Anda di halaman 1dari 10

JURNAL SAINS DAN INFORMATIKA E-ISSN : 2502-096X

P-ISSN :2459-9549
Research of Science and Informatic V3.I2 (161-170)

PENERAPAN ALGORITMA C4.5 UNTUK KLASIFIKASI TINGKAT KEGANASAN


HAMA PADA TANAMAN PADI
(Studi Kasus : Dinas Pertanian Kabupaten Kerinci)

Sularno1), Putri Anggraini22)


1
Sistem Informasi, Universitas Dharma Andalas, Jl. Sawahan No.103, Padang
email: soelarno@unidha.ac.id
2
Sistem Informasi, Universitas Dharma Andalas, Jl. Sawahan No.103, Padang
email: putri_anggraini@unidha.ac.id

Submitted: 02-11-2017, Reviewed: 29-11- 2017, Accepted 29-11-2017


http://doi.org/10.22216/jsi.v3i2.2779

Abstract
Rice crop is a food plant susceptible to pests. The introduction of pests that attack is a very important first step
to support the success in control efforts. Pests of rice plants can be an obstacle for farmers to be able to
increase production. because the pest can damage the rice plants to make crop failures. With the holding of
classification on rice pests using C4.5 algorithm is expected farmers can immediately know the type of rice
pest and the level of ferocity. So it is expected to be able to handle the air properly, in order to avoid damage
and crop failure.
Keywords: Pests, Rice Crops, Algorithms C4.5, Classification

Abstrak
Tanaman padi merupakan tanaman pangan yang rentan terserang hama. Pengenalan terhadap jenis hama
yang menyerang merupakan langkah awal yang sangat penting untuk menunjang keberhasilan dalam usaha
pengendaliannya. Hama tanaman padi tersebut dapat menjadi kendala bagi petani untuk bisa meningkatkan
produksi. karena hama tersebut dapat merusak tanaman padi hingga membuat gagal panen. Dengan
diadakannya klasifikasi pada hama padi menggunakan algoritma C4.5 diharapkan para petani dapat segera
mengetahui jenis hama padi dan tingkat keganasannya. Sehingga diharapkan mampu menangani hawa secara
tepat, agar tidak terjadi kerusakan dan gagal panen.
Keywords: Hama, Tanaman Padi, Algoritma C4.5,Klasifikasi

PENDAHULUAN membuat decision tree berdasarkan training


Data mining adalah kegiatan meliputi data yang telah disediakan (Sarah Faradillah,
pengumpulan, pemakaian data historis untuk 2013). Metode C4.5 adalah metode klasifikasi
menemukan keteraturan, pola atau hubungan data dengan teknik pohon keputusan yang
dalam set data berukuran besar. Keluaran dari terkenal dan disukai karena memiliki
data mining ini bisa dipakai untuk memperbaiki kelebihankelebihan (Rina Dewi Indah sari,
pengambilan keputusan di masa depan (Liliana 2014). Pemanfaatan atau penerapan data
Swastina, 2013). Untuk menerapkan konsep mining tersebut menjadi salah satu elemen yang
data mining banyak cara yang dapat digunakan terpenting untuk dicermati perkembangannya.
diantaranya adalah menggunakan konsep Tujuan dari semua itu hanyalah untuk
beberapa algoritma yang ada pada data mining. memudahkan pemakai dalam melaksanakan
Algoritma C4.5 adalah salah satu metode untuk

