Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
“KEHAMILAN EKTOPIK”
Disusun Oleh :
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan berkah,
rahmat, dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas Reproduktive System In
Nursing II tentang “Kehamilan Ektopik”. Tanpa ada hambatan yang menghambat
penyelesaian makalah ini.
Ucapan terimakasih pun penulis haturkan kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan baik berupa moral maupun materil yamg sangat berarti bagi penulis. Sehingga atas
kerjasama yang terjalin dapat meringankan beban yang ada.
Penulis menyadari bahwa makalah yang disusun masih terdapat banyak kekurangan
bahkan kekeliruan. Untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat
membangun untuk makalah ini agar menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah yang sisusun
ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Table of Contents
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................................2
1.3. Tujuan....................................................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................................................3
2.1. Definisi Kehamilan Ektopik..................................................................................................3
2.2. Klasifikasi Kehamilan Ektopik..............................................................................................3
2.3. Etiologi Kehamilan Ektopik..................................................................................................4
2.4. Patofisiologi Kehamilan Ektopik...........................................................................................7
2.5. Manifestasi Klinis Kehamilan Ektopik..................................................................................9
2.6. Komplikasi Kehamilan Ektopik...........................................................................................10
2.7. Pemeriksaan Penunjang pada Kehamilan Ektopik...............................................................10
2.8. Penatalaksanaan Kehamilan Ektopik...................................................................................12
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK................................................14
3.1. Pengkajian...........................................................................................................................14
3.2. Analisa Data........................................................................................................................19
3.3. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul...................................................................22
3.4. Rencana Asuhan Keperawatan.............................................................................................22
BAB IV PENUTUP............................................................................................................................27
4.1. Kesimpulan..........................................................................................................................27
4.2. Saran....................................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................29
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kehamilan ektopik adalah suatu keadaan dimana kantung gestasi berada diluar
kavum uteri, merupakan keadaan gawat darurat yang paling sering mengancam hidup
pada kehamilan awal. Insidennya di Amerika Serikat meningkat pesat dalam lima
dekade terakhir, dari 4,5 per 1000 kehamilan pada tahun 1970 menjadi sekitar 19,7
per 1000 kehamilan pada tahun 2002.
Kehamilan ektopik masih merupakan suatu penyebab utama dari kematian ibu,
yang meliputi sekitar 4% dari 20 kematian yang berkaitan dengan kehamilan setiap
tahunnya di Kanada. Meskipun terdapat frekuensi yang relatif tinggi dari kondisi
serius ini, deteksi dini masih menjadi tantangan. Hingga pada separuh dari semua
perempuan dengan kehamilan ektopik yang datang ke instalasi gawat darurat,
kondisinya tidak teridentifikasi pada penilaian awal. Meskipun insidens dari
kehamilan ektopik pada populasi umum sekitar 2 % prevalensinya diantara pasien-
pasien hamil yang datang ke instalasi gawat darurat dengan perdarahan atau nyeri
trimester pertama atau keduanya adahah 6% hingga 16%.
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kehamilan ektopik ?
2. Dimana saja terjadinya kehamilan ektopik ?
3. Apa saja yang menyebabkan terjadinya kehamilan ektopik ?
4. Bagaimana proses terjadinya kehamilan ektopik ?
5. Apa saja manifestasi klinis dan tanda dan gejala kehamilan ektopik ?
6. Apa saja dampak atau komplikasi dari kehamilan ektopik ?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada penderita kehamilan
ektopik ?
8. Bagaimana penatalaksanaan yang diberikan pada pasien dengan kehamilan
ektopik ?
9. Bagaimana asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien dengan kehamilan
ektopik ?
1.3. Tujuan
a. Tujuan umum :
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang konsep
teori kehamilan ektopik
b. Tujuan Khusus :
1. Untuk mengetahui definisi kehamilan ektopik
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari kehamilan ektopik
3. Untuk mengetahui penyebab kehamilan ektopik
4. Untuk mengetahuan patofisiologi dari kehamilan ektopik
5. Untuk mengetahui bagaimana manifestasi klinis kehamilan ektopik
6. Untuk mengetahui komplikasi kehamilan ektopik
7. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic kehamilan ektopik
8. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan yang diberikan pada pasien
yang mengalami kehamilan ektopik
9. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang harus diberikan pada pasien
kehamilan ektopik
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
f. Kombinasi kehamilan dalam dan luar Uterus.
