatan holistik : somatoterapi, psikoterapi dan manipulasi lingkungan.
Hospitalisasi diperlukan bila potensial bahaya atau agresif, ada ide atau rencana bunuh diri.
Somatoterapi : perbaikan keadaan umum, pemberian obat golongan neuroleptika, antagonis reseptor
dopamine

Mslh kep.ggn waham :Kerusakan komunikasi verbal, Gangguan proses pikir, harga diri rendah

SP1P pd px waham : Membantu orientasi realita, mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi,
membantu pasien memenuhi kebutuhannya, menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian.

Sp1k PD keluarga px : Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien,
menjelaskan pengertian, tanda dan gejala waham, dan jenis waham yang dialami pasien beserta proses
terjadinya. Menjelaskan cara-cara merawat pasien waham.

Sp2p : Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien,Berdiskusi tentang kemampuan yang dimiliki,Melatih
kemampuan yang dimiliki

Sp3k : Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat ( discharge
planning) Menjelaskan follow up pasien setelah pulang.

3 hal untuk meyakinkan klien : yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindung, gunakan
keterbukaan dan jujur, jangan tinggalkan klien sendiri

Yg didiskusikan PD keluarga untuk mendapatkan dukungan : Gejala waham, cara merawatnya,


lingkungan keluarga, follow up obat
Sp3p : Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien, Memberikan pendidikan kesehatan tentang
penggunaan obat secara teratur, Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

Sp2k : Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien dengan waham, melatih keluarga
memperhatikan cara merawat langsung kepada pasien waham

3 hal yg tdk blh dikatakan saat BHSP : Jangan membantah waham klien, jngan mendukung waham klien,
Tidak membicarakan waham klien.

4 respon yg bersifat maladaftif yaitu Frustasi,pasif,agresif,kerasan

Tanda dan gejala perilaku kekerasan yaitu : muka merah dan tegang,mata melotot atau pandangan
tajam,tangan mengepal,rahang mengatup,jalan mondar-mandir

Faktor resiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri :

1.Konflik hubungan interpersonal.

2.Masalah emosional misalnya ketidakberdayaan, putus asa, peningkatan rasa cemas panik marah dan
permusuhan.

3.Masalah pekerjaan misalnya menganggur, kehilangan atau kegagalan pekerjaan yang sekarang.

4.Menjalani tindakan seksual autoerotic

5.Kurang sumber sosial misalnya rapor yang buruk, isolasi sosial, keluarga yang tidak responsif.

6.Masalah kesehatan fisik misalnya hipokondriasis, penyakit terminal atau kronis.

Seorang anak akan mencontoh perilaku yg ia lihat, shg contoh perilaku kekerasan akan bisa ia lakukan
pula suatu saat...teori psikoanalisa ini disebut (imitation, modelling and information processing theory)

Seorang anak yang marah pada ibunya, akan menjadi bermain perang perangan dg temannya atau
mengganggu saudara nya...koping ini disebut (displacement)

Saat marah seseorang meremas remas kue, meninju tembok yang ada dihadapannya...koping apa yg
digunakan(sublimasi)

Aspek yg perlu dikaji : Aspek biologi, aspek emosional, aspek intelektual, aspek sosial, aspek spiritual

Faktor pencetus perilaku kekerasan :

diri, eksistensi diri, simbol solidaritas

- ekspresi tdk terpenuhi kebutuhan dasar

- kesulitan dlm mengansumsikan sesuatu, tidak membiasakan berdialog

- riwayat perilaku antisosial


- kematian anggota keluarga

Sikap yg diperhatikan saat interaksi slm wawancara : Bermusuhan, tidak kooperatif, mudah tersinggung,
kontak mata kurang, defensif, curiga

3 kerusakan kognitif : Ketunadayaan belajar Gangguan defisit perhatian Penurunan fungsi intelektual

Yg menyebabkan bunuh diri gangguan afektif, penyalahgunaan zat, dan skizofrenia. Kepribadian untuk
bunuh diri : antipati, impulsif, dan depresi

Faktor presipitasi bunuh diri : Melihat atau membaca melalui media mengenai orang yg melakukan
bunuh diri ataupun percobaan bunuh diri. Bagi individu yg emosinya labil, hal tsb menjadi sangat rentan

Tanda gejala bunuh diri :.Mempuanyaibide untuk bunuh diri. Mengungkapkan keiingan untuk mati.
Mengungkaokan ras bersalah dan keputusasaan. Impulsif. Menunjukkan perilaku yg mencurigakan
( biasanya menjadi sangat patuh).

Faktor risiko scr sosial prlku bunuh diri : bunuh diri massal/kelompok, gangguan kehidupan keluarga,
Masalah disiplin, Berduka, tidak berdaya

Yg diamati dlm pengkajian bunuh diri : Isyarat bunuh diri, ancaman bunuh diri, percobaan bunuh diri

Interaksi yg terlihat pd px ggn bunuh diri : Bermusuhan, defensif, mudah tersinggung, tidak kooperatif,
kontak mata kurang, curiga

Mekanisme koping maladaftif px bunuh diri : Minum alkohol, reaksi lambat, menghindar, bekerja
berlebihan, mencederai diri, lainnya

3 jenis bunuh diri :

Bunuh diri egoistik (faktor dalam diri seseorang.

diri altruistik (terkait kehormatan seseorang) : individu terkait pada tuntutan tradisi khusus atau pun ia
cenderung untuk bunuh diri karena identifikasi terlalu kuat dengan suatu kelompok, ia merasa kelompok
tersebut sangat mengharapkannya.