Copyright@2017 by Kopertis Wilayah X 161


JURNAL SAINS DAN INFORMATIKA E-ISSN : 2502-096X
P-ISSN :2459-9549
Research of Science and Informatic V3.I2 (161-170)

pekerjaan dan mengakomidasi setiap bentuk Algoritma C4.5


kebutuhannya. Algoritma C4.5 adalah salah satu
Berdasarkan hal diatas, maka penulis metode untuk membuat decision tree
sangat tertarik untuk menentukan tingkat berdasarkan training data yang telah
keganasan hama pada tanaman padi disediakan. Beberapa pengembangan yang
menggunakan bahasa sehari-hari yang nantinya dilakukan pada C45 adalah sebagai antara lain
dalam pengambilan keputusan akan lebih bisa mengatasi missing value, bisa mengatasi
mudah dipahami guna menjadikan sebagai data kontinu, dan pruning (Alimancon Sijabat,
pembelajaran untuk kedepannya dalam 2015). Algoritma C4.5 diperkenalkan oleh J.
menghasilkan padi yang bermutu. Penulis Ross Quinlan yang merupakan pengembangan
mencoba untuk memberikan informasi dalam dari algoritma ID3, algoritma tersebut
menentukan tingkat keganasan hama pada digunakan untuk membentuk pohon keputusan.
tanaman padi di Dinas Pertanian Kabupaten Pohon keputusan dianggap sebagai salah satu
Kerinci. Selama ini informasi yang diberikan pendekatan yang paling populer, dalam
dalam tingkat keganasan hama pada tanaman klasifikasi pohon keputusan terdiri dari sebuah
padi hanya bisa dilihat berdasarkan penurunan node yang membentuk akar, node akar tidak
produksi hasil panen padi dan gagal panen, memiliki inputan (Ari Puspita dan Mochamad
yang menunjukkan kualitas padi tidak bermutu. Wahyudi, 2015). Tiga prinsip kerja algoritma
C4.5 pada tahap belajar dari data adalah :
Knowledge Discovery in Databases (KDD) 1. Pembuatan pohon keputusan.
Knowledge Discovery in Database Obyektif dari algoritma pohon
(KDD) adalah kegiatan yang meliputi keputusan adalah mengkonstruksi
pengumpulan, pemakaian data, historis untuk struktur data pohon (dinamakan pohon
menemukan keteraturan, pola atau hubungan keputusan) yang dapat digunakan untuk
dalam set data berukuran besar (Benni R memprediksi kelas dari sebuah kasus
Siburian, 2014). Knowledge Discovery in atau rekord baru yang belum memiliki
Database (KDD) didefenisikan sebagai kelas. C4.5 mengkonstruksi pohon
ekstraksi informasi potensial, implisit dan tidak keputusan dengan strategi divide dan
dikenal dari sekumpulan data. Proses conquer. Pada awalnya, hanya dibuat
Knowlegde Discovery in Database melibatkan node akar dengan menerapkan
hasil proses data mining (proses pengekstrak algoritma divide dan conquer.
kecenderungan suatu pola data), kemudian Algoritma ini memilih pemecahan
mengubah hasilnya secara akurat menjadi kasus-kasus yang terbaik dengan
informasi yang mudah dipahami (Tampubolon, menghitung dan membandingkan gain
Saragih, Reza, 2013). Fayyad (1996) dan ratio, kemudian pada node-node yang
Dunham (2003) menggunakan istilah terbentuk di level berikutnya, algoritma
Knowledge Discovery in Databases (KDD) divide dan conquer akan diterapkan
untuk menunjuk pada keseluruhan proses lagi. Demikian seterusnya sampai
pencarian pengetahuan dalam kumpulan data terbentuk daun-daun. Algoritma C4.5
jumlah besar. Mereka menggolongkan data dapat menghasilkan pohon keputusan,
mining sebagai salah satu langkah dalam proses dengan simbol kotak menyatakan
KDD dikarenakan oleh penerapannya terhadap simpul dan elips menyatakan daun.
suatu algoritma spesifik dalam mencari pola- 2. Pemangkasan pohon keputusan dan
pola (model) dalam data (Azhari dan Anshori, evaluasi (opsional).
2009). Karena pohon yang dikonstruksi dapat
berukuran besar dan tidak mudah

Copyright@2017 by Kopertis Wilayah X 162


JURNAL SAINS DAN INFORMATIKA E-ISSN : 2502-096X
P-ISSN :2459-9549
Research of Science and Informatic V3.I2 (161-170)