Kehamilan ektopik yang paling banyak terjadi adalah dituba, hal ini
disebabkan oleh adanya hambatan perjalanan ovum yang tidak dibuahi ke kavum
uteri, hal ini dapat disebabkan oleh :
a) Adanya sikatrik di pada tuba
b) Gangguan kelainan bawaan pada tuba
c) Gangguan fisiologi pada tuba karena pengaruh hormonal.
4
tertekuknnya tuba dan penyempitan lumen.
c. Kelainan pertumbuhan tuba , khususnya divertikulum, ostium
assesorium dan hipoplasia. Kelainan semacam ini sangat jarang
terjadi
d. Kehamilan ektopik sebelunya dan sesudah sekali mengalami
kehamilan ektopik, insiden kehamilan ektopik berikutnya akan
menjadi 7 hingga 15 persen. Meningkatnya risiko ini kemungkinan
disebabkan oleh salpingitis yang terjadi sebelumnya
e. Pembedahan sebelumnya pada tuba, entah dilakukan untuk
memperbaiki patensi tuba atau kadang-kadang dilakukan pada
kegagalan sterilisasi. Wanita yang pernah mengalami pembedahan
tuba mempunyai risiko kehamilan ektopik yang lebih tinggi. Wanita
dengan kehamilan ektopik yang dilakukan pembedahan konservatif
mempunyai risiko 10 kali lipat untuk mengalami kehamilan ektopik
berikutnya.
f. Abortus induksi yang dilakukan lebih dari satu kali akan
memperbesar risiko terjadinya kehamilan ektopik. Risiko ini tidak
berubah setelah satu kali menjalani abortus induksi, namun akan
menjadi dua kali lipat setelah menjalani abortus induksi sebanyak
dua kali atau lebih. Kenaikan risiko ini kemungkinan akibat
peningkatan insiden salpingitis
g. Tumor yang mengubah bentuk tuba, seperti mioma uteri dan adanya
benjolan pada adneksa
h. Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim. Penggunaan IUD modern
seperti copper T tidak meningkatkan risiko kehamilan ektopik dan
malahan merupakan proteksi terhadap kehamilan. Studi yang lebih
besar yang dilakukan oleh WHO menyatakan bahwa penggunaan
IUD memiliki risiko kurang dari 50% untuk mengalami kehamilan
ektopik dibandingkan dengan yang tidak menggunakan kontrasepsi.
Tetapi apabila pemakaian IUD menjadi hamil maka kehamilannya
kemungkinan besar merupakan kehamilan ektopik. Sekitar 3-4%
kehamilan pada pemakaian IUD asalah ektopik
2. Faktor-faktor fungsional yang memperlambat perjalanan ovum yang
telah dibuahi kedalam kavum uteri
5
a. Migrasi eksternal ovum mungkin bukan faktor yang penting kecuali
pada kasus-kasus perkembangan duktus mulleri yang abnormal,
sehingga terjadi hemiuterus dengan kornu uterina rudimental dan
tidak berhubungan. Risiko terjadinya kehamilan ektopik dapat pula
sedikit meningkat pada wanita dengan satu oviduk kalau saja dia
mengalami ovulasi dari ovarium sisi kontra lateralnya. Kelambatan
pengangkutan ovum yang telah dibuahi lewat saluran tuba atau
oviduk akibat migrasi eksternal akan meningkatkan sifat-sifat infasif
blastokis sementara masih berada di dalam oviduk. Peristiwa ini
mungkin bukan faktor yang penting dalam proses terjadinya
kehamilan ektopik pada manusia
b. Refluk menstruasi pernah dikemukakan sebagai penyebab terjadinya
kehamilan ektopik. Felambatan fertilitasi ovum dengan perdarahan
menstruasi pada waktu sebagaimana biasanya, secara otoritas dapat
mencegah masuknya ovum ke dalam uterus atau menyebabkan ovum
tersebut berbalik kedalam tuba
c. Berubahnya motilitas tuba dapat terjadi mengikuti perubahan pada
kadar estrogen dan progesteron dalam serum. Perubahan jumlah dan
afinitas reseptor adrenergik dalam otot polos uterus serta tuba fallopi
kemungkinan benar menjadi penyebabnya. Segi praktisnya tampak
pada peningkatan insiden kehamilan ektopik yang dilaporkan setelah
penggunaan preparat kontrasepsi oral yang hanya mengandung
progestin. Juga dilaporkan peningkatan insiden kehamila ektopik
sebesar 4 hingga 13 persen diantara para wanita yang pernah
mendapatkan preparat dietilstilbestrol (DES) intrauteri. Kejadian ini
mungkin lebih disebabkan oleh berubahnya motilitas tuba daripada
oleh abnormalitas strukturnya.
