Anda di halaman 1dari 8

TUGAS I PENGKONDISIAN

UDARA

OLEH :
MUHAMMAD ABUL RAEHAN D091191020

DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS


TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN 2021
1. Sebut dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan termal?
Jawaban :
Terdapat dua kelompok variabel yang mempengaruhi kenyamanan termal, yaitu variabel fisiologis
atau pribadi manusia itu sendiri (metabolisme tubuh, pakaian, dan aktivitas), dan yang kedua
adalah variabel iklim (metabolisme tubuh, pakaian yang dikenakan, dan aktivitas). (Humphreys
and Nicol, 2002)
a. Temperatur Udara
Temperatur udara merupakan salah satu faktor yang paling dominan dalam menentukan
kenyamanan termal. Satuan yang digunakan untuk temperatur udara adalah Celcius, Fahrenheit,
Reamur, dan Kelvin. Manusia dikatakan nyaman apabila suhu tubuhnya sekitar 37%. Temperatur
udara antara suatu daerah dengan daerah lainnya sangat berbeda. Hal ini disebabkan adanya
beberapa faktor, seperti sudut datang sinar matahari, ketinggian suatu tempat, arah angin, arus laut,
awan, dan lamanya penyinaran. Temperatur udara antara suatu daerah dengan daerah lainnya
sangat berbeda. Perbedaaan ini disebabkan adanya beberapa faktor, seperti sudut datang sinar
matahari, ketinggian suatu tempat, arah angin, arus laut, awan, dan lamanya penyinaran.
b. Temperatur Radiant
Temperatur radiant adalah panas yang berasal dari radiasi objek yang mengeluarkan panas, salah
satunya yaitu radiasi matahari.
c. Kelembaban Udara
Kelembaban udara merupakan kandungan uap air yang ada di dalam udara, sedangkan kelembaban
relatif adalah rasio antara jumlah uap air di udara dengan jumlah maksimum uap air dapat
ditampung di udara pada temperatur tertentu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
kelembaban udara, yakni radiasi matahari, tekanan udara, ketinggian tempat, angin, kerapatan
udara, serta suhu. Kelembaban udara menjadi faktor penting dalam kenyamanan termal pada saat
suhu udara mendekati atau melampaui ambang batas kenyamanan dan kelembanan udara lebih
dari 70% serta kurang dari 40%. Pada kondsi di dalam ruang, kelembaban udara ini mempengaruhi
pelepasan kalor dari tubuh manusia. Kelembaban udara yang tinggi akan menyebabkan kalor di
dalam tubuh manusia sulit dilepaskan, sehingga kondisi ini akan menciptakan rasa tidak nyaman.
Untuk mengimbangi kondisi kelembaban yang tinggi ini dibutuhkan kecepatan angin yang cukup
di dalam ruang, sedangkan kelembaban relatif adalah rasio antara jumlah uap air di udara dengan
jumlah maksimum uap air dapat ditampung di udara pada temperatur tertentu. Adapun faktor-
faktor yang mempengaruhi kelembaban udara, yakni radiasi matahari, tekanan udara, ketinggian
tempat, angin, kerapatan udara, serta suhu. (Talarosha, 2005)
d. Kecepatan Angin
Kecepatan angin adalah kecepatan aliran udara yang bergerak secara mendatar atau horizontal
pada ketinggian dua meter di atas tanah. Kecepatan angin dipengaruhi oleh karakteristik
permukaan yang dilaluinya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan angin, antara
lain berupa gradien barometris, lokasi, tinggi lokasi, dan waktu. Angin adalah udara yang bergerak
yang disebabkan adanya gaya yang diakibatkan perbedaan tekanan dan perbedaaan suhu.
Kecepatan angin pada daerah beriklim tropis lembab cenderung sangat minim. Kecepatan angin
umumnya terjadi pada siang hari atau pada musim pergantian. Peranan udara yang bergerak ini
sangat membantu mempercepat pelepasan kalor pada permukaan kulit. Angin membantu
mengangkat uap-uap air yang menghambat pelepasan kalor. Akan tetapi jika angin ini terlalu