“dibaca”, C4.5 dapat menyederhanakan d. Cabang untuk setiap node akan


pohon dengan melakukan pemangkasan dibentuk berdasarkan nilai-nilai yang
berdasarkan nilai tingkat kepercayaan diketahui dari atribut pengujian.
(confidence level). Selain untuk e. Algoritma ini akan terus melakukan
pengurangan ukuran pohon, proses yang sama rekursif untuk
pemangkasan juga bertujuan untuk membentuk suatu pohon keputusan
mengurangi tingkat kesalahan prediksi untuk setiap sample di setiap
pada kasus (record) baru. bagiannya.
3. Pembuatan aturan-aturan dari pohon f. Proses rekursif ini akan berhenti, ketika
keputusan (opsional). salah satu dari kondisi di bawah telah
Aturan-aturan dalam bentuk if-then terpenuhi Kondisi-kondisinya adalah:
diturunkan dari pohon keputusan 1) Semua sample yang diberikan pada
dengan melakukan penelusuran dari node adalah berasal dari satu kelas
akar sampai ke daun. Setiap node dan yang sama.
syarat pencabangannya akan diberikan 2) Tidak ada atribut lainnya yang dapat
di if, sedangkan nilai pada daun akan digunakan untuk mempartisi
menjadi ditulis di then. Setelah semua sample lebih lanjut.
aturan dibuat, maka aturan akan 3) Tidak ada sample yang memenuhi
disederhanakan (digabung atau test-attribute. Dalam hal ini, sebuah
diperumum). daun dibuat dan dilabeli dengan
Secara garis beras langkah-langkah kelas yang memiliki sample
yang dilakukan oleh algoritma C4.5 dalam terbanyak (majority voting).
membentuk pohon keputusan adalah sebagai Untuk memilih atribut sebagai akar,
berikut (Rina Dewi Indah sari dan Yuwono didasarkan pada nilai Gain tertinggi dari
Sindunata, 2014): atribut-atribut yang ada. Untuk menghitung
a. Pada saat awal pembentukan pohon Gain digunakan rumus seperti tertera dalam
akan di mulai dengan membuat suatu persamaan berikut (Sarah Faradillah, 2013) :
node yang melambangkan training ,
sample.
b. Jika sampel-sampel tersebut memiliki | |
kelas yang sama, maka node tersebut
| |
dijadikan leaf node dengan label kelas
tersebut. ∗ …………………. 1
c. Jika sampel-sampel tersebut tidak
memiliki kelas yang sama maka Keterangan :
algoritma ini akan mencari gain ratio S : Himpunan Kasus
tertinggi dari atribut yang tersedia, A : Atribut
sebagai cara untuk memilih atribut yang n : Jumlah partisi atribut A
paling berpengaruh paada training |Si| : Jumlah kasus pada partisi ke i
sample yang tersedia. Nantinya atribut |S| : Jumlah kasus dalam S
ini akan dijadikan atribut “penguji” atau Sementara itu perhitungan nilai entropy
“keputusan” pada node tersebut. Hal dapat dilihat pada persamaan berikut:
yang perlu diperhatikan adalah ketika
atribut tersebut bernilai continu, maka
atribut tersebut harus di diskritkan
terlebih dahulu.

Copyright@2017 by Kopertis Wilayah X 163


JURNAL SAINS DAN INFORMATIKA E-ISSN : 2502-096X
P-ISSN :2459-9549
Research of Science and Informatic V3.I2 (161-170)