3. Peningkatan daya penerimaan mukosa tuba terhadap ovum yang telah
dibuahi. Unsur-unsur ektopik endometrium dapat meningkatkan
implantasi dalam tuba. Meskipun para pengamat pernah melaporkan
adanya fokus-fokus endometriosis dalam tuba fallopi, namun hal ini
merupakan keadaan yang jarang dijumpai
6
2.4. Patofisiologi Kehamilan Ektopik
7
8
9
2.5.
9
lokasinya. Tanda dan gejalanya sangat bervariasi tergantung pada ruptur atau
tidaknya kehamilan tersebut. Adapun gejala dan hasil pemeriksaan
laboratorium antara lain:
a. Amenore
c. Nyeri perut bagian bawah pada ruptur tuba nyeri terjadi tiba-tiba dan
hebat, menyebabkan penderita pingsan sampai shock. Pada abortus tuba
nyeri mula-mula pada satu sisi, menjalar ke tempat lain. Bila darah
sampai diafragma bisa menyebabkan nyeri bahu dan bila terjadi
hematokel retrouterina terdapat nyeri defekasi.
a. Syock Hipovolemia
c. Nyeri pada palpasi : perut penderita biasanya tegang dan agak kembung.
e. Pembesaran Uterus
g. Gangguan berkemih
h. Perubahan darah
10
a. Pada pengobatan konservatif, yaitu jika ruptur tuba telah lama berlangsung (4-6
minggu), terjadi perdarahan ulang (recurrent bledding). Ini merupakan indikasi
operasi.
b. Infeksi
c. Sub-ileus karena massapelvis
d. Sterlitas
Komplikasi kehamilan ektopik dapat terjadi sekunder akibat kesalahan diagnosis,
diagnosis yang terlambat, atau pendekatan tatalaksana. Kegagalan penegakan
diagnosis secara cepat dan tepat dapat mengakibatkan terjadinya ruptur tuba atau
uterus, tergantung lokasi kehamilan, dan hal ini dapat menyebabkan perdarahan masif,
syok, DIC, dan kematian.
11
tenesmus, dapat dinyatakan. Perdarahan per vaginam terjadi setelah nyeri perut bagian
bawah.
12
5. Bila pada penghisapan ditemukan darah, maka isinya disemprotkan pada kain
kasa dan perhatikan apakah darah yang dikeluarkan merupakan :
6. Darah segar berwarna merah yang dalam beberapa menit akan membeku;
darah ini berasal dari arteri atau vena yang tertususk
7. Darah tua berwarna coklat sampai hitam yang tidak membeku, atau yang
berupa bekuan kecil-kecil; darah ini menunjukkan adanya hematokel
retrouterina.
Ultrasonografi : berguna dalma diagnostic kehamilan ektopik. Diagnosis pasti
ialah apabila ditemukan kantong gestasi di luar uterus yang di dalamnya tampak
denyut jantung janin. Hal ini hanya terdapat pada ± 5 % kasus kehamilan ektopik.
Walaupun demikian, hasil ini masih harus diyakini lagi bahwa ini bukan berasal
dari kehamilan intrauterine pada kasus uternus bikornis.
Laparoskopi : hanya digunakan sebagai alat bantu diagnostic terakhir untuk
kehamilan ektopik, apabila hasil penilaian prosedur diagnostic yang lain
meragukan. Melalui prosedur laparoskopik, alat kandungan bagian dalam dapat
dinilai. Secara sistematis dinilai keadaan uterus, ovarium, tuba, kavum Douglas
dan ligamentum latum. Adanya darah dalam rongga pelvis mungkin mempersulit
visualisasi alat kandungan, tetapi hal ini menjadi indikasi untuk melakukan
laparotomi.