Bunuh diri anomik (faktor lingkungan dan tekanan)

Mekanisme koping untuk mencegah bunuh diri: Struktur sosial dan kehidupan bersosial dapat menolong
atau bahkan mendorong klien melakukan Perilaku bunuh diri. Seorang yg aktif dalam kegiatan
masyarakat, aktif dalam kegiatan keagamaan

Peningkatan diri merupakan seseorang dapat meningkatkan proteksi atau pertahanan diri secara wajar
terhadap situasional yang membutuhkan pertahanan diri, sebagai contoh seseorang mempertahankan
diri dari pendapatnya yang berbeda mengenai loyalitas terhadap pimpinan tempat kerjanya.
konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang merupakan pengetahuan individu
tentang dirinya dan memengaruhi hubungannya dengan orang lain.

Citra tubuh (body image) : kumpulan sikap individu yang disadari dan tidak disadari terhadap tubuhnya.
termasuk persepsi serta perasaan masa lalu dan sekarang tentang ukuran, fungsi, penampilan dan
potensi.

Ideal diri (self ideal)

Identitas diri (self identifity)

Peran diri (self role)

Harga diri (self esteem)

Rentang respon konsep diri positif scr efektif : Dapat berfungsi lebih efektif yang terlihat dari
kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan

3 hal penting terkait dg identitas diri : 1. Berkembang sejak masa kanak-kanak, bersamaan dengan
berkembangnya konsep diri. 2. individu yang memiliki perasaan identitas diri kuat akan memandang
dirinya tidak sama dengan orang lain, unik, dan tidak ada duanya. 3. Identitas jenis kelamin berkembang
secara bertahap sejak bayi.

harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan
akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.

Penyebab terjadinya harga diri rendah adalah pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian
atas keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi
kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal di sekolah, pekerjaan atau
pergaulan.

Ggn harga diri rendah disebabkan oleh situasional : a. Gangguan situasional, yaitu terjadi terutama yang
tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai suami atau istri, putus sekolah, putus hubungan
kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN dipenjara tiba-tiba). b. Gangguan
kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/dirawat. Klien ini
mempunyai cara berpikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif
terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respon mal yang adaptif. Kondisi ini dapat ditemukan pada
klien gangguan fisik yang kronik atau pada klien gangguan jiwa.

3 faktor predisposisi PD harga diri rendah kronik :

1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak
realistis, kegagalan yang berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada
orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis. 2. Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah
stereotipe peran gender, tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya. 3. Faktor yang
mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya,
dan perubahan struktur sosial.

5 batasan karakteristik rendah kronik 1. Bergantung pada pendapat orang lain.

2. Evaluasi diri bahwa individu tidak mampu menghadapi peristiwa.

3. Melebih-lebihkan umpan balik negatif tentang diri sendiri.

4. Secara berlebihan mencari penguatan.

5. Seringkali kurang berhasil dalam peristiwa hidup.

SP1P :

Membantu pasien mengenal halusinasi, jelaskan cara cara mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien
mengontrol halusinasi dengan cara pertama menghardik halusinasi, menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian.

halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana klien mengalami perubahan sensori persepsi,
merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghiduan. Klien
merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada ( *Darmayanti*, 2008)

5 respon adaptif untuk mencegah halusinasi :pikiran logis,persepsi akurat,emosi konsisten dengan
pengalaman,perilaku sesuai,Hubungan sosial

Respon sosial yg buruk pd halusinasi : Proses pikir terganggu, ilusi, emosi berlebihan atau berkurang,
Perilaku tidak biasa, dan menarik diri

Respon maladaptif adalah respon individu dalam menyelesaikan masalah yang menyimpang dari norma-
norma sosial budaya dan lingkungan Adapun respon maladaptif yaitu meliputi : Kelainan
pikiran,Halusinasi,Kerusakan proses emosi,Perilaku tidak terorganisir,Isolasi sosial

8 jenis halusinasi 1. Halusinasi pendengaran (auditif, akustik), Halusinasi penglihatan (visual,


optik),Halusinasi penciuman (olfaktorik),Halusinasi pengecapan (gustatorik),Halusinasi perabaan
(taktil),Halusinasi seksual. Halusinasi kinestetik,Halusinasi viseral

depersonalisasi adalah perasaan aneh pada dirinya bahwa pribadinya sudah tidak seperti biasanya lagi
serta tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.

Derealisasi adalah suatu perasaan aneh tentang lingkungannya yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Misalnya perasaan segala sesuatu yang dialaminya seperti dalam impian.

Gejala halusinasi : Bicara sendiri,Senyum sendiri,Ketawa sendiri,Menggerakkan bibir tanpa


suara,Pergerakan mata yang cepat. Respon verbal yang lambat. Menarik diri dari orang lain
Ggn pd genetik dan pola asuh Penelitian menunjukkan bahwa anak sehat yang diasuh oleh orang tua
skizofrenia cenderung mengalami skizofrenia. hasil studi menunjukkan bahwa faktor keluarga
menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.

Tahap halusinasi :Stage 1 : sleep disoder , Stage 2 : comforting, Stage 3 : condemning, Stage 4 :
controlling severe level of anxiety, Stage 5 : conquering panic level of anxiety

Anda mungkin juga menyukai