5. Adapun spesifikasi hardware dan


| | software yang di gunakan sebagai
berikut :
| |
∗ …………..……. 2 1. Hardware (perangkat keras)
Di mana : Merupakan komponen secara fisik yang
S : himpunan kasus dapat dilihat dan disentuh.
A : fitur Spesifikasi Hardware yang dibutuhkan adalah
n : jumlah partisi S :
pi : proporsi dari Si terhadap S 1. Processor intel core i3
2. Flash Disk 4 GB
METODE PENELITIAN 3. Printer cannon PIXMA iP 1980
Untuk mencapai keakuratan dan 4. Memory 2 GB DDR3 dan 320 GB
ketelitian data serta informasi dalam penelitian HDD
ini, maka pengumpulan data di lakukan 5. Mouse : Optic Lexron
dengan 3 cara : 6. Monitor
1. Penelitian lapangan (Field Research) 7. Laptop
Penelitian ini dilakukan untuk 2. Software (perangkat lunak)
mendapatkan data secara langsung dari Dinas 1. Sistem Operasi Windows 7
Pertanian Kabupaten Kerinci dengan 2. Microsoft Office 2007 dan
melakukan Observasi dan wawancara langsung microsoft visio
ke instansi serta pada pihak – pihak yang terkait 3. Weka
sehingga data yang dimuat dalam laporan ini 4. Serta Software pendukung lainnya.
nyata kebenarannya.
2. Penelitian Perpustakaan (Library HASIL DAN PEMBAHASAN
Research)
Penelitian ini dilakukan dengan
membaca buku – buku literature, yang di Pemilihan Variabel
jadikan sebagai bahan. Data hama tanaman padi pada Dinas
3. Penelitian Laboratorium (Laboratory Pertanian Kabupaten Kerinci tahun ajaran 2015
Research) memiliki format seperti berikut :
Penelitian yang didukung perangkat 1. No
komputer sebagai alat bantu dalam percobaan 2. Nama Hama
penyelesaian masalah. Data yang akan 3. Ciri - ciri
digunakan dalam penyusunan sistem informasi 4. Keganasan
berbasis komputer harus diolah dengan 5. Keterangan
program aplikasi yang sesuai dengan Dari data-data tersebut, yang diambil
kebutuhan pemakai, oleh sebab itu penerapan sebagai variabel keputusannya adalah nilai
sistem informasi berbasiskan komputer dapat keganasan ganas, dan tidak ganas. Sedangkan
dilakukan dengan menggunakan komputer yang diambil sebagai variabel penentu dalam
yang dibutuhkan. pembentukan pohon keputusan adalah jumlah
4. Merancang Program aplikasi untuk populasi, cara berkembang biak, perjalanan dan
membantu mengolah data yang di dapat tingkat kerusakan.
pada saat melakukan penelitian. Melakukan Pra-Proses

Copyright@2017 by Kopertis Wilayah X 164


JURNAL SAINS DAN INFORMATIKA E-ISSN : 2502-096X
P-ISSN :2459-9549
Research of Science and Informatic V3.I2 (161-170)