13
(1) Faktor-faktor yang berhubungan dengan stafmedis
Petugas kesehatan (dokter, perawat, dsb) seringkali cenderung berpikiran
bahwa pasien seharusnya dapat menahan terlebih dahulu nyerinya selama
yang mereka bisa, sebelum meminta obat atau penangannya, hal ini
mungkin dapat dibenarkan ketika kita telah mengetahui dengan pasti bahwa
nyeri itu adalah nyeri ringan, dan itupun harus kita evaluasi secara
komprehensif, karena bisa saja nyeri itu menjadi nyeri sedang atau bahkan
nyeri yang berat, apakah kondisi seperti ini dapat terus dibiarkan tanpa
penanganan? Apakah ketakutan untuk terjadinya adiksi apabila
mendapatkan analgetik dapat menyelesaikan masalah
(2) Faktor-faktor yang berhubungan denganpasien
Pasien adalah manusia yang mempunyai kemampuan adaptif, yang
dipengaruhi oleh faktor biologis, psikologis, sosial, kultural danspiritual
(3) Faktor-faktor yang berhubungan dengansystem
Sebagian pasien di rumah sakit adalah pasien dengan asuransi, yang telah
mempunyai standart tertentu di dalam paket pelayanan mereka, terkadang
pasien membutuhkan obat yang tidak termasuk dalam paket yang telah
ditentukan, sehingga ia harus mengeluarkan dana ekstra untuk itu, ceritanya
menjadi lain ketika ia tidak mempunyai dana ekstra yang dibutuhkan.
b) Manajemen nyeri dengan pendekatan farmakologik
Ada tiga kelompok utama obat yang digunakan untuk menangani rasa nyeri;
1) Analgetika golongan nonnarkotika
2) Analgetika golongan narkotika
3) Adjuvan
c) Prosedurinvasive
14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK
3.1. Pengkajian
1. Keluhan Utama
Nyeri hebat pada perut bagian bawah dan disertai dengan perdarahan selain itu
klien ammeorrhoe.
2. Riwayat penyakit sekarang
Awalnya wanita mengalami ammenorrhoe beberapa minggu kemudian disusul
dengan adanya nyeri hebat seperti disayat-sayat pada mulanya nyeri hanya satu
sisi ke sisi berikutnya disertai adanya perdarahan pervagina :
Kadang disertai muntah
Keadaan umum klien lemah dan adanya syok
Terkumpulnya darah di rongga perut
Menegakkan dinding perut nyeri
Dapat juga menyebabkan nyeri hebat hingga klien pingsan
Perdarahan terus menerus kemungkinan terjadi syok hipovolemik
3. Riwayat penyakit dahulu
Dari faktor paktor pencetus misalnya adanya riwayat endomatritis,addresitis
menyebabkan perlengkapan endosalping, Tuba menyempit / membantu.
Endometritis tidak baik bagian nidasi
4. Status obstetri ginekologi
Usia perkawinan, sering terjadi pada usia produktif 25 – 45 tahun, berdampak
bagi psikososial, terutama keluarga yang masih mengharapkan anak.
Riwayat persalinan yang lalu, Apakah klien melakukan proses persalinan di
petugas kesehatanatau di dukun
Grade multi
Riwayat penggunaan alat kontrasepsi, seperti penggunaan IUD.
Adanya keluhan haid, keluarnya darah haid dan bau yangmenyengat.
Kemungkinan adanya infeksi.
5. Riwayat kesehatan keluarga
kaji kesehatan suami
15
Suami yang mengalami infeksi system urogenetalia, dapat menular pada
istri dan dapat mengakibatkan infeksi pada celvix.
6. Riwayat Psikososial
Tindakan salpingektomi menyebabkan infertile. Mengalami gangguankonsep diri,
selain itu menyebabkan kekhawatiran atau ketakutan
7. Pola aktivitas sehari – hari
a. Pola nutrisi
Pada rupture tube keluhan yang paling menonjol selain nyeri adalah Nausea
dan vomiting karena banyaknya darah yang terkumpul dirongga abdomen.
b. Eliminasi
Pada BAB klien ini dapat menimbulkan resiko terhadap konstipasiitu
diakibatkan karena penurunan peristaltik usus, imobilisasi, obatnyeri, adanya
intake makanan dan cairan yang kurang. Sehinggatidak ada rangsangan dalam
pengeluaran faeces.Pada BAK klien mengalami output urine yang menurun <
1500ml/hr, karena intake makanan dan cairan yang kurang.
c. Personal hygiene
Luka operasi dapat mengakibatkan pembatasan gerak, takut untuk melakukan
aktivitas karena adanya kemungkinan timbul nyeri,sehingga dalam personal
hygiene tergantung pada orang lain.
d. Pola aktivitas (istirahat tidur)
Terjadi gangguan istirahat, nyeri pada saat infeksi/defekasi akibathematikei
retropertonial menumpuk pada cavum Douglasi.