kencang maka kalor yang dilepaskan tubuh menjadi berlebih sehingga akan timbul kondisi
kedinginan yang mengurangi kenyamanan termal.(Satwiko, 2009)
e. Insulasi Pakaian
Faktor lain yang mempengaruhi kenyamanan termal adalah jenis dan bahan pakaian yang
digunakan. Salah satu cara manusia untuk beradaptasi dengan keadaan termal di lingkungan
sekitarnya adalah dengan cara berpakaian,misalnya, mengenakan pakaian tipis di musim panas
dan pakaian tebal di musim dingin. Pakaian juga dapat mengurangi pelepasan panas tubuh. Jenis
dan bahan pakaian yang dikenakan juga dapat mempengaruhi kenyamanan termal. Salah satu cara
manusia untuk dapat beradaptasi dengan keadaan termal di lingkungan sekitarnya adalah dengan
cara berpakaian. Misalnya, mengenakan pakaian tipis di musim panas dan pakaian tebal di musim
dingin. Pakaian juga dapat mengurangi pelepasan panas tubuh.
f. Aktifitas
Aktivitas yang dilakukan manusia akan meningkatkan metabolisme tubuhnya. Semakin tinggi
intensitas aktivitas yang dilakukan, maka semakin besar pula peningkatan metabolisme yang
terjadi di dalam tubuh, sehingga makin besar energi dan panas yang dikeluarkan. Berdasarkan
beberapa penelitian sulitnya mencapai suhu netral yang sesuai zona kenyamanan termal
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya karena desain yang menyebabkan radiasi sinar
matahari cukup tinggi (Nugroho, 2011), sirkulasi udara yang disebabkan kecepatan udara relatif
kecil, dan tingginya kelembaban udara karena faktor iklim (tropis lembab). (Kondo et al., 2009).
Sebagian besar penelitian yang dilakukan dalam bangunan dengan iklim tropis lembab persepsi
kenyamanan yang dirasakan oleh penghuni menyatakan kurang dapat menerima kondisi udara
dalam ruang yang disebabkan oleh faktor-faktor tersebut.
Sebagai contoh suatu tempat yag ditempati oleh orang sehat namun tidak untuk orang yang sakit.
Jika kita berada dalam ruangan ber AC dan memakai pakaian terbuka tanpa melakukan apa apa
maka suhu tubuh akan terasa dingin karena faktor aktivitas manusia yang dimana tubuh
mengeluarkan kalor dengan cara konveksi (dibawa oleh udara sekitar) dan diradiasikan (ke
permukaan lingkungan yang suhunya lebih rendah dari suhu tubuh ) , sebaliknya jika kita dalam
ruangam ber AC dan memakai pakaian tertutup sambil melakukan pekerjaan berat tubuh akan
menghasilkan kalor yang utama yaitu penguapan.
2. Apakah yang dimaksud heat gain?
Jawaban :
Heat gain atau perolehan kalor adalah kuantitas kalor yang masuk ke ruangan dan mealui struktur
ruangan atau yang berasal dari sumber sumber kalor dari luar dan dari dalam ruangan. Yang
dimana radiasi panas matahari yang masuk ke dalam ruangan melaui jendela akan memanasi lantai
dan benda lain di dalam ruangan, kemudian memindahkan panas dari lantai dan benda tersebut
kepada ruangan. Perhitungan dalam heat gain standar adalah perhitungan yang dilaksanakan
dengan anggapan bahwa udara ruangan harus dapat dipertahankan konstan pada temperature dan
kelembaban tertentu selama 24 jam. Perolehan Kalor mengacu pada transfer panas ke rumah
melalui berbagai sumber. Sumber utama kalor adalah matahari, dan penyerapan kalor oleh struktur
akan meningkat secara dramatis selama bulan-bulan musim panas karena radiasi matahari
meningkat. Namun, lingkungan rumah juga dapat memperoleh kalor dari pengoperasian peralatan,
penerangan, dan perlengkapan lainnya. Sangat mudah untuk mencatat dampak oven di dapur
selama musim apa pun. Banyak orang menghindari memanggang selama bulan-bulan musim
panas karena alasan ini. Sistem kenyamanan rumah Anda menyediakan obat untuk kelebihan panas,
dan semakin intens perolehan panas selama musim, semakin banyak peralatan bekerja untuk
memoderasi suhu di struktur.