Jumla 28 Kutu akar bertel 20 Tidak


Masa Tingk
h padi 150 ur 20 Ganas
Berke Berke at
No Nama Popul Keganas 29 Ulat bertel 18 Tidak
mban mban Kerus
. Hama asi an kantung 250 ur 15 Ganas
g Biak g Biak akan
per(in 30 Ulat bertel 28 Tidak
(hari) (%)
duk) tanah 80 ur 15 Ganas
Tabel 1 Format Data Hama Tanaman
1 Tikus Mela Ganas
hirka padi Setelah Pemilihan Variabel
Walang
10 n 25 35
Ganas
Setelah data dalam format di atas,
bertel
2 sangit 200 ur 21 30 kemudian dilakukan pra-proses dengan
3 Kepik bertel Tidak mengelompokkan data-data tersebut ke dalam
hijau 250 ur 25 15 Ganas
4 Wereng bertel Ganas kelas (K) dengan Sturges (Riduwan, 2003)
Coklat 300 ur 28 30 dengan menggunakan Rumus :
5 Burung bertel Tidak
pipit 5 ur 15 20 Ganas Jumlah Kelas (K) = 1 + 3.3 log n
6 Ulat
grayak 230
bertel
ur 30 20
Tidak
Ganas
Dimana : n = jumlah data
7 Hama Tidak K = 1 + 3.3 log(30)
putih bertel Ganas
palsu 150 ur 30 20 K = 1 + 3.3 * 1.4771
8 belalang bertel Tidak K = 1 + 4.874500
100 ur 15 20 Ganas
9 Penggere Ganas K = 5.874500 6
k batang
putih 260
bertel
ur 28 30
Berarti dengan jumlah data 30, maka
10 Penggere Ganas akan mendapatkan 6 kelas, data tersebut akan
k batang bertel
kuning 150 ur 31 30
dikelompokkan berdasarkan atribut sebagai
11 Babi mela Tidak berikut.
hutan hirka Ganas
10 n 120 15 Jumlah Populasi Klasifikasi
12 Penggere Ganas 0 – 50 1
k batang
Padi bertel 51 – 100 2
Bergaris 150 ur 35 30 101 – 150 3
13 Penggere
k batang 151 –200 4
Ganas
Merah bertel 201 – 250 5
Jambu 100 ur 30 30
14 Keong bertel Tidak >251 6
15
emas
Hama
80 ur
bertel
26 15 Ganas
Tidak
Tabel 2 Klasifikasi Jumlah Populasi
putih 150 ur 25 20 Ganas
16 ganjur bertel Ganas
200 ur 20 30
Berkembang Biak Klasifikasi
17 Orong- bertel Tidak
orong 50 ur 15 15 Ganas Melahirkan A
18 Kepindin bertel Tidak
g tanah 70 ur 18 20 Ganas Bertelur B
19 Lalat bertel Tidak
bibit 80 ur 20 15 Ganas
20 uret bertel Tidak
60 ur 18 20 Ganas Tabel 3 Klasifikasi Perkembang Biakaan
21 bertel 20 Tidak
bekicot
70 ur 20 Ganas
22 Tungau bertel 10 Tidak
merah 50 ur 20 Ganas
Masa Berkembang Klasifikasi
23 Wereng bertel 15 Ganas Biak
hijau 250 ur 30
24 Wereng 15 Ganas 0 - 22 1
Punggun
g Putih 200
bertel
ur 30
23 - 44 2
25 Kepik bertel 20 Tidak 45 - 66 3
hitam 150 ur 20 Ganas
26 Ulat 25 Tidak
67 – 88 4
tanduk bertel Ganas 89 - 110 5
hijau 50 ur 20
27
kepiting
bertel 25 Tidak >111 6
30 ur 15 Ganas

Copyright@2017 by Kopertis Wilayah X 165


JURNAL SAINS DAN INFORMATIKA E-ISSN : 2502-096X
P-ISSN :2459-9549
Research of Science and Informatic V3.I2 (161-170)

Berga
ris

Tabel 4 Masa Berkembang Biak 13 Pengg 2 B 2


erek Ganas
batan
Tingkat Kerusakan Klasifikasi g
0,00 – 4 1 Mera
h
5–9 2 Jamb
10 – 14 3 u 30
15 – 19 4 14 Keong 1 B 2 Tidak
emas 15 Ganas
20 – 24 5 15 Hama 3 B 2 Tidak
>25 6 putih 20 Ganas
16 ganju 4 B 1 Ganas
Tabel 5 Tingkat Kerusakan r 30
17 Orong 1 B 1 Tidak
- Ganas
Format data akhir setelah dilakukan orong 15
pra-proses tampak seperti tabel 6. 18 Kepin 2 B 1 Tidak
Jumlah Masa Tingk ding Ganas
Berk
Popula Berke at tanah 20
N Nama emb Kegana
si mbang Keru 19 Lalat 2 B 1 Tidak
o. Hama ang san
per(ind Biak saka bibit 15 Ganas
Biak
uk) (hari) n (%) 20 uret 2 B 1 Tidak
1 A 2 20 Ganas
1 Tikus 35 Ganas 21 bekic 2 B 1 Tidak
Wala 4 B 1 Ganas ot 20 Ganas
2 ng 22 Tunga 1 B 1 Tidak
sangit 30 u Ganas
3 Kepik 5 B 2 Tidak mera
hijau 15 Ganas h 20
4 Were 6 B 2 Ganas 23 Were 5 B 1 Ganas
ng ng
Coklat 30 hijau 30
5 Burun 1 B 1 Tidak 24 Were 4 B 1 Ganas
g pipit 20 Ganas ng
6 Ulat 5 B 2 Tidak Pungg
graya Ganas ung
k 20 Putih 30
7 Hama 3 B 2 Tidak 25 Kepik 3 B 1 Tidak
putih Ganas hitam 20 Ganas
palsu 20 26 Ulat 1 B 2 Tidak
8 belala 2 B 1 Tidak tandu Ganas
ng 20 Ganas k
9 Pengg 6 B 2 Ganas hijau 20
erek 27 kepiti 1 B 2 Tidak
batan ng 15 Ganas
g 28 Kutu 3 B 1 Tidak
putih 30 akar Ganas
10 Pengg 3 B 2 Ganas padi 20
erek 29 Ulat 5 B 1 Tidak
batan kantu Ganas
g ng 15
kunin 30 Ulat 1 B 2 Tidak
g 30 tanah 15 Ganas
11 Babi 1 A 6 Tidak Tabel 6 Format Data Akhir
hutan 15 Ganas
12 Pengg 3 B 2 Ganas
erek Format data akhir pada tabel 5 di atas
batan
g Padi 30
didapat berdasarkan dari atribut yang sudah
dikelompokan atau diklasifikasi, misalkan data

Copyright@2017 by Kopertis Wilayah X 166


JURNAL SAINS DAN INFORMATIKA E-ISSN : 2502-096X
P-ISSN :2459-9549
Research of Science and Informatic V3.I2 (161-170)

pada tabel 4.1 jumlah populasi hama adalah


“10”, setelah diklasifikasi menjadi “1”, N
o
Jumla
h
Ganas
(S1)
Tidak Ganas
(S2)
Berkembang Biak adalah “Melahirkan”, maka d Kasus Entro Gai
e (S) py n
setelah klasifikasi menjadi “A”, Masa 1 Jumlah 1 2 1 1 1
berkembang biak adalah “25” berubah menjadi . Populasi
2
“2, tingkat kerusakan adalah “35” berubah .
menjadi “6” dan seterusnya. 1
2 3 1 2 0,918348
3 3 2 1 0,918348
Masa 0,31
Pohon Keputusan Berkem 150
bang 375
Biak
Dari format data akhir keganasan hama 1 3 0 3 0
tanaman padi maka akan dilakukan klasifikasi 2 5 3 2 0,970
9508
data algoritma C4.5 dengan membuat pohon 3 0 0 0
keputusan. Seperti yang telah dijelaskan 4 0 0 0
5 0 0 0
sebelumnya, algoritma C4.5 untuk membangun 6 0 0 0
pohon keputusan adalah sebagai berikut : Berkem
bang
0,036085875

