Forum Diskusi merupakan forum yang dimanfaatkan untuk membahas tuntas setiap materi
inisiasi, tentunya setelah saudara membaca BMP Modul 2 dan Modul 3, Materi Inisiasi, dan
OER.
“Risiko adalah keadaan adanya ketidakpastian, ini dapat diukur secara kuantitatif dan
kualitatif.”
1. Dari pernyataan tersebut, jelaskan maksud dari kuantitatif dan kualitatif dalam
pengukuran risiko?
2. Berikan contoh risiko bawaan yang ada pada aktivitas pemesanan persediaan! Apa
penyebab dan dampaknya bagi organisasi?
-Keep spirit-
Jawaban :
1. Dari pernyataan tersebut, jelaskan maksud dari kuantitatif dan kualitatif dalam
pengukuran risiko?
a. Metode Penilaian Risiko Kualitatif : Merupakan metode yang melakukan pengukuran
dampak relatif atas suatu kejadian dan cenderung lebih fokus pada aspek - aspek
strategis dan politis dalam menghindari atau mengurangi dampak negatif atas suatu
risiko. Menurut James W. Meritt, dalam A Method for Quantitative Risk Analysis,
metode ini merupakan analisis resiko yang mengenali pengendalian pengamanan
apa dan bagaimana yang seharusnya diterapkan serta besaran biaya untuk
menerapkannya.
b. Metode Penilaian Risiko Kuantitatif : Meurpakan metode penilaian risiko dengan
membandingkan rentang antara hasil nyata dengan dampak risiko yang mungkin
timbul, melalui pengujian data historis, trend, dan laporan hasil kinerja yang lebih
terukur. Menurut James W. Meritt, dalam A Method for Quantitative Risk Analysis,
metode ini digunakan untuk meningkatkan kesadaran atas masalah keamanan
sistem informasi dan sikap dari sistem yang sedang dianalisis tersebut.
(Sumber : https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-metode-kualitatif-kuantitatif-
dan-gabungan-dalam-analisis-manajemen-risiko/21702/2 )
2. Berikan contoh risiko bawaan yang ada pada aktivitas pemesanan persediaan! Apa
penyebab dan dampaknya bagi organisasi?
Pencatatan persediaan yang tidak akurat
Salah satu risiko yang dihadapai pada tahap ini adalah pencatatan persediaan yang tidak
akurat yang dapat mengakibatkan habisnya persediaan yang selanjutnya mengakibatkan
kehilangan penjualan. Metode perpetual inventory dapat diterapkan untuk memastikan
informasi tentang jumlah persediaan yang terdapat di gudang. Untuk mengurangi kesalahan
pada saat memasukkan data persediaan pada metode perpetual inventory, sebaiknya input
data secara manual dihindari dan diganti dengan menggunakan teknologi infomasi untuk
memastikan keakuratan data. Misalnya dengan menggunakan metode Bar-coding, namun
masih mungkin terjadi kesalahan karena jumlah kuantitas barang akan dimasukkan ke
sistem secara manual.
Penggunaan teknologi Radio-frequency Identification (RFID) akan lebih efisien dibandingkan
dengan metode Bar-coding karena RFID tidak memerlukan orang untuk memindai bar code
setiap produk kepada mesin pembaca. Meskipun demikian, teknologi RFID memerlukan
biaya lebih mahal dibandingkan dengan metode Bar-coding dan tidak dapat diterapkan pada
setiap jenis produk, misalnya produk liquid. Perhitungan fisik secara periodik merupakan
salah satu pengendalian yang penting untuk membandingkan antara total persediaan di
gudang dengan pencatatan pada sistem.
Untuk barang khusus dengan biaya yang tinggi dapat dilakukan competitive bidding dimana
penawaran tertulis dari supplier harus diminta oleh perusahaan. Pengendalian anggaran
juga sangat membantu dalam mengendalikan beban pembelian. Pembelian harus
dibebankan kepada akun divisi pembeli yang bertanggung jawab menyetujui permintaan
pembelian. Selain itu, pengendalian anggaran juga dapat dilakukan dengan
membandingkan biaya aktual dengan anggaran, jika terdapat deviasi yang cukup signifikan,
maka harus diambil tindakan investigasi (Management by Exception).
Perusahaan harus mencari tahu supplier mana yang menyediakan barang dengan kualitas
terbaik dengan harga yang kompetitif dengan melakukan pemeriksaan dan pemantauan
kualitas produk dari supplier. Pengendalian lainnya adalah membuat daftar supplier yang
telah disetujui dan diyakini memberikan barang dengan kualitas terbaik. Setiap pembelian
kepada supplier yang baru harus dilakukan review dan diberikan persetujuan oleh
supervisor.
Membeli dari supplier yang tidak terotorisasi Risiko membeli dari supplier yang tidak
terotorisasi dapat menimbulkan banyak masalah. Barang yang dibeli dari supplier tersebut
memiliki kemungkinan berkualitas rendah atau memiliki harga yang tinggi. Selain itu, risiko
ini juga dapat menimbulkan masalah hukum, apabila melakukan transaksi bisnis terhadap
supplier illegal.
Oleh karena itu, semua PO harus di-review untuk memastikan pembelian hanya dilakukan
kepada supplier yang telah disetujui. Pemeliharaan daftar supplier yang sudah disetujui
penting untuk dilakukan dan sistem harus dikonfigurasi agar pembelian hanya dapat
dilakukan kepada supplier yangdisetujui. Penggunaan pengendalian spesifik dari Electronic
Data Interchange (EDI), seperti penggunaan user IDs, password, dapat membatasi otorisasi
personal agar hanya dapat mengakses hal-hal yang memang tanggung jawabnya.
Kickbacks
Kickbacks adalah hadiah atau bingkisan yang diberikan supplier ke agen-agen pembelian
untuk mempengaruhi pemilihan pada supplier mana barang akan dibeli. Risiko ini dapat
mengakibatkan munculnya subjektivitas bagian pembelian dalam memilih supplier mana
saja yang akan menyalurkan barang kebutuhan perusahaan. Untuk kickback yang memiliki
pengertian ekonomi, supplier harus menemukan beberapa cara untuk memulihkan uang
yang dihabiskan untuk suap kepada pembeli.
Hal ini biasanya dilakukan dengan menggelembungkan harga pembelian selanjutnya atau
mengganti barang pembelian dengan yang berkualitas rendah. Untuk menghindari hal
tersebut, perusahaan harus melarang bagian pembelian menerima hadiah dari supplier
sehingga perlu diadakannya pelatihan terhadap karyawan dalam hal ini, melakukan rotasi
pekerjaan dan mewajibkan karyawan untuk mengambil liburan sejenak.
(Sumber : https://www.e-akuntansi.com/resiko-yang-terjadi-dan-prosedur-pengendalian-siklus-
pengeluaran/ )