3. Jelaskanlah prosedur perhitungan beban pengkondisian udara (pendinginan)?


Jawaban :
Dasar perhitungan beban pendinginan dilakukan dengan dua cara, yaitu:
• Perhitungan beban kalor puncak untuk menetapkan besarnya instalasi
• Perhitungan beban kalor sesaat, untuk mengetahui biaya operasi jangka pendek dan jangka
panjang serta untuk mengetahui karakteristik dinamik dari instalasi yang bersangkutan.

Beban pendinginan merupakan jumlah panas yang dipindahkan oleh suatu sistem pengkondisian
udara. Beban pendinginan terdiri dari panas yang berasal dari ruang pendingin dan tambahan panas
dari bahan atau produk yang akan didinginkan. Tujuan perhitungan beban pendinginan adalah
untuk menduga kapasitas mesin pendingin yang dibutuhkan untuk dapat mempertahankan keadaan
optimal yang diinginkan dalam ruang.
Aspek-aspek fisik yang harus diperhatikan dalam perhitungan beban pendingin antara lain :
1. Orientasi gedung dengan mempertimbangkan pencahayaan dan pengaruh angin
2. Pengaruh emperan atau tirai jendela dan pantulan oleh tanah
3. Penggunaan ruang
4. Jumlah dan ukuran ruang
5. Beban dan ukuran semua bagian pembatas dinding
6. Jumlah dan aktivitas penghuni
7. Jumlah dan jenis lampu
8. Jumlah dan spesifikasi peralatan kerja
9. Udara infiltrasi dan ventilasi
Beban pendinginan suatu ruang berasal dari dua sumber, yaitu melalui sumber eksternal dan
sumber internal.
a. Sumber panas eksternal antara lain :
• Radiasi surya yang ditransmisikan melaui kaca
• Radiasi surya yang mengenai dinding dan atap, dikonduksikan kedalam ruang dengan
memperhitungkan efek penyimpangan melalui dinding
• Panas Konduksi dan konveksi melalui pintu dan kaca jendela akibat perbedaan temperatur.
• Panas karena infiltrasi oleh udara akibat pembukaan pintu dan melalui celah-celah jendela.
• Panas karena ventilasi.
b. Sumber panas internal antara lain :
• Panas karena penghuni
• Panas karena lampu dan peralatan listrik
• Panas yang ditimbulkan oleh peralatan lain

Beban pendinginan total merupakan jumlah beban pendinginan tiap ruang. Beban ruang tiap jam
dipengaruhi oleh perubahan suhu udara luar, perubahan intensitas radiasi, surya dan efek
penyimpanan panas pada struktur/dinding bagian luar bangunan gedung.
Dalam sistem pendingin dikenal dua macam panas atau kalor yaitu panas sensible (panas yang
menyebabkan perubahan temperatur tanpa perubahan fase). Setiap sumber panas yang dapat
menaikkan suhu ruangan ditandai dengan naiknya temperatur bola kering (Tdb) akan menambah
beban panas sensible.
Panas laten yaitu : panas yang menyebabkan perubahan fase tanpa menyebabkan perubahan
temperatur misalnya : kalor penguapan. Setiap sumber panas yang dapat menambah beban laten.
Udara yang dimasukkan kedalam ruangan harus mempunyai kelembaban rendah agar dapat
menyerap uap air (panas laten) dan temperatur yang rendah agar dapat menyerap panas dari
berbagai sumber panas dalam ruangan (panas sensible), agar kondisi ruangan yang diinginkan
dapat dipercepat.
Beban ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Penambahan beban sensible
• Transmisi panas melalui bahan bangunan, melewati atap, dinding, kaca, partisi, langit-langit
dan lantai
• Radiasi sinar matahari
• Panas dari penerangan atau lampu-lampu
• Pancaran panas dari penghuni ruangan
• Panas dari peralatan tambahan dari ruangan
• Panas dari elektromotor
b. Penambahan panas laten
• Panas dari penghuni ruangan
• Panas dari peralatan ruangan