1. Pilih atribut sebagai akar. Biak


B 8 3 5
2. Buat cabang untuk tiap-tiap nilai.
3. Bagi kasus dalam cabang. Tabel 7 Hasil Perhitungan Node
4. Ulangi proses untuk setiap cabang terakhir
sampai semua kasus pada cabang Dari hasil tabel 8 dapat diketahui bahwa
memiliki kelas yang sama. atribut gain tertinggi adalah Masa Berkembang
Dalam kasus yang tertera pada tabel 4.5 Biak, yaitu sebesar 0,31150375, berarti Masa
di atas, akan dibuat pohon keputusan untuk Berkembang Biak dapat menjadi node akar
menentukan klasifikasi keganasan hama selanjutnya. Ada dua nilai atribut dari Masa
tanaman padi (ganas dan tidak ganas) dengan Berkembang Biak yaitu “1” dan “2”. Dari nilai
melihat jumlah populasi, berkembang biak, atribut tersebut, nilai “2” sudah Ganas,
masa berkembang biak dan tingkat kerusakan. sehingga tidak perlu dilakukan perhitungan.
Untuk memilih atribut sebagai akar, Pohon keputusan yang terbentuk pada saat ini
didasarkan pada nilai gain tertinggi dari atribut- adalah seperti terlihat pada gambar 5.
atribut yang ada. Untuk menghitung gain
digunakan rumus (2.1), sedangkan untuk
menghitung nilai entropy dapat dilihat pada
rumus (2.2).
Dengan menggunakan dua persamaan
di atas maka akan didapatkan entropy dan gain
yang digunakan sebagai akar dalam membuat
pohon keputusan.
- Menghitung jumlah kasus, jumlah kasus
untuk keputusan “Ganas”, jumlah kasus
untuk keputusan “Tidak Ganas”, dan
kasus yang dibagi berdasarkan atribut
jumlah populasi, berkembang biak, masa Gambar 1 Pohon Keputusan Hasil
berkembang biak dan tingkat kerusakan. Perhitungan Node terakhir
Setelah itu, lakukan perhitungan gain Berdasarkan pohon keputusan terakhir
untuk setiap atribut. yang terbentuk pada gambar 4.5 di atas, maka

Copyright@2017 by Kopertis Wilayah X 167


JURNAL SAINS DAN INFORMATIKA E-ISSN : 2502-096X
P-ISSN :2459-9549
Research of Science and Informatic V3.I2 (161-170)

aturan atau rule yang terbentuk adalah sebagai


berikut :
1. Jika Tingkat Kerusakan <= 5, maka
Tingkat Keganasan = Tidak Ganas
2. Jika Tingkat Kerusakan > 5 dan Jumlah
Populasi > 3, Maka Tingkat Keganasan =
Ganas
3. Jika Tingkat Kerusakan > 5 dan Jumlah
Populasi <= 3 dan Masa Berkembang Biak
> 1, Maka Tingkat Keganasan = Ganas
4. Jika Tingkat Kerusakan > 5 dan Jumlah
Populasi <= 3 dan Masa Berkembang Biak
<= 1, Maka Tingkat Keganasan = Tidak
Ganas
Berdasarkan dari rule/knowledge yang
dihasilkan terdapat beberapa rule yang cukup
sesuai dengan kejadian yang terjadi didalam
menentukan Tingkat Keganasan hama tanaman
padi, dimana rata-rata hama tanaman padi yang Gambar 2 Rekap Data Hama Tanaman
memiliki tingkat kerusakan tinggi dan jumlah Padi Dalam File Microsoft Excel 2007
populasinya yang tinggi dapat dikategorikan (hama.xls)
hama tanaman padi yang ganas.

Implementasi
Pengujian terhadap hasil analisa, sangat
penting untuk dilakukan untuk memastikan
apakah hasil analisa tersebut sesuai. Hasil
pengolahan data yang dikerjakan secara manual
pada BAB IV dapat diuji kebenarannya
menggunakan salah satu software datamining
WEKA.

Gambar 3 File Data Hama Yang Telah


Ditransformasi

Copyright@2017 by Kopertis Wilayah X 168


JURNAL SAINS DAN INFORMATIKA E-ISSN : 2502-096X
P-ISSN :2459-9549
Research of Science and Informatic V3.I2 (161-170)