8. Anamnesis dan Gejala Klinis
1) Riwayat terlambat haid
2) Gejala dan tanda kehamilan muda
3) Dapat ada atau tidak ada perdarahan pervaginan
4) Terdapat aminore
5) Ada nyeri mendadak disertai rasa nyeri bahu dan seluruh abdomen, terutama
abdomen bagian kanan / kiri bawah
6) Berat atau ringannya nyeri tergantung pada banyaknya darah yang terkumpul
dalam perineum
9. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
16
Mulut : Bibir Pucat
Payudara : Hyperpigmentasi, Hypervaskularisasi, Simetris
Abdomen : Terdapat pembesaran abdomen
Genetalia : terdapat perdarahan pervaginan
Ekstremitas : dingin
Palpasi
Abdomen : uterus teraba lembek, TFU lebih kecil dari
pada UK, nyeri tekan, perut teraba tegang massa pada adnexa
Genetalia : nyeri goyang porsio, kavum douglas menonjol.
Auskultasi
Abdomen : bising usus (+), DJJ (-)
Perkusi
Ekstremitas : Refleks Patella +/+
a) Pemeriksaan Fisik Umum
Pasien tampak anemis dan sakit
Didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor
didaerah adneksa.
Kesadaran bervariasi darri baik sampai koma tidak sadar.
Daerah ujung (ekstremitas) dingin.
Adanya tanda – tanda syok hipovolemik, yaitu hipotensi,
pucat, adanya tanda- tanda abdomen akut, yaitu perut
tegang bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding
abdomen.
Nadi meningkat, tekanan darah menurun sampai syok
Peeriksaan abdomen : perut kembung, terdapat cairan
bebas darah, nyeri saat peraban
b) Pemeriksaan khusus:
17
Pemeriksaan ginekologis: seviks teraba lunak, nyeri
tekan, nyeri pada uteris kanan dan kiri
c) Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Hematokrit
Tes kehamilan
d) Pemeriksaan Penunjang/Khusus
Setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat
meningkat.
Pemeriksaan ultrosonografi (USG). Pemeriksaan ini
dapat menggambarkan isi dari rahim seorang wanita.
18
Pemeriksaan USG dapat melihat dimana lokasi kehamilan
seseorang, baik di rahim, saluran tuba, indung telur,
maupun di tempat lain.
USG :
Tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri
Adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri
Adanya massa komplek di rongga panggul
Laparoskopi ─ peranan untuk menegakkan
diagnosa kehamilan ektopik sudah diganti
oleh USG
Laparotomi ─ Harus dilakukan pada kasus
kehamilan ektopik terganggu dengan
gangguan hemostasis (tindakan diagnostik dan
definitif).
Kuldosintesis ─ Memasukkan jarum kedalam
cavum Douglassi transvaginal untuk
menentukan ada atau tidak adanya darah
dalam cavum Douclassi. Tindakan ini tak
perlu dikerjakan bila diagnosa adanya
perdarahan intraabdominal sudah dapat
ditegakkan dengan cara pemeriksaan lain.
Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan
laparotomi.
19
3.2. Analisa Data
19
- nyeri goyang porsio, kavum
douglas menonjol. Menembus lapisan mskularis dan peritoneum
- adanya tumor didaerah adneksa.
Terjadinya ruptur
Nyeri
3. DS : - Kehamilan Ektopik
DO : Kurangnya pengetahuan
- Pasien tidak tahu tentang apa Kurangnya pengetahuan
yang berbeda dari kehamilan
ektopik dan normal
4. DS : - Kehamilan Ektopik
DO :
- menyebabkan kekhawatiran atau Hasil nidasi menembus dan mendesak ruang tumbuh
ketakutan
- Nadi meningkat, tekanan darah Sel telur tumbuh kearah rongga peritoneum Ansietas
menurun sampai syok
20
- Menembus lapisan mskularis dan peritoneum
Terjadinya ruptur
Salpingektomi
Ansietas
21
3.3. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
1. Perubahan Perfusi Jaringan berhubungan dengan Perdarahan dalam rongga
peritoneum
2. Nyeri berhubungan dengan Adanya Ruptur, Perdarahan dalam rongga peritoneum
3. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurang pemahaman atau tidak
mengenal sumber-sumber informasi
4. Ansietas berhubungan dengan proses akan dilakukannya pembedahan
Intervensi Rasional
1. Awasi tanda vital, warna kulit atau 1. Memberikan informasi tentang
membran mukosa dan dasar kuku. derajat/adekuat perfusi jaringan dan
membantu menentukan kebutuhan
intervensi.
22
3. Kolaborasi dengan tim medis yang lain, 3. Mengidentifikasi defisiensi dan
awasi pemeriksaan lab: misalnya: kebuutuhan pengobatan atau terhadap
HB/HT terapi.