c. Ventilasi dan infiltrasi


• Penambahan panas sensible akibat perbedaan temperatur udara dalam dan luar
• Penambahan panas laten akibat kelembaban udara dalam dan luar
Beban pendinginan puncak (total heat load) adalah total panas yang harus diambil oleh suatu
sistem pendingin. Secara umum terdiri dari :
a. Panas konduksi (Q1)
Beban panas yang melalui dinding disebut sebagai beban kebocoran dinding, yaitu banyaknya
panas yang bocor menembus dinding ruang dari bagian luar ke dalam. Karena tidak ada insulasi
yang sempurna, maka akan selalu ada beban panas yang berasal dari luar ke dalam ruangan, karena
suhu di dalam ruangan lebih rendah dari pada suhu di luar ruangan. Gambar 9.11. menunjukkan
skema perpindahan panas melalui dinding.
Panas yang masuk melalui dinding dan atas:

dimana Q = jumlah panas (W)


U = koefisien perpindahan panas total (W/m2 K)
A = luas permukaan (m2)
(to-ti) = perbedaan suhu dalam dan luar ruang pendingin (K)
Koefisien perpindahan panas total (U) dihitung dengan persamaan:

Dimana x = tebal bahan insulasi (m)


k = konduktivitas termal bahan (W/m K)
h = koefisien perpindahan panas konveksi (W/m2 K)
b. Field Heat (Q2)
Beban kalor yang dibawa oleh produk yang akan didinginkan atau disimpan:

dimana Q = jumlah panas (KJoule)


m = berat dari produk yang didinginkan (kg)
Cp= panas jenis dari produk di atas titik beku (KJoule/kg K)
ΔT= perubahan suhu produk (K)
c. Panas Respirasi (Q3)
Panas yang diperoleh dari produk sebagai akibat dari proses respirasi.
d. Beban lampu (Q4)

e. Service load (Q5)


Service load adalah panas lain yang timbul dalam proses operasi pendinginan seperti kipas,
operator, udara luar ketika pintu dibuka, motor listrik dan panas infiltrasi dari penyekat dan rak
pendingin. Diperkirakan besarnya adalah sekitar 10% dari total konduksi panas, field heat dan
panas respirasi.

4. Sebutkanlah data yang diperlukan untuk menghitung beban kalor suatu ruangan?
Jawaban :
Data yang diperlukan untuk menghitung beban kalor suatu ruangan yaitu :
1. Luas ruangan
2. Volume ruangan
3. Temperatur, kelembaban relatif, dan perbandingan kelembaban yang ditetapkan
sebagai titik perancangan
4. Nama bulan perancangan
5. Temperature dan perubahan temperature udara luar, dan perbandingan kelembaban
6. Temperature udara luar sesaat

5. Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan kalor sensibel dan kalor laten?
Jawaban :

Kalor Sensible adalah kalor yang digunakan oleh suatu zat untuk merubah temperatur zat
tersebut.
Kalor laten adalah Kalor laten adalah panas yang diserap oleh suatu badan atau sistem
termodinamika selama proses dengan suhu konstan.

Anda mungkin juga menyukai