2. Pemilihan variabel (atribut kondisi dan


atribut keputusan) yang akan digunakan
dalam memprediksi juga sangat
mempengaruhi rule atau knowledge yang
dihasilkan.
3. Sistem yang dibangun dapat membantu
dalam pengklasifikasian tingkat keganasan
hama tanaman padi yang umumnya masih
dilakukan secara manual.
4. Algoritma C4.5 dengan metode pohon
keputusan dapat memberikan informasi
eksekutif dan sistem digunakan untuk
Gambar 4 Hasil Visualisasi Tree menggambarkan proses yang terkait
Dimana rule yang dihasilkan pada dengan pengklasifikasian keganasan hama
gambar 5.10 adalah : tanaman padi.
- Jika Kerusakan <= 5, maka Tingkat 5. Sistem pengklasifikasian tingkat keganasan
Keganasan = Tidak Ganas hama tanaman padi menggunakan
- Jika Kerusakan > 5 dan Populasi > algoritma C4.5 dapat digunakan dalam
3, Maka Tingkat Keganasan = Ganas pengambilan
- Jika Kerusakan > 5 dan Populasi <= keputusan untuk mencari alternatif yang
3 dan Masa Berkembang Biak > 1, baik.
Maka Tingkat Keganasan = Ganas
- Jika Kerusakan > 5 dan Populasi <= .
3 dan Masa Berkembang Biak <= 1,
Maka Tingkat Keganasan = Tidak DAFTAR PUSTAKA
Ganas Liliana Swastina, (2013), Penerapan Algoritma
C4.5 Untuk Penentuan Jurusan
Setelah dilakukan pengujian pada Mahasiswa, Jurnal GEMA
software WEKA 3.6 untuk memprediksi tingkat AKTUALITA, Vol. 2 No. 1, Juni 2013.
keganasan hama tanaman padi seperti yang
sudah dijelaskan di atas ternyata hasil rule yang Sarah Faradillah, (2013, Implementasi Data
dihasilkan pada WEKA pada gambar 5.10 Mining Untuk Pengenalan Karakteristik
hampir sama dengan rule yang dihasilkan pada Transaksi Customer Dengan
proses manual penemuan knowledge Menggunakan Algoritma C4.5, Pelita
menggunakan pohon keputusan. Informatika Budi Darma, Volume : V,
Nomor: 3, Desember 2013
SIMPULAN
Dari uraian pada bab-bab yang sudah dibahas Rina Dewi Indah sari, (2014), Penerapan Data
sebelumnya dapat ditarik kesimpulan : Mininguntuk Analisa Pola Perilaku
1. Metode pohon keputusan yang diproses Nasabah Dalam Pengkreditan
dengan Weka lebih efektif dan fleksibel Menggunakan Metode C.45 Studi
jika digunakan pada proses Kasus Pada Ksu Insan Kamil Demak,
pengklasifikasian keganasan hama tanaman Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi
padi. ASIA Vol. 8 No 2, Agustus 2014

Copyright@2017 by Kopertis Wilayah X 169


JURNAL SAINS DAN INFORMATIKA E-ISSN : 2502-096X
P-ISSN :2459-9549
Research of Science and Informatic V3.I2 (161-170)

Benni R Siburian, (2013), aplikasi data mining


untuk menampilkan tingkat kelulusan
mahasiswa dengan algoritma apriori,
Pelita Informatika Budi Darma,, Vol.
VII, No. 2, Agustus 2014.

Kennedi Tampubolon, Hoga Saragih, & Bobby


Reza, (2013), Implementasi Data
Mining Algoritma Apriori Pada Sistem
Persediaan Alat-Alat Kesehatan,
Majalah Ilmiah Informasi dan
Teknologi Ilmiah (INTI), Vol. I, No. 1,
Oktober 2013.

Azhari & Anshori, (2009), pendekatan aturan


asosiasi untuk analisis pergerakan
saham, Seminar Nasional Informatika
2009 (semnasIF 2009).

Alimancon Sijabat, (2015), Penerapan Data


Mining Untuk Pengolahan Data Siswa
Dengan Menggunakan Metode
Decision Tree (Studi Kasus : Yayasan
Perguruan Kristen Andreas), Majalah
Ilmiah Informasi dan Teknologi Ilmiah
(INTI) Volume : V, Nomor : 3 ,
Pebruari 2015

Ari Puspita dan Mochamad Wahyudi, (2015),


Konferensi Nasional Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (KNIT) 2015 8 Agustus
2015, Bekasi, Indonesia

Copyright@2017 by Kopertis Wilayah X 170

Anda mungkin juga menyukai