Intervensi Rasional
Mandiri Mandiri
1. Tentukan sifat, lokasi dan durasi nyeri. 1. Membantu dalam mendiagnosis dan
Kaji kontraksi uterus hemoragi menentukan tindakan yang akan
ataunyeri tekan abdomen. dilakukan. Ketidak nyamanan
dihubungkan dengan aborsi spontan dan
molahidatiosa karena kontraksi uterus
yang mungkin diperberat oleh infuse
oksitosin. Rupture kehamilan ektropik
mengakibatkan nyeri hebat, karena
hemoragi tersembunyi saat tuba falopi
rupture ke dalam abdomen.
23
jelaskan prosedur.
Kolaborasi Kolaborasi
3. Berikan narkotik atau sedative berikut 3. Meningkatkan kenyamanan,
obat-obat praoperatif bila prosedur menurunkan risiko komplikasi
pembedahan diindikasikan pembedahan.
4. Tindakan terhadap penyimpangan dasar
4. Siapkan untuk prosedur bedah bila akan menghilangkan nyeri
terdapat indikasi
Diagnosa Keperawatan 3 : Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan
kurang pemahaman atau tidak mengenal sumber-sumber informasi
Tujuan : ibu berpartisipasi dalam proses belajar, mengungkapkan dalam istilah
sederhana, mengenai patofisiologi dan implikasi klinis.
Kriteria Hasil : -
Intervensi Rasional
1. Menjelaskan tindakan dan rasional 1. Memberikan informasi, menjelaskan
yang ditentukan untuk kondisi kesalahan konsep pikiran ibu mengenai
hemoragia. prosedur yang akan dilakukan, dan
menurunkan sters yang berhubungan
dengan prosedur yang diberikan.
24
terhadap situasi yang memerlukan setelah pengangkatan tuba/ovarium yang
evaluasi dan tindakan tambahan. sakit.
Intervensi Rasional
1. Pertahankan hubungan yang sering 1. Menjamin bahwa pasien tidak akan sendiri
denngan pasien. Berbicara dan atau ditelantarkan: menunjukkan rasa
berhubungan dengan pasien menghargai, dan menerima orang tersebut,
membantu meningkatkan rasa percaya.
25
diri untuk berbicara dihakimi dan meningkatkan persaan harg
diri dan kontrol.
5. Izinkan pasien untuk merefleksikan rasa 5. Penerimaan perasaan akan membuat pasien
marah,takut, putus asa tanpa dapat menerima situasi
konfrontasi. Berikan informasi bahwa
perasaannya adalah normal dan perlu
diekspresikan.
26
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kehamilan ektopik ialah suatu kehamilan yang berbahaya bagi wanita yang
bersangkutan berhubungan dengan besarnya kemungkinan terjadi keadaan yang
gawat keadaan yang gawat ini dapat terjadi apabila kehamalan ektopik terganggu.
macam-macam kehamilan ektopik berdasarkan tempat implantasinya antara lain :
a. Kehamilan Abdominal
Kehamilan/gestasi yang terjadi dalam kavum peritoneum (sinonim : kehamilan
intraperitoneal)
b. Kehamilan Ampula
Kehamilan ektopik pada pars ampularis tuba fallopii. Umumnya
berakhir sebagai abortus tuba.
c. Kehamilan Servikal
Gestasi yang berkembang bila ovum yang telah dibuahi berimplantasi dalam
kanalis servikalis uteri.
d. Kehamilan Heterotopik Kombinasi
Kehamilan bersamaan intrauterine dan ekstrauterin.
e. Kehamilan Kornu
Gestasi yang berkembang dalam kornu uteri.
f. Kehmailan Interstisial
Kehamilan pada pars interstisialis tuba fallopii.
g. Kehamilan Intraligamenter
Pertumbuhan janin dan plasenta diantara lipatan ligamentum latum, setelah
rupturnya kehamilan tuba melalui dasar dari tuba fallopii.
h. Kehamilan Ismik
Gestasi pada pars ismikus tuba fallopii.
i. Kehamilan Ovarial
Bentuk yang jarang dari kehamilan ektopik dimana blastolisis
berimplantasi pada permukaan ovarium.
j. Kehamilan Tuba
27
Kehamilan ektopik pada setiap bagian dari tuba fallopii
4.2. Saran
28
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, Ida Chandranita Manuaba, dkk (2009). Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta.EGC
Repository.ump.ac